Anda di halaman 1dari 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN


MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR DAN KESADARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XII IPS SMA Negeri 4 Sidoarjo)

JURNAL

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh

WARSINI
NIM : S. 861308025

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan media Film


Dokumenter untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Kesadaran Sejarah.

Warsini¹, Herman. J. Waluyo², Samsi Haryanto³.


Program Studi Pendidikan Sejarah,
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Warsini1965nov@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk : 1) mengetahui bagaimana
penerapan model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning
(PBL) dengan menggunakan media film dokumenter sejarah sesuai dengan
materi pembelajaran , 2) untuk meningkatkan prestasi belajar dan kesadaran
sejarah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 4 Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan
dengan metode penelitian tindakan kelas dengan pendekatan partisipasi antara
guru dan observer (pengamat). Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPS-3. Dalam
kegiatan proses belajar mengajar meluputi kegiatan guru, kreativitas dan
aktivitas siswa serta hasil belajar. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
pengamatan kegiatan pembelajaran, informan (guru, siswa yang menonjol dan
siswa yang lemah, dokumen dan foto kegiatan pembelajaran. Kegiatan
dilaksanakan dalam tiga siklus dengan tahapan, planning, acting, observing dan
treflecting. Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sejarah di SMA Negeri 4
Sidoarjo adalah 80, dengan prosentase ketuntasan klasikal adalah 75%.
Sedangkan prosentase ketuntasan klasikal minimal untuk sikap kesadaran
sejarah 80%. Setelah diberi tindakan selama tiga siklus hasil penelitian
meninjukkan adanya peningkatan yang dicapai siswa baik dalam hasil belajar
maupun dalam sikap dan kesadaran sejarah.Hasil belajar yang dicapai siswa
pada pra siklus dengan rata-rata 61,29, pada siklus I meningkat menjadi 68,08,
pada siklus II meningkat menjadi 80,80 dan siklus III rata-rata yang dicapai
adalah 85,80 dengan prosentase ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 19,35%
siklus II meningkat 67,75% dan pada siklus III meningkat menjadi 83,87%
sedangkan untuk kesadaran sejarah pada prasiklus rata-rata 64,67 (Rendah),
pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 76,61 (Sedang), pada siklus II
meningkat lagi 107,96 (Sedang) dan pada siklus III menjadi 110,58 (Tinggi)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning, Pembelajaran Sejarah,


Kesadaran SejaraH
A. PENDAHULUAN
Belajar pada hakekatnyaadalah pembelajaran dilakukan oleh
proses interaksi terhadap semua seorang guru dan proses belajar
situasi yang ada di sekitar individu. yang dilakukan oleh siswa dikelas.
Belajar dapat dipandang sebagai Prestasi belajar adalah hasil yang
proses yang diarahkan pada tujuan telah dicapai seseorang dalam
dan proses berbuat melalui berbagai melakukan kegiatan. Menurut
pengalaman. Belajar juga merupakan Blomm yang dikutip oleh (Suharsimi
proses melihat mengamati dan Arikunto (1999 :130) bahwa hasil
memahami sesuatu (Sudjana, 1989 belajar dibedakan menjadi tiga
:28, dalam Esti Nurhayati). aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Aspek kognitf meliputi:
Tujuan pembelajaran adalah
pengetahuan, pemahaman,
kemampuan-kemampuan yang
penerapan, analisis, sintesis dan
diharapkan dimiliki siswa setelah
evaluasi. Berdasarkan fakta yang ada
memperoleh pengalaman belajar.
dilapangan pencapaian nilai siswa
Dengan kata lain tujuan
pada mata pelajaran sejarah masih
pembelajaran merupakan suatu cita-
tergolong rendah.
cita yang ingin dicapai dari
Berdasarkan hasil wawancara
pelaksanaan pembelajaran. Menurut
dengan guru dan siswa memang
Nana Sudjana & Wari Suwaria (1991)
terdapat berbagai kekurangan yang
kemampuan-kemampuan tersebut
berakibat pada rendahnya nilai siswa
mencakup aspek pengetahuan
pada SMA Negeri 4 Sidoarjo , antara
(kognitif), sikap (afektif) dan
lain (1) model atau metode yang
ketrampilan (psikomotor) (Sobry
digunakan dalam pembelajaran
Sutikno, 2013:34)
sejarah masih banyak menggunakan
Memahami metode mengajar
ceramah, (2) belum memanfaatkan
dan mampu menggunakan dalam
media yang sesuai dengan
proses belajar mengajar dikelas
pembelajaran sejarah, (3) belum
merupakan kompetensi yang harus
menerapkan model pembelajaran
dimiliki oleh guru. Berarti berhasil
yang konstruktivisme.
atau tidaknya pencapaian tujuan
Problem based learning
pengajaran setelah proses belajar
adalah suatu model pembelajaran
mengajar diantaranya tergantung
yang melibatkan siswa untuk
pada bagaimana kegiatan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memecahkan suatu masalah melalui Atas dasar latar belakang


tahap-tahap metode ilmiah sehingga masalah diatas tulisan ini
siswa dapat mempelajari menganalisis permasalahan yang
pengetahuan yang berhubungan muncul yaitu penerapan model
dengan masalah tersebut dan Problem Based Learning dengan
sekaligus memiliki ketrampilan Media film dokumenter dapat
untuk memecahkan masalah meningkatkan prestasi dan
(Ward,2002: Stepien,dkk,1993) kesadaran sejarah .
dalam Ngalimun (2014: 89) Ada tiga hasil belajar
(outcomes) yang diperoleh pebelajar
Peristiwa sejarah yang
yang diajar dengan PBL yaitu : (1)
didokumentasikan dalam bentuk
inkuiri dan ketrampilan
film menjadi film dokumenter. Film
memecahkan masalah, (2) belajar
dokumenter sejarah apabila
model peraturan orang dewasa
dijadikan media pembelajaran
(adult role behaveors) dan (3)
sejarah akan dapat menarik minat
ketrampilan belajar mandiri (skills
belajar peserta didik, karena film
for independent learning). Tujuan
merupakan komunikasi
Problem Based Learning adalah tidak
menggunakan audio visual. Media
hanya untuk membantu guru dalam
audio visual menurut ( Wina
menyampaikan informasi yang
Sanjaya, 211 :2012)bahwa media
sebanyak-banyaknya kepada siswa,
film dokumenter kiranya dapat
melainkan juga membantu siswa
mendorong pembelajaran
dalam mengembangkan kemampuan
pembelajaran sejarah menjadi
berpikir kritis dan menyelesaikan
menarik dan pada gilirannya dapat
masalah dengan ketrampilan
meningkatkan prestasi belajar dan
berpikir kritis juga. (Arends dalam
kesadaran sejarah siswa,sebab
Ngalimun (2014 : 91)
mengandung kedua unsur jenis
(Panen, 2001) mengatakan
media yaitu media auditif dan media
bahwa langkah-langkah pemecahan
visual. Film dokumenter juga
masalah dalam PBL paling sedikit
mampu menyuguhkan acara
ada delapan tahapan, yaitu : (1)
wawancara dengan pelaku sejarah
Mengidentifikasi masalah, (2)
diselingi penayangan peristiwa yang
Mengumpulkan data, (3)
terjadi pada saat sejarah
Menganalisis data, (4) Memecahkan
berlangsung dengan mengambil
masalah berdasarkan data yang ada
rekaman arsip nasional.
dan analisisnya, (5) Memilih cara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

untuk memecahkan masalah, (6) sumber belajar dan dimanfaatkan


Merencanakan penerapan untuk memfasilitasi kegiatan belajar.
pemecahan masalah, (7) Melakukan ( Djamarah, 2002:139 ).
uji coba terhadap rencana yang Media film dokumenter
ditetapkan, (8) Melakukan tindakan kiranya dapat mendorong
(action) untuk memecahkan pembelajaran pembelajaran sejarah
masalah. Empat tahap ysng pertama menjadi menarik dan pada
mutlak diperlukan untuk berbagai gilirannya dapat meningkatkan
kategori tingkat berpikir, sedangkan prestasi belajar dan kesadaran
empat tahap berikutnya harus sejarah siswa. Peristiwa sejarah yang
dicapai bila pembelajaran dilakukan didokumentasikan dalam bentuk
untuk mencapai ketrampilam film menjadi film dokumenter. Film
tingkat berpikit tinggi.(Ngalimun, dokumenter sejarah apabila
2014 :94). dijadikan media pembelajaran
Media dalam pembelajaran sejarah akan dapat menarik minat
sejarah memegang peranan dan belajar peserta didik, karena film
posisi yang sangat penting. Menurut merupakan komunikasi
Atwi Suparman (1997), dalam menggunakan audio visual.
aktivitas pembelajaran, media dapat Hipotesis yang diajukan
diartikan sesuatu yang dapat peneliti dalam penelitian ini adalah
membawa informasi dan bahwa penerapan model PBL dengan
pengetahuan dalam interaksi yang media Film dokumenter dapat
berlangsung antara guru dan siswa. dilaksanakan di kelas XII IPS SMAN 4
Hal ini dikarenakan media Sidoarjo, penerapan PBL dengan
membantu dalam menggambarkan media film dokumenter secara tepat
dan memberikan informasi tentang dapat meningkatkan prestasi dan
peristiwa yang terjadi pada masa pelaksanaan PBL dengan film
lampau. Peranan media yang lain dokumenter secara tepat dapat
adalah sebagai pengembang konsep meningkatkan kesadaran sejarah.
generasi serta membantu dalam Berdasarkan latar belakang
memberikan pengalaman yang dan teori diatas maka dapat diambil
abstrak seperti melalui bukti teks rumusan masalah antara lain :(1).
menjadi bahan yang jelas dan nyata. Bagaimana penerapan model
Selain peranan tersebut, menurut problem based learning dengan
Sarifudin menyatakan bahwa media media film dokumenter pada materi
pembelajaran berfungsi sebagai menganalisis peristiwa sekitar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

proklamasi 17 Agustus 1945 di kelas tindakan dengan siklus I, II dan III


XII IPS SMAN 4 Sidoarjo, (2) masing-masing siklus diawali
bagaimana penerapan model PBL dengan rencana tindakan,
dengan media film dokumenter pelaksanaan meliputi kegiatan inti
dapat meningkatkan prestasi belajar (eksplorasi, elaborasi , konfirmas),
siswa kelas XII / IPS SMA Negeri 4 kegiatan akhir (penutup), observasi
Sidoarjo? (3). Bagaimana penerapan dan refleksi.
model problem based learning Dalam penelitian ini
dengan media film dokumenter difokuskan pada masalah utamanya
dapat meningkatkan kesadaran yaitu peningkatan prestasi belajar
Sejarah siswa kelas XII / IPS SMA dan kesadaran sejarah. Sedangkan
Negeri 4 Sidoarjo? Dari rumusan tolok ukur keberhasilan prestasi
masalah diatas maka penelitian ini adalah 80% siswa d apat mencapai
bertujuan untuk mengetahui dan target ketercapaian ketuntasan
mendiskripsikan penerapan / minimal (KKM) sesuai dengan
penggunaan model problem based ketentuan sekolah yaitu 80,
learning dengan media film sedangkan untuk kesadaran sejarah
dokumenter dalam meningkatkan adalah 75% siswa memiliki
prestasi dan kesadaran sejarah siswa kesadaran tinggi sesuai dengan
kelas XII / IPS / SMA Negeri 4 angket yang diberikan dan hasil
Sidoarjo. wawancara dengan siswa.
Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar kerja siswa,
B. METODE PENELITIAN post tes, lembar penilaian proses,
Penelitian ini dilakukan di hasil belajar dan angket serta hasil
SMA Negeri 4 Sidoarjo menggunakan dari pengamatan dan interview.
metode penelitian tindakan kelas Validitas data dicek memakai teknik
dalam tiga siklus dengan triangulasi data, triangulasi metode
menggunakan partisipatif antara dan triangulasi peneliti. Temuan
guru dan observer. Sumber data yang dibandingkan (1) Temuan hasil
terdiri dari informan ( Guru Sejarah, pengamatan dengan wawancara, (2)
Siswa yang menonjol/ lebih, siswa temuan hasil dokumen dengan
yang lemah / kurang ). Tempat dan kegiatan pengamatan, dan (3)
peristiwa ( Kelas XII/ IPS-3, pada jam temuan hasil wawancara dengan
pembelajaran berlangsung dengan dokumen, kegiatan analisa data
pengamatan langsung ). Rencana menggunakan interpretasi yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berupa penemuan yang ada dalam penelitian ini. Pada siklus I telah
proses pembelajaran kemudian di disepakati dengan observer
interpretasi yang mengacu pada pembelajaran bersifat klasikal
kerangka teori. dengan menggunakan instrument,
Pendekatan yang digunakan lembar keaktifan siswa, dan lembar
dalam penelitian ini adalah observer guru, media pembelajaran
pendekatan kualitatif dengan jenis film dokumenter, yang
penelitiannya adalah penelitian direncanakan di kelas XII/IPS-3 SMA
tindakan kelas (PTK). Desain Negeri 4 Sidoarjo.
penelitian yang digunakan adalah Pembelajaran disepakati
mengacu pada model Kemmis & Mc sesuai RPP yang peneliti susun
Taggart (1988) yang terdiri dari (1) waktu yang digunakan 1 kali
perencanaan, (2) tindakan, (3) pertemuan atau 2 x 45 menit, materi
observasi dan (4) refleksi). adalah menganalisis peristiwa
Observer atau pengamat sekitar proklamasi, 17 Agustus 1945
yang melakukan pengamatan selama langkah-langkah dalam perencanaan
siklus berlangsung adalah teman tindakan dalam siklus , antara lain ;
sejawat, yaitu Hj Luluk Masruroh, (1) pendahuluan, tahap ini untuk
S.Pd, salah satu guru sejarah di SMA merencanakan dan menyiapkan
Nrgeri 4 Sidoarjo. kelas sebelum pembelajaran
menggunakan media. Kegiatan ini
C. PEMBAHASAN DAN HASIL dimulai seperti biasa guru masuk
PENELITIAN kelas dan salam murid menjawab
Hasil penelitian tentang salam secara serentak, setelah itu
Penerapan Model Problem Based guru mengabsen kehadiran siswa
Learning dengan Media Film dan menyiapkan peserta diskusi.
Dokumenter untuk meningkatkan Dalam fase II (kegiatan inti) a)
Prestasi dan Kesadaran sejarah akan eksplorasi, guru menyampaikan
diuraikan melalui beberapa tahap informasi KD serta
yaitu; (1) Planning (2) Action (3) mendeskripsikan tujuan
Observing (4) Reflecting. pembelajaran serta model
1. Perencanaan dan tindakan siklus I pembelajaran dan media yang akan
Peneliti dan observer dipakai, dan memberi motivasi
mengadakan diskusi untuk dengan beberapa pertanyaan yang
membuat rancangan tindakan pada terkait dengan KD yang
tiap siklus yang dilakukan pada disampaikan. Mengorganisasi siswa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam beberapa kelompok serta kreativitas dan inovatif untuk


memberikan masalah dalam setiap menggugah semangat siswa, seperti
kelompok, menginstruksikan kerja pembaharuan model pembelajar dan
kelompok dan mempresentasikan media lebih mendukung lagi. Karena
apabila sudah selesai. b) elaborasi, penggunaan model PBL dengan
pada fase ini siswa secara bergantian media Film Dokumenter yang
mempresentasikan hasil kerja kurang difahami oleh siswa maka
kelompok didepan kelas c) motivasi belajar dan kesadaran
konfirmasi, memberi kesempatan sejarah masih belum nampak.. Hasil
pada kelompok lain untuk bertanya refleksi menyatakan bahwa
tentang materi yang :Pelaksanaan sintak model PBL
dipresentasikan, guru memberikan masih belum jelas / belum baik,
klarifikasi pada siswa yang menemui antara lain :
kesulitan,.Fase III Dalam kegiatan 1) Tahap Orientasi Masalah :
penutup membuat rangkuman, guru sudah menjelaskan tujuan dan
memberi PR dan melakukan post tes pelaksanaan pembelajaran , siswa
Nilai Siklus I dan KKM : sudah memperhatikan tetapi saat
Keterangan Siklus I Prosentase pembentukan kelompok diskusi
(orang) siswa mempermasalahkan anggota
Nilai 80,65 %
kelompok sehingga waktu
dibawah 25
KKM pembelajaran kurang lancar dan
Nilai sama 12,90 % memerlukan waktu yang lama untuk
dengan 4
diskusi.
KKM
(2) Tahap Mengorganisasi siswa
Nilai diatas 6,45 % untuk belajar : guru memberi tugas /
KKM 2
masalah dan setiap kelompok
Nilai rata- 68,08 memecahkannya
rata
(3) Tahap membimbing kegiatan
diskusi : guru sudah memotivasi
Berdasarkan tabel nilai pada siklus I siswa tetapi siswa belum maksimal
dan pencapaian KKM, ternyata dalam mencari berbagai sumber dan
menunjukan bahwa siswa masih hanya terpaku pada buku yang ada.
menunjukan hasil belajar yang (4). Tahap mengembangkan dan
sangat rendah dari pencapaian KKM menyajikan hasil karya: guru
yang ditentukan yaitu 80. Untuk mengarahkan siswa dalam membuat
merubah hal ini diperlukan suatu laporan hasil diskusi, walaupun

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memerlukan waktu yang lama hasil dalam pengorganisasian waktu yang


diskusi selesai dibuat tidak sesuai rencana, guru kurang
(5) Tahap menganalisis proses jelas dalam menerangkan sintak PBL,
pemecahan masalah : presentasi, sehingga siswa bingung dalam
diskusi masih didominasi siswa yang melaksanakannya, guru juga tidak
pandai, walaupun guru sudah memberi penjelasan saat
memberikan motivasi dan dukungan penayangan film dokumenter
serta menjadi fasilitator tetapi sehingga siswa kurang jelas maksud
tanggapan dari kelompok lain masih penayangan media itu, dan siswa
kurang. Masih banyak siswa yang hanya menonton saja, tanpa
pasif mengandalkan anggota menganalisis tayangan media film
kelompok yang pandai. dokumenter yang disajikan.
Masih ditemukan hambatan / Observasi dilakukan pada
kekurangan dalam siklus I antara kegiatan siswa dan guru
lain :1) Pengelolaan waktu masih berdasarkan pengamatan dan
belum maksimal, terutama saat pelaksanaan siklus I secara umum
pembagian kelompok, (2) Pada saat masih belum bisa dikatakan baik
penayangan film dokumenter guru dan masih banyak kekurangannya.
tidak memberi ulasan narasi atau Refleksi Nilai hasil belajar dan
keterangan tentang media. Film kesadaran sejarah siswa dalam
terlalu singkat,(3) Pada saat diskusi siklus I sedikit lebih baik daripada
berlangsung belum semua siswa dalam prasiklus tetapi belum
aktif berpartisipasi dalam mencapai tolok ukur yang telah
kelompoknya, cenderung ditentukan. Dalam siklus I ini siswa
mengandalkan pada siswa yang yang sudah memenuhi KKM baru 6
pandai. 4) Siswa yang sisswa sedangkan yang belum
mempresentasikan hasil diskusi mencapai KKM ada 25 siswa. Perlu
maupun yang memberi tanggapan tindakan yang tepat dalam siklus II
belum maksimal karena siswa masih untuk memperbaiki kekurangan
takut salah dan disalahkan pada siklus I
kelompok lain. 2. Perencanaan dan Tindakan siklus
Pada intinya siklus I sudah II
cukup baik, semua perangkat dan Perencanaan siklus II sudah
media yang diperlukan dalam lebih baik dari siklus I, karena
pembelajaran, sudah disiapkan. dibuat berdasar kendala yang ada
Pelaksanaan siklus I terkendala dalam siklus I. Pelaksanaan siklus II

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sudah lebih baik dari siklus I, Langkah yang digunakan


pengorganisasian waktu sudah lebih sama dengan siklus sebelumnya,
baik, siswa sudah memahi sintak hanya saja ada beberapa penekanan
model PBL karena guru sudah yang dilakukan ntuk memperbaiki
melakukan tindakan yang tepat yaitu siklus I guna meningkatkan mutu
dengan menjelaskan PBL dengan yang ada. Hal hal ini bisa dilihat dari
jelas dan memberi kesempatan hasil yang diperoleh setelah
bertanya pada siswa yang belum dilaksanakan siklus II yaitu sbb:
mengerti tentang PBL, sebelum Keterangan Siklus Prosentase
penayangan film dokumenter guru II
sudah memberitahu untuk (orang)
menghubungkan materi dengan Nilai 10 32,25 %
penayangan film,. Materi psda siklus dibawah
II adalah Upaya mempertahankan KKM
Kemerdekaan Indonesia. Tetapi Nilai sama 6 19,35 %
masih ada siswa yang belum paham dengan
sehingga dalam diskusi belum KKM
terlihat semua terlibat aktif dan
Nilai diatas 15 48, 40 %
siswa yang pandai masih
KKM
mendominasi jalannya diskusi dan
presentasi. Nilai rata- 80,80
Observasi yang dilakukan rata
pada kegiatan siswa dan guru sudah
lebih baik dari siklus I tetapi masih
ditemukan kekurangan dari siswa Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa

maupun guru. Refleksi walaupun hasil belajar dengan model PBL

sedikit tetapi masih ada kendala dalam siklus II untuk siswa yang

dalam siklus II, nilai hasil belajar memperoleh nilai mencapai KKM

dan kesadaran sejarah siswa sudah dan diatas KKM mencapai 21 siswa

lebih baik tetapi belum mencapai (67,74%) dengan rata-rata kelas

tolok ukur yang ditentukan, yaitu 21 mencapai 80,80. Sedangkan untuk

siswa sudah mencapai KKM dan 10 kesadaran sejarah yang mendapat

orang ternyata masih belum skor rendah 3 siswa (9,68%), skor


mencapai KKM, sehingga guru perlu sedang 14 siswa (45,16%) dan skor
meningkatkan perhatian kepda anak tinggi 14 siswa (45,16%). Jika

yang masih belum tuntas dibandingkan dengan siklus I

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memang ada peningkatan tetapi mencapai tolok ukur yang telah


belum memenuhi target yang ditetapkan dan tidak ada lagi
diharapkan. kendala yang ditemukan dalam
siklus III. Hal ini terbukti sampai
3. Perencanaan dan tindakan Siklus akhir siklus 3 hanya ada 5 siswa
III tidak mencapai KKM Dari hasil
Perencanaan dalam siklus III analisa hasil belajar dengan
merupakan usaha perbikan dari penerapan model PBL dan media
temuan dalam siklus II, sehingga film dokumenter menunjukkan
sudah dapat disiapkan dengan labih siswa yang mencapai nilai 80 keatas
baik lagi. Pelaksanaan siklus III sebanyak 26 siswa atau 83,87%
sudah baik, kegiatan belajar berjlan dengan rata – rata 85,80.
dengan lancar. Materi pembelajaran Berdasarkan hasil yang
adalah Pelaksanaan Demokrasi dicapai pada siklus I,II, dan III,
Liberal. Kegiatan guru dan siswa terdapst relevansi dengan teori yang
sudah bisa menyatu, saat dijadikan sebagai acuan dalam
penayangan film siswa sudah dapat penelitian. Penerapan model Problem
menganalisis dan menghubungkan Based Learning yang diterapkan
materi dengan film dokumenter sesuai dengan teori belajar
yang disajikan, jalannya diskusi konstruktivisme, siswa pada
sudah berjalan dengan lancar,siswa akhirnya bisa membangun
sudah aktif dalam diskusi maupun pengetahuan baru dengan
presentasi sehingga tidak tampak mengembangkan pengetahuan yang
ada yang mendominasi. Pada saat sebelumnya dimiliki. Siswa
presentasi siswa sudah dapat membangun atau mengkonstruksi
menganalisis bahkan mencari film pengetahuan yang telah dimiliki
yang sesuai dengan materi yang dengan pengetahuan yang baru
dibahas. untuk menyelesaikan masalah.
Observasi, siswa sudah Model PBL menghasilkan siswa yang
terbiasa menggunakan PBL, sehingga terbiasa menyelesaikan masalah
tanpa penjelasan guru diskusi sudah yang diberikan
berjalan dengan aktif, guru lebih Hasil yang diperoleh dari
berperan sebagai motivator dan siklus III sangatlah bagus, Karena
fasilitator dalam pembelajaran. peneliti sudah bisa memahami
Refleksi, karena nilai hasil belajar permasalahan yang ada dan
dan kesadaran sejarah siswa sudah memberikan solusi. Hal ini bisa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibuktikan dengan hasil pencapaian Dari data hasil yang dicapai


siswa dan hasil kesadaran sejarah disetiap siklus seperti yang tertulis
yang baik. Berikut adalah hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
penapaian nilai siswa pada siklus III : hasil belajar dan kesadaran sejarah
yang dicapai siswa mengalami
peningkatan secara signifikan dari ,
Keteranga Persentas siklus I, siklus II dan siklus III, dan
n Siklus e
sudah mencapai target yang
III(orang
) ditentukan dalam tolok ukur yaitu
Nilai 16,13 % nilai hasil belajar sudah mencapai
dibawah 5 tuntas sebesar 26 siswa (83,87%)
KKM dari ketuntasan minimal (KKM) 80
Nilaisama 12,90 % dan kesadaran sejarah juga sudah
dengan 4 melampaui 75 %
KKM Sedangkan nilai sikap
Nilai diatas 70,97 % kesadaran sejarah dapat
KKM 22 ditunjukkan perkembangannya dari
Nilai rata- 85,80 setiap siklusnya adalah sebagai
rata berikut:
Dapat dilihat dari diagram diatas Tahp NilaiA Nilai B Nilai C
bahwa siswa yang memperoleh nilai (Tinggi (Sedang (Rendah
dibawah KKM sebesar 5 orang ) ) )
(16,13%) , siswa yang memperoleh Pra 3,23 32,26 64,51
nilai sesuai dengan KKM sbesar 4 Siklu
orang (12,90%) sedangkan yang s
memperoleh nilai diatas KKM Siklu 12,90 32,26 54,84
terdapat 22 siswa (70,97 %). Jumlah sI
rata-rata nilai yang diperoleh siswa Siklu 45,15 45,15 9,70
pada siklus III adalah 85,80, KKM s II
yang berlaku di SMA 4 adalah 80,
Siklu 55,85 38,70 6,45
persentase jumlah siswa yang tuntas
s III
mencapai 83,87%. Hal ini berarti
prestasi belajar mengalami kenaikan
Dari diagram diatas dapat
12,72 % bila dibandingkan dengan
diketahui adanya perbaikan sikap
pencapaian rata – rata pada waktu
siswa dari awal siklus sampai akhir
siklus II.
siklus. Perbaikan ini menunjukkan

10

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sikap siswa akan ikut berubah Model Problem Based Learning


tegantung dengan model dengan Media Film Dokumenter
pembelajaran dan media yang untuk meningkatkan Prestasi Belajar
digunakan. Dengan model Problem dan Kesadaran Sejarah. dilakukan
Based Learning dan Media film dalam tiga siklus. Dalam
Dokumenter rata-rata yang di pelaksanaannya pembelajaran
dapatkan naik setiap siklusnya. dengan penerapan model problem
Standar yang digunakan adalah based learning dengan media film
angka 80 dokumnter pada materi
Hasil penelitian ini telah menganalisis peristiwa sekitar
menjawab hipotesis yang diuji oleh proklamasi 17 Agustus 1945 dapat
peneliti, yang menunjukkan dilaksanakan dengan baik di kelas
Penerapan model Problem Based XII IPS SMAN 4 Sidoarjo. Hal ini
Learning dengan media film ditandai dengan hasil pengamatan
dokumenter secara tepat sangat aktivitas siswa yang di pantau
mempengaruhi tingkat kesadaran melalui kegiatan observasi siswa
siswa untuk mengikuti pelajaran yaitu tentang reaksi siswa saat
secara aktif tanpa ada tekanan dari mengikuti pelajaran, keaktifan
guru. penciptaan suasana kelas yang dalam mengajukan pertanyaan,
santai tetapi serius sangat keseriusan dalam mengerjakan
berdampak baik pada peningkatan tugas, keberanian dalam menjawab
nilai yang di capai siswa. pertanyaan dan semangat dalam
mengikuti pembelajaran. Siswa
D. KESIMPULAN DAN SARAN mulai berubah menjadi kritis dan
1. Kesimpulan mampu memecahkan masalah dalam
(a). Penerapan Model Problem kelompoknya, guru dapat
Based Learning dengan Media Film melaksanakan tugasnya hanya
Dokumenter secara tepat sangat sebagai motivator dan fasilitator.
efektif dalam pmbelajaran sejarah di (b). Penerapan Media Film
SMA dibanding dengan model Dokumenter secara tepat dapat
pembelajaran yang lain. Karena meningkatkan prestasi belajar siswa
sejarah memungkinkan siswa terutama dalam materi peristiwa
bersama-sama menggali, mencari sekitar proklamasi dan upaya
dan menemukan konsep. memeprtahankan kemerdekaan. Hal
Proses pelaksanaan ini ditandai dengan nilai
pembelajaran dengan Penerapan ketercapaian Kriteria Ketuntasan

11

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Minimal (KKM) mengalami Dokumenter untuk meningkatkan


peningkatan, hasil pencapaian KKM Prestasi Kesadaran Sejarah” yang
pada kondisi prasiklus. Dari hasil dilakukan sebanyak III siklus secara
prasiklus sebelum diadakan tepat dapat meningkatkan hasil
tindakan, rata-rata mencapai 61,29. belajar dan kesadaran sejarah siswa.
Setelah diadakan tindakan pada Mengacu pada simpulan
siklus I tanpa penjelasan yang detail tersebut maka hendaknya model PBL
tentang model PBL dan penggunaan dengan media Film Dokumenter
media Film Dokumenter diperoleh dapat diterapkan dalam
rata-rata 68,08. Pada siklus II data pembelajaran sejarah dikelas untuk
yang diperoleh mencapai rata-rata mengajak siswa berpikir secara
80,80. Dan dimantabkan pada siklus kritis melalui tayangan film
III dengan perolehan rata-rata kelas dokumenter yang ditemukan
85,80. Dengan meningkatnya hasil /disajikan, yang pada akhirnya
belajar siswa pada setiap siklusnya dapat menumbuhkan kesadaran
ini membuktikan bahwa penerapan sejarah dalam diri siswa.
model PBL dengan media film Sehubungan dengan hal tersebut
dokumenter dapat meningkatkan dalam pembelajaran sejarah dengan
prestasi belajar. penerapan model problem based
(c) Penerapan Model PBL learning guru hendaknya :
dengan film dokumenter dapat
meningkatkan kesadaran sejarah. a. Melibatkan kreatifitas siswa.
Hal ini dapat dibuktikan dengan Sudah jelas dalam sintak PBL,
adanya hasil kesadaran sejarah yang bahwa dengan memberikan masalah
terus meningkat pada setiap dan memecahkannya dalam
siklusnya dan pada akhir siklus III kelompok serta mencari sendiri
perolehan pencapaian adalah lebih media yang cocok/sesuai dengan
dari 75% siswa memiliki kesadarn masalah tentunya sudah melibatkan
tinggi. Perubahan dalam diri siswa kratifitas siswa. Pemanfaatan Film
setelah terjadi proses pembelajaran Dokumenter sebagai media sudah
menjadi aktif, selalu ingin tau, tentu melibatkan kreatifitas siswa,
sering bertanya merupakan bentuk karena tanpa kreatifitas mereka
dari kesadaran itu sendiri. maka penggunaan media ini tidak
Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan. Dengan adanya
berjudul “Penerapan Model Problem pemecahan masalah dan media yang
Based Learning dengan Media Film cocok maka akan menambah

12

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

semangat dan motivasi siswa untk ini akan menumbuhsuburkan


belajar sehingga mereka akan kesadaran sejarah dalam diri siswa.
tertarik dan pada akhirnya tumbuh
kesadaran sejarah yang berdampak c. Memberi Keteladanan
pada meningkatnya prestasi / hasil Guru harus dapat memberikan
belajar. contoh nyata terkait dengan materi /
masalah yang diberikan. Misalnya
b. Pemilihan materi sesuai dengan pada materi peristiwa selitar
dunia nyata proklamasi, maka guru harus bisa
Pemilihan materi yang secara langsung memberikan contoh
dikaitkan dengan kehidupan nyata / bagaimana cara mengisi
kehidupan sehari-hari dapat kemerdekaan. Misalnya sikap ketika
menjadikan pembelajaran tersebut upacara, saat penghormatan kepada
diminati siswa. Mereka dapat belajar bendera Merah Putih, atau sikap saat
dengan rasa senang, tidak pembacaan teks Pancasila. Contoh
membosankan. Film Dokumenter yang diberikan guru haruslah
adalah sebuah film yang menunjukkan keterkaitan sikap yang
mengisahkan kejadian yang positif sehingga dapat
sebenarnya di masa lampau. menimbulkan ketertarikan siswa
Peristiwa sekitar Proklamasi terhadap materi terkait dengan
Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 peristiwa sekitar Proklamasi 17
adalah kehidupan nyata yang semua Agustus 1945, yang akhirnya dapat
orang ingin tahu bagaimana proses meningkatkan prestasi siswa.
kejadian itu. Dengan ditayangkannya
film dokumenter tentang peristiwa d. Menunjukkan Hasil Karya
Pearl Harbour, Bom atom di Siswa perlu dimotivasi untuk
Hirosima dan Nagasaki, peristiwa menunjukkan kreativitasnya berupa
Rengasdengklok, bahkan proses hasil karya sesuai dengan apa yang
penulisan naskah Proklamasi itu sudah dilakukan diantaranya cara
sendiri membuat siswa selalu ingin merangkai film dokumenter untuk
tahu. Film dokumenter adalah media disesuaikan dengan waktu dikelas
yang cocok untuk memutar kembali dan materi ajar yang diberikan.
peristiwa-peristiwa tersebut. Dengan Mengedit film dokumenter dan
melihat fakta yang sebenarnya menyajikan atau mempresentasikan
melalui tayangan film dokumenter didalam kelas adalah sebuah hasil
karya siswa yang perlu dihargai.

13

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sehingga anak akan merasa E. DAFTAR PUSTAKA


memperoleh penghargaan atau Alfiyan, Magdalia, 2007, Pendidikan
pujian dengan hasil karyanya, sejarah dan Masalah yang
sehingga timbul kesenangan dan Dihadapi, Seminar Nasional
kebiasaan utnuk terus berkarya. Bila Ikatan Himpinan Mahasiswa
kretivitas sudah muncul maka Sejarah Se Indonesia,
dengan sendirinya mereka sudah Universitas Negeri Semarang,
mulai berpikir kritis dan pada Semarang 16 april 2007
akhirnya akan menimbulkan
Anggara Boyi, 2007, Pembelajaran
kesadaran sejarah yang makin kuat
Sejarah yang Berorientasi
dan berakibat pada meningkatnya
Pada Masalah-Masalah Sosial
prestasi belajar siswa.
Kontemporer, Seminar
Nasional Ikatan Himpunan
e. Meningkatkan Pengetahuan
Mahasiswa Sejarah Se
Siswa perlu didorong untuk
Indonesia, Universitas Negeri
lebih meningkatkan pengetahuan
Semarang, Semarang 16 April
tentang pembelajaran sejarah
2007
khususnya tentang Peristiwa sekitar
Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Amir. Muh Taufik, 2009, Inovasi
Agustus 1945 dan Upaya Pendidikan Melalui Problem
mempertahankan Kemerdekaan, Based Learning, Kencana,
agar tumbuh rasa nasionalisme dan Jakarta
menambah wawasan tentang
Burhan Elfanany, 2013, Penelitian
nasionalisme dalam diri siswa. Tindakan Kelas (PTK),
Apabila dalam diri siswa tumbuh Araska , Yogyakarta
rasa nasionalisme dengan sendirinya Daryanto, 2010, Media
kesadaran sejarah akan semakin Pembelajaran, Gava Media,
kuat. Dengan kesadaran sejarah Yogyakarta
yang kuat / tinggi akan berakibat
pada motivasi belajar yang tinggi
pula dan pada akhirnya akan dapat M Sobry Sutikno, 2013, Belajar dan

meningkatkan prestasi belajar Pembelajaran, Holistica,


Lombok
Miftahul Huda, 2013, Model-Model
Pengajaran dan
Pembelajaran, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta

14

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Suharsimi Arikunto, 2012, Penelitian


Ngalimun, 2014, Strategi dan Model Tidakan Kelas, Bumi Haksara,
Pembelajaran, Jakarta
AswajaPresindo, Yogyakarta Syaiful Bahri Djamarah, 2002,
Sri Anitah, 2014, Media Strategi Belajar Mengajar,
Pembelajaran. UNS Press, Rineka Cipta, Jakarta
Surakarta Wina Sanjaya, 2013, Perencanaan
dan Desain Sistem
Pembelajaran, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta

15

commit to user

Anda mungkin juga menyukai