Anda di halaman 1dari 4

Nama : Emillia Renti Aprillianto

NPM : 117040121

Kelas : 3E Akuntansi

TUGAS MERGER DAN AKUISISI

1. Trend perkembangan Merger di dunia, Asia dan Indonesia dari sisi


kuantitasnya dan nilai transaksinya yaitu banyak perusahaan global mulai berpaling
dari sekedar membangun usaha baru dari nol ke merger ataupun akusisi.
Berdasarkan data dari Reuters ini, bahwa Indonesia termasuk negara potensial
dimana pergerakan nilai merger dan akusisinya mengalami kenaikan 16.7% dari tahun
sebelumnya, dimana pada saat yang sama merger dan akuisisi se-Asia Pasifik dan
sedunia mengalami penurunan. Kenaikan ini bisa diartikan sebagai indikator bahwa
investor mulai menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi, dimana jika dapat
berjalan dengan baik mampu memberikan efek yang positif bagi perekonomian
Indonesia dimasa mendatang. Tentu perlu mempersiapkan diri dalam kondisi ini
untuk bertahan dalam persaingan dunia global.

2. Dari proses M&A atas kasus Vodafone ini dimana transaksi pengambil alihan
terbesar di dunia oleh Vodafone (perusahaan telekomunikasi inggris) terhadap
perusahaan telekomunikasi asal Jerman. Transaksi itu dimulai dari keinginan
Vodafone untuk mengakusisi perusahaan aliansinya yaitu Mannesman pada Juli 2000.
Namun karena nominal premium yang diajukan oleh Vodafone saat itu begitu besar
(202,8 juta dollar) sehingga proses akusisi dapat berjalan. Jika dihitung dari
nominalnya, Vodafone berani membayar seratus dua puluh lima koma lima kali dari
book ratio sehingga pihak Mannesmann pun akhirnya tergiur dengan tawaran
tersebut. Di dalam perjanjian awal, nama Mannesmann dijanjikan turut dimasukkan
dalam brand Vodafone tetapi seiring berjalannya waktu, nama tersebut akhirnya
hilang untuk mengurangi biaya pemasaran. Sebelum kasus ini terjadi, pengambil
alihan oleh perusahaan asing sangat sulit dilakukan di negara Jerman karena
pemerintah mengatur pengelolaan perusahaan dalam negara sampai pada tahun 1900-
an. Tetapi kondisi itu berubah di tahun 1900 hingga 2000 (khususnya ketika Jerman
telah kembali bersatu). Namun peristiwa pengambil alihan perusahaan Mannesmann
tersebut menimbulkan shock bagi dunia bisnis di Jerman sehingga perusahaan yang
dahulu cukup pasif mulai bergerak lebih aktif untuk merespon protes yang ada supaya
kasus ini tidak terjadi lagi.
Pembelajaran yang didapatkan dalam kasus ini yaitu bagaimana sebuah proses
merger dan akusisi ini sebenarnya dapat mempengaruhi hingga 1 negara dimana
perusahaan yang sudah lama berdiri pun akhirnya harus hilang dalam persaingan.

3. Perbedaan antara Merger, Akuisisi dan Konsolidasi:


a. Merger dapat didefinisikan sebagai sebuah gabungan antara dua organisasi
atau lebih dimana hanya ada satu perusahaan yang bertahan.
b. Konsolidasi sendiri terjadi jika ada beberapa perusahaan (minimal dua) yang
bergabung dan membentuk sebuah entitas yang baru.
c. Akuisisi merupakan salah satu merger dimana salah satu perusahaan
mengambil alih kepemilikan perusahaan lain sehingga nama target perusahaan
tetap ada tetapi kepemilikannya telah beralih kepada perusahaan yang
mengakuisisi.

4. Berdasarkan jenis Merger dan Akuisisinya yang terjadi antara dua atau lebih
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, secara garis besar merger dan
akuisisi dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu related dan unrelated (berhubungan
dan tidak berhubungan) dimana perbedaan itu terletak pada produk/ jasa yang
ditawarkan apakah masih berhubungan (contoh: perusahaan tekstil dengan perusahaan
baju) atau justru tidak ada hubungan sama sekali (contoh: perusahaan makanan
merger dengan perusahaan mebel).
Kedua kategori tersebut dibagi dalam beberapa tipe dimana ada 2 tipe dalam
kategori related yaitu vertically related dan horizontally related. Hubungan vertikal ini
mengacu pada proses merger akusisi pada 2 perusahaan hulu dan hilir dimana terjadi
penggabungan antara produsen/ supplier dengan distributor atau distributor dengan
retailer/ penjual (contoh: Merck dan Merco). Sedangkan hubungan horizontal terjadi
jika penggabungan tersebut melibatkan perusahaan yang saling bersaing / kompetitor
(contoh: Exxon dan Mobil). Di dalam kategori unrelated dikenal pula hubungan
konglomerasi (conglomerate) dimana 1 induk perusahaan mempunyai banyak
perusahaan lainnya di berbagai bidang (contoh: Phillip Moris dan General Foods).
Setelah melewati kasus-kasus merger dalam gelombang ini akhirnya, dari
2002 hingga saat ini terdapat peningkatan merger-merger raksasa pada industri
telekomunikasi. Hingga sekarang belum ada yang dapat menginterupsi gelombang
merger ini. Alasannya mungkin karena pasar financial yang menurun justru membuat
perusahaan target lebih murah dan merupakan waktu yang tepat untuk mengakuisisi.

5. Pendanaan dalam merger akuisisi Perusahaan yang membeli (bidder) tentu


juga perlu mempertimbangkan bagaimana membiayai proses merger maupun akusisi
yang dilakukan. Dalam konteks Indonesia, salah satu isi dari kelengkapan dokumen
M&A yang diusulkan perusahaan pembeli ke Bapepam-LK berisi mengenai
pernyataan kecukupan dana yang dikeluarkan oleh pihak independen dalam hal ini
bank atau perusahaan sekuritas. Metode dalam pembayaran M&A biasanya ada 3 cara
yaitu menggunakan cash secara penuh, menggunakan surat berharga/saham, atau
gabungan dari keduanya. Dalam konteks Indonesia, model pembayaran dengan kas
paling banyak digunakan dibanding metode lainnya.

6. Beberapa profesional yang terlibat dalam M&A yaitu Ada tiga pihak
professional yang berperan penting dalam proses merger atau akusisi, yakni:
penasehat keuangan (financial advisor), penasehat hukum (legal advisor) dan
penengah (arbitrage).
a. Penasehat keuangan (financial advisor).
Beberapa tugas dari penasehat keuangan adalah mengatur pendanaan,
administrasi keuangan termasuk dalam melakukan penilaian atas perusahaan
yang menjadi target dari sisi keuangan atau lebih dikenal dengan nama
business valuation.
b. Penasehat hukum (legal advisor).
Penasehat hukum membantu organisasi bisnis dalam mengevaluasi perusahaan
target dari sisi hukum yang berlaku. Pihak ini juga terlibat dalam aspek due
diligence yang dilakukan oleh pihak pembeli nantinya.
c. Penengah (arbitrage).
Arbitrage sendiri berasal dari kata arbitrageur yang berarti sesorang yang
membeli saham dalam harga murah dan berharap mendapatkan untung dari
selisih (spread) ketika harga saham naik. Namun untuk kondisi Merger
Arbitrage pihak yang melakukan bukan individu tapi institusi karena modal
yang dibutuhkan sangat besar. Pihak ini mencoba menengahi antara pihak
penjual dan pihak pembeli dan mengambil untuk dari spread (selisih) harga
jual dan beli.

7. Hubungan antara M&A dengan strategi organisasi adalah strategi yang dapat
dilakukan organisasi dalam persaingan bisnis yang ada yang terletak dalam level
“corporate”, atau “corporate level strategy”.

Anda mungkin juga menyukai