Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL KERUSAKAN JALAN DAN PERBAIKANNYA

NAMA: YUNI ARISKA


NPM: 20.22.201.0049

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
2022
A. PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar
kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, antara
kota dengan desa, antara satu desa dengan desa lainnya. Kerusakan-kerusakan yang
terjadi tentu akan berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan pemakai jalan. Oleh
sebab itu penanganan konstruksi perkerasan baik yang bersifat pemeliharaan,
peningkatan atau rehabilitasi akan dapat dilakukan secara optimal apabila identifikasi
jenis kerusakan, persentase kerusakan serta nilai indeks kondisi perkerasan jalan telah
diketahui.

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapat jenis-jenis kerusakan yang terjadi, yaitu
kerusakan Edge Cracking (Cacat Tepi Perkerasan), Potholes (Lubang), Alligator Cracking
(Retak Kulit Buaya), dan Patching and Utility Cut Patching (Tambalan). Sedangkan pada
ruas Jalan Samudin Aman didapat jenis-jenis kerusakan yang terjadi, yaitu kerusakan
Edge Cracking (Cacat Tepi Perkerasan), Potholes (Lubang), Patching and Utility Cut
Patching (Tambalan), dan Alligator Cracking (Retak Kulit Buaya). dan pada ruas Jalan Jati
didapat jenis-jenis kerusakan yang terjadi, yaitu kerusakan Potholes (Lubang), Patching
and Utility Cut Patching (Tambalan), Edge Cracking (Cacat Tepi Perkerasan), Longitudinal
and Transversal Cracks (Retak Memanjang dan Melintang), Depression (Amblas), dan
Block Cracking (Retak Blok).

1. Menghitung kerapatan (density)


Untuk menghitung nilai density digunakan rumus sebagai berikut:
Density (%) = Ad x 100% .................................................................................................. (1)
As
Dimana:
Ad = luas total dari satu jenis kerusakan untuk setiap tingkat
keparahankerusakan (m2)
As = luas total untuk sampel (m2). (Qadrianti 2018)

STA 0+00 – 0+50 pada ruas Jalan G. Obos XII


1) Cacat Tepi Perkerasan (L) = 0,26 x 100 % = 0,13%
4X
50
x 100 % = 4,10%
2) Cacat Tepi Perkerasan (M ) = 8,19
4X
50

STA 0+00 – 0+50 pada ruas Jalan Samudin Aman


x 100 % = 3,97%
1) Cacat Tepi Perkerasan = 5,95
3X
50
STA 1+60 – 1+110 pada ruas Jalan Jati
1) Lubang (L) = 0,07
4 X 50
2) Tambalan = 0,46
4 X 50
3) Cacat Tepi Perkerasan = 0,42 4 X 50
4) Lubang (H) = 0,30
4 X 50x 100 % = 0,21%x 100 % = 0,15%

2. Mencari nilai pengurangan (deduct Value)


Mencari nilai deduct value (DV) yang berupa grafik jenis-jenis kerusakan. Adapun cara
untuk menentukan DV, yaitu dengan memasukkan persentase density pada grafik
masing-masing jenis kerusakan kemudian menarik garis vertikal sampai memotong
tingkat kerusakan (low, medium, high) selanjutnya pada titik potong tersebut ditarik
garis horizontal dan akan di dapat nilai DV.

3. Menjumlah total deduct value


Deduct value yang diperoleh pada suatu segmen jalan yang ditinjau dijumlahkan sehingga
diperoleh total deduct value (TDV). Contoh untuk segmen km 0+00 – 0+50 pada ruas
Jalan G. Obos XII diperoleh total deduct value adalah 19, segmen km 0+00 – 0+50 pada
ruas Jalan Samudin Aman diperoleh total deduct value adalah 16, dan segmen km 1+60 –
1+110 pada ruas Jalan Jati diperoleh total deduct value adalah 76.

4. Mencari nilai pengurangan terkoreksi (Corrected Deduct Value)

Dari hasil deduct value sampai memotong garis q kemudian ditarik garis horizontal. Nilai
q merupakan jumlah deduct value yang lebih dari 5. Misalkan untuk segmen km 0+00 –
0+50 pada ruas Jalan G. Obos XII terdapat 1 deduct value yang lebih dari 5 maka nilai q =
1. Total deduct value adalah 19, q = 1 diperoleh nilai CDV = 19, untuk segmen 0+00 – 0+50
pada ruas Jalan Samudin Aman terdapat 1 deduct value yang lebihdari 5 maka nilai q = 1
deduct value adalah 16 diperoleh nilai CDV = 16, dan untuk segmen km 1+60 – 1+110
pada ruas Jalan Jati terdapat 4 deduct value tetapi nilai deductvalue yang lebih dari 5
hanya ada 2 maka nilai q = 2. Total deduct value adalah 76, q =2 diperoleh nilai CDV = 56.

5. Menghitung nilai kondisi perkerasan

Nilai kondisi perkerasan dengan mengurangi nilai seratus dengan nilai CDV yang
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
PCI = 100 – CDV .............................................................................................................. (2)
Dimana:
PCI(s) = nilai PCI setiap sampel
CDV = nilai CDV untuk setiap sampel. (Qadrianti 2018)

Nilai yang diperoleh tersebut dapat menunjukkan kondisi perkerasan pada segmen yang
ditinjau, apakah baik, sangat baik, atau bahkan buruk sekali dengan menggunakan
parameter PCI sebagai contoh untuk segmen km 0+00 – 0+50 pada ruas Jalan G. Obos
XII, CDV = 11 maka, PCI = 100 – 19 = 81 SEMPURNA (Excellent). untuk segmen km 0+00
– 0+50 pada ruas Jalan Samudin Aman, CDV = 16 maka, PCI = 100 – 16 = 84 SEMPURNA
(Excellent). Dan untuk segmen 1+60 – 1+110 pada ruas Jalan Jati, CDV =56 maka, PCI =
100 – 56 = 44 Sedang (Fair).
6. Rekapitulasi Kondisi Jalan
Tabel 4: Perhitungan Nilai PCI STA 0+00 – 0+950 Jalan G. Obos XII
CDV
N ST MAK 100 - PC
O A S CDV I
1 0 + 00 - 0 + 1 81 Sempurna
50 9 (Excellent )
2 0 + 50 - 0 + 9 1 Sangat Buruk
100 9 (Very Poor )
3 0 + 100 - 0 3 64 Sangat Baik (Very
+ 150 6 Good )
4 0 + 150 - 0 7 93 Sempurna
+ 200 (Excellent )
5 0 + 200 - 0 7 93 Sempurna
+ 250 (Excellent )
6 0 + 300 - 0 1 88 Sempurna
+ 350 2 (Excellent )
7 0 + 350 - 0 2 80 Sempurna
+ 400 0 (Excellent )
8 0 + 500 - 0 1 90 Sempurna
+ 550 0 (Excellent )
9 0 + 600 - 0 1 90 Sempurna
+ 650 0 (Excellent )
1 0 + 650 - 0 7 93 Sempurna
0 + 700 (Excellent )
1 0 + 700 - 0 8 92 Sempurna
1 + 750 (Excellent )
1 0 + 800 - 0 4 58 Sangat Baik (Very
2 + 850 2 Good )
1 0 + 850 - 0 2 72 Sangat Baik (Very
3 + 900 8 Good )
1 0 + 900 - 0 1 86 Sempurna
4 + 950 4 (Excellent )
108
TOTA 1 Sangat Baik (Very
L
77. Good )
21
Sumber: Perhitungan peneliti, 2021

7. Bentuk Penanganan Kerusakan

Penanganan kerusakan jalan dapat dilakukan sesuai dengan jenis kerusakan yang terjadi
pada masing-masing lokasi penelitian, yaitu:
1. Edge Cracking (Cacat Tepi Perkerasan)
Perbaikan edge cracking (cacat tepi perkerasan) dapat dilakukan dengan cara
melakukan penambalan dengan pengaspalan. Dapat juga dilakukan penutupan
retakan/penutupan permukaan
2. Potholes (Lubang)
Perbaikan potholes (lubang) dapat dilakukan dengan cara penambalan lubang
dengan memberi lapisan pengikat (tack coat) kemudian melapisi dengan campuran
aspal beton
3. Patching and Utility Cut Patching (Tambalan)
Perbaikan tambalan dilakukan berdasarkan tingkatannya, jika tingkat kerusakannya
kecil maka tidak perlu diperbaiki, namun jika tingkat kerusakannya besar dapat
dilakukan pembongkaran dan penambalan ulang dengan campuran aspal
4. Longitudinal and Transversal Cracks (Retak Memanjang dan Melintang)
Perbaikan longitudinal and transversal cracks (retak memanjang dan melintang)
dapat dilakukan dengan cara pelapisan dan penutupan (pengisian) retak bahkan
untuk kondisi kerusakan yang parah dapat dilakukan penambalan permukaan.
Perbaikan ini dapat menggunakan chip seal atau slurry seal
5. Depression (Amblas)
Perbaikan Depression (Amblas) dapat dilakukan dengan cara penambalan atau pengaspalan
kembali bila pada kerusakan terdapat retak maka harus digali dan dapat ditambal dengan
material yang sesuai
6. Block Cracking (Retak Blok)
Perbaikan block cracking (retak blok) dapat ditutup dengan larutan emulsi aspal yangdiikuti
dengan penanganan permukaan atau larutan pengisi atau juga dapat dilakukandengan
pemberian lapisan chip seal.

8. JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR

2. Distorsi ( distorsi )

Distorsi adalah perubahan bentuk yang dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar sehingga

terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas. Distorsi dapat dibagi menjadi beberapa
jenis antara lain:

2.1 Alur ( bekas roda )

Alur merupakan kerusakan yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan jalan yang disebabkan
oleh lapis perkerasan yang kurang padat. Berikut tampak kerusakan alur:

2.2 Keriting ( bergelombang )

Keriting merupakan kerusakan alur yang terjadi melintang jalan.

Penyebab kerusakan:
sebuah. Lalu lintas dipakai sebelum perkerasan mantap

b. Aspal yang dipakai memiliki penetrasi yang tinggi

c. Banyak menggunakan aggregat halus, agregat bulat dan licin

Berikut ini tampak keriting jalan:

2.3 Sungkur ( mendorong )

Sungkur merupakan kerusakan yang terjadi akibat deformasi plastis yang terjadi di tempat

kendaraan sering berhenti, tikungan tajam, dan tikungan tajam. Berikut tampak kerusakan
sungkur:
2.4 Amblas ( depresi derajat )

Amblas merupakan kerusakan jalan yang terjadi setempat/tertentu dengan atau tanpa

retakan yang disebabkan oleh kendaraan yang melebihi apa yang direncanakan. Berikut
tampak kerusakan amblas:

2.5 Jembul ( pergolakan )

Jembul merupakan kerusakan yang terjadi setempat dengan atau tanpa retakan yang
disebabkan oleh adanya pengembangan tanah dasar ekspansif. Berikut tampak kerusakan
jembul:
3. Cacat permukaan ( disintegrasi )

Cacat permukaan merupakan kerusakan yang mengarah pada kerusakan secara kimiawi dan

mekanis dari lapis permukaan. Cacat permukaan dapat dibagi menjadi beberpa jenis antara
lain:

3.1 Lubang ( lubang )

Lubang merupakan kerusakan jalan berupa mangkuk yang memiliki ukuran bervariasi dari
kecil sampai besar. Berikut tampak kerusakan lubang:
3.2. Pelepasan butir ( ravelling )

Pelepasan butir merupakan kerusakan jalan yang ditandai dengan melepaskan butir-butir
perkerasan yang dapat terjadi secara meluas. Berikut tampak perbaikan butir:

3.2 Pengelupasan lapis permukaan ( stripping )

Pengelupasan lapis permukaan merupakan kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya antar

lapis permukaan dan lapis permukaannya atau terlalu tipis lapis permukaannya. Berikut ini
tampak kerusakan pengelupasan lapis permukaan:
4. Pengausan ( agregat halus )

Pengausan merupakan kerusakan yang terjadi karena agregat yang berasal dari material yang

tidak tahan aus terhadap roda kendaraan/ agregat berbentuk bulat dan licin. Berikut tampak
kerusakan pengausan:

5. Kegemukan ( pencampuran atau pembilasan )

Kegemukan merupakan kerusakan yang terjadi pada saat temperatur tinggi, dan akan jejak

jejak roda yang dapat disebabkan oleh kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal. Berikut
tampak kerusakan kegemukan:
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas ( utility cut depression )

kerusakan ini merupakan kerusakan yang terjadi karena pemadatan yang tidak memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai