net/publication/336686271
CITATIONS READS
0 10,697
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nur Indah Yana on 21 October 2019.
ABSTRAK
Lembaga legislatif dan lembaga yudikatif di Indonesia bekerja untuk kepentingan
rakyat. Mereka diberi kekuasaan dan wewenang agar dapat menjalankan fungsinya, membuat
peraturan dan menjalankan peraturan. Lembaga ini merupakan penghubung antara warga
negara dengan pemerintahan, birokrasi yang ada berfungsi sebagai jembatan penyalur
kepentingan rakyat agar permasalahan yang ada dapat terselesaikan. Dengan adanya
kekuasaan yang dimiliki oleh lembaga legislatif dan lembaga yudikatif, seringkali terjadi
penyalahgunaan kekuasaan yang mengakibatkan penyimpangan dan berdampak buruk bagi
kepentingan rakyat.
LATAR BELAKANG
Lembaga legislatif dan lembaga yudikatif merupakan pemisahan kekuasaan yang
mencegah agar tidak ada satu orang atau kelompok yang berkuasa terlalu kuat, adanya hal ini
dapat membantu kelangsungan hidup pemerintah. Lembaga legislatif dan lembaga yudikatif
merupakan pilar negara yang senantiasa harus selalu diawasi kinerjanya, setiap pekerjaan
yang lembaga legislatif maupun yudikatif lakukan mempunyai dampak bagi kelangsungan
hidup negara dan rakyat Indonesia. Kinerja mereka akan selalu menjadi perbincangan yang
hangat bagi khalayak publik.
Lembaga legislatif dan lembaga yudikatif diberi kekuasaan yang mana kekuasaan-
kekuasaan itu diberikan dengan harapan agar para anggota lembaga dapat melakukan tugas
mereka dengan baik, efektif dan efisien. Namun, kekuasaan yang diberikan itu tampaknya
seringkali disalahgunakan. Dalam menjalankan tugasnya, kekuasaan yang diberikan kepada
lembaga ini seringkali digunakan dengan sewenang-wenang sehingga terciptalah
penyimpangan, hal yang tidak sesuai dengan nilai kesusilaan atau kepatutan manusia.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang, masalah yang ada awalnya
didasarkan pada penyimpangan berupa penyalahgunaan kekuasan yang dilakukan oleh
anggota lembaga eksekutif dan yudikatif. Rumusan masalah yang dapat ditarik adalah, apa
saja dan bagaimana penyimpangan yang dilakukan oleh lembaga legislatif dan lembaga
yudikatif di Indonesia?
PEMBAHASAN
Lembaga legislatif merupakan lembaga yang bertugas mewakili kepentingan rakyat.
Dalam pemerintahan, lembaga legislatif ini seharusnya memberi solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia, tapi rasa-rasanya solusi-solusi itu jarang
sekali dapat kita rasakan dampaknya. Karena hal ini pun tingkat kepuasan dan kepercayaan
publik terhadap lembaga legislatif ini rendah.
Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Beni Kurnia
Ilahi, mengatakan pelanggaran konstitusi juga dilakukan legislatif, yaitu DPD dan DPR.
Sepanjang tahun 2015 ada 40 kasus pelanggaran yang dilakukan. Sedangkan lembaga
yudikatif, ada delapan kasus pelanggaran yang dilakukan yudikatif.1 Berikut merupakan
beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh lembaga legislatif dan lembaga yudikatif:
Korupsi
Sepertinya korupsi merupakan hal yang tidak pernah lepas dari pelukan pemerintah,
khususnya legislatif. Sepanjang tahun 2018, KPK menangani 178 kasus dan dari total perkara
yang ditangani KPK, 91 di antaranya melibatkan anggota DPR atau DPRD.2 Sedangkan
Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat ada 254 anggota Dewan menjadi tersangka
korupsi sepanjang 2014-2019. Dari angka tersebut, 22 orang di antaranya anggota DPR.3
Lembaga legislatif dan lembaga yudikatif seharusnya mementingkan kepentingan
rakyat. Lembaga legislatif khususnya yang merupakan wakil rakyat sendiri, namun alih-alih
menjadi wakil rakyat, nampaknya anggota legisatif ini malah lebih menjadi wakil partai yang
duduk di parlemen. Bukannya memperjuangkan kepentingan rakyat, mereka lebih banyak
memperjuangkan kepentingan partai mereka, mengenyampingkan public needs. Anggota
1
Andri El Faruqi, ”Pemerintah Pelanggar Konstitusi Terbanyak, Ini Temuannya”, diakses dari
https://nasional.tempo.co/read/741015/pemerintah-pelanggar-konstitusi-terbanyak-ini-temuannya, pada 12
Oktober 2019.
2
Haris Fadhil, “KPK Tangani 178 Kasus Korupsi di 2018, Terbanyak Libatkan Legislatif”, diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-4350420/kpk-tangani-178-kasus-korupsi-di-2018-terbanyak-libatkan-legislatif,
pada 12 Oktober 2019.
3
Rolando Fransiscus Sihombing, “ICW: 22 Anggota DPR Tersangka Korupsi Sepanjang 2014-2019”, diakses
dari https://news.detik.com/berita/d-4500126/icw-22-anggota-dpr-tersangka-korupsi-sepanjang-2014-2019, pada
12 Oktober 2019.
legislatif duduk di kursi parlemen dan lebih banyak mementingkan mereka yang merupakan
petinggi birokrasi atau para pengusaha. Dalam hal ini tentu saja merupakan salah satu
penyimpangan yang dilakukan oleh legislatif.
Korupsi juga tidak lepas dari pelukan lembaga yudikatif, lembaga ini pun ikut tergoda
godaan korupsi yang dilakukan hakim-hakim nakal. Hal ini berhasil diungkapkan oleh KPK
yaitu OTT yang dilakukan oleh hakim-hakim MK. KPK berhasil menangkap hakim-hakim
MK yang terjerat korupsi. Adanya hal ini mencoreng nama hakim yang seharusnya tegak
untuk membela kebenaran. Hal ini pun membuat citra yudikatif kian menurun di khalayak
publik.
Performa Lembaga
Performa Lembaga Legislatif kita minim prestasi atau pencapaian. ICW mencatat
Performa DPR periode ini (2015-2019) tentu tak sebanding dengan besarnya uang rakyat
yang mereka kelola. Jumlah total APBN yang dialokasikan untuk lembaga legislatif
4
Riyan Setiawan, “Potret DPR & DPD RI Minggu Pertama: Bolos hingga Tidur Waktu Sidang”, diakses dari
https://tirto.id/potret-dpr-dpd-ri-minggu-pertama-bolos-hingga-tidur-waktu-sidang-ejfU, pada 16 Oktober 2019.
sepanjang 2015-2019 mencapai Rp 26,14 triliun. Rata-rata, anggaran DPR per tahun sebesar
Rp 5,23 triliun.5
Pada lembaga yudikatif, dampak dari putusan mereka hanya dirasakan oleh mereka
yang mendaftarkan perkaranya ke lembaga yang bersangkutan, sehingga jika terjadi
pelanggaran konstitusi hanya segelintir orang yang dapat merasakan dampaknya.
Penyimpangan yang dilakukan lembaga yudikatif ini lebih mengarah pada
penyimpangan hukum. Berdasarkan catatan Tim peneliti dari Pusat Studi Konstitusi (Pusako)
Universitas Andalas (Unand), lembaga yudikatif melakukan penyimpangan hukum sebesar 33
persen, diikuti pelanggaran HAM sebesar 24 persen, kemudian sosial dan politik yang
masing-masing sebesar 19 persen.6
KESIMPULAN
Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh lembaga legislatif diantaranya
banyak yang berupa penyalahgunaan kekuasaan. Lembaga legislatif tidak lepas dari pelukan
korupsi dan hal ini merupakan penyimpangan yang merugikan rakyat Indonesia. Selain itu,
lembaga legislatif juga banyak yang tidak hadir dan tidak aktif saat rapat atau sidang
berlangsung. Lembaga legislatif Indonesia juga minim prestasi, hal ini membuat mereka yang
disebut wakil rakyat ini tidak dipercayai oleh publik lagi. Publik banyak yang tidak percaya
dan sudah terlanjur kecewa dengan kinerja lembaga legislatif belakangan ini.
Sedangkan lembaga yudikatif juga tidak lepas dengan yang namanya korupsi. Selain
itu, penyimpangan yang sering dilakukan oleh lembaga legislatif lebih banyak kepada
pelanggaran hukum. Jika terdapat pelanggaran konstitusi yang dilakukan oleh lembaga
yudkiatif, hanya sebagian kecil yang dapat merasakan dampaknya.
Dengan adanya kinerja lembaga belakangan ini dapat dikatakan bahwa Indonesia
memiliki kualitas demokrasi yang buruk. Banyak sekali lembaga-lembaga yang sudah
diberikan amanah tetapi banyak yang mengabaikannya. Hal ini membuat kekecewaan
terhadap rakyat Indonesia sehingga banyak rakyat yang tidak percaya lagi dengan lembaga-
lembaga ini.
5
ICW, “Evaluasi DPR 2014-2019”, diakses dari https://antikorupsi.org/id/siaran-pers/evaluasi-dpr-2014-2019,
pada 19 Oktober 2019.
6
Umi Nur Fadilah, “Pusako: Lembaga Yudikatif Banyak Lakukan Penyimpangan”, diakses dari
https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/02/01/o1uau5219-pusako-lembaga-yudikatif-banyak-
lakukan-penyimpangan, pada 19 Oktober 2019.
DAFTAR PUSTAKA
Faruqi, Andri El. 2016. Pemerintah Pelanggar Konstitusi Terbanyak, Ini Temuannya,
(Online), (https://nasional.tempo.co/read/741015/pemerintah-pelanggar-konstitusi
-terbanyak-ini-temuannya, pada 12 Oktober 2019).
Fadhil, Haris. 2018. KPK Tangani 178 Kasus Korupsi di 2018, Terbanyak Libatkan
Legislatif, (Online), (https://news.detik.com/berita/d-4350420/kpk-tangani-178-ka
sus-korupsi-di-2018-terbanyak-libatkan-legislatif, pada 12 Oktober 2019).
Fadilah, Umi Nur. 2016. Pusako: Lembaga Yudikatif Banyak Lakukan Penyimpangan,
(Online), (https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/02/01/o1uau521
9-pusako-lembaga-yudikatif-banyak-lakukan-penyimpangan, pada 19 Oktober
2019).
Fransiscus Sihombing, Rolando. 2019. ICW: 22 Anggota DPR Tersangka Korupsi Sepanjang
2014-2019, (Online), (https://news.detik.com/berita/d-4500126/icw-22-anggota-
dpr-tersangka-korupsi-sepanjang-2014-2019, pada 12 Oktober 2019).
ICW. 2019. Evaluasi DPR 2014-2019, (Online), (https://antikorupsi.org/id/siaran-
pers/evaluasi-dpr-2014-2019, pada 19 Oktober 2019).
Setiawan, Riyan. 2019. Potret DPR & DPD RI Minggu Pertama: Bolos hingga Tidur Waktu
Sidang, (Online), (https://tirto.id/potret-dpr-dpd-ri-minggu-pertama-bolos-hingga-
tidur-waktu-sidang-ejfU, pada 16 Oktober 2019).
Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In
Decision Making, Kader Bangsa Law Review, http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In Indonesia,
International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_1
0_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp-
-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PEN
YITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFEK
_JERA_Oleh ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,
https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin