Anda di halaman 1dari 2

Peran Pemuda islam bagi umat &

bangsa
Tiada hari tampa perang itulah sebuah selogan yang sepantasnya menjadi gambaran dunia
saat ini, dentuman bom dan berbagai misil telah membelah langit dengan suara nya, ribuan
bahkan jutaan peluru telah menembus jutaan nyawa yang tak bersalah, kini islam ibartakan
kapal tua yang sedang di ombang ambingkan oleh badai sejarah dan siap untuk di
tenggelamkan oleh pusaran air kekejaman, pemimpin yang diktator menjadi dasar atas
kepemimpinan nya. Kini islam ibrat musuh abadi parah kafir quraisy yang terus ingin
merentuhkan agama islam sebagai agama yang terbaik dan termulia. Maka ingat firman allah
dalam surah al baqarah ayat 120 yang berbunyi.

ْ‫ضى َولَن‬
ٰ ْ‫ك َتر‬ ٰ ‫ِملَّ َت ُه ْم َت َّت ِب َع َح ٰ ّتى ال َّن‬
َ ‫ص ٰرى َواَل ْال َيه ُْو ُد َع ْن‬
Artinya;” Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum
engkau mengikuti agama mereka.”

Namun ironi nya mata ini seakan ingin bekaca kaca melihat apa yang terjadi pada genarasi
umat islam di zaman sekarang yang dimana anak anak nya tidak terdidik dengan baik dan para
pemuda nya malas beribadah dan yang lebih parah nya lagi ulama nya di butahkan dengan
uang. Seakan akan kita berda di umbung kemuliaan, namun terus menerus merangkak ke
dalam keszaliman, kemana perginya umat islam yang dikatakan sebagai umat terbaik dan yang
termulia maka ingat firman allah swt dalam qur`an surah ali imran ayat 110 yang berbunyi.

Kalian adalah sebaik baik umat ; ‫ا ُ َّم ٍة َخي َْر ُك ْن ُت ْم‬

Yang di turunkan di tengah tengah manusia ; ْ ‫اس ا ُ ْخ ِر َج‬


‫ت‬ ِ ‫لِل َّن‬

Untuk mengajak kepada kebaikan ; ‫ْوفِ ِب ْال َمعْ ُر َتْأ ُمر ُْو َن‬
Melarang kepada kemungkaran ِ ‫ْال ُم ْن َك ِر َع‬
; ‫ن َو َت ْن َه ْو َن‬

Dan beriman kepada allah ; ‫ِبال ٰ ّل َو ُتْؤ ِم ُن ْو َن‬

Namun umat islam di zaman sekrang tak lagi sama dengan umat islam di zaman dahulu yang
diman pemuda nya semangat dalam menuntut ilmu. Karena menjadi umat islam di zaman
sekarang ibrat melawan para penghacur agama ini, bagaimana tidak sebagian orang berdiri
mempertanyakan keimanannya sebagian lagi menjawab, bahwa islam hanyalah tradisi kuno
yang terseok seok dan siap untuk di lupaka. Bagiaman tidak kita hidup di zaman ketika nasehat
adalah kicauan orang orang yang kurang kerjaan, bagaimana tidak kita berislam ketika
masyarakat berpendapat bahwa dakwah merupakan bisikan para dai yang mengutik teks teks
arab dalam al quran sungguh kenyataan yang pahit. Seorang mantan Perdana menteri inggris
William ewart Gladstone [1809-1898]pernah berkata:”percuma saja kita memerangi umat islam,
dan mustahil kita mampu untuk menguasai nya selama di dalam dada para pemuda nya
terdapat al quran dan tugas kita sekrang mencabut al quran dari hati mereka barulah kita akan
menang dan menguasai mereka , minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat
muhammad daripada seribu meriam, maka tanamkan ke hati mereka cinta terhadap dunia dan
seks.

Namun ingatlah catatan indah sejarah ketika agama islam datang di daratan eropa, al quran
menjadi kitab sastra terbaik dan nabi Muhammad menjadi sosok yang paling berpengaruh
hingga saat ini. Di hadapan allah seorang raja dengahn berbagai harta nya ibarat seorang
pengemis. Di hadapan allah seorang kesatria berkuda yang kekuatan nya terkenal seantero
dunia, ibarat bayi yang tak memiliki daya. Di hadapan allah seorang cendikiawan muda
sekalipun hanylah orang orang yang mengambil setetes ilmu dari luasnya samudra
pengatahuaan allah. Apalagi yang kurang dari islam yang menjadikan rasulullah sebagai suri
tauladan yang baik, apalagi yang kurang dari islam yang ketika eropa hanyalah sebuah daratan
yang di ambang kehancuran maka islam datang bagai bak mentari yang tak henti henti nya
menyinari. Apalagi yang kurang dari islam, yang kurang dari islam hanyalah proklamsi iman dan
pembuktiaan takwa. Maka ingatlah Bung karno pernah berkata: “ berikanlah aku 10 pemuda
maka akan ku guncangkan dunia dan ku hitam putihkan” begitu besar nya peran pemuda
terhadap bangsa dan ummat ini, jika di zaman penaklukan konstantinopel orang berperang
dengan pedang dan tameng dengan berguyuran darah, jika di zaman kemrdekaan Indonesia
orang berperang melawan para penjajah dengan tombak dan tetsan keringat di berengi tetesan
air mata maka di zaman sekarang, kita berperang melawan musuh agama dan bangsa ini
bukan lagi dengan temeng dan pedang tapi dengan buku dan pena.

Anda mungkin juga menyukai