Laporan Sementara - Wandha Prita K - P27834021047 - Analisa Kadar Air
Laporan Sementara - Wandha Prita K - P27834021047 - Analisa Kadar Air
Disusun oleh :
Wandha Prita Kumalasari
P27834021047
Dosen pembimbing :
Ayu Puspitasari, S.T , M.Si
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar air dalam bahan pangan (terasi)
C. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Dicuci cawan porselen hingga bersih dan di lap menggunakan tissue
3. Cek silika gell pada desikator, jika warnanya tidak biru maka aktifkan dengan cara
dipanaskan menggunakan oven pada suhu 100ºC hingga berubah warna menjadi biru
4. Kemudian atur suhu 105ºC pada oven dan biarkan stabil selama 15 menit sebelum
digunakan untuk proses pengeringan
5. Cawan porselen dan tutup dikeringkan didalam oven dengan posisi cawan terpisah
dari tutupnya dan tidak boleh menempel pada dinding oven selama 15 menit
6. Cawan porselen dimasukkan kedalam desikator selama 20 menit untuk proses
pendinginan
7. Ditimbang berat cawan porselen tersebut menggunakan neraca analitik dan catat
beratnya
8. Timbang 2 gram terasi dan kemudian diletakkan pada cawan porselin yang telah di
oven
9. Masukkan cawan porselen yang berisi sampel kedalam oven selama 3 jam pada suhu
105ºC dengan tutup terbuka diletakkan di sampingnya dan tidak boleh menyentuh
dinding oven
10. Buka oven, tutup cawan porselen dan keluarkan dari oven, kemudian dinginkan pada
desikator selama 20 menit ( tutup cawan porselen diletakkan disamping)
11. Ditimbang cawan porselen berisi sampel dengan timbangan analitik dan catat
beratnya
12. Ulangi prosedur no 8 dan 9 sebanyak 2 kali hingga diperoleh berat konstan
D. Hasil
Terasi dengan konsistensi sedikit kasar (A)
Terasi dengan konsistensi lembek berwarna merah bata (B)
Terasi dengan konsistensi lembek berwarna hitam (C)
Perhitungan :
Berat sampel awal sebelum pengeringan (W¹)
Sampel A = 2,001
Sampel B = 2,001
Sampel C = 2,000
Berat cawan kosong setelah dikeringkan (W⁰)
Sampel A = 41,749
Sampel B = 39,068
Sampel C = 38,961
Berat cawan + sampel sebelum di oven
Sampel A = 43,750
Sampel B = 41,069
Sampel C = 40,961
Cawan + sampel setelah dikeringkan (1) (W²)
Sampel A = 43,409
Sampel B = 40,504
Sampel C = 40,340
Cawan + sampel setelah dikeringkan (2) (W²)
Sampel A = 43,382
Sampel B = 40, 475
Sampel C = 40,267
Berat Konstan
Cawan dan sampel setelah dikeringkan pertama – Cawan dan sampel setelah
dikeringkan kedua
- Sampel A
43,409 - 43,382 = 0,027 gram
- Sampel B
40,504 - 40, 475 = 0,029 gram
- Sampel C
40,340 - 40,267 = 0,073 gram
Presentase Kadar Air
Keterangan
W = Berat sampel setelah dikeringkan (gram)
W0 = Berat cawan porselen setelah dikeringkan (gram)
W1 = Berat sampel awal sebelum pengeringan (gram)
W2 = Berat cawan porselen berisi sampel yang telah dikeringkan (gram)
- Sampel A
W
Kadar air (%) = x 100%
W1
W 2−W 0 43,395−41,749
= x 100% = x 100%
W1 2,001
= 82,25 %
- Sampel B
W
Kadar air (%) = x 100%
W1
W 2−W 0 40,489−39,068
= x 100% = x 100%
W1 2,001
= 71,01 %
- Sampel C
W
Kadar air (%) = x 100%
W1
W 2−W 0 40,308−38,961
= x 100% = x 100%
W1 2,000
= 67,35 %
E. Pembahasan
Syarat bobot konstan menunjukkan perbedaan antara berat setelah pengeringan 1 dan 2
dengan selisih 0,0005 gram sedangkan pada analisis kadar air yang dilakukan selisih
yang terjadi melebihi selisih yang ditetapkan untuk syarat konstan hal ini bisa jadi
disebabkan karena keterbatasan waktu pada proses pengeringan bahan uji.