Oleh :
ROIHANATUN PERTIWI
NIM. 145080300111037
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
SANITASI DAN HYGIENE PADA PROSES PEMBEKUAN UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei) DI PT. GRAHAMAKMUR CIPTAPRATAMA,
KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR.
Oleh :
ROIHANATUN PERTIWI
NIM. 145080300111037
kepada:
1. Allah SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan selama
3. Bapak Dr. Ir. Hardoko, MS selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak
4. Bapak Imam Sarjono selaku HR&GA yang telah mengizinkan saya untuk
Malang,
Penulis
iii
ROIHANATUN PERTIWI. 145080300111037 . Sanitasi Dan Hygiene Pada
Proses Pembekuan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Di PT.
Grahamakmur Ciptapratama, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. (di bawah
bimbingan Dr. Ir. Hardoko, MS).
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan usulan PKM dengan judul “Sanitasi dan Hygiene Pada Proses
Pembekuan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Di PT. Grahamakmur
Ciptapratama, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur”. Dalam penyusunannya,
penulis banyak mengambil literatur-literatur yang bersumber dari text book,
artikel, jurnal, maupun prosiding seminar untuk dijadikan tinjauan pustaka yang
dapat mendukung pembuatan laporan ini. Segala kegiatan yang bersangkutan
baik dalam pembuatan proposal magang hingga laporan magang seluruhnya
dibimbing oleh Dr. Ir. Hardoko, MS.
Diharapkan hasil Praktek Kerja Magang ini dapat dijadikan informasi bagi
pengusaha dan masyarakat umum serta mahasiswa. Penulis menyadari bahwa
laporan Praktek Kerja Magang ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran positif yang dapat membangun agar laporan ini
dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. i
PERNYATAAN TELAH MELAKUKAN PRAKTIK KERJA MAGANG ................. ii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... iii
RINGKASAN ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 3
1.3 Manfaat .................................................................................................. 4
1.3.1. Bagi Mahasiswa .............................................................................. 4
1.3.2. Bagi Perusahaan ............................................................................. 4
1.3.3 Bagi Penyelenggara Program ......................................................... 5
1.4 Waktu dan Tempat ................................................................................. 5
vi
4.4.3 Kesejahteraan Tenaga Kerja ......................................................... 35
6. PENUTUP ............................................................................................... 88
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 88
6.2 Saran ................................................................................................... 89
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 27. Proses soaking .............................................................................. 68
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5. Penerapan sanitasi dan hygiene pada pembekuan udang vanamei ..... 80
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah perairan yang
sangat luas hampir ¾ wilayah indonesia terdiri dari wilayah perairan, faktor ini
yang mendorong Indonesia sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di dunia.
manusia. Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung protein
tinggi dan mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh.
Kelebihan lain dari ikan adalah harganya jauh lebih murah jika dibandingkan
dengan sumber protein lainnya. Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizi dari ikan
tergantung pada jenis, umur kelamin, tingkat kematangan, dan kondisi tempat
bahan baku ikan harus ditangani sedini mungkin mengingat sifat ikan yang
kandungan protein tinggi namun kandungan airnya juga tinggi sehingga udang
dilakukan dengan cepat dan baik agar tidak terjadi perubahan baik fisik, kimia,
penerimaan udang sehingga perlu penanganan yang tepat dan cepat (Hariadi,
1
1994). Proses pengolahan udang vannamei menjadi udang beku memerlukan
pengolahannya dalam sebuah pabrik ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
salah satunya yaitu tata letak (layout) pabrik. Tata Letak pabrik merupakan suatu
tersebut.
Pembekuan yang cepat dan penyimpanan dengan fluktuasi suhu yang tidak
Selain itu, kita juga harus memperhatikan Sanitasi dan hygine pada
proses produksi dari awal bahan baku di terima sampai menjadi suatu produk
yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengawasan yang menitik beratkan pada
kesehatan ini, dalam setiap upaya membangun fasilitas sanitasi ini harus
terencana dan teratur. Fasilitas – fasilitas sanitasi ini antara lain adalah: sarana
penyediaan air bersih; kamar kecil; tempat cuci tangan; kamar ganti pakaian;
tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah. Sanitasi ini berhubungan
2
dengan kesehatan manusia terhadap konsumsi produk ikan yang terjaga
mutunya.
bergerak dalam bidang pembekuan udang untuk skala ekspor. Salah satu jenis
udang yang sering diolah adalah udang vannamei. Perusahaan ini memproduksi
udang beku olahan berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh buyer. Untuk
ekspor seperti Jepang dan Amerika. Alasan pemilihan tempat Praktek Kerja
Magang (PKM) pada perusahaan tersebut adalah proses pengolahan dan sistem
salah satu kajian yang dipelajari dalam Jurusan Teknologi Hasil Perikanan.
Selain itu juga untuk berpartisipasi langsung dalam teknik pembekuan udang
1.2 Tujuan
vannamei).
vannamei).
3
4. Memperoleh keterampilan dan pemahaman yang lebih banyak pada
(Litopenaeus vannamei).
1.3 Manfaat
riil.
yang bersangkutan.
4
1.3.3 Bagi Penyelenggara Program
Malang.
Timur, pada tanggal 2 Juli - 4 Agustus 2018, atau sesuai kebijakan dari pihak
perusahaan. Mengenai jam kerja Praktek Kerja Magang (PKM) sesuai dengan
ketentuan, kesepakatan, dan kebijakan dari pihak instansi atau perusahaan yang
bersangkutan.
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
vannamei)
Menurut Amri dan Kanna (2008), Klasifikasi udang vannamei adalah sebagai
berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidea
Genus : Litopenaeus
6
2.1.2 Morfologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
memiliki tubuh yang dibalut kulit tipis keras dari bahan chitin berwarna putih
udang windu atau udang jrebung, sosok udang vaname jauh lebih kecil. Tubuh
udang vanname dibagi menjadi dua bagian besar, yakni bagian cephalothorax
yang terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen yang terdiri atas perut
dan ekor. Cephalothorax dilindungi oleh kulit chitin yang tebal atau disebut juga
dengan karapas (carapace). Bagian cephalothorax ini terdiri dari atas lima ruas
kepala dan delapan ruas dada; sementara tubuhnya (abdomen) terdiri atas enam
ruas dan satu ekor (telson). Bagian depan kepala yang menjorok merupakan
kelopak kepala yang memanjang dengan bagian pinggir bergerigi yang disebut
juga dengan cucuk (rostrum). Bagian rostrum bergerigi dengan 9 gerigi pada
bagian atas dan 2 gerigi pada bagian bawah. Sementara itu, dibawah pangkal
Menurut Amri dan Kanna (2008), Habitat asli udang ini adalah di perairan
pantai dan laut Amerika Latin seperti Meksiko, Nikaragua, dan Puertorico. Udang
ini kemudian diimpor oleh negara-negara pembudi daya udang di Asia seperti
sebagai salah satu jenis udang budidaya tambak, selain udang windu (Panaeous
terkenal lebih dahulu. Habitat udang berbeda-beda tergantung dari jenis dan
udang bersifat bentis dan hidup pada permukaan dasar laut. Adapun habitat
7
yang disukai oleh udang adalah dasar laut yang lumer (soft) yang biasanya
campuran lumpur dan pasir. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa induk udang putih
meter (235 kaki). Menyukai daerah yang dasar perairannya berlumpur. Sifat
hidup dari udang putih adalah catadromous atau dua lingkungan, dimana udang
dewasa akan memijah di laut terbuka. Setelah menetas, larva dan yuwana udang
putih akan bermigrasi kedaerah pesisir pantai atau mangrove yang biasa disebut
daerah estuarine tempat nurseri groundnya, dan setelah dewasa akan bermigrasi
aminonya dari pada daging hewan darat. Asam aminonya tirosin, triptofan dan
sistein lebih tinggi terdapat pada daging udang. Tetapi daging udang
mengandung asam amino histidin lebih rendah. Disamping itu daging udang
(Hadiwiyoto, 1993). Adapun komposisi kimia udang dapat dilihat pada Tabel 1.
Kandungan Komposisi
Air 78,2 %
Protein 18,1 %
Lemak 0,8 %
Karbohidrat 1,4 %
8
Zat besi 140 mg/100g
Kalium 0,81 %
Udang menurut Jacoeb et al., (2008) memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Komposisi kimia daging udang pada umumnya terdiri dari 65,69 – 75,86% kadar
air; 17,77 – 20,31% protein; 0,92 – 1,73% lemak; 0,1 – 1% karbohidrat dan 1,2 –
1,3% abu. Tingginya komposisi kadar air pada daging udang menurut Wijaya
(2015) disebabkan oleh kemampuan bahan untuk mengikat air yang disebut
water holding capacity (WHC). Hal ini menunjukkan bahwa udang vannamei
merupakan bahan pangan yang bersifat mudah rusak (high perishable food).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan daya terima, kesegaran
perpindahan panas dari tubuh ikan yang bersuhu lebih tinggi ke refrigerant yang
pembekuan sangat tergantung pada kecepatan dan suhu pembekuan yang ingin
dicapai. Biasanya proses pembekuan ikan dianggap selesai bila suhu tubuhnya
telah mencapai -12oC, karena pada suhu tersebut sebagian besar cairan yang
9
2.2.1 Prinsip Pembekuan
pembekuan bukanlah cara untuk mensterilkan ikan. Oleh karena itu, sesudah
ikan dibekukan dan disimpan dalam cold storage (ruang beku), tidak akan lepas
1. Sharp Freezing
(refrigerated coli). Pembekuan ini termasuk pembekuan lambat, karena itu tidak
beku didalamnya dengan blower yang kuat. Pembekuan ini dianjurkan karena
4. Immersion Freezing
dan tuna).
10
5. V Cryogenic Freezing
Pencucian 1
Pemotongan kepala
Pencucian 2
Sortasi
Penimbangan
Pencucian 3
Penyusunan
Pembekuan
Penggelasan
11
A
Pendeteksian Logam
Penyimpanan beku
Pemuatan
Gambar 2. Diagram Alir proses pembekuan Udang Vanamei
Bahan baku ditangani secara cepat, cermat dan saniter dalam kondisi
dingin. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bahan baku sesuai spesifikasi.
b. Pencucian 1
cermat dan saniter dalam kondisi dingin. Untuk produk yang tidak mengalami
c. Pemotongan kepala
Kepala udang dipotong dengan atau tanpa alat pemotong dari bagian
atas kepala kebawah secara cepat, cermat dan saniter dalam kondisi suhu
12
dingin. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bahan baku tanpa kepala (headless)
d. Pencucian 2
cermat dan saniter dalam kondisi dingin. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
e. Sortasi
Bahan baku dipisahkan bedasarkan jenis, mutu, dan ukuran. Sortasi mutu
dan saniter dalam kondisi dingin untuk mendapatkan mutu, jenis dan ukuran
f. Penimbangan
cermat dan saniter dalam kondisi dingin. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
g. Pencucian 3
cermat dan saniter dalam kondisi dingin. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
Udang disusun dalam pan pembekuan satu per satu sesuai spesifikasi.
Proses penyusunan dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dalam kondisi
13
dingin. Dengan tujuan untuk mendapatkan susunan udang yang rapi dan sesuai
spesifikasi.
i. Pembekuan
pan. Selanjutnya dimasukkan pada alat pembeku Contact Plate Freezer (CPF)
atau Air Blass Freezer (ABF) untuk semi block dan frozen block, sedangkan
untuk individual Quick Freezing (IQF), produk disebar merata diatas conveyor
belt IQF atau ditebar dalam pan dan dibekukan dalam ABF hingga mencapai
j. Penggelasan
Untuk produk frozen block dicelupkan kedalam air dingin atau disiram air
dingin, sedangkan untuk produk IQF disemprot dengan air dingin dengan tunnel
IQF atau ditampung dalam keranjang dan dicelupkan dalam air dingin secara
cepat, cermat dan saniter. Penggelasan bertujuan untuk melapisi produk agar
inner carton yang telah diberi label. Proses pengemasan dilakukan secara cepat,
cermat dan saniter bertujuan untuk melindungi produk selama penyimpanan dan
l. Pendeteksian logam
spesimennya. Proses dilakukan secraa cepat, cermat dan saniter. Hal ini
14
bertujuan untuk menjamin produk bebas dari serpihan logam yang dapat
membahayakan.
Produk dalam iner carton dimasukkan kedalam master carton yang telah
diberi label. Proses pengepakan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter
dengan mempertahankan suhu pusat udang maksimum -18 oC. Hal ini bertujuan
n. Penyimpanan beku
Produk disusun secara rapi didalam gudang penyimpanan beku dan suhu
o
penyimpanan dipertahankan stabil maksimum -18 C dengan sistem
penyimpanan First In First Out (FIFO). Hal ini bertujuan untuk mempertahankan
o. Pemuatan
Produk dalam kemasan dimuat secara cepat, cermat, saniter dan higinies
dan dimuat dalam alat transportasi yang terlindung dari penyebab yang dapat
15
disekitar tempat proses. Sehingga harus diperhatikan agar produk aman
dikonsumsi.
Dengan menerapkan sanitasi yang tepat dan baik, maka keamanan dari
pangan yang diproduksi akan dijamin aman untuk dikonsumsi. Menurut Sofiana
(2012), sanitasi adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk di
hidup sebagai flora normal pada usus manusia. Bakteri E. Coli dapat
menghasilkan produk dengan mutu mikroobiologi yang lebih baik dan bahaya
16
Hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari
menjaga kebersihannya. Faktor hygiene adalah faktor yang bersumber dari diri
hygiene akan berpengaruh langsung terhadap mutu produk yang dihasilkan dan
prosedur standar yang dapat mencakup seluruh area dalam memproduksi suatu
SSOP untuk kemanan air mencakup petugas dan prosedur standar yang
tertentu. Misalnya, untuk memenuhi standar air minum untuk air yang kontak
dengan makanan dan untuk pembuatan es. Dengan demikian tidak ada
kontaminasi silang antara air yang siap diminum (potable) dan tidak siap diminum
(nonpotable).
yang kontak dengan makanan berisi standar prosedur pembersihan dan sanitasi
yang kontak dengan makanan. Dalam SSOP ini dapat mencakup tindakan-
SSOP ini meliputi fasilitas cuci tangan, sanitasi tangan, serta toilet yang
dan jenis pembersihan yang digunakan. Disamping itu, juga mencakup kebijakan
SSOP ini mecakup tata cara dan jenis pelabelan yang diterapkan pada
yang kontak dengan makanan. Dalam SSOP ini terdapat ketentuan mengenai
cara pelaporan karyawan yang sakit atau mendapatkan perawatan karena sakit.
dan merusak produk tersebut, karena perlu dilakukan pengendalian hama yang
serta dinamika yang ada, Setiap unit usaha seharusnya memiliki &
(SSOP) atau SOP Sanitasi. Peran SSOP semakin dibutuhkan dalam sebuah
19
perusahaan sebagai pedoman dalam melakukan suatu proses karyawanan.
merupakan alat bantu dalam aplikasi GMP dan merupakan sistem pendukung
menjalankan GMP, SSOP juga merupakan syarat aplikasi GMP dapat dipantau
dokumentasi.
disusun secara rinci dan tertulis. SSOP setidaknya mengandung prosedur untuk
adalah produk dari udang segar yang mengalami perlakuan pencucian dengan
atau tanpa perlakuan pemotongan kepala dan pembekuan hingga suhu pusat
mencapai -18 oC atau lebih rendah. Sedangkan untuk persyaratan mutu udang
b. cemaran mikroba
c. Cemaran logam*
- Benda asing*
e. Cemaran Fisik* 0
- Filth
CATATAN *Bila
diperlukan
21
3. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG
dan partisipasi aktif meliputi data primer dan data sekunder. Data kualitatif
meliputi mutu bahan baku, asal bahan baku, alur proses pembekuan Udang
bahan baku, lama waktu produksi, jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi.
peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam
pengumpulan data berupa survei atau observasi (Hermawan, 2012). Data primer
dalam Praktek Kerja Magang ini diperoleh secara langsung dengan melakukan
partisipasi.
a. Observasi
baku, cara melakukan proses pengolahan, dan peralatan yang digunakan dalam
Persyaratan atau kriteria bahan baku baik secara fisik (meliputi ukuran,
pengepakan
23
• Ukuran peralatan (dimensi dan kapasitas)
• Metode pembekuan
• Diagram alir
• Tahapan proses
• Sistem Labelling (Merek dagang, nama produk, ijin edar, komposisi bahan,
• Cara penyimpanan
• Kapasitas penyimpanan
- Frekuensi pembersihan
24
- Kondisi bahan tambahan
- Frekuensi pembersihan
- Ruang penyimpanan
- Loker karyawan
- Kondisi peralatan
- Kebersihan alat
- Frekuensi pembersihan
- Kondisi pabrik
- Kondisi karyawan
- Kesehatan karyawan
25
- Bahan pembersih yang dipakai setelah proses
- Kondisi toilet
- Kualitas air
- Cara pembersihan
- Frekuensi pembersihan
- Sistem pencegahan
- Cara pencegahan
- Frekuensi pencegahan
- Kondisi karyawan
26
- Sistem pencegahan bahan kontaminan
- Cara penyimpanan
- Kapasitas penyimpanan
- Cara pelabelan
- Sistem pelabelan
b. Wawancara
tersedia, sumber teknis pengadaan air, proses pembekuan udang vanamei, serta
27
permasalahan yang terkait selama proses produksi berlangsung.
Ciptapratama?
- Tugas pokok dan fungsi tiap bidang dari PT. Grahamakmur Ciptapratama
28
c. Dokumentasi
informasi. Data yang dikumpulkan ada kemungkinan masih data mentah lalu data
tersebut disimpan. Bisa juga terjadi data yang dikumpulkan sudah diolah lalu
wawancara dan partisipasi yang berupa gambar maupun foto hasil kerja lapang.
• Denah pabrik
• Bagian produksi
c. Foto alat produksi produk pembekuan Udang Kakap Merah (Lutjanus sp).
telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data
29
sekunder ini terbagi kedalam dua jenis yaitu data sekunder eksternal dan data
dari perusahaan, perpustakaan, internet, dan koran yang ada hubungan dengan
yang didapat agar data yang diperoleh lebih valid dan terpercaya.
30
4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Indokom Group. Pendiri Indokom Group yaitu H. Saimi Saleh dan Hj. Siti
Nurhayati. Indokom Group mulai beroperasi pada bisnis makanan laut sejak
tahun 2001 bersama dengan PT. Indokom Samudra Persada (ISP) yang
berfokus pada pengolahan dan ekspor udang beku yang terletak di Bandar
Lampung, Sumatera. Pada tahun 2007, cabang PT. Indo American Seafood
dan ekspor udang beku. Perusahaan ini didirikan tanggal 12 Februari 2008
internasional dari UE, Jepang, dan USFDA dengan HACCP, GMCP, ISO dan
BAP BRC GAA. Untuk menjamin mutu dan pengawasan keamanan pangan
31
4.2 Lokasi Perusahaan
Timur dengan luas tanah sebesar 13.877 m2 dan luas bangunan sebesar 1.414
m2. Denah lokasi PT. Grahamakmur Ciptapratama dapat dilihat pada Lampiran 2.
dan Lay out PT. Grahamakmur Ciptapratama dapat dilihat pada Lampiran 3.
1. Lokasi dekat dengan pemukiman sehingga tersedia tenaga kerja yang akan
komunikasi.
pabrik.
Struktur organisasi merupakan salah satu hal mutlak yang harus dimiliki
oleh setiap perusahaan. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaan karyawanan
batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil terlihat
dalam organisasi sehingga dalam pelaksanaannya tidak terbentur satu sama lain
32
dan hasil yang diperoleh akan lebih terarah. Pada PT. Grahamakmur
penetapan hubungan antar unit dan bagian dalam mencapai tujuan. Untuk
yaitu Marketing, Quality Assurance, Purchasing, HR dan GA, Plant Manager dan
Fin and Acc. Setiap Kepala Bagian ini bekerja sesuai dengan bidang atau
500 orang dimana sebagian besar merupakan tenaga kerja wanita yakni sebesar
344 orang. Tenaga kerja yang terdapat pada PT. Grahamakmur Ciptapratama
pendidikan dasar hingga lulusan perguruan tinggi Strata 1 (S1). Adapun tenaga
33
1. Karyawan harian tetap yaitu karyawan yang bekerja secara tetap di
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak baik
menurut situasi dan kondisi perusahaan. Jumlah hari kerja di PT. Grahamakmur
Ciptapratama adalah enam hari kerja yaitu mulai hari Senin sampai dengan hari
34
Sabtu. Waktu kerja yang ditetapkan oleh PT. Grahamakmur Ciptapratama dapat
tenaga kerja berupa jaminan keselamatan kerja dan sejumlah fasilitas sebagai
berikut ;
35
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
perusahaan. Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud dan tujuan atau dengan kata lain sebagai fasilitas yang
(2001), sarana adalah suatu yang dapat dipergunakan untuk mencapai suatu
sarana dan prasarana yang berkualitas maka tujuan perusahaan akan dicapai
dengan mudah. Adapun sarana pada proses sanitasi dan hygiene yaitu sikat,
sapu, pel lantai, kanebo, wiper, botol spray dan lint roller. Alat – alat tersebut juga
yang telah ditentukan. Prasarana pada proses sanitasi dan hygiene PT.
sarana keseluruhan yang menunjang pada proses produksi yaitu seperti meja
produksi, keranjang, fiber box, timbangan, pisau kupas, blong biru, blong
soaking, hand sealer, hand pallet, trolley, mesin grader dan conveyor manual.
meliputi ruang material, ruang food additive, ruang bahan kimia, ruang peralatan
36
sanitasi dan ruang peralatan. Fasilitas umum meliputi laboratorium, post satpam,
kontaminasi sehingga produk yang dihasilkan tidak baik juga. Peralatan produksi
fiber,pisau kupas, Timba, blong soaking, blong biru, hand sealer, hand pallet dan
trolley. Peralatan produksi dibersikan dengan cara diberi sabun dan digosok-
gosok dengan sikat kemudian dibilas dengan air bersih. Pembersihan dilakukan
dengan cara jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan air untuk
pembersihan sementara.
5.1.1.1.1 Keranjang
untuk tempat bahan baku disortir, wadah bahan baku ketika dicuci dan sebelum
digunakan keranjang disikat dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir
bersih.
menyikat keranjang dengan sabun yang tidak meninggalkan bau lalu keranjang
37
dibilas dengan air yang mengalir agar tidak meninggalkan sisa- sisa bahan baku
agar tidak terkontaminasi dari bahan luar. Kebersihan keranjang dijaga selama
proses berlangsung dengan cara jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan
Gambar 3. Keranjang
.
5.1.1.1.2 Fiber Box
penerimaan bahan baku dan digunakan sebagai wadah penampungan air untuk
mencuci udang vanname. Fiber dipastikan dalam keadaan yang benar- benar
bersih. Setelah digunakan fiber dibersihkan dengan menyikat fiber dengan sabun
yang tidak meninggalkan bau dan setelah itu dibilas dengan menggunakan air
bersih guna untuk membersihkan fiber dari sisa- sisa pencucian udang vanname.
Setelah dicuci fiber ditata dan dirapikan pada ruang penyimpanan peralatan agar
tidak terkontaminasi udara dari luar. Sehingga aman digunakan untuk proses
fiber dijaga selama proses berlangsung dengan cara jika terlihat kotor maka
langsung dibilas dengan air. Fiber Box dapat dilihat pada Gambar 4.
38
Gambar 4. Fiber box
5.1.1.1.3 Timbangan
dengan kain dan air bersih, agar pada saat penimbangan udang, udang tidak
dan air bersih. Setelah itu di letakkan di atas meja proses. Kebersihan timbangan
dijaga selama proses berlangsung dengan cara jika terlihat kotor maka langsung
Gambar 5. Timbangan
Meja produksi berada diseluruh ruang proses produksi, meja produksi ini
terbuat dari stainless steel dan berukuran 3 x 1 m sehingga aman bagi bahan
39
pangan yang berinteraksi karena tidak mudah berkarat jika terkena dengan
bahan tertentu mudah untuk dibersihkan dan meja ini ringan sehingga mudah
dengan air mengalir agar keadaan meja benar- benar bersih. Setelah proses juga
meninggalkan bau dan dibilas dengan air mengalir. Meja dipastikan sebelum dan
sesudah proses tetap keadaan bersih. Kebersihan meja dijaga selama proses
berlangsung dengan cara jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan air dan
dilap dengan kanebo dan wiper. Meja produksi dapat dilihat pada Gambar 6.
Pisau ini berbentuk kecil dan terbuat dari stainless steel yang digunakan
untuk membelah punggung udang dari ruas 2 sampai ruas 5 guna membuang
usus yang ada pada bagian punggung udang. Pisau dibersihkan menggunakan
air klorin. Pembersihan pisau kupas dilakukan setiap selesai proses. Kebersihan
pisau kupas dijaga selama proses berlangsung dengan cara jika terlihat kotor
maka langsung dibilas dengan air. Pisau dapat dilihat pada Gambar 7.
40
Gambar 7. Pisau kupas
bedasarkan size nya. Mesin Grader memiliki bagian-bagian seperti conveyor belt,
Conveyor belt pada mesin grader berfungsi untuk menyalurkan udang vanname
pada pipa – pipa. Pipa – pipa pada mesin grader berfungsi untuk memisahkan
udang jatuh pada line sesuai ukuran yang diinginkan. Conveyor line yaitu tempat
jatuhnya udang dari pipa-pipa. Conveyor line terdiri dari 5 line. Mesin Grader
dibersihkan dua kali sehari oleh petugas sanitasi. Pembersihan mesin Grader
air, pipa-pipa dengan sikat dan sabun food grade kemudian dibilas dengan air
bersih. Kebersihan mesin grader dijaga selama proses berlangsung dengan cara
jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan air. Mesin grader dapat dilihat
pada Gambar 8.
41
Gambar 8. Mesin Grader
5.1.1.1.7 Timba
timba berupa garam, fosfat dan non fosfat. Timba dibersihkan menggunakan
dengan cara jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan air. Timba dapat
Gambar 9.Timba
42
dilengkapi dengan baling-baling stainless yang berfungsi untuk pengadukan saat
digunakan untuk merendam udang ke dalam larutan soaking dan diaduk sesuai
spesifikasi waktu tertentu. Larutan soaking (perendaman) terdiri dari air, garam,
fosfat dan non fosfat. Blong soaking dibersihkan setiap selesai proses. Blong
soaking dibersihkan dengan cara di sikat dengan sabun dan dibilas air bersih.
Untuk spesifikasi nya yaitu semakin besar ukuran udang maka semakin lama
proses berlangsung dengan cara jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan
Blong biru berbahan plastik dan berbentuk seperti drum yang berguna
untuk menampung limbah padat berupa kepala dan kulit udang yang akan
sikat menggunakan sabun dan dibilas air hingga benar-benar bersih kemudian
setiap selesai proses. Kebersihan blong biru dijaga selama proses berlangsung
dengan cara jika terlihat kotor maka langsung dibilas dengan air. Blong biru
43
Gambar 11. Blong Biru
produk agar tidak ada udara yang masuk. Hand sealer dibersihkan dengan cara
selesai proses. Kebersihan hand sealer dijaga dengan cara tidak membiarkan air
tergenang pada hand sealer jika terdapat tetesan air dari kemasan maka
langsung dilap menggunakan kanebo. Hand sealer dapat dilihat pada Gambar
12.
44
5.1.1.1.11 Hand Pallet
memindahkan box fiber ke ruang penyusunan dan master carton ke cold storage.
Hand pallet dibersihkan dengan cara disikat menggunakan sabun dan dibilas air
hand pallet dijaga selama proses berlangsung dengan cara jika terlihat kotor
maka langsung dibilas dengan air. Hand pallet dapat dilihat pada Gambar 13.
berisi udang dari pembongkaran. Conveyor manual terbuat dari bahan stainless
stail. Conveyor manual dibersihkan dengan cara disikat dengan sabun dan
proses atau pada saat proses berlangsung jika terlihat kotor. Kebersihan
conveyor manual dijaga selama proses berlangsung dengan cara jika terlihat
kotor maka langsung dibilas dengan air. Conveyor manual dapat dilihat pada
Gambar 14.
45
Gambar 14. Conveyor manual
5.1.1.1.13 Trolley
trolley juga berguna untuk mendistribusikan blong biru ke ruang limbah padat.
Alat ini terbuat dari besi berlapis stainless steel sehingga tidak mudah berkarat
menggunakan sabun dan dibilas air. Pembersihan trolley dilakukan setiap selesai
proses. Kebersihan trolley dijaga selama proses berlangsung dengan cara jika
terlihat kotor maka langsung dibilas dengan air. Trolley dapat dilihat pada
Gambar 15.
46
5.1.1.1.14 Wiper
Wiper digunakan untuk membersihkan genangan air pada meja dan lantai. Wiper
terdiri dari wiper lantai dan wiper meja. Pembersihan wiper dilakukan dengan
cara disikat dengan sabun kemudian dibilas dengan air. Kebersihan wiper dijaga
selama proses berlangsung dengan cara dilap dengan kanebo. Wiper lantai dan
wiper meja dapat dilihat pada Gambar 16. dan Gambar 17.
5.1.1.1.15 Kanebo
47
kanebo dengan cara dicuci dengan sabun kemudian dibilas dengan air bersih.
Kebersihan kanebo dijaga dengan cara jika telah terlihat kotor maka langsung
diganti dengan kanebo yang bersih. Kanebo dapat dilihat pada Gambar 18.
vanname. lint roller berfungsi untuk mengeswab badan karyawan di pintu masuk
untuk memastikan tidak ada rambut yang menempel pada baju seragam
kanebo. Kebersihan lint roller dijaga degan cara jika telah banyak tertumpuk
rambut maka langsung diganti dengan lint roller yang baru. Lint roller dapat
Ruang penerimaan terletak dibagian depan ruang produksi hal ini bertujuan
untuk mencegah kontaminasi dan menjaga sanitasi hygiene pada bahan baku.
bahan baku dan mencegah kontaminasi dari luar. Ruang penerimaan juga
proses.
kemudian dibilas dengan air bersih yang telah ditambah klorin 100ppm. Tujuan
pemberian klorin yaitu untuk menetralisir ruangan dan bahaya kontaminasi dari
air mengalir. Jika ruang proses tidak dibersihkan kemungkinan akan terjadi
kontaminasi terhadap produk akhir sehingga kurang tejamin mutu dari produk
Langit – langit ruang produksi terbuat dari bahan PVC (polyvinil clorida)
yang bersifat kedap air. Langit – langit dibersihkan setiap hari oleh petugas
Lantai ruang produksi dibersihkan ketika pagi sebelum proses dimulai dan
dengan sikat dan sabun kemudian dibilas dengan air yang mengalir, lantai ruang
proses sendiri terbuat dari beton, tujuan dibuat beton agar lantai tidak mudah
dibuat selokan yang berfungsi untuk mengalirkan limbah cair. Sesudah produksi
membersihkan kotoran- kotoran dan sisa limbah yang lengket pada lantai.
Dinding ruang proses terbuat dari beton dan setengah dari dinding itu
diberi keramik berwarna putih, guna dibuat setengah keramik putih adalah untuk
meninggalkan bau dan kain lap. Didinding dipastikan tidak ada kotoran yang
ujung lantai proses diberi selokan sepanjang lantai proses. Selokan ini bertujuan
bau. Selokan disikat dan dipastikan bersih agar tidak meninggalkan bau serta
lampu rata-rata dipasang dengan jarak 2 sampai 3 meter antar lampu. Lampu
penerangan ini juga dilengkapi dengan pelindung yang berfungsi apabila lampu
Pada ruang produksi terdapat pintu untuk penerimaan bahan baku, dan
dilengkapi dengan insect killer. Insect killer berfungsi untuk menangkap serangga
yang akan masuk ke ruangan. Seluruh ruangan dilengkapi dengan alat ini agar
produk tidak terkontaminan mikroba yang berasal dari binatang. Ruang proses
penyimpanan material, ruang food additive, ruang bahan kimia dan ruang
seperti master carton, lakban, plastik polypropilen, gunting, cutter dan lain-lain.
Kondisi ruang material (gudang) ini bersih dan kering. Pembersihan ruang
51
material (gudang) dilakukan setiap hari oleh petugas sanitasi, lantai dibersihkan
food additive berfungsi untuk menyimpan bahan food additive. Kondisi ruang
food additive ini bersih, rapi dan kering. Pembersihan ruang food additive
dilakukan setiap hari oleh karyawan penjaga, lantai dibersihkan dengan cara
additive ini sangat diperhatikan untuk menjaga sanitasi dan hyginitas bahan food
additive.
menyimpan bahan-bahan kimia. Pada ruangan ini terdapat larutan klorin, alkohol,
kebersihan pabrik. Kondisi ruang bahan kimia ini bersih dan rapi. Pembersihan
ruang bahan kimia dilakukan setiap hari oleh petugas sanitasi, lantai dibersihkan
Kondisi ruang peralatan sanitasi ini sudah cukup bersih. Pembersihan ruang
mengalir.
e. Ruang Peralatan
Ruang peralatan ini merupakan ruang untuk menyimpan alat – alat yang
digunakan selama proses berlangsung. Kondisi ruang peralatan ini sudah cukup
52
bersih. Pembersihan ruang peralatan dilakukan setiap selesai proses.
1. Sumber Air
dua jenis yaitu air PDAM dan air sumur. Air PDAM digunakan untuk proses
digunakan. Sumber lain yakni berasal dari air sumur yang digunakan sebagai air
2. Laboratorium
pengujian terhadap sampel bahan baku (raw material), produk akhir (final
product) dan air produksi sehingga mutu produk dapat diketahui. Laboratorium
3. Pos Satpam
Pos satpam terletak dibagian yang paling depan tepatnya adalah dekat
dengan gerbang masuk. Post satpam sebagai tempat pengawasan area luar
gerbang, baik itu tamu dan karyawan. Post satpam dibersihkan sehari satu kali
53
oleh petugas sanitasi. Pembersihan dilakukan dengan cara menyapu dan di pel
4. Tempat Parkir
cukup luas. Fasilitas parkir ini untuk staff, tamu dan karyawan. Area parkir dibagi
menjadi beberapa titik. Halaman Parkiran dibersihkan sehari satu kali dengan
5. Toilet
berada di ruang ganti karyawan. Toilet setiap pagi dibersihin dengan porstex dan
disikat agar tetap dalam kondisi bersih. Pembersihan dilakukan setiap dua kali
sehari. Toilet didalam ruang ganti karyawan tidak dekat dengan pintu ruang
6. Koperasi
yang dikelola oleh perusahaan itu sendiri. Contohnya adalah seragam dan
sepatu boot. Letak koperasi ini yaitu disebelah selatan aula. Koperasi dibersihkan
sehari satu kali oleh petugas sanitasi dengan cara menyapu dan mengepel lantai
7. Musholla
musholla dilakukan sehari satu kali oleh petugas sanitasi, pembersihan meliputi
sajadah, jendela, lantai dan tempat wudhu. Lantai musholla dibersihkan dengan
cara disapu dan dipel menggunakan super pel sedangkan tempat wudhu
karyawan untuk menyimpan tas dan barang bawaannya. Selain itu, karyawan
juga dapat menggunakan aula sebagai tempat untuk memakan bekal mereka
ketika jam istirahat. Aula dibersihkan dua kali sehari oleh petugas sanitasi,
pembersihan dilakukan dengan cara disapu dan di pel dengan super pel.
9. Kantor
(training room), dan laboratorium. Pembersihan kantor dilakukan sehari satu kali
oleh petugas sanitasi, pembersihan dilakukan dengan cara disapu dan di pel
dengan cara menjaga kebersihan fiber box dan es selama perjalanan oleh
bongkar. Untuk menjaga sanitasi dan hygienitas bahan baku makan petugas
bongkar harus menggunakan sarung tangan, masker dan penutup kepala, selain
itu pembongkaran dilakukan dengan cara memindahkan bahan baku dari fiber
55
box kedalam keranjang. Keranjang yang digunakan harus diperhatikan
meletakkan bahan tambahan (food additive) pada ember yang kering dan bersih.
Untuk membedakan antara food additive satu dengan lainnya yaitu dengan
menempatkan ada ember yang berbeda warna. Untuk menjaga kebersihan food
additive maka terdapat ruang khusus untuk penyimpanan food additive. Ruang
food additive terletak terpisah dari ruang produksi, hal ini bertujuan untuk
untuk menjaga kebersihan dan keamanan produk. Selain itu, Sanitasi dan hygine
dilakukan. Sanitasi juga dilakukan di akhir proses agar tetap terjaga kebersihan
dapat dilihat pada Lampiran 3. Sanitasi karyawan juga perlu diperhatikan selama
harus sudah memahami untuk menerapkan sanitasi dan hygine selama proses
56
berlangsung. Alur proses pembekuan udang vanamei (Litopenaeus Vanamei) di
Udang Vanname
Pencucian I
Penimbangan I
Penimbangan II
Pemotongan kepala
Penimbangan III
Pencucian II
Pencucian III
57
A
Pengupasan
Pencucian IV
Perendaman (Soaking)
Pencucian V
Penimbangan IV
Glazing
Pengemasan I
Metal Detecting
Pengemasan II
58
5.3.1 Sanitasi dan Hygiene Pembongkaran Udang Vanname
menggunakan jenis udang vaname segar. Penerapan sanitasi dari bahan baku
udang vanamei dilakukan dengan cara menaruh udang pada keranjang yang
conveyor manual dibersihkan dengan sabun food grade dan dibilas dengan air
setiap sebelum dan sesudah proses. Karyawan pada proses penerimaan bahan
baku harus menjaga sanitasi dan hygienitas dengan cara menggunakan sarung
tangan dan masker. Kebersihan peralatan dan ruangan dijaga dengan cara
membilas dengan air jika terlihat ada kotoran dan membersihkan genangan air di
bawah meja dan conveyor. Proses pembongkaran udang vanname dapat dilihat
dengan air klorin dan es yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran/pasir yang
menempel pada tubuh udang. Keranjang yang berisi udang dimasukkan kedalam
fiber box berisi air klorin dan es dengan cara digoyang-goyangkan. Air yang
digunakan pada pencucian 1 yaitu air sumur yang sudah dilakukan treatment.
tempat penimbangan.
Frekuensi sanitasi dan hygiene pada alat- alat seperti conveyor, meja,
dan keranjang dilakukan 2-3 kali sehari selama proses penerimaan berlangsung.
Sedangkan penggantian air klorin pencucian 1 dilakukan setiap truck atau pick
up bahan baku datang. Air klorin yang digunakan yaitu 100 ppm per 250 L.
disemprot dengan air sumur yang bersih. Tujuannya agar seluruh kotoran
60
5.3.3 Sanitasi dan Hygiene Penimbangan I
Sebelum melakukan sortasi meja dibersihkan terlebih dahulu dan dibilas dengan
untuk mengetahui berat bahan baku awal. Penimbangan ini bertujuan untuk
mengetahui berat awal udang yang diterima perusahaan dari supplier untuk
proses produksi sehingga dapat diketahui berat total udang dalam suatu proses
pembekuan, selain itu bertujuan untuk mengetahui nilai rendemen dari suatu
proses produksi. Penimbangan ini juga bertujuan untuk mengetahui size udang
menjaga timbangan agar tetap bersih dari sisa air yang ada pada keranjang
bertujuan untuk mencocokkan berat dan cek udang. Pada penimbangan kedua
juga dilakukan uji sampling yang bertujuan untuk menentukan cek udang.
61
Selanjutnya udang vannamei akan didistribusikan ke meja-meja potong kepala.
timbangan agar tetap bersih dari sisa air yang ada pada keranjang udang
diangkat dan diletakkan di meja proses lalu diberi es flake secukupnya untuk
diperhatikan selain oleh karyawan juga di awasi oleh supervisor. Jika terdapat
udang yang jatuh maka dibersihkan dengan air klorin 50 ppm. Meja yang terkena
kotoran dari kepala udang dibersihkan dan dibilas dengan air oleh perkerja.
Lantai yang kotor akibat dari udang yang berjatuhan dan air yang jatuh dari
bilasan meja juga di siram oleh karyawan kemudian kotoran di lantai tersebut di
Gambar 24.
62
Gambar 24. Proses pemotongan kepala
tetap bersih dari sisa air yang ada pada keranjang udang ataupun udang yang
Pencucian dilakukan dengan menggunakan air klorin dan es. Tujuan pencucian
adalah untuk membersihkan kotoran yang terdapat pada udang yang sudah
dipotong kepalanya. Pencucian ini merupakan salah satu penerapan sanitasi dan
63
5.3.8 Sanitasi dan Hygiene Grading dan Sortasi
sortasi. Tahapan sortasi udang vannamei HL ada dua macam, yakni tahap
size nya. Setelah selesai melakukan sortasi dengan mesin (grading), tahapan
dilakukan pada udang vannamei yang berada pada conveyor line 4 dan 5 pada
mesin karena line tersebut berisi udang dengan size yang tidak seragam. Apabila
terdapat udang yang jatuh ketika proses sortasi manual berlangsung maka
mungkin, dimana air yang digunakan harus air bersih standart air minum.
Pembersihan mesin grader dilakukan setiap hari selesai proses. Mesin grader
dengan air dan klorin. Selain mesin grader, peralatan untuk sortasi manual juga
dilakukan sanitasi dan hygiene. Keranjang dan bak dibersihkan dan di rendam
dengan menggunakan air klorin setiap hari selesai proses. Lantai dibersihkan
dengan air dan klorin. Setiap tiga hari sekali meja di bersihkan dengan cara di
gosok-gosok bagian atas dan kaki meja menggunakan sabun dan di bilas air.
64
Gambar 25. Proses grading
diangkut dengan troli dan disalurkan ke tempat pencucian III. Pencucian III ini
termasuk cara untuk menjaga sanitasi udang vaname HL setelah proses grading.
Proses pencucian III dilakukan dengan menggunakan air es yang terdapat pada
menurunkan suhu air, dimana suhu air yang digunakan untuk pencucian udang
diusahakan adalah 0oC. Tujuan pencucian III adalah untuk membersihkan udang
dari kotoran yang masih menempel pada tubuh udang setelah penyortiran.
pengupasan adalah untuk membuang kulit dan usus udang serta dilakukan
berada di atas meja kupas diberi es flake untuk menjaga rantai dingin udang,
dimana suhu pengupasan udang tidak boleh lebih dari 5oC. Setelah dikupas
usus udang.
65
Penerapan sanitasi dan hygiene pada proses pengupasan yaitu
peralatan dengan cara mencuci bak merah muda untuk menampung hasil udang
yang dikupas dan limbah padat, selain itu dengan membedakan antara wadah
bak untuk udang yang belum di kupas dengan udang yang sudah di kupas belah.
membersihkan meja, bak, keranjang dan lantai dengan menggunakan sabun dan
dibilas dengan air kemudian peralatan seperti bak dan keranjang direndam
Gambar 26.
pada udang setelah proses pengupasan. Udang yang telah dikupas dicuci
dengan menggunakan air es dengan suhu 0oC yang terdapat pada box fiber
66
berwarna kuning. Penggunaan air es bertujuan agar tetap mempertahankan
performa dan menambahkan rasa pada udang serta untuk menambah volume
udang. Larutan yang digunakan pada proses soaking terdiri dari air, garam, fosfat
dan non fosfat yang dimasukkan ke dalam mixer soaking dan diaduk hingga
air dan non fosfat berfungsi untuk memperbaiki performa udang. Sebelum
precooling untuk menjaga rantai dingin udang. Suhu lingkungan udang untuk
proses soaking adalah 14oC. Setelah proses soaking selesai, kemudian udang
PDTO/PND yang telah disoaking dimasukkan ke dalam box orange 600 liter
seperti blong, mixer, timba, dan fiber box dibersihkan menggunakan sabun dan
Gambar 27.
67
Gambar 27. Proses soaking
Setelah berada di area IQF, udang yang ada pada box diambil dengan
menggunakan keranjang kecil lalu dicuci dengan menggunakan air es. Air
pencucian yang digunakan adalah air es bersuhu <5oC agar tetap menjaga rantai
dingin udang. Pencucian V bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa busa dan air
larutan soaking yang masih menempel pada tubuh udang. Pergantian air cucian
dahulu selama 3 – 5 menit baru kemudian udang dapat ditabur pada mesin IQF
Frozen), yakni proses pembekuan secara individu yang dilakukan dengan cepat.
disetting kecepatan mesin sesuai dengan size udang yang akan dibekukan.
68
Setelah mesin IQF siap, udang hasil soaking yang telah dicuci akan disusun di
atas rantai berjalan pada bagian inlet IQF. Suhu mesin pembekuan IQF yaitu (-
tangan untuk menjaga sanitasi hygiene udang beku, selain itu untuk mencegah
agar tidak terjadi pembekuan darah di sekitar tangan. Untuk pembersihan mesin
IQF yaitu defrost dimana dilakukan penyemprotan air pada conveyor mesin
sampai bunga es hilang. Air yang digunakan pada pembersihan mesin IQF ini
selesai proses yaitu dengan menggunakan porstex dan dibilas dengan air
mengalir. Proses penyusunan udang pada mesin IQF ditunjukkan pada Gambar
28. Dan Proses outlet mesin pembekuan metode IQF ditunjukkan pada Gambar
29.
69
Gambar 29. Proses outlet IQF
penimbangan VII. Banyaknya produk udang beku yang ditimbang harus sesuai
berat timbangan 1 lbs / 2 lbs / 2,5 lbs. Setelah ditimbang kemudian udang beku
bunga es pada permukaan produk udang beku. Glazing dilakukan dengan cara
merendam keranjang kecil yang berisi udang beku ke dalam screening yang
berisi air es dan es flake didalamnya. Suhu air yang digunakan pada proses
glazing adalah 0oC. Glazing dilakukan selama 3 – 5 detik sampai proses glazing
dilakukan dengan menggunakan sabun dan dibilas dengan air setiap selesai
proses. Untuk menjaga kebersihan air glazing maka dilakukan penggantian air
glazing setiap satu jam sekali. Proses glazing ditunjukkan pada Gambar 31.
pada kebersihan kemasan, meja, dan karyawan. kemasan yang digunakan harus
yang bersih dan kering. Meja pada ruang pengemasan dibersihkan setiap
71
sebelum dan selesai proses, kemasan diletakkan pada keranjang. Karyawan
untuk menjaga kebersihan produk, melindungi produk dari kerusakan fisik, kimia
diseal dengan menggunakan hand sealer. Tujuan dari pengesealan adalah untuk
menutup polybag agar tidak ada udara yang masuk ke dalamnya. Sebelum
polybag dilewatkan melalui metal detector satu per satu untuk pendeteksian
72
mendeteksi apabila ada kontaminan berupa logam pada produk udang beku. Alat
yang digunakan untuk pendeteksian logam adalah metal detector dengan tingkat
ketelitian 1,5 µmFe (besi); 2,5 µm Sus (stainless steel) dan 2,5 µm Al
setiap sebelum dan selesai proses. Pembersihan juga dilakukan pada saat
proses berlangsung jika terlihat kotoran atau air pada metal detector.
pula dengan label yang mencantumkan jenis produk, size, net weight, jenis
storage).
73
Penerapan sanitasi dan hygiene pada proses pengemasan sekunder
yaitu menjaga kebersihan kemasan master carton dengan cara meletakkan pada
menggunakan sabun dan dibilas dengan air kemudian meja dilap dengan kanebo
sebelum dan sesudah proses. Selain itu master carton dijaga agar tetap dalam
dalam cold storage adalah untuk mempertahankan suhu dingin udang beku
Ciptapratama memiliki 1 cold storage dengan kapasitas hingga 300 ton dengan
suhu cold storage antara -18oC sampai -24oC. Produk udang beku yang disimpan
dalam cold storage ditata berdasarkan jenis dan ukuran produk untuk
74
Penerapan sanitasi dan hygiene pada ruang penyimpanan dilakukan oleh
menggunakan sumber air yaitu air sumur dan air PDAM. Air sumur digunakan
longpan dan air sebagai cuci tangan. Air PDAM digunakan untuk semua proses
produksi pada PT. Grahamakmur Ciptapratama. Air menjadi syarat mutlak yang
kebersihan air. Secara fisik air yang digunakan jernih, tidak berbau, dan tidak
berwarna serta bebas dari cemaran kimia berbahaya. Air tersebut telah di
treatment agar aman untuk digunakan pada proses pengolahan serta memenuhi
75
standart air minum. Air yang digunakan pada proses produksi diperiksa setiap
mikrobiologi dan kimia. Air yang di gunakan pada proses produksi juga diperiksa
setiap hari oleh laboratorium internal untuk parameter kimia dan biologi. Hasil
Es yang digunakan dalam proses produksi ialah ice flake. Es ini diproduksi
Setelah itu es di distribusikan ke ruang produksi. Ice flake yang digunakan juga
diuji dilaboratorium secara mikrobiologi, fisika dan kimia. Hasil pengujian air
proses dapat dilihat pada Lampiran 4. dan pengujian es proses dapat dilihat pada
Lampiran 5.
para karyawan yang berhijab tidak diperbolehkan memakai jilbab yang bermanik,
tidak diperbolehkan memakai jarum pentol maupun jarum peniti dan para
tersebut dapat menjadi sumber kontaminasi. Selain itu juga, para karyawan
harus melihat keadaan kesehatan mereka. Karyawan yang ada diruang proses
harus dalam keadaan sehat, jika ada yang terkena penyakit maka akan dialihkan
kebidang lain misal jika terkena penyakit ringan seperti flu maka akan dialihkan
ke bagian lain, jika karyawan terkena penyakit berat maka tidak diijinkan untuk
bekerja. Karyawan selain memiliki kesehatan yang baik karyawan juga harus
76
Setiap karyawan di PT. Grahamakmur Ciptapratama mendapatkan
kerudung, hairnet, apron, sepatu boots dan sarung tangan. Penerapan sanitasi
Ciptapratama dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat saat proses produksi
sekaligus masker yang dapat menutupi rambut dan mulut, apron yang tahan air
yang digunakan untuk mencuci seragam dan yang lainnya di PT. Grahamakmur
menyengat pada pakaian. Begitu juga dengan loker karyawan, tidak diijinkan
proses.
perilaku karyawan pada saat akan memasuki ruang produksi, dan perilaku diluar
karyawan harus memakai seragam, mencuci tangan dengan sabun anti bakteri,
serta mencuci kaki dan sepatu booth pada air yang telah dicampur dengan klorin
850 ml, dan std 200 ppm. Selama proses karyawan tidak diijinkan berbicara
Ruang ganti karyawan dibedakan antara ruang ganti pria dan wanita.
Ruang ganti karyawan berada didekat pintu masuk. Ruang ganti dibersihkan
dengan pel lantai, pembersihan dilakukan dua kali sehari. Beberapa fasilitas
yang disediakan diruang ganti yaitu loker, wastafel, dan tempat penyimpanan
Washtafel dilengkapi dengan sabun food grade dan hand dryer. Disamping ruang
ganti tepat didepan pintu ruang produksi disediakan juga tempat pencuci tangan
dilengkapi dengan sabun food grade beserta bak pencucian sepatu para
karyawan dan mencuci tangan serta mencuci sepatu mereka di bak pencucian
dengan klorin 200 ppm. Air pencucian sepatu dan air cuci tangan diganti dua kali
sehari. Diganti pada pagi hari dengan bak terlebih dahulu dicuci dengan sabun
dan air lalu diisi dan ditambah klorin. Adapun tahapan masuk ruang ganti yaitu:
2. Sandal/ sepatu dari luar dilepas dan masuk ruang ganti tidak memakai
alas kaki
limbah domestik dan limbah proses. Limbah domestik akan ditampung dalam bak
78
penampung dan septic tank, sedangkan limbah proses terdapat dua jenis yaitu
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kepala udang dan kulit
pihak ketiga untuk diolah menjadi pakan ternak. Limbah cair yang dihasilkan dari
ruang produksi akan langsung dialirkan ke sungai dengan melalui tiga kali
ditampung di IPAL, lalu di saring lagi sampai tiga kali dan diteruskan ke sungai.
Penerapan sanitasi dan hygiene pada proses pembekuan udag vanamei dapat
79
Tabel 5. Penerapan sanitasi dan hygiene pada pembekuan udang vanamei
(Litopenaeus vannamei) di PT. Grahamakmur Ciptapratama
Penyimpangan
No Kriteria Persentase Kriteria
Mn My S K
1 Sanitasi dan Hygiene
95% - - - - Baik
Proses Produksi
2 Sanitasi dan hygiene
100% - - - - Baik
air
3 Sanitasi dan hygiene
100% - - - - Baik
lingkungan
4 Sanitasi dan hygiene
100% - - - - Baik
karyawan
5 Sanitasi dan hygiene
100% - - - - Baik
peralatan dan mesin
6 Penanganan limbah 100% - - - - Baik
Jumlah
Rata-rata 99,16%
Sumber: PT. Grahamakmur Ciptapratama (2018)
(Nurdiansyah, 2010).
pengolahan perikanan. Air digunakan untuk semua proses produksi, maka dari
itu harus di jaga kebersihan dan keamanan air. Air dapat menjadi sumber
kontaminan pada bahan pangan. Air dapat mengandung bakteri patogen, jamur,
80
Ciptapratama menggunakan Air PDAM dan air sumur. Untuk menjaga keamanan
air sumur maka di lakukan water treatment. Penggunaan air terdapat 2 macam
yaitu air untuk proses dan air untuk sanitasi. Air untuk proses atau air yang
sanitasi menggunakan air sumur. Air sumur digunakan untuk sanitasi peralatan,
mesin dan tempat proses sehingga air sumur tidak kontak langsung dengan
udang.
yaitu dengan tata letak water treatment yang jauh dengan instalasi pengolahan
air limbah. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kontaminasi air. Untuk
(warna dan bau), pengujian kimia (uji klorin, pH dan kesadahan air) dan uji
mikroba (E. Coli dan Coliform). Pengujian kualitas air dilakukan oleh petugas
setiap hari oleh pihak internal. Air yang digunakan pada proses produksi
diperiksa setiap enam bulan sekali oleh independent laboratorium ketiga untuk
parameter mikrobiologi dan kimia. Air yang di gunakan pada proses produksi
juga diperiksa setiap hari oleh laboratorium internal untuk parameter kimia dan
produksi untuk membedakan sumber air sumur dan air PDAM yaitu dengan
memberikan warna selang dan bak yang berbeda, warna hijau untuk air sumur
produksi sendiri menggunakan mesin ice flake. Sumber air yang digunakan yaitu
81
standar air minum berasal dari air tanah yang telah disaring menggunakan sand
filter carbon active dan resin softener sehingga aman di gunakan. Es merupakan
komponen yang kontak langsung dengan bahan pangan maka dari itu harus
ice flake. Keamanan es juga diperhatikan oleh petugas laboratorium internal yaitu
selain itu stainless steel mudah pembersihannya dan tahan suhu rendah maupun
suhu tinggi. Untuk peralatan yang terbuat dari bahan plastik yaitu jenis polyetilen
menggunakan sabun dan air. Selain itu, sanitasi dan hygiene juga dilakukan oleh
melakukan pembersihan dengan menyiram air pada peralatan dan lantai yang
kotor.
82
5.8.3 Pencegahan Kontaminasi Silang
pangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontaminasi dapat terjadi
melalui air, udara dan benda lain yang kontak langsung dengan bahan baku.
yaitu melalui tata letak pabrik dimana letak ruangan penerimaan bahan baku
dengan produk jadi (loading produk jadi) yang tidak berdekatan, menjauhkan
gudang bahan kimia dan gudang kemasan dengan ruang proses, menjauhkan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan ruang proses dan kantor,
terdapat tirai berbahan PVC yang terpasang pada pintu supaya tidak ada
terpisah dari ruang proses, high risk dan low risk area harus dipisah dan
dilengkapi dengan exhaust untuk mencegah kelembapan yang tinggi. Selain itu,
selama proses berlangsung limbah padat seperti hasil potongan kepala udang,
kulit udang dan usus udang diletakkan di wadah yang berbeda agar tidak
harus mencuci tangan dan kaki dengan bersih di ruang sanitasi. Kontaminasi
juga dapat terjadi melalui udara, sehingga perlu dijaga kelembapannya. Upaya
yang dilakukan untuk memantau udara didalam ruang proses maka selalu
produksi maka seragam kerja harus di simpan di ruag ganti. Ada juga
pembedaan antara seragam kerja area high risk dan low risk.
83
5.8.4 Menjaga Fasilitas Cuci Tangan, Sanitasi Dan Toilet
semua area kerja termasuk fasilitas cuci tangan dan toilet. Fasilitas cuci tangan
dan toilet yang memadai dan dipelihara dengan baik menggunakan sistem cuci
dikontrol oleh perusahaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Pada
fasilitas pencuci tangan tersedia alkohol dan sabun food grade. Fasilitas pencuci
tangan terletak di pintuk masuk dan sepanjang area produksi sedangkan toilet
terletak terpisah dari area produksi. Aktifitas cuci tangan di pintu masuk area
produksi dimonitor oleh petugas keamanan dan aktifitas cuci tangan di area
digunakan untuk sanitasi. Bahan kimia yang digunakan di area proses ini adalah
sabun cair, chlorin dan alkohol. Sabun cair yang digunakan dibedakan menjadi
sabun pencuci tangan, sabun untuk mengepel lantai dan sabun yang digunakan
untuk mencuci peralatan produksi. Sabun cair perusahaan ini harus berstandar
food grade yaitu tidak boleh bewarna, tidak boleh menggunakan pewangi dan
tidak berbusa. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir timbulnya residu serta
tetap aman untuk bahan baku. Klorin yang digunakan di perusahaan ini harus
sesuai dengan standar yang ditentukan. Untuk kegiatan sanitasi klorin yang
digunakan untuk air di bak pencucian sepatu boot sebesar 200 ppm, merendam
ppm, air cucian udang yang jatuh sebesar 5 ppm dan air proses sebesar kurang
dari 0.4 ppm. Alkohol yang digunakan di ruang sanitasi sebesar 70% untuk
higiene tangan. Sabun cair dan klorin disimpan menggunakan botol khusus dan
84
dibedakan warnaya, sedangkan alkohol disimpan dalam wadah bewarna putih
khusus untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang terpisah dari area lain
digunakan adalah garam australia, fungsi dari garam adalah sebagai penambah
Ember yang digunakan terdiri dari tiga warna, yaitu biru untuk garam, merah
untuk phospate dan hijau untuk non phospate. Food additive yang digunakan
pun berbentuk serbuk atau bubuk, hal tersebut supaya mudah untuk
buyer.
carton yang sesuai dengan spesifikasi pembeli. Pelabelan pada master carton
harus mudah dibaca dan dimengerti. Semua informasi yang dicantumkan pada
kemasan harus sesuai dengan spesifikasi pembeli, meliputi jenis produk, size,
85
berat, ingredients dan lain-lain. Kemasan yang digunakan juga harus dilakukan
dengan bersih dan rapi. Untuk memastikan pelabelan yang tepat makan
(Cold Storage) dengan suhu -18oC atau lebih rendah. Penataan produk dalam
dengan dinding untuk memberikan sirkulasi udara yang baik. Suhu ruang
keamanan proses terlebih dahulu. Di perusahaan ini, untuk karyawan yang sakit
harus melaporkan diri ke atasan atau ke supervisor untuk meminta izin tidak
masuk kerja dan boleh kembali bekerja ketika sudah mempunyai surat
keterangan sehat. Karyawan tidak boleh meludah, makan, minum, merokok dan
tidur diruang produksi. Selain itu terdapat fasilitas kesehatan berupa klinik
kesehatan yang terletak di dekat koperasi pabrik. Karyawan yang sakit tidak di
86
izinkan untuk memasuki ruang proses karena dapat menularkan ke karyawan
serangga, kecoa, semut, cacing, ulat, tikus dan binatang lainnya. Binatang
tersebut dapat membawa bakteri dari luar maupun dari tubuhnya sendiri. Hama
memiliki alat seperti insect killer dan alat penjebak tikus sebagai pengendalian
hama. Alat-alat tersebut tersebar di beberapa titik area pabrik. Untuk insect killer
diletakkan didekat atap area pabrik maupun area proses. Selain menggunakan
alat, perusahaan ini juga meletakkan tirai berbahan PVC yang terpasang pada
pintu agar tidak ada binatang pengerat yang ke area proses. Monitoring pest
control dilakukan setiap hari oleh petugas sanitasi dan setiap dua minggu sekali
oleh pihak ketiga yang telah berlisensi. Pengujian rodent control report dapat
dilihat pada Lampiran 6. dan insect control report dapat dilihat pada Lampiran 7.
87
6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
proses produksi, sanitasi dan hygiene air dan es, sanitasi dan hygiene
peralatan, sanitasi dan hygiene ruang proses, sanitasi dan hygiene ruang
menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet; proteksi dari bahan-
88
6.2 Saran
kontaminan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K. dan I. Kanna. 2008. Budi Daya Udang Vaname. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 3-6.
90
Muchtadi, T. dan Sugiyono. 1989. Pengetahuan bahan pangan. Bogor. IPB
Press. 34-35.
Thaheer, H. 2005. System manajemen haccp (hazard analysis and critical control
point). Bumi Aksara. Jakarta. 308.
91
LAMPIRAN
92
Lampiran 1. Jadwal pelaksanaan praktek kerja magang
Mempelajari keadaan
1
umum perusahaan
Mempelajari sistem
2
manajemen perusahaan
Mempelajari proses
3
pengolahan
Mempelajari sanitasi
4
industri
dan karyawan
Mempelajari Standart
7 Sanitation Operating
Procedure perusahaan
93
Mempelajari
8
pengawasan mutu
94
Lampiran 2. Denah lokasi PT. Grahamakmur Ciptapratama
95
Lampiran 3. Lay out PT. Grahamakmur Ciptapratama
96
Lampiran 4. Struktur organisasi
97
Lampiran 5. Monitoring of sanitation condition record
98
99
Lampiran 6. Uji air proses
100
101
Lampiran 7. Uji es proses
102
Lampiran 8. Rodent control report
103
104
Lampiran 9. Insect control report
105
106