Anda di halaman 1dari 17

ANALISA PERMASALAHAN TUGAS DAN FUNGSI

Disusun Oleh:
Ns. Villia Deanti Putri (199103102022032005)
OPD RSUD S.K Lerik
Gel.15/ Angk. 205/ No.Absen 8/Kelompok 4/ Sub kelompok 2
Ahli Pertama-Perawat

A. VISI DAN MISI PEMERINTAH KOTA KUPANG


Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kota Kupang Nomor 01 Tahun 2008
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Kupang Tahun 2007 –
2025, adapun visi Kota Kupang adalah “Terwujudnya Kota Kupang yang Layak Huni,
Cerdas, Mandiri dan Sejahtera dengan Tata Kelola Bebas KKN”.
Untuk mendukung visi yang disebutkan di atas, maka misi Kota Kupang, yaitu:
1) Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak,
professional, dan berdaya saing (Kupang Sehat- Cerdas).
2) Mengembangkan perekonomian Kota Kupang yang berdaya saing dengan
meningkatkan peran swasta (Kupang Makmur).
3) Meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengembangkan budaya kota yang
tertib, aman, kreatif dan berprestasi dalam menunjang kota jasa (Kupang
Bagaya - Berprestasi).
4) Mempersiapkan Kota Kupang menuju metropolitan yang berwawasan
lingkungan (Kupang Hijau)
5) Meningkatkan Tata kelola pemerintahan yang bebas KKN dan transparansi
pengelolaan keuangan (Kupang Jujur).
6) Membangun Kota Kupang sebagai rumah besar persaudaraan dan kerukunan
lintas SARA (Kupang Rukun dan Aman).

B. TUGAS DAN FUNGSI UNIT KERJA


Unit kerja dimana peserta bekerja saat ini adalah rumah sakit, yaitu RSUD S.K
Lerik Kota Kupang. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 1 dinyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Pada pasal 2 UU RI No. 44 Tahun 2009 menyatakan bahwa Rumah Sakit
diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,
etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Adapun pada pasal ketiga dinyatakan bahwa pengaturan penyelenggaraan rumah
sakit bertujuan untuk:
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;
dan
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan


secara paripurna (pasal 4). Sedangkan, fungsi RS seperti yang dinyatakan pada pasal
yang kelima

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Berdasarkan Perwali no 89 tahun 2020, adapun tugas RSUD S.K Lerik adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat serta upaya
rujukan. Sedangkan, fungsi RSUD S.K Lerik adalah:

1. Penyelenggaraan pelayanan medis


2. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan
3. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis
4. Penyelenggaraan pelayanan penunjan non medis
5. Penyelenggaraan pelayanan rujukan
6. Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan pelatihan
7. Penyelenggaraan pelayanan penelitian dan pengembangan
8. Penyelenggaraan pelayanan pelayanan administrasi umum dan keuangan

C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB JABATAN


Berdasarkan Permenpan RB nomor 35 tahun 2019, seperti yang tertulis pada pasal
5 Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan fungsional kategori keterampilan dan
kategori keahlian. Untuk jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keterampilan
terdiri atas:
a) Perawat Terampil
b) Perawat Mahir
c) Perawat Penyelia
Sedangkan, untuk jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian terdiri atas
a) Perawat Ahli Pertama
b) Perawat Ahli Muda
c) Perawat Ahli Madya
d) Perawat Ahli Utama
Adapun peserta saat ini memiliki Jabatan Fungsional kategori keahlian, yaitu Ahli
Pertama. Pada Permenpan RB nomor 35 tahun 2019 pasal 6 menyatakan bahwa tugas
Jabatan Fungsional Perawat yaitu melakukan kegiatan Pelayanan Keperawatan yang
meliputi asuhan keperawatan, dan pengelolaan keperawatan. Oleh karena itu, sebagai
Ahli Pertama-Perawat, tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut (pasal 8):
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/
kritikal;
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/pasca operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan
suhu tubuh
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. Melakukan perawatan luka
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat primer
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar
shift/unit/fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat
51. Melakukan preseptorship dan mentorship

D. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DARI URAIAN TUGAS JABATAN DIKAITKAN


PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Sesuai dengan fungsi dan tugas dari rumah sakit yang tercantum pada UU no. 44
tahun 2009 dan uraian tugas jabatan peserta sebagai perawat, maka ditemukan 3 isu
yang ada di OPD dimana peserta bekerja.
Analisa isu OPD ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu yang ditemukan
berdasarkan hasil observasi pada saat melaksanakan tugas sebagai perawat di RSUD
S.K Lerik. Isu-isu tersebut adalah:
1. Menurunnya kepatuhan cuci tangan pada pasien dan keluarga pasien di
RSUD S.K Lerik
2. Kurang optimalnya intervensi resiko jatuh pada pasien dan keluarga pasien
di RSUD S.K Lerik
3. Kurang maksimalnya proses identifikasi pasien pada saat pelayanan pasien
di RSUD S.K Lerik
Isu-isu di atas sesuai dengan sasaran keselamatan pasien yang wajib ada di setiap
RS. Sasaran keselamatan pasien (SKP) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1691/Menkes/Per/VIII/2011 pasal 1).
Sasaran keselamatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
 Ketepatan identifikasi pasien
 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Pengurangan risiko pasien jatuh.
No Isu Kaitannya dengan Kaitannya dengan Sasaran
Tugas Jabatan Manajemen ASN dan Keselamatan Bukti
Smart ASN Pasien
1 Menurunnya  Melakukan  Manajemen ASN: Pengurangan  Berdasarkan hasil pengamatan
kepatuhan pendidikan belum risiko infeksi penulis selama 1 bulan dari
cuci tangan kesehatan pada maksimalnya terkait bulan Agustus-September
pada pasien individu pasien, sosialisasi dan pelayanan ditemukan hasil bahwa hampir
dan keluarga  Melakukan edukasi tentang kesehatan 80% pasien dan keluarga
pasien di pendidikan cuci tangan. pasien yang sedang rawat inap
RSUD S.K kesehatan pada  Smart ASN: Cendrawasih tidak melakukan
Lerik kelompok Media edukasi cuci tangan dengan baik dan
 Melaksanakan seperti leaflet dan benar.
manajemen banner tentang
surveilans hais cuci tangan belum
sebagai upaya maksimal
pengawasan risiko
infeksi dalam
upaya preventif
dalam pelayanan
keperawatan
 Melakukan upaya
peningkatan
kepatuhan
kewaspadaan
standar pada
pasien/petugas/
pengunjung
sebagai upaya
pencegahan
infeksi
 Mengajarkan
teknik kontrol
Berikut di bawah ini refleksi isu dan tugas dengan manajemen ASN dan smart ASN, serta kaitannya dengan sasaran
keselamatan pasien:

Tabel 1. Identifikasi Permasalahan Dari Uraian Tugas Jabatan Dikaitkan Peran Dan Kedudukan PN
E. DESKRIPSI ISU
Berikut di bawah ini adalah deskripsi isu beserta data dan bukti yang didapatkan untuk mengangkat isu yang
ada di OPD.
DAMPAK BILA ISU
No LIST ISU DESKRIPSI ISU BUKTI TIDAK
DISELESAIKAN
1. Menurunnya Pengertian cuci tangan  Berdasarkan hasil pengamatan penulis Menurunnya kepatuhan
kepatuhan cuci menurut who yaitu selama 1 bulan dari bulan Agustus- cuci tangan pada pasien
tangan pada dengan sengaja September ditemukan hasil bahwa hampir dan keluarga pasien
pasien dan membersihkan tangan 80% pasien dan keluarga pasien yang sedang dapat meningkatkan
keluarga pasien di dari segala jenis kotoran rawat inap Cendrawasih tidak melakukan cuci resiko penyebaran
RSUD S.K Lerik yang ada ditangan, tangan dengan baik dan benar. penyakit antarsatu sama
dimulai dari ujung jari lain. Selain itu, turunnya
sampai siku dan lengan kepatuhan cuci tangan
dengan cara tertentu dan meningkatkan infeksi
harus sesuai dengan terutama, pada pasien
kebutuhan (Ardillah, pasca operasi.dan
2019). pasien immunosupresan.
Menurut Perry & Potter Hal ini tidak sesuai
(2005), mencuci tangan dengan nilai bela negara,
merupakan teknik dasar yaitu kemampuan awal
yang paling penting dalam bela negara dimana
pencegahan dan pada nilai bela negara ini
pengontrolan infeksi. terdapat nilai indikator
senantiasa menjaga
kesehatan.
2 Kurang Menurut Rudi dan  Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama Rumah sakit sebagai
optimalnya Setyono (2019), Risiko 1 bulan dari bulan Agustus-September tempat pelayanan pasien
intervensi resiko jatuh merupakan suatu ditemukan hasil bahwa intervensi resiko jatuh di wajib melakukan
jatuh pada pasien masalah besar bagi ruangan rawat inap masih kurang optimal intervensi resiko jatuh
dan keluarga lansia. Jatuh dapat dilakukan. Hal ini ditunjukkan dengan: terhadap pasien yang
pasien di RSUD menyebabkan banyak  Tidak ada papan tanda lantai basah saat dirawat baik itu, rawat
S.K Lerik masalah kesehatan pada petugas kebersihan membersihkan lantai jalan, rawat inap, maupun
lansia seperti luka pada  Masih banyak pengaman tempat tidur UGD sesuai dengan
kulit, patah tulang, yang tidak dipasang dengan benar tingkatan resikonya.
gangguan mobilitas fisik  Banyak tempat tidur yang tidak bisa Apabila intervensi yang
dan kematian. dikunci sehingga, sering bergeser diterapkan kurang dari

 Tidak terpasang pin atau gelang resiko standar yang seharusnya,

jatuh pada pasien dengan resiko jatuh maka resiko jatuh pasien

sedang dan tinggi akan meningkat. Hal itu


sangat tidak sesuai
dengan fungsi ASN
sebagai pelayan publik.
Sebagai pelayan publik
yang bertugas sebagai
perawat maka, kewajiban
sebagai ASN untuk
menjaga semua pasien
dan keluarganya yang
dirawatnya tetap aman
dari kejadian resiko jatuh.
3 Kurang Akreditasi RS beralih dan  Berdasarkan hasil pengamatan penulis Identifikasi pasien
maksimalnya berorientasi pada selama 1 bulan dari bulan Agustus-September merupan salah satu dari 6
proses identifikasi paradigma baru dimana ditemukan hasil bahwa proses identifikasi sasaran keselamatan
pasien pada saat penilaian akreditasi pasien di rawat inap belum berjalan dengan pasien. Kesalahan
pelayanan pasien didasarkan pada maksimal. Hal ini ditunjukkan pada: identifikasi mengakibatkan
di RSUD S.K Lerik pelayanan berfokus pada  Perawat tidak melakukan identifikasi kejadian yang merugikan
pasien. Keselamatan pasien, yaitu dengan cara mencocokkan pasien seperti kematian,
pasien menjadi indikator nama pasien dan tanggal lahir yang ada salah memberikan obat,
standar utama penilaian di gelang nama pasien pada saat akan salah pembedahan dll
akreditasi baru yang melakukan tindakan atau pemberian (Rosya, 2020). Hal ini
dikenal dengan Akreditasi obat. tertera dalam Peraturan
RS versi 2012 (Lestari  Staff RS lain seperti gizi tidak melakukan Menteri Kesehatan No 11
dan Aini, 2015). proses identifikasi saat memberikan Tahun 2017 tentang
makanan. Keselamatan Pasien.
Menjaga keselamatan
pasien dan memberikan
pelayanan yang maksimal
adalah fungsi dan tugas
dari seorang ASN sebagai
pelayanan publik dan
pelaksana kebijakan
publik.
Tabel 2. Deskripsi Isu disertai dengan data/bukti
F. ALASAN PEMILIHAN MASALAH PRIORITAS SESUAI DENGAN TEKNIK ANALISIS YANG DIPILIH

Berdasarkan isu-isu yang telah didapatkan di OPD, maka selanjutnya dilakukan analisis kualitas isu. Berikut adalah
analisa kualitas isu dengan metode APKL:
NO ISU A P K L JUMLAH RANGKING
1 Menurunnya kepatuhan cuci tangan 6
5 5 4 4 18 2
langkah pada pasien dan keluarga pasien
di RSUD S.K Lerik

2 Kurang optimalnya intervensi resiko jatuh


5 5 5 5 20 1
pada pasien dan keluarga pasien di RSUD
S.K Lerik

3 Kurang maksimalnya proses identifikasi


4 5 3 4 16 3
pasien pada saat pelayanan pasien di
RSUD S.K Lerik

Tabel 3. Analisa Isu Prioritas dengan Metode APKL

Keterangan : A : Aktual (Isu benar-benar terjadi)


P: Problematik (Isu mendesak yang perlu dipecahkan
K : Kekhalayakan (Isu menyangkut hajat hidup orang banyak)
L: Layak (Isu tersebut masuk akal, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecah
masalahnya)
Keterangan bobot: 5= Sangat kuat pengaruhnya
4= Kuat pengaruhnya
3= Sedang pengaruhnya
2= Kurang pengaruhnya
1= Sangat kurang pengaruhnya

No Kriteria Deskripsi Terkait Isu


1 A Pegawai dan perawat yang berdinas tidak melakukan intervensi resiko jatuh, dan tidak ada
penanda resiko jatuh pada pasien dengan resiko jatuh sedang dan berat
2 P Jika isu tidak ditangani dengan segera, akan meningkatkan resiko jatuh dan cedera pada
pasien dan keluarga dan menurunkan standar mutu pelayanan RSUD S.K Lerik
3 K Isu menyangkut kepentingan, keamanan, dan kenyamanan banyak orang, dalam hal ini
semua pasien dan keluarga pasien yang berada di RSUD S.K Lerik
4 L Dampak dari isu ini dapat dicegah dengan mempersiapkan gagasan pemecahan masalah
yang berupa kegiatan- kegiatan yang meningkatkan kewaspadaan pegawai dan perawat
tentang resiko jatuh, sehingga isu ini layak untuk diangkat menjadi isu prioritas.
Tabel 4. Deskripsi Terkait Isu

Berdasarkan analisa APKL yang sudah dilakukan di atas, maka ditetapkan bahwa isu “Kurang optimalnya
intervensi resiko jatuh pada pasien dan keluarga pasien di RSUD S.K Lerik” sebagai isu yang paling prioritas untuk
diangkat oleh peserta.
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2019 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT.(2019).Diunduh dari
Permen PAN & RB No. 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat [JDIH BPK RI] pada tanggal 22
September 2022 pukul 8.30.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG


KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT. (2011). Diunduh dari http://bprs.kemkes.go.id/ pada tanggal 22
September 2022 pukul 09.50

PERWALI KOTA KUPANG NO. 89 TAHUN 2020 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,
TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAMUEL KRISTIAN LERIK KOTA
KUPANG. (2020). Diunduh dari http://bprs.kemkes.go.id/ pada tanggal 23 September 2022 pukul 09.50

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT. (2009). Diunduh dari
dari http://bprs.kemkes.go.id/ pada tanggal 22 September 2022 pukul 08.50

Anda mungkin juga menyukai