Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi
1. Lokasi Organisasi
RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin merupakan rumah sakit tipe D yang
terletak di jalur pantura kecamatan Krangkeng wilayah kabupaten Indramayu
bagian timur KM 28. Segmentasi pasar Indramayu bagian timur mencakup
wilayah Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Kedokanbunder,
Kertasemaya, jatibarang, Sliyeg, Sukagumiwang, Tukdana, dan bangodua,
sedangkan segmentasi pasar wilayah Kabupaten Cirebon bagian utara wilayah
kecamatan kapetakan dan Gegesik.
RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng dapat dipromosikan sebagai
pusat rujukan penanganan kasus kematian ibu dan bayi di wilayah Indramayu
bagian timur karena kematian ibu dan bayi di 10 wilayah kecamatan sekitar
RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng masih tinggi.
Pelayan kesehatan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng, didirikan
dan diselernggarakan oleh pemerintah Kabupaten Indramayu yang merupakan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kesehatan dan diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

2. Visi dan Misi Organisasi


 Visi Organisasi
Menjadi Rumah Sakit Terbaik dalam pelayanan kesehatan paripurna
di wilayah Indramayu dan sekitarnya pada tahun 2024.
 Misi Organisasi
1) Memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi berbasis keselamatan pasien dan petugas.
2) Menyediakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
3) Menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang akuntabel, efektif,
dan efisien.
4) Meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai secara
berkesinambungan.
5) Menyelenggarakan sistem informasi dan manajemen rumah sakit
yang handal.

3. Tujuan Organisasi
1) Mewujudkan pelayanan Kesehatan yang bermutu bagi seluruh
masyarakat Indramayu dan sekitarnya.
2) Memberikan rasa nyaman dan aman kepada pasien, pengunjung, petugas
dan masyarakat disekitar lingkungan Rumah Sakit.
3) Mewujudkan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan bagi semua lapisan
masyarakat.
4) Menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit yang dapat
dipertanggungjawabkan.
5) Mengoptimalkan Sumber Daya untuk mencapai hasil sesuai target.
6) Memberikan Pelayanan Kesehatan yang sesuai dengan harapan
masyarakat.
7) Mengembangkan Pelayanan Kesehatan berbasis teknologi Informasi yang
terintegritas dalam sistem Informasi Rumah Sakit.

4. Motto
“ THE BEST”
(Trampil, Humanis, Empati, Bermartabat dan Smart)

6
5. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah
sakit meliputi:
1) Pelayanan gawat darurat
2) Pelayanan rawat jalan
3) Pelayanan rawat inap
4) Pelayanan bedah
5) Pelayanan persalinan dan perinatologi
6) Pelayanan intensif

7
7) Pelayanan radiologi
8) Pelayanan laboratorium patologi klinik
9) Pelayanan rehabilitasi medik
10) Pelayanan farmasi
11) Pelayanan gizi
12) Pelayanan tranfusi darah
13) Pelayanan keluarga miskin
14) Pelayanan rekam medis
15) Pengolahan limbah
16) Pelayanan administrasi manajemen
17) Pelayanan ambulance/kereta jenazah
18) Pelayanan pemulasaraan jenazah
19) Pelayanan laundry
20) Pelayanan pemeliharaan sarana rumah Sakit
21) Pencegahan pengendalian infeksi

7. Tugas Jabatan Fungsional Dokter


Penulis merupakan seorang ASN yang berprofesi sebagai Dokter di
sebuah Instansi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Indramayu yaitu di Rumah
Sakit Umum Daerah Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu. Tugas Dokter dan
Fungsi Dokter akan penulis jabarka sebagai beikut:
1. Tugas Dokter
Standar Pelayanan Dokter Ahli Petama menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No.1438 Tahun 2010 adalah memberikan pelayanan kesehatan
pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitative untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta
membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang
kesehatan kepada masyarakat.
2. Fungsi Dokter
Rincian fungsi Dokter Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB Nomor
139 Tahun 2003 yaitu:
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama

8
2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) tingkat sederhana
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15) Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16) Melakukan pelayanan keluarga berencana
17) Melakukan pelayanan imunisasi
18) Melakukan pelayanan gizi
19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20) Melakukan penyuluhan medik
21) Membuat catatan medik rawat jalan
22) Membuat catatan medik rawat inap
23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25) Menguji kesehatan individu
26) Menjadi Tim Penguji Kesehatan
27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29) Menjadi saksi ahli
30) Menjadi saksi ahli mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call

9
33) Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34) Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana

8. Deskripsi Nilai-Nilai Dasar ASN


Nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK” merupakan akronim dari Berorientasi
pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Nilai-nilai ini diharapkan akan dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang
profesional.
1) Berorientasi Pelayanan
Nilai dasar “Berorientasi elayanan” diletakkan pada poin pertama.
Mengingat bahwa ASN yang dulu dikenal sebagai abdi negara, saat ini
bertransformasi menjadi pelayan publik. Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Asas penyelenggaraan
pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan
Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

10
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip prinsip yang
digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik di lingkungan birokrasi.

2) Akuntabel.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada publik. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah
yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
• Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
• Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama , yaitu:
• Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
• Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
• Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

3) Kompeten
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis,
karakter dan tuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu
dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi
lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perilaku ASN nilai kompeten.

11
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang
selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Prinsip pengelolaan ASN berbasis merit, yakni seluruh aspek
pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi dan
kinerja termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminasi seperti
hubungan agama, kesukuan atau aspek- aspek primodial lainnya yang
bersifat subjektif. Sesuai dengan PerMenPAN No 38 tahun 2017 tentang
kompetensi ASN, dimana kompetensi ASN meliputi :
 Kompetensi teknik meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap
atau perilaku yang diamati.
 Kompetensi manajerial meliputi pengetahuan, ketrampilan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
 Kompetensi sosial kultural meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
sikap yang diamati terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam agama, suku, dan budaya untuk
memperoleh hasil kerja sesuai peran, fungsi dan jabatan.

4) Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal
Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan
publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya.Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur. Beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur
tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal
yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman
dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:

12
a. Membuat tempat kerja yang berenergi. Sebagian besar karyawan
atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh hidupnya di
tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa
agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang
yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain
ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi, hubungan
interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal mengurangi
terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang
yang menjalankan alur produktivitas.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi Tak dapat
dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi
kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat
meningkatkan rasa kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para
karyawan.
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan
kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.

5) Loyal
Beberapa ahli mendefinisikan makna “loyalitas” sebagai berikut:
a) Kepatuhan atau kesetiaan.
b) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan
kepada organisasi tempatnya bekerja.
c) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau
sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan
tindakan orang tersebut.
d) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan
dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan
konstan kepada seseorang atau sesuatu.

13
e) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia,
sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus
dapat mempengaruhi sisi emosional orang tersebut.
f) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk
memiliki, mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan
menciptakan keterikatan emosional.
g) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja
untuk mengikuti pihak yang mempekerjakannya.
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak
tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik
pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga
nama baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan
adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.

6) Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa
beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan
lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi
terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi
individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini
organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang sama, yaitu
perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik adaptif
dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual.
Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan

14
mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak
proaktif dan tidak hanya berpangku tangan.

7) Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak
harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat
pencapaian suatu visi dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan
mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan
mempercepat mencapai tujuan bersama.
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata
kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling
menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber
daya. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan
keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk
kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan
individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative
governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam
kebijakan membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”.

15
9. Profil Peserta

Gambar 2.2 Foto Peserta

dr. Iip Alifatu Zulfah adalah peserta pelatihan dasar CPNS Angkatan VI
Kelompok 3 Gelombang II Tahun 2022 instansi Pemerintah Kabupaten Indramayu
dengan jabatan Ahli Pertama – Dokter dan penempatan di RSUD Mursid Ibnu
Syafiuddin Indramayu. Berikut merupakan data diri peserta.

1. Identitas Diri

Nama : dr. Iip Alifatu Zulfah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 10 Maret 1992
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Blok 05 RT/RW 003/008 Kedongdong Susukan
Cirebon
No handphone : 087723221914
Email : iipalifatu92@gmail.com
NDH : 14
NIP : 199203102022032020
Jabatan : Ahli Pertama Dokter

16
Instans : RSUD Mursid Ibnu Syafiuddin Indramayu

2. Riwayat Pendidikan

a. TK : RA Wathoniah
b. SD : RA Wathoniah
c. SMP : MTS Husnul Khotimah
d. SMA : MTS Husnul Khotimah
e. S1 : Universitas Swadaya Gunung Jati
f. Profesi dokter : Universitas Swadaya Gunung Jati

17
18

Anda mungkin juga menyukai