PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah
Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Pendirian Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru diawali dari sebuah Balai
Pengobatan sederhana pada tanggal 11 November 1964 dan menjadi Rumah Sakit
Santa Maria pada tanggal 09 Oktober 1974.
Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru berada di bawah naungan Yayasan Salus
Infirmorum yang merupakan salah satu karya bidang kesehatan Keuskupan Padang.
VISI
Menjadi Rumah Sakit dengan Mutu Pelayanan Terbaik di Sumatera.
MISI
1. Memberikan Pelayanan Prima yang Berorientasi pada Keselamatan
Pasien
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
3. Meningkatkan sarana dan prasarana
4. Mengembangkan kemitraan
5. Mengupayakan biaya yang efisien
MOTTO
Motto RS Santa Maria adalah Serviam in Caritate ( Melayani dengan Kasih)
1
HAKEKAT DAN CIRI PELAYANAN
1. Katolik dalam semangat, tidak dalam bentuk atribut atau label;
2. Tidak mengorbankan dan mengabaikan yang miskin;
3. Mandiri, berkembang dan menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
kebutuhan pelayanan;
4. Not for profit, sosial dan swakelola;
5. Manajemen modern, profesional, transparan dan akuntabel;
NILAI-NILAI DASAR DAN KEBIJAKAN POKOK
Nilai-nilai dasar yang diterapkan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Santa Maria Pekanbaru mengacu pada Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance, yaitu :
1. Transparansi (Keterbukaan)
Mengandung nilai Kejujuran, Kerjasama, dan Keterlibatan
a. Setiap pengambilan keputusan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
b. Transparan dalam setiap proses pengadaan rumah sakit.
c. Transparan dalam pemberian gaji dan sistem remunerasi karyawan.
d. Memberikan informasi yang benar dengan bahasa yang dimengerti
oleh pasien terutama terkait hak dan kewajiban pasien
2
iv. Transaksi organ tubuh.
v. Kontrasepsi permanen tanpa indikasi medis
4. Integritas
Mengandung nilai Etik, Moral, Kejujuran, Kesetiakawanan
a. Tidak menerima pemberian atau entertainment dalam bentuk apapun
dari pihak manapun.
b. Menjunjung tinggi etika moral dan spiritualitas.
c. Mengawasi pelaksanaan Formularium Rumah Sakit
d. Menjalankan rumah sakit sesuai visi dan misi yang ditetapkan.
e. Menjaga kerahasiaan pasien.
f. Melakukan survey kepuasan pelanggan secara terus menerus, dengan
wawancara langsung dan kuisioner.
5. Keadilan
Mengandung nilai Kejujuran, Kesederajatan, mengutamakan kaum miskin
dan lemah, kesetiakawanan).
3
a. Tidak meminta DP/ uang muka dari pasien untuk pelayanan apapun,
termasuk pelayanan di Intensive Care Unit.
b. Lebih dari 50% kapasitas rumah sakit adalah kelas III.
c. Memberi kesempatan yang sama bagi semua orang yang punya
kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi karyawan.
d. Menyediakan lingkungan kerja yang aman.
C. PENGERTIAN
Umum:
1. Standar Pelayanan Minimal :
adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis
tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh RS Santa Maria
kepada masyarakat.
2. Rumah Sakit:
adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Definisi Operasional:
1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah
Sakit kepada masyarakat.
2. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian
terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi,
4
keselamatan dan keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia.
3. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu
organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau
barang kepada pelanggan.
4. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau
tolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahane terhadap besaran target atau standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan
sesuatu yang harus dicapai.
6. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari
indikator
7. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari
sumber data untuk tiap indikator
8. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap
indikator kinerja yang dikumpulkan
9. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam
rumus indikator kinerja
10. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam
rumus indikator kinerja
11. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa
dicapai
12. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan
5
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional tahun 2000 – 2005
4. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggara Pemerintah Daerah
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang
pedoman organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2001 No. 14,
tambahan lembaran negara No. 42621)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah
8. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah
beberapa kali diiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
12. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes/ SK /l/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minirnal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah
15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/ SK / II /2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
tentang Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
6
BAB II. SISTEMATIKA DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini memuat tentang latar belakang penyusunan dokumen, sejarah singkat
RS Santa Maria, visi-misi dan nilai-nilai, maksud dan tujuan, pengertian dan
landasan hukum penyusunan dokumen Standar Pelayanan Minimal RS Santa Maria
A. Latar Belakang
Mengemukakan secara ringkas tentang latar belakang penyusunan
dokumen Standar Pelayanan Minimal RS Santa Maria, sejarah singkat,
visi-misi dan nilai-nilai RS Santa Maria
B. Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang maksud dan tujuan penyusunan
dokumen Standar Pelayanan Minimal RS Santa Maria
C. Pengertian Umum dan Khusus
Menjelaskan secara ringkas definisi dan pengertian istilah yang dipakai
dalam penyusunan dokumen Standar Pelayanan Minimal RS Santa Maria
D. Landasan Hukum
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam
penyusunan dokumen Standar Pelayanan Minimal RS Santa Maria
BAB VI PENUTUP
Menguraikan tentang pedoman dan kaidah pelaksanaannya.
7
BAB III. STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
SANTA MARIA PEKANBARU
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-
jenis pelayanan indikator dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit.
8
B. STANDAR PELAYANAN MINIMAL SETIAP JENIS PELAYANAN,
INDIKATOR DAN STANDAR
Adapun Standar Pelayanan Minimal untuk setiap pelayanan, indikator dan
standar dapat dilihat pada lampiran 1.
Sementara rinciannya dapat dilihat pada lampiran 2.
9
BAB IV. PENUTUP
10
LAMPIRAN
NO JENIS INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN
1. Gawat Darurat 1.Kemampuan menangani 1. 100 %
life saving anak dan
dewasa
11
2. Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan 1.100 % Dokter
di Poliklinik Spesialis Spesialis
2. Ketersediaan Pelayanan 2.
a.Klinik Anak
b.Klinik Penyakit
dalam
c.Klinik Kebidanan
d.Klinik Bedah
e.Klinik Mata
f. Klinik THT
g. Klinik Orthopedi
h. Klinik Jantung
i. Klinik Syaraf
j. Klinik Paru
k. Klinik Kulit dan
Kelamin
l. Klinik Urologi
12
3. Rawat Inap 1.Pemberi pelayanan di Rawat 1.a. Dr. Spesialis
Inap b.Perawat minimal
pendidikan D3
13
8. Kematian pasien > 48 jam 8. ≤0.24 %
14
5. Persalinan, 1.Kejadian kematian ibu 1. a. Perdarahan ≤ 1
perinatologi karena persalinan %
(kecuali rumah b. Pre-eklampsia ≤
sakit khusus di 30 %
luar rumah sakit c. Sepsis ≤0,2 %
ibu dan anak) dan
KB 2.Pemberi pelayanan 2. a. Dokter Sp.OG
persalinan normal b. Dokter umum
terlatih(Asuhan
Persalinan Normal)
c. Bidan
6.Pertolongan persalinan 6. ≤ 20 %
melalui seksio cesaria
7. Kepuasan Pelanggan 7. ≥ 80 %
15
6. Intensif 1. Rata-rata pasien yang 1. ≤ 3 %
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam
3. Kepuasan pelanggan 3. ≥ 80 %
4. Kepuasan pelanggan 4. ≥ 80 %
16
9. Rehabilitasi 1.Tidak adanya kejadian 1. 100 %
Medik kesalahan tindakan rehabilitasi
medik
2. Insiden kesalahan 2. 0
pernberian obat
3. Kepuasan pelanggan 3. = 80 %
17
13. Pelayanan Pelayanan terhadap pasien 100 % terlayani
GAKIN GAKIN yang datang ke RS
pada setiap unit pelayanan
18
6.Cost recovery 6. ≥40 %
19
20. Pelayanan 1.Tidak adanya kejadian linen 1. 100%
Laundry yang hilang
20
LAMPIRAN 2
21
3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat
BLS/PPGD/GELS/ALS
22
5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
23
7. Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
24
II. PELAYANAN RAWAT JALAN
25
3.Buka pelayanan sesuai ketentuan
26
5. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
27
III. PELAYANAN RAWAT INAP
28
3. Ketersediaan pelayanan rawat inap
29
5. Kejadian infeksi pasca operasi
30
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
31
9. Kejadian pulang paksa
32
11. Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
33
IV. BEDAH SENTRAL
34
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
35
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
36
7. Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anastesi dan salah
penempatan endotracheal tube
37
V. PERSALINAN DAN PERINATOLOGI (KECUALI RUMAH SAKIT
KHUSUS DI LUAR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK)
38
2. Pemberi pelayanan persalinan normal
39
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
40
6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
7. Kepuasan Pelanggan
41
VI. PELAYANAN INTENSIF
42
VII. RADIOLOGI
43
3. Kepuasan pelanggan
44
VIII. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
45
3. Tidak adanya kesalahan pengambilan sampel dan kesalahana penyerahan
hasil pemeriksaan laboratorium
4. Kepuasan pelanggan
46
IX. REHABILITASI MEDIK
2. Kepuasan Pelanggan
47
X. FARMASI
48
2. Insiden kesalahan pemberian obat
3. Kepuasan Pelanggan
49
4. Penulisan resep sesuai formularium
50
XI. GIZI
1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Judul Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Dimensi Mutu Efektifitas, akses, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
Definisi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah
Operasional ketepatan penyediaan makanan, pada pasien sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
Frekuensi Sebulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang mendapat
makanan tepat waktu dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Sumber Data Survei
Standar ≥ 90%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap
Pengumpulan data
52
XIII. PELAYANAN GAKIN
53
XIV. REKAM MEDIK
54
3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan
55
XV. PENGOLAHAN LIMBAH
58
5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun
6. Cost Recovery
59
7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
60
9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
61
XVII. AMBULANCE/KERETA JENAZAH
62
XVIII. PEMULASARAAN JENAZAH
63
XIX. PELAYANAN PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT
64
3. Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
65
XX. PELAYANAN LAUNDRY
66
XXI. PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1. Tim PPI
2. Koordinasi APD
67
3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
Keterangan :
ILO : Infeksi Luka Operasi
ILI : Infeksi Luka Infus
VAP : Ventilator Associated Pneumonie
ISK : Infeksi Saluran Kemih
68
MASUKAN TENTANG PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS
(TB) DI RS
A. RAWAT JALAN
70