Anda di halaman 1dari 30

BAB III

PROSES PENYUSUNAN RKJM

Untuk mewujudkan tujuan sasaran jangka menengah sekolah agar visi dan

misi tercapai, maka diuraikan rekomendasi hasil analisis rapor mutu 2017 yang

dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian Pendidikan

Dan Kebudayaan tentang 8 Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi Lulusan

a. Kekuatan

 Lulusan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan YME (SNP)

 Lulusan memiliki prilaku yang memiliki sikap berkarakter

 Lulusan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap disiplin(SNP)

 Lulusan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap satun(SNP)

 Lulisan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap jujur(SNP)

 Lulusan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap peduli(SNP)

 Lulusan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap percaya

diri(SNP)

 Lulusan memiliki prilaku yang mencerminkan sikap

bertanggungjawab(SNP)

 Lulusan memiliki prilaku pemelajar sepanjang hayat(SNP)

 Lulusan memiliki prilaku sehat jsmani dan rohani(SNP)

 Lulusan memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak andiri (SNP)

15
b. Kelemahan

 Lulusan kurang memiliki pengetahan

faktual,prosedural,konseptual,metakoknitif (SNP3)

 Lulusan kurang memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak kretif

(SNP4)

 Lulusan kurang memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak

produktif(SNP4)

 Lulusan kurang memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak kritis

(SNP4)

 Lulusan kurang memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak kretif

(SNP4)

 Lulusan kurang memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak

kolaborati (SNP4)

 Lulusan kurang memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak

komunikatif (SNP4)

c. Peluang

 Lulusan sudah memiliki kompetensi pada dimensi sikap

 Lulusan sudah memiliki ketrampilan berfikir dan bertindak mandiri

d. Tantangan

 Sekolah meningkatkan kompetensi lulusan dalam mengembangkan

pengetahuan faktual,prosedural,konseptual,metakognitif

 Sekolah meningkatkan kompetensi lulusan dalam mengembangkan


keterampilan berfikir dan bertindak kreatif sesuai perkembangan
zaman
16
 Sekolah meningkatkan kompetensi lulusan dalam mengembangkan
keterampilan berfikir dan bertindak Produktif

 Sekolah meningkatkan kompetensi lulusan dalam mengembangkan


keterampilan berfikir dan bertindak kritis terhadap perubahan

 Sekolah meningkatkan kompetensi lulusan dalam mengembangkan


keterampilan berfikir dan bertindak kolaboratif

 Sekolah meningkatkan kompetensi lulusan dalam mengembangkan

keterampilan berfikir dan bertindak Komunikatif

2. Standar Isi

a. Kekuatan

 Kurrikulum tingkat satuan pendidikan disusun dengan mengacu pada


kerangka dasarpenyusunan (SNP
 Sekolah melaksanakankurikulum sesuai ketentuan menyediakan
aokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulumyang beraku
(SNP)
b. Kelemahan

 Perangkat pembelajaran kurang memuat karakteristik kompetensi


sikap(SNP4)
 Perangkat pembelajaran kurang memuat karakteristik kompetensi
Keterampilan(SNP 4)
 Perangkat pembelajaran kurang memuat karakteristik kompetensi
pengetahuan(SNP 4)
 Perangkat pembelajaran kurang menyesuaikan ruang lingkup materi
pembelajaran(SNP 4)
 Kurikulum tingkat satuan pendidikan kurang melibatkan pemangku
kepentingan dalam mengembangkan kurikulum (SNP 2)
 Kurikulum tingkat satuan pendidikan belum melewati tahapan
operasinal pengembangan (SNP 2)
 Sekolah belum mengatur beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman
materi (SNP 1)
 Sekolah belum optimal menyelanggarakan aspek kurikulum
padamuatan lokal
 Sekolah belum optimal melaksanakan kegiatan pengembangan diri
siswa

17
c. Peluang

 Pemangku kepentingan memiliki perhatian terhadap sekolah

d. Tantangan

 Mempertahankan kemampuan peserta didik untuk memuat

kompetensi sikap,keterampilan dan pengetahuan dalam penyusunan

perangkat pembelajaran

 Mempertahankan kemampuan pendidik untuk menyesuiakan ruang

lingkup materi pelajaran dengan kompetensi siswa.

 Adanya diklat peningkatan kompetensi guru (regional/nasional)

3. Standar Proses

a. Kekuatan

 Memiliki dokumen silabus mata pelajaran

 Memiliki dokumen RPP

 Sekolah sudah mempunyai jaringan internet

 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud

no 22 tahun 2016

 Menggunakan berbagai model pembelajaran

 Melaksanakan penilaian otentik dalam proses pembelajan

b. Kelemahan

 Silabus belum memenuhi 10 komponen

 Dokumen RPP belum memenuhi 13 kriteria dan penyusunan RPP

baru terlaksana lima dari tujuh prinsip penyusunan RPP


18
 Tidak semua guru memahami pengembangan perangkat

pembelajaran yang terstandar

 10 % dari pendidik belum dapat menggunakan ICT dalam

pembelajaran

 Sebagian guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang di sediakan

 Sebagian guru belum memahami model-model pembelajaran

 Sebagian besar guru belum memahami penilaian otentik ( K 13 )

c. Peluang

 Regulasi kebijakan pengembangan silabus dan RPP

 Tersedianya dana kegiatan untuk kegiatan worshop

 Adanya Kelompok Kerja Guru

 Adanya kegiatan workshop untuk peningkatan kompetensi guru

 Tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan workshop

 Tersedianya dana untuk kegiatan workshop

d. Tantangan

 Sekolah Unggulan

 Guru dituntut untuk menyusun RPP sesuai dengan permendikbud no

22 tahun 2016

 Adanya diklat peningkatan kompetensi guru (regional/nasional)

 Guru dituntut mampu mampu menggunakan ICT dalam pembelajaran

 Semua guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan Permendikbud no 22 tahun 2016

19
 Semua guru mampu menggunakan model –model pembelajaran

 Semua guru mampu melaksanakan penilaian otentik dalam proses

pembelajaran

4. Standar Penilaian

a. Kekuatan

 Memiliki dokumen penilaian Sikap, pengetahuan, dan keterampilan

 Memiliki instrumen Penilaian Sikap, pengetahuan, dan keterampilan

 Guru sudah melakukan penilaian Sikap, pengetahuan, dan

keterampilan

 Memiliki dokumen KKM

 Memiliki dokumen ulangan harian

 Memiliki dokumen ujian tengah semester

 Memiliki dokumen ujian semester

 Memiliki dokumen ujian akhir sekolah (UAS)

 Memiliki pemantauan penilaian yang berkualitas

b. Kelemahan

 Dokumen penilaian belum sempurna

 Instrumen penilaian belum sempurna

 Belum semua guru memahami dan melaksanakan sistem penilaian

yang sesuai dengan SNP

 Belum semua guru memahami sistem penentuan KKM

 Belum semua guru mempu menyusun dokumen ulangan harian

sesuai dengan SNP

20
 Belum semua guru mampu menyusun dokumen ujian tengah

semester

 Belum semua guru mampu menyusun dokumen ujian semester

berdasarkan sistem penilaian

 Belum semua sekolah mampu menyusun dokumen ujian akhir

sekolah (UAS)

 Belum semua guru dapat melaksanakan penilaian yang berkualitas

c. Peluang

 Regulasi pengembangan sistem penilaian

 Adanya Kelompok Kerja Guru

 Adanya pengawasan pendidikan

 Adanya sosialisasi penyusunan ulangan harian

 Adanya bintek penyusunan dokumen ujian tengah semester

 Adanya bintek penyusunan dokumen ujian semester

 Adanya bintek penyusunan dokumen ujian akhir sekolah (UAS)

 Adanya pemantauan penilaian dari Dinas Pendidikan

d. Tantangan

 Muncul sekolah-sekolah favorit

 Kemajuan Teknologi dan Informasi

 Banyaknya SD binaan dan SD swasta

 Tersedianya prangkat pembelajaran yang sesuai SNP

 Tersedianya dokumen ulangan harian

 Tersedianya dokumen ujian tengah semester

21
 Tersedianya dokumen ujian semester

 Tersedianya dokumen ujian akhir sekolah (UAS)

 Pemantauan penilaian yang berkesinambungan

5. Standar pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Kekuatan

 Semua guru kelas dan mapel sudah berkualifikasi S-I

 Jumlah guru memenuhi persyaratan minimal 1 rombel satu guru

kelas dan guru mata pelajaran menyesuaikan

 Guru mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

 Kepala sekolah memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-I

 Tenaga Administrasi mempunyai kualifikasi pendidikan minimal SI

 Tenaga perpustakaan mempunyai kualifikasi S-I

 Mempunyai penjaga sekolah

 Kepala Sekolah mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

 Tenaga administrasi mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

 Tenaga perpustakaan mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan

b. Kelemahan

 Belum semua guru memiliki kompetensi yang dipersyaratkan bernilai

baik

 Kualifikasi Tenaga Administrasi, Tenaga Perpustakaan masih ada

yang belum linier

 Penjaga Sekolah belum melaksanakan tugas dengan optimal

22
 Tenaga administrasi dan perpustakaan belum memiiki kompetensi

yang dipersyaratkan

c. Peluang

 Perekrutan guru berkualifiasi S2 dan dan berkompetensi sangat baik

 Adanya izin untuk melanjukan studi kejenjang S2

 Bintek tenaga administrasi dan perpustakaan

 Pengangkatan penjaga sekolah yang memiliki dedikasi dan layalitas

yang tinggi

d. Tantangan

 Keterbatasan waktu dan keuangan

 Tuntutan kebutuhan tenaga guru

 Kemajuan dunia pendidikan dan tuntutan zaman

 Melanjutkan pendidikan yang linier

 Terlaksananya Program k-10

 Meningkatkan kompetensi PTK secara maksimal

 Tuntutan teknologi imformasi dan komunikasi

6. Standar Pengelolaan

a. Kekuatan

 Mengacu pada visi , misi dan tujuan pendidikan nasional

 Adanya RKJM, RKT dan RKAS

 Pedoman sekolah dan madrasyah

 Struktur Organisasi Sekolah dan Madrasah

23
 Pelaksanaan kegiatan sekolah / madrasah

 Bidang Kesiswaan

 Bidang kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

 Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan

 Bidang Sarana dan Prasarana

 Bidang keuangan dan Pembiayaan

 Budaya dan Lingkungan sekolah/madrasah

 Peranserta Masyarakat dan kemitraan sekolah / madrasah

 Program pengawasan

 Evaluasi Diri sekolah

 Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

 Akreditasi sekolah dan madrasah

 Sisten informasi dan manajemen

b. Kelemahan

 Dalam perumusan visi, misi dan tujuan sekolah belum sesuai SNP

 Perumusan RKJM, RKT dan RKAS belum sesuai dengan aturan

yang berlaku

 Pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan belum dibuat

secara lengkap

 Struktur organisasi sekolah/madrasah berisi tentang sistem

penyelenggaraan dan administrasi yang belum diuraikan secara jelas

dan transparan

24
 Sekolah/Madrasah belum melaksanakan operasional mengenai

proses penerimaan peserta didik secara optimal

 Pelaksanaa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Kurikulum 13 masih banyak kelemahan

 Sekolah belum menyusunan program pendayagunaan pendidik dan

tenaga kependidikan secara evektif

 Sekolah/Madrasah belum evektif menetapkan kebijakan program

mengenai pengelolaan sarana dan prasarana

 Sekolah/Madrasah menyusun pedoman peng-lolaan biaya investasi

dan operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan

 Sekolah/Madrasah belum maksimal menciptakan suasana, iklim,dan

lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang

efisien dalam prosedur pelaksanaan

 Sekolah/Madrasah belum melibatkan warga dan masyarakat

pendukung sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan secara

optimal

 Sekolah/Madrasah belum menyusun program pengawasan secara

obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

 Sekolah/Madrasah belum melakukan evaluasi diri terhadap kinerja

sekolah/madrasah secara sistematis dan berkesinambungan

 Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester

dengan mengacu padaStandar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

25
 Sekolah/Madrasah belum optimal menyiapkan bahan-bahan yang

diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

 Sekolah belum optimal mengelola sistem informasi manajemen yang

memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif,

efisien dan akuntabel

c. Peluang

 Terbentuknya Tim Pengembang Sekolah

 Adanya Kelompok Kerja Kepala Sekolah ( KKKS)

 Perumusan pedoman sekolah/madrasah berpedoman pada visi dan

misi sekolah

 Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan

operasional

 Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikandan pembagian

tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi

 Pimpinan sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai

uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas

 Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi

sekolah/madrasah

 Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang sesuai dengan rencana

yang sudah ditetapkan

 Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan

pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang

non akademik pada rapat komite sekolah/madrasah


26
 Memberikan layanan konseling kepada peserta didik

 Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta

didik

 Melakukan pembinaan prestasi unggulan

 Melakukan pelacakan terhadap alumni

 Kalender Pendidikan

 Program Pembelajaran

 Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

 Peraturan Akademik

 Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

 Kepala sekolah/madrasah membudayakan melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah

 Guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya sebagai agen

pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, mem-

bimbing, dan melatih peserta didik

 Konselor melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam

memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik

 Tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan

 Tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

dalam menyelenggarakan pelayanan administratif

 Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar

Sarana dan Prasarana

27
 Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta

didik

 Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan

dengan perkembangan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dan

mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana

 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan oprasional

Sekolah/Madrasah

 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional

sekolah/madrasah diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan

ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan

persetujuan dari institusi di atasnya

 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional

sekolah/madrasah disosialisasikan kepada seluruh warga

sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana

secara transparan dan akuntabel

 Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata-tertib

 Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala

sekolah/madrasah melalui rapat dewan pendidik dengan

mempertimbangkan masukan komite sekolah/madrasah, dan peserta

didik

 Sekolah/Madrasah menetapkan kode etik warga sekolah/madrasah

yang memuat norma

28
 Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada seluruh warga

sekolah/madrasah untuk menegakan etika sekolah/madrasah

 Sekolah/Madrasah perlu memiliki program yang jelas untuk

meningkatkan kesadaran beretika bagi semua warga

sekolah/madrasahnya

 Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat

norma menjalankan ibadah,

 Bimbingan dengan keteladanan,pembinaan dengan membangun

kemauan, serta pengembangan kreativitas dari pendidik dan tenaga

kependidikan

 Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga

kependidikan memasukkan larangan bagi guru dan tenaga

kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif

 Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik

dan ditetapkan oleh kepalasekolah/madrasah

 Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik

 Masyarakat pendukung sekolah/madrasahdilibatkan dalam

pengelolaan non-akademik

 Keterlibatan peranserta warga sekolah/madrasahdan masyarakat

dalam pengelolaan dibatasi padakegiatan tertentu yang ditetapkan

 Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain

yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan

pemanfaatan lulusan.

29
 Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan lembaga pemerintah

atau non-pemerintah

 Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal dengan

SMP/MTs/SMPLB atau yang setara, serta dengan TK/RA/BA atau

yang setara di lingkungannya

 Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkandengan perjanjian

secara tertulis

 Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah didasarkan

pada Standar Nasional Pendidikan

 Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga

kependidikan

 Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan,dan tindak lanjut hasil pengawasan

 Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan oleh komite

sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-

pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk

menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.

 Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah

 Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaiansekurang-kurangnya

setiap akhir semester yangditujukan kepada kepala sekolah/madrasah

danorang tua/wali peserta didik

30
 Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan tek-nis dari tugas

masing-masing sekurang-kurangnyasetiap akhir semester yang

ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah. kepala sekolah/madrasah,

secara terus menerus melakukan pengawasan pel-aksanaan tugas

tenaga kependidikan

 Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite

sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

sekurang-kurangnya setiap akhir semester

 Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasandi sekolah kepada

bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawabdi bidang pendidikan dan sekolah yang

bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait

 Pengawas madrasah melaporkan hasil penga-wasan di madrasah

kepada Kantor DepartemenAgama Kabupaten/Kota dan pada

madrasah yangbersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada ma-

drasah terkait

 Sekolah/Madrasah mendokumentasikan danmenggunakan hasil

pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak

lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah,

dalampengelolaan pembelajaran dan pengelolaan se-cara keseluruhan

 Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas indikatoruntuk mengukur,

menilai kinerja, dan melakukanperbaikan dalam rangka pelaksanaan

Standar Nasional Pendidikan

 Sekolah/Madrasah melaksanakan evaluasi proses, evaluasi program

31
 Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secaraperiodik berdasar

pada data dan informasi yangsahih.

 Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenagakependidikan meliputi

kesesuaian penugasandengan keahlian, keseimbangan beban kerja,

dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalampelaksanaan

tugas

 Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi

dan perubahan-perubahan peserta didik

 Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan

menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legitimasi

 Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan

 kualitas kelembagaannya secara holistik dengan menindaklanjuti

saran-saran hasil akreditasi

 Menyediakan fasilitas informasi yang efesien, efektif dan mudah

diakses

 Pelayanan informasi dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan

sekolah

 Komunikasi antar warga sekolah/madrasah yang evektif dan

komunikatif

 Dokumentasi dan pelaporan informasi yang bisa d akses melalui

webset sekolah

d. Tantangan

 Memiliki Tim perumus visi, misi dan tujuan sekolah

 Mendatangkan narasumber yang berkompetensi


32
 Lahirnya visi, misi dan tujuan pendidikan sesuai dengan

permendikbud no 19 tahun 2007

 Dilaksanakannya sosialisasi tentang visi, misi dan tujuan sekolah

 Memiliki Tim perumus RKJM, RKT dan RKAS yang solid

 Mendatangkan narasumber yang berkompetensi

 Terciptanya RKJM, RKT dan RKAS sesuai dengan permendikbud no

19 tahun 2007

 Terbentuknya Tim perumus pedoman sekolah / madrasah

 Adanya pedoman Pengelolaan yang berfungsi sebagai pertunjuk

pelaksanaan operasional sekolah / Madrasah

 Adanya Pedoman evaluasi Pengelolaan KTSP, Kalender Pendidikan,

Pembegian Tugas guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

 Adanya uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pimpinan

pendidik dan tenanga kependidikan yang jelas

 Adanya pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi

sekolah/madrasah

 Pertanggung jawaban pengelolaan kegian akademik dan non

akademik oleh kepala sekolah / madrasah pada pemangku

kepentingan

 Adanya petunjuk pemberian layanan konseling kepada peserta didik

 Terlaksananya kegiatan ekstra kokurikuler untuk pembinaan prestasi

unggulan para perserta didik

 Adanya pelacakan terhadap alumni

33
 Adanya kelender pendidikan, program pembelajara, penilaian hasil

belajar dan peraturan akademik

 Terciptanya program pendayagunaan pendidikan dan tenaga

kependidikan

 Adanya budaya kepala sekolah/madrasah untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan

sekolah/madrasah

 Adanya tanggung jawab guru sebagai agen pembelajaran yang

memotivasi , memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih

peserta didik.

 Adanya tanggung jawab konselor dalam melaksanakan tugas,

bimbingan dan konseling kepada peserta didik

 Adanya tanggung jawab tenanga perpustakaan dalam mengelola

sember belajar di perpustakaan

 Adanya tanggung jawab tenaga administrasi dalam melaksanakan

tugas dan menyelenggarakan pelayanan administrasi sekolah

 Adanya program pengelolaan sarana dan prasarana yang sesuai

dengan Standar Sarana dan Prasarana

 Adanya Program sosilisasi pengelolaan sarana dan prasarana kepada

pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik

 Adanya pengadaan sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler

yang mengacu kepada Standar Sarana dan Prasarana

 Adanya pedoman pengelolaan biaya dan operasional

sekolah/madrasah

34
 Dalam kesepakatan inventasi dan operasional sekolah/madrasah

diputuskan oleh komite, ditetapkan oleh kepala sekolah dan di setujui

oleh instansi atasnya

 Adanya sosialisasi biaya invertasi dan operasional sekolah/madrasah

kepada seluruh warga sekolah dan trasparan

 Adanya prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim dan

lingkungan

 Ditetapkannya pedoman tata tertib sekolah oleh kepala sekolah

 Adanya kode etik warga sekolah yang mengatur tentang etika, norma

ibadah dan menghormati pendidik

 Adanya keterlibatan warga sekolah dalam pengelolaan akademi dan

masyarakat dalam pengelolaan non akademik yang dibatasi pada

kegiatan tertentu

 Terjalinya kemitraan sekolah dengan lembaga pemerintah dan non

pemerintah yang berkaitan dengan input, output dan proses

pemanfaatan lulusan dengan perjanjian secara tertulis

 Penyusunan program pengawasan di sekolah /madrasah berdasarkan

SNP dan disosialisasikan kepada selurun PTK

 Kepala sekolah melaksanakan , supervisi, pemantuan,evaluasi, dan

tindak lanjut

 Laporkan hasil evaluasi dan pelaksanaan tugas PTK kepada kepala

sekolah secara berkala

 Laporan pengawasan pendidikan pada pihak terkait

 Perbaikan kinerja sekolah selama 4 tahun


35
 Evaluasi diri sekolah setiap tahun

 Evaluasi pendayagunaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

sesuai SNP

 Status akreditasi sekolah A

 fasilitas informasi menggunakan ICT

 Pelayanan secara efisien dan efektif

 Pelaporan dan informasi sekolah/madrasah dapat diakses secara cepat

dan akurat

7. Standar Sarana Dan Prasarana

a. Kekuatan

 Lahan sudah memiliki sertifikat

 Kelas sudah memiliki perabot

 Ruang kelas untuk belajar sudah ada

 Sekolah sudah memiliki buku pustaka

 Perpustakaan sudah memiliki fasilitas internet,computer, kipas

angin.

 Sudah ada ruang perpustakaan

 Ruang kerja pimpinan sudah tersedia

 Sarana ruangan pimpinan sudah tersedia

 Ruangan kerja guru sudah tersedia

 Ruang ibadah tersedia

 Sarana ruang ibadah sudah ada

36
 Sekolah sudah memiliki jamban

 Sekolah memiliki sarana jamban

 Sekolah memiliki ruang UKS

 Sekolah memiliki sarana ruang UKS

 Sekolah memiliki tampat bermain/ OR

 Memiliki halaman sekolah sebagai sarana tempat bermain/olah raga

 Kelayakan/kenyamanan ruang sirkulasi

 Memiliki sarana ruang sirkulasi

 Lingkungan sekolah bersih

 Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan

(perindang) sudah ada

b. Kelemahan

 Luas lahan sekolah belum sesuai dengan SNP

 Perabot yang ada di ruang kelas belum sesuai dengan SNP

 Fasilitas ruang kelas belum lengkap.

 Jumlah buku perpustakaan belum sesuai dengan standar SNP

 Peralatan multimedia di ruang perpustakaan belum lengkap

 Kelayakan/kenyamanan ruang perpustakaan belum sesuai SNP

 Ruang kerja pimpinan belum sesuai SNP

 Sarana ruangan pimpinan belum sesuai SNP

 Tiadak adanya ruang tata usaha

 Ruangan kerja guru belum sesuai SNP

 Sarana ruangan kerja guru belum sesuai SNP

37
 Ruang ibadah belum sesuai SNP

 Sarana ruang ibadah belum sesuai SNP

 Jamban yang dimiliki sekolah belum sesuai SNP

 Kelengkapan sarana jamban belum menciptakan kenyamanan bagi

warga sekolah

 Sekolah belum memiliki ruang UKS khusus

 Sarana ruang UKS belum sesuai dengan SNP

 Tempat bermain/ OR belum sesuai dengan SNP

 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR belum sesuai SNP

 Kelayakan/kenyamanan ruang sirkulasi belum sesuai SNP

 Sarana ruang sirkulasi belum lengkap

 Pencemaran lingkungan tidak ada

 Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan

(perindang) belum memadai

c. Peluang

 Membuat bangunan bertingkat

 Pengadaan perabot sesuai SNP

 Melengkapi fasilitas kenyamanan kelas

 Menganggarkan pembelian buku di RKAS

 Menganggarkan peralatan multi media di RKAS

 Melengkapi ruang perpustakaan dengan menganggarkannya di RKAS

 Melengkapi ruangan kerja pimpinan sesuai SNP

 Melengkapi sarana ruangan pimpinan sesuai SNP

38
 Kelayakan ruang kerja guru belum sesuai SNP

 Melengkapi sarana ruang kerja guru sesuai SNP

 Kelayakan/kenyamanan ruang ibadah belum sesuai SNP

 Sarana ruang ibadah belum sesuai SNP

 Perbaikan dan pemeliharaan jamban dianggarkan di RKAS

 Pengadaan sarana ruang jamban di RKS

 Pengadaan ruang UKS Khusus

 Melengkapi peralatan ruang UKS

 Melengkapi tempat bermain/ OR

 Pengadaan sarana tempat bermain/OR

 Meningkatkan kenyamanan ruang sirkulasi

 Melengkapan sarana ruang sirkulasi

 Melengkapi peningkatan penataan lingkungan sekolah

 Kelengkapan sarana drainase, pembuangan limbah, pepohonan (perindang)

belum memadai

d. Tantangan

 Adanya peningkatan jumlah siswa

 Perlu pengadaan AC dan CCTV

 Kurangnya jumlah buku di perpustakaan

 Perlunya peralatan multi media di ruang perpustakaan sesuai SNP

 Kurangnya kenyamanan di ruang perpustakaan

 Pengadaan fasilitas ruang pimpinan sesuai SNP

 Belum lengkapnya sarana ruang pimpinan

39
 Membangun ruangan kerja guru yang sesuai SNP

 Belum lengkapnya sarana ruang kerja guru

 Membangun ruang ibadah

 Melengkapai sarana ruang ibadah

 Mengajukan proposal ke bidang sapras, dan mencari donatur

 Melengkapi sarana jamban

 Menganggarkan pemenuhan saran dan prasarana di RKAS

 Melengkapi sarana tempat bermain/OR

 Perlu pencahayaan di ruang sirkulasi.

 Pengadaan tempat pembuangan sampah,perindangan sekolah, serta

perbaikan drainase.

8. Standar Pembiayaan

a. Kekuatan

 Keterlibatan masyarakat dalam penetapan RKJM dan RKS.

 Pengeluaran biaya oleh sekolah harus didasarkan pada pertimbangan

rasional.

 Besaran biaya yang dihitung berdasarkan perbandingan dengan

rombel.

 Besaran biaya yang dihitung berdasarkan perbandingan dengan

peserta didik.

40
 Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya ATS

berdasarkan standar pembiayaan

 Sekolah menghitung besaran persentase minimum biaya BAHP

berdasarkan standar pembiayaan

 Kemudahan mengakses dokumen pengelolaan pembiayaan sekolah.

 Besaran perolehan dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat,

Pemerrintahan Provinsi, Pemerintahan Kab./Kota, orang tua siswa,

dan masyarakat

 Sekolah menyusun laporan pengelolaan pembiayaan.

 Kemudahan akses terhadap laporan pengelolaan keuangan

b. Kelemahan

 Tidak semua unsur yang terlibat dapat bekerja maksimal.

 Belum semua pengeluaran biaya oleh sekolah harus didasarkan pada

pertimbangan rasional.

 Belum semua besaran biaya yang dihitung berdasarkan jumlah

rombel.

 Belum semua besaran biaya yang dihitung berdasarkan jumlah

peserta didik.

 Sekolah belum menghitung besaran persentase minimum biaya ATS

berdasarkan standar pembiayaan yang valid.

 Sekolah belum sepenuhnya menghitung besaran persentase

minimum biaya BAHP berdasarkan standar pembiayaan

 Belum semua pihak dapat mengakses dokumen pengelolaan

pembiayaan dengan mudah.


41
 Belum adanya kepastian seberapa besaran perolehan dana yang

bersumber dari Pemerintah Pusat, Pemerrintahan Provinsi,

Pemerintahan Kab./Kota, orang tua siswa, dan masyarakat

 Laporan pengelolaan pembiayaan sekolah

 Akses laporan keuangan belum sepenuhnya mudah bagi semua

kalangan

c. Peluang

 Partisipasi komite sekolah dan orang tua murid.

 •Menganalisis standar biaya per sekolah/program keahlian.

• Rapat penyusunan RKJM, RKS, RKT, RKAS.

 Sekolah mengalokasikan biaya operasi non-personalia, terlebih

dahulu dianalisis standar biaya per rombel

 Sekolah mengalokasikan biaya operasi non personalia, terlebih

dahulu dianalisis standar biaya per peserta didik

 Rapat penyusunan RKAS menyetujui persentase minimum biaya

ATS berdasarkan standar pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

 Sekolah mengalokasikan biaya BAHP, terlebih dahulu dianalisis

standar pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

 Akses dokumen keuangan sekolah yang mudah bagi pihak-pihak

berkepentingan merupakan bagian dari implementasi transaparansi

(good governance)

 Penyusunan keuangan sekolah harus mengidentifikasi semua

pemasukan keuangan sekolah, sehingga sekolah dapat dengan mudah

42
memetakan pemenuhan kebutuhan biaya operasional & investasi

sekolah ketika menyusun RKAS

 • Setiap uang yang dikeluarkan sekolah disertai dengan bukti otentik

• Setiap realisasi pengeluaran dan pemasukan keuangan sekolah

direkap sesuai dengan ketentuan akuntasi yang berlaku

• sekolah menyusun laporan

 Kemudahan akses informasi pengelolaan keuangan

d. Tantangan

 Menciptakan kerjasama pihak sekolah, komite, dan orang tua.

 Menganalisis kebutuhan Tendik/ Pendik, siswa, sarana an prasarana

berdasarkan skala prioritas.

 Sekolah memiliki informasi mengenai satuan biaya operasi non-

personalia per rombel

 Sekolah memiliki informasi mengenai satuan biaya operasi non-

personalia per peserta didik.

 Persentase biaya ATS ditetapkan berdasarkan standar pembiayaan

 Penyusunan RKAS menyetujui persentase minimum biaya BAHP

berdasarkan standar pembiayaan yang berlaku/diberlakukan

 Kepala sekolah dan bendahara sekolah mempublikasikan laporan

keuangan sekolah secara berkala. Misal per tiga bulan sekali

 Dalam penyusunan RKAS, Kepala sekolah, bendahara sekolah,

komite sekolah mengidentifikasi besaran semua pemasukan

keuangan sekolah secara komprehensif

 Sekolah memiliki laporan pengelolaan keuangan sekolah


43
 Kepala sekolah dan bendahara sekolah mempublikasikan dokumen

RKAS kepada warga sekolah

44

Anda mungkin juga menyukai