Anda di halaman 1dari 7

Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Visual

A. Peran media visual dalam instruksional (petunjuk)


Menurut Heinich (2002) Beberapa peran penting media visual diantaranya
adalah:
1. menyediakan referensi nyata untuk ide-ide. Kata-kata (biasanya) tidak
terlihat atau terdengar seperti apa yang diwakilinya, tetapi visual adalah
simbol, sehingga hampir sama dengan apa yang mereka wakili.
2. berfungsi sebagai tautan yang lebih mudah diingat ke ide asli
3. memotivasi peserta didik dengan menarik perhatian
4. menyederhanakan informasi yang sulit dipahami. Sebagai contoh diagram
dapat memudahkan untuk menyimpan dan mengambil informasi tersebut
5. memiliki fungsi pengorganisasian dengan menggambarkan hubungan
antar elemen, seperti dalam diagram alur atau garis waktu.
6. visual menyediakan saluran yang lebih. Artinya, ketika disertai dengan
informasi lisan atau tertulis, mereka menyajikan informasi dalam
modalitas yang berbeda, memberikan beberapa peserta didik kesempatan
untuk memahami secara visual apa yang mungkin mereka lewatkan dalam
presentasi lisan.

B. Tujuan Desain Visual


Menurut Heinich (2002) Setidaknya ada 4 tujuan dasar dalam desain visual
untuk meningkatkan komunikasi, yaitu:
1. Memastikan keterbacaan
2. Mengurangi usaha yang diperlukan dalam menafsirkan informasi.
3. Meningkatkan keterlibatan aktif
4. Menarik perhatian

C. Literasi Visual
Istilah visual sering dikaitkan dengan literasi seperti yang dijelaskan oleh
Braden dalam Yaumi (2018), yaitu Literasi visual adalah kemampuan untuk
memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk berpikir,
belajar, dan mengekspresikan gambar. Baker dalam Yaumi (2018)
menurunkan definisi yang dikembangkan oleh Bristor dan Drake, yang
menyatakan bahwa literasi visual adalah kemampuan untuk memahami,
menafsirkan, dan mengevaluasi pesan-pesan visual. Baker kemudian
menyimpulkan bahwa literasi visual sama dengan membaca gambar. Ahn
dalam Yaumi (2018) menggunakan istilah pedagogi visual untuk melihat guru
sebagai mediator dalam hubungan antara siswa dan gambar, dan berusaha
untuk mendorong kreativitas siswa dalam membangun pembelajaran aktif
melalui gambar.
Literasi visual dapat dikembangkan melalui dua pendekatan menurut Heinich
(2002):
1. Strategi input (masukan)
Strategi input membantu siswa memecahkan masalah, atau mahir dalam
membaca media visual melalui latihan analisis visual. Misalnya analisis
gambar, diskusi program multimedia, video dan lain-lain.
2. Strategi output (keluaran)
Strategi output membantu siswa mengekspresikan diri dan berkomunikasi
dengan orang lain dengan menggambarkan atau menulis elemen visual,
Misalnya dengan merencanakan dan membuat presentasi foto dan video.

Penggunaan media visual dalam proses pembelajaran harus memperhatikan


taraf literasi visual siswa. Menurut Heinich (2002) beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat literasi visual siswa antara lain:
1. Perkembangan kognitif
Perkembangan usia siswa mempengaruhi tingkat kemampuan siswa
dalam menafisrkan makna media visual. Siswa yang berusia di bawah 12
tahun cenderung menafsirkan suatu gambar bagian per bagian daripada
secara keseluruhan. Sedangkan siswa yang berusia di atas 12 tahun akan
mampu menafsirkan makna gambar secara keseluruhan.
2. Efek budaya
Tingkat hubungan budaya siswa dengan unsur visual yang ditampilkan
akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menafsirkan suatu gambar.
Misalnya, siswa yang tinggal dekat dengan pantai akan berbeda
pemahamannya tentang pemandangan pantai di banding dengan siswa
yang tempat tinggalnya jauh dari pantai.
3. Preferensi visual
Preferensi visual berarti ciri-ciri tampilan visual yang disukai oleh siswa.
siswa lebih menyukai visual yang berwarna daripada visual hitam putih
(ketika warna tidak berkaitan dengan konten materi), visual yang realistis
(misal: gambar fotografi) daripada visual yang abstrak (misal: gambar
sketsa), dan visual yang sederhana daripada visual yang kompleks.
Terlepas dari beberapa faktor di atas, guru harus berusaha untuk meningkatkan
literasi visual siswa dengan melatih mereka memahami media visual yang
mengelilingi mereka dan dengan melatih kreativitas mereka dalam
menyampaikan informasi. Seperti kliping, poster, papan display, dan lainnya.

D. Prinsip-prinsip rancangan media visual


Setelah memahami kondisi siswa dan kondisi pembelajaran, maka perlu
dipertimbangkan dalam memilih dan merancang media visual. Agar media
visual yang dirancang layak digunakan dalam proses pembelajaran, maka ada
kriteria-kriteria yang harus dipahami dan dipenuhi. Menurut Heinich (2002),
unsur-unsur media visual yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Tata letak
Tata letak unsur-unsur visual dapat dilakukan setelah menentukan unsur-
unsur apa saja yang ingin dimasukkan ke dalam media visual. Misalnya,
teks judul, teks deskripsi, gambar, bagan, dan seterusnya. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam mengatur tampilan visualnya adalah sebagai
berikut.
a) Perataan unsur-unsur visual pada garis horizontal ataupun vertikal agar
siswa memandang unsur-unsur tersebut sebagai satu kesatuan.
Gambar 1: Gambar diratakan selaras dengan garis vertikal dan horizontal

b) Menyatukan unsur-unsur visual dalam sebuah bentuk umum dan sesuai


dengan ritme mata siswa, seperti bentuk lingkaran, persegi, ataupun
segitiga.

Gambar 2. Gambar disusun dalam pola lingkaran


Sumber: asihnaim.blogspot.com

c) Mendekatkan unsur-unsur yang saling berkaitan dan memisahkan


unsur-unsur yang tidak berkaitan.

Gambar 3. Gambar gejala dan komplikasi dipisah


Sumber: hallosehat.com

d) Mengarahkan perhatian pemirsa dengan tanda-tanda visual, seperti


tanda panah, penebalan huruf, dan penekanan warna.

e) Kontras yang baik antara unsur visual dengan latar belakangnya,


misalnya warna terang ditimpa dengan warna gelap atau sebaliknya.

f) Konsistensi dalam penyusunan unsur-unsur visual agar siswa cepat


dalam memahaminya, misalnya Anda konsisten dalam meletakkan
judul di atas halaman atau memberikannya warna biru.

2. Keseimbangan
Keseimbangan psikologis dapat dicapai ketika unsur-unsur visual dalam
sebuah tampilan media visual tersebar secara merata pada tiap sisi sumbu,
baik itu simetris ataupun asimetris. Unsur-unsur visual yang tidak merata
atau menumpuk pada satu sisinya akan memiliki tampilan yang kurang
baik.

Gambar 4: Analogi skala keseimbangan


Sumber: Heinich (2002)

C. Warna
Pemilihan skema warna dalam elemen media visual sebaiknya
memperhatikan hubungan warna, makna warna, dan kekontrasan warna
tersebut dengan warna latar belakang. Hubungan antara warna pada media
visual dapat dipahami berdasarkan roda warna.

Gambar 5: Roda warna menunjukkan hubungan warna


Sumber: psvssbj.blogspot.com/

Berdasarkan roda warna tersebut, Anda dapat memahami hubungan warna


dan tingkat kekontrasan warna yang satu dengan warna yang lainnya. Peter
dan Wilson dalam Heinich dkk telah memberikan tiga saran mengenai
penggunaan warna, yaitu:
a. konsistenlah dengan pilihan warna umum di seluruh material, misalnya:
konsisten menggunakan warna ungu sebagai bingkai;
b. gunakan warna yang sangat jenuh (warna primer/ kuat) untuk material
yang ditujukan untuk anak-anak kecil;
c. perhatikan makna-makna warna yang dipilih, misalnya: merah dan
kuning bermakna hangat, hijau dan biru bermakna sejuk, merah artinya
berhenti, dan hijau artinya jalan.
d. perhatikan keterkaitan antara latar belakang siswa dengan warna yang
digunakan.
Selain saran tersebut, Anda juga perlu memperhatikan warna latar belakang
dalam menentukan warna gambar dan teks yang akan diletakkan di atasnya.
Tabel berikut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengatur warna
visual slide Powerpoint.

Tabel 1: Kombinasi efektif warna latar dan gambar pada slide Powerpoint
Sumber: Joody Losmore dalam Heinich dkk, (2002)

d. Kemudahterbacaan
Sebuah media visual dapat dipahami ketika teks dan gambar yang ada di
dalam media visual tersebut dapat dilihat oleh seluruh siswa. Oleh karena itu,
pengajar harus memastikan bahwa media yang digunakannya dapat dibaca
oleh siswa yang berada di posisi terjauh sebelum ia menggunakan di dalam
proses pembelajaran.
Jika ada unsur media yang kurang terbaca, maka guru dapat
memperbaikinya dengan memperbesar ukurannya atau memperbaiki
warnanya.

e. Unsur-unsur Teks
Selain unsur-unsur visual, media visual juga terkadang menampilkan
informasi yang berbentuk tekstual. Misalnya pada slide presentasi dan poster.
Oleh karena itu, pengajar harus cermat dalam menentukan gaya, ukuran,
spasi, warna, dan cetakan huruf agar pesan yang disampaikan melalui teks
tersebut nyaman dibaca. Smaldino telah memberikan beberapa saran tentang
penggunaan huruf dalam media visual, yaitu sebagai berikut.
1) Gaya huruf untuk menyampaikan pesan pembelajaran sebaiknya
menggunakan gaya huruf yang polos dan tidak banyak hiasan, seperti:
Sans serif, Arial, dan Times New Roman. Disamping itu, penggunaan
gaya huruf pada media yang diproyeksikan (misal slide Powerpoint)
sebaiknya tidak lebih dari dua jenis gaya huruf.
2) Ukuran huruf di dalam media visual harus disesuaikan dengan cara
penggunaannya agar teks tersebut dapat terbaca dengan baik oleh siswa.
Misalnya, ukuran huruf di dalam media poster biasanya yang lebih besar
dibandingkan dengan buku teks.
3) Spasi antara huruf dan antara baris di dalam komputer biasanya telah
terstandarisasi. Akan tetapi, ketika Anda menulis teks menggunakan alat
tulis maka Anda perlu memperhatikan kerataan dan kemudahterbacaan
huruf-huruf yang anda tulis.
4) Warna huruf harus dibuat kontras dengan warna latar belakang agar
mudah terbaca dan untuk menekankan perhatian siswa pada kalimat
tertentu.
5) Utamakan menggunakan huruf kecil dan gunakan huruf besar sewajarnya
saja untuk memudahkan siswa dalam membaca teks tersebut.

Daftar Pustaka
Heinich, R., et. al. 2002. Instructional Media and Technologies for Learning. New
Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:


Prenamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai