Anda di halaman 1dari 9

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No.

1 Tahun 2019

PERUBAHAN AGAMA BUDDHA JAWI WISNU KE AGAMA HINDU DI MOJOKERTO


1952-1967

WAHYU ANGGI SUHARTONO


Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya,
Email: wahyuanggis@gmail.com

Nasution
S-1 Pendidikan Sejarah, fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Awalnya, masyarakat di Mojokerto memiliki agama Budha Jawi Wisnu.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan masuk dan berkembangnya Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto,
mendeskripsikan alasan Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto, serta mendeskripsikan
respon penganut Buddha Jawi Wisnu terhadap pembubaran Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto terhadap para
pengikut.Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Agama Buddha Jawi Wisnu
masuk di Kabupaten Mojokerto pada tahun 1952. Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto mulai dikenalkan
oleh orang bernama Suyadi yang memiliki keinginan untuk mencari agama yang asli dan ingin mengetahui agama bangsa
Indonesia terutama di Pulau Jawa.Terkait demikian, Suyadi adalah pelopor Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto;
2) Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh pemerintah Kabupaten Mojokerto karena dianggap sesat.Hal ini dikarenakan
terdapat aturan atau ketentuan bahwa resi harus menikah dengan yang memiliki keturunan resi.Hal ini dilakukan
secara berkali-kali sehingga resi terkadang memiliki istri lebih dari satu.Setelah mengetahui tentang hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Mojokerto memberikan peringatan terkait dengan pembubaran Buddha Jawi Wisnu. Selain
itu, alasan dibubarkannya Buddha Jawi Wisnu oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto karena diduga memiliki
keterkaitan dengan orang-orang komunis dan dianggap melanggar aturan atau norma yang ada; serta 3) Respon penganut
Buddha Jawi Wisnu pada pembubaran Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto adalah awalnya kecewa karena tidak
ada kejelasan mengenai alasan Buddha Jawi Wisnu dibubarkan. Para pengikut menganggap bahwa selama ini, Buddha
Jawi Wisnu tidak pernah melakukan pemberontakan dan kesalahan-kesalahan.
Kata Kunci: Agama, Budha Jawi Wisnu, Respon.

Abstract
First, people in Mojokerto has Buddhism Jawi. The purpose of this research was conducted to find out and describe the
entry and development of Buddhism Jawi Vishnu in Mojokerto, describe the reason Buddha Jawi Vishnu disbanded by the
Government, as well as the Mojokerto describe response Buddhists Jawi Jawi against dissolution of the Buddha of Vishnu
Vishnu in Mojokerto against its followers. This research using the method of history. The results showed that: 1) Buddhism
Jawi Vishnu in Mojokerto in 1952. Buddhism Jawi Vishnu in Mojokerto began was introduced by someone named Suyadi
who have the desire to find a genuine religion and want to know the religion of the nation of Indonesia especially in Java.
A related case, Suyadi was the pioneer of Buddhist Jawi Vishnu in Mojokerto; 2) Buddha Jawi Wisnu was dissolved by the
government of Mojokerto Regency because it was considered heretical. This is because there are rules or provisions that
receipts must be married to those who have descendants of receipts. This is done repeatedly so that receipts sometimes
have more than one wife. After learning about this, the Mojokerto Regency Government gave a warning related to the
dissolution of Buddha Jawi Wisnu. In addition, the reason for the dissolution of Buddha Jawi Wisnu by the Mojokerto
Regency Government was because it was suspected of having links with communists and was considered to violate existing
rules or norms; as well as 3) Response Buddhists Jawi Jawi on dissolution of the Buddha, Vishnu Vishnu in Mojokerto is
initially disappointed because there is no clarity regarding the reason Buddha Jawi Vishnu dissolved. The followers assume
that during this time, Buddhist Jawi Vishnu never rebellion and errors.
Keywords: Religion, Buddhism Jawi Vishnu, Response.

yang diundang oleh para pengausa kerajaan di


PENDAHULUAN Nusantara.Hal ini didasarkan pada peninggalan benda-
Masuknya agama Hindu-Buddha di Indonesia benda kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha seperti
dimulai dari hubungan perdagangan antara Indonesia prasasti yang bertuliskan tulisann sansekerta.Kedua, teori
dengan India.Terdapat beberapa teori yang menjelaskan Waisya menunjukkan bahwa agama Hindu-Buddha masuk
tentang masuknya agama Hindu-Buddha di ke Indonesia melalui hubungan para pedagang Indonesia
Indonesia.Pertama, teori Brahmana menjelaskan bahwa dan India.Adanya interaksi antara pedagang India dengan
agama Hindu-Buddha disebarkan oleh golongan Brahmana penduduk pribumi memunculkan kemungkinan terjadinya
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

perkawinan di antaranya.Dari hubungan tersebut, ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan seperti:


kebudayaan Hindu-Buddha dapat masuk ke Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kediri,
Indonesia.Ketiga, teori Ksatria menunjukkan bahwa agama Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit.3
Hindu-Buddha masuk ke Indonesia disebarkan oleh Salah satu kerajaan besar bercorak Hindu di
golongan prajurit atau kasta ksatria.Adanya kolonialisasi Indonesia adalah Kerajaan Majapahit. Pada saat itu,
antara orang India dan Indonesia menyebabkan pengaruh Agama Hindu-Buddha di Jawa sangat kuat.
terbentuknya daerah persekutuan yang merupakan tempat Kerajaan Mahapahit berada di Trowulan, Mojokerto. Pada
terjadinya penyebaran agama Hindu-Buddha.Dari hal perkembangan sejarah kerajaan Hindu-Buddha di
tersebut, peranan prajurit atau kasta ksatria sangat besar Indonesia, Majapahit merupakan suatu periode yang
dalam penyebaran agama Hindu-Buddha. Keempat, teori mengesankan. Hal ini dikarenakan pada masa kerajaan
arus balik menunjukkan bahwa orang Indonesia juga Majapahit, nusantara berhasil disatukan serta
memiliki peran dalam proses masuknya kebudayaan India. engharumkan nusantara di ranah politik internasional serta
Para pedagang Indonesia datang sendiri ke India karena hubungan antar bangsa, terutama saat diperintah oleh Raja
penasaran dengan kebudayaan tersebut dan menetap di Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Kehidupan
India selama beberapa waktu kemudian pulang kembali masyarakat pada masa kerajaan Majapahi diatur
dengan membawa kebudayaan India dan menyebarkannya.1 berdasarkan budaya Hindu, di mana masyarakat terbagi ke
Agama Hindu-Buddha di Indonesia memberikan dalam catur wangsa antara lain: Brahmana (pemuka
pengaruh sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari hasil agama), Ksatria (kalangan istana), Waisya (pedagang dan
akulturasi yang ada di berbagai bidang. Budaya Hindu- pengrajin), dan Sudra (petani dan rakyat jelata).4 Terkait
Buddha tidak secara penuh menghilangkan budaya asli demikian, dapat ditarik garis besar bahwa pengaruh Hindu
Indonesia, melainkan budaya Hindu-Buddha dimodifikasi di Mojokerto sebagai tempat berdirinya Kerajaan
olah orang Indonesia sesuai dengan keadaan masyarakat Majapahit sangatlah kuat.
yang ada. Beberapa pengaruh dari perkembangan Hindu- Hindu atau yang di sebut dengan Hinduisme
Buddha di Indonesia dapat dilihat dari beberapa hal. adalah agama dari orang-orang Hindu, suatu nama yang di
Pertama, bidang bahasa dan aksara. Adanya pengaruh berikan kepada agama universal yang utama di India.
budaya India maka digunakan bahasa dari India terutama Hinduisme tidak disebarkan atau memiliki seorang Nabi
bahasa Sanskerta dan Pali dan dalam bidang aksara, beda halnya dengan agama Islam, Kristen yang memiliki
penduduk nusantara mulai melek aksara dengan seorang nabi dimana agama tersebut berasal dari nabi-nabi
dikenalnya aksara Pallawa dan Nagari. Dalam mereka. Hinduisme tidak didasarkan pada sederetan
perkembangannya, para empu nusantara menciptakan dogma yang dikhotbahkan oleh sekelompok guru tertentu.
aksara baru yang disebut aksara kawi atau aksara jawa Hinduisme lepas dari kefanatikan keagamaan, hinduisme
kuno. Kedua, bidang teknologi bangunan yang dibuktikan juga dikenal dengan nama Sanatana Dharma dan Waidika
dari bangunan candi sebagai tempat pemujaan kepada Dharma. Sanata Dharma artinya agama abadi, karena
dewa yang dibangun sesuai dengan aturan dalam kitab Hindu beserta Tuhannya memiliki umur yang sama dengan
Silpasastra. Ketiga, bidang Agam di mana sebelum alam. Hinduisme merupakan induk dari semua agama,
mendapat pengaruh agama-agam dari India, penduduk karena naskah-naskah suci Hindu merupakan yang tertua
nusantara memiliki kepercayaan animisme, dinamisme, di muka bumi ini. Disebut Shanta Dharma, bukan hanya
animatisme, tetomisme dan fetitisme. Dengan masuknya karena Hindu abadi tetapi juga karena Hindu abadi tetap
budaya India, penduduk nusantara berangsur memeluh juga karena pihaknya dilindungi Tuhan dan Hindu dapat
agama Hindu-Buddha. Ketiga, bidang seni yang dapat membuat manusia abadi.
dilihat dari adanya seni arca, relief, sastra dan wayang. 2 Salah satu wilayah yang di dalamnya terdapat
Perkembangan agama Buddha di India mencapai umat beragama Hindu yang masih ada dan tetap bertahan
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ashoka di tengah mayoritas umat Islam di Jawa Timur salah
dari Dinasti Maurya, di mana agama Buddha ditetapkan satunya di Desa Ngembat danDesaWonoplosoKecamatan
sebagai agama resmi Negara. Sejak itu, agama Hindu mulai Gondang Kabupaten Mojokerto.5 Agama Buddha Jawi
terdesak dari masyarakat India sehingga para penganut Wisnu, menurut keterangan dari seorang Tokoh Margono
Hindu berupaya mengembangkan pengaruh ke daerah- mulai ada sejak tahun 1952 di Mojokerto. Pada awalnya,
daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk di Buddha Jawi Wisnu dibawa oleh seorang yang bernama
dalamnya adalah wilayah Indonesia. Pada sisi lain, Suyadi. Dia berkeinginan untuk mencari agama yang asli
pengaruh Hindu di Asia Timur hampir tidak terasa. Namun bangsa Indonesia terutama Jawa, yaitu Agama Budha Jawi
pengaruh pengaruh Agama Hindu di Asia Tenggara Wisnu. Pada akhirnya, tepatnya tahun 1967 masyarakat di
khususnya di Indonesia adalah sangat besar. Hal tersebut Mojokerto beralih untuk memeluk Agama Hindu. 6

1 Tim Guru Indonesia, Top No 1 Ulangan Harian 4Ignaz Kingkin Teja Angkasa, Sumardianta, Ferry T

SMP/MTS Kelas 7 (Gratis buku How to Speak English Easy Fast Fun: Indarto dan Purwanta, Sejarah, (Jakarta: Grasindo, 2008), Hal 17.
For Beginner): Pilihan Cerdas Menjadi Bintang Kelas, (Jakarta Bintang 5Wawancara dengan Bapak Bambang (52 tahun),

Wahyu, 2015), Hal 380. sebagai Kepala Rumah Tangga Pura Agra Putra Ngembat.
2Waluyo, Suwardi, Agung Feryanto dan Tri Haryanto, 6Wawancara dengan Bapak Romo Pandita Margono (80

Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Gramedia, 2008), Hal 148. tahun), sebagai Pandita Adat Hindu

3Sri Pujiastuti, Harto Tamtomo dan Suparno, IPS

Terpadu, (Jakarta: Erlangga, 2009), Hal 13.


AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

Awalnya, masyarakat yang ada di Mojokerto Simuh adalah suatu sikap atau pandangan yang tidak
memiliki Agama Buddha Jawi Wisnu. Buddha Jawi Wisnu mempersoalkan benar salahnya suatu agama, yakni suatu
mulai ada setelah kebangkitan agama Buddha di Indonesia. sikap atau pandangan yang tidak mempersoalkan murni
Tujuan Agama Buddha Jawi Wisnu adalah melestarikan atau tidaknya suatu agama.10Oleh karena itu, mereka
dan mempertahankan agama yang bersumber dari berusaha memadukan unsur-unsur yang baik dari berbagai
kebudayaan Indonesia yang asli dan murni, seperti halnya agama, yang tentu saja berbeda antara satu dengan yang
kerajaan majapahit dahulu sebelum ada agama penjajahan. lainnya, dan dijadikannya sebagai satu aliran, sekte, dan
Agama Buddha Jawi Wisnu berasal dari kebudayaan yang bahkan agama.
murni dan asli di Indonesia, dari kebudayaan tadi Apabila diamati, Hindu Buddha Jawa sebenarnya
memberikan adat dan tatanan bangsa, adat dan tata cara tidak semata-mata karena Sinkretisme secara murni,
tersebut dari agama. Namun, agitasi politik PKI tahun 1965 penerimaan tersebut lebih cenderung kepada toleransi
telah menyeret Agama ini dan ditengarai afilrasi PKI, agama yang di sebut tantularisme, sebuah kultur dari Empu
karena dianggap terlibat maka Agama Budha JawiWisnu Tantular pada zaman Majapahit yang konsepnya di kenal
menjadi Agama terlarang, dengan sebutan pemersatuan atau kerukunan. 11
danjugaadapermasalahandarikeluargaResiKusumadewa Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk
yang dianggap menyalahi etika dan norma yang ada. melakukan penelitian terkait dengan masyarakat beragama
Seperti yang diketahui oleh masyarakat luas Budha Jawi Wisnu berubah menjadi Agama Hindu
bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kebebasan Kabupaten Mojokerto.
dalam memeluk agama. Salah satu agama yang ada di
Indonesia adalah agama Buddha, di mana agama Buddha METODE PENELITIAN
memiliki banyak sekte atau aliran. Agama Buddha sendiri Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pada masa klasik telah berkembang ke Nusantara karena metode sejarah.Metode sejarah dalam pengertian umumnya
adanya pengaruh pasar India dan India adalah negara adalah penyelidikan atas sesuatu masalah dengan
pertama yang memberikan pengaruh budaya di Indonesia. mengaplikasikan jalan pemecahanya dalam prespektif
Salah satu budaya yang masuk di Indonesia adalah historis. Metode penelitian sejarah terdiri dari 4 tahapan
kegiatan berdagang sehingga mulai timbul percampuran yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi,dan historiografi.
kebudayaan karena pada praktiknya terdapat beberapa
masyarakat Indonesia dan yang menikah dengan orang HASIL DAN PEMBAHASAN
India. Pembubaran Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten
Pada sisi lain, keterlibatan Indonesia dengan Mojokerto
orang-orang India menimbulkan akulturasi kebudayaan
Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten
Indonesia dengan India. Indonesia sendiri memiliki
Mojokerto ada sejak tahun 1952.Agama Buddha Jawi
kebudayaan yang beragam sesuai dengan masing-masing
Wisnu di Kabupaten Mojokerto mulai dikenalkan oleh
daerah, salah satunya adalah Suku Jawa. Suku Jawa
orang bernama Suyadi.Suyadi adalah salah satu
memiliki tradisi yang disebut dengan Kejawen. Kemudian
masyarakat di Kabupaten Mojokerto.Pihaknya memiliki
tradisi Kejawen tersebut mengalami perubahan setelah
latar belakang agama Islam karena kedua orang tua dan
memperoleh pengaruh atau terjadi akulturasi budaya di
orang-orang yang ada di lingkungan Suyadi beragama
dalamnya. Terkait demikian, timbul sinkretisme agama
Islam.
Buddha dengan ajaran orang suku Jawa berupa Buddha
Pada tahun 1952, ada seseorang bernama
Jawi Wisnu tersebut.7
Suyadi yang memiliki keinginan untuk mencari agama
Kejawen merupakan kebudayaan Jawa asli yang
yang asli dan ingin mengetahui agama bangsa Indonesia
merupakan sinkretisme antara kepercayaan kuno dengan
terutama di Pulau Jawa. Suyadi ingin mengetahui
ajaran agama yang datang di Indonesia. Seperti agama
tentang apa saja agama yang dianut oleh masyarakat
Hindu, Budha, Islam, dan Kristen, Buddha Jawi Wisnu ini
oleh masyarakat Pulau Jawa. Suyadi berpikir bahwa apa
juga termasuk hasil dari sinkretisme Buddha dan Kejawen,
agama dan ajaran yang mampu memimpin leluhur atau
meskipun demikian ajaran Kejawen masih mengacu dan
negara Majapahit sampai dengan sekarang. Hal ini
berpegang teguh pada ajaran tradisi Jawa asli, sehingga
dikarenakan kejayaan Majapahit masih kental dan
masih nampak ciri-cirinya yang khas dan kemandiriannya.8
dikenal oleh bangsa-bangsa dunia.Suyadi berpikiran
Sinkrestisme secara etimologis berasal kata syin
bahwa seharusnya dengan adanya kondisi tersebut para
dan kretiozein atau kerannynai, yang berarti
mencampurkan elemen-elemen yang saling
bertentangan. 9Sinkretisme dalam beragama menurut

7Gesta Bayuadhi, Tradisi-tradisi Adiluhung Para Leluhur diterbitkan, Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jawa, (Yogyakarta: Penerbit DIPTA, 2015), Hal 28. 2012.
8Martadiyanto, Sistem Keyakinan Umat Buddha Jawi 10Susi Setyorini, Islam dalam Seni Damar Kurung

Wisnu di Dusun Kutorejo Kabupaten Banyuwangi, Jurnal Sekolah Menurut Ika Ismoerdijahwati dan Dwi Indrawati di Kabupaten
Tinggi Agama Buddha negeri Sriwijaya Tangerang Banten, 2016. Gresik, Artikel tidak diterbitkan, Surabaya, UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2014.
9Yusuf Wawan Kurniawan, Aspek Pendidikan Nilai 11Suwardi Endraswara, Mistik Kejawen Sinkritisme,

Religius Dalam Tradisi Budaya Rodad (Studi Kasus di Desa Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa, (Yogyakarta:
Kalimati Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali), Artikel tidak Penerbit NARASI, 2006), Hal 76.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

leluhur mampu menerima wahyu Tuhan dalam artian Agama Buddha Jawi Wisnu atau yang disebut dengan
menerima ajaran-ajaran dari Tuhan. 12 istilah “Resi” yang berarti orang yang menerima wahyu
Selanjutnya, Suyadi membaca majalah dari Tuhan. Resi tersebut selanjutnya melakukan
“Penyebar Semangat” dan menemukan informasi bahwa sumpah pada sembilan orang yang bergabung. Pada
terdapat agama Buddha Jawi Wishnu yang dianggap perkembangannya, terdapat hubungan baik antara Resi
sebagai agama asli oleh orang-orang atau masyarakat di dan Pandita Joyo Pramono sehingga lama-lama Agama
Pulau Jawa.Pada majalah tersebut tertera informasi Buddha Jawi Wisnu dapat diterima oleh masyarakat di
bahwa apabila ingin bergabung pada Agama Buddha Kabupaten Mojokerto karena banyak desa di Kabupaten
Jawi Wisnu maka pihaknya harus menghubungi Pandita Mojokerto yang memiliki penduduk beragama Buddha
yang berada di Tulungagung dan Malang.Pada waktu, Jawi Wisnu. Salah satu desa yang di dalamnya terdapat
Suyadi berada di rumah di wilayah Malang sehingga penduduk beragama Buddha Jawi Wisnu paling banyak
pihaknya mencari alamat Pandita yang berada di Malang adalah di Desa Ngembat Kecamatan Gondang
melalui informasi dari majalah “Penyebar Kabupaten Mojokerto. Pada Desa Ngembat Kecamatan
Semangat”.Setelah sampai kediaman Pandita yang Gondang Kabupaten Mojokerto, terdapat 95% penduduk
Malang, Suyadi lalu menanyakan tentang ajaran Agama yang beragama Buddha Jawi Wisnu. 16
Buddha Jawi Wisnu secara detail sehingga pihaknya Agama Buddha Jawi Wisnu memiliki
paham tentang ajaran agama Buddha Jawi Wisnu.Suyadi pengertian bahwa agama muncul sebelum agama ada di
meyakini bahwa Agama Buddha Jawi Wisnu adalah Indonesia.Keyakinan masyarakat Agama Buddha Jawi
agama orang Jawa dan menyembah dewa Wisnu.Oleh Wisnu sebelum mengerti istilah agama adalah
karena adanya pemahaman dan sebutan Agama Buddha keyakinan yang dimiliki sifat manusia yaitu tresno
Jawi Wisnu maka Suyadi menganggap Budha Jawi sepadane urip.Tresno sepadane urip dianggap sebagap
Wisnu sebagai agama. 13 welas asih sesama makhluk hidup yang ada di dalam
Pada waktu itu, tepatnya pada kisaran tahun semesta.Inti dari ajaran Buddha Jawi Wisnu adalah
1952, masyarakat Indonesia tidak mengetahui tentang memberikan kasih sayang dan welas asih kepada semua
tatanan pemerintahan secara detail. Sebagian makhluk hidup.Keyakinan yang dimiliki umat Buddha
masyarakat, terutama di wilayah Kabupaten Mojokerto Jawi Wisnu adalah bakti kepada leluhur, para dewa dan
hanya mengetahui nama presiden yang menjabat yaitu pejuang Negara Indonesia.Bakti dianggap sebagai
Pak Karno dan nama wakil presiden yang menjabat yaitu bentuk kasih sayang dan ketulusan dalam
Pak Hatta. Secara garis besar masyarakat merasa bahwa mengekspresikan kehidupan dari pengorbabab para
komunikasi antara pusat dan daerah telah terputus orangtua dan leluhur yang sudah memberikan
sehingga pihaknya tidak mengetahui tentang tatanan kesejahteraan dalam kehidupn.Keyakinan masyarakat
pemerintahan. Selain itu, masyarakat juga tidak Jawa, Tuhan memiliki sifat yang tertinggi, segalanya,
mengetahui secara detail tentang apa saja agama yang maha welas asih dan penyayang.Tuhan dalam Agama
ada di Indonesia. Kondisi-kondisi ini membuat Suyadi Buddha Jawi Wisnu adalah Gusti Hulun Hyang Batoro
semakin mempercayai bahwa Buddha Jawi Wisnu Wisnu. 17
adalah agama. 14 Setelah kemerdekaan Republik Indonesia,
Seperti yang diketahui oleh masyarakat luas muncul puluhan bahkan ratusan gerakan dan ajaran
bahwa apabila ada seseorang yang ingin masuk dalam mistik (agama) baru atau aliran-aliran baru dalam
agama Kristen maka dilakukan pembaptisan pada orang agama-agama lama.Meski ditentang oleh beberapa
tersebut dan apabila terdapat seseorang yang ingin kalangan, jumlah mereka dari tahun ke tahun semakin
masuk Islam maka seseorang tersebut harus membaca bertambah.Pada tahun 1951, Departemen Agama RI
dua kalimat syahadat. Pada Agama Buddha Jawi Wisnu, menyusun “Daftar Aliran-aliran, Keyakinan dan
apabila terdapat seseorang yang ingin masuk dalam Kepercayaan di luar Agama Islam, Kristen-Protenstan,
agama tersebut maka pihaknya harus disumpah. Hal ini dan Katolik” yang mencatat adanya 73 aliran.Jumlah
juga berlaku pada Suyadi, di mana pihaknya disumpah tersebut berkembang menjadi 142 pada saat Kongres
pada saat di Malang sehingga Suyadi dianggap resmi Kebatinan diselenggarakan tahun 1959.Angka tersebut
masuk dalam agama Buddha Jawi Wisnu. 15 mencapai 300-an organisasi pada tahun 1960.
Setelah disumpah, Suyadi kembali ke Aliran-aliran di atas sempat merepotkan
Mojokerto dan menceritakan kepada teman dan Departemen Agama RI pada masa itu karena tuntutan
kerabatnya bahwa terdapat agama asli orang Jawa yaitu mereka agar diakui sebagai sebuah agama.Usaha-usaha
Agama Buddha Jawi Wisnu.Tidak lama, banyak teman yang pemerintah (dalam hal ini Departemen Agama,
Suyadi yang mencari tahu tentang Agama Buddha Jawi Departemen Kehakiman dan Kejaksaan Agung) lakukan
Wisnu dan ikut bergabung dalam Agama Buddha Jawi untuk menghalangi niat pengikut aliran-aliran tersebut
Wisnu. Awalnya, hanya terdapat sembilan orang yang cukup menggelikan. Pemerintah mengajukan syarat-
ingin masuk dalam Agama Buddha Jawi Wisnu dan pada syarat sah untuk mengesahkan suatu agama adalah usia
saat acara sumpah, datang atau hadir pimpinan pusat aliran tersebut minimal satu abad dan jumlah umat

12Wawancara dengan Tokoh Hindu Bapak Romo 15Ibid


Pandita Margono. 16Ibid.
13Ibid. 17Ibid.
14Ibid.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

penganutnya di dalam negeri harus meliputi daerah mendukung gerakan G30S PKI.Hal ini dikarenakan
tingkat I dan II serta adanya pengakuan dari luar negeri setelah pemberontakan G30S PKI, banyak penganut
dan sebagainya. agama Buddha Jawi Wisnu yang terdiri dari anggota
Pada saat mulai diperkenalkan pada tahun PKI beserta ormasnya. 19
1952, Agama Buddha Jawi Wisnu dapat diterima oleh Aliran Buddha Jawi Wisnu dianggap memiliki
masyarakat di Kabupaten Mojokerto.Bahkan pada tiap- hubungan dengan orang-orang PKI dan pemberontakan
tiap desa di Kabupaten Mojokerto, di dalamnya terdapat karena pengikut Buddha Jawi Wisnu melakukan
masyarakat yang memeluk Agama Buddha Jawi peribadatan pada malam hari.Kondisi tersebut dianggap
Wisnu.Seperti yang dipaparkan sebelumnya bahwa mencurigakan sehingga pemerintah mengambil
terdapat salah satu desa yang di dalamnya terdapat 95 keputusan untuk membubarkan Buddha Jawi Wisnu.
persen masyarakat yang mayoritas memeluk agama Pemerintah menganggap bahwa para pengikut Buddha
Buddha Jawi Wisnu yaitu di Desa Ngembat Kecamatan Jawi Wisnu akan melakukan pemberontakan terhadap
Gondang Kabupaten Mojokerto. pemerintahan di Kabupaten Mojokerto.
Hasil wawancara dengan informan penelitian Pasca pembubaran Buddha Jawi Wisnu, para
yang dalam hal ini adalah Romo Pandita Margono, pengikutya memeluk salah satu agama yang diakui di
menunjukkan bahwa dari tahun 1952 sampai tahun- Indonesia di antaranya adalah Katholik, Kristen, Hindu,
tahun berikutnya tidak ada hambatan dalam penyebaran Buddha, Islam dan Konghucu. Hal ini dikarenakan
agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto Buddha Jawi Wisnu tidak dapat dianggap sebagai agam
karena masyarakat menerima dan banyak yang ikut karena sebagai agama harus memiliki kitab suci, nabi,
memeluk Agama Buddha Jawi Wisnu. Namun dengan ajaran yang baku serta pengakuan internasional. Selain
adanya suatu hal yang dianggap menyalahi aturan dan itu, setiap keyakinan atau agama yang menghendaki
norma maka Buddha Jawi Wisnu dibubarkan. Hal ini pengakuan sebagai agama harus memiliki “Wahyu”.
dikarenakan terdapat aturan atau ketentuan bahwa resi Berdasarkan Surat Keputusan Kepala
harus menikah dengan yang memiliki keturunan resi.Hal Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Nomor: Kep-
ini dilakukan secara berkali-kali sehingga resi terkadang 297/I.5.1/11967 tanggal 21 Nopember 1967 kegiatan
memiliki istri lebih dari satu.Setelah mengetahui tentang agama Buddha Jawi Wisnu telah dilarang dilakukan di
hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Mojokerto lingkup Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena kegiatan
memberikan peringatan terkait dengan pembubaran agama Buddha Jawi Wisnu dianggap telah
Buddha Jawi Wisnu. mengakibatkan ketegangan-ketegangan di
Seiring dengan berkembangnya waktu, pada masyarakat.Pihak Kejaksaan Agung telah melakukan
tahun 1965 terjadi peristiwa G30S/PKI.Kemudian, dan pelarangan aliran kepercayaan atau kebatinan dan sekte-
pada tahun 1966 Agama Buddha Jawi Wisnu dibubarkan sekte salah satunya adalah Agama Buddha Jawi
oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto.Masyarakat pada Wisnu. 20
waktu dibubarkan terkesan mau menuruti keputusan dari Selain itu, pemimpin Buddha Jawi Wisnu yaitu
Pemerintah Kabupaten Mojokerto tersebut.Hal tersebut Kusumodewo pernah mengajukan tuntutan kepada
dikarenakan apabila masyarakat masih mengikuti aliran pemerintah agar Buddha Jawi Wisnu memperoleh
Buddha Jawi Wisnu, maka dianggap memiliki pengesahan sama haknya dengan agama lain seperti
keterlibatan dengan PKI. 18 Hindu Bali, Katolik, Kristen dan Islam. Namun pihak
Aliran agama Buddha Jawi Wisnu diduga pemerintah menolak karena Buddha Jawi Wisnu belum
memiliki keterkaitan dengan orang-orang komunis. Hal dapat dipandang sebagai agama, karena syarat-syarat
tersebut dikarenakan pada masa sebelum G30S/PKI ada, yang diperlukan belum mencukup seperti agama-agama
PKI di dalam telah mematangkan gerakan revolusioner yang sudah dianggap sah oleh pemerinah, maka oleh
disamping melakukan agitasi dengan semboyan setan PEPERDA Jawa Timur dengan suratnya tanggal 4-7-
kota setan desa, serta menyampingkan berbagai aliran 1959 No. Kp. 2 33/7/1959 Buddha Jawi Wisnu dilarang
mistik untuk menyalurkan hasrat masyarakat di dalam untuk melakukan perkembangan kegiatan keagamaan.
mencari kepuasan batin dalam bentuk nyata akibat Selanjutnya, Resi Kusumodewo tidak mau menerimanya
ketidakpuasan terhadap ajaran agama yang benar dan dan mengirim protes kepada PYM Presiden RI dengan
dianggap dogmatis serta membahayakan cara berfikir mengingat UUD RI tahun 1945 bab XI pasal 29 ayat (2):
revolusioner dan gerakan yang dilancarkan PKI. Kemerdekaan beragama, dengan alasan pula mengapa
Setelah pemberontakan G30S PKI meletus dan orang-orang yang mengajarkan agama Arab (Islam) dan
gagal sehingga menyebabkan PKI dilarang di Indonesia, agama Eropa (Kristen) tidak dilarang. Selanjutnya
aliran agama Buddha Jawi Wisnu diduga memiliki papan nama aliran tersebut oleh yang berwajib
afiliasi dengan PKI dan digunakan oleh orang-orang diperintahkan diturunkan, demikian pula izin-izin
PKI untuk membentuk masa revolusioner dan pertemuan dari gerakan tersebut dicabut.

18Ibid. Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam


19Wawancara dengan Tokoh Hindu Bapak Romo Masyarakat (PAKEM) Demi Ketertiban dan Ketentraman
Pandita Margono. Umum¸(Jakarta: Kejaksaan Agung Pusat Penelitian dan
20Nandan Iskandar, Amelya Gustina, Dyah Pengembangan, 2017), hal 30.
Kusumastuti, Fitri Agustina Siregar, Aghia Khumaessi Suud dan
Irfan Fachrurrozi, Penguatan Peran Intelijen Kejaksaan dalam
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

Perkembangan aliran kepercayaan ini tidak Terkait demikian, timbul beberapa respon yang
tampak pesat, bahkan di beberapa tempat pemimpin- ditunjukkan oleh para pengikut Buddha Jawi Wisnu
pemimpin setempat ada yang berdiri sendiri, terkait dengan pembubaran aliran Buddha Jawi Wisnu
memisahkan diri (memecah) dari pemimpin pusatnya tersebut.
seperti yang dilakukan oleh Nurcahyo dengan aliran Pasca dibubarkannya Buddha Jawi Wisnu,
Jiwa Dipa, Hadiwiyono dengan Panti agama Budha di masyarakat dan penganut Agama Buddha Jawi Wisnu
Malang, Resi Buda Ki Padmohandowo di Wlingi dengan menuruti kebijakan dari Pemerintah Kabupaten
nama-nama Budha, di Madiun Buda Jawi memisahkan Mojokerto tersebut.Namun, Suyadi sebagai pencetus
diri dari pusatnya yang dipimpin oleh Resi dan penyebar Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten
Kusumodewo, dan cabang ini untuk sementara dipimpin Mojokerto mencari tahu alasan pembubaran tersebut.
oleh Kurdi pensiunan Kepala kator Pos, R. Hadiwinoto Tidak lama, Suyadi mendatangi pemerintah pusat dan
Tuban dengan nama agama Budha Cahaya, dan Sumadi menanyakan tentang apa saja agama yang diakui oleh
di Kuala Hulu, labuan Ratu, dengan nama tetap agama Negera Indonesia. Kemudian, Suyadi mengetahui
Buda Jawa/Wisnu. bahwa hanya terdapat enam agama yang diakui yaitu
Perpecahan ini menurut pernyataan-pernyataan Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan
yang sampai, disebabkan oleh beberapa hal, tetapi yang Konghuchu.Agama Buddha Jawi Wisnu tidak dianggap
terutama sifat Resi Kusumodewo yang terlalu agresif sebagai agama, karena lebih mengarah pada aliran.
(suka menyerang) terhadap kepercayaan orang lain, Suyadi memaparkan bahwa Buddha Jawi
seperti mengatakan agama Islam adalah agama orang- Wisnu adalah agama asli di Pulau Jawa dan sudah
orang Arab, agama Kristen adalah agama orang-orang banyak masyarakat di beberapa wilayah yang memeluk
Eropa, agama Kong Fu-tse adalah agama orang-orang Agama Buddha Jawi Wisnu, salah satunya di Kabupaten
Tionghoa, sedang agama Buda Jawi adalah agama untuk Mojokerto. Suyadi juga memaparkan bahwa dari tahun
orang Indonsia. Cara-cara yang demikian inilah yang 1952 sampai 1966 agama Buddha Jawi Wisnu
tidak menyenangkan perasaan pengikutpengikutnya berkembang pesat dan diterima oleh masyarakat di
yang progresif dan radikal. Larangan-larangan yang Kabupaten Mojokerto. Agama Buddha Jawi Wisnu
disampaikan oleh Resi Kusumodewo sangat keras, dapat dianggap agama apabila terdapat orang yang
umpama larangan tidak boleh khitan (sunat), jangan menerima wahyu dan Suyadi memaparkan bahwa
mempelajari, apalagi mengikuti agama-agama yang lain terdapat pendahulu yang telah menerima wahyu
dan sebagainya. Bagi orang-orang Jawa yang sifatnya tersebut.Kemudian, Suyadi ditanya mengenai kitab suci
sangat lunak dan toleran, cara yang demikian itu Agama Buddha Jawi Wisnu.Suyadi menjawab bahwa
dianggapnya sangat sempit dan tidak mengert i kitab suci Agama Buddha Jawi Wisnu adalah Werda
perkembangan zaman yang sudah maju dan dipandang Begawa Gita dan Werda Joyo Sampurno.Pihak tersebut
kurang punya rasa persatuan, padahal negara dan bangsa menjawab bahwa Begawa Gita adalah Werda agama
Indonesia sejak tanggal 17 Agustus 1945 sudah merdeka Hindu dan diakui oleh dunia.Terkait demikian, Suyadi
dengan simbol Bhineka Tunggal Ika, jadi meskipun dan para pengikut Agama Buddha Jawi Wisnu diarahkan
kepercayaan keagamaan berlain-lainan, hendaknya untuk menganut Agama Hindu karena selama ini kitab
jangan serang-menyerang untuk menjaga persatuan dan yang dipelajari adalah kitab suci Umat Hindu.Semenjak
kesatuan negara. saat itu, dan sampai sekarang masyarakat dan umat yang
Respon Pengikut Buddha Jawi Wisnu Terhadap mulanya beragama Buddha Jawi Wisnu memeluk agama
Pembubaran Buddha Jawi Wisnu Hindu.
Informan penelitian yang dalam hal ini adalah
Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten
Bapak Margono mengungkapkan bahwa pihaknya
Mojokerto ada sejak tahun 1952.Agama Buddha Jawi
mengalami kekecewaan karena agama Buddha Jawi
Wisnu di Kabupaten Mojokerto mulai dikenalkan oleh
Wisnu dibubarkan, karena ajaran Buddha Jawi Wisnu
orang bernama Suyadi. Seperti yang telah dipaparkan
selama ini tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak
pada bab sebelumnya bahwa pada tahun 1966 Agama
pernah melakukan pemberontakan.
Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh Pemerintah
Namun lama-lama pihaknya merasa beruntung
Kabupaten Mojokerto. Hal ini dikarenakan Buddha Jawi
dengan pembubaran Buddha Jawi Wisnu, karena setelah
Wisnu dianggap sebagai aliran sebab menggunakan
itu mencari pembuktian dan mencari tahu tentang
kitab Weda Begawa Gita sebagai kitab suci, padahal
penyebab kenapa Buddha Jawi Wisnu.Setelah
kitab tersebut adalah kitab agama Hindu.Oleh karena
dibubarkan, para petinggi Buddha Jawi Wisnu pergi ke
itu, Buddha Jawi Wisnu tidak dapat dianggap sebagai
Jakarta untuk mencari pembuktian dan kebenaran
agama, melainkan sebagai suatu aliran. Berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur mengapa Buddha Jawi Wisnu dibubarkan.Setelah
memperoleh penjelasan terkait dengan alasan mengapa
Nomor: Kep-297/I.5.1/11967 tanggal 21 Nopember
Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh pemerintah,
1967 kegiatan agama Buddha Jawi Wisnu telah dilarang
dilakukan di lingkup Jawa Timur. Hal ini dilakukan masyarakat yang dalam hal ini adalah pengikut mulai
terbuka untuk menerima pembubaran Buddha Jawi
karena kegiatan agama Buddha Jawi Wisnu dianggap
Wisnu karena tidak dapat diakui sebagai agama,
telah mengakibatkan ketegangan-ketegangan di
melainkan sebagai suatu aliran.Bahkan, pengikut
masyarakat.
Buddha Jawi Wisnu bersyukur dengan pembubaran
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

Buddha Jawi Wisnu.Hal ini dikarenakan para petinggi Suyadi pun ikut yang nantinya akan disumpah dan
mencari bukti dan mempelajari ajaran-ajaran terdahulu dinyatakan ikut sebagai Agama Budha Jawi Wisnu.
dan menganggap pembubabaran Buddha Jawi Wisnu Tujuan Agama Buddha Jawi Wisnu adalah
sebagai kehendak alam. melestarikan dan mempertahankan agama dari
Pembubaran Buddha Jawi Wisnu dianggap kebudayaan Indonesia yang asli dan murni, seperti
sebagai kehendak alam.Hal ini diyakini oleh petinggi halnya kerajaan majapahit dahulu sebelum ada agama
Buddha Jawi Wisnu karena para petinggi Buddha Jawi penjajahan. Agama Buddha Jawi Wisnu berasal dari
Wisnu mencari tau tentang agama asli yang ada di kebudayaan yang murni dan asli di Indonesia, dari
Mojokerto.Seiring dengan perkembangan waktu, para kebudayaan tadi memberikan adat dan tatanan bangsa,
petinggi Buddha Jawi Wisnu mengetahui bahwa adat dan tata cara tersebut dari agama. Agama Buddha
Mojokerto adalah ibukota kerajaan Majapahit.Pada Jawi Wisnu memberikan ajaran bahwa untuk
masa kerajaan Majapahit, agama yang dianut adalah mengetahui tentang jati diri, maka manusia dianjurkan
agama Hindu.Hal ini dikarenakan mayoritas agama yang untuk endekatkan diri kepada Tuhan atau Sang
dianut masyarakat adalah agama Hindu.Setelah Pencipta atau disebut dengan suatu usaha
pembubaran kerajaan Majapahit, masyarakat tidak ada manunggaling kawula Gusti. Manunggaling kawula
yang memeluk agama Hindu dan seiring perkembangan Gusti adalah panggilan jiwa untuk mencari jati diri
waktu, Suyadi memperkenalkan Buddha Jawi Wisnu dan melakukan pendekatan dengan Tuhan. Agama
kepada masyarakat hingga akhirnya masyarakat Buddha Jawi Wisnu meyakini bahwa semua hal
Mojokerto menganut Buddha Jawi Wisnu.Namun berasal dari Tuhan dan membutuhkan proses panjang.
setelah pembubaran Buddha Jawi Wisnu, masyarakat 2. Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh pemerintah
kembali menganut agama Hindu karena merasa agama Kabupaten Mojokerto karena dianggap sesat. Hal ini
Hindu adalah agama asli di Kabupaten Mojokerto yang dikarenakan terdapat aturan atau ketentuan bahwa
merupakan ibukota kerajaan Majapahit. resi harus menikah dengan yang memiliki
Hasil wawancara kepada beberapa informan keturunan resi. Hal ini dilakukan secara berkali-
penelitian menunjukkan bahwa para pengikut Buddha kali sehingga resi terkadang memiliki istri lebih
Jawi Wisnu lama-lama senang dengan pembubaran dari satu. Setelah mengetahui tentang hal tersebut,
Buddha Jawi Wisnu dak akhirnya memeluk agama Pemerintah Kabupaten Mojokerto memberikan
Hindu. Hal ini dikarenakan tidak ada kekhawatiran saat peringatan terkait dengan pembubaran Buddha
melakukan ibadah. Saat masih memeluk Buddha Jawi Jawi Wisnu. Selain itu, alasan dibubarkannya
Wisnu, aktivitas ibadah para pengikut selalu diawasi Buddha Jawi Wisnu oleh Pemerintah Kabupaten
olah beberapa pihak karena dikhawatirkan melakukan Mojokerto karena diduga memiliki keterkaitan
ajaran dengan unsur PKI dan sejenisnya. Namun setelah dengan orang-orang komunis dan dianggap melanggar
memeluk agama Hindu, para pengikut mengakui bahwa aturan atau norma yang ada. Hal tersebut dikarenakan
pihaknya sudah tenang dan khusyu’ dalam beribadah. pada masa sebelum G30S/PKI ada, PKI telah
mematangkan gerakan revolusioner disamping
PENUTUP melakukan agitasi dengan semboyan setan kota setan
Simpulan desa, serta menyampingkan berbagai aliran mistik
Berikut kesimpulan dalam penelitian ini: untuk menyalurkan hasrat masyarakat di dalam
mencari kepuasan batin dalam bentuk nyata akibat
1. Agama Buddha Jawi Wisnu masuk di Kabupaten ketidakpuasan terhadap ajaran agama yang benar dan
Mojokerto pada tahun 1952. Agama Buddha Jawi
dianggap dogmatis serta membahayakan cara berfikir
Wisnu di Kabupaten Mojokerto mulai dikenalkan oleh revolusioner dan gerakan yang dilancarkan PKI .
orang bernama Suyadi yang memiliki keinginan untuk Setelah pemberontakan G30S PKI meletus dan gagal
mencari agama yang asli dan ingin mengetahui agama sehingga menyebabkan PKI dilarang di Indonesia,
bangsa Indonesia terutama di Pulau Jawa. Terkait aliran agama Buddha Jawi Wisnu diduga memiliki
demikian, Suyadi adalah pelopor Buddha Jawi Wisnu afiliasi dengan PKI dan digunakan oleh orang-orang
di Kabupaten Mojokerto. Suyadi ingin mengetahui PKI untuk membentuk masa revolusioner dan
tentang apasaja agama yang dianut oleh masyarakat mendukung gerakan G30S PKI. Hal ini dikarenakan
oleh masyarakat Pulau Jawa. Suyadi ingin mengetahui setelah pemberontakan G30S PKI, banyak penganut
tentang apa saja agama yang dianut oleh masyarakat agama Buddha Jawi Wisnu yang terdiri dari anggota
oleh masyarakat Pulau Jawa. Suyadi berpikir bahwa PKI beserta ormasnya. Terkait demikian, berdasarkan
apa agama dan ajaran yang mampu memimpin leluhur
Surat Keputusan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa
atau negara Majapahit sampai dengan sekarang. Hal
Timur Nomor: Kep-297/I.5.1/11967 tanggal 21
ini dikarenakan kejayaan Majapahit masih kental dan Nopember 1967 kegiatan agama Buddha Jawi Wisnu
dikenal oleh bangsa-bangsa dunia. Suyadi berpikiran telah dilarang dilakukan di lingkup Jawa Timur. Hal
bahwa seharusnya dengan adanya kondisi tersebut ini dilakukan karena kegiatan agama Buddha Jawi
para leluhur mampu menerima wahyu Tuhan dalam Wisnu dianggap telah mengakibatkan ketegangan-
artian menerima ajaran-ajaran dari Tuhan.
ketegangan di masyarakat.
Selanjutnya, Suyadi membaca majalah “Penyebar 3. Respon penganut Buddha Jawi Wisnu pada
Semangat” dan ada sebuah berita yang menawarkan pembubaran Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten
untuk ikut dan masuk ke Agama Buddha Jawi Wisnu,
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

Mojokerto adalah awalnya kecewa karena tidak ada Endraswara, S. (2006). Mistik Kejawen Sinkritisme,
kejelasan mengenai alasan Buddha Jawi Wisnu Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual
dibubarkan. Para pengikut menganggap bahwa selama Jawa. Yogyakarta: Penerbit NARASI.
ini, Buddha Jawi Wisnu tidak pernah melakukan
Gulo, W. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo.
pemberontakan dan kesalahan-kesalahan. Setelah itu,
para petinggi Buddha Jawi Wisnu berangkat ke Herlanti, Y. (2014). Tanya Jawab Seputar Pendidikan
BIMAS Hindu dan Buddha Jakarta untuk memastikan Sains: Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
jumlah Agama di Indonesia ada berapa, dan ternyata mahasiswa tingkat akhir yang sering muncul
Buddha Jawi Wisnu tidak termasuk dalam agama di dalam penelitian pendidikan Sains.
Indonesia karena Buddha Jawi Wisnu menggunakan
Indonesia, T. G. (2015). Top No 1 Ulangan Harian
kitab suci agama Hindu sebagai ajaran agama. Setelah
SMP/MTS Kelas 7 (Gratis buku How to Speak
mengerti fakta tersebut, dapat para petinggi
English Easy Fast Fun: For Beginner): Pilihan
menyimpulkan bahwa agama Buddha Jawi Wisnu
Cerdas Menjadi Bintang Kelas. Jakarta: Bintang
adalah semacam aliran bukan agama.Setelah
Wahyu.
mengetahui bahwa Buddha Jawi Wisnu adalah aliran,
para pengikut Buddha Jawi Wisnu merasa beruntung Iskandar, N., Gustina, A., Kusumastuti, D., Siregar, F. A.,
karena pihaknya dapat masuk ke agama Hindu yang Suud, A. K., & Fachrurrozi, I. (2017). Penguatan
dianggap lebih baik dari Buddha Jawi Wisnu dan Peran Intelijen Kejaksaan dalam Pengawasan
karena agama Hindu merupakan agama yang diakui Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan
oleh Negara.Para pengikut Buddha Jawi Wisnu dalam Masyarakat (PAKEM) Demi Ketertiban
memilih agama Hindu dan ingin tetap dan Ketentraman Umum. Jakarta: Kejaksaan
mempertahankan agama asli di Indonesia. Agung Pusat Penelitian dan Pengembangan.

Saran Kartapradja, K. (1957). Aliran Kebatinan dan


Berikut saran yang dapat diajukan terkait dengan Kepercayaan di Indonesia. Bangil.
temuan penelitian ini: Kumara, S. (2005). Matsa Purana Beserta Isinya.
1. Adanya temuan penelitian berupa fakta terkait dengan Surabaya: Paramitha.
masuk dan berkembangnya Agama Buddha Jawi Kurniawan, Y. W. (2012). Aspek Pendidikan Nilai
Wisnu di Kabupaten Mojokerto dapat dijadikan Religius Dalam Tradisi Budaya Rodad (Studi
referensi sejarah dan tambahan wawasan Kasus di Desa Kalimati Kecamatan Juwangi
perkembangan Hindu di Pulau Jawa. Kabupaten Boyolali). Artikel tidak diterbitkan
2. Pada peneliti selanjutnya, dapat melakukan kajian Universitas Muhammadiyah Surakarta.
dalam lingkup yang lebih luas dan tidak hanya pada
perkembangan Agama Buddha Jawi Wisnu di Kutoyo, S. (1997). Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabupaten Mojokerto saja, melainkan dapat Direktorat Jenderal Kebudayaan.
dilakukan perbandingan dengan perkembangan Martadiyanto. (2016). Sistem Keyakinan Umat Buddha
Agama Buddha Jawi Wisnu di Banyuwangi Jawi Wisnu di Dusun Kutorejo Kabupaten
mengingat di Banyuwangi juga berkembang Agama Banyuwangi. Jurnal Sekolah Tinggi Agama
Buddha Jawi Wisnu menurut penelitian Martadiyanto. Buddha negeri Sriwijaya Tangerang Banten.
Niahara, F., Handayani, S., & Swastika, K. (2014).
Eksistensi Agama Hindu di Dusun Dodol Desa
Wonoagung Kabupaten Malang tahun 1967-
DAFTAR PUSTAKA 2013. ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014.
Anadhi, I. M. (2016). Wisata Melukat: Perspektif Air pada Notosusanto, N. (1978). Masalah Penelitian Sejarah
Era Kontemporer. Jurnal Studi Kultural 2016 Kontemporer. Jakarta: Idayu Press.
Volume 1 No. 2.
Pranoto, S. W. (2010). Teori & Metodologi Sejarah.
Angkasa, I. K., Sumardianta, Indarto, F. T., & Purwanta. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(2008). Sejarah. Jakarta: Grasindo.
Prasetyo, A. (2013). Pluralitas Agama dalam Keluarga
Bayuadhi, G. (2015). Tradisi-tradisi Adiluhung Para Jawa. Jurnal Komunitas 5 (1) (2013).
Leluhur Jawa. Yogyakarta: Penerbit DIPTA.
Pravitasari, S. N. (2017). Studi tentang Komunitas Agama
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemehasiswaan Hindu di Dewa Wajak Kidul, Kecamatan
kementerian Riset, T. d. (2016). Buku Ajar Mata Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Simki-
Kuliah Wajib Umum: Pendidikan Agama Hindu. Pedagogia Vol. 01 No. 06 Tahun 2017.
Jakarta.
Pujiastuti, S., Tamtomo, H., & Suparno. (2009). IPS
El-Muhtaj, M. (2017). Hak Asasi Manusia dalam Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Konstitusi Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No. 1 Tahun 2019

Setyorini, S. (2014). Islam dalam Seni Damar Kurung


Menurut Ika Ismoerdijahwati dan Dwi Indrawati
di Kabupaten Gresik. Artikel tidak diterbitkan
UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Tribawani, G. Y. (2014). Eksistensi Agama Hindu di
Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Tahun
1973-2012. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
Waluyo, Suwardi, Feryanto, A., & Haryanto, T. (2008).
Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Gramedia.
Yewangoe, A. A. (2001). Agama dan Kerukunan. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai