Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Fisika

Universitas Muhammadiyah Makassar

Analisis Kemampuan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


Peserta Didik Pada Materi Fluida Dinamis
Rizky1), Nurlina2), Nurfadilah3)
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Sulawesi Selatan
rizkyarif310@gmail.com

Abstract – Eksperimen sederhana ini berjudul analisis kemampuan pemecahan masalah fisika peserta
didik pada materi fluida dinamis yang bertujuan menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika
peserta didik pada materi fluida dinamis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Prosedur penelitian meliputi tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Subjek dalam penelitian ini yakni peserta didik SMA
Negeri 1 Pangkep kelas XI. MIPA 4 sebanyak 32 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat peserta didik yang memperoleh skor kemampuan pemecahan masalah fisika pada kategori
sangat tinggi dan tinggi, peserta didik yang memperoleh skor kategori sedang sebanyak 3 orang, kategori
rendah sebanyak 8 orang dan kategori sangat rendah sebanyak 21 orang. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik SMA Negeri 1
Pangkep kelas XI MIPA 4 masih tergolong rendah. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan
penelitian model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan hasil analisis kemampuan pemecahan
masalah yang diperoleh.

Key words: Pemecahan masalah, Kemampuan pemecahan masalah, Pemecahan masalah fisika

Abstrak – A simple experiment discuss about the analysis of students 'physics problems application on
dynamic fluid lesson which aims to analyze students' physics problems in dynamic fluid lesson. This
research uses a qualitative research type with descriptive methods. The approach applied is a case
studies. The research procedure includes the preparation stage, the implementation stage, and the final
stage. The subjects in this study are the students of XI MIPA 4, SMA Negeri 1 Pangkep which are 32
people. The results showed, there are no students who obtained scores of physics problem-solving
abilities in the very high and high categories, 3 students in the moderate category, 8 students in the low
category, and 21 people in the very low category. Based on these results, it can be concluded that the
physics problem-solving ability of students of SMA Negeri 1 Pangkep class XI MIPA 4 is still low. The
next researcher is expected to be able to research the learning model used following the results of the
analysis of the problem-solving abilities obtained.

Kata kunci: Problem solving, problem solving ability, physics problem solving

I. PENDAHULUAN berbagai bidang kehidupan untuk berubah dan


beradaptasi. Tidak terkecuali pada bidang
Perkembangan teknologi dan
pendidikan yang mengalami perubahan yang
informasi yang sangat pesat pada abad 21
sangat signifikan. Dengan pendidikan
membawa dampak yang sangat banyak bagi
potensi-potensi manusiawi dapat
dunia pendidikan. Peralihan dari abad
dikembangkan secara optimal baik potensi
industrialisasi ke abad pengetahuan menuntut
fisik, cipta, rasa maupun karsanya sehingga Pangkep diperoleh beberapa fakta dalam
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi proses pembelajaran diantaranya, (1) peserta
dalam memecahkan permasalahan- didik kurang mampu dalam mengerjakan
permasalahan kehidupan. Karena besarnya soal-soal pemecahan masalah fisika jika tidak
pengaruh pendidikan maka tidaklah sesuai dengan contoh yang diberikan oleh
mengherankan bila bidang pendidikan guru, (2) peserta didik kurang memperhatikan
mendapat perhatian dan penanganan yang langkah-langkah penyelesaian dalam
baik dari pemerintah, masyarakat, maupun mengerjakan soal, (3) peserta didik kurang
para pengelola pendidikan. mampu menyelesaikan permasalahan yang
Pelaksanaan pembelajaran dalam membutuhkan penalaran, Dan (4) hanya
abad 21 tidak hanya menyampaikan informasi sebagian kecil peserta didik yang
namun pendidik sudah sepatutnya membantu memperhatikan penjelasan yang diberikan
peserta didik agar mampu menghadapi oleh pendidik. Dari beberapa fakta yang telah
tantangan abad 21. Salah satu pembelajaran dikemukakan diatas baik melalui observasi
yang sangat penting pada era ini yakni maupun wawancara dapat mempengaruhi
pembelajaran fisika. Fisika merupakan kemampuan pemecahan masalah fisika
pembelajaran paling mendasar yang berkaitan peserta didik SMA Negeri 1 Pangkep.
dengan benda dan keteraturan alam semesta. Berbagai penelitian menkaji tentang
Pembelajaran fisika tidaklah efektif jika kemampuan pemecahan masalah fisika
hanya menguasai konsep, namun perlu peserta didik. Salah satunya Penelitian yang
menerapkan konsep tersebut pada dilakukan oleh Prelia Dwi Amanah (2019)
penyelesaian masalah fisika dalam kehidupan dilaksanakan di SMA Negeri 4 Mataram
sehari-hari. dengan judul kemampuan pemecahan
Salah satu kemampuan yang sangat masalah dalam fisika dengan pembelajaran
penting dikembangkan dalam pembelajaran generative berbantuan scaffolding dan
fisika adalah kemampuan Pemecahan advance organizer menunjukkan bahwa
masalah. Kemampuan pemecahan masalah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah pada kedua kelas yang diberikan
masalah berdasarkan teori dan konsep yang perlakuan baik pada model pembelajaran
relevan. Dalam proses pemecahan masalah generative berbantuan scaffolding maupun
siswa akan memperoleh pemahaman yang generative berbantuan advance organizer [2].
mendalam tentang bidang topik, Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh
mengkonstruk pengetahuan, pemahaman baru Silvia anggri wijaya dkk (2018) dilaksanakan
dan mampu mengambil keputusan [1]. di SMAN 2 Kota Bengkulu dengan judul
Berdasarkan hasil observasi dan pengaruh model pembelajaran berbasis
wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 1 masalah terhadap kemampuan pemecahan
masalah fisika dan sikap ilmiah siswa di Oleh karena itu, dengan melihat
SMAN 2 Kota Bengkulu mengemukakan fenomena yang penulis paparkan diatas, maka
bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berbasis masalah terhadap peningkatan yang berjudul “Analisis Kemampuan
kemampuan pemecahan masalah fisika siswa Pemecahan Masalah Fisika Peserta Didik
dan sikap ilmiah siswa [3]. Pada Materi Fluida Dinamis”.
Berdasarkan hasil penelitian yang di
II. LANDASAN TEORI
uraikan dapat dilihat bahwa dalam
menyelesaikan masalah model, metode Kemampuan Pemecahan Masalah
maupun pendekatan yang digunakan berbeda. Pemecahan masalah merupakan
Perbedaan model, metode maupun perluasan yang wajar dari belajar aturan.
pendekatan yang digunakan tergantung pada Dalam pemecahan masalah prosesnya
kemampuan pemecahan masalah peserta terutama letak dalam diri pelajar.
didik. sehingga menganalisis kemampuan Memecahkan masalah dapat dipandang
pemecahan masalah sangatlah peting sebagai proses di mana pelajar menemukan
dilakukan untuk dijadikan acuan dalam kombinasi aturan-aturan yang telah
Penentuan model, metode dan pendekatan dipelajarinya lebih dahulu yang
yang akan digunakan oleh pendidik. Hal ini digunakannya untuk memecahkan masalah
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh yang baru. Namun memecahkan masalah
Adiyat Makrufi (2016) dilaksanakan di SMA tidak sekedar menerapkan aturan-aturan yang
Negeri 9 Malang dengan judul analisis diketahui, akan tetapi juga menghasilkan
kemampuan pemecahan masalah siswa pada pelajaran baru [6].
materi fluida dinamis menunjukkan bahwa Kemampuan pemecahan masalah
kemampuan pemecahan masalah fisika merupakan kemampuan berpikir individu
peserta didik SMA Negeri 9 Malang untuk memecahkan masalah melalui
tergolong rendah sehingga perlu adanya pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi,
model pembelajaran yang dapat menyusun alternatif pemecahan, dan memilih
mengembangkan konsep peserta didik [4]. pemecahan yang paling efektif [4].
Selain itu, menurut Leni setianingrum (2016), kemampuan pemecahan masalah juga dapat
diperlukan suatu pembelajaran yang tepat diartikan salah satu kemampuan kognitif
untuk melatihkan kemampuan pemecahan tingkat tinggi yang memunkinkan siswa
masalah ada peserta didik dan memberikan memperoleh pengetahuan dan kemampuan
waktu latihan yang cukup bagi peserta didik [7].
agar peserta didik mempunyai pemecahan
Oleh karena itu, dapat disimpulkan
masalah yang lebih baik dan tujuan
bahwa kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran fisika dapat tercapai [5].
merupakan kemampuan berpikir individu
dalam menyelesaikan masalah yang diawali diperoleh pada proses pembelajaran fisika
dengan memfokuskan permasalahan melalui serta menghubungkan satu konsep dengan
pengumpulan fakta-fakta dan analisis konsep lainnya.
informasi kemudian menyusun solusi Pemecahan Masalah Polya
permasalahan serta merealisasikan solusi Proses menyelesaikan masalah
tersebut untuk menghasilkan pengetahuan membutuhkan serangkaian keputusan yang
baru. saling terkait, yaitu keputusan selanjutnya
Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika bergantung pada hasil ketupusan sebelumnya
Kemampuan pemecahan masalah fisika [11]. Menurut Sugrue, model penyelesaian
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa masalah (Problem solving) mencakup tiga
setelah melalui proses belajar fisika dengan komponen utama yang saling berinteraksi,
menerapkan konsep yang diterimanya ke yakni struktur pengetahuan, fungsi kognitif,
dalam masalah untuk menemukan solusi [8] dan keyakinan diri [11].
Pemecahan masalah fisika secara efektif salah satu tahap penyelesaian
menuntut siswa untuk mengidentifikasi, masalah yaitu pemecahan masalah yang
menentukan dan memecahkan masalah dikemukakan oleh Polya. Adapun tahapan
dengan menggunakan logika, pemikiran penyelesaian masalah yang dikemukakan
literan dan kreatif [9]. oleh Polya yaitu memahami masalah,
Adapun menurut Chi dan Glaser merencanakan penyelesaian, menyelesaikan
pemecahan masalah fisika berkenaan dengan masalah sesuai rencana dan memeriksa
konsep fisika [10]. Faktor yang kembali.
mempengaruhi pemecahan masalah fisika Tahapan-tahapan yang diusulkan oleh
adalah struktur pengetahuan yang dimiliki
George Polya sangat sesuai untuk pemecahan
siswa yang memecahkan masalah dan
masalah pada pembelajaran fisika yang lebih
karakter permasalahan. Perbedaan antara
siswa yang memiliki kemampuan rendah bersifat matematis. George Polya menyajikan
(novice) dan tinggi (expert) dalam pemecahan
teknik pemecahan masalah yang tidak hanya
masalah fisika adalah bagaimana siswa
menarik, tetapi juga dimasudkan untuk
mengorganisasi dan menggunakan
pengetahuan, serta menghubungkan satu meyakinkan konsep-konsep yang dipelajari
konsep dengan konsep yang lain ketika
selama belajar [12].
memecahkan masalah [10]. Sehingga
kemampuan pemecahan masalah fisika dapat III. METODE PENELITIAN
diartikan sebagai kemampuan peserta didik
Jenis penelitian yang digunakan adalah
dalam menyelesaikan permasalahan fisika
penelitian kualitatif dengan metode
dengan menerapkan pengetahuan yang
deskriptif. Adapn pendekatan yang digunakan sangat rendah sebanyak 21 orang sedangkan
yaitu studi kasus. Sumber data yang untuk kategori rendah dan sedang berturut-
digunakan pada penelitian terdiri dari sumber turut sebanyak 8 orang dan 3 orang. Untuk
data primer berupa hasil tes kemampuan kategori tinggi dan sangat tinggi tidak
pemecahan masalah, hasil wawancara dan terdapat peserta didik yang mencapai skor
sumber data sekunder berupa hasil seminar tersebut.
serta buku-buku penunjang. Teknik yang setiap kategori dilakukan wawancara
digunakan untuk mengumpulkan data terdiri semiterstruktur untuk menambah informasi
dari tes berbentuk essay, wawancara terkait kemampuan pemecahan masalah yang
semiterstruktur dan dokumentasi. dimiliki. Adapun data hasil penelitian pada
Data yang diperoleh kemudian setiap kategori dianalisis sebagai berikut.
dianalisis dengan menggunakan teknik 1. Kemampuan pemecahan masalah fisika
analisis data model Miles dan Huberman. peserta didik kategori sedang
Tahap pertama yang dilakukan yaitu reduksi Kemampuan pemecahan masalah
data untuk mendapatkan temuan-temuan fisika subjek NKS diperoleh bahwa subjek
yang menjadi fokus penelitian. Tahap kedua NKS sudah mampu memahami masalah,
berupa display data untuk lebih memberi merencanakan penyelesaian dan
pemahaman terhadap data yang diperoleh. menyelesaikan masalah sesuai rencana.
Dan tahap terakhir menarik gambaran Namun belum mampu melakukan
kesimpulan temuan yang diperoleh. pemeriksaan kembali prosedur dan hasil
penyelesaian. Untuk lebih jelasnya berikut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
tabel data kemampuan penyelesaian masalah
A. Hasil Penelitian fisika subjek NKS pada indikator pemecahan
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya.
masalah fisika peserta didik pada materi Tabel 2. Data kemampuan penyelesaian
fluida dinamis telah disedikan pada tabel masalah fisika subjek NKS pada
indikator pemecahan masalah
berikut. Polya
Tabel 1. Hasil tes kemampuan pemecahan Jumlah
No Indikator
Soal
masalah fisika peserta didik 1 Memahami Masalah 6
Nilai Kriteria Jumlah 2 Merencanakan 3
0 – 20 Sangat Rendah 21 Penyelesaian
3 Menyelesaikan masalah 3
21 – 40 Rendah 8
sesuai rencana
41 – 60 Sedang 3 4 Memeriksa kembali 1
61 – 80 Tinggi 0 prosedur dan hasil
81 – 100 Sangat Tinggi 0 penyelesaian

Data yang diperoleh terlihat bahwa Dari tabel diatas dapat diketahui
peserta didik yang masuk kedalam kategori bahwa indikator tertinggi yang diperoleh
subjek NKS yaitu indikator pemahaman benar dan tepat pada setiap soal yang
masalah dengan perolehan jumlah soal diberikan.
sebanyak 6 soal dan indikator terendah dari 3. Kemampuan pemecahan masalah fisika
subjek NKS yaitu pemeriksaan kembali peserta didik kategori sangat rendah
prosedur dan hasil penyelesaian. Kemampuan pemecahan masalah
2. Kemampuan pemecahan masalah fisika fisika subjek ATU diperoleh bahwa subjek
peserta didik kategori rendah ATU belum mampu melakukan pemecahan
Kemampuan pemecahan masalah masalah berdasarkan langkah polya. Subjek
fisika subjek HSN diketahui bahwa subjek ATU belum mampu memahami masalah,
HSN sudah mampu memahami masalah. merencanakan penyelesaian, menyelesaikan
Namun belum mampu merencanakan masalah sesuai rencana serta melakukan
penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai pemeriksaan kembali prosedur dan hasil
rencana serta melakukan pemeriksaan penyelesaian. Dari ke empat indikator
kembali prosedur dan hasil penyelesaian. pemecahan masalah polya, Subjek ATU tidak
Untuk lebih jelasnya berikut diagram data dapat memenuhi salah satu indikator
kemampuan penyelesaian masalah fisika pemecahan yang dikemuBuan oleh polya.
subjek HSN pada indikator pemecahan Pembahasan
masalah yang dikemukakan oleh Polya. Data kemampuan pemecahan
Tabel 3 Data kemampuan penyelesaian masalah fisika peserta didik pada materi
masalah fisika subjek NKS pada
fluida dinamis diuraikan sebagai berikut.
indikator pemecahan masalah
yang dikemukakan oleh Polya 1. Kemampuan pemecahan masalah fisika
Jumlah
No Indikator peserta didik Kategori sedang
Soal
1 Memahami masalah 4 Pada kategori ini Subjek NKS terpilih
2 Merencanakan 2 mewakili 3 peserta didik yang memperoleh
penyelesaian
3 Menyelesaikan masalah 2 skor kategori rendah. Dengan
sesuai rencana membandingkan hasil tes dan wawancara
4 Memeriksa kembali 0
prosedur dan hasil yang dilakukan maka dapat dideskripsikan :
penyelesaian (a) Pada indikator memahami masalah subjek
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat
mampu memahami masalah pada soal dan
diketahui bahwa indikator tertinggi yang
menjelaskan dengan menggunakan kalimat
diperoleh subjek HSN yaitu indikator
sendiri, pemahaman masalah subjek tidak
pemahaman masalah dengan perolehan
langsung diperoleh namun dengan membaca
jumlah soal sebanyak 4 soal dan indikator
soal secara berulang-ulang. Dari keenam
terendah dari subjek HSN yaitu pemeriksaan
masalah yang diberikan subjek sudah mampu
kembali prosedur dan hasil penyelesaian
memhami masalah dari keenam soal tersebut.
dengan tidak melakukan pemeriksaan secara
(b) pada indikator merencanakan
penyelesaian subjek mampu merencanakan masih keliru dikarenakan perencanaan yang
penyelesaian namun ada beberapa pada soal dilakukan sebelumnya masih kurang. (d) pada
yang diberikan perencanaan yang dilakukan indikator memeriksa kembali prosedur dan
masih belum mampu menunjang dalam hasil penyelesaian subjek belum mampu
proses penyelesaian. Dari enam soal yang melakukan pemeriksaan kembali prosedur
diberikan perencanaan masalah yang baik dan hasil penyelesaian. Pada jawaban yang
dilakukan subjek pada nomor satu (1), dua dituliskan, pemeriksaan kembali yang
(2), tiga (3) sedangkan untuk nomor empat dilakukan subjek yang paling teoritis atau
(4) pada penggunaan persamaan asas sesuai dengan teori yakni masalah nomor
Bernoulli subjek salah dalam mengoprasikan satu, sedangkan untuk soal yang lain subjek
persamaan, pada nomor lima (5) subjek hanya memberikan alasan secara umum yakni
melakukan perencanaan menggunakan penggunaan persamaan yang digunakan dan
persamaan kecepatan pipa venturimeter tanpa penjelasan subjek dalam proses wawancara
manometer namun tidak menganalisis lebih juga belum dapat mewakili mengapa subjek
mengenai kecepatan fluida yang akan beranggapan jawaban yang diperoleh sudah
diselesaikan, pada nomor keenam (6) subjek benar.
melakukan perencanaan menggunakan 2. Kemampuan pemecahan masalah fisika
persamaan gaya angkat pesawat terbang peserta didik Kategori rendah
sedangkan pada soal yang akan diselesaikan Subjek penelitian yang terpilih yaitu
yakni gaya total yang dialami pesawat. Secara HSN dari 8 peserta didik yang memperoleh
garis besar subjek sudah mampu dalam skor kategori rendah. Dengan
merencanakan penyelesaian meskipun dari membandingkan hasil tes dan wawancara
keenam soal terdapat tiga soal yang kurang yang dilakukan maka dapat dideskripsikan :
dalam melakukan perencanaan penyelesaian (a) Pada indikator memahami masalah subjek
namun perencanaan yang dilakukan pada tiga mampu memahami masalah pada soal. pada
soal tersebut tidak melenceng dari soal nomor satu, dua, empat dan lima subjek
permasalahan yang akan dicari. (c) pada sudah mampu memahami masalah dan
indikator menyelesaikan masalah sesuai dituliskan secara lengkap. meskipun subjek
rencana subjek sudah mampu dalam tidak menuliskan satuan yang telah dikonversi
menyelesaikan masalah sesuai rencana. Setiap ke satuan standar internasional namun dalam
perencanaan yang dilakukan subjek sesi wawancara subjek menjelaskan secara
digunakan untuk melakukan penyelesaian. lengkap. Untuk soal nomor tiga dan enam,
Dari ke enam soal, soal nomor satu sampai subjek salah dalam memahami masalah pada
dengan tiga diperoleh hasil penyelesaian yang soal. Dari ke enam soal hanya terdapat dua
benar sedangkan untuk nomor 4 sampai nomor soal yang tidak dipahami dengan baik.
dengan 5 hasil akhir akhir yang diperoleh Sehingga dapat disimpulkan subjek sudah
mampu memahami masalah. (b) pada yang diberikan. Penulisan masalah diketahui
indikator merencanakan penyelesaian subjek dan ditanyakan masih belum lengkap serta
belum mampu melakukan perencanaan simbol dan satuan yang digunakan sebagian
penyelesaian. Dari keenam soal yang besar tidak sesuai dengan masalah pada soal.
diberikan subjek melakukan perencanaan (b) pada indikator merencanakan
penyelesaian yang baik pada nomor dua dan penyelesaian subjek belum mampu
tiga. Sedangkan pada keempat nomor lainnya melakukan perencanaan penyelesaian. Dari
perencanaan yang dilakukan subjek masih enam nomor soal yang diberikan, subjek
belum menunjang dalam proses penyelesaian. mengerjakan 5 nomor soal dan melakukan
(c) pada indikator menyelesaikan masalah perencanaan pada nomor dua,empat dan
sesuai rencana subjek melakukan enam. Sedangkan pada nomor satu dan tiga
penyelesaian sesuai dengan perencanaan yang subjek tidak melakukan perencanaan
dilakukan. akan tetapi, perencanaan yang sebelumnya. Perencanaan yang dilakukan
dilakukan belum lengkap atau salah dalam subjek juga masih belum dapat menunjang
memahami masalah yang akan dicari proses penyelesaian atau persamaan yang
sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak digunakan tidak sesuai. (c) pada indikator
sesuai. Sehingga dapat diketahui bahwa menyelesaikan masalah sesuai rencana subjek
subjek belum mampu melakukan belum mampu melakukan penyelesaian serta
penyelesaian sesuai rencana. (d) pada perencanaan yang dilakukan tidak sesuai. (d)
indikator memeriksa kembali prosedur dan pada indikator memeriksa kembali prosedur
hasil penyelesaian subjek belum mampu dan hasil penyelesaian subjek tidak
melakukan pemeriksaan kembali prosedur melakukan pemeriksaan kembali prosedur
dan hasil penyelesaian. Subjek tidak dan hasil penyelesaian dan ketika melakukan
melakukan pemeriksaan kembali dan hanya sesi wawancara subjek menyatakan tidak
terdapat tiga nomor soal yaitu nomor satu, yakin dengan hasil penyelesaian yang
dua dan enam yang menuliskan kesimpulan dilakukan. sehingga dapat diketahui bahwa
akhir. subjek belum mampu melakukan pemeriksaan
3. Kemampuan pemecahan masalah fisika kembali prosedur dan hasil penyelesaian.
peserta didik kaegori sangat rendah
V. PENUTUP
Subjek penelitian yang terpilih yaitu
ATU dari 21 peserta didik yang memperoleh A. Kesimpulan
skor kategori rendah. Dengan Berdasarkan hasil analisis data dan
membandingkan hasil tes dan wawancara pembahasan hasil penelitian, dapat

yang dilakukan maka dapat dideskripsikan : disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan

(a) Pada indikator memahami masalah subjek masalah fisika peserta didik SMA Negeri 1

belum mampu memahami masalah pada soal Pangkep kelas XI MIPA 4 tergolong rendah
dengan jumlah peserta didik yang memperlancar jalannya penyusunan jurnal ini
memperoleh skor kategori sedang sebanyak 3 sehingga jurnal ini dapat penulis susun seperti
orang, kategori rendah sebanyak 8 orang dan sekarang ini. Olehnya itu, secara mendalam
kategori sangat rendah sebanyak 21 orang. penulis ucapkan banyak terima kasih atas
B. Saran bantuan dan motivasi yang diberikan
Berdasarkan penelitian yang telah sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal
dilakukan, maka saran-saran yang dapat ini.
direkomendasikan baik untuk pendidik dan
PUSTAKA
peneliti selanjutnya, yaitu:
[1] Rohanum, E. 2013. Pengaruh Authentic-
1. Bagi pendidik, diharapkan dapat Problem Based Learning Terhadap
dijadikan rujukan untuk mengambil Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika
Ditinjau Dari Kemampuan Awal Peserta
langkah yang tepat dalam peningkatan Didik MAN 1 Malang. Tesis Tidak
kemampuan pemecahan masalah fisika diterbitkan. Malang: Pps UM.
[2] Amanah, P. D., Harjono, A., & Gunada,
peserta didik sehingga menghasilkan I. W. 2017. Kemampuan pemecahan
proses pembelajaran yang lebih bermutu. masalah dalam fisika dengan
pembelajaran generatif berbantuan
2. Bagi peneliti selanjutnya, dijadikan scaffolding dan advance organizer.
sebagai rujukan dalam melakukan Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,
3(1), 84-91.
penelitian lain yang sejenis agar [3] Wijaya, S. A., Medriati, R., & Swistoro,
mendapatkan hasil yang lebih baik. E. 2018. Pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap kemampuan
3. Bagi pengembangan ilmu, diharapkan pemecahan masalah fisika dan sikap
dengan mengetahui kemampuan ilmiah siswa di SMAN 2 Kota Bengkulu.
Jurnal Kumparan Fisika, 1(3 Desember),
pemecahan masalah fisika peserta didik 28-35.
pada setiap tahapan dapat dijadikan salah [4] Makrufi, A. 2016. Analisis kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi
satu pertimbangan untuk mengambil fluida dinamis. Jurnal Pembelajaran
langkah yang tepat dalam proses Fisika, 4(5), 332-340.
[5] Setianingrum, L. (2016). Analisis
pembelajaran. Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika
Siswa SMK. In SEMINAR NASIONAL
UCAPAN TERIMA KASIH JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
ISBN 978-602-71279-1 (Vol. 9).
Dengan berakhirnya jurnal ini, penulis [6] Nasution, 2017. Berbagai pendekatan
dalam proses belajar & mengajar.
ingin berterima kasih kepada semua yang
Jakarta: Bumi aksara
terlibat dalam pelaksanaan Penelitian hingga [7] Helmi, F., & Rokhmat, J. 2017.
Pengaruh Pendekatan Berpikir
pembuatan jurnal. Penulis menyadari
Kausalitik Ber-scaffolding Tipe 2b
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan jurnal Termodifikasi Berbantuan Lks Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Fluida
ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan.
Dinamis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika
Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak- dan Teknologi, 3(1), 68-75.
[8] Veronica, T., Swistoro, E., & Hamdani,
pihak langsung maupun tidak langsung yang
D. 2018. Pengaruh Pembelajaran
dengan Model Problem Solving Fisika
terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Siswa Kelas
XI IPA SMAN 1 Lebong. Jurnal
Kumparan Fisika, 1(2 Agustus), 31-39.
[9] Datur, I. S. 2017. Kemampuan
pemecahan masalah materi fluida statis
melalui pembelajaran berbasis masalah
berbantuan thinking map. Jurnal
Inspirasi Pendidikan, 7(2), 118-127.
[10] Azizah, R., Yuliati, L., & Latifa, E. 2017.
Kemampuan pemecahan masalah
melalui pembelajaran interactive
demonstration siswa kelas X SMA pada
materi kalor. Jurnal Pendidikan Fisika
dan Teknologi, 2(2), 55-60.
[11] Sani, Ridwan Abdullah dkk. 2019. Soal
Fisika HOTS Berpikir Kreatif, Kritis,
Problem Solving. Jakarta: Bumi aksara
[12] Widiningtyas, A., & Sudarti, S. 2018.
Analisis Kemampuan Menyelesaikan
Masalah Pada Materi Rangkaian Arus
Searah Berdasarkan Polya Pada Siswa
Kelas Xii Ipa 4 Sma Negeri 4 Jember.
FKIP e-PROCEEDING, 3(1), 268-
272.

Anda mungkin juga menyukai