handphone, tablet, laptop, dan berbagai macam gadget lainnya. Angka penggunaan telepon dengan teknologi
canggih (smartphone) di Indonesia terus meningkat dan Indonesia sudah menempati urutan kelima dalam daftar
pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah Cina, Amerika Serikat, India, dan Brazil. Penggunaan gadget yang
terlalu sering juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan terutama dari efek sinar biru (blue light) yang terpancar dari
gadget.
LED memiliki spektrum cahaya biru (blue) dengan panjang gelombang sekitar 415–470 nm. Gelombang ini
sering juga disebut sebagai cahaya short-wavelength. Karena memiliki gelombang yang pendek, gelombang blue
light cenderung berkedip-kedip, inilah yang menjadi alasan kenapa blue light dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan mata serta membuat mata dan pikiran cepat lelah. Selain itu, filter alami pada mata juga tidak memberikan
perlindungan pada blue light yang terdapat di sinar matahari, apalagi pada blue light artifisial yang berasal dari
benda-benda elektronik.
Jika digunakan dengan baik blue light juga memiliki beberapa dampak positif pada kesehatan, Dalam dunia
medis, blue light dapat digunakan untuk terapi gangguan tidur dan depresi yang berhubungan dengan gangguan
irama sirkadian. Blue light digunakan untuk mengatur irama sirkadian yang terganggu supaya kembali normal.
Perbaikan irama sirkadian ini kemudian akan menyebabkan perbaikan fungsi kognitif
depresi, hingga
gangguan bipolar.
dan penyakit retina degeneratif.
Dalam panjang gelombang tertentu, cahaya biru berkaitan dengan age-related macular degeneration (AMD) atau
degenerasi makula yang bisa berujung pada hilangnya kemampuan melihat.
Lensa mata mampu menyaring cahaya gelombang pendek secara efektif. Ini dapat melindungi retina dari
kerusakan akibat blue light. Namun, ketika memberikan efek perlindungan untuk retina, lensa justru mengalami
penurunan transparansi atau perubahan warna, sehingga menyebabkan pembentukan katarak. Seperti diketahui,
paparan sinar matahari merupakan salah satu faktor risiko terjadinya katarak. Jika Anda terlalu sering terpapar blue
light dari gadget, Anda mungkin lebih berisiko mengalami penurunan fungsi lensa, sehingga lebih mudah terserang
katarak.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebanyakan orang menghabiskan waktu di depan layar digital.
Kegiatan-kegiatan ini menyebabkan suatu kondisi kelelahan mata yang dikenal sebagai digital eye strain yang bisa
memengaruhi produktivitas seseorang.
Gejala dari digital eye strain antara lain adalah:
pandangan yang kabur,
susah fokus,
leher.
Selain jarak antara mata dengan layar dan durasi penggunaan, cahaya biru yang disalurkan oleh layar HP juga
berperan sebagai faktor kunci dari kelelahan mata ini.
Berikut beberapa cara mengurangi bahaya blue light yang dapat Anda lakukan:
1. Menggunakan kacamata khusus dengan filter atau lensa intraokular (IOL) untuk melindungi mata dan retina
dari blue light.
2. Meminimalisir dampak blue light dan mata lelah dengan menjaga jarak pandang pada layar perangkat
elektronik dan mengautr screen-time untuk mengistirahatkan mata
4. Mematikan perangkat elektronik beberapa jam sebelum tidur dan mematikan lampu pada saat tidur.
5. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran. Selain wortel, ternyata kuning telur dan susu juga mengandung
banyak vitamin A yang berguna bagi kesehatan mata.
Sumber :
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera-fungsional/bagaimana-cara-menjaga-
kesehatan-mata
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/paparan-gawai-yang-terlalu-lama-berpengaruh-terhadap-kesehatan-
mata-apa-saja-akibatnya
https://www.alomedika.com/apakah-blue-light-berbahaya
https://hellosehat.com/mata/penyakit-mata/3-bahaya-akibat-paparan-cahaya-biru-dari-layar-gadget/