Disusun Oleh :
3. Pembimbing
Nama : Micael J.S. Takesan, SKM, M.SI
NIP : 19661201 198903 1 021 …………………....................................
Mengetahui,
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Mengetahui
Kepala Puskesmas Panite
1.1. LatarBelakang
Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan Visi Negara sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang
pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Potensi sumber daya manusia Indonesia ini
yang menjadi fokus pembangunan pemerintah Indonesia dimulai dari masa kehamilan hingga
manusia Indonesia ini antara lain kesehatan, yang salah satunya adalah kesehatan gigi dan
mulut yang turut menyumbang keberhasilan pembangunan manusia Indonesia saat ini.
Untuk memainkan peran pembangunan tersebut, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut
berperan dan diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi
standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif
dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut di atas perlu
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi profesional seperti
tersebut di atas adalah Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pelatihan ini
dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kuat, yaitu
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani
masyarakat.
Sebagai seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dengan profesi Epidemiologi
Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selaatan telah dilaksanakan sesuai dengan
standar dan petunjuk teknis pelayanan, dengan tata kelola manajemen pelayanan yang efektif
dan efisien. Namun dalam pengamatan selama 3 (tiga) bulan masa orientasi, masih ditemukan
Tengah Selaatan, antara lain : 1) Ketidakpatuhan penderita TBC menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) atau Masker. 2) Belum optimalnya Kewaspadaan Dini dan Respon terhadap
penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas Panite Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten
Timor Tengah Selatan. 3) Meningkatnya kasus diare pada wilayah kerja Puskesmas Panite,
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, sesuai dengan hasil analisis
Dini dan Respon terhadap penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas Panite Kecamatan
Amanuban Selatan
selama 30 hari mampu menanamkan nilai-nilai dasar profesi, sehingga terbentuk seorang
Epidemiologi yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut dikenal dengan akronim “ANEKA”,
yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Kewaspadaan Dini dan Respon terhadap penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas Panite
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan Kedudukan Serta Peran (Dukran)
Langsung Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugas dan
a. Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan desa (TKD) wilayah Kerja Puskesmas Panite
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan Kedudukan Serta Peran Langsung Calon
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai
seorang Calon Aparatur Sipil Negara dan mejadi role Mode di wilayah kerja.
Kabupaten Timor Tengah Selatan, dengan ruang lingkup kegiatan aktualisasi sebagaiberikut:
2. Melakukan kegiatan sosialisasi kepada Lintas Program dan Tenaga Kesehatan Desa
6. Membuat leafled tentang pentingnya deteksi kewaspadaan dini dan respon terhadap
penyakit diare
selama 30 hari mampu menanamkan nilai-nilai dasar profesi, sehingga terbentuk seorang
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
penyelenggara pemerintahan.
1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus dilakukan.Hal
ini dapat dilakukan melalui penentuan tujuan dari rencana strategis organisasi,
mengembangkan indikator, ukuran dan tujuan kinerja, dan mengidentifikasi peran dan
2. Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Cara ini
dapat dilakukan melalui identifikasi program atau kebijakan yang perlu dilakukan,
siapa yang bertanggung jawab, kapan akan dilaksanakannya dan biaya yang
3. Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai. Hal tersebut
4. Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami dan tepat waktu.Hal ini
5. Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback untuk memperbaiki
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai Aparatur Sipil Negara. Untuk itu
Pancasila dan semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan
fungsi dan tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing, yakni terkait dengan fungsinya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik yang berintegritas, dan pemersatu
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik seorang Pegawai
Negeri Sipil, yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dan lain sebagainya) dipraktekkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
4. Komitemen Mutu
Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, aspek utama yang menjadi
target kepuasan stakeholders adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan
luar biasa.Salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang
lebih luas.Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang. Penanganan korupsi perlu diselesaikan secara
komprehensif, karena korupsi adalah masalah kehidupan, karena dampak dan bahayanya
yang bisa berpengaruh secara jangka panjang dan merusak kehidupan. Sebagai seorang
Pegawai Negeri Sipil memiliki dan melakukan sikapa dan perilaku Anti Korupsi
diperlukan suatu proses internaslisasi nilai-nilai anti korupsi itu sendiri dalam setiap aspek
pelaksaaan tugas dan wewenang, kedudukan dan peran seorang Pegawai Negeri Sipil.
1.6. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
Selama masa Habituasi, sebagaiseorang Calon Pegawai Negeri Sipil diharapkan juga
mampu menginternalisasi Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sehingga terbentuk seorang Perawat Terampil yang profesional,
yaitu :
Implementasi dari kedudukan peran Pegawai Negeri Sipil sebagai Pelaksana Kebijakan
Publik merujuk pada keputusan yang telah ditetapkan pemerintah adalah suatu hal yang
wajib dilaksanakan oleh semua aparat pemerintahan, yang termasuk didalamnya Aparatur
dalam konteks sebagai pelayan publik, disinilah nilai-nilai dasar Profesi Pegawai Negeri
Sipil (PNS), yaitu nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu dan
Ati Korupsi (ANEKA), akan sangat nampak karena sebagian orang hanya ingin dilayani
dan dihormati, sedangkan Aparatur Sipl Negara (ASN) dituntut untuk menjadi „Pelayan
masing-masing.
(ASN) masa kini, karena citra seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang selama ini
tercipta di kalangan masyarakat sangatnlah tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu,
setelah mempelajarai nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (ANEKA) maka
diharapkan Aparatur Sipil Negara Milenial, mampu merubah stigma buruk itu bdan mampu
menyatukan segala perbedaan yang ada di kalangan masyarakat, serta menjadi contoh yang
baik bagi masyarakat, mementingkan kepentingan Negara, loyalitas pada Negara, sangat
damai.
Kepala Puskesmas
Armawati Ton, A.Md. Keb
Kepegawaian Security
Adolof Z.D, S.Gz Thovilus Kamlasi
UKM Esensial UKM Pengembangan UKP dan LAB Jaringan PKM & Fasyankes
Imelda Naatonis, Amd.Kep Lolita D. Kaselie, Amd,Kep dr.Vinola Sanam Roni. D Dethan,Amd.Keb
Polindes Enoneten
Rawat Inap Yanti Nenabu, A.Md. Keb
Imelda Naatonis, Amd,Kep
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
dikembangkan suatu sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dengan baik dan
dapat digunakan bila dibutuhkan, salah satunya adalah profil kesehatan. Profil
kesehatan Puskesmas Panite memuat semua data dan informasi dari masing-masing
program Puskesmas tentang kegiatan dan pencapaian kegiatan serta semua aspek
kesehatan.
11
sesuai sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama dan dalam sistem kesehatan kabupaten/kota sebagai unit pelaksana teknis
Kab.TTS. Namun dalam mekanisme kerja selama ini, dipahami merujuk pada
masyarakat, azas keterpaduan : lintas sektor, lintas program dan azas rujukan:
fungsi pokok Puskesmas itu, berproses secara menyeluruh dan terpadu meliputi
kuratif dan rehabilitatif, yang secara empirik terlihat dalam kegiatan pokok
dengan terus berusaha agar semangat pelayanan tetap fokus pada idealisme
depan penyelenggara salah satu fungsi wajib pemerintah, yang darinya rakyat
hubungan pemerintah dengan rakyat yang bersifat janji dan percaya, Puskesmas
13
membuat masyarakat Kota Panitesehat, telah dirumuskan Visi dan misi sebagai
meletakan visi dan misi Puskesmas Panitesebagai bagian integral dari tujuan visi
Pembangunan Kesehatan Nasional, Provinsi NTT dan Dinas Kesehatan Kab TTS.
eksistensi Puskesmas dan nilai religius masyarakat lokal Kab TTS yang
untuk diterjemahkan dalam program dan upaya yang berfokus pada kondisi ideal
yang dituju.
merupakansub sistem dari Dinas Kesehatan Kab TTS. Dinamika konsistensi dan
Panite tertantang untuk berkarya dalam wilayah kerja yang lebih luas 9 (Sembilan)
desa, jumlah penduduk yang lebih banyak, sertajaringan kerjanya meliputi 2 (dua)
buah Pustu.
secara kuantitas maupun kualitas, baik yang bekerja sebagai tenaga teknis
untuk hidup sehat, belum padunya pemahaman lintas sektor untuk melaksanakan
rencana kerja Puskesmas Panite TA. 2018 telah diselenggarakan. Oleh karena itu
perlu dinilai dan dievaluasi baik realisasi rencana kegiatan, kinerja, cakupan
1 Pollo Taum 19
2 Bena Bena 14
3 Oebelo Enopole 26
4 Oekiu Hautimu 13
5 Batnun Tuanamolo 13
6 Kiubaat Tabu 15
15
rata dan sebagian pegunungan dengan ketinggian diatas permukaan laut 500
meter.
b. Iklim
Iklim Kab TTS, yaitu iklim dingin yang dipengaruhi oleh angin muson dengan
musim hujan yang panjang, sekitar bulan Desember s/d bulan April, dengan
suhu udara mulai dari 160C - 250C. Musim kering sekitar bulan Mei s/d
2.3.3 Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari kantor Badan Pusat Statistik Kab TTS tahun 2018,
16
anak yang menjadi next generation sasaran tanggung jawab yang cukup besar
penduduk usia 0-14 tahun dengan penduduk usia 15-64 tahun menunjukkan
besaran angka 48,8%, artinya 49 anak ditanggung oleh 100 penduduk usia
produktif.
b. Penyebaran Penduduk
Selatantidak merata. Dari 9 desa yang ada, pemukiman paling padat terdapat di
Desa lainnya.
Gambaran Persebaran Penduduk menurut Desa dan Jenis Kelamin dapat dilihat
17
2
Pustu - - -
(RR 1 RB1)
Polindes - - - -
Poskesdes - 2 (RB2) - -
Jumlah 3 14 10 1
Sumber : Data Sekunder PuskesmasPanite 2018
18
2. Pembiayaan Kesehatan
Jumlah dana yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan program
kesehatan di Puskesmas Panite tahun 2019 tersebut berasal dari berbagai
sumber antara lain BOK dan KAPITASI.
C. Potensi KLB/ Wabah diare di wilayah kerja Puskesmas Panite
1. Penyakit Potensi KLB/ Wabah di Wilayah Kerja Puskesmas Panite
Ada beberapa penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa/Wabah yang sering
terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan khususnya di Puskesmas Panite
diantaranya diare, malaria, yang cukup banyak mengakibatkan kematian dan
sangat berdampak pada kerugian secara ekonomi. Adapun penyakit yang
berpotensi wabah/KLB di Puskesmas Panite yaitu :
19
191
142 144
108 109
58,57 38,94 76 53 72,34
61 60
34,47 23,10 24,84 39,73 33,93 30,07
POLLO
BENA
OEBELO
LINAMNUTU
BATNUN
KIUBAAT
OEKIU
MIO
ENONETEN
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite, 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa angka kejadian Diare tertinggi tercatat di desa Pollo
dengan jumlah 191 penderita, sedangkan desa Oekiu menjadi desa dengan kejadian
20
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi-
Organisasi
pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
Advokasi Refersnsi Referensi. Tanggung jawab, mendukung memberikan
Dengan 2. Menemui atasan (Cover Transparan, pencapaian visi penguatan nilai
Atasan untuk ANEKA) Partisipatif Puskesmas Panite organisasi yaitu
sebagai Menyampaikan 2. Hasil latsar Nasionalisme : yaitu Puskesmas melayani dengan
Mentor di hasil diklat Latsar tersampaika Hormat Panite Sebagai tepat dan
Puskesmas 3. Menemui Atasan n menghormati, Pusat Pelayanan profesionalitas.
Panite untuk 3. Terlaksanan kerja sama Kesehatan Yang
berkonsultasi ya kegiatan Musyawarah Prima dan
mengenai kegiatan konsultasi Etika Publik : mendukung misi
aktualisasi yang 4. Mendapat Jujur Puskesmas Panite
akan dilaksanakan persetujuan Bertanggung Jawab yang ke-5 yaitu
dan arahan Komitmen Mutu: Membangun
Paraf
Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Mentor
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi- Nilai
dan
pelatihan Misi Organisasi Organisasi
Coach
1 2 3 4 5 6 7
8. Melakukan 6. Menyiapkan 8. Tersedianya Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan
Advokasi Refersnsi Referensi. Tanggung mendukung ini
Dengan 7. Menemui atasan (Cover jawab, pencapaian visi memberika
Atasan untuk ANEKA) Transparan, Puskesmas Panite n penguatan
sebagai Menyampaikan 9. Hasil latsar Partisipatif yaitu Puskesmas nilai
Mentor di hasil diklat tersampaikan Nasionalisme : Panite Sebagai organisasi
Puskesmas Latsar 10. Terlaksananya Hormat Pusat Pelayanan yaitu
Panite 8. Menemui Atasan kegiatan menghormati, Kesehatan Yang melayani
untuk konsultasi kerja sama Prima dan dengan
berkonsultasi 11. Mendapat Musyawarah mendukung misi tepat dan
mengenai persetujuan Etika Publik : Puskesmas Panite profesionali
kegiatan dan arahan Jujur yang ke-5 yaitu tas.
aktualisasi yang dari pimpinan Bertanggung Membangun
akan 12. Tersedianya Jawab hubungan kerja
dilaksanakan rekomendasi Komitmen yang harmonis
Mutu: dengan semua
nilai ANEKA
3. Tersedianya dokumentasi
2019, dan menyampaikan materi tentang nilai – nilai ANEKA, Melaporkan hasil
Gambar 1.
Pertemuan dengan Kepala Puskesmas
Gambar 2 Gambar 3
Mendapat Persetujuan dari Mendapat Rekomendasi dari
Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
Kegiatan Kedua : Melakukan kegiatan sosialisasi kepada Lintas Program dan Tenaga
penyakit diare.
7. Tersedianya Dokumentasi
Dalam melakukan kegiatan sosialisasi kepada Lintas Program dan Tenaga Kesehatan
mendapat jadwal waktu untuk melaksanakan sosialisasi. Jadwal kegiatan sosialisasai yang
penulis tentukan pada rancangan pelaksanaan kegiatan dimajukan atas kesepakatan bersama
kepala puskesmas pada minngu pertama bulan desember karena di puskesmas masih ada
banyak kegiatan persiapan akreditasi puskesmas. Selanjutnya pada tahapan kedua, penulis
menyiapkan materi sosialisasai yang berupa power point dan membuat daftar hadir kegiatan
sosialisasi. Selanjutnya pada tahapan ketiga tanggal 07 desember penulis memastikan bahan
sosialisasi tentang sistim kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit diare di ruangan
tunggu Puskesmas panite dengan jumlah peserta 17 orang. Selanjutnya penulis membuat
Gambar 3
Konsultasi dengan Kepala Puskesmas Rencana Sosialisasi
2. Persiapan Materi Sosialisasi
Melakukan kegiatan sosialisasi Kepada Lintas program dan Tenaga kesehatan Desa
sebagai bahan 4untuk sosialisasi kepada sasaran. Untuk mendapatkan materi penulis
mencari referensi tentan penyakit diare dan sistim kewaspadaan penyakit diare yang akan
Gambar 4
Gambar 4
Persiapan Materi Sosialisasi
3. Persiapan alat bantu atau penunjang sosialisasi berupa (laptop dan infokus).
Penulis menyediakan leptop dan infokus sebagai alat bantu sosialisasi sistem
Gambar 5
Persiapan Alat Bantu Sosialisasi
4. Penulis membuat daftar hadir kegiatan sosialisasi yang ditandangani peserta sosialisasi.
Daftar ini merupakan salah satu bukti bahwa penulis benar – benar melaksanakan
kegiatan sosialisasi kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit diare di puskesmas
Gambar 6 Gambar 7
Daftar hadir Sosialisasi Surat undangan Sosialisasi
Penulis malaksanakan kegiatan sosialisasi sesuai dengan tata acara yang telah di buat
sebelumnya serta dengan semua bahan sosialisasi yang telah di persiapkan sebelumnya
kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit diare diwilayah kerja puskesmas panite.
tahapan yang harus penulis lakukan adalah, Pertama penulis pada hari senin november 2019
pukul 09.15 pagi penulis melakukan kegiatan koordinasi dengan pemegang program yang ada
di puskesmas panite.
Selanjutnya pada tahapan kedua pada hari Jumat 22 november 2019 penulis
mengumpulkan data penyakit diare di Poli Umum, Poli MTBS, UGD, Surveilans, dan Rawat
Inap.
Pada tahapan ketiga penulis membuat dokumentasi berupa foto dan video dalam
melakukan pengumpulkan data diare. Dan pada tahapan ke empat penulis membuat laporan
desa.
Gambar 9 Gambar 10
Koordinasi Lintas Proram Poli Umum Koordinasi Lintas Proram UGD
Gambar 11 Gambar 12
Koordinasi Lintas Proram KIA Koordinasi Lintas Proram Gizi an
MTBS snitaran
Penulis melakukan pengumpulan data sekuder yang ada pada Poli Umum, Poli MTBS,
3. Membuat dokumentasi
Dalam melakukan pengolahan data dan analisis data penyakit diare di puskesmas panite
ada beberapa tahapan yang harus penulis lakukan adalah, Pertama penulis menyiapkan laptop
Selanjutnya pada tahapan kedua penulis pada hari senin 25 November 2019 penulis
melakukan kegiatan pengolahan data dan anlisis data diare yang telah penulis kumpulkan di
puskesmas panite. Penulis melakukan pengolahan dan analisa data menggunakan ms. Exel
Selanjutnya pada tahapan ketiga penulis membuat dokumentasi yang telah diambil pada
saat penulis melakukan kegiatan ini. Selanjutnya penulis membuat laporan kegiatan
1. Menyiapkan komputer/leptop
Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis menyiapkan komputer/ leptop
Mengolah dan menganalisis data, penulis mengolah dan menganalisis data secara
deskriptif atau sederhana menggunakan program ms. Exel untuk mendapatkan hasil dari
pengolahan dan analisis data yang berupa grafik, yang menunjukan trend penyakit diare
yaitu: tempat terjadi diare, waktu terjadi diare dan orang yang terkena diare.
3. Membuat dokumentasi
Gambar 15
Gambar 14
Mengolah dan Menganalis Data
Mengolah dan Menganalis Data
Pada hari jumat 29 November 2019 penulis melakukan kegiatan penyajian data.
Kegiatan penyajian data merupakan hasil dari kegiatan pengolahan dan analisis data diare
penyakit dari waktu ke waktu, berdasarkan tempat dan berdasarkan orang yang disajikan
dalam bentuk grafik. Selanjutnya pada Penyajian data ini dapat menjadi informasi bagi semua
elemen di puskesmas panite agar dapat mengetahui trend penyakit diare di puskesmas panite
secara terus menerus agar dapat menjadi acuan terhadap kewaspadaan dini dan respon
1. Menyiapkan komputer/leptop
2. Penulis menyiapkan media informasi untuk tempat di letakannya bahan penyajian data
3. Penulis menyajikan data diare pada media iformasi/ papan informasi puskesmas
4. Membuat dokumentasi
Gambar 18 Gambar 19
Menempel Hasil Analisis Setelah Di tempelkan
4. Tersedianya dokumentasi
untuk meminta persetujuan membuat Leafled tentang pentingnya deteksi dini dan respon
terhadap penyakit diare. Setelah mendapat persetujuan penulis mencari referensi dan
kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit diare dan mendapatkan persetujuan dari
kepala puskesmas.
Gambar 20
Konsultasi Leafled dengan
Kepala puskesmas
2. Pada tahapan ini penulis mencari referensi mengenai sistem kewaspadaan dini dan
3. Penulis menyiapkan alat untuk mendesain leafled berupa leptop, printer dan ATK.
4. Mencetak Leafled
Gambar 23 Gambar 24
Hasil Desain Proses Desain Leafled
Gambar 25 Gambar 26
Proses cetak leafled Hasil Cetak Leafled
catatan dan masukan yang bersifat membangun dari penanggung jawab UKM (Upaya
a) Diharapkan setelah kembali dari kegiatan latsar ada lagi kegiatan inovatif lainya
b) Distribusi leafled yang telah dibuat ke desa – desa diwilayah kerja puskesmas.
2. Pada tahapan ini penulis melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi yang telah di
1. Menyaiapkan komputer/leptop
Mengolah dan menganalis data Diare
Membuat dokumentasi Menyetujui
Membuat laporan kegiatan pengolahan
data
2. Output:
Memperoleh informasi epidemiologi
(tempat, waktu, orang) Menyetujui
Tersedianya dokumentasi berupa foto,
3. Keterkaitan substansi mata pelatihan :
Kegiatan ini memenuhi nilai dasar PNS yaitu
Akuntabilitas: Tanggung Jawab, Kejelasan
target, partisipatif. Nasionalisme: Hormat Menyetujui
menghormati, kerjasama, kepentingan
bersama. Etika Publik: Bertanggung jawab,
Komitmen Mutu: Efektif, Efisien,
Berorentasi Mutu. Anti Korupsi: Berani,
Peduli.
4. Kontribusi terhadap visi misi organisasi:
Kegiatan ini mendukung pencapaian visi
Puskesmas Panite yaitu Panite Sebagai
Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Prima Menyetujui
mendukung misi Puskesmas Panite yang
ke-1 yaitu
Memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional
Kegiatan 6. Membuat Leafled tentang kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit
diare
No. Penyelesaian kegiatan Catatan mentor Paraf mentor
Kegiatan 6.. Membuat leafled tentang pentingnya deteksi dan kewaspadaan dini
terhadap penyakit diare
Penyelesaian Kegiatan Catatan Waktu dan Media Paraf Coach
Coaching Coaching
Tahapan Kegiatan
Output kegiatan
terhadap pemecahan
isu
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
4.6. Analisis Dampak Implementasi Sikap Perilaku Bela Negara, Nilai-nilai Dasar
PNS, Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1.6.2. Melakukan kegiatan sosialisasi kepada lintas program dan tenaga kesehatan
desa
Pada kegiatan aktualisasi ini, nilai dasar PNS maupun kedudukan dan PNS dalam
NKRI yaitu:
Bertanggung jawab, kejelasan target dan partisipatif melaksanakan sosialisasi
merupakan cerminan nilai Akuntabilitas
Hormat menghormati, kerja sama, dan kepentingan bersama dalam
sosialisasi merupakan cerminan dari nilai Nasionalisme.
Bertanggung jawab dan sopan merupakan cerminan nilai Etika publik
Efektif, efisien dan berorentasi mutu dalam melaksanakan sosialisasi
merupakan cerminan dari nilai Anti korupsi
Berkoordinasi dengan lintas program merupakan cerminan dari nilai WOG.
(Whole of goverment)
Output yang dihasilkan terlaksannya sosialisasi, manfaatnya agar tenaga
kesehatan yang ada di puskesmas panite maupun di wilayah kerja puskesmas
panite dapat menerapkan dalam melaksanatugasnya sebagai seorang tenaga
kesehatan, dampak apabila nilai dasar PNS tidak dilaksanakan maka akan
berimbas pada masyarakat banyak, Ini sangat bertolak belakang dengan nilai
dasar PNS tentang komitmen mutu.
4.6.3. Melakukan pengumpulan data
Pada kegiatan aktualisasi ini, nilai dasar PNS maupun kedudukan dan PNS dalam
NKRI yaitu:
Bertanggung jawab, kejelasan target dan partisipatif melaksanakan
4.6.6. Membuat leafled tentang pentingnya deteksi dan kewaspadaan dini terhadap
penyakit diare
Pada kegiatan aktualisasi ini, nilai dasar PNS maupun kedudukan dan PNS dalam
NKRI yaitu:
Bertanggung jawab, kejelasan target dan partisipatif dalam membuat leafled
merupakan cerminan nilai Akuntabilitas
Hormat menghormati, kerja sama, dan kepentingan bersama dalam membuat
leafled merupakan cerminan dari nilai Nasionalisme.
Bertanggung jawab dan sopan dalam membuat leafled merupakan cerminan
nilai Etika publik
Efektif, efisien dan berorentasi mutu dalam membuat leafled data merupakan
Puskesmas Panite tentang Optimalisasi sistem kewaspadaan dini dan Respon Terhadap
Kabupaten Timor Tengah Selatan disimpulkan bahwa seluruh kegiatan telah terlaksana
dengan baik dan hasil outputnya pun dapat terlaksana sesuai dengan rencana, sehingga
dengan adanya kegiatan aktualisasi ini telah mampu meminimalisir Core Isu, yaitu Belum
optimalnya sistem kewaspadaan dini dan Respon Terhadap Penyakit Diare di Wilayah
kerja Puskesmas Panite. Walaupun ada beberapa kendala, namun semuanya bisa
terselesaikan dengan baik sampai dengan akhir. Ada beberapa manfaat yang saya rasakan
dalam diri sendiri, yaitu saya mengetahui pentingnya berkoordinasi, saya menjadi pribadi
yang lebih bertanggung jawab, mampu bekerjasama, disiplin, dan menjadi lebih
yang ada. Dari nilai-nilai dasar ANEKA dan Dukran yang terlihat selama melaksanakan
kegiatan ini sudah menjadi habituasi, sehingga saya bisa menerapkanya bukan saja di
lingkungan kerja tetapi juga untuk kehidupan pribadi penulis sendiri dan kehidupan social
masyarakat.
5.2 Saran
Adapun saran dari hasil kegiatan Aktualisasi (habituasi) yang telah dilakukan
sebagai berikut :
1. Pentingnya mengoptimalkan sistem pendataan dan pelaporan surveilans, agar data
dan informasi kesehatan yang ada, serta pada saat disebarluarkan merupakan data
dan informasi yang akurat dan rill.
2. Pentingnya meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dengan semua pihak
terlebih mentor dan coach, sehingga dapat membantu ketika menghadapi hambatan