Anda di halaman 1dari 6

TINGKAT VIABILITAS BENIH MENTIMUN (Cucumis sativus L.

)
HASIL PERSILANGAN

THE VIABILITY OF CUCUMBER SEED (Cucumis sativus L.)


RESULTING OF CROSSING
*)
Yusvita Maulidia Rahmi , Sri Lestari Purnamaningsih dan Sumeru Ashari

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia
*)
Email : Yusvitayusi@yahoo.co.id

ABSTRAK above sea level. Analyzis of the results


were conducted at plant breeding laboratory
Dalam usaha budidaya pertanian, benih Brawijaya University. The results showed
memegang peran yang sangat penting. that the natural pollination of cv. Panda
Penggunaan benih untuk budidaya akan produced the best seed viability.
menentukan hasil panen. Kualitas benih
yang dapat diperoleh melalui persilangan Keywords: Cucumis sativus L., Seed,
antar tetua unggul. Viabilitas benih yang Crossing, Viability
tinggi dapat membantu para petani untuk
meminimalisir pemborosan benih. Tujuan PENDAHULUAN
penelitian ini ialah untuk mengetahui viabili-
tas benih hasil persilangan varietas Panda Dalam usaha budidaya pertanian,
dan varietas Marissa. Penelitian ini benih memegang peranan yang sangat
dilaksanakan di Desa Landungsari, Keca- penting. Oleh karena itu maka benih yang
matan Dau, Kabupaten Malang dengan digunakan harus yang berkualitas tinggi.
ketinggian tempat lebih kurang 400-700 Kualitas benih dapat diperoleh melalui per-
meter diatas permukaan laut dan laborato- silangan antara dua tetua unggul. Viabilitas
rium pemuliaan tanaman Fakultas Pertanian benih yang tinggi dapat membantu para
Universitas Brawijaya. Penelitian berlang- petani untuk meminimalisir pemborosan
sung pada Juni sampai Oktober 2013. Hasil benih sehingga dalam satu luasan lahan
penelitian menunjukkan bahwa mentimun membutuhkan benih dalam jumlah yang
hasil persilangan alami varietas Panda selayaknya. Tujuan penelitian ini ialah untuk
menghasilkan viabilitas benih terbaik. mengetahui viabilitas benih hasil persilang-
an kultivar unggul lokal varietas Panda dan
Kata Kunci: Mentimun, Benih, Persilangan, varietas Marissa.
Viabilitas
BAHAN DAN METODE
ABSTRACT
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
In agricultural cultivation, seed is a very Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten
important. The quality of seed for cultivation Malang dengan ketinggian tempat lebih
could determine a quality of yields. The kurang 400-700 meter diatas permukaan
quality of seeds can be obtained through laut dan laboratorium pemuliaan tanaman
cross pollination using two superior parents. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
High seed viability can help farmers to Penelitian berlangsung pada Juni sampai
improve the crop yield. The purpose of this Oktober 2013. Alat yang digunakan ialah
study was to determine the viability of seeds alat tulis, desikator, germinator, oven, pinset
from crosses between cv. Panda and cv. dan timbangan. Bahan yang akan diguna-
Marissa. This research was conducted in kan ialah benang wol, benih mentimun
the village of Landungsari, District Dau, varietas Panda, benih mentimun varietas
Malang from June to October 2013, the Marissa, bunga betina, bunga jantan, kertas
altitude of approximately 400-700 meters cd, kawat tembaga, label, sedotan sebagai
51

Rahmi, dkk, Tingkat Viabilitan Benih ...

penyungkup dan deterjen. Penelitian pada Persentase Bunga jadi Buah


kondisi lapang menggunakan desain Rata-rata persentase bunga jadi buah
perencanaan tunggal (Single Plant Analy- tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan PoB,
sis), dengan menggunakan 6 perlakuan sedangkan rata-rata persentase terendah
persilangan, yaitu: P0a (Persilangan alami oleh perlakuan PoA. Berdasarkan Tabel 4
Varietas Panda), P0b (Persilangan Varietas perhitungan Uji T menunjukkan bahwa
Marissa), P1 (ƒA><A‚), P2 (ƒB><B‚), perbedaan persentase bunga jadi buah dari
P3(ƒA><B‚), P4 (ƒB><A‚). 15 macam kombinasi persilangan terdapat
4 perbandingan perlakuan yang tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN berbeda nyata. Perbandingan perlakuan
yang tidak berbeda nyata terdapat pada
Umur awal Berbunga kombinasi perlakuan AA dengan BB, BB
Umur awal berbunga menunjukkan dengan BA, AB dengan PoA dan BA
perbedaan antara mentimun varietas Panda dengan PoB.
dan varietas Marissa. Berdasarkan Tabel 1, Banyak faktor yang dapat
rata-rata umur berbunga varietas Panda mempengaruhi tingkat keberhasilan persila-
lebih lama dibandingkan varietas Marissa. ngan, diantaranya kondisi polen yang
Nilai rata-rata untuk varietas Panda ialah digunakan dan tingkat kompabilitas. Persila-
28,05 hst dan varietas Marissa 24,15 hst. ngan yang menghasilkan buah disebut
Pada Tabel 3 menunjukkan hasil per- kompatibel, sedangkan yang tidak dapat
hitungan Uji T bahwa antara mentimun membentuk buah disebut inkompabel. Per-
varietas Panda dengan varietas Marissa silangan antara varietas Panda dan varietas
memiliki perbedaan yang nyata. Menurut Marissa seluruh kombinasinya tidak dapat
Kusandriani (2005, dalam Sumpena dan membentuk 100% namun hanya bekisar
Bakrie, 2010) perbedaan umur berbunga antara 46%-75,33% (Tabel 1). Berdasarkan
tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor hasil persilangan tersebut maka persilangan
genetis dan lingkungan. varietas Panda dengan varietas Marissa
kompatibel. Hasil tersebut sesuai dengan
Umur Mekar Bunga Jantan dan Bunga pernyataan Wang (1963, dalam Haryanti,
Betina 2004) dalam Aini (2008) persilangan
Umur mekar bunga jantan dan bunga dikatakan kompatibel jika menghasilkan
betina menunjukkan perbedaan antara buah diatas 20%. Persentase polong jadi
varietas Panda dan varietas Marissa. Ber- dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantara-
dasarkan Tabel 1 rata-rata bunga jantan nya biologi bunga, ketersediaan polen,
mekar pada varietas Panda lebih tinggi curah hujan, suhu, kelembapan, faktor pe-
dibandingan varietas Marissa. Sedangkan, meliharaan dan faktor keterampilan breeder
rata-rata umur mekar bunga betina pada (Alia dan Wilia, 2011).
Tabel 1 mentimun varietas Marissa lebih
tinggi jika dibandingkan varietas Panda. Lama Pembuahan dan Umur Panen
Berdasarkan Tabel 3 hasil perhitungan Uji T Umur panen antar perlakuan memiliki
menunjukkan bahwa antara varietas Panda hasil yang beragam. Perhitungan Uji T pada
dan varietas Marissa berbeda nyata. Tabel 4 menunjukkan adanya perbedaan
Menurut Kusandriani (2005) dalam nyata antar perlakuan. Perbedaan tersebut
Sumpena dan Bakrie (2010) perbedaan terjadi pada perlakuan AA dibandingkan
umur berbunga tanaman mentimun dipe- PoB sebesar 9,87 hari dan pada perlakuan
ngaruhi faktor genetis dan faktor AB dengan BA sebesar 2,13 hari.
lingkungan. Hal tersebut juga sesuai de- Perbedaan waktu panen atau tingkat
ngan penyataan Eldridge (1998, dalam kemasakan ini bisa disebabkan karena
Baskorawati et al. (2008) bahwa adanya perbedaan waktu atau bisa disebabkan oleh
variasi pembungaan umumnya disebabkan pertumbuhan pollen untuk mencapai ruang
oleh perbedaan genetik antar induk. bakal biji (Aini, 2008). Pernyataan tersebut
sesuai dengan pendapat Sobrizal (2008)
yakni nilai keragaman fenotip yang luas
52

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 1, Januari 2015, hlm. 50 - 55

pada semua variabel yang diamati ukuran buah yang dihasilkan tidak
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. maksimal.

Persentase Buah Panen Bobot Buah


Berdasarkan Tabel 2 persentase Rata-rata bobot buah tertinggi
buah panen menunjukkan rata-rata tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan BA, sedangkan
terjadi pada perlakuan BA, sedangkan rata- rata-rata terendah oleh perlakuan BB
rata terendah pada perlakuan AB. Tabel 4 (Tabel 2). Pada Tabel 4 dapat dilihat ada-
menunjukkan hasil perhitungan Uji T dari 15 nya perbedaan dari 15 kombinasi persila-
macam kombinasi perlakuan. Terdapat 6 ngan. Dalam tabel tersebut diketahui
perlakuan berbeda nyata, yaitu antara adanya perbedaan yang tidak nyata, yaitu
kombinasi AA dengan BA, AA dengan PoB, antara perlakuan AA dengan AB, AA
BB dengan BA, AB dengan BA, AB dengan dengan BA dan AA dengan PoA. Hasil
PoB dan BA dengan PoA. Persentase buah bobot buah dapat diketahui bahwa bobot
panen yang beragam dan tidak 100% dapat buah mengikuti tetua betinanya. Hal
dikarenakan oleh adanya gangguan tersebut sesuai dengan pernyataan Arif et al
lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan (2012) dari hasil persilangan yang telah
pernyataan Maulida dkk (2013) bahwa dilakukan tetua betina mempengaruhi bobot
terhambatnya pertumbuhan tanaman buah.
karena serangan patogen menyebabkan

Tabel 1Umur Berbunga, Umur Mekar Bunga Jantan, Umur Mekar Bunga Betina, Persentase
Bunga jadi Buah, Lama Pembuahan dan Umur Panen
Umur Umur
Persentase
Komponen Umur Mekar Mekar Lama Umur
Bunga jadi
Pembanding Berbunga Bunga Bunga Pembuahan Panen
buah
Jantan Betina
PoA 28,05 29,53 32,36 46,00 29,70 58,64
PoB 24,15 24,59 27,89 75,33 27,19 51,27
AA 28,05 29,53 32,36 50,67 33,12 63,67
BB 24,05 24,59 27,89 64,67 30,23 57,30
AB 46,67 30,62 54,27
BA 70,00 29,97 56,07

Tabel 2 Persentase Buah Panen, Bobot Buah, Jumlah Benih Bernas, Bobot 100 Butir Benih
Bernas, Kada air dan Viabilitas Benih
Bobot
Persentase Jumlah
Komponen Bobot 100 Butir Viabilitas
Buah Benih Kadar air
Pembanding Buah Benih Benih
Panen Bernas
Bernas
PoA 83,89 683,81 127,74 3,18 7,61 99,00
PoB 83,89 479,86 77,82 3,45 8,11 96,25
AA 81,39 739,08 36,48 3,57 7,79 69,50
BB 81,94 434,38 19,14 3,57 8,66 66,75
AB 79,17 545,79 55,48 2,51 8,07 76,00
BA 90,17 768,90 31,03 2,96 7,95 89,25

Tabel 3 Uji T Umur Berbunga, Umur Mekar Bunga Jantan dan Umur Mekar Bunga Betina
Komponen Umur Mekar Mekar Bunga
Umur Berbunga
Pembanding Bunga Jantan Betina
A vs B * * *
Keterangan: *= Berbeda nyata.
53

Rahmi, dkk, Tingkat Viabilitan Benih ...

Tabel 4 Uji T Persentase Bunga jadi Buah, Persentase Buah Panen, Lama Pembuahan, Umur
Panen, Bobot Buah dan Jumlah Benih Bernas
Persentase Persentase
Komponen Lama Umur Bobot Jumlah Benih
Bunga jadi Buah
Pembanding Pembuahan Panen Buah Bernas
Buah Panen
AA vs BB * tn tn tn * *
AA vs AB tn tn tn tn tn *
AA vs BA * * tn * tn *
AA vs PoA * tn * tn tn *
AA vs PoB * * tn tn * tn
BB vs AB * tn tn tn * *
BB vs BA tn * tn * * *
BB vs PoA * tn tn tn * *
BB vs PoB * tn tn tn * tn
AB vs BA * * tn tn * *
AB vs PoA tn tn * tn * *
AB vs PoB * * tn tn * tn
BA vs PoA * * * tn * *
BA vs PoB tn tn tn tn * tn
PoA vs PoB * tn tn tn * tn
Keterangan: *= Berbeda nyata dan tn= Tidak nyata.

Tabel 5 Uji F Kadar Air, Bobot 100 Butir Benih Bernas dan Viabilitas Benih
Komponen Bobot 100 Butir
Kadar Air Viabilitas Benih
Pembanding Benih Bernas
AA 7,79 a 3,57 69,50 a
BB 8,66 c 3,57 66,75 a
AB 8,07 b 2,51 76,00 b
BA 7,95 b 2,96 89,25 c
PoA 7,61 a 3,18 99,00 d
PoB 8,11 b 3,45 96,25 d
BNT5% 2,29 tn 6,59
Keterangan: tn= Tidak Berbeda nyata.

Jumlah Benih Bernas Bobot 100 Butir Benih Bernas


Berdasarkan data yang terdapat Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
dalam Tabel 2 perlakuan persilangan PoA bahwa bobot 100 butir benih bernas tidak
menghasilkan benih sebanyak 127,74, PoB memiliki perbedaan yang tidak nyata antar
sebanyak 77,84, AA sebanyak 36,48, BB perlakuan. Keadaan tersebut dimungkinkan
sebanyak 19,14, AB sebanyak 55,48 dan terjadi karena kekerabatan antara perlakuan
BA sebanyak 31,03. Persilangan secara tidak jauh berbeda. Bobot 100 butir benih
alami varietas Panda (PoA) menghasilkan dipengaruhi oleh ukuran atau tipe benih
jumlah benih yang terbanyak, sedangkan (Pulungan et al, 2014)
jumlah benih terendah ditunjukkan oleh
perlakuan BB. Jumlah benih bernas yang Kadar Air Benih
sebagian besar berbeda nyata antar Pada Tabel 5 dapat dilihat kadar air
perlakuan dimungkinkan disebabkan oleh dari setiap kombinasi persilangan. Nilai
tipe (ukuran) benih. Selain hal tersebut yang kadar air terendah ditunjukkan oleh
dapat menyebabkan jumlah benih bernas perlakuan PoA dengan nilai sebesar 7,61.
berbeda adalah faktor genetik dan Pengamatan kadar air tidak dipengaruhi
OLQJNXQJDQ 6D¶GL\DK et al., 2013). oleh bobot buah dan bobot 100 butir benih
bernas. Kadar air yang tinggi dapat terjadi
pada jumlah benih terkecil karena genetis
kandungan air memang lebih tinggi.
54

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 1, Januari 2015, hlm. 50 - 55

Viabilitas Benih Universitas Jambi Seri Sains. 13 (1):


Berdasarkan data yang terdapat 39-42.
dalam Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh Aini, M.N. 2008. Pengaruh terhadap Hasil
perlakuan menunjukkan perbedaan nyata. dan Kemampuan Silang Buah
Perlakuan PoA mempunyai viabilitas NagaJenis Merah (Hylocereus
tertinggi. Tinggi rendahnya viabilitas benih polyrhizus). Skripsi S1 Universitas
hasil persilangan diduga berkaitan dengan Sebelas Maret. Surakarta. P:18-28.
keberhasilan penyerbukan dan atau proses Arif, A.B., Sujiprihati, S. dan Syukur, M.
pembuahan. Berbagai faktor dapat 2012. Pendugaan Heterosis dan
memberikan pengaruh terhadap tinggi Heterobeltiosis pada Enam Genotip
rendahnya keberhasilan proses penyer- Cabai Menggunakan Analisis Silang
bukan dan pembuahan, baik faktor internal Dialel Penuh. J. Hort. 22(2):103-110.
maupun faktor eksternal (Pallardy, 2008 Maulida, I., E. Ambarwati, Nasrullah dan
dalam Sunarti, 2012). Besarnya tingkat R.H. Murti. 2013. Evaluasi Daya
ketidakcocokan (kompatibilitas) antara putik Hasil Galur Harapan Tomat (Solanum
dan serbuk sari selama proses penyer- lycopersicum L.) pada Musim Hujan
bukan dan pembuahan akan mempengaruhi dan Kemarau. Vegetalika 2(3): 21-31
vigoritas benih yang dihasilkan terutama Baskorowati, L., R. Umiyati, N.
pada penyerbukan silang. Faktor internal Kartikawati, A. Rimbawanto dan M.
lain yang juga sangat mempengaruhi ialah Susanto 2008. Pembungaan dan
tingkat reseptifitas putik dan serbuk sari Pembuahan Melaleuca Cajuputi
pada saat penyerbukan. Penyerbukan yang SUBSP. Cajuputi Powell di Kebun
tidak sempurna menghasilkan benih yang Benih Semai Paliyan, Gunung Kidul,
rendah daya kecambahnya selain Yogyakarta. Jurnal Pemuliaan
menghasilkan kecambah abnormal Tanaman Hutan. 2(2):1-13
(Chaudary, 1984 dalam Sunarti, 2012). Pulungan, D.M.S., Haryati dan R.R.
Faktor lingkungan (eksternal) yang Lahay. 2014. Pengaruh Periode
mempengaruhi kualitas benih adalah umur Panen terhadap Viabilitas Benih
panen, kondisi lingkungan selama panen, Rosela (Hibiscus sabdariffa L.).
efektifitas penyerbukan serta tingkat Jurnal online Agroekoteknologi. 2 (2):
kematangan bunga jantan dan bunga 878-883
betina. 6D¶GL\DK 1 0 :LGLDVWXWL dan Ardian.
2013. Keragaan, Keragaman dan
KESIMPULAN Heritabilitas Karakter Agronomi
Kacang Panjang (Vigna Unguiculata)
Persilangan alami mentimun varietas Hasil Persilangan Tiga Genotipe.
Marissa menghasilkan tanaman yang Jurnal Agrotek Tropika. 1 (1):32-37.
memiliki umur panen terpendek. Mentimun Sobrizal. 2008. Pemuliaan Mutasi dalam
hasil persilangan alami varietas Panda Peningkatan Manfaat Galur-Galur
menghasilkan jumlah benih bernas dan Terseleksi Asal Persilangan antar
viabilitas yang tinggi. Mentimun perlakuan Subspesies Padi. Jurnal Ilmiah
BA menghasilkan kombinasi umur panen Aplikasi Isotop dan Radiasi. 9(1).
yang lebih pendek dari tetua jantan (A- Sumpena, U dan A.H. Bakrie. 2010. Daya
varietas Panda) dan memiliki bobot buah Hasil Galur-Galur F1 Hibrida
yang lebih besar dari tetua betina (B- Mentimun di Bandung, Blitar, Bogor,
varietas Marissa). Garut dan Subang. Jurnal
Agrotropika 15(2): 60-67.
DAFTAR PUSTAKA 6XQDUWL 6 0 1D¶LHP ( + %KDNWL GDQ 6
Indrioko. 2012. Karakter Hibrid
Alia, Y dan W. Willa. 2011. Persilangan Acacia (Acacia mangium x A.
Empat Varietas Kedelai dalam auriculiformis) Berdasarkan Viabilitas
Rangka Penyediaan Populasi Awal Benih, Kemampuan Bertunas dan
untuk Seleksi. Jurnal Penelitian Berakar Stek. Balai Besar Penelitian
55

Rahmi, dkk, Tingkat Viabilitan Benih ...

Bioteknologi dan Pemuliaan Mada. Daerah Istimewa Yogyakarta.


Tanaman Hutan dan Fakultas P: 86.
Kehutanan, Universitas Gadjah

Anda mungkin juga menyukai