Anda di halaman 1dari 51

AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)

GAMBARAN UMUM
Rumah sakit seyogianya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian
dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional pemberi asuhan dan
tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan.
Maksud dan tujuan adalah menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang
sudah tersedia di rumah sakit, mengoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan
pemulangan dan tindakan selanjutnya. Sebagai hasilnya adalah meningkatkan mutu asuhan
pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.

Perlu informasi penting untuk membuat keputusan yang benar tentang:


1. kebutuhan pasien yang dapat dilayani oleh rumah sakit;
2. pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien;
3. rujukan ke pelayanan lain baik di dalam maupun keluar rumah sakit;
4. pemulangan pasien yang tepat dan aman ke rumah.

STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, SERTA ELEMEN PENILAIAN


PEMBERIAN LAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar ARK 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penerimaan pasien dirawat inap atau
pemeriksaan pasien dirawat jalan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
yang telah diidentifikasi sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit yang ada.

Maksud dan Tujuan ARK 1


Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit bergantung pada
informasi yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pada kontak
pertama.

Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, atau hasil
pemeriksaan fisis, psikologis, laboratorium klinis, atau diagnostik imajing sebelumnya.

Skrining dapat terjadi di tempat pasien, ambulans, atau waktu pasien tiba di rumah sakit.
Keputusan untuk mengobati, mengirim, atau merujuk dibuat setelah ada evaluasi hasil skrining.
Bila rumah sakit mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan serta
konsisten dengan misi dan kemampuan pelayanannya maka dipertimbangkan untuk menerima
pasien rawat inap atau pasien rawat jalan.
Rumah sakit dapat menentukan tes atau bentuk penyaringan tertentu untuk populasi pasien
tertentu sebelum ditetapkan pasien dapat dilayani. Misalnya, pasien diare aktif harus diperiksa
Clostridium difficile atau pasien tertentu diperiksa Staphylococcus aureus yang resisten terhadap
methicillin. Tes spesifik tertentu atau evaluasi tertentu dilakukan jika rumah sakit
mengharuskannya, sebelum diputuskan dapat dilayani dirawat inap atau terdaftar di unit rawat
jalan. (lihat juga AP 1)

Elemen Penilaian ARK 1 Telusur Skor


1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi tentang skrining baik 10 TL
skrining baik di dalam maupun di didalam maupun diluar RS
luar rumah sakit termasuk 5 TS
pemeriksaan penunjang yang 0 TT
diperlukan/spesifik untuk
menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (R)

2. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


skrining baik di dalam maupun di asesmen yang digunakan skrining
luar rumah sakit. (D,W) di dalam maupun di luar rumah 5 TS
sakit. 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

3. Ada proses pemeriksaan D Bukti hasil pemeriksaan 10 TL


penunjang yang penunjang yang digunakan
diperlukan/spesifik untuk untuk skrining sesuai PPK 5 TS
menetapkan apakah pasien 0 TT
diterima atau dirujuk. (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Petugas Laboratorium dan
Radiologi
diperlukan/spesifik untuk
menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Petugas Laboratorium dan
Radiologi

4. Berdasarkan hasil skrining D Bukti tindak lanjut hasil krining di 10 TL


ditentukan apakah kebutuhan rekam medis
pasien sesuai dengan 5 TS
kemampuan rumah sakit (lihat 0 TT
juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

5. Pasien diterima bila rumah D Bukti tindak lanjut hasil skrining 10 TL


sakit dapat memberi pelayanan di rekam medis
rawat jalan dan rawat inap yang 5 TS
dibutuhkan pasien.(D,O,W 0 TT

O Kesesuaian pemberian pelayanan


rawat jalan dan
rawat inap yang dibutuhkan
pasien

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Staf Admisi

6. Pasien tidak dirawat, tidak D 1) Bukti hasil pemeriksaan 10 TL


dipindahkan atau dirujuk penunjang yang digunakan untuk
sebelum diperoleh hasil tes yang skrining 5 TS
dibutuhkan tersedia.(D,O,W) 2) Bukti tindak lanjut hasil 0 TT
skrining di rekam medis

O Lihat waktu penerimaan hasil


pemeriksaan penunjang untuk
memutuskan untuk dirawat atau
dirujuk

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

Standar ARK 1.1


Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan
segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.

Maksud dan Tujuan ARK 1.1


Pasien darurat, sangat mendesak, atau pasien yang membutuhkan pertolongan segera
diidentifikasi menggunakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan kebutuhan pasien
yang mendesak dengan mendahulukan dari pasien yang lain. Pada kondisi bencana dapat
menggunakan triase bencana. Sesudah dinyatakan pasien darurat, mendesak, dan membutuhkan
pertolongan segera maka dilakukan asesmen dan menerima pelayanan secepat-cepatnya. Kriteria
psikologis dibutuhkan dalam proses triase. Pelatihan bagi staf diadakan agar staf mampu
memutuskan pasien yang membutuhkan pertolongan segera dan pelayanan yang dibutuhkan.

Jika rumah sakit tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi darurat, pasien
dirujuk ke rumah sakit lain yang fasilitas pelayanannya dapat memenuhi kebutuhan pasien.
Sebelum ditransfer atau dirujuk pasien harus dalam keadaan stabil dan dilengkapi dengan
dokumen pencatatan.

Elemen Penilaian ARK 1.1 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang triase berbasis 10 TL
triase berbasis bukti. (R) bukti
5 TS
0 TT

2. Ada pelaksanaan penggunaan D Bukti tentang pelaksanaan triase 10 TL


proses triase berbasis bukti yang berbasis bukti
digunakan untuk 5 TS
memprioritaskan pasien sesuai 0 TT
dengan kegawatannya (D,W)
W ● Dokter IGD
● Perawat IGD
proses triase berbasis bukti yang
digunakan untuk
memprioritaskan pasien sesuai
dengan kegawatannya (D,W)
W ● Dokter IGD
● Perawat IGD

3. Staf sudah terlatih D Bukti pelaksanaan pelatihan 10 TL


menggunakan kriteria. (D,W,S) internal tentang triase berbasis
bukti yang digunakan 5 TS
0 TT

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD

S Pelaksanaan triase berbasis bukti


yang digunakan

4. Pasien dengan kebutuhan D Bukti tentang pemberian 10 TL


mendesak diberikan prioritas. pelayanan sesuai prioritas
(D,W,S) hasil triase pasien 5 TS
0 TT

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD

S Pelaksanaan penetapan prioritas


berdasarkan hasil
triase

Standar ARK 1.2


Pada proses admisi pasien rawat inap dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk menetapkan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang diprioritaskan berdasar atas kondisi
pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 1.2


Pada waktu skrining dan pasien diputuskan diterima untuk rawat inap, proses asesmen
membantu staf mengetahui prioritas kebutuhan pasien untuk pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitatif, paliatif, dan dapat menentukan pelayanan yang sesuai dengan prioritas kebutuhan
pasien. Pelayanan preventif (dalam proses admisi) adalah untuk mencegah perburukan/
komplikasi, misalnya antara lain kasus luka tusuk dalam diberikan ATS dan kasus luka bakar
derajat berat dimasukkan ke unit luka bakar.

Elemen Penilaian ARK 1.2 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang skrining R Regulasi tentang skrining 10 TL
pasien masuk rawat inap untuk penerimaan pasien masuk rawat
menetapkan kebutuhan inap untuk sesuai kebutuhan 5 TS
pelayanan preventif, paliatif, pelayanan preventif, paliatif, 0 TT
kuratif, dan rehabilitatif. (R) kuratif, dan rehabilitatif

2. Ada pelaksanaan skrining D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pasien masuk rawat inap untuk asesmen yang digunakan
menetapkan kebutuhan untuk skrining pasien rawat inap 5 TS
pelayanan preventif, paliatif, 0 TT
kuratif, dan r2ehabilitative. (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

3. Temuan diproses skrining D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


menentukan pelayanan atau asesmen yang digunakan untuk
tindakan kepada pasien. (D,O,W menetapkan rencana asuhan dan 5 TS
tindakan pada pasien 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

4. Prioritas diberikan pada D Bukti tentang penetapan 10 TL


pelayanan terkait preventif, prioritas untuk pelayanan
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. preventif, paliatif, kuratif, dan 5 TS
(D) rehabilitatif 0 TT
4. Prioritas diberikan pada D Bukti tentang penetapan
pelayanan terkait preventif, prioritas untuk pelayanan
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. preventif, paliatif, kuratif, dan
(D) rehabilitatif

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

Standar ARK 1.3


Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi
penundaan dan kelambatan dan penundaan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan/atau
pemeriksaan penunjang diagnostik.

Maksud dan Tujuan ARK 1.3


Pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan pelayanan antara lain akibat kondisi pasien
atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu. Pasien diberi informasi alasan dan sebab
mengapa terjadi penundaan/kelambatan atau harus menunggu serta diberi tahu tentang
alternatif yang tersedia, ketentuan ini berlaku bagi pasien rawat inap dan rawat jalan. Untuk
beberapa pelayanan, seperti onkologi atau transplan tidak berlaku ketentuan tentang
penundaan/kelambatan pelayanan atau tes.

Elemen Penilaian ARK 1.3 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang apabila terjadi 10 TL
penundaan dan kelambatan penundaan dan/atau kelambatan
pelayanan di rawat jalan maupun pelayanan di rawat jalan maupun 5 TS
rawat inap yang harus rawat inap yang harus 0 TT
disampaikan kepada pasien. (R) disampaikan kepada pasien,
termasuk pencatatannya

2. Pasien diberi tahu alasan D Bukti tentang penjelasan alasan 10 TL


penundaan dan kelambatan penundaan dan kelambatan
pelayanan dan diberi informasi pelayanan dan diberi informasi 5 TS
tentang alternatif yang tersedia tentang alternatif yang tersedia 0 TT
sesuai kebutuhan klinis pasien sesuai kebutuhan klinis pasien
dan dicatat di rekam medis. dan dicatat di rekam medis
(D,W)

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat
inap dan proses pendaftaran rawat jalan.

Maksud dan Tujuan ARK 2


Ditetapkan regulasi untuk proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran pasien rawat
jalan. Staf memahami dan mampu melaksanakan proses penerimaan pasien.
Proses tersebut meliputi
• pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap;
• penerimaan langsung dari unit darurat ke unit rawat inap;
• menahan pasien untuk observasi.
Dalam rangka keterbukaan kepada publik tersedia sistem pendaftaran rawat inap dan rawat jalan
secara online

Elemen Penilaian ARK 2 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang pendaftaran 10 TL
pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat jalan, pasien rawat
pasien rawat inap, pasien gawat inap, pasien gawat darurat, 5 TS
darurat, proses penerimaan proses penerimaan pasien gawat 0 TT
pasien gawat darurat ke unit darurat ke unit rawat inap,
rawat inap, menahan pasien menahan pasien untuk observasi
untuk observasi dan mengelola dan mengelola pasien bila tidak
pasien bila tidak tersedia tempat tersedia tempat tidur pada unit
tidur pada unit yang dituju yang dituju maupun di seluruh
maupun di seluruh rumah sakit. rumah sakit, termasuk EP 7
(R)

2. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang proses 10 TL


penerimaan pasien rawat inap pelaksanaan penerimaan
dan pendaftaran rawat jalan. pasien rawat inap dan rawat 5 TS
(D,W) jalan 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

3. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang proses 10 TL


penerimaan pasien gawat pelaksanaan penerimaan
darurat ke unit rawat inap. (D,W) pasien gawat darurat ke unit 5 TS
rawat inap 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

4. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang edukasi 10 TL


menahan pasien untuk observasi. pelaksanaan menahan pasien
(D,W) untuk observasi 5 TS
0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

5. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang pemberian 10 TL


mengelola pasien bila tidak informasi rujukan dan
tersedia tempat tidur pada unit pengelolaan pasien apabila 5 TS
yang dituju maupun di seluruh tempat tidak tersedia 0 TT
rumah sakit. (D,W)
mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit
yang dituju maupun di seluruh
rumah sakit. (D,W)

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

6. Staf memahami dan D Bukti tentang pelaksanaan EP 1 10 TL


melaksanakan semua proses sampai dengan EP 5 dan EP 7
sesuai dengan regulasi. (D,W) 5 TS
0 TT
W ● Staf medis
● Staf keperawatan
● Staf admisi
● Pasien/keluarga

7. Ada pelaksanaan sistem D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pendaftaran rawat jalan dan sistem pendaftaran rawat
rawat inap secara online. (D,W) jalan dan rawat inap secara - -
(lihat juga MIRM 1) online 0 TT

W ● Staf Admisi
● Pasien/keluarga

Standar ARK 2.1


Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang diharapkan
dari asuhan, dan perkiraan biayanya.

Maksud dan Tujuan ARK 2.1


Saat diputuskan rawat inap, dokter yang memutuskan rawat inap memberi informasi tentang
rencana asuhan yang diberikan, hasil asuhan yang diharapkan, termasuk penjelasan oleh petugas
pendaftaran tentang perkiraan biaya yang harus dibayarkan oleh pasien/keluarga. Pemberian
informasi didokumentasikan.

Elemen Penilaian ARK 2.1 Telusur Skor


1. Penjelasan termasuk rencana D 1) Bukti dalam rekam medis 10 TL
asuhan didokumentasikan. (D,W) tentang pelaksanaan penjelasan
termasuk rencana asuhan saat 5 TS
admisi 0 TT
2) Form general consent

W ● Staf admisi
● Staf medis
● Staf keperawatan
● Pasien/keluarga

2. Penjelasan termasuk hasil D Bukti dalam rekam medis 10 TL


asuhan yang diharapkan dan tentang penjelasan termasuk
didokumentasikan. (D,W) hasil asuhan yang diharapkan 5 TS
0 TT
W ● Staf admisi
● Staf medis
● Staf keperawatan
● Pasien/keluarga

3. Penjelasan termasuk perkiraan D Bukti materi penjelasan 10 TL


biaya yang ditanggung pasien perkiraan biaya yang ditanggung
atau keluarga. (D,W) pasien atau keluarga antara lain 5 TS
tarif RS 0 TT

W ● Staf admisi
● Pasien/keluarga
4. Penjelasan yang diberikan W Pasien/keluarga 10 TL
difahami oleh pasien atau
keluarga untuk membuat 5 TS
keputusan. (W) 0 TT

Standar ARK 2.2


Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit.

Maksud dan Tujuan ARK 2.2


Unit darurat yang penuh sesak dan tingkat hunian rumah sakit yang tinggi dapat menyebabkan
pasien menumpuk di daerah unit darurat dan menciptakannya sebagai tempat menunggu
sementara pasien rawat inap. Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani asuhannya
masing-masing menjadi sangat penting untuk mencegah penumpukan yang selanjutnya
mengganggu waktu pelayanan dan akhirnya juga berpengaruh terhadap keselamatan pasien.
Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan, asesmen dan tindakan,
transfer pasien, serta pemulangan) dapat mengurangi penundaan asuhan kepada pasien.
Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk
a) ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b) perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan lain
untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara dan
atau pasien yang tertahan di unit darurat;
d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat
inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan unit pasca-anestesi);
e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti
Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan, asesmen dan tindakan,
transfer pasien, serta pemulangan) dapat mengurangi penundaan asuhan kepada pasien.
Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk
a) ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b) perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan lain
untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara dan
atau pasien yang tertahan di unit darurat;
d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat
inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan unit pasca-anestesi);
e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti
kerumahtanggaan dan transportasi);
f) pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien;
g) akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan atau bantuan
spiritual, dan sebagainya).
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk
mengatasi masalah. Semua staf rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis,
keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut berperan serta
menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer
Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.

Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien
bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar
sementara mengatasi penumpukan pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit
harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit darurat dan di unit intermediate,
kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah sakit dapat
mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.

Elemen Penilaian ARK 2.2 Telusur Skor


1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang proses untuk 10 TL
tentang proses untuk mengatur mengatur alur pasien di rumah
alur pasien di rumah sakit sakit termasuk elemen a) sampai 5 TS
termasuk elemen a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan 0 TT
dengan g) di maksud dan tujuan.
(R)

2. Ada pelaksanaan pengaturan D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


alur pasien untuk menghindari pengaturan alur pasien
penumpukan. (D,W) untuk menghindari penumpukan 5 TS
termasuk pada 0 TT
keadaan bencana

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD
● Kepala IGD
● Manajer Pelayanan Pasien

3. Dilakukan evaluasi terhadap D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pengaturan alur pasien secara evaluasi dan upaya perbaikan
berkala dan melaksanakan upaya pengaturan alur pasien secara 5 TS
perbaikannya. (D,O,W) berkala 0 TT

O Lihat pelaksanaan pelayanan


pasien IGD

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD
● Kepala IGD
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

Standar ARK 2.3


Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria yang ditetapkan untuk masuk rawat di
pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif.

Maksud dan Tujuan ARK 2.3


Unit yang memberikan layanan intensif (misalnya ICU, ICCU, pascaoperasi) atau unit layanan
spesialistik (misalnya unit luka bakar atau transplantasi organ) merupakan unit yang mahal dan
biasanya menempati ruangan dengan staf yang terbatas. Setiap rumah sakit harus menetapkan
kriteria untuk menentukan pasien yang membutuhkan tingkat pelayanan yang tersedia di unit-
unit tersebut.

Dengan mempertimbangkan bahwa pelayanan di unit spesialistik menghabiskan banyak sumber


daya, rumah sakit mungkin membatasi hanya pasien dengan kondisi medis yang reversibel yang
dapat diterima masuk dan pasien kondisi khusus termasuk menjelang akhir kehidupan yang
sesuai dengan peraturan perundangundangan. Agar dapat konsisten maka kriteria menggunakan
prioritas atau parameter diagnostik dan atau parameter objektif termasuk kriteria berbasis
fisiologis.

Mereka yang berasal dari unit-unit gawat darurat, intensif, atau layanan spesialistik berpartisipasi
kriteria untuk menentukan pasien yang membutuhkan tingkat pelayanan yang tersedia di unit-
unit tersebut.

Dengan mempertimbangkan bahwa pelayanan di unit spesialistik menghabiskan banyak sumber


daya, rumah sakit mungkin membatasi hanya pasien dengan kondisi medis yang reversibel yang
dapat diterima masuk dan pasien kondisi khusus termasuk menjelang akhir kehidupan yang
sesuai dengan peraturan perundangundangan. Agar dapat konsisten maka kriteria menggunakan
prioritas atau parameter diagnostik dan atau parameter objektif termasuk kriteria berbasis
fisiologis.

Mereka yang berasal dari unit-unit gawat darurat, intensif, atau layanan spesialistik berpartisipasi
menentukan kriteria. Kriteria dipergunakan untuk menentukan penerimaan langsung di unit,
misalnya masuk dari unit darurat.
Kriteria juga digunakan untuk masuk dari unit-unit di dalam atau dari luar rumah sakit, seperti
halnya pasien dipindah dari rumah sakit lain. Pasien yang diterima masuk di unit khusus
memerlukan asesmen dan evaluasi ulang untuk menentukan apakah kondisi pasien berubah
sehingga tidak memerlukan lagi pelayanan spesialistik. Misalnya, jika status fisiologis sudah stabil
dan monitoring intensif baik, tindakan lain tidak diperlukan lagi. Ataupun jika kondisi pasien
menjadi buruk sampai pada titik pelayanan intensif atau tindakan khusus tidak diperlukan lagi,
pasien kemudian dapat dipindah ke unit layanan yang lebih rendah (seperti unit pelayanan medis
atau bedah, rumah penampungan, atau unit pelayanan paliatif).

Kriteria untuk memindahkan pasien dari unit khusus ke unit pelayanan lebih rendah harus sama
dengan kriteria yang dipakai untuk memindahkan pasien ke unit pelayanan berikutnya. Misalnya,
jika keadaan pasien menjadi buruk sehingga pelayanan intensif dianggap tidak dapat menolong
lagi maka pasien masuk ke rumah penampungan (hospices) atau ke masuk ke unit pelayanan
paliatif dengan menggunakan kriteria.

Apabila rumah sakit melakukan riset atau menyediakan pelayanan spesialistik atau melaksanakan
program, penerimaan pasien di program tersebut harus melalui kriteria tertentu atau ketentuan
protokol. Mereka yang terlibat dalam riset atau program lain harus terlibat dalam menentukan
kriteria atau protokol. Penerimaan ke dalam program tercatat di rekam medis pasien termasuk
kriteria atau protokol yang diberlakukan terhadap pasien yang diterima masuk.

Elemen Penilaian ARK 2.3 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang kriteria R Regulasi tentang kriteria masuk 10 TL
masuk dan keluar intensive unit dan keluar intensive unit care
care (ICU), unit spesialistik lain, (ICU), unit spesialistik lain, ruang 5 TS
ruang perawatan paliatif termasuk perawatan paliatif termasuk bila 0 TT
bila digunakan untuk riset atau digunakan untuk riset atau
program-program lain untuk program-program lain untuk
memenuhi kebutuhan pasien memenuhi kebutuhan pasien
berdasar atas kriteria prioritas, berdasar atas kriteria prioritas,
diagnostik, parameter objektif, diagnostik, parameter objektif,
serta kriteria berbasis fisiologi dan serta kriteria berbasis fisiologi dan
kualitas hidup (quality of life) (R) kualitas hidup (quality of life),
termasuk dokumentasinya

2. Staf yang kompeten dan D Bukti keikutsertaan staf yang 10 TL


berwenang dari unit intensif atau kompeten dan berwenang
unit spesialistik terlibat dalam menentukan kriteria 5 TS
menentukan kriteria. (D,W) 0 TT

W ● Dokter unit intensif


● Perawat unit intensif
● Kepala unit Intensif

3. Staf terlatih untuk D Bukti pelaksanaan pelatihan 10 TL


melaksanakan kriteria. (D,W) penggunaan kriteria
5 TS
0 TT

W ● Dokter unit intensif


● Perawat unit intensif
● Kepala unit Intensif

4. Catatan medis pasien yang D Bukti dalam rekam medis 10 TL


diterima masuk di atau keluar tentang masuk dan keluar
dari unit intensif atau unit sesuai kriteria 5 TS
spesialistik memuat bukti bahwa 0 TT
pasien memenuhi kriteria masuk
atau keluar. (D,W)
diterima masuk di atau keluar tentang masuk dan keluar
dari unit intensif atau unit sesuai kriteria
spesialistik memuat bukti bahwa
pasien memenuhi kriteria masuk
atau keluar. (D,W)

W ● Dokter unit intensif


● Perawat unit intensif
● Kepala unit Intensif

KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar ARK 3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien

Maksud dan Tujuan ARK 3


Kesinambungan asuhan pasien setelah dirawat inap memerlukan persiapan dan pertimbangan
khusus bagi sebagian pasien seperti perencanaan pemulangan pasien (P3)/discharge planning.
Penyusunan P3 diawali saat proses asesmen awal rawat inap dan membutuhkan waktu agak
panjang, termasuk pemutakhiran/updating. Untuk identifikasi pasien yang membutuhkan P3
maka rumah sakit menetapkan mekanisme dan kriteria, misalnya antara lain usia, tidak ada
mobilitas, perlu bantuan medis dan keperawatan terus menerus, serta bantuan melakukan
kegiatan sehari hari.
Rencana pulang termasuk pendidikan/pelatihan khusus yang mungkin dibutuhkan pasien dan
keluarga untuk kontinuitas (kesinambungan) asuhan di luar rumah sakit. Sebagai contoh, adalah
pasien yang baru didiagnosis tipe 1 diabetes melitus akan membutuhkan pendidikan yang terkait
diet dan nutrisi, termasuk cara memberikan suntikan insulin. Pasien yang dirawat inap karena
infark miokardium membutuhkan rehabilitasi sesudah keluar rumah sakit pulang, termasuk
mengatur makanan.

Kesinambungan asuhan pascarawat inap akan berhasil bila penyusunan P3 dilakukan secara
terintegrasi antarprofesional pemberi asuhan (PPA) terkait/relevan dan difasilitasi manajer
pelayanan pasien (MPP) (manajer pelayanan pasien) (lihat juga ARK 4).

Elemen Penilaian ARK 3 Telusur Skor


1. Rumah sakit menetapkan proses R Regulasi tentang perencanaan 10 TL
penyusunan perencanaan pemulangan pasien (P3) atau
pemulangan pasien (P3), dimulai Discharge Planning termasuk 5 TS
pada asesmen awal rawat inap kriteria pasien yang membutuhkan 0 TT
dan menetapkan kriteria pasien P3
yang membutuhkan P3 (R)

2. Proses P3 dan pelaksanaannya D Bukti tentang pelaksanaan P3 10 TL


dicatat direkam medis sesuai atau Discharge Planning dicatat
regulasi RS (D,W) (Lihat AP 2 dan di rekam medis 5 TS
ARK 4) 0 TT

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

Standar ARK 3.1


Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di
rumah sakit dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer
pelayanan pasien (MPP)/Case Manager ͘

Maksud dan Tujuan ARK 3.1


Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan
berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan manajer pelayanan pasien (MPP).
Selama dalam berbagai tahap pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang
tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luar. Kesinambungan pelayanan berjalan
baik jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi yang dibutuhkan tentang kondisi
kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang tepat.
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada
pasien (Patient/Person Centered Care-PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual
Framework Integrated people-centered health services. (WHO Global Strategy on Integrated
Maksud dan Tujuan ARK 3.1
Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan
berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan manajer pelayanan pasien (MPP).
Selama dalam berbagai tahap pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang
tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luar. Kesinambungan pelayanan berjalan
baik jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi yang dibutuhkan tentang kondisi
kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang tepat.
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada
pasien (Patient/Person Centered Care-PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual
Framework Integrated people-centered health services. (WHO Global Strategy on Integrated
people-centered health services 2016-2026, July 2015)͘
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang
bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap
profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal
pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda
maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk
integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).

Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai
berikut:
● keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
● dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional
pemberi asuhan (PPA) (Clinical Leader)͘ (lihat juga PAP 2.1, EP 4);
● profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Algoritme,
Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi);
● perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi;
● asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
● manajer pelayanan pasien/case manager ͘
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan
dalammenjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai
berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
e) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
f) komunikasi dan koordinasi;
g) edukasi dan advokasi;
h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
● pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
● terpelihara kesinambungan pelayanan;
● pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
● kemampuan pasien mengambil keputusan;
● keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
● optimalisasi sistem pendukung pasien;
● pemulangan yang aman;
● kualitas hidup dan kepuasan pasien.

Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan
kemajuannya sehingga merupakan alat komunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap dan
rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk
kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien
berbasis informasi, analisis dan (IAR) sehingga informasi manajer pelayanan pasien (MPP) juga
dibutuhkan.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien
(MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan
pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua
form tersebut merupakan bagian rekam medis. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen
pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang
merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan
implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam
medis.
Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer
pelayanan pasien (MPP) dan asesmen untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana,
identifikasi masalah–risiko – kesempatan, serta perencanaan manajemen pelayanan pasien,
termasuk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring,
fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi
manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk
melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan
(PPA), manajer pelayanan pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan regulasi
rumah sakit di beberapa tempat:
i) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap;
j) Pelayanan diagnostik dan tindakan;
k) Pelayanan bedah dan nonbedah;
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan
praktik klinis, alur klinis/Clinical Pathway, rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list
lain, dan sebagainya. Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2;
ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4; PAB 7.2)
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan
praktik klinis, alur klinis/Clinical Pathway, rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list
lain, dan sebagainya. Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2;
ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4; PAB 7.2)

Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang proses dan 10 TL
dan pelaksanaan untuk pelaksanaan untuk mendukung
mendukung kesinambungan dan kesinambungan dan koordinasi 5 TS
koordinasi asuhan, termasuk asuhan, sebagai asuhan pasien 0 TT
paling sedikit i) sampai dengan terintegrasi yang berpusat pada
m) di dalam maksud dan tujuan, pasien (Patient Centered Care)
sesuai regulasi rumah sakit (lihat termasuk: ● penetapan MPP yang
juga TKRS 10). (R) bukan PPA aktif, penuh
waktu di jam kerja
● ketentuan tentang MPP
dimaksud dalam EP 4
Sesuai PAP 2

2. Ada penunjukkan MPP dengan D Bukti tentang penetapan MPP 10 TL


uraian tugas antara lain dalam dilengkapi dengan uraian tugas
konteks menjaga kesinambungan 5 TS
dan koordinasi pelayanan bagi 0 TT
individu pasien melalui komunikasi
dan kerjasama dengan PPA dan
pimpinan unit serta mencakup
butir a) sampai dengan h) di
maksud dan tujuan. (D,W)
W ● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala SDM

3. Pasien diskrining untuk D 1) Bukti tentang skrining untuk 10 TL


kebutuhan pelayanan menentukan kebutuhan
manajemen pelayanan pasien manajemen pelayanan pasien, bisa 5 TS
(D,W) menggunakan ceklis 0 TT
2) Bukti tentang konfirmasi oleh
MPP

W ● Staf klinis
● Manajer Pelayanan Pasien

4. Pasien yang mendapat R Sesuai EP 1 10 TL


pelayanan MPP, pencatatannya
dilakukan 5 TS
dalam Form MPP selalu 0 TT
diperbaharui untuk menjamin
komunikasi dengan PPA. (R,D)

D Bukti form MPP (form A dan


form B)

5. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi 10 TL


koordinasi proses pelayanan proses pelayanan yang difasilitasi
didukung dengan menggunakan oleh MPP 5 TS
perangkat pendukung, seperti 0 TT
rencana asuhan PPA, catatan
MPP, panduan, atau perangkat
lainnya. (D,O,W)
5. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi
koordinasi proses pelayanan proses pelayanan yang difasilitasi
didukung dengan menggunakan oleh MPP
perangkat pendukung, seperti
rencana asuhan PPA, catatan
MPP, panduan, atau perangkat
lainnya. (D,O,W)

O Lihat bukti pencatatan form MPP


yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi
proses pelayanan

W ● DPJP/PPA lainnya
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang

6. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi 10 TL


koordinasi dapat dibuktikan di proses pelayanan yang difasilitasi
semua tingkat/fase asuhan oleh MPP di semua tingkat/fase 5 TS
pasien. (D,O,W) asuhan pasien 0 TT

O Lihat bukti pencatatan form MPP


yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi
proses pelayanan

W ● DPJP/PPA lainnya
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang

Standar ARK 3.2


Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 3.2


Asuhan pasien diberikan oleh profesional pemberi asuhan (PPA) yang bekerja sebagai tim
interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
berperan sebagai ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (clinical leader).
Untuk mengatur kesinambungan asuhan selama pasien berada di rumah sakit, harus ada dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai individu yang bertanggung jawab mengelola pasien
sesuai dengan kewenangan klinisnya, serta melakukan koordinasi dan kesinambungan asuhan.
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang ditunjuk ini tercatat namanya di rekam medis
pasien. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)/para DPJP memberikan keseluruhan asuhan
selama pasien berada di RS dapat meningkatkan antara lain kesinambungan, koordinasi, kepuasan
pasien, mutu, keselamatan, dan termasuk hasil asuhan. Individu ini membutuhkan kolaborasi dan
komunikasi dengan profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya.
Bila seorang pasien dikelola oleh lebih satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) maka
harus ditetapkan DPJP utama. Sebagai tambahan, rumah sakit menetapkan kebijakan dan proses
perpindahan tanggung jawab dari satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain.

Elemen Penilaian ARK 3.2 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang dokter R Regulasi tentang DPJP yang meliputi: 10 TL
penanggung jawab pelayanan 1) penetapan tentang DPJP sebagai
(DPJP) yang bertanggung jawab team leader yang melakukan 5 TS
melakukan koordinasi asuhan koordinasi asuhan inter PPA dan 0 TT
bertugas dalam seluruh fase asuhan
dan bertugas dalam seluruh fase rawat inap
asuhan rawat inap pasien serta pasien serta teridentifikasi dalam
teridentifikasi dalam rekam rekam medis pasien
medis pasien. (R) 2) bila kondisi/penyakit pasien
membutuhkan lebih dari 1 (satu)
DPJP, ditetapkan DPJP Utama (EP 4)
yang berperan sebagai koordinator
mutu dan keselamatan pasien antar
DPJP dan PPA
3) termasuk bila terjadi perpindahan
DPJP atau pergantian DPJP Utama

2. Regulasi juga menetapkan proses R Sesuai EP 1 10 TL


pengaturan perpindahan tanggung
jawab koordinasi asuhan pasien dari 5 TS
satu dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) ke DPJP lain,
termasuk bila terjadi perubahan
DPJP Utama. (R)
2. Regulasi juga menetapkan proses R Sesuai EP 1
pengaturan perpindahan tanggung
jawab koordinasi asuhan pasien dari
satu dokter penanggung jawab 0 TT
pelayanan (DPJP) ke DPJP lain,
termasuk bila terjadi perubahan
DPJP Utama. (R)

3. DPJP yang ditetapkan telah D Bukti berupa: 10 TL


memenuhi proses kredensial, 1) SPK dan RKK yang masih
sesuai peraturan per UUan. berlaku 5 TS
(D,W) 2) Form pencatatan DPJP 0 TT

W ● Pimpinan RS
● Komite medis/sub komite
kredensial
● DPJP
● Kepala instalasi rawat inap/kepala
ruang rawat
inap

4. Bila dilaksanakan rawat bersama D Bukti penetapan DPJP Utama 10 TL


ditetapkan DPJP Utama sebagai
koordinator asuhan pasien. (D,W) 5 TS
0 TT
W ● DPJP
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Pasien/keluarga

Standar ARK 3.3


Rumah sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.

Maksud dan Tujuan ARK 3.3


Selama dirawat inap di rumah sakit, pasien mungkin dipindah dari satu pelayanan atau dari satu
unit rawat inap ke berbagai unit pelayanan lain atau unit rawat inap lain. Jika profesional pemberi
asuhan (PPA) berubah akibat perpindahan ini maka informasi penting terkait asuhan harus
mengikuti pasien. Pemberian obat dan tindakan lain dapat berlangsung tanpa halangan dan
kondisi pasien dapat dimonitor. Untuk memastikan setiap tim asuhan menerima informasi yang
diperlukan maka rekam medis pasien ikut pindah atau ringkasan informasi yang ada di rekam
medis disertakan waktu pasien pindah dan menyerahkan kepada tim asuhan yang menerima
pasien. Ringkasan memuat sebab pasien masuk dirawat, temuan penting, diagnosis, prosedur
atau tindakan, obat yang diberikan, dan keadaan pasien waktu pindah.
Bila pasien dalam pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) maka kesinambungan proses
tersebut di atas dipantau, diikuti, dan transfernya disupervisi oleh manajer pelayanan pasien
(MPP).

Elemen Penilaian ARK 3.3 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang transfer R Regulasi tentang transfer pasien 10 TL
pasien antar unit pelayanan di antar unit pelayanan di dalam
dalam rumah sakit dilengkapi rumah sakit, termasuk 5 TS
dengan form transfer pasien. (R) penetapan form transfer yang 0 TT
meliputi EP 2 sampai dengan EP
7

2. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


indikasi indikasi pasien masuk dirawat
pasien masuk dirawat. (D) 5 TS
0 TT

3. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


riwayat kesehatan, pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisis, dan pemeriksaan diagnostik. fisik, dan pemeriksaan diagnostik 5 TS
(D) 0 TT

4. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap 10 TL


diagnosis yang dibuat. (D) diagnosis yang dibuat
5 TS
0 TT

5. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap 10 TL


prosedur yang dilakukan. (D) prosedur yang dilakukan
5 TS
0 TT
5. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap
prosedur yang dilakukan. (D) prosedur yang dilakukan

6. Form tersebut memuat obat D Bukti form transfer memuat obat 10 TL


yang diberikan dan tindakan lain yang diberikan dan tindakan lain
yang dilakukan. (D) yang dilakukan. 5 TS
0 TT

7. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


keadaan pasien pada waktu keadaan pasien pada waktu
dipindah (transfer). (D) dipindah (transfer). 5 TS
0 TT

8. Ketentuan tersebut D Bukti tentang kelengkapan 10 TL


dilaksanakan. (D,O,W) pengisian form
5 TS

O Lihat form tranfer

W ● Manajer Pelayanan Pasien


● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Staf klinis
● Pasien/keluarga

PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT


Standar ARK 4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien (ĚŝscŚarge) dari
rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau
tindakan.

Maksud dan Tujuan ARK 4


Merujuk atau mengirim pasien ke praktisi kesehatan di luar rumah sakit, unit pelayanan lain,
rumah, atau keluarga didasarkan atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhannya untuk
memperoleh kesinambungan asuhan. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya yang bertanggung jawab atas asuhan pasien
menentukan kesiapan pasien keluar rumah sakit berdasar atas kebijakan, kriteria, dan indikasi
rujukan yang ditetapkan rumah sakit. Kebutuhan kesinambungan asuhan berarti rujukan ke
dokter spesialis, rehabilitasi fisik, atau bahkan kebutuhan upaya preventif di rumah yang
dikoordinasikan oleh keluarga pasien. Diperlukan proses yang terorganisir dengan baik untuk
memastikan bahwa kesinambungan asuhan dikelola oleh praktisi kesehatan atau oleh sebuah
organisasi di luar rumah sakit. Pasien yang memerlukan perencanaan pemulangan pasien
(discharge planning) maka rumah sakit mulai merencanakan hal tersebut sedinidininya yang
sebaiknya untuk menjaga kesinambungan asuhan dilakukan secara terintegrasi melibatkan semua
profesional pemberi asuhan (PPA) terkait/relevan serta difasilitasi oleh manajer pelayanan pasien
(MPP). Keluarga dilibatkan dalam proses ini sesuai dengan kebutuhan (lihat juga AP 1.8).

Rumah sakit dapat menetapkan regulasi tentang kemungkinan pasien diizinkan keluar
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan penting.

Elemen Penilaian ARK 4 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang pemulangan 10 TL
pemulangan pasien disertai pasien yang meliputi:
kriteria pemulangan pasien dan ● kriteria pemulangan pasien 5 TS
pasien yang rencana ● kriteria pasien yang 0 TT
pemulangannya kompleks memerlukan P3/discharge
(Discharge Planning) untuk planning
kesinambungan asuhan sesuai ● kriteria pasien yang
dengan kondisi kesehatan dan memerlukan kesinambungan
kebutuhan pelayanan pasien. asuhan
(R) ● sesuai EP 3, bila RS
mengizinkan
● penetapan form ringkasan
pulang (ARK 4.2) yang
harus dibuat DPJP sebelum
pasien pulang (ARK
4.2.1)
harus dibuat DPJP sebelum
pasien pulang (ARK
4.2.1)

2. Ada bukti pemulangan pasien D Bukti pemulangan pasien sesuai 10 TL


sesuai dengan kriteria dengan kriteria
pemulangan pasien. (D,W) 5 TS
0 TT

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Manajer Pelayanan Pasien

3. Ada regulasi yang menetapkan R Sesuai EP 1 10 TL


kriteria tentang pasien yang
diizinkan untuk keluar meninggalkan 5 TS
rumah sakit selama 0 TT
periode waktu tertentu. (R)

4. Ada bukti pelaksanaan tentang D Bukti tentang pelaksanaan pasien 10 TL


pasien yang diizinkan untuk keluar yang diizinkan meninggalkan
meninggalkan rumah sakit selama rumah sakit selama periode waktu 5 TS
periode waktu tertentu. (D,W) tertentu 0 TT

W ● DPJP/PPA lainnya
● Staf klinis
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat inap/kepala
ruang rawat
inap

Standar ARK 4.1


Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang
tindak lanjut pemulangan.

Maksud dan Tujuan ARK 4.1


Dibutuhkan perencanaan untuk mengatur tindak lanjut pemulangan pasien ke praktisi kesehatan
atau organisasi lain yang dapat memenuhi kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. Rumah
sakit yang berada di komunitas tempat praktisi kesehatan juga berada di dalamnya membuat
kerja sama formal dan informal. Jika pasien berasal dari komunitas/daerah lain maka rumah sakit
akan merujuk pasien ke praktisi kesehatan yang berasal dari komuitas tempat pasien tinggal.
Mungkin juga, pasien membutuhkan pelayanan dukungan dan pelayanan kesehatan pada waktu
pasien keluar dari rumah sakit (discharge). Misalnya, pasien mungkin membutuhkan bantuan
sosial, nutrisi, keuangan, psikologi, atau bantuan lain pada waktu pasien keluar rumah sakit.
Proses perencanaan pemulangan pasien (discharge planning) dilakukan secara terintegrasi
melibatkan semua profesional pemberi asuhan (PPA) terkait serta difasilitasi oleh manajer
pelayanan pasien (MPP) memuat bentuk bantuan pelayanan yang dibutuhkan dan ketersediaan
bantuan yang dimaksud.

Elemen Penilaian ARK 4.1 Telusur Skor


1. Ada bukti pemulangan pasien D Bukti tentang pemulangan 10 TL
yang rencana pemulangannya pasien yang rencana
kompleks (Discharge Planning) pemulangannya kompleks 5 TS
dimulai sejak awal pasien masuk (Discharge Planning) 0 TT
rawat inap melibatkan semua PPA
terkait serta difasilitasi oleh MPP,
untuk kesinambungan asuhan W ● DPJP
sesuai dengan kondisi kesehatan ● Kepala instalasi rawat inap/kepala
dan kebutuhan pelayanan pasien. ruang rawat
(D,W) inap
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

2. Pada tindak lanjut pemulangan D Bukti pelaksanaan rujukan untuk 10 TL


pasien bila diperlukan dapat kesinambungan
ditujukan kepada fasilitas asuhan 5 TS
kesehatan baik perorangan 0 TT
ataupun institusi yang berada di
komunitas dimana pasien berada W ● DPJP
yang bertujuan untuk ● Kepala instalasi rawat inap/kepala
memberikan bantuan ruang rawat
pelayanan.(D,W) inap
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga
komunitas dimana pasien berada W ● DPJP
yang bertujuan untuk ● Kepala instalasi rawat inap/kepala
memberikan bantuan ruang rawat
pelayanan.(D,W) inap
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

Standar ARK 4.2


Ringkasan pasien pulang (Discharge Summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap.

Maksud dan Tujuan ARK 4.2


Ringkasan pasien pulang memberikan gambaran tentang pasien yang tinggal di rumah sakit.
Ringkasan dapat digunakan oleh praktisi yang bertanggung jawab memberikan tindak lanjut
asuhan. Ringkasan memuat hal
• indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan komorbiditas lain;
• temuan fisik penting dan temuan-temuan lain;
• tindakan diagnostik dan prosedur terapi yang telah dikerjakan;
• obat yang diberikan selama dirawat inap dengan potensi akibat efek residual
setelah obat tidak diteruskan dan semua obat yang harus digunakan di rumah;
• kondisi pasien (status present);
• ringkasan memuat instruksi tindak lanjut agar dihindari istilah anjuran.
Ringkasan pasien pulang dijelaskan dan ditandatangani oleh pasien/keluarga karena
memuat instruksi.

Elemen Penilaian ARK 4.2 Telusur Skor


1. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL
riwayat kesehatan, pemeriksaan memuat riwayat kesehatan,
fisis, dan pemeriksaan diagnostik. pemeriksaan fisik, dan 5 TS
(D) pemeriksaan diagnostik. 0 TT

2. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


indikasi pasien dirawat inap, memuat indikasi pasien
diagnosis, dan komorbiditas lain. dirawat inap, diagnosis, dan 5 TS
(D) komorbiditas lain 0 TT

3. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


prosedur terapi dan tindakan memuat prosedur terapi dan
yang telah dikerjakan. (D) tindakan yang telah dikerjakan 5 TS
0 TT

4. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


obat yang diberikan termasuk memuat obat yang diberikan
obat setelah pasien keluar rumah termasuk obat setelah pasien 5 TS
sakit. (D) keluar rumah sakit sesuai PKPO 4.3 0 TT
EP 2

5. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


kondisi kesehatan pasien (status memuat kondisi kesehatan pasien
present) saat akan pulang dari (Status present) saat akan pulang 5 TS
rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dari rumah sakit 0 TT
dan transfer)

6. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


instruksi tindak lanjut dan memuat instruksi tindak lanjut dan
dijelaskan kepada pasien dan dijelaskan kepada pasien dan 5 TS
keluarga. (D) keluarga 0 TT

Standar ARK 4.2.1


Rumah sakit menetapkan pemberian ringkasan pasien pulang kepada pihak yang berkepentingan

Maksud dan Tujuan ARK 4.2.1


Ringkasan pasien pulang dibuat sebelum pasien keluar dari rumah sakit oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP).
Satu salinan/copy dari ringkasan diberikan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
memberikan tindak lanjut asuhan kepada pasien. Satu salinan diberikan kepada pasien sesuai
dengan regulasi rumah sakit yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Satu
salinan diberikan kepada penjamin. Salinan ringkasan berada di rekam medis pasien.

Elemen Penilaian ARK 4.2.1 Telusur Skor


1. Ringkasan pulang dibuat oleh D Bukti pengisian ringkasan pulang 10 TL
DPJP sebelum pasien pulang. dibuat oleh DPJP
(D,W) sebelum pasien pulang 5 TS
1. Ringkasan pulang dibuat oleh D Bukti pengisian ringkasan pulang
DPJP sebelum pasien pulang. dibuat oleh DPJP
(D,W) sebelum pasien pulang
0 TT

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf Rekam Medis

2. Satu salinan ringkasan diberikan D Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL


kepada pasien dan bila salinan ringkasan pulang kepada:
diperlukan dapat diserahkan 1) pasien 5 TS
kepada tenaga kesehatan yang 2) tenaga kesehatan yang 0 TT
bertanggung jawab memberikan bertanggung jawab memberikan
kelanjutan asuhan. (D,W) kelanjutan asuhan
3) rekam medis
4) pihak penjamin pasien
5) sebagai jawaban rujukan

W ● DPJP
● Kepala instalasi rawat inap/kepala
ruang rawat
inap
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

3. Satu salinan ringkasan yang D Sesuai EP 2 10 TL


lengkap ditempatkan di rekam
medis pasien. (D) 5 TS
0 TT

4. Satu salinan ringkasan D Sesuai EP 2 10 TL


diberikan kepada pihak penjamin
pasien sesuai dengan regulasi 5 TS
rumah 0 TT
sakit. (D)

Standar ARK 4.3


Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang
kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk
PPA.

Maksud dan Tujuan ARK 4.3


Jika rumah sakit memberikan asuhan dan tindakan berlanjut kepada pasien dengan diagnosis
kompleks dan atau yang membutuhkan asuhan kompleks (misalnya, pasien yang datang beberapa
kali dengan masalah kompleks, menjalani tindakan beberapa kali, datang di beberapa unit klinis,
dan sebagainya) maka kemungkinan dapat bertambahnya diagnosis dan obat, perkembangan
riwayat penyakit, serta temuan pada pemeriksaan fisis. Oleh karena itu, untuk kasus seperti ini
harus dibuat ringkasannya. Sangat penting bagi setiap PPA yang berada di berbagai unit yang
memberikan asuhan kepada pasien ini mendapat akses ke informasi Profil Ringkas Medis Rawat
Jalan (PRMRJ) tersebut.

Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) memuat informasi, termasuk:


• identifikasi pasien yang menerima asuhan kompleks atau dengan diagnosis kompleks (seperti
pasien di klinis jantung dengan berbagai komorbiditas antara lain DM tipe 2, total knee
replacement, gagal ginjal tahap akhir, dan sebagainya. Atau pasien di klinis neurologik dengan
berbagai komorbiditas).
• Identifikasi informasi yang dibutuhkan oleh para dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
yang menangani pasien tersebut
• Menentukan proses yang digunakan untuk memastikan bahwa informasi medis yang
dibutuhkan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) tersedia dalam format mudah ditelusur
(easy-to-retrieve) dan mudah di-review.
• Evaluasi hasil implementasi proses untuk mengkaji bahwa informasi dan proses memenuhi
kebutuhan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan meningkatkan mutu serta
keselamatan pasien.

Elemen Penilaian ARK 4.3 Telusur Skor


1. Ditetapkan kriteria pasien R Regulasi tentang pasien rawat 10 TL
rawat jalan dengan asuhan yang jalan yang asuhannya
kompleks atau yang diagnosisnya kompleks meliputi: 5 TS
kompleks diperlukan Profil 1) kriteria diagnosis yang 0 TT
Ringkas Medis Rawat Jalan kompleks
(PRMRJ) yang sesuai dengan 2) kriteria asuhan yang kompleks
regulasi rumah sakit. (R) 3) kriteria yang memerlukan
Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ agar
mudah ditelusur (easy to
retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam
PRMRJ oleh DPJP(EP 3)
kompleks atau yang diagnosisnya kompleks meliputi:
kompleks diperlukan Profil 1) kriteria diagnosis yang
Ringkas Medis Rawat Jalan kompleks
(PRMRJ) yang sesuai dengan 2) kriteria asuhan yang kompleks
regulasi rumah sakit. (R) 3) kriteria yang memerlukan
Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ agar
mudah ditelusur (easy to
retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam
PRMRJ oleh DPJP(EP 3)

2. Ada regulasi yang menetapkan R Sesuai EP 1 10 TL


bahwa proses PRMRJ mudah
ditelusur (easy to retrieve) dan 5 TS
mudah di-review. (R) 0 TT

3. Informasi penting yang R Sesuai EP 1 10 TL


dimasukkan ke dalam PRMRJ
diidentifikasi oleh DPJP. (R,D) 5 TS
0 TT

D Bukti pelaksanaan pencatatan


informasi penting
yang dimasukkan ke dalam
PRMRJ yang diidentifikasi
oleh DPJP

4. Proses tersebut dievaluasi untuk D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL


memenuhi kebutuhan para DPJP evaluasi pengisian PRMJ oleh
dan meningkatkan mutu serta DPJP untuk peningkatan mutu 5 TS
keselamatan pasien. (D,W) dan keselamatan pasien 0 TT

W ● DPJP
● Staf klinis
● Staf Rekam Medis
● Komite/tim PMKP

Standar ARK 4.4


Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan
memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak rencana
asuhan medis.

Maksud dan Tujuan ARK 4.4 dan ARK 4.4.1


Jika seorang pasien rawat inap atau rawat jalan telah selesai menjalani pemeriksaan lengkap dan
sudah ada rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan, kemudian pasien ini memutuskan
meninggalkan rumah sakit maka pasien ini dianggap sebagai pasien keluar menolak rencana
asuhan medis. Pasien rawat inap dan rawat jalan (termasuk pasien dari unit darurat) berhak
menolak tindakan medis dan keluar rumah sakit. Pasien ini menghadapi risiko karena menerima
pelayanan atau tindakan tidak lengkap yang berakibat terjadi kerusakan permanen atau kematian.
Jika seorang pasien rawat inap atau rawat jalan minta untuk keluar dari rumah sakit tanpa
persetujuan dokter maka pasien harus diberitahu tentang risiko medis oleh dokter yang membuat
rencana asuhan atau tindakan dan proses keluarnya pasien sesuai dengan regulasi rumah sakit.
Jika pasien mempunyai dokter keluarga maka dokter keluarga tersebut harus diberitahu tentang
keputusan pasien. Bila tidak ada dokter keluarga maka pasien dimotivasi untuk
mendapat/mencari pelayanan kesehatan lebih lanjut.

Harus diupayakan agar mengetahui alasan mengapa pasien keluar menolak rencana asuhan
medis. Rumah sakit perlu mengetahui alasan ini agar dapat melakukan komunikasi lebih baik
dengan pasien dan atau keluarga pasien dalam rangka memperbaiki proses.

Jika pasien menolak rencana asuhan medis tanpa memberi tahu siapapun di dalam rumah sakit
atau ada pasien rawat jalan yang menerima pelayanan kompleks atau pelayanan untuk
menyelamatkan jiwa, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, tidak kembali ke rumah sakit maka
rumah sakit harus berupaya menghubungi pasien untuk memberi tahu tentang potensi risiko
bahaya yang ada.
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses ini sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku, termasuk rumah sakit membuat laporan ke dinas kesehatan atau kementerian kesehatan
tentang kasus infeksi dan memberi informasi tentang pasien yang mungkin mencelakakan dirinya
atau orang lain.
Elemen Penilaian ARK 4.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi untuk mengelola R Regulasi tentang pengelolaan 10 TL
pasien rawat jalan dan rawat pasien rawat jalan dan rawat
inap yang menolak rencana inap meliputi: 5 TS
asuhan medis termasuk keluar 1) menolak rencana asuhan 0 TT
rumah sakit atas permintaan medis (Against medical
sendiri dan pasien yang advice/AMA)
menghendaki penghentian 2) keluar rumah sakit atas
pengobatan. (R) permintaan sendiri (APS)
sesuai HPK 2.3
3) penghentian pengobatan

2. Ada bukti pemberian edukasi D Bukti tentang pemberian edukasi 10 TL


kepada pasien tentang risiko
medis akibat asuhan medis yang 5 TS
belum lengkap. (D,O,W) 0 TT

O Lihat bukti pemberian edukasi


W DPJP
3. Pasien keluar rumah sakit atas D Bukti pelaksanaan pasien keluar 10 TL
permintaan sendiri, tetapi tetap rumah sakit atas permintaan
mengikuti proses pemulangan sendiri sesuai regulasi 5 TS
pasien. (D) 0 TT

4. Dokter keluarga (bila ada) atau D Bukti pelaksanaan rujukan sesuai 10 TL


dokter yang memberi asuhan ARK 5
berikutnya dari pasien diberitahu 5 TS
tentang kondisi tersebut. (D) 0 TT

5. Ada dokumentasi rumah sakit D Bukti pelaksanaan evaluasi alasan 10 TL


melakukan pengkajian untuk pasien keluar rumah sakit atas
mengetahui alasan pasien keluar permintaan sendiri 5 TS
rumah sakit atas apakah permintaan 0 TT
sendiri, menolak asuhan medis, atau
tidak melanjutkan program
pengobatan. (D)

Standar ARK 4.4.1


Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis
yang melarikan diri.

Elemen Penilaian ARK 4.4.1 Telusur Skor


1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pasien rawat inap 10 TL
pasien rawat inap dan rawat dan rawat jalan yang
jalan yang meninggalkan rumah meninggalkan rumah sakit tanpa 5 TS
sakit tanpa pemberitahuan pemberitahuan (melarikan diri) 0 TT
(melarikan diri). (R)

2. Rumah sakit melakukan D Bukti pelaksanaan asesmen 10 TL


identifikasi pasien menderita keperawatan untuk identifikasi
penyakit yang membahayakan pasien menderita penyakit yang 5 TS
dirinya sendiri atau lingkungan. membahayakan dirinya sendiri 0 TT
(D,W) atau lingkungan misalnya penyakit
menular, penyakit jiwa dengan
kecendrungan bunuh diri atau
perilaku agresif

W Perawat penanggung jawab


asuhan (PPJA)
3. Rumah sakit melaporkan ke D Bukti pemberian 10 TL
pada pihak yang berwenang bila informasi/laporan kepada pihak
ada indikasi kondisi pasien yang yang berwenang termasuk 5 TS
membahayakan dirinya sendiri keluarga 0 TT
atau lingkungan. (D,W)
W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf Rekam Medis
● Pasien/keluarga
membahayakan dirinya sendiri
atau lingkungan. (D,W)
W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf Rekam Medis
● Pasien/keluarga

RUJUKAN PASIEN
Standar ARK 5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi
kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan
penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 5


Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain didasarkan atas kondisi pasien dan kebutuhan untuk
memperoleh asuhan berkesinambungan. Rujukan pasien antara lain untuk memenuhi kebutuhan
pasien atau konsultasi spesialistik dan tindakan, serta penunjang diagnostik. Jika pasien dirujuk ke
rumah sakit lain, yang merujuk harus memastikan fasilitas kesehatan penerima menyediakan
pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas menerima pasien.

Diperoleh kepastian terlebih dahulu dan kesediaan menerima pasien serta persyaratan rujukan
diuraikan dalam kerja sama formal atau dalam bentuk perjanjian. Ketentuan seperti ini dapat
memastikan kesinambungan asuhan tercapai dan kebutuhan pasien terpenuhi. Rujukan terjadi
juga ke fasilitas kesehatan lain dengan atau tanpa ada perjanjian formal.

Elemen Penilaian ARK 5 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang rujukan R Regulasi tentang rujukan 10 TL
sesuai dengan peraturan termasuk meliputi:
perundang-undangan. (R) 1) kewajiban RS mencari fasilitas 5 TS
pelayanan kesehatan yang sesuai 0 TT
kebutuhan pasien
2) staf yang bertanggung jawab
dalam proses
pengelolaan/penyiapan rujukan
sesuai ARK 5.1 EP 1
3) proses rujukan untuk
memastikan pasien pindah
dengan aman (ARK 5.1 EP 2, 3, 4
dan ARK 5.2 EP 1)
2) staf yang bertanggung jawab
dalam proses
pengelolaan/penyiapan rujukan
sesuai ARK 5.1 EP 1
3) proses rujukan untuk
memastikan pasien pindah
dengan aman (ARK 5.1 EP 2, 3, 4
dan ARK 5.2 EP 1)

2. Rujukan pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan rujukan pasien 10 TL


sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
kesinambungan asuhan pasien. kebutuhan kesinambungan asuhan 5 TS
(D) pasien 0 TT

3. Rumah sakit yang merujuk D Bukti tentang fasilitas kesehatan 10 TL


memastikan bahwa fasilitas yang menerima
kesehatan yang menerima dapat dapat memenuhi kebutuhan 5 TS
memenuhi kebutuhan pasien yang pasien yang dirujuk 0 TT
dirujuk. (D,W)
W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Petugas Ambulance

4. Ada kerjasama rumah sakit D Regulasi tentang kerjasama rumah 10 TL


yang merujuk dengan rumah sakit yang merujuk dengan rumah
sakit yang menerima rujukan sakit yang menerima rujukan yang 5 TS
yang sering dirujuk. (R) sering dirujuk 0 TT

Standar ARK 5.1


Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
Maksud dan Tujuan ARK 5.1
Rujukan pasien sesuai dengan kondisi pasien menentukan kualifikasi staf pendamping yang
memonitor dan menentukan jenis peralatan medis khusus.
Selain itu, harus dipastikan fasilitas pelayanan kesehatan penerima menyediakan pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas pasien
dan jenis teknologi medis.

Diperlukan proses konsisten melakukan rujukan pasien untuk memastikan keselamatan pasien.

Proses ini menangani


1. ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan
pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien;
2. selama dalam proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang selalu
memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis;
3. dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan peralatan
medis yang dibutuhkan selama proses rujukan;
4. dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf
pengantar dan yang menerima.
Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan proses rujukan untuk
memastikan pasien telah ditransfer dengan staf yang kompeten dan dengan peralatan
medis yang tepat.

Elemen Penilaian ARK 5.1 Telusur Skor


1. Ada staf yang bertanggung D Bukti tentang penunjukan staf yang 10 TL
jawab dalam pengelolaan rujukan bertanggung jawab dalam
termasuk untuk memastikan pengelolaan rujukan termasuk untuk 5 TS
pasien diterima di rumah sakit memastikan pasien diterima di 0 TT
rujukan yang dapat memenuhi rumah sakit rujukan yang dapat
kebutuhan pasien. (D,W) memenuhi kebutuhan pasien

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf klinis terkait

2. Selama proses rujukan ada staf D Bukti pelaksanaan staf yang 10 TL


yang kompeten sesuai dengan kompeten sesuai dengan kondisi
kondisi pasien yang selalu pasien yang selalu memonitor dan 5 TS
memonitor dan mencatatnya mencatatnya dalam rekam medis 0 TT
dalam rekam medis. (D,W)

W ● Staf keperawatan
● Petugas pendamping
3. Selama proses rujukan D Bukti tentang daftar obat, bahan 10 TL
tersedia obat, bahan medis habis medis habis pakai,
pakai, alat kesehatan, dan alat kesehatan, dan peralatan 5 TS
peralatan medis sesuai dengan medis sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan kondisi pasien. kondisi pasien selama proses
(D,O,W) rujukan
3. Selama proses rujukan D Bukti tentang daftar obat, bahan
tersedia obat, bahan medis habis medis habis pakai,
pakai, alat kesehatan, dan alat kesehatan, dan peralatan
peralatan medis sesuai dengan medis sesuai dengan kebutuhan 0 TT
kebutuhan kondisi pasien. kondisi pasien selama proses
(D,O,W) rujukan

O Lihat ketersediaan obat, bahan


medis habis pakai,
alat kesehatan, dan peralatan
medis sesuai dengan kebutuhan
kondisi pasien

W ● Staf keperawatan
● Staf Farmasi
● Petugas Ambulance

4. Ada proses serah terima D Bukti pelaksanaan tentang serah 10 TL


pasien antara staf pengantar dan terima pasien antara staf
yang pengantar dan yang menerima 5 TS
menerima. (D,O,W) 0 TT

O Lihat form serah terima pasien

W ● Staf terkait
● Petugas Ambulance

5. Pasien dan keluarga dijelaskan D Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL


apabila rujukan yang dibutuhkan informasi apabila rujukan yang
tidak dapat dilaksanakan. (D) dibutuhkan tidak dapat 5 TS
dilaksanakan 0 TT

Standar ARK 5.2


Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis
pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 5.2


Informasi tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin
kesinambungan asuhan. Dokumen rujukan berisi
a) identitas pasien;
b) hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah
dilakukan;
c) diagnosis kerja.
d) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;

e) tujuan rujukan;
f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan.
Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti
kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi
pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau
membutuhkan resusitasi).
Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat
atau dokter yang menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan)
masuk dalam catatan.

Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan
pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga
dokumentasi selama proses rujukan.

Elemen Penilaian ARK 5.2 Telusur Skor


1. Dokumen rujukan berisi nama D Bukti form rujukan memuat nama 10 TL
dari fasilitas pelayanan dari fasilitas pelayanan kesehatan
kesehatan yang menerima dan yang menerima dan nama orang 5 TS
nama orang yang menyetujui yang menyetujui menerima pasien 0 TT
menerima pasien. (D)
kesehatan yang menerima dan
nama orang yang menyetujui yang menyetujui menerima pasien
menerima pasien. (D)

2. Dokumen rujukan berisi alasan D Bukti form rujukan memuat alasan 10 TL


pasien dirujuk, memuat kondisi pasien dirujuk,
pasien, dan kebutuhan memuat kondisi pasien, dan 5 TS
pelayanan lebih lanjut. (D) kebutuhan pelayanan 0 TT
lebih lanjut.

3. Dokumen rujukan juga D Bukti form rujukan memuat 10 TL


memuat prosedur dan intervensi prosedur dan intervensi
yang sudah dilakukan. (D) yang sudah dilakukan 5 TS
0 TT

4. Proses rujukan dievaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi 10 TL


dalam aspek mutu dan proses rujukan dalam
keselamatan pasien. (lihat aspek mutu dan keselamatan 5 TS
PMKP.7) (D,O.W) pasien 0 TT

O Evaluasi proses rujukan dalam


aspek mutu dan
keselamatan pasien

W ● DPJP
● Komite/tim PMKP
● Kepala instalasi rawat inap/kepala
ruang rawat
inap
● Staf keperawatan
● Petugas Ambulance

TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan
atau pemulangan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 6


Proses merujuk, memindahkan, dan memulangkan pasien membutuhkan pemahaman tentang
kebutuhan transpor pasien. Misalnya, pasien dari unit pelayanan kronik atau pusat rehabilitasi
yang membutuhkan pelayanan rawat jalan atau evaluasi asuhan di unit darurat mungkin tiba
dengan ambulans atau transportasi lainnya. Setelah selesai, pasien mungkin minta bantuan
transpor untuk kembali ke rumahnya atau fasilitas lain. Pada situasi lain, misalnya pasien
mengemudi kendaraannya sendiri menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan yang
kemudian karena tindakan tadi mengganggu kemampuannya mengemudi sendiri untuk pulang
(seperti, operasi mata, prosedur yang memerlukan sedasi dan sebagainya). Merupakan tanggung
jawab rumah sakit melakukan asesmen kebutuhan transpor pasien dan memastikan pasien
mendapat transportasi aman. Bergantung pada kebijakan rumah sakit dan peraturan perundang-
undangan apakah ongkos transpor dapat atau tidak menjadi tanggung jawab rumah sakit.

Jenis kendaraan untuk transportasi berbagai macam, mungkin ambulans atau kendaraan lain milik
rumah sakit atau berasal dari sumber yang diatur oleh keluarga atau teman. Jenis kendaraan yang
diperlukan bergantung pada kondisi dan status pasien.
Kendaraan transportasi milik rumah sakit harus tunduk pada peraturan perundangan yang
mengatur tentang kegiatan operasionalnya, kondisi, dan perawatan kendaraan. Rumah sakit
mengidentifikasi kegiatan transportasi yang berisiko terkena infeksi dan menentukan strategi
mengurangi risiko infeksi (lihat juga PPI 7; PPI 7.1; PPI 7.1.1; PPI 7.2; PPI 7.3; PPI 8; PPI 9).
Persediaan obat dan perbekalan medis yang harus tersedia dalam kendaraan bergantung pada
pasien yang dibawa. Misalnya, membawa pasien geriatri dari unit rawat jalan pulang ke rumahnya
sangat berbeda dengan jika harus transfer pasien dengan penyakit menular atau transpor pasien
luka bakar ke rumah sakit lain.
Jika rumah sakit membuat kontrak layanan transportasi maka rumah sakit harus dapat menjamin
Kendaraan transportasi milik rumah sakit harus tunduk pada peraturan perundangan yang
mengatur tentang kegiatan operasionalnya, kondisi, dan perawatan kendaraan. Rumah sakit
mengidentifikasi kegiatan transportasi yang berisiko terkena infeksi dan menentukan strategi
mengurangi risiko infeksi (lihat juga PPI 7; PPI 7.1; PPI 7.1.1; PPI 7.2; PPI 7.3; PPI 8; PPI 9).
Persediaan obat dan perbekalan medis yang harus tersedia dalam kendaraan bergantung pada
pasien yang dibawa. Misalnya, membawa pasien geriatri dari unit rawat jalan pulang ke rumahnya
sangat berbeda dengan jika harus transfer pasien dengan penyakit menular atau transpor pasien
luka bakar ke rumah sakit lain.
Jika rumah sakit membuat kontrak layanan transportasi maka rumah sakit harus dapat menjamin
bahwa kontraktor harus memenuhi standar untuk mutu dan keselamatan pasien dan kendaraan.
Jika layanan transpor diberikan oleh Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan, perusahaan
asuransi, atau organisasi lain yang tidak berada dalam pengawasan rumah sakit maka masukan
dari rumah sakit tentang keselamatan dan mutu transpor dapat memperbaiki kinerja penyedia
pelayanan transpor.
Dalam semua hal, rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keselamatan pelayanan
transportasi. Hal ini termasuk penerimaan, evaluasi, dan tindak lanjut keluhan terkait pelayanan
transportasi.

Elemen Penilaian ARK 6 Telusur Skor


1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi tentang transportasi 10 TL
transportasi pasien sesuai pasien meliputi:
dengan kebutuhannya yang 1) Asesmen kebutuhan 5 TS
meliputi asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan 0 TT
transportasi, obat, bahan medis kesehatan sesuai dengan kondisi
habis pakai, serta alat kesehatan pasien, termasuk pasien rawat
dan peralatan medis sesuai jalan
dengan kebutuhan pasien. (R) 2) Kebutuhan obat, bahan medis
habis pakai, alat kesehatan dan
peralatan medis sesuai dengan
kondisi pasien
3) Transportasi yang memenuhi
persyaratan PPI
4) Penanganan
pengaduan/keluhan dalam proses
rujukan

2. Berdasar atas hasil asesmen, D Bukti pelaksanaan transportasi 10 TL


alat transportasi yang digunakan sesuai hasil asesmen
untuk rujukan harus sesuai 5 TS
dengan kondisi dan kebutuhan 0 TT
pasien dan memenuhi ketentuan
keselamatan transportasi
termasuk memenuhi persyaratan
PPI. (D,O,W)

O Penyediaan alat transportasi


pasien

W ● Kepala unit pelayanan


● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Staf terkait
● Sopir ambulans

3. Bila alat transportasi yang D Bukti pelaksanaan dekontaminasi 10 TL


digunakan terkontaminasi cairan alat transportasi sesuai PPI 7.2
tubuh pasien atau pasien dengan 5 TS
penyakit menular harus 0 TT
dilakukan proses dekontaminasi.
(lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)

O Lihat bukti dokumentasi proses


dekontaminasi alat
transportasi

W ● IPCN
● Staf terkait
● Sopir ambulans
4. Ada mekanisme untuk D Bukti pelaksanaan penanganan 10 TL
menangani keluhan proses pengaduan/keluhan dalam proses
transportasi dalam rujukan. rujukan 5 TS
(D,W) 0 TT

W ● Staf keperawatan
● Petugas pendamping
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
GAMBARAN UMUM
Rumah sakit seyogianya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan
bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional pemberi
asuhan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan.

Maksud dan tujuan adalah menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang
sudah tersedia di rumah sakit, mengoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan
pemulangan dan tindakan selanjutnya. Sebagai hasilnya adalah meningkatkan mutu asuhan
pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.

Perlu informasi penting untuk membuat keputusan yang benar tentang:


1. kebutuhan pasien yang dapat dilayani oleh rumah sakit;
2. pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien;
3. rujukan ke pelayanan lain baik di dalam maupun keluar rumah sakit;
4. pemulangan pasien yang tepat dan aman ke rumah.

STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, SERTA ELEMEN PENILAIAN


PEMBERIAN LAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar ARK 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penerimaan pasien dirawat inap atau
pemeriksaan pasien dirawat jalan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
yang telah diidentifikasi sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit yang ada.

Maksud dan Tujuan ARK 1


Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit bergantung pada
informasi yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pada kontak
pertama.

Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, atau hasil
pemeriksaan fisis, psikologis, laboratorium klinis, atau diagnostik imajing sebelumnya.

Skrining dapat terjadi di tempat pasien, ambulans, atau waktu pasien tiba di rumah sakit.
Keputusan untuk mengobati, mengirim, atau merujuk dibuat setelah ada evaluasi hasil
skrining. Bila rumah sakit mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan
serta konsisten dengan misi dan kemampuan pelayanannya maka dipertimbangkan untuk
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan.

Rumah sakit dapat menentukan tes atau bentuk penyaringan tertentu untuk populasi pasien
tertentu sebelum ditetapkan pasien dapat dilayani. Misalnya, pasien diare aktif harus
diperiksa Clostridium difficile atau pasien tertentu diperiksa Staphylococcus aureus yang
resisten terhadap methicillin. Tes spesifik tertentu atau evaluasi tertentu dilakukan jika
rumah sakit mengharuskannya, sebelum diputuskan dapat dilayani dirawat inap atau
terdaftar di unit rawat jalan. (lihat juga AP 1)

Elemen Penilaian ARK 1 Telusur Skor


1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi tentang skrining baik 10 TL
skrining baik di dalam maupun didalam maupun diluar RS
di luar rumah sakit termasuk 5 TS
pemeriksaan penunjang yang 0 TT
diperlukan/spesifik untuk
menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (R)

2. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


skrining baik di dalam maupun asesmen yang digunakan
di luar rumah sakit. (D,W) skrining di dalam maupun di 5 TS
luar rumah sakit. 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
3. Ada proses pemeriksaan D Bukti hasil pemeriksaan 10 TL
penunjang yang penunjang yang digunakan
diperlukan/spesifik untuk untuk skrining sesuai PPK 5 TS
menetapkan apakah pasien 0 TT
diterima atau dirujuk. (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Petugas Laboratorium dan
Radiologi
menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Petugas Laboratorium dan
Radiologi

4. Berdasarkan hasil skrining D Bukti tindak lanjut hasil krining 10 TL


ditentukan apakah kebutuhan di rekam medis
pasien sesuai dengan 5 TS
kemampuan rumah sakit (lihat 0 TT
juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
5. Pasien diterima bila rumah D Bukti tindak lanjut hasil skrining 10 TL
sakit dapat memberi pelayanan di rekam medis
rawat jalan dan rawat inap 5 TS
yang dibutuhkan pasien.(D,O,W 0 TT

O Kesesuaian pemberian
pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang dibutuhkan
pasien

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Staf Admisi

6. Pasien tidak dirawat, tidak D 1) Bukti hasil pemeriksaan 10 TL


dipindahkan atau dirujuk penunjang yang digunakan
sebelum diperoleh hasil tes untuk skrining 5 TS
yang dibutuhkan tersedia. 2) Bukti tindak lanjut hasil 0 TT
(D,O,W) skrining di rekam medis

O Lihat waktu penerimaan hasil


pemeriksaan penunjang untuk
memutuskan untuk dirawat
atau dirujuk

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

Standar ARK 1.1


Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan
segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.

Maksud dan Tujuan ARK 1.1


Pasien darurat, sangat mendesak, atau pasien yang membutuhkan pertolongan segera
diidentifikasi menggunakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan kebutuhan
pasien yang mendesak dengan mendahulukan dari pasien yang lain. Pada kondisi bencana
dapat menggunakan triase bencana. Sesudah dinyatakan pasien darurat, mendesak, dan
membutuhkan pertolongan segera maka dilakukan asesmen dan menerima pelayanan
secepat-cepatnya. Kriteria psikologis dibutuhkan dalam proses triase. Pelatihan bagi staf
diadakan agar staf mampu memutuskan pasien yang membutuhkan pertolongan segera dan
pelayanan yang dibutuhkan.

Jika rumah sakit tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi darurat, pasien
dirujuk ke rumah sakit lain yang fasilitas pelayanannya dapat memenuhi kebutuhan pasien.
Sebelum ditransfer atau dirujuk pasien harus dalam keadaan stabil dan dilengkapi dengan
dokumen pencatatan.

Elemen Penilaian ARK 1.1 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang triase berbasis 10 TL
triase berbasis bukti. (R) bukti
5 TS
0 TT

2. Ada pelaksanaan D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


penggunaan proses triase triase berbasis bukti
berbasis bukti yang digunakan 5 TS
untuk memprioritaskan pasien 0 TT
sesuai dengan kegawatannya
(D,W) W ● Dokter IGD
● Perawat IGD

3. Staf sudah terlatih D Bukti pelaksanaan pelatihan 10 TL


menggunakan kriteria. (D,W,S) internal tentang triase berbasis
bukti yang digunakan
3. Staf sudah terlatih D Bukti pelaksanaan pelatihan
menggunakan kriteria. (D,W,S) internal tentang triase berbasis
bukti yang digunakan 5 TS
0 TT

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD

S Pelaksanaan triase berbasis


bukti yang digunakan

4. Pasien dengan kebutuhan D Bukti tentang pemberian 10 TL


mendesak diberikan prioritas. pelayanan sesuai prioritas
(D,W,S) hasil triase pasien 5 TS
0 TT

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD

S Pelaksanaan penetapan
prioritas berdasarkan hasil
triase

Standar ARK 1.2


Pada proses admisi pasien rawat inap dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk
menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang diprioritaskan
berdasar atas kondisi pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 1.2


Pada waktu skrining dan pasien diputuskan diterima untuk rawat inap, proses asesmen
membantu staf mengetahui prioritas kebutuhan pasien untuk pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitatif, paliatif, dan dapat menentukan pelayanan yang sesuai dengan prioritas
kebutuhan pasien. Pelayanan preventif (dalam proses admisi) adalah untuk mencegah
perburukan/ komplikasi, misalnya antara lain kasus luka tusuk dalam diberikan ATS dan kasus
luka bakar derajat berat dimasukkan ke unit luka bakar.

Elemen Penilaian ARK 1.2 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang skrining R Regulasi tentang skrining 10 TL
pasien masuk rawat inap untuk penerimaan pasien masuk
menetapkan kebutuhan rawat inap untuk sesuai 5 TS
pelayanan preventif, paliatif, kebutuhan pelayanan 0 TT
kuratif, dan rehabilitatif. (R) preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif

2. Ada pelaksanaan skrining D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pasien masuk rawat inap untuk asesmen yang digunakan
menetapkan kebutuhan untuk skrining pasien rawat 5 TS
pelayanan preventif, paliatif, inap 0 TT
kuratif, dan r2ehabilitative.
(D,W) W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan

3. Temuan diproses skrining D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


menentukan pelayanan atau asesmen yang digunakan untuk
tindakan kepada pasien. menetapkan rencana asuhan dan 5 TS
(D,O,W tindakan pada pasien 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
4. Prioritas diberikan pada D Bukti tentang penetapan 10 TL
pelayanan terkait preventif, prioritas untuk pelayanan
paliatif, kuratif, dan preventif, paliatif, kuratif, dan 5 TS
rehabilitatif. rehabilitatif 0 TT
(D)
W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
Standar ARK 1.3
Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika
terjadi penundaan dan kelambatan dan penundaan pelaksanaan tindakan/pengobatan
dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik.

Maksud dan Tujuan ARK 1.3


Pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan pelayanan antara lain akibat kondisi
pasien atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu. Pasien diberi informasi alasan dan
sebab mengapa terjadi penundaan/kelambatan atau harus menunggu serta diberi tahu
tentang alternatif yang tersedia, ketentuan ini berlaku bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan. Untuk beberapa pelayanan, seperti onkologi atau transplan tidak berlaku ketentuan
tentang penundaan/kelambatan pelayanan atau tes.
Maksud dan Tujuan ARK 1.3
Pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan pelayanan antara lain akibat kondisi
pasien atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu. Pasien diberi informasi alasan dan
sebab mengapa terjadi penundaan/kelambatan atau harus menunggu serta diberi tahu
tentang alternatif yang tersedia, ketentuan ini berlaku bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan. Untuk beberapa pelayanan, seperti onkologi atau transplan tidak berlaku ketentuan
tentang penundaan/kelambatan pelayanan atau tes.

Elemen Penilaian ARK 1.3 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang apabila terjadi 10 TL
penundaan dan kelambatan penundaan dan/atau
pelayanan di rawat jalan kelambatan pelayanan di rawat 5 TS
maupun rawat inap yang harus jalan maupun rawat inap yang 0 TT
disampaikan kepada pasien. (R) harus disampaikan kepada
pasien, termasuk
pencatatannya

2. Pasien diberi tahu alasan D Bukti tentang penjelasan alasan 10 TL


penundaan dan kelambatan penundaan dan kelambatan
pelayanan dan diberi informasi pelayanan dan diberi informasi 5 TS
tentang alternatif yang tersedia tentang alternatif yang tersedia 0 TT
sesuai kebutuhan klinis pasien sesuai kebutuhan klinis pasien
dan dicatat di rekam medis. dan dicatat di rekam medis
(D,W)

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk
rawat inap dan proses pendaftaran rawat jalan.

Maksud dan Tujuan ARK 2


Ditetapkan regulasi untuk proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran pasien
rawat jalan. Staf memahami dan mampu melaksanakan proses penerimaan pasien.
Proses tersebut meliputi
• pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap;
• penerimaan langsung dari unit darurat ke unit rawat inap;
• menahan pasien untuk observasi.
Dalam rangka keterbukaan kepada publik tersedia sistem pendaftaran rawat inap dan rawat
jalan secara online

Elemen Penilaian ARK 2 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang pendaftaran 10 TL
pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat jalan, pasien
pasien rawat inap, pasien rawat inap, pasien gawat 5 TS
gawat darurat, proses darurat, proses penerimaan 0 TT
penerimaan pasien gawat pasien gawat darurat ke unit
darurat ke unit rawat inap, rawat inap, menahan pasien
menahan pasien untuk untuk observasi dan mengelola
observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia
pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang
tempat tidur pada unit yang dituju maupun di seluruh
dituju maupun di seluruh rumah sakit, termasuk EP 7
rumah sakit. (R)

2. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang proses 10 TL


penerimaan pasien rawat inap pelaksanaan penerimaan
dan pendaftaran rawat jalan. pasien rawat inap dan rawat 5 TS
(D,W) jalan 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

3. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang proses 10 TL


penerimaan pasien gawat pelaksanaan penerimaan
darurat ke unit rawat inap. pasien gawat darurat ke unit 5 TS
(D,W) rawat inap 0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

4. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang edukasi 10 TL


menahan pasien untuk pelaksanaan menahan pasien
observasi. (D,W) untuk observasi 5 TS
0 TT

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

5. Ada pelaksanaan proses D Bukti tentang pemberian 10 TL


mengelola pasien bila tidak informasi rujukan dan
tersedia tempat tidur pada unit pengelolaan pasien apabila 5 TS
yang dituju maupun di seluruh tempat tidak tersedia 0 TT
rumah sakit. (D,W)

W ● Staf Medis
● Staf Keperawatan
● Pasien

6. Staf memahami dan D Bukti tentang pelaksanaan EP 1 10 TL


melaksanakan semua proses sampai dengan EP 5 dan EP 7
sesuai dengan regulasi. (D,W) 5 TS
0 TT
W ● Staf medis
● Staf keperawatan
● Staf admisi
● Pasien/keluarga
melaksanakan semua proses
sesuai dengan regulasi. (D,W)

W ● Staf medis
● Staf keperawatan
● Staf admisi
● Pasien/keluarga

7. Ada pelaksanaan sistem D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pendaftaran rawat jalan dan sistem pendaftaran rawat
rawat inap secara online. (D,W) jalan dan rawat inap secara - -
(lihat juga MIRM 1) online 0 TT

W ● Staf Admisi
● Pasien/keluarga

Standar ARK 2.1


Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang
diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.

Maksud dan Tujuan ARK 2.1


Saat diputuskan rawat inap, dokter yang memutuskan rawat inap memberi informasi tentang
rencana asuhan yang diberikan, hasil asuhan yang diharapkan, termasuk penjelasan oleh
petugas pendaftaran tentang perkiraan biaya yang harus dibayarkan oleh pasien/keluarga.
Pemberian informasi didokumentasikan.

Elemen Penilaian ARK 2.1 Telusur Skor


1. Penjelasan termasuk D 1) Bukti dalam rekam medis 10 TL
rencana asuhan tentang pelaksanaan
didokumentasikan. (D,W) penjelasan termasuk rencana 5 TS
asuhan saat admisi 0 TT
2) Form general consent

W ● Staf admisi
● Staf medis
● Staf keperawatan
● Pasien/keluarga

2. Penjelasan termasuk hasil D Bukti dalam rekam medis 10 TL


asuhan yang diharapkan dan tentang penjelasan termasuk
didokumentasikan. (D,W) hasil asuhan yang diharapkan 5 TS
0 TT
W ● Staf admisi
● Staf medis
● Staf keperawatan
● Pasien/keluarga

3. Penjelasan termasuk D Bukti materi penjelasan 10 TL


perkiraan biaya yang perkiraan biaya yang
ditanggung pasien ditanggung pasien atau 5 TS
atau keluarga. (D,W) keluarga antara lain tarif RS 0 TT

W ● Staf admisi
● Pasien/keluarga
4. Penjelasan yang diberikan W Pasien/keluarga 10 TL
difahami oleh pasien atau
keluarga untuk membuat 5 TS
keputusan. (W) 0 TT

Standar ARK 2.2


Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit.

Maksud dan Tujuan ARK 2.2


Unit darurat yang penuh sesak dan tingkat hunian rumah sakit yang tinggi dapat
menyebabkan pasien menumpuk di daerah unit darurat dan menciptakannya sebagai tempat
menunggu sementara pasien rawat inap. Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani
asuhannya masing-masing menjadi sangat penting untuk mencegah penumpukan yang
selanjutnya mengganggu waktu pelayanan dan akhirnya juga berpengaruh terhadap
keselamatan pasien. Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan,
asesmen dan tindakan, transfer pasien, serta pemulangan) dapat mengurangi penundaan
asuhan kepada pasien.
Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk
a) ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b) perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan
lain untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara
dan atau pasien yang tertahan di unit darurat;
d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit
rawat inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan unit pasca-anestesi);
e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti
kerumahtanggaan dan transportasi);
f) pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien;
g) akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan atau bantuan
spiritual, dan sebagainya).
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk
mengatasi masalah. Semua staf rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf
medis, keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut berperan
serta menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang
Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.

Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien
bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar
sementara mengatasi penumpukan pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah
sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit darurat dan di unit
intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah
sakit dapat mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk
mengatasi masalah. Semua staf rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf
medis, keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut berperan
serta menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang
Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.

Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien
bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar
sementara mengatasi penumpukan pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah
sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit darurat dan di unit
intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah
sakit dapat mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.

Elemen Penilaian ARK 2.2 Telusur Skor


1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang proses untuk 10 TL
tentang proses untuk mengatur mengatur alur pasien di rumah
alur pasien di rumah sakit sakit termasuk elemen a) 5 TS
termasuk elemen a) sampai sampai dengan g) di maksud 0 TT
dengan g) di maksud dan dan tujuan
tujuan. (R)

2. Ada pelaksanaan pengaturan D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


alur pasien untuk menghindari pengaturan alur pasien
penumpukan. (D,W) untuk menghindari 5 TS
penumpukan termasuk pada 0 TT
keadaan bencana

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD
● Kepala IGD
● Manajer Pelayanan Pasien

3. Dilakukan evaluasi terhadap D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pengaturan alur pasien secara evaluasi dan upaya perbaikan
berkala dan melaksanakan pengaturan alur pasien secara 5 TS
upaya perbaikannya. (D,O,W) berkala 0 TT

O Lihat pelaksanaan pelayanan


pasien IGD

W ● Dokter IGD
● Perawat IGD
● Kepala IGD
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

Standar ARK 2.3


Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria yang ditetapkan untuk masuk rawat di
pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif.

Maksud dan Tujuan ARK 2.3


Unit yang memberikan layanan intensif (misalnya ICU, ICCU, pascaoperasi) atau unit layanan
spesialistik (misalnya unit luka bakar atau transplantasi organ) merupakan unit yang mahal
dan biasanya menempati ruangan dengan staf yang terbatas. Setiap rumah sakit harus
menetapkan kriteria untuk menentukan pasien yang membutuhkan tingkat pelayanan yang
tersedia di unit-unit tersebut.

Dengan mempertimbangkan bahwa pelayanan di unit spesialistik menghabiskan banyak


sumber daya, rumah sakit mungkin membatasi hanya pasien dengan kondisi medis yang
reversibel yang dapat diterima masuk dan pasien kondisi khusus termasuk menjelang akhir
kehidupan yang sesuai dengan peraturan perundangundangan. Agar dapat konsisten maka
kriteria menggunakan prioritas atau parameter diagnostik dan atau parameter objektif
termasuk kriteria berbasis fisiologis.

Mereka yang berasal dari unit-unit gawat darurat, intensif, atau layanan spesialistik
berpartisipasi menentukan kriteria. Kriteria dipergunakan untuk menentukan penerimaan
langsung di unit, misalnya masuk dari unit darurat.

Kriteria juga digunakan untuk masuk dari unit-unit di dalam atau dari luar rumah sakit,
seperti halnya pasien dipindah dari rumah sakit lain. Pasien yang diterima masuk di unit
khusus memerlukan asesmen dan evaluasi ulang untuk menentukan apakah kondisi pasien
berubah sehingga tidak memerlukan lagi pelayanan spesialistik. Misalnya, jika status fisiologis
sudah stabil dan monitoring intensif baik, tindakan lain tidak diperlukan lagi. Ataupun jika
kondisi pasien menjadi buruk sampai pada titik pelayanan intensif atau tindakan khusus tidak
diperlukan lagi, pasien kemudian dapat dipindah ke unit layanan yang lebih rendah (seperti
unit pelayanan medis atau bedah, rumah penampungan, atau unit pelayanan paliatif).

Kriteria untuk memindahkan pasien dari unit khusus ke unit pelayanan lebih rendah harus
sama dengan kriteria yang dipakai untuk memindahkan pasien ke unit pelayanan berikutnya.
Misalnya, jika keadaan pasien menjadi buruk sehingga pelayanan intensif dianggap tidak
dapat menolong lagi maka pasien masuk ke rumah penampungan (hospices) atau ke masuk
ke unit pelayanan paliatif dengan menggunakan kriteria.

Apabila rumah sakit melakukan riset atau menyediakan pelayanan spesialistik atau
melaksanakan program, penerimaan pasien di program tersebut harus melalui kriteria
tertentu atau ketentuan protokol. Mereka yang terlibat dalam riset atau program lain harus
terlibat dalam menentukan kriteria atau protokol. Penerimaan ke dalam program tercatat di
rekam medis pasien termasuk kriteria atau protokol yang diberlakukan terhadap pasien yang
diterima masuk.
sama dengan kriteria yang dipakai untuk memindahkan pasien ke unit pelayanan berikutnya.
Misalnya, jika keadaan pasien menjadi buruk sehingga pelayanan intensif dianggap tidak
dapat menolong lagi maka pasien masuk ke rumah penampungan (hospices) atau ke masuk
ke unit pelayanan paliatif dengan menggunakan kriteria.

Apabila rumah sakit melakukan riset atau menyediakan pelayanan spesialistik atau
melaksanakan program, penerimaan pasien di program tersebut harus melalui kriteria
tertentu atau ketentuan protokol. Mereka yang terlibat dalam riset atau program lain harus
terlibat dalam menentukan kriteria atau protokol. Penerimaan ke dalam program tercatat di
rekam medis pasien termasuk kriteria atau protokol yang diberlakukan terhadap pasien yang
diterima masuk.

Elemen Penilaian ARK 2.3 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang kriteria R Regulasi tentang kriteria masuk 10 TL
masuk dan keluar intensive unit dan keluar intensive unit care
care (ICU), unit spesialistik lain, (ICU), unit spesialistik lain, ruang 5 TS
ruang perawatan paliatif perawatan paliatif termasuk bila 0 TT
termasuk bila digunakan untuk digunakan untuk riset atau
riset atau program-program lain program-program lain untuk
untuk memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan pasien
pasien berdasar atas kriteria berdasar atas kriteria prioritas,
prioritas, diagnostik, parameter diagnostik, parameter objektif,
objektif, serta kriteria berbasis serta kriteria berbasis fisiologi
fisiologi dan kualitas hidup dan kualitas hidup (quality of
(quality of life) (R) life), termasuk dokumentasinya

2. Staf yang kompeten dan D Bukti keikutsertaan staf yang 10 TL


berwenang dari unit intensif kompeten dan berwenang
atau unit spesialistik terlibat menentukan kriteria 5 TS
dalam menentukan kriteria. 0 TT
(D,W)

W ● Dokter unit intensif


● Perawat unit intensif
● Kepala unit Intensif

3. Staf terlatih untuk D Bukti pelaksanaan pelatihan 10 TL


melaksanakan kriteria. (D,W) penggunaan kriteria
5 TS
0 TT

W ● Dokter unit intensif


● Perawat unit intensif
● Kepala unit Intensif

4. Catatan medis pasien yang D Bukti dalam rekam medis 10 TL


diterima masuk di atau keluar tentang masuk dan keluar
dari unit intensif atau unit sesuai kriteria 5 TS
spesialistik memuat bukti 0 TT
bahwa pasien memenuhi
kriteria masuk atau keluar.
(D,W)

W ● Dokter unit intensif


● Perawat unit intensif
● Kepala unit Intensif
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar ARK 3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien

Maksud dan Tujuan ARK 3


Kesinambungan asuhan pasien setelah dirawat inap memerlukan persiapan dan
pertimbangan khusus bagi sebagian pasien seperti perencanaan pemulangan pasien
(P3)/discharge planning. Penyusunan P3 diawali saat proses asesmen awal rawat inap dan
membutuhkan waktu agak panjang, termasuk pemutakhiran/updating. Untuk identifikasi
pasien yang membutuhkan P3 maka rumah sakit menetapkan mekanisme dan kriteria,
misalnya antara lain usia, tidak ada mobilitas, perlu bantuan medis dan keperawatan terus
menerus, serta bantuan melakukan kegiatan sehari hari.

Rencana pulang termasuk pendidikan/pelatihan khusus yang mungkin dibutuhkan pasien


dan keluarga untuk kontinuitas (kesinambungan) asuhan di luar rumah sakit. Sebagai contoh,
adalah pasien yang baru didiagnosis tipe 1 diabetes melitus akan membutuhkan pendidikan
yang terkait diet dan nutrisi, termasuk cara memberikan suntikan insulin. Pasien yang dirawat
inap karena infark miokardium membutuhkan rehabilitasi sesudah keluar rumah sakit
pulang, termasuk mengatur makanan.

Kesinambungan asuhan pascarawat inap akan berhasil bila penyusunan P3 dilakukan secara
terintegrasi antarprofesional pemberi asuhan (PPA) terkait/relevan dan difasilitasi manajer
pelayanan pasien (MPP) (manajer pelayanan pasien) (lihat juga ARK 4).

Elemen Penilaian ARK 3 Telusur Skor


1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang perencanaan 10 TL
proses penyusunan perencanaan pemulangan pasien (P3) atau
pemulangan pasien (P3), dimulai Discharge Planning termasuk 5 TS
pada asesmen awal rawat inap kriteria pasien yang 0 TT
dan menetapkan kriteria pasien membutuhkan P3
yang membutuhkan P3 (R)

2. Proses P3 dan D Bukti tentang pelaksanaan P3 10 TL


pelaksanaannya dicatat atau Discharge Planning dicatat
direkam medis sesuai regulasi di rekam medis 5 TS
RS (D,W) (Lihat AP 2 dan ARK 4) 0 TT

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

Standar ARK 3.1


Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di
rumah sakit dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer
pelayanan pasien (MPP)/Case Manager ͘

Maksud dan Tujuan ARK 3.1


Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan
berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan manajer pelayanan pasien (MPP).
Selama dalam berbagai tahap pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang
tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luar. Kesinambungan pelayanan
berjalan baik jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi yang dibutuhkan tentang
kondisi kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang tepat.

Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus
pada pasien (Patient/Person Centered Care-PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO:
Conceptual Framework Integrated people-centered health services. (WHO Global Strategy on
Integrated people-centered health services 2016-2026, July 2015)͘

Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang
bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap
profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi
vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan
yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk
integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan
(PPA).

Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai
berikut:
● keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
● dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh
profesional pemberi asuhan (PPA) (Clinical Leader)͘ (lihat juga PAP 2.1, EP 4);
● profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi);
integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan
(PPA).

Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai
berikut:
● keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
● dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh
profesional pemberi asuhan (PPA) (Clinical Leader)͘ (lihat juga PAP 2.1, EP 4);
● profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi);
● perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi;
● asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
● manajer pelayanan pasien/case manager ͘

Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif
dan dalammenjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah
sebagai berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
e) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
f) komunikasi dan koordinasi;
g) edukasi dan advokasi;
h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
● pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
● terpelihara kesinambungan pelayanan;
● pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
● kemampuan pasien mengambil keputusan;
● keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
● optimalisasi sistem pendukung pasien;
● pemulangan yang aman;
● kualitas hidup dan kepuasan pasien.

Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan
kemajuannya sehingga merupakan alat komunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap
dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat
untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan
asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (IAR) sehingga informasi manajer pelayanan
pasien (MPP) juga dibutuhkan.

Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan


pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen
pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan
pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis. Oleh karenanya, dalam
pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada
lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang
merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut
merupakan bagian rekam medis.

Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan
manajer pelayanan pasien (MPP) dan asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko – kesempatan, serta perencanaan manajemen
pelayanan pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (Discharge
Planning).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien,
monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta
terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses
untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi
asuhan (PPA), manajer pelayanan pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan
regulasi rumah sakit di beberapa tempat:
i) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap;
j) Pelayanan diagnostik dan tindakan;
k) Pelayanan bedah dan nonbedah;
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti
panduan praktik klinis, alur klinis/Clinical Pathway, rencana asuhan, format rujukan, daftar
tilik/check list lain, dan sebagainya. Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut.
(lihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4; PAB 7.2)
Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang proses dan 10 TL
dan pelaksanaan untuk pelaksanaan untuk mendukung
mendukung kesinambungan kesinambungan dan koordinasi 5 TS
dan koordinasi asuhan, asuhan, sebagai asuhan pasien 0 TT
termasuk paling sedikit i) terintegrasi yang berpusat pada
sampai dengan m) di dalam pasien (Patient Centered Care)
maksud dan tujuan, sesuai termasuk: ● penetapan MPP
regulasi rumah sakit (lihat juga yang bukan PPA aktif, penuh
TKRS 10). (R) waktu di jam kerja
● ketentuan tentang MPP
dimaksud dalam EP 4
Sesuai PAP 2

2. Ada penunjukkan MPP dengan D Bukti tentang penetapan MPP 10 TL


uraian tugas antara lain dalam dilengkapi dengan uraian tugas
konteks menjaga kesinambungan 5 TS
dan koordinasi pelayanan bagi 0 TT
individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama
dengan PPA dan pimpinan unit
serta mencakup butir a) sampai
dengan h) di maksud dan tujuan.
(D,W) W ● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala SDM

3. Pasien diskrining untuk D 1) Bukti tentang skrining untuk 10 TL


kebutuhan pelayanan menentukan kebutuhan
manajemen pelayanan pasien manajemen pelayanan pasien, 5 TS
(D,W) bisa menggunakan ceklis 0 TT
2) Bukti tentang konfirmasi oleh
MPP

W ● Staf klinis
● Manajer Pelayanan Pasien

4. Pasien yang mendapat R Sesuai EP 1 10 TL


pelayanan MPP, pencatatannya
dilakukan 5 TS
dalam Form MPP selalu 0 TT
diperbaharui untuk menjamin
komunikasi dengan PPA. (R,D)

D Bukti form MPP (form A dan


form B)

5. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi 10 TL


koordinasi proses pelayanan proses pelayanan yang
didukung dengan difasilitasi oleh MPP 5 TS
menggunakan perangkat 0 TT
pendukung, seperti rencana
asuhan PPA, catatan MPP,
panduan, atau perangkat
lainnya. (D,O,W)
O Lihat bukti pencatatan form
MPP yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi
proses pelayanan

W ● DPJP/PPA lainnya
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang

6. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi 10 TL


koordinasi dapat dibuktikan di proses pelayanan yang
semua tingkat/fase asuhan difasilitasi oleh MPP di semua 5 TS
pasien. (D,O,W) tingkat/fase asuhan pasien 0 TT

O Lihat bukti pencatatan form


MPP yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi
proses pelayanan

W ● DPJP/PPA lainnya
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang
W ● DPJP/PPA lainnya
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang

Standar ARK 3.2


Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 3.2


Asuhan pasien diberikan oleh profesional pemberi asuhan (PPA) yang bekerja sebagai tim
interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dan dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) berperan sebagai ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA)
(clinical leader).

Untuk mengatur kesinambungan asuhan selama pasien berada di rumah sakit, harus ada
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai individu yang bertanggung jawab
mengelola pasien sesuai dengan kewenangan klinisnya, serta melakukan koordinasi dan
kesinambungan asuhan. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang ditunjuk ini
tercatat namanya di rekam medis pasien. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)/para
DPJP memberikan keseluruhan asuhan selama pasien berada di RS dapat meningkatkan
antara lain kesinambungan, koordinasi, kepuasan pasien, mutu, keselamatan, dan termasuk
hasil asuhan. Individu ini membutuhkan kolaborasi dan komunikasi dengan profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya.

Bila seorang pasien dikelola oleh lebih satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) maka
harus ditetapkan DPJP utama. Sebagai tambahan, rumah sakit menetapkan kebijakan dan
proses perpindahan tanggung jawab dari satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke
DPJP lain.

Elemen Penilaian ARK 3.2 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang dokter R Regulasi tentang DPJP yang 10 TL
penanggung jawab pelayanan meliputi:
(DPJP) yang bertanggung jawab 1) penetapan tentang DPJP 5 TS
melakukan koordinasi asuhan sebagai team leader yang 0 TT
melakukan koordinasi asuhan
dan bertugas dalam seluruh inter PPA dan bertugas dalam
fase asuhan rawat inap pasien seluruh fase asuhan rawat inap
serta teridentifikasi dalam pasien serta teridentifikasi dalam
rekam rekam medis pasien
medis pasien. (R) 2) bila kondisi/penyakit pasien
membutuhkan lebih dari 1 (satu)
DPJP, ditetapkan DPJP Utama (EP
4) yang berperan sebagai
koordinator mutu dan
keselamatan pasien antar DPJP
dan PPA
3) termasuk bila terjadi
perpindahan DPJP atau pergantian
DPJP Utama

2. Regulasi juga menetapkan R Sesuai EP 1 10 TL


proses pengaturan perpindahan
tanggung jawab koordinasi asuhan 5 TS
pasien dari satu dokter 0 TT
penanggung jawab pelayanan
(DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila
terjadi perubahan DPJP Utama. (R)

3. DPJP yang ditetapkan telah D Bukti berupa: 10 TL


memenuhi proses kredensial, 1) SPK dan RKK yang masih
sesuai peraturan per UUan. berlaku 5 TS
(D,W) 2) Form pencatatan DPJP 0 TT

W ● Pimpinan RS
● Komite medis/sub komite
kredensial
● DPJP
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap

4. Bila dilaksanakan rawat D Bukti penetapan DPJP Utama 10 TL


bersama ditetapkan DPJP Utama
sebagai koordinator asuhan 5 TS
pasien. (D,W) 0 TT
W ● DPJP
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Pasien/keluarga
bersama ditetapkan DPJP Utama
sebagai koordinator asuhan
pasien. (D,W)
W ● DPJP
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Pasien/keluarga

Standar ARK 3.3


Rumah sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.

Maksud dan Tujuan ARK 3.3


Selama dirawat inap di rumah sakit, pasien mungkin dipindah dari satu pelayanan atau dari
satu unit rawat inap ke berbagai unit pelayanan lain atau unit rawat inap lain. Jika profesional
pemberi asuhan (PPA) berubah akibat perpindahan ini maka informasi penting terkait asuhan
harus mengikuti pasien. Pemberian obat dan tindakan lain dapat berlangsung tanpa
halangan dan kondisi pasien dapat dimonitor. Untuk memastikan setiap tim asuhan
menerima informasi yang diperlukan maka rekam medis pasien ikut pindah atau ringkasan
informasi yang ada di rekam medis disertakan waktu pasien pindah dan menyerahkan
kepada tim asuhan yang menerima pasien. Ringkasan memuat sebab pasien masuk dirawat,
temuan penting, diagnosis, prosedur atau tindakan, obat yang diberikan, dan keadaan pasien
waktu pindah.

Bila pasien dalam pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) maka kesinambungan proses
tersebut di atas dipantau, diikuti, dan transfernya disupervisi oleh manajer pelayanan pasien
(MPP).

Elemen Penilaian ARK 3.3 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang transfer R Regulasi tentang transfer 10 TL
pasien antar unit pelayanan di pasien antar unit pelayanan di
dalam rumah sakit dilengkapi dalam rumah sakit, termasuk 5 TS
dengan form transfer pasien. penetapan form transfer yang 0 TT
(R) meliputi EP 2 sampai dengan
EP 7

2. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


indikasi indikasi pasien masuk dirawat
pasien masuk dirawat. (D) 5 TS
0 TT

3. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


riwayat kesehatan, riwayat kesehatan, pemeriksaan
pemeriksaan fisis, dan fisik, dan pemeriksaan diagnostik 5 TS
pemeriksaan diagnostik. (D) 0 TT

4. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


setiap diagnosis yang dibuat. setiap diagnosis yang dibuat
(D) 5 TS
0 TT

5. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


setiap prosedur yang dilakukan. setiap prosedur yang dilakukan
(D) 5 TS
0 TT

6. Form tersebut memuat obat D Bukti form transfer memuat obat 10 TL


yang diberikan dan tindakan yang diberikan dan tindakan lain
lain yang dilakukan. (D) yang dilakukan. 5 TS
0 TT

7. Form tersebut memuat D Bukti form transfer memuat 10 TL


keadaan pasien pada waktu keadaan pasien pada waktu
dipindah (transfer). (D) dipindah (transfer). 5 TS
0 TT

8. Ketentuan tersebut D Bukti tentang kelengkapan 10 TL


dilaksanakan. (D,O,W) pengisian form
5 TS

O Lihat form tranfer


W ● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Staf klinis
● Pasien/keluarga
PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT
Standar ARK 4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien (ĚŝscŚarge) dari
rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan
atau tindakan.

Maksud dan Tujuan ARK 4


Merujuk atau mengirim pasien ke praktisi kesehatan di luar rumah sakit, unit pelayanan lain,
rumah, atau keluarga didasarkan atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhannya untuk
memperoleh kesinambungan asuhan. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya yang bertanggung jawab atas asuhan pasien
menentukan kesiapan pasien keluar rumah sakit berdasar atas kebijakan, kriteria, dan
indikasi rujukan yang ditetapkan rumah sakit. Kebutuhan kesinambungan asuhan berarti
rujukan ke dokter spesialis, rehabilitasi fisik, atau bahkan kebutuhan upaya preventif di
rumah yang dikoordinasikan oleh keluarga pasien. Diperlukan proses yang terorganisir
dengan baik untuk memastikan bahwa kesinambungan asuhan dikelola oleh praktisi
kesehatan atau oleh sebuah organisasi di luar rumah sakit. Pasien yang memerlukan
perencanaan pemulangan pasien (discharge planning) maka rumah sakit mulai
merencanakan hal tersebut sedinidininya yang sebaiknya untuk menjaga kesinambungan
asuhan dilakukan secara terintegrasi melibatkan semua profesional pemberi asuhan (PPA)
terkait/relevan serta difasilitasi oleh manajer pelayanan pasien (MPP). Keluarga dilibatkan
dalam proses ini sesuai dengan kebutuhan (lihat juga AP 1.8).

Rumah sakit dapat menetapkan regulasi tentang kemungkinan pasien diizinkan keluar
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan penting.

Elemen Penilaian ARK 4 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang pemulangan 10 TL
pemulangan pasien disertai pasien yang meliputi:
kriteria pemulangan pasien dan ● kriteria pemulangan pasien 5 TS
pasien yang rencana ● kriteria pasien yang 0 TT
pemulangannya kompleks memerlukan P3/discharge
(Discharge Planning) untuk planning
kesinambungan asuhan sesuai ● kriteria pasien yang
dengan kondisi kesehatan dan memerlukan kesinambungan
kebutuhan pelayanan pasien. asuhan
(R) ● sesuai EP 3, bila RS
mengizinkan
● penetapan form ringkasan
pulang (ARK 4.2) yang
harus dibuat DPJP sebelum
pasien pulang (ARK
4.2.1)

2. Ada bukti pemulangan D Bukti pemulangan pasien 10 TL


pasien sesuai dengan kriteria sesuai dengan kriteria
pemulangan pasien. (D,W) 5 TS
0 TT

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Manajer Pelayanan Pasien

3. Ada regulasi yang menetapkan R Sesuai EP 1 10 TL


kriteria tentang pasien yang
diizinkan untuk keluar 5 TS
meninggalkan rumah sakit selama 0 TT
periode waktu tertentu. (R)

4. Ada bukti pelaksanaan tentang D Bukti tentang pelaksanaan 10 TL


pasien yang diizinkan untuk pasien yang diizinkan
keluar meninggalkan rumah sakit meninggalkan rumah sakit 5 TS
selama periode waktu tertentu. selama periode waktu tertentu 0 TT
(D,W)
W ● DPJP/PPA lainnya
● Staf klinis
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
(D,W)
W ● DPJP/PPA lainnya
● Staf klinis
● Manajer Pelayanan Pasien
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap

Standar ARK 4.1


Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang
tindak lanjut pemulangan.

Maksud dan Tujuan ARK 4.1


Dibutuhkan perencanaan untuk mengatur tindak lanjut pemulangan pasien ke praktisi
kesehatan atau organisasi lain yang dapat memenuhi kebutuhan kesinambungan asuhan
pasien. Rumah sakit yang berada di komunitas tempat praktisi kesehatan juga berada di
dalamnya membuat kerja sama formal dan informal. Jika pasien berasal dari
komunitas/daerah lain maka rumah sakit akan merujuk pasien ke praktisi kesehatan yang
berasal dari komuitas tempat pasien tinggal.

Mungkin juga, pasien membutuhkan pelayanan dukungan dan pelayanan kesehatan pada
waktu pasien keluar dari rumah sakit (discharge). Misalnya, pasien mungkin membutuhkan
bantuan sosial, nutrisi, keuangan, psikologi, atau bantuan lain pada waktu pasien keluar
rumah sakit. Proses perencanaan pemulangan pasien (discharge planning) dilakukan secara
terintegrasi melibatkan semua profesional pemberi asuhan (PPA) terkait serta difasilitasi oleh
manajer pelayanan pasien (MPP) memuat bentuk bantuan pelayanan yang dibutuhkan dan
ketersediaan bantuan yang dimaksud.

Elemen Penilaian ARK 4.1 Telusur Skor


1. Ada bukti pemulangan pasien D Bukti tentang pemulangan 10 TL
yang rencana pemulangannya pasien yang rencana
kompleks (Discharge Planning) pemulangannya kompleks 5 TS
dimulai sejak awal pasien masuk (Discharge Planning) 0 TT
rawat inap melibatkan semua
PPA terkait serta difasilitasi oleh
MPP, untuk kesinambungan W ● DPJP
asuhan sesuai dengan kondisi ● Kepala instalasi rawat
kesehatan dan kebutuhan inap/kepala ruang rawat
inap
pelayanan pasien. (D,W) ● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

2. Pada tindak lanjut D Bukti pelaksanaan rujukan 10 TL


pemulangan pasien bila untuk kesinambungan
diperlukan dapat ditujukan asuhan 5 TS
kepada fasilitas kesehatan baik 0 TT
perorangan ataupun institusi
yang berada di komunitas W ● DPJP
dimana pasien berada yang ● Kepala instalasi rawat
bertujuan untuk inap/kepala ruang rawat
memberikan bantuan inap
pelayanan.(D,W) ● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

Standar ARK 4.2


Ringkasan pasien pulang (Discharge Summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap.

Maksud dan Tujuan ARK 4.2


Ringkasan pasien pulang memberikan gambaran tentang pasien yang tinggal di rumah sakit.
Ringkasan dapat digunakan oleh praktisi yang bertanggung jawab memberikan tindak lanjut
asuhan. Ringkasan memuat hal

• indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan komorbiditas lain;


• temuan fisik penting dan temuan-temuan lain;
• tindakan diagnostik dan prosedur terapi yang telah dikerjakan;
• obat yang diberikan selama dirawat inap dengan potensi akibat efek residual
setelah obat tidak diteruskan dan semua obat yang harus digunakan di rumah;
• kondisi pasien (status present);
• ringkasan memuat instruksi tindak lanjut agar dihindari istilah anjuran.
Ringkasan pasien pulang dijelaskan dan ditandatangani oleh pasien/keluarga karena
memuat instruksi.

Elemen Penilaian ARK 4.2 Telusur Skor


1. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL
riwayat kesehatan, memuat riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan fisik, dan 5 TS
pemeriksaan diagnostik. pemeriksaan diagnostik. 0 TT
(D)

2. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


indikasi pasien dirawat inap, memuat indikasi pasien
diagnosis, dan komorbiditas dirawat inap, diagnosis, dan 5 TS
lain. (D) komorbiditas lain 0 TT
3. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL
prosedur terapi dan tindakan memuat prosedur terapi dan
yang telah dikerjakan. (D) tindakan yang telah dikerjakan 5 TS
0 TT

4. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


obat yang diberikan termasuk memuat obat yang diberikan
obat setelah pasien keluar termasuk obat setelah pasien 5 TS
rumah sakit. (D) keluar rumah sakit sesuai PKPO 0 TT
4.3 EP 2

5. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


kondisi kesehatan pasien memuat kondisi kesehatan
(status present) saat akan pasien (Status present) saat akan 5 TS
pulang dari rumah sakit. (D) (EP pulang 0 TT
5 untuk IGD dan transfer) dari rumah sakit

6. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang 10 TL


instruksi tindak lanjut dan memuat instruksi tindak lanjut
dijelaskan kepada pasien dan dan dijelaskan kepada pasien 5 TS
keluarga. (D) dan 0 TT
keluarga

Standar ARK 4.2.1


Rumah sakit menetapkan pemberian ringkasan pasien pulang kepada pihak yang
berkepentingan

Maksud dan Tujuan ARK 4.2.1


Ringkasan pasien pulang dibuat sebelum pasien keluar dari rumah sakit oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP).

Satu salinan/copy dari ringkasan diberikan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
memberikan tindak lanjut asuhan kepada pasien. Satu salinan diberikan kepada pasien sesuai
dengan regulasi rumah sakit yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Satu
salinan diberikan kepada penjamin. Salinan ringkasan berada di rekam medis pasien.

Elemen Penilaian ARK 4.2.1 Telusur Skor


1. Ringkasan pulang dibuat oleh D Bukti pengisian ringkasan 10 TL
DPJP sebelum pasien pulang. pulang dibuat oleh DPJP
(D,W) sebelum pasien pulang 5 TS
0 TT

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf Rekam Medis

2. Satu salinan ringkasan D Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL


diberikan kepada pasien dan bila salinan ringkasan pulang
diperlukan dapat diserahkan kepada: 5 TS
kepada tenaga kesehatan yang 1) pasien 0 TT
bertanggung jawab memberikan 2) tenaga kesehatan yang
kelanjutan asuhan. (D,W) bertanggung jawab
memberikan kelanjutan asuhan
3) rekam medis
4) pihak penjamin pasien
5) sebagai jawaban rujukan

W ● DPJP
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Manajer Pelayanan Pasien
● Pasien/keluarga

3. Satu salinan ringkasan yang D Sesuai EP 2 10 TL


lengkap ditempatkan di rekam
medis pasien. (D) 5 TS
0 TT

4. Satu salinan ringkasan D Sesuai EP 2 10 TL


diberikan kepada pihak
penjamin pasien sesuai dengan 5 TS
regulasi rumah 0 TT
sakit. (D)
Standar ARK 4.3
Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang
kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia
untuk PPA.

Maksud dan Tujuan ARK 4.3


Jika rumah sakit memberikan asuhan dan tindakan berlanjut kepada pasien dengan diagnosis
kompleks dan atau yang membutuhkan asuhan kompleks (misalnya, pasien yang datang
beberapa kali dengan masalah kompleks, menjalani tindakan beberapa kali, datang di
beberapa unit klinis, dan sebagainya) maka kemungkinan dapat bertambahnya diagnosis dan
obat, perkembangan riwayat penyakit, serta temuan pada pemeriksaan fisis. Oleh karena itu,
untuk kasus seperti ini harus dibuat ringkasannya. Sangat penting bagi setiap PPA yang
berada di berbagai unit yang memberikan asuhan kepada pasien ini mendapat akses ke
informasi Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) tersebut.

Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) memuat informasi, termasuk:


• identifikasi pasien yang menerima asuhan kompleks atau dengan diagnosis kompleks
(seperti pasien di klinis jantung dengan berbagai komorbiditas antara lain DM tipe 2, total
knee replacement, gagal ginjal tahap akhir, dan sebagainya. Atau pasien di klinis neurologik
dengan berbagai komorbiditas).
• Identifikasi informasi yang dibutuhkan oleh para dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) yang menangani pasien tersebut
• Menentukan proses yang digunakan untuk memastikan bahwa informasi medis yang
dibutuhkan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) tersedia dalam format mudah
ditelusur (easy-to-retrieve) dan mudah di-review.
• Evaluasi hasil implementasi proses untuk mengkaji bahwa informasi dan proses memenuhi
kebutuhan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan meningkatkan mutu serta
keselamatan pasien.

Elemen Penilaian ARK 4.3 Telusur Skor


1. Ditetapkan kriteria pasien R Regulasi tentang pasien rawat 10 TL
rawat jalan dengan asuhan jalan yang asuhannya
yang kompleks atau yang kompleks meliputi: 5 TS
diagnosisnya kompleks 1) kriteria diagnosis yang 0 TT
diperlukan Profil Ringkas Medis kompleks
Rawat Jalan (PRMRJ) yang 2) kriteria asuhan yang
sesuai dengan regulasi rumah kompleks
sakit. (R) 3) kriteria yang memerlukan
Profil Ringkas Medis Rawat
Jalan (PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ
agar mudah ditelusur (easy to
retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam
PRMRJ oleh DPJP(EP 3)

2. Ada regulasi yang R Sesuai EP 1 10 TL


menetapkan bahwa proses
PRMRJ mudah ditelusur (easy 5 TS
to retrieve) dan mudah di- 0 TT
review. (R)

3. Informasi penting yang R Sesuai EP 1 10 TL


dimasukkan ke dalam PRMRJ
diidentifikasi oleh DPJP. (R,D) 5 TS
0 TT

D Bukti pelaksanaan pencatatan


informasi penting
yang dimasukkan ke dalam
PRMRJ yang diidentifikasi
oleh DPJP

4. Proses tersebut dievaluasi D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL


untuk memenuhi kebutuhan evaluasi pengisian PRMJ oleh
para DPJP dan meningkatkan DPJP untuk peningkatan mutu 5 TS
mutu serta keselamatan pasien. dan keselamatan pasien 0 TT
(D,W)
W ● DPJP
● Staf klinis
● Staf Rekam Medis
● Komite/tim PMKP
para DPJP dan meningkatkan
mutu serta keselamatan pasien.
(D,W)
W ● DPJP
● Staf klinis
● Staf Rekam Medis
● Komite/tim PMKP

Standar ARK 4.4


Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan
memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak
rencana asuhan medis.

Maksud dan Tujuan ARK 4.4 dan ARK 4.4.1


Jika seorang pasien rawat inap atau rawat jalan telah selesai menjalani pemeriksaan lengkap
dan sudah ada rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan, kemudian pasien ini
memutuskan meninggalkan rumah sakit maka pasien ini dianggap sebagai pasien keluar
menolak rencana asuhan medis. Pasien rawat inap dan rawat jalan (termasuk pasien dari unit
darurat) berhak menolak tindakan medis dan keluar rumah sakit. Pasien ini menghadapi
risiko karena menerima pelayanan atau tindakan tidak lengkap yang berakibat terjadi
kerusakan permanen atau kematian. Jika seorang pasien rawat inap atau rawat jalan minta
untuk keluar dari rumah sakit tanpa persetujuan dokter maka pasien harus diberitahu
tentang risiko medis oleh dokter yang membuat rencana asuhan atau tindakan dan proses
keluarnya pasien sesuai dengan regulasi rumah sakit. Jika pasien mempunyai dokter keluarga
maka dokter keluarga tersebut harus diberitahu tentang keputusan pasien. Bila tidak ada
dokter keluarga maka pasien dimotivasi untuk mendapat/mencari pelayanan kesehatan lebih
lanjut.

Harus diupayakan agar mengetahui alasan mengapa pasien keluar menolak rencana asuhan
medis. Rumah sakit perlu mengetahui alasan ini agar dapat melakukan komunikasi lebih baik
dengan pasien dan atau keluarga pasien dalam rangka memperbaiki proses.

Jika pasien menolak rencana asuhan medis tanpa memberi tahu siapapun di dalam rumah
sakit atau ada pasien rawat jalan yang menerima pelayanan kompleks atau pelayanan untuk
menyelamatkan jiwa, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, tidak kembali ke rumah sakit
maka rumah sakit harus berupaya menghubungi pasien untuk memberi tahu tentang potensi
risiko bahaya yang ada.

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses ini sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku, termasuk rumah sakit membuat laporan ke dinas kesehatan atau kementerian
kesehatan tentang kasus infeksi dan memberi informasi tentang pasien yang mungkin
mencelakakan dirinya atau orang lain.

Elemen Penilaian ARK 4.4 Telusur Skor


1. Ada regulasi untuk R Regulasi tentang pengelolaan 10 TL
mengelola pasien rawat jalan pasien rawat jalan dan rawat
dan rawat inap yang menolak inap meliputi: 5 TS
rencana asuhan medis 1) menolak rencana asuhan 0 TT
termasuk keluar rumah sakit medis (Against medical
atas permintaan sendiri dan advice/AMA)
pasien yang menghendaki 2) keluar rumah sakit atas
penghentian pengobatan. (R) permintaan sendiri (APS)
sesuai HPK 2.3
3) penghentian pengobatan

2. Ada bukti pemberian edukasi D Bukti tentang pemberian 10 TL


kepada pasien tentang risiko edukasi
medis akibat asuhan medis 5 TS
yang belum lengkap. (D,O,W) 0 TT

O Lihat bukti pemberian edukasi


W DPJP
3. Pasien keluar rumah sakit D Bukti pelaksanaan pasien keluar 10 TL
atas permintaan sendiri, tetapi rumah sakit atas permintaan
tetap mengikuti proses sendiri sesuai regulasi 5 TS
pemulangan pasien. (D) 0 TT

4. Dokter keluarga (bila ada) D Bukti pelaksanaan rujukan sesuai 10 TL


atau dokter yang memberi ARK 5
asuhan berikutnya dari pasien 5 TS
diberitahu tentang kondisi 0 TT
tersebut. (D)

5. Ada dokumentasi rumah sakit D Bukti pelaksanaan evaluasi 10 TL


melakukan pengkajian untuk alasan pasien keluar rumah sakit
mengetahui alasan pasien keluar atas permintaan sendiri
rumah sakit atas apakah
permintaan sendiri, menolak
asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program
pengobatan. (D)
5. Ada dokumentasi rumah sakit D Bukti pelaksanaan evaluasi
melakukan pengkajian untuk alasan pasien keluar rumah sakit
mengetahui alasan pasien keluar atas permintaan sendiri 5 TS
rumah sakit atas apakah 0 TT
permintaan sendiri, menolak
asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program
pengobatan. (D)

Standar ARK 4.4.1


Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan
medis yang melarikan diri.

Elemen Penilaian ARK 4.4.1 Telusur Skor


1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pasien rawat 10 TL
pasien rawat inap dan rawat inap dan rawat jalan yang
jalan yang meninggalkan rumah meninggalkan rumah sakit tanpa 5 TS
sakit tanpa pemberitahuan pemberitahuan (melarikan diri) 0 TT
(melarikan diri). (R)

2. Rumah sakit melakukan D Bukti pelaksanaan asesmen 10 TL


identifikasi pasien menderita keperawatan untuk identifikasi
penyakit yang membahayakan pasien menderita penyakit yang 5 TS
dirinya sendiri atau lingkungan. membahayakan dirinya sendiri 0 TT
(D,W) atau lingkungan misalnya
penyakit menular, penyakit jiwa
dengan kecendrungan bunuh diri
atau perilaku agresif

W Perawat penanggung jawab


asuhan (PPJA)
3. Rumah sakit melaporkan ke D Bukti pemberian 10 TL
pada pihak yang berwenang bila informasi/laporan kepada
ada indikasi kondisi pasien yang pihak yang berwenang 5 TS
membahayakan dirinya sendiri termasuk keluarga 0 TT
atau lingkungan. (D,W)
W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf Rekam Medis
● Pasien/keluarga
RUJUKAN PASIEN
Standar ARK 5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk
memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas
kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 5


Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain didasarkan atas kondisi pasien dan kebutuhan untuk
memperoleh asuhan berkesinambungan. Rujukan pasien antara lain untuk memenuhi
kebutuhan pasien atau konsultasi spesialistik dan tindakan, serta penunjang diagnostik. Jika
pasien dirujuk ke rumah sakit lain, yang merujuk harus memastikan fasilitas kesehatan
penerima menyediakan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai
kapasitas menerima pasien.

Diperoleh kepastian terlebih dahulu dan kesediaan menerima pasien serta persyaratan
rujukan diuraikan dalam kerja sama formal atau dalam bentuk perjanjian. Ketentuan seperti
ini dapat memastikan kesinambungan asuhan tercapai dan kebutuhan pasien terpenuhi.
Rujukan terjadi juga ke fasilitas kesehatan lain dengan atau tanpa ada perjanjian formal.

Elemen Penilaian ARK 5 Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang rujukan R Regulasi tentang rujukan 10 TL
sesuai dengan peraturan termasuk meliputi:
perundang-undangan. (R) 1) kewajiban RS mencari 5 TS
fasilitas pelayanan kesehatan 0 TT
yang sesuai kebutuhan pasien
2) staf yang bertanggung jawab
dalam proses
pengelolaan/penyiapan
rujukan sesuai ARK 5.1 EP 1
3) proses rujukan untuk
memastikan pasien pindah
dengan aman (ARK 5.1 EP 2, 3,
4 dan ARK 5.2 EP 1)

2. Rujukan pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan rujukan pasien 10 TL


sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
kesinambungan asuhan pasien. kebutuhan kesinambungan 5 TS
(D) asuhan pasien 0 TT

3. Rumah sakit yang merujuk D Bukti tentang fasilitas 10 TL


memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang menerima
kesehatan yang menerima dapat dapat memenuhi kebutuhan 5 TS
memenuhi kebutuhan pasien pasien yang dirujuk 0 TT
yang dirujuk. (D,W)
W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Petugas Ambulance

4. Ada kerjasama rumah sakit D Regulasi tentang kerjasama 10 TL


yang merujuk dengan rumah rumah sakit yang merujuk
sakit yang menerima rujukan dengan rumah sakit yang 5 TS
yang sering dirujuk. (R) menerima rujukan yang sering 0 TT
dirujuk

Standar ARK 5.1


Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
Maksud dan Tujuan ARK 5.1
Rujukan pasien sesuai dengan kondisi pasien menentukan kualifikasi staf pendamping yang
memonitor dan menentukan jenis peralatan medis khusus.
Selain itu, harus dipastikan fasilitas pelayanan kesehatan penerima menyediakan pelayanan
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas pasien
dan jenis teknologi medis.

Diperlukan proses konsisten melakukan rujukan pasien untuk memastikan keselamatan


pasien.
Proses ini menangani
1. ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan
pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien;
2. selama dalam proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang
selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis;
3. dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan
peralatan medis yang dibutuhkan selama proses rujukan;

4. dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf
pengantar dan yang menerima.
Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan proses rujukan untuk
memastikan pasien telah ditransfer dengan staf yang kompeten dan dengan peralatan
medis yang tepat.
pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien;
2. selama dalam proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang
selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis;
3. dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan
peralatan medis yang dibutuhkan selama proses rujukan;

4. dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf
pengantar dan yang menerima.
Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan proses rujukan untuk
memastikan pasien telah ditransfer dengan staf yang kompeten dan dengan peralatan
medis yang tepat.

Elemen Penilaian ARK 5.1 Telusur Skor


1. Ada staf yang bertanggung D Bukti tentang penunjukan staf 10 TL
jawab dalam pengelolaan yang bertanggung jawab dalam
rujukan termasuk untuk pengelolaan rujukan termasuk 5 TS
memastikan pasien diterima di untuk memastikan pasien diterima 0 TT
rumah sakit rujukan yang dapat di rumah sakit rujukan yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien. memenuhi kebutuhan pasien
(D,W)

W ● DPJP
● Staf keperawatan
● Staf klinis terkait

2. Selama proses rujukan ada D Bukti pelaksanaan staf yang 10 TL


staf yang kompeten sesuai kompeten sesuai dengan kondisi
dengan kondisi pasien yang pasien yang selalu memonitor 5 TS
selalu memonitor dan dan mencatatnya dalam rekam 0 TT
mencatatnya medis
dalam rekam medis. (D,W)

W ● Staf keperawatan
● Petugas pendamping
3. Selama proses rujukan D Bukti tentang daftar obat, 10 TL
tersedia obat, bahan medis bahan medis habis pakai,
habis pakai, alat kesehatan, alat kesehatan, dan peralatan 5 TS
dan peralatan medis sesuai medis sesuai dengan 0 TT
dengan kebutuhan kondisi kebutuhan kondisi pasien
pasien. (D,O,W) selama proses rujukan

O Lihat ketersediaan obat, bahan


medis habis pakai,
alat kesehatan, dan peralatan
medis sesuai dengan
kebutuhan kondisi pasien

W ● Staf keperawatan
● Staf Farmasi
● Petugas Ambulance

4. Ada proses serah terima D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL


pasien antara staf pengantar serah terima pasien antara staf
dan yang pengantar dan yang menerima 5 TS
menerima. (D,O,W) 0 TT

O Lihat form serah terima pasien

W ● Staf terkait
● Petugas Ambulance
5. Pasien dan keluarga D Bukti pelaksanaan pemberian 10 TL
dijelaskan apabila rujukan yang informasi apabila rujukan yang
dibutuhkan tidak dapat dibutuhkan tidak dapat 5 TS
dilaksanakan. (D) dilaksanakan 0 TT

Standar ARK 5.2


Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis
pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 5.2


Informasi tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin
kesinambungan asuhan. Dokumen rujukan berisi
a) identitas pasien;
b) hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah
dilakukan;
c) diagnosis kerja.
d) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e) tujuan rujukan;
f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan.

Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan
(seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga dicatat
jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien
meninggal atau membutuhkan resusitasi).

Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan
perawat atau dokter yang menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam
perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.
f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan.

Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan
(seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga dicatat
jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien
meninggal atau membutuhkan resusitasi).

Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan
perawat atau dokter yang menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam
perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.

Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan
pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga
dokumentasi selama proses rujukan.

Elemen Penilaian ARK 5.2 Telusur Skor


1. Dokumen rujukan berisi D Bukti form rujukan memuat 10 TL
nama dari fasilitas pelayanan nama dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang menerima dan kesehatan yang menerima dan 5 TS
nama orang yang menyetujui nama orang yang menyetujui 0 TT
menerima pasien. (D) menerima pasien

2. Dokumen rujukan berisi D Bukti form rujukan memuat 10 TL


alasan pasien dirujuk, memuat alasan pasien dirujuk,
kondisi pasien, dan kebutuhan memuat kondisi pasien, dan 5 TS
pelayanan lebih lanjut. (D) kebutuhan pelayanan 0 TT
lebih lanjut.

3. Dokumen rujukan juga D Bukti form rujukan memuat 10 TL


memuat prosedur dan prosedur dan intervensi
intervensi yang sudah yang sudah dilakukan 5 TS
dilakukan. (D) 0 TT

4. Proses rujukan dievaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi 10 TL


dalam aspek mutu dan proses rujukan dalam
keselamatan pasien. (lihat aspek mutu dan keselamatan 5 TS
PMKP.7) (D,O.W) pasien 0 TT

O Evaluasi proses rujukan dalam


aspek mutu dan
keselamatan pasien

W ● DPJP
● Komite/tim PMKP
● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Staf keperawatan
● Petugas Ambulance
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan
atau pemulangan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan
pasien.

Maksud dan Tujuan ARK 6


Proses merujuk, memindahkan, dan memulangkan pasien membutuhkan pemahaman
tentang kebutuhan transpor pasien. Misalnya, pasien dari unit pelayanan kronik atau pusat
rehabilitasi yang membutuhkan pelayanan rawat jalan atau evaluasi asuhan di unit darurat
mungkin tiba dengan ambulans atau transportasi lainnya. Setelah selesai, pasien mungkin
minta bantuan transpor untuk kembali ke rumahnya atau fasilitas lain. Pada situasi lain,
misalnya pasien mengemudi kendaraannya sendiri menuju ke rumah sakit untuk
mendapatkan tindakan yang kemudian karena tindakan tadi mengganggu kemampuannya
mengemudi sendiri untuk pulang (seperti, operasi mata, prosedur yang memerlukan sedasi
dan sebagainya). Merupakan tanggung jawab rumah sakit melakukan asesmen kebutuhan
transpor pasien dan memastikan pasien mendapat transportasi aman. Bergantung pada
kebijakan rumah sakit dan peraturan perundang-undangan apakah ongkos transpor dapat
atau tidak menjadi tanggung jawab rumah sakit.

Jenis kendaraan untuk transportasi berbagai macam, mungkin ambulans atau kendaraan lain
milik rumah sakit atau berasal dari sumber yang diatur oleh keluarga atau teman. Jenis
kendaraan yang diperlukan bergantung pada kondisi dan status pasien.

Kendaraan transportasi milik rumah sakit harus tunduk pada peraturan perundangan yang
mengatur tentang kegiatan operasionalnya, kondisi, dan perawatan kendaraan. Rumah sakit
mengidentifikasi kegiatan transportasi yang berisiko terkena infeksi dan menentukan strategi
mengurangi risiko infeksi (lihat juga PPI 7; PPI 7.1; PPI 7.1.1; PPI 7.2; PPI 7.3; PPI 8; PPI 9).
Persediaan obat dan perbekalan medis yang harus tersedia dalam kendaraan bergantung
pada pasien yang dibawa. Misalnya, membawa pasien geriatri dari unit rawat jalan pulang ke
rumahnya sangat berbeda dengan jika harus transfer pasien dengan penyakit menular atau
transpor pasien luka bakar ke rumah sakit lain.

Jika rumah sakit membuat kontrak layanan transportasi maka rumah sakit harus dapat
menjamin bahwa kontraktor harus memenuhi standar untuk mutu dan keselamatan pasien
dan kendaraan. Jika layanan transpor diberikan oleh Kementerian Kesehatan atau Dinas
Kesehatan, perusahaan asuransi, atau organisasi lain yang tidak berada dalam pengawasan
rumah sakit maka masukan dari rumah sakit tentang keselamatan dan mutu transpor dapat
memperbaiki kinerja penyedia pelayanan transpor.

Dalam semua hal, rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keselamatan
pelayanan transportasi. Hal ini termasuk penerimaan, evaluasi, dan tindak lanjut keluhan
terkait pelayanan transportasi.

Elemen Penilaian ARK 6 Telusur Skor


1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi tentang transportasi 10 TL
transportasi pasien sesuai pasien meliputi:
dengan kebutuhannya yang 1) Asesmen kebutuhan 5 TS
meliputi asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan 0 TT
transportasi, obat, bahan medis kesehatan sesuai dengan kondisi
habis pakai, serta alat pasien, termasuk pasien rawat
kesehatan jalan
dan peralatan medis sesuai 2) Kebutuhan obat, bahan medis
dengan kebutuhan pasien. (R) habis pakai, alat kesehatan dan
peralatan medis sesuai dengan
kondisi pasien
3) Transportasi yang memenuhi
persyaratan PPI
4) Penanganan
pengaduan/keluhan dalam
proses rujukan

2. Berdasar atas hasil asesmen, D Bukti pelaksanaan transportasi 10 TL


alat transportasi yang sesuai hasil asesmen
digunakan untuk rujukan harus 5 TS
sesuai dengan kondisi dan 0 TT
kebutuhan pasien dan
memenuhi ketentuan
keselamatan transportasi
termasuk memenuhi
persyaratan
PPI. (D,O,W)
digunakan untuk rujukan harus
sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien dan
memenuhi ketentuan
keselamatan transportasi
termasuk memenuhi
persyaratan
PPI. (D,O,W) O Penyediaan alat transportasi
pasien

W ● Kepala unit pelayanan


● Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat
inap
● Staf terkait
● Sopir ambulans

3. Bila alat transportasi yang D Bukti pelaksanaan 10 TL


digunakan terkontaminasi dekontaminasi alat transportasi
cairan tubuh pasien atau sesuai PPI 7.2 5 TS
pasien dengan penyakit 0 TT
menular harus dilakukan proses
dekontaminasi.
(lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)

O Lihat bukti dokumentasi proses


dekontaminasi alat
transportasi

W ● IPCN
● Staf terkait
● Sopir ambulans

4. Ada mekanisme untuk D Bukti pelaksanaan penanganan 10 TL


menangani keluhan proses pengaduan/keluhan dalam
transportasi dalam rujukan. proses rujukan 5 TS
(D,W) 0 TT

W ● Staf keperawatan
● Petugas pendamping

Anda mungkin juga menyukai