Anda di halaman 1dari 19

RINGKASAN MATA KULIAH

Tinjauan Organisasi Sektor Publik dan Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Mata Kuliah :

Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu :

Made Yenni Latrini, S.E., M.Si.

Oleh Kelompok 6 :

Ni Putu Praditha Jeconia Putri (2107531105)


Tika Srivintata br Tarigan (2107531106)
Yohana Eka Putri Saralisa (2107531107)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1

1. Tinjauan Organisasi Sektor Publik.................................................................................. 1

1.1 Pengertian Organisasi Sektor Publik (ASP) ................................................................... 1

1.2 Karakteristik Organisasi Sektor Publik ......................................................................... 1

1.3 Value For Money ........................................................................................................... 2

1.4 Perbedaan dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Privat ....................... 3

1.5 Tujuan Akuntansi Sektor Publik ................................................................................... 4

1.6 Perkembangan Akuntansi Sektor Publik ....................................................................... 5

1.7 Akuntabilitas Sektor Publik ........................................................................................... 6

1.8 Otonomi Daerah ............................................................................................................ 7

2. Akuntansi Manajemen Sektor Publik .............................................................................. 9

2.1 Akuntansi sebagai Alat Perencanaan ............................................................................. 9

2.2 Akuntansi sebagai Alat Pengendalian .......................................................................... 10

2.3 Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik ................................................................ 11

2.4 Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik ............................................................. 13

2.5 Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik ...................................................... 13

2.6 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik .......................................................... 14

KESIMPULAN ................................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 17

i
PEMBAHASAN
1. Tinjauan Organisasi Sektor Publik
1.1 Pengertian Organisasi Sektor Publik (ASP)
Mahmudi (2016:2) menyatakan bahwa organisasi sektor publik merupakan
organisasi yang bergerak dibidang pelayanan publik dan penyelenggaraan negara dalam
rangka pelaksanaan konstitusi negara. Sedangkan Nordiawan (2014: 4) menyatakan bahwa
organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang menyediakan barang
atau jasa publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bukan untuk mencari
keuntungan finansial. Selain itu, Bastian (2006:3) menyatakan bahwa organisasi sektor
publik di Indonesia adalah organisasi yang menggunakan dana masyarakat.
Dari pengertian organisasi sektor publik yang sudah disampaikan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa organisasi sektor publik adalah organisasi yang mengelola keuangan
dimana dananya didapat dari rakyat sehingga dapat menimbulkan pertanggungjawaban
kepada rakyat.

1.2 Karakteristik Organisasi Sektor Publik


Akuntansi merupakan aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity).
Tujuannya mengarah kepada hal-hal tertentu yang harus dicapai dan bermanfaat.
Akuntansi digunakan baik untuk sektoor swasta maupun sektor publik untuk tujuan yang
berbeda-beda. Akuntansi untuk sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan
akuntansi yang digunakan sektor swasta. Perbedaan utamanya terlihat dari lembaga atau
instansi yang menggunakan kedua ilmu akuntansi tersebut. Perbedaan sifat karakteristik
tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan. Akuntansi sektor publik biasanya
digunakan untuk lembaga pemerintah daerah dan pusat.
Karakteristik akuntansi sektor publik berfokus pada dua hal. Pertama, akuntansi
untuk sektor publik berfokus pada sifat lembaga yang merupakan organisasi non profit
seperti lembaga pemerintahan. Kedua, akuntansi sektor publik berfokus pada tujuan
lembaga yang hanya menyediakan informasi pelayanan pada publik.
Dalam pelaksaanaannya organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang
sangat kompleks dan turbulence. Komponen yang memengaruhinya meliputi faktor
ekonomi, politik, kultur, dan demografi.
1) Faktor ekonomi

1
Pengaruh dalam bidang ekonomi misalnya berupa tingkat inflasi, nilai tukar mata uang,
infrastruktur, GNP/GPD, tenaga kerja, arus modal dalam negeri, cadangan devisa,
kemiskinan, kesenjangan sosial, dan pertumbuhan ekonomi.
2) Faktor politik
Pengaruh dalam bidang politik misalnya legitimasi pemerintah, ideologi negara,
kelembagaan, jaringan internasional, dan pemerintahan yang berkuasa.
3) Faktor kultural
Dalam bidang kultural dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat yang berbeda, tingkat
pendidikan, keberagaman suku, historis, dan sosiologi masyarakat.
4) Faktor demografis
Dalam bidang demografis dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan masyarakat, kesehatan
masyarakat, migrasi, dan struktur usia penduduk.
1.3 Value For Money
Mahmudi (2010), value for money merupakan konsep penting dalam organisasi
sektor publik dimana value value for money memiliki arti penghargaan terhadap uang.
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sector public yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu :
1) Ekonomi berkaitan dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir
input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros
dan tidak produktif. organisasi harus memastikan bahwa dalam perolehan sumber
daya input, seperti material, barang dan bahan baku tidak terjadi pemborosan.
2) Efisiensi merupakan perbandingan atau input yang dikaitkan dengan standar kinerja
target yang terapkan. Suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien
apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendak-rendahnya. Atau
dengan imput tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya.
3) Efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Semakin besar
kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi,
program, atau kegiatan tersebut.
Ketiga elemen diatas merupakan elemen pokok value for money, namun ada
tambahan dua elemen lagi yaitu :
1) Keadilan (Equity) mengacu pada adanya kesempatan social yang sama untuk
mendapatkan pelayanan public yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.

2
2) Kesetaraan (Equality) artinya penggunaan uang public hendaknya tidak hanya
terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan dilakukan secara merata.

1.4 Perbedaan dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Privat
Perbedaan organisasi sektor publik dengan organisai sektor privat (privat) dapat
dilihat dengan membandingkan beberapa hal yaitu tujuan organisasi, sumber pembiayaan,
pola pertanggungjawaban, struktur organisasi, karakteristik anggaran, stakeholder yang
dipengaruhi, dan sistem akuntansi yang digunakan.
1) Tujuan Organisasi
Tujuan yang dimiliki sektor publik adalah bukan untuk mencari laba, tetapi
memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan masyarakat. Adapun
pelayanan yang dimaksud dalam bidang pendidikan, keamanan masyarakat, penegakan
hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan sebagainya.
Tujuan sektor privat adalah memaksimumkan laba untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham.
2) Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan sektor publik berasal dari pajak, retribusi, laba BUMN atau
BUMD, pinjaman luar negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, pinjaman, hibah, dan lain
sebagainya. Sedangkan sektor privat sumber pendanaannya lebih fleksibel, dari segi
internal berasal dari modal pemilik dan deviden, sedang dari eksternal adalah utang bank,
obligasi, dan penerbitan saham baru.
3) Pertanggungjawaban
Pada sektor publik bertanggung jawab kepada masyarakat melalui perwakilan
pemerintah dan langsung kepada masyarakat yang terkait. Sedangkan pada sektor privat
bertanggung jawab kepada para pemilik yaitu pemegang saham dan kreditur.
4) Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang dimiliki sektor privat bersifat fleksibel, datar, piramid,
fungsional, dan sebagainya. Sedangkan pada sektor publik bersifat birokratis, kaku,
hirarkis karena sektor publik sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik yang komplek.
5) Karakteristik Anggaran
Dalam sektor publik, anggaran adalah hal yang sangat penting, yaitu sebagai
otorisasi pelaksanaan, sebagai alat pengawassan, alat kontrol dan pengendalian
pemerintahan dan pertanggung jawaban APBN dan APBD. Sementara dalam sektor privat,

3
anggaran bersifat sangat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan
lingkungan dan ekonomi yang terjadi.
6) Akuntansi Keuangan
Pada sektor publik sistem akuntansi yang digunakan adalah akuntansi berbasis kas
(cash basis accounting). Sedangkan pada sektor privat sistem akuntansi yang digunakan
adalah akuntansi berbasis akrual (accrual accounting). Meskipun organisasi sektor publik
dan sektor privat memiliki perbedaan, akan tetapi terdapat beberapa persamaan, yaitu:
a. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor privat merupakan bagian integral dari
sistem ekonomi, di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor privat dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomi, efisien dan efektif.
c. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama
dikedua sektor. Kedua sektor tersebut membutuhkan informasi yang handal, relevan
untuk melaksanakan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian).
d. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, seperti sama-sama
bergerak dibidang transportasi masal, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan
sebagainya.
e. Kedua sektor terikat pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum lain
yang disyaratkan.
1.5 Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Berdasarkan American Accounting Association, tujuan utama akuntansi untuk
sektor publik adalah untuk memberikan informasi dan laporan yang selanjutnya digunakan
untuk pengendalian manajemen dan sebagai pertanggungjawaban. Akuntansi sektor
publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian
manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi bagi
pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah,
informasi akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari
perencanaan strategi, pembuatan program, penganggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan
kinerja.
1) Pengambilan keputusan

4
Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk
membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat
digunakan untuk menentukan biaya suatu program, proyek, atau aktivitas serta
kelayakannya baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi akuntansi,
pemerintah dapat menentukan biaya pelayanan (cost of service) yang diberikan kepada
publik, menetapkan biaya standar, dan harga yang dibebankan kepada publik atas suatu
pelayanan (charging for service). Sebagai contoh, untuk dapat menetapkan SPP per siswa,
pemerintah harus menghitung biaya per siswa untuk tingkat pendidikan tertentu.
2) Pemilihan program yang efektif dan ekonomis
Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif san ekonomis akan sangat
membantu dalam proses penganggaran dimana membutuhkan keahlian khusus karena
penganggaran di sektor publik merupakan proses politik.
3) Pengukuran kinerja
Pemerintah memerlukan informasi akuntansi terutama untuk menentukan indikator
kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator tersebut dapat
bersifat finansial maupun nonfinansial.
4) Pembuatan laporan keuangan
Akuntansi diperlukan dalam proses pembuatan laporan keuangan sektor publik
berupa laporan pelaksanaan anggaran, laporan alokasi sumber dana dan neraca.

1.6 Perkembangan Akuntansi Sektor Publik


Istilah “sektor publik” pertama kali digunakan pada tahun 1952. Pada tahun 1950-
an dan 1960-an, sektor publik memainkan peran utama sebagai pembuat dan pelaksana
strategi pembangunan. Lalu pada tahun 1970-an, adanya kristikan dan serangan dari
pendukung teori pembangunan radikal yang mempertanyakan kembali peran sektor publik
dalam pembangunan. Berbagai kritikan muncul terhadap sektor publik yang
keberadaannya dianggap tidak efisien dan jauh tertinggal dengan kemajuan yang terjadi
dengan sektor swasta bahkan dianggap mengganggu pembangunan karena dianggap
pemborosan dan tidak efisien.
Sebagai jawaban atas kriitik tersebut, pada tahun 1980-an sektor publik direformasi
oleh negara-negara industri maju. Berbagai perubahan dilakukan, contohnya : memakai
pendekatan New Public Management (NPM). NPM berasal dari teori manajemen yang

5
pada dasarnya beranggapan bahwa praktik bisnis komersial dan manajemen swasta lebih
baik dibandingkan dengan praktik sektor publik.
Dengan adanya perubahan pada sektor publik , terjadi pula perubahan pada
akuntansi sektor publik. Contohnya : terjadi perubahan system akuntansi, dari yang
awalnya berbasis kas menjadi akrual. Tujuan memperkenalkan system akuntansi berbasi
akrual adalah untuk membantu meningkatkan transparansi dan memperbaiki efisiensi dan
efektivitas sektor publik.
Lembaga sector public masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya
dan memanfaatkan sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif. Akuntansi sector
public merupakan alat untuk menciptakan good public and corporate governance memiliki
peran yang sangat vital dan signifikan. Akuntansi sector public akan terus berkembang
seiring dengan meningkatnya tuntutan dilakukannya transparansi dan akuntabilitas public
oleh Lembaga-lembaga sector public.
1.7 Akuntabilitas Sektor Publik
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Akuntabilitas publik dibuat
dalam periode khusus. Informasi yang ada di dalamnya bisa disebarluaskan pada mereka
yang memberikan kepercayaan atau pada pihak yang terkena dampak dari diterapkannya
kebijakan perusahaan. Adapun tiga fungsi akuntibilitas publik menurut Bowen yaitu:
1) Sebagai Alat Kontrol Berjalannya Demokrasi
Adanya akuntabilitas akan menjadi media kontrol bagi pemegang kepercayaan.
Setiap anggota atau masyarakat lalu bisa melakukan kontrol kepada pemimpinnya
melalui akuntabilitas yang sudah dibuat. Selain itu, kehadiran akuntabilitas juga bisa
dijadikan sebagai indikator untuk menentukan keberhasilan kepemimpinan yang sudah
dilakukan dalam periode waktu tertentu. Dewan pengawas atau berbagai pihak yang
berkepentingan bisa melakukan evaluasi atas performa yang sudah dilakukan.
2) Meminimalisir Risiko Penyalahgunaan Wewenang atau Tindakan Korupsi
Sebagian besar terungkapnya kegiatan korupsi adalah setelah berhasilnya
dilakukan audit keuangan. Dengan adanya laporan keuangan yang bisa
dipertanggungjawabkan, maka pihak BPK bisa melakukan analisa dan kontrol terkait ada
atau tidaknya tindakan korupsi. Tanpa adanya akuntabilitas publik, mendeteksi kegiatan

6
korupsi akan menjadi sangat sulit. Pihak yang memiliki wewenang bisa merasa bebas
karena dirinya merasa tidak diawasi dan tidak harus melakukan pertanggungjawaban.
Kehadiran akuntabilitas publik ini tidak hanya bersifat represif, tapi juga preventif. Setiap
pemilik wewenang akan berpikir ratusan kali bila ingin melakukan korupsi, karena
dirinya harus membuat akuntabilitas publik yang transparan.
3) Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas
Suatu sistem yang efisien tidak bisa diciptakan secara instan, diperlukan proses
yang bertahap dan evaluasi secara berkelanjutan. Kehadiran akuntabilitas bisa
dimanfaatkan oleh pemilik kepentingan untuk mengetahui bagian mana saja yang belum
bergerak secara efisien, masalahnya, dan bagaimana fokus dalam memecahkan masalah
yang harus dicari.
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam
reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem manajemen
pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta sekaligus
peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dan impact (dampak). Maka
pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban
yang jelas dan teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP tertuang dalam “Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah” yang mana
didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,
alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan
data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah,
dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
1.8 Otonomi Daerah
Berdasarkan PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai
substansi usaha-usaha untuk meningkatkan akuntabilitas daerah dan transparansi melalui
pembangunan sistem akuntansi keuangan daerah. Selain itu, PP tersebut juga merupakan
peraturan pelaksana dari undang-undang yang komprehensif dan terpadu (omnibus
regulation) dari paket reformasi regulasi keuangan negara khusunya mengenai
penerapannya di pemerintahan daerah yang mencakup tentang perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan keuangan daerah, dan pertanggung jawaban
keuangan daerah. Oleh karena itu khusus mengenai akuntansi di pemerintahan daerah
merupakan bagian dari pengertian akuntansi pemerintahan, yaitu : sub cabang ilmu

7
pengetahuan akuntansi. Sebagai catatan, sering diungkapkan secara interchangeable
mengenai pengertian akuntansi pemerintah dengan akuntansi sektor publik.
Hal-hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses perencanaan dan anggaran pada
pengelolaan keuangan daerah adalah : Pertama, adanya bentuk partisipasi publik, yaitu
melalui langkah penjaringan aspirasi masyarakat yang bertujuan sinkronisasi antara
kepentingan publik dengan kemampuan sumber daya daerah. Kedua, merupakan bentuk
proses kebijakan publik (bottom-up planning) dalam era demokratisasi anggaran : equity
dan equality (keadilan dan kesepadanan) dimana penggalian aspirasi demi kepentingan
masyarakat (basic and social needs) dilaksanakan melalui musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang dari tingkat kelurahan atau desa sampai
dengan Daerah Tingkat I (Dati I) dan/atau Daerah Tingkat II (Dati II), Ketiga, kehati-
hatian pemerintah daerah (Pemda) dan DPRD sangatlah diperlukan dalam menentukan
prioritas daerah. Karena hal ini akan terkait dengan kondisi perekonomian, penyusunan
kinerja sebagai bahan pertimbangan dan keseimbangan antara pendapatan dan belanja
(adanya plafon anggaran),Keempat, sinkronisasi antara Pemda dan DPRD atas penetapan
APBD menjadi sebuah peraturan daerah (Perda) yang mengikat dengan segala bentuk atas
segala bentuk atas perubahan APBD yang disepakati, dengan kata lain merupakan
formulasi keterkaitan kebijakan (policy) dan anggaran (budget), Kelima, penyusunan
APBD melalui proses yang terjadwal dan merupakan kompilasi dokumen anggaran dan
yang merupakan sub SIKD antara lain adalah dokumen rencana anggaran satuan kerja
(RASK) sampai menjadi daftar anggaran satuan kerja (DASK) pada masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Laporan keuangan daerah (LKD) merupakan pertanggung jawaban daerah yang
bermuara dari kompilasi dokumen perencanaan anggaran sampai dengan pembendaharaan
dan pencatatan akuntansi di setiap SKPD maupun Satuan Pengelola Keuangan Daerah
(SPKD). Akuntabilitas publik dalam LKD pengaturannya dalam PSAP No. 1 merupakan
peranan dan tujuan pelaporan keuangan antara lain : Pertama, untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
suatu entitas pemerintah selama satu periode pelaporan, Kedua,untuk membandingkan
realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi aktifitas dan efisiensi suatu entitas, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan, Ketiga, untuk kepentingan
akuntabilitas, manajerial, transparansi, dan keseimbangan antar generasi.

8
Adapun asumsi dasar LKD adalah kemandirian, kesinambungan entitas dan
keterukuran dalam satu uang dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang
relevan, andal dan netralis. Sedangkan prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam
LKD adalah berbasis akuntansi yaitu : nilai perolehan (historical cost), realisasi
(realization), substansi mengungguli formalitas (substance over form), periodesasi dan
konsistensi (periodicity and concistency), pengungkapan lengkap (full disclosure), dan
penyajian wajar (fair presentation) laporan dimaksud terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas, dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan

2. Akuntansi Manajemen Sektor Publik


2.1 Akuntansi sebagai Alat Perencanaan
Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi.
Perencanaan meliputi aktivitas yang sifatnya stratejik, taktis, dan melibatkan aspek
operasional. Dalam hal perencanaan organisasi, akuntansi manajemen berperan dalam
pemberian informasi historis dan prospetif untuk memfasilitasi perencanaan. Perencanaan
dalam organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi keadaan di masa depan.
Tiap organisasi memiliki system perencanaan yang berbeda tergantung pada situasi dan
keadaan organisasi tersebut.
Dalam organisasi sector public, lingkungan yang memengaruhi sangat beragam.
Yang paling mempengaruhi kestabilan organisasi adalah politik dan ekonomi. Sehingga
informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi dan estimasi mengenai kejadian
yang mungkin saja bisa terjadi.
Tingkat ketidakpastian yang dihadapi sector public di masa depan akan semakin
tinggi karena pengaruh pesatnya teknologi informasi, misalnya perkembangan internet
menyebabkan munculnya gagasan dikembankannya e-government yaitu upaya untuk
memperbaiki proses dan prosedur administrasi di pemerintahan dengan metode internet
agar memberikan kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan dapat dibedakan menajajdi tiga :
1) Informasi sifatnya rutin atau ad hoc, informasi ini diperlukan untuk perencanaan
regular, contohnya : laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan.

9
Organisasi sector publik menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan
membutuhkan informasi yang segera sehingga diperlukan informasi akuntansi yang ad
hoc.
2) Informasi kuantitatif atau kualitatif
3) Informasi disampaikan melalui saluran formal atau informal. Pada organisasi sector
public, saluran informasi lebih banyak bersifat formal, sedangkan informasi informal
sangat jarang dilakukan karena adanya batasan transparansi dan akuntabilitas public
yang harus dilakukan oleh Lembaga-lembaga publik, sehingga perencanaan tidak dapat
dilakukan secara personal atau hanya melibatkan beberapa orang.

2.2 Akuntansi sebagai Alat Pengendalian


Dalam menjamin bahwa strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi
dijalankan secara ekonomis, efisien, dan efektif diperlukan suatu sistem pengendalian
yang efektif. Pola pengendalian organisasi berbeda-beda tergantung pada jenis dan
karakteristik organisasi. Organisasi privat karena sifatnya yang berorientasi pada
perolehan laba, maka alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada mekanisme
negosiasi. Sementara itu, organisasi sektor publik yang sifatnya tidak mengejar laba serta
adanya pengaruh politik yang besar, maka alat pengendaliannya lebih banyak berupa
peraturan birokrasi.
Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena
akuntansi memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi umumnya
dinyatakan dalam bentuk ukuran financial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan
pengintegrasian informasi dari tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk
gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan. Lebih lanjut, informasi akuntansi
memungkinkan bagi organisasi untuk mengitegrasikan aktivitas organisasi.
Untuk memahami akuntansi sebagai alat pengendalian maka perlu dibedakan
penggunaan informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan dengan akuntansi
sebagai alat pengendalian organisasi. Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan
atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi
memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik. Sementara itu, pengendalian
organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian aktivitas fungsional kedalam sistem
organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa
organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan.

10
Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan
pengendalian keuangan. Informasi yang dibutuhkan lebih kompleks tidak sekedar
informasi keuangan saja. Untuk mencapai tujuan pengendalian organisasi dibutuhkan
informasi yang lebih luas meliputi aspek ekonomi, social dan politik dari investasi yang
diajukan.
2.3 Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah
memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian informasi. Dalam organisasi sektor
publik, perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan strategi, sedangkan
pengendalian dilakukan terhadap task control. Peran akuntansi manajemen dalam
organisasi sektor publik meliputi :
1) Perencanaan strategi
Pada tahap perencanaan strategi, manajemen organisasi membuat alternative-
alternatif program yang dapat mendukung strategu organisasi. Program tersebut diseleksi
dan dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki.
Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa
biaya program (cost of program) dan berapa biaya suatu aktivitas (cost of activity),
sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut manajer dapat menentukan anggaran
yang dibutuhkan dengan sumber daya yang dimiliki.
2) Pemberian informasi biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisaasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
a. Biaya input, yang mengorbankan sumber daya untuk memberikan pelayanan berupa
biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
b. Biaya output, yang dikeluarkan untuk mengantar produk hingga ke tangan pelanggan.
c. Biaya proses, yang dipertimbangkan sesuai dengan fungsi organisasinya, sseperti
biaya departemen produksi, departemen personalia, dan biaya dinas-dinas.
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam
perencanaan finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Peran akuntans
manajemen dalam pemberian informasi biaya meliputi menentukan klasifisikasi biaya,
biaya apa saja yang masuk kategori biaya rutin (recurrent expenditure) dan yang masuk
dalam biaya modal (capital expenditure), conrollable dan unctontrollable, biaya tetap dan

11
variabel, dan sebagainya. Informasi akuntansi manajemen diharapkan dapat membantu
manajer dalam menentukan dan melaporkan biaya. Proses penentuan baiaya meliputi lima
aktivitas, yaitu :
a. Cost finding, tahap mengakumulasikan data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk/layanan jasa.
b. Cost recording, tahap melakukan kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi
organisaasi.
c. Cost analyzing, tahap melakukan analisis biaya dengan mengidentifikasi jenis dan
perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan.
d. Strategic cost management, tahap menentukan strategi penghematan biaya agar
tercapai value of money.
e. Cost reporing, tahap memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan
dalam bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan
yang akan disampaikan kepada pihak eksternal.
3) Penilaian investasi
Organisasi sektor publik memerlukan akuntansi manajemen untuk penilaian
investasu untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial. Untuk dapat
menilai investasi diperlukan indentifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau keuntungan dari
suatu investasi. Dalam penilaian investasi, yang harus diperhatikan oleh akuntansi
manajemen adalah tingkat diskonto, tigkat inflasi, tingkat risiko, dan sumber pendanaan
untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi sektor publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya manfaat (cost-benefit analysis). Namun dalam praktiknya, cara ini sulit
digunakan untuk memudahkan kemudian digunakan analisis efektivitas biaya dengan
menekankan seberapa besr dampak (outcome) yang dicapai dari suatu investasi dengan
biaya tertentu.
4) Penganggaran
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik
yang efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya
publik, alat distribusi, dan stabilisasi. Akuntansi manajemen merupakan alat vital untuk
proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis,
efesien, efektif, adil dan merata yang harus didukung dengan manajemen sumber daya
manusia yang handal.

12
5) Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for service)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan biaya yang dikeluarkan
untuk memberikan pelayanan tertentu dna berapa tarif yang akan dibebankan kepada
pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Penentuan
ini merupakan suatu rangkaian yang membutuhkan informasi akuntansi.
6) Penilaian kinerja
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat efesiensi dan efektivitas organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, akuntansi manajemen
berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan
satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.
2.4 Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Tipe pengendalian manajemen dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Pengendalian Preventif, dimana pengendalian ini terkait dengan perumusan strategi dan
perencanaan strategi yang dijelaskan dadalm bentuk program-program.
2) Pengendalian operasional, Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3) Pengendalian kinerja, Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

2.5 Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Alasan suatu organisasi menjadi kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban tersebut adalah:
1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat
5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan

13
6) Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen
7) Sebagai alat pengendalian anggaran;
2.6 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi
formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi :
1) Perumusan strategi (strategy formulation)
Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top
management) untuk menentukan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan
kebijakan, serta strategi organisasi. Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan
kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah
dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi.
Proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu :
a. Pernyataan misi dan tujuan.
b. Analisis dan scanning lingkungan.
c. Profil internal dan audit sumber daya.
d. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategis.
e. Implementasi.
2) Perencanaan Strategi (Strategic Planning)
Perencanaan strategi adadlah proses penentuan program-program, aktivitas, atau
proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan. Hasil dari perencanaan strategi berupa rencana-rencana strategi
(strategic plans). Manfaat perencanaan strategi bagi organisasi antara lain :
a. Sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efesien.
b. Sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.
c. Sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal.
d. Rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek.
e. Sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas.
f. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk meningkatkan komunikasi
antara manajer puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan

14
memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level nawah
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan strategi dapat
digunakan untuk membantu mengantisipasi dan memberikan arahan perubahan. Untuk itu,
perencanaan strategi harus didukung oleh hal-hal berikut :
a. Struktur pendukung baik secara manajerial maupun political will.
b. Proses dan praktik implementasi di lapangan.
c. Kultur organisasi.
3) Penganggaran
Setelah tahap perencanaan strategi selesai, tahap berikutnya adalah menentukan
anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan sektor yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik
memiliki karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta karena adanya pengaruh politik
dalam proses penganggaran.
4) Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupak tahap akhir pada proses pengendalian manajemen.
Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengandalian manajemen yang dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian
kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Peran
penting adanya penghargaan adalah untuk mendorong tercapainya tujuan organisasi dan
menciptakan keputusan bagi setiap individu. Pemberian imbalan (reward) dapat berupa
finansial seperti kenaikan gaji, bous, dan tunjangan sedangkan nonfinansial berupa promosi
jabatan, kepercayaan dan penempatan kerja di lokasi yang lebih baik. Untuk kondisi tertentu
pemberian sanksi dan hukuman diperlukan namun orientasi penilaian kinerja lebih baik
diarahkan kepada reward oriented.

15
KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi sektor publik
adalah organisasi yang mengelola keuangan dimana dananya didapat dari rakyat sehingga
dapat menimbulkan pertanggungjawaban kepada rakyat. Karakteristik akuntansi sektor
publik berfokus pada dua hal. Pertama, akuntansi untuk sektor publik berfokus pada sifat
lembaga yang merupakan organisasi non profit seperti lembaga pemerintahan. Kedua,
akuntansi sektor publik berfokus pada tujuan lembaga yang hanya menyediakan informasi
pelayanan pada publik. Dalam organisasi sektor publik memiliki konsep penting yaitu
value for money yang memiliki arti penghargaan terhadap uang. Akuntansi sektor publik
akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya tuntutan dilakukannya transparansi
dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sector publik. Dalam bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya maka dibuatlah
akuntabilitas publik. Informasi yang ada di dalamnya bisa disebarluaskan pada mereka
yang memberikan kepercayaan atau pada pihak yang terkena dampak dari diterapkannya
kebijakan perusahaan.
Dalam organisasi sector public, lingkungan yang memengaruhi sangat beragam.
Yang paling mempengaruhi kestabilan organisasi adalah politik dan ekonomi. Sehingga
informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi dan estimasi mengenai kejadian
yang mungkin saja bisa terjadi. Pengendalian adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut Controlling is the process
of measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengendalian adalah
proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure
desired results. (Schermerhorn,2002). Di dalam pengendalian terdapat beberapa tipe yang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pengendalian preventif (preventif control),
pengendalian operasional (operational control), pengendalian kinerja. Sistem
pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility
centers). Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat
penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi

Madelia, m. (2015). VALUE FOR MONEY DALAM PENILAIAN KINERJA


PEMERINTAHAN. Retrieved from
https://www.academia.edu/30298338/VALUE_FOR_MONEY_DALAM_PENILAIAN_
KINERJA_PEMERINTAHAN

Budijono, E. (2012). BAGAIMANA PERANAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


TERHADAP PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH. Retrieved from
https://magisterakutansi.blogspot.com/2012/07/bagaimana-peranan-akuntansi-
sektor.html

Winda, L. 2018. Organisasi Sektor Publik: Dari


https://perpustakaan.poltektegal.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=19913&bid=12032

Admin. 2022. Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta. Dari
https://akuntansi.uma.ac.id/2022/04/28/perbedaan-dan-persamaan-sektor-publik-dan-
sektor-swasta/

Ibnu. 2022. Mengenal Akuntabilitas Publik dan Berbagai Manfaatnya. Dari


https://accurate.id/akuntansi/akuntabilitas-publik/

Utami, P. 2020. Peran dan Sistem Pengendalian Akuntansu Manajemen Sektor Publik. Dari
https://www.academia.edu/37843451/peran_dan_sistem_pengendalian_akuntansi_manaj
emen_sektor_publik_doc

17

Anda mungkin juga menyukai