( Muhammad Ariyanto )
Menyetujui
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Muhammad Ariyanto
NPM : 1914201110035
Judul Laporan Pendahuluan :1. Kehamilan Trimester 3
2. Kehamilan Gameli
Judul Resume Keperawatan :1.Resume Keperawatan “Kehamilan Trimester 3”
2. Resume Keperawatan “Kehamilan Gameli”
Telah menyelesaikan semua laporan Praktik Lapangan (KKNI) Maternitas
( Muhammad Ariyanto )
Mengesahkan
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(Mariani,Ns.,M.Kep) (Fitriani
Ramadhan,S.Kep.,Ns)
1120058903 503/1342/SIPP/111.19/Diskes
LAPORAN PENDAHULUAN 1 KEHAMILAN TRISMETER
III
DISUSUN OLEH :
Muhammad Ariyanto
NPM : 1914201110035
1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa kehamilan
terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan
(28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari
minggu ke – 28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh
janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan
perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010:79).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2011:118).
d. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi.
e. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita yang
tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat ± 30%
pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh
meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah
kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami
distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi
aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari
utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga
mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah pada kulit
disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas”
mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
f. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran
gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan
oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan
berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga
menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
g. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler
yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat
terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi
isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks
dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
h. TRAKTUS URINARIUS
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering berkemih
timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju
filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah,
sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik
lebih banyak yang dikeluarkan.
i. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG, IgA dan
Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah
pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.
j. Kulit
Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan
ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh persiapan-persiapan kebutuhan
bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang
dua minggu kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh
bayinya (Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika
bayi membesaar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu
terlalu lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada persiapan dan
persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton,1995).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul dan mulai
dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui, misalnya Apakah ia bisa melahirkan
normal ? Bagaimanan cara mengejan ? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat
melahirkan ? Apakah bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya
memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan yang yang
pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap kakak-kakak “si bayi” agar
tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan demikian, ibu tidak akan merasa khawatir
dan memikirkan kondisi putra-putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman pada ibu dan
dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya dengan latihan senam bersama-
sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan membantu ibu dalam memenuhi segala
kebutuhannya. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental
yang kuat untuk menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat
berarti (Hulliana,2001).
4. Pathway
5. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III
7. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan ini tidak hanya berguna untuk mengetahui
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-
waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
B. Pemeriksaan Kadar Hb
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada
trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia
atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan darah pada kehamilan trimester III perlu dilakukan
untuk mengetahui terjadi anemia atau tidak. Klasifikasi anemia menurut Romauli (2014) adalah Hb
11 gr% tidak anemia, Hb 9-10,5 gr % anemia ringan, Hb 7 – 8 gr% anemia sedang dan Hb < 7 gr %
anemia berat.
8. Penatalaksana
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman meliputi:
a. Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa terjadi pada
kehamilan trimester III untuk memberikan pemahaman kepada klien dan menurunkan
kecemasan serta membantu penyesuaian aktivitas perawatan diri. Masalah yang mungkin
muncul pada kehamilan trimester III seperti nyeri punggung, varises pada kaki, susah tidur,
sering BAK, hemoroid, konstipasi, obstipasi, kram pada kaki dan lain sebagainya.
b. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) seperti :
1) Nutrisi ibu hamil
Kebutuhan nutrisi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil, karena
penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ibu hamil harus mengonsumsi makanan
yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang) seperti kentang,
kacang- kacangan, sayuran hijau dan minum air putih.
2) Hygiene selama kehamilan
Menjaga kebersihan berguna untuk mengurangi kemungkinan infeksi.
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dalam minimal 2
kali sehari serta menjaga kebersihan daerah genetalia.
3) Hubungan seksual
Memilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi ibu hamil, sebaiknya
menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan
kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar.
4) Aktivitas dan istirahat
Mengusahakan tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Karena tidur
yang cukup dapat membuat ibu menjadi rileks, bugar dan sehat.
5) Perawatan payudara dan persiapan laktasi dan menjaga kebersihan payudara.
6) Tanda-tanda persalinan yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar ke perut,
sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar,
keluar lendir bercampur darah dan keluar banyak cairan dari jalan lahir.
7) Persiapan yang diperlukan untuk persalinan yaitu perlengkapan ibu dan bayi.
c. Menganjurkan ibu untuk segera mencari pertolongan dan segera datang ke tenaga
kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya seperti berikut perdarahan pervaginam
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang pandangan kabur nyeri abdomen
bengkak pada wajah dan tangan serta kaki gerakan bayi berkurang atau sama sekali tidak
bergerak.
d. Memberikan suplemen penambah darah seperti tablet Fe untuk meningkatkan persediaan
zat besi selama kehamilan dan diminum sekali sehari pada malam hari dengan air putih
bukan dengan teh atau sirup.
e. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc apabila ibu belum mendapatkan. Pada ibu hamil
imunisasi TT diberikan 2 kali dengan selang waktu 4 minggu.
f. Menjadwalkan kunjungan ulang pada kehamilan trimesterIII setiap 2 minggu dan jika
setelah 36 minggu kunjungan ulang setiap minggu sebelum persalinan.
9. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan Datang,
Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat Perkawinan (usia
menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi (menarche, siklus/lama,
byknya haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu, Riwayat
Kehamilan sekarang (usia kehamilan menurut pasien, HPHT, periksa ANC berapa kali,
therapy, penkes, suntik TT 1-3, kebiasaan merokok, minum minuman keras, jamu,
obt2an, ada hewan peliharaan, gerakan janin, dan rencana bersalin). Riwayat KB (KB
yang digunakan, lamanya, alas an berhenti, renc KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari hari
sebelum dan slm hamil (nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene),
Psikososiospiritual (perasaan dengan kehamilan, respon keluarga terhadap kehamilan,
dan pengambil keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
Tingkat Kesadaran
Berat Badan dan Tinggi Badan
LILA
TTV
Status Obstetri
3) Inspeksi
Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. Bagian fundus
teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras. Bagian Kiri
ibu teraba bagian kecil kecil janin.
Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan melenting.
Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum masuk PAP
5) Auskultasi, mendengarkan DJJ
6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / -
b. Diagnosa yang mungkin muncul
1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus.( Nanda hal
187)
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus. (Nanda hal 228)
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh hormonal.
(Nanda hal 245)
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan. (Nanda hal 214)
c. Rencana keperawatan
1) Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan
abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus.( Nanda hal 187)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang perubahan pola
eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini, mengidentifikasi cara-cara
untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan.
- Manajemen eliminasi urine (NIC hal 170)
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang Membantu klien memahami alasan
perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga. ketiga.
2. anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi miring saat tidur.
Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
3. Anjurkan klien untuk menghindari Posisi ini memungkinkan terjadinya
posisi tegak dalam waktu yang sindrom vena kava dan menurunkan
lama. aliran vena.
4. Berikan informasi mengenai Mempertahankan tingkat cairan dan
perlunya masukan cairan 6-8 perfusi ginjal adekuat, yang
gelas/ hari, penurunan masukan 2- mengurangi natrium diet untuk
3 jam sebelum beristirahat, dan mempertahankan status isotonik.
penggunaan garam, makanan, dan
produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai Kehilangan atau pembatasan natrium
bahaya menggunakan diuretik dan dapat sangat menekan regulator renin-
penghilangan natrium dari diet. angiotensin-aldosteron dari kadar
cairan, mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat.
6. Tes urin midstream untuk Dapat mengidentifikasi spasme
memeriksa albumin glomerulus atau penurunan perfusi
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. E, Marylinn. (2001). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
2. Definisi
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut selalu menarik
perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko
yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar
harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto
rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga
sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.(Manuba, 1998:265)
Kehamilan multipel ( multiple pregnancy ) adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar ( twin pregnancy ). Kehamilan tersebut selalu
menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya.
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut selalu menarik
perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Pada umumnya, kehamilan dan persalinan
membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi
ibu dan janin. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per
1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per 1000 untuk
oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walaupun
pemindahan sifat heriditer kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu disini
terjadi secara maternal dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik. (Ilmu Kebidanan,
2002)
3. Etiologi
Bangsa, herediter, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal
dari dua telur. Juga obat klomid dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan
ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin faktor lain
dan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya dua atau lebih folikel de graf atau terbentuknya
dua ovum atau lebih dalam satu folikel.
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari stau dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim
ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,
herediter, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar
itu. Diperkirakan disini sebabnya adalah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil
konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan
kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta seperti kehamilan kembar dizigot.
Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi
kehamilan kembar dengan 2 amnion sebelumprimitive streak tampak, maka kan terjadi kehamilan
kembar denagan satu amnion. Setelahprimitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet
dalam berbagai bentuk.
4. Jenis Kehamilan Kembar / Gemelli
1. Kamilan kembar monozygotic
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozygotic atau disebut juga
identik, homilog atau uniovuler. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah minozygotik. Jenis
kehamilan kedua anak sama, rupanya sama ayau bayangan cermin, mata kuping, rambut, gigi, kulit,
ukuran antropologikpun sama. Kamilan kembar monozygotic mempunyai 1 plasenta, 1 korion
homolog, uniovuler, identik dan 1 atau 2 amnion. Pada Kamilan kembar monoamniotik kematian
bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat.
a. Terdapatnya hambatan pada tingkat segmentasi
b. Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum premitif streak
c. Conjoined twins, adalah kembar dimana janin melekat satu dengan yang lainnya, semisal:
Torakofagus (dada dengan dada), Abdominofagus (perlekatan kedua abdomen) dan Kraniofagus
(kedua kepala)
• Superfekundasi adalah: pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada dua kali
koitus yang dikeluarkan pada jarak waktu yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Acher (1910)
seorang wanita kulit putih melakukan koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan saru bayi
putih serta satu bayi kulit hitam.
• Superfetasi adalah: kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau bulan setelah kehamlan
pertama. Belum pernah dibuktikan pada manusia, namun dapat diketemukan pada kuda.
2. Kehamilan kembar dizygotik
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar dizygotik yang berasal dari dua sek telur disebut juga
heterolog, binovuler atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka dalah anak-anak lain
dalam satu keluarga. Kembar dizygotik mempunyai biovuler, heterolog, fraternal, 2 plesenta, 2
korion dan 2 amnion, kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
5.Patofisiologi dan Pathway
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan seringkali
terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan
kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram,
kuadriplet 1400gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan
selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan
korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka
janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar dizigotik
hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan
pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki
bersama dapat.
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar
dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang
melebihi yang dikarateristikan kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal
normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan
persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan
dari janin tunggal.
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit pada kehamilan-
kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis”
yang lebih nyata. Kadar haemoglobin. kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20
minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output
meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran
uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama
kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon.
Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan
amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera
abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang
sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.
Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat
mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif.
Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal setelah
persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk
memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan Berbagai macam
stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal yang serius
hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar
Pathway Kehamilan Kembar
6. Tanda Dan Gejala
• Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan
seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin
pada kehamilan kembar.
• Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat
menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
• Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan
tunggal.
• Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.
• Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai
bawah dan vulva.
7. Pemeriksaan Penunjang
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklamsi dan eklamsi, partus
prematus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering. Kehamilan 24 minggu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu ; sehingga tanda-
tanda pre-eklamsi dapat diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera. Istirahat
baring lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebih baik.penanganan dalam kehamilan mochtar, (buku synopsis obstetric
fisiologi dan patologi, 1998)
a. Perawatan prenatal yang baik untuk penanganan kehamilan kembar dan mencegah kompikasi yang
timbul, dan bila diagnosis telah ditegakan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1x seminggu
pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
b. Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena akan
merangsang partus prematurus
c. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
d. Periksa darah lengkap,Hb, dan golongan darah.
8. Penatalaksanaan
A. Antepartum
1. Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal mengalami peningkatan 25-35
pounds setelah 9 bulan, pada kehamilan kembar mengalami peningkatan 35-45 pounds, kehamilan
triplet peningkatan 50-60 pounds. The American College of Obstetricians and Gynecologists
merekomendasikan bahwa wanita dengan kehamilan kembar untuk mengkonsumsi lebih 300
kalori/hari dari pada wanita dengan hamil normal (total sekitar 2700-2800 kalori/hari).
2. Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat prenatal sekurangnya 30 mg, anemia
defisiensi besi adalah yang paling sering dijumpai dan dapat meningkatkan resiko persalinan preterm.
3. Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat. Kehamilan kembar dapat membuat keadaan tidak
nyaman karena uterus yang jadi lebih besar, istirahat akan menolong untuk meningkatkan energi.
4. Pemberian tokolitik segera, jika perlu.
5. Pemeriksaan klinis kehamilan sekurangnya setiap 2 minggu setelah 24 minggu
• Periksa keadaan servik setiap berkunjung setelah kehamilan 24 minggu melalui pemeriksaan fisik
ataupun ultrasound untuk mengetahui tanda-tanda awal kemungkinan terjadi persalinan preterm.
• Pengetahuan mengenai kehamilan p[reterm, yaitu persalinan yang dimulai sebelum berakhirnya usia
kehamilan 37 minggu. Hal ini akan menyebabkan lahir prematur, masalah yang paling sering dijumpai
pada kehamilan kembar, yang akan menyebabkan gangguan pernafasan pada bayi. Terapi steroid yang
disuntikkan akan membantu paru-paru bayi bekerja lebih baik.
• Perhatikan pergerakan bayi terutama setelah umur kehamilan 32 minggu, melalui detak jantung janin
yang berespon terhadap gerakannya (nonstress test.
6. Ultrasound obstetrik setiap 3-4 minggu setelah diagnosis dengan tujuan :
• Menentukan kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan fetus, salah satu janin lebih kecil dari
pada janin yang lainnya kembar ini disebut discordant. Ultrasound digunakan untuk melihat
pertumbuhan dan cairan amnion pada masing-masing janin.
• Evaluasi kelainan kongenital
• Deteksi kembar siam
• Perbandingan berat janin
• Mengetahui presentasi fetus
• Deteksi dini adanya twin-twin transfusion.
7. Non stress test setelah 32 minggu
• Mengetahui keadaan janin
B. Intrapartum
Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan pemeriksaan cross-match serta dihadiri ahli
anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.
1. Jika kembar presentasi vertex-vertex; dilahirkan per vaginam dengan melakukan episiotomi
mediolateral untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi.
2. Jika presentasi vertex-non vertex :
• Siapkan SC
• Partus per vaginam diikuti dengan persalinan bokong Breech delivery)
• Partus per vaginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau melakukan internal podalic version (hal ini
dilakukan dengan catatan tidak dijumpai
• Partus per vaginam diikuti dengan melakukan eksternal version (versi luar) dimana hal ini
memerlukan pemantauan dengan USG portabel untuk melihat secara akurat letak bayi kedua
3. Jika presentasi non vertex-vertex atau non vertex-non vertex: SC
4. Jika hamil kembar 3 atau lebih : SC
5. Pada kembar premature :
• Vertex-vertex : partus per vaginam
• Vertex-non vertex : Umumnya SC
• Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex : SC
• Kembar 3 atau lebih : SC
6. Pada locking twins : segera lakukan SC
Ada tiga tipe :
• Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa memasuki pintu atas panggul
• Kompaksi; adanya engagement dari bagian terbawah kedua janin secara bersamaan sehingga
menghambat turunnya bagian terbawah
• Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi A presentasi bokong dan bayi B
presentasi vertex dan kedua janin saking berhadap-hadapan.
9. Diagnosis
1. Anamnesa
a. Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
• Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
• Uterus terasa lebih cepat membesar
• Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
2. Inspeksi dan palpasi
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya dari
biasa.
• Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
• Banyak bagian-bagian kecil teraba
• Teraba 3 bagian besar janin
• Teraba 2 balotemen
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan
sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
• Rontgen foto abdomen, kelihatan 2 janin.
• Ultrasonografi: kelihatan 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan pada triwulan I.
• Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
• Reaksi kehamilan : karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
HCE akan tinggi ; jadi reaksi kehamilan titrasi bisa positif kadang-kadang sampai 1/200. hal ini
dapat meragukan dengan malahidatidosa.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Anamnesis : Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan. Gerakan
janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.Uterus terasa lebih cepat membesar. Pernah hamil kembar
atau ada riwayat keturunan kembar. Apakah telah mendapat pengobatan infertilitas.
2. Inspeksi dan palpasi : Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih
cepat tumbuhnya dari biasa.Gerakan – gerakan janin terasa lebih sering . Bagian – bagian kecil
terasa lebih banyak. Teraba ada 3 bagian besar janin. Teraba ada 2 balotement
3. Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan terdapata selisih
10
4. Rotgen foto abdomen : Tampak gambaran 2 Janin.
5. Ultrasografi : Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada
triwulan I atau pada kehamilan 10 minggu
6. Elektrokardiogramn total : Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan : Karena pada hamil kembar pada umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta,
maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang – kadang sampai
1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnose baru diketahui
setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata masih ada janin satu lamgi dalam rahim.
Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
8. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda : Adanya cairan amnion yang berlebihan dan
renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50
% diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan
75 % jika berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis,
kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut; besarnya
uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak
bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ
dengan perbedaan 10 atau lebih.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan
nutrisi ibu dan janin. (Nanda domain 2. Kelas 1. Kode diagnosa 00002 Hal 153)
2. Resiko tinggi injury berhubungan dengan kelahiran premature (Nanda domain 2. Kelas 2. Kode
diagnose 00035 Hal 393)
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan meningkatnya kontraksi uterus dan penambahan berat
uterus. (Nanda domain 12. Kelas 3. Kode diagnosa 00214 Hal 450)
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan. 1.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan
nutrisi ibu dan janin. (Nanda domain 2. Kelas 1. Kode diagnosa 00002 Hal 153)
Tujuan : Kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dengan kriteria hasil BB ibu sesuai dengan TB
dan usia kehamilan, kebutuhan kalori, protein terpenuhi
Intervensi : (Manajemen Nutrisi NIC, Hal 196)
• Kaji intake makanan. Rasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi ibu
• Jelaskan pentingnya nutrisi kepada ibu : yaitu untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Rasional :
Menambah daya tahan tubuh dan kelemahan fisik
• Konsul gizi tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi klien
• Anjurkan makan sedikit tapi sering. Rasional : Intake tambahan 300 kalori/hari, protein 1,5 gram/kg
BB, suplemen tablet Fe 60-1000 mg/hari memenuhi kebutuhan nutrisi.
• Pantau BB ibu setiap kali kunjunga. Rasional : Mengetahui perubahan berat badan ibu dihubungkan
intake nutrisi yang adekuat
Diagnosa Keperawatan. 2
Resiko tinggi injury berhubungan dengan kelahiran premature (Nanda domain 2. Kelas 2. Kode
diagnose 00035 Hal 393)
Tujuan : Tidak terjadi injury pada ibu bila terjadi kelahiran premature
Intervensi : ( Pencegahan cidera NIC )
• Anjurkan ibu untuk bedrest selama trimester III.
Rasional : Meningkatkan perfusi uterine
• Anjurkan ibu untuk menghindari hubungan suami istri selama kehamilan trimester III. Rasional : Hal
ini dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga bias terjadi kelahiran premature
Diagnosa keperawatan. 3.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan meningkatnya kontraksi uterus dan penambahan berat
uterus. (Nanda domain 12. Kelas 3. Kode diagnosa 00214 Hal 450)
Tujuan : Ibu mampu toleransi terhadap nyeri yang dialaminya
Intervensi : (Manajemen Nyeri)
• Anjurkan ibu untuk menggunakan sabut ibu hamil, dan tidur dengan posisi miring kiri. Rasional :
Posisi miring kiri mengurangi penekanan pada aorta dan vena cava serta mencegah terjadinya
hipertensi.
• Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang nyaman bagi ibu. Rasional : Membuat ibu
merasa lebih nyaman.
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Cunningham, F., Gary, et al., 1995, Obstetri Williams, Ed. 18, EGC, Jakarta.
Doengoes, Marilynn E, et al., 2001, Rencana Perawatan Maternal / Bayi: Pedoman untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed. 2, EGC, Jakarta.
JNPKKR-POGI .2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius
Manuaba, I.B.G., 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi & KB, EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam, 1990, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, EGC, Jakarta.
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogjakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
Sulaiman, Sastrawinata, 1979, Obstetri Patologi, UNPAD, Bandung.
Taber, Ben Zion, 1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2, EGC, Jakarta.
Varney, Helen, 2001, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.
Wikrojosastro, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Ed. 3, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
1120058903 503/1342/SIPP/111.19/Diskes
RESUME ASKEP KEHAMILAN TRIMESTER 3
PembimbingKlinik (CI) : ibuFitrianiRamadhani, S.Kep.,Ns
PembimbingAkademik (CT) : IbuMariani, Ns.M,Kep
DisusunOleh:
NAMA : Muhammad Ariyanto
NPM : 1914201110035
Kelas: A
Kelompok: 5
Tanggal masuk: 01-02-2021………… Jam masuk : 09.00 WIB
1 Identitas
1.1 Nama klien : Ny. F Nama suami : …………………..
1.2 Umur : 27 tahun Umur : …………………..
1.3 Suku/Bangsa : Indonesia………. Suku/Bangsa : …………………..
1.4 Agama : Islam Agama : …………………..
1.5 Pendidikan : S1………………. Pendidikan : …………………..
1.6 Pekerjaan :PNS……………. Pekerjaan : …………………..
1.7 Alamat : jl.s.parman……. Alamat : ……………….....
1.8 Status perkawinan: Kawin……… Lama perkawinan: ……………….
2 Riwayat Kesehatan
2.1 Keluhan utama:
Ny. R mengeluh sering buang air kecil pada malam hari
2.2 Riwayat kesehatan saat ini:
Sering buang air kecil pada malam hari
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2.3 Riwayat kesehatan lalu:
Ny.R mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2.4 Riwayat kesehatan keluarga:
Ny.R bilang tidak ada orang tua atau mertua yang mempunyai penyakit keturunan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3 Riwayat obstetric
3.1 Riwayat menstuasi
Menarche usia : 11 tahun
Siklus : normal
Lamanya : 6-7 hari
Keluhan selama haid : nyeri, sakit didaerah pinggang, mual,sakit perut
3.2 Riwayat kontrasepsi
Kontrasepsi :tidak pernah
Lama penggunaan : tidak pernah menggunakan
Keluhan : tidak ada
3.3 Riwayat kehamilan dan persalinan lalu
Ibu dan keluarga beragama islam jadi apabila mendapatkan masalah kesehatan maka
mereka akan melaksanakan sholat dan berdoa
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4.8 Penerimaan terhadap kehamilan :
Ibu, suami maupun keluarga sangat senang dengan kehamilan
ini…………………………………………………………………………………………
…
4.9 Kepala leher :
Rambut :
Bersih dan baik tidak ada kerontokan
……………………………………………………………………………………………
Hidung :
Hidung bersih
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
Mulut :
Kondisi mulut bersih
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
Telinga :
Normal
……………………………………………………………………………………………
…………………………..………………………………………………………………
……………………………………………………………
Leher :
Tidak ada pembersaran kelenjar tiroid
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4.10 Dada
Jantung :
A) inspeksi : iktus kordis tidak tampak, jantung tidak membesar, tidak tampak
pelebaran vena jantung
B) palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran, iktus kordis teraba
dengan pulpasi baik
C) perkusi : dullness pada area jantung,batas-batas jantung normal
D) auskultasi: S1 dan S2 murni, tidak terdengar bising jantung
……………………………………………………………………………………………
Paru-Paru :
A) inspeksi : simestris kanan-kiri,tidak terdapat retraksi diafragma
B) palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
C) perkusi : resonan pada lapang paru, paru paru dalam batas normal
D) auskultasi : tidak terdengar suara nafas tambahan
……………………………………………………………………………………………
Payudara :
Payudara baik tidak ada pembengkakan
……………………………………………………………………………………………
………………………..…………………………………………………………………
Putting susu :
Pengeluaran ASI o Menonjol :
4.11 Abdomenn
TFU : 3 jari dibawah pusat……… cm Kontraksi: Tidak
Leopod I : Kepala
Leopod II : Kanan : Punggung
Leopod III : Kepala
: Penurunan kepala : Sudah
Leopod IV : Bagian masuk PAP: Sudah masuk bagian PAP……
Pigmentasi : ada perubahan kulit pada saat kehamilan
Linea nigra : hitam tebal dan panjang melebihi atas pusat…………
Striae: ada ……………………………………………………
Scar (bekas luka operasi) : tidak ada…………………………………
Fungsi pencernaan :baik ……………………………………………
4.15 Ekstremitas
Varieses : Tidak
Edema : Tidak
Reflek patella : +1
7.Analisis data
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Ibu banyak Hambatan eliminasi
mengeluarkan urine urine
Ny. R mengakibatkan
mengatakan kekurangan cairan
sering buang air
kecil pada
malam hari
DO :
a) ibu tampak pucat
b) TD: 110/80
mmhg
c) N : 84x/mnt
d) RR : 24x/mnt
2 DS : Kehamilan Ketidakseimbangan
mengakibatkan nutrisi
Ny. R selama perubahan pola
kehamilan makan
mengalahi
perubahan nafsu
makan
DO :
a) Ibu tampak pucat
b) Badan agak
kurus
c) TD: 100/80
d) N: 87x/mnt
e) RR : 25x/mnt
3 DS : Ibu mengalami Gangguan pola tidur
gangguan pola tidur
Ny.R mengalami diakibatkan sering
gangguan tidur buang air kecil pada
diakibatkan malam hari
perubahan pada
tingkat aktifitas dan
stress.
DO : _
a) Ibu tampak pucat
b) Mata ibu agak
sayu
c) Badan agak
lemas
d) TD : 100/80
e) N : 84x/mnt
f) RR : 25x/mnt
3. Perencanaan Keperawatan
Nursing
NO No Diagnosa Outcome Nursing Intervention Rasional
Diagnosa
Keperawat
an
1 Nanda hal Perubahan pola KH : Manajemen - Melakukan
187 eliminasi urin - Tidak adanya eleminasi urine monitor akan
berhubungan infeksi (NIC hal 170) membantuan
dengan disaluran - Monitor eliminasi untuk
pembesaran kencing urin termasuk mengetahui
uterus, - Eliminasi urine frekuensi, perkembangan
peningkatan tidak
tekanan abdomen, konsistensi, bau, eliminasi urine
terganggu : bau
fluktuasi aliran , jumlah ,warna volume dan warna klien
ginjal dan laju urine dalam urine
filtrasi glomerulus rentang yang
diharapkan,
tidak ada
hematuri,
disuria,nokturi
a
2 Nanda hal Gangguan pola KH : Peningkatan kualitas - Untuk
214 tidur Melaporkan tidur (NIC) mengetahui
berhubungan perbaikan istirahat - Kaji pola tidur klien pola tidur
dengan dan melaporkan - Jelaskan pentingnya klien
perubahan pada peningkatan rasa tidur yang adekuat - Agar klien
tingkat aktifitas, sejahtera dan kepada klien dan dan keluar tau
stress,psikologi, perasaan segar keluarga pentingnya
ketidakmampuan tidur yang
untuk adekuat
mempertahankan
kenyamanan
DisusunOleh:
NAMA : Muhammad Ariyanto
NPM : 1914201110035
Kelas: A
Kelompok: 5
1 IDENTITAS
1.1 Nama klien : Ny. N Nama suami : Tn. M
1.2 Umur : 36 Tahun Umur : 39 Tahun
1.3 Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
1.4 Agama : Islam Agama : Islam
1.5 Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
1.6 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : PNS
1.7 Alamat :perumnas kayutangi Alamat : Jl.Perumnas kayutangi
1.8 Status perkawinan: Kawin Lama perkawinan: 19 Tahun
2 RIWAYAT KESEHATAN
2.1 Keluhan utama :
Tidak ada keluhan
4 LAPORAN PERSALINAN
4.1 Pemeriksaan awal
Keadaan psikososial : Ibu ada rasa cemas dalam menghadapi persalinan cesar
Terapi :
- infus RL :20 TTS/mnt
- injeksi ceftriaxone 2 gr pre op
- pemeriksaan penunjang: Hb 10,5 Normal
5.Analisis Data
MASALAH ETIOLOGI
NO DATA
KEPERAWATAN
1 DS : Kecemasan Proses
Ny. N mengatakan ada persalinan
rasa cemas dalam
menghadapi persalinan
cesar
DO :
- Ibu terlihat
berkeringat di dahi
dan leher
- Perasaan tidak
nyaman
- TD: 155/98
- N : 110x/mnt
- S : 36,5°C
- DJJ : 148x/mnt
DO :
Kontraksi : - (belum ada)
3 DS : Riwayat persalinan cesar Proses
Ny. N mengatakan ini persalinan
persalinan cesar yang
kedua kalinya
DO :
Pada inspeksi abdomen
terdapat luka cesar
3. Kecemasan terhadap proses persalinan. (Nanda domain 9. Kelas 2. Kode diagnose 00146
Hal 324
perencanaan Keperawatan