Anda di halaman 1dari 15

SEMINAR NASIONAL

SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII


Daftar Isi YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176

RANCANG BANGUN BLOWER SENTRIFUGAL UNTUK


PENSIRKULASI UDARA

Yadi Yunus, Zaenal Abidin, Sigit Sudrajat

Jurusan Teknofisika Nuklir STTN-BATAN, JI.Babarasari Kotak pos 6101 YKBB 55281
telp 0274-484085, 489716 Fax 0274-489715, email www.ac.id

ABSTRAK

RANCANG BANGUN BLOWER SENTRIFUGAL UNTUK SIRKULATOR UDARA. Dengan mengingat


pentingnya peranan blower sentrifugal sebagai sirkulator udara dalam menunjang aktifitas kerja di lab-lab
ataupun tempat-tempat kerja yang perlu kenyamanan,maka perlu dilakukan rancang bangun sebuah blower
sentrifugal untuk sirkulator udara.Hal itu juga mengingat kondisi mesin blower lemari asam di Lab Kimia
STTN mengalami kerusakan sehingga dilakukan rancang bangun ini sekaligus sebagai media pembelajaran
dalam merancang dan membuat suatu komponen mesin. Dengan putaran maksimum 2890 rpm blower
direncanakan dapat berfimgsi sebagai sirkulator udara dengan debit 80 m3/menit dan head 150 mRancang
bangun ini meliputiperhitungan atas daya yang ingin dihasilkan, penentuan dimensi / ukuran dari impeler
dan rumah keong, pemilihan bahan, pembuatan komponen hingga pengujian atas hasil rancang
bangun.Hasii rancang bangun berupa blower dengan diameter sisi isap 01 200mm, diameter luar impeler
02 350 mm, jumlah sudu impeler z sebanyak 20 sudu,lebar sudu/panjang impeler 110 mm.Hasil pengujian,
menunjukkan bahwa blower mampu beroperasi dengan kemampuan daya hisap sebesar 74,4 m3/menit pada
putaran 1456 rpm , dengan tinggi-tekan:::: 0, dan kondisi kebisingan rata-rata 108,47 dB tanpa ducting dan
peredam dudukan. Blower sengaja tidak diuji dengan putaran 2890 rpm karena daya hisap serta tingkat
kebisingan sudah cukup tinggi meskipun head sangat rendah.

Kata kunci : Rancang bangun, blower sentrifugal, sirkulator IIdara.

ABSTRACT

DESIGN OF CENTRIFUGAL BLOWER FOR AIR CIRCULATOR.A design of centrifitgal blower as air
circulator was carried out and analyzed because it is the most usefitl mechanical rotodynamic machine in
fluid works which widely used for ventilation and industrial process requirements,so that has been designed
a centrifugal blower as for air circulator. A design also was carried out because the blower machine of the
acid cabinet on STTN Chemical laboratory has broken and this is also for learning by doing how to design of
blower machine. On maximum rotation of 2890 rpm the volume flow rate 80 m3/menit , pressure head 150
m . The design include calculation the working capability, the determination of dimension and measurement
of the impeller and the volute, choosing of materials, components assembling, testing and discussion of the
result. The result of design is the blower machine with outside impeller diameter 350 mm, inlet/suction and
outlet/ discharge diamter duct 200 mm. After the result was tested the blower by revolution-speed of 1456
rpm, it get sucking capacity of 74.4 m3/second that achieved at and head of:::: 0, and mean noice level
108,47 dB without connect to duct and reducer. Tests with 2890 rpm rotation was not done intentionally
because they spin 1470 rpm with just aflow rate and the noice level is quite high despite the low head.

Keywords: design, centrifugal blower. air circulator.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 352 Yadi Yunus dkk


SEMINAR NASIONAL
SOM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
1. PENDAHULUAN a. Tekanan rendah: 0-160 mm kolom air.
b. Tekanan sedang: 160-400 mm kolom air.
Penggunaan blower saat ini sudah bersifat universal, c. Tekanan tinggi: 400-1000 mm kolom air.
mulai dari industri, laboratorium hingga gedung- Sedangkan berdasarkan rasio tekanan Pd/Ps (tekan,
gedung perkantoran komersial.Aplikasiblower di isap):
industri lebih banyak sebagai salah satu komponen 1. Ventilator Pd/Ps = lebih besar 1-1,1
dalam proses produksi. Sedangkan penggunaan 2. Blower Pd/Ps = lebih besar 1,1-3,0
blower pada rumah-rumah dan gedung-gedung Lingkup permasalahan pad a penelitian ini dibatasi
perkantoran kebanyakan sebagai circulator dan padajenis blower yang akan dirancang-bangun
penyegar udara (I). adalahblowwer sentrifugal konvensional tingkat
Oisampingblower sebagai sirkulator udara juga tunggal, denganputaran 2800 rpm kemampuan hisap
dapat berfungsi sebagai pembuang gas-gas beracun 80 m3/menit,dengan tinggi-tekan total H = 150 m,
yang ada di dalam ruangan, baik itu gas beracun sedangkanketinggian stack riil (16 m) .
yang keluar akibat dari aktivitas kerja di dalam Tujuan penelitian rancang bangun iniadalah
ruangan terse but maupun gas-gas beracun yang merancang dan membuatblower sentrifugal yang
secara alamiah keluar dari permukaan bumi. Oi dapat digunakan untukmensirkulasi udara, dengan
sinilah letak pentingnyablower sebagai sebagai spesifikasi kecepatan putaran 2890 rpm daya
saranapenunjang aktifitas kerja. hisapnya mencapai 80 m3 per menit guna memenuhi
Sebenamya blower jenis sentrifugal telah banyak kebutuhan lemari asam pada lab kimia dasar STTN-
diproduksi oleh industri-industri besar nasional BATAN.
maupun intemasional, sebagai contohnya blower
sentrifugalyang dibuat oleh CONTINENTAL 2. METODE RANCANG BANG UN
INDUSTRIE Company dengan model multi-
stage.Oimana blower hanya dengan gay a sentrifugal Situasi di lapangan menginginkan laju aliran udara
kecil dapat membangkitkan tekanan hingga 15 blower (80 m3 per men it), ketinggian stack (16 m)
PSIG. Kemudian ada model blower sntrifugal dan putaran serta daya motor (2890 rpm, 5 Hp).
regenratif yaitu dengan jumlah sudu yang Selanjutnya berdasar pada beberapa literatur
diperbanyak dan susunannya sedemikian mpa dilakukan perancangan dan perhitungan, penyiapan
sehingga udara yang terhisap masuk blower oleh alat dan bahan, pembuatan komponen, perakitan dan
sudu-sudu yang berputar dan terdorang oleh gay a dilakukan pengujian.
sentrifugal dan mengarah ke dinding casing yang
dibentuk ~piral sehingga udara mengarah kembali 2.1. Perancangan
masuk hampir ke awal mula udara mas uk blower
sehingga sebagaimana telah disebutkan di atas Perancangan meliputi perhitungan untuk penentuan
bahwa tekanan output udara pada blower regeneratif ukuran, dimensi dan pemilihan bahan dengan
ini setingkat dengan tekanan output udara pada didasarkan pada kapasitas blower yang dinginkan
blower multi stage(2). serta faktor kekuatan mekanis dari bahanyang akan
Ketika blower lemari asam lab kimia dasar STTN- digunakan.Agar dimensi dan ukuran yang dimaksud
BATAN mengalami kerusakan dan juga perlu mudah diacu dalam pelaksanaan pembuatan, maka
pengembangan karena adanya peningkatan gedung, harus dilakukanpembuatan gambar, mulai
dimanastack pembuangan udara output blower harus dariimpeler,poras impeller, rumah keong (volute),
dipertinggi yang semula 4 m menjadi 16 m. hinggakerangka dudukan.
Kebutuhan blower untuk mensirkulasi udara lemari Blower sentrifugal tersebut disamping dirancang
asam terse but begitu mendesak.Karena itu penulis mampu beroperasi pada putaran maksimal 2890
berinisiatif untuk merancang bangun blower rpm, kemampuan hisap udara sebesar 80 m3/menit,
konvensional tingkat tunggal kemudian disajikan juga dengan tekanan yang dihasilkan ± 200 mm
dalam bentuk makalah dengan judul "Rancang kolom air yang setara 2000 N/m2, pada kondisi suhu
Bangun Blower Sentrifugal Untuk Sirkulator udara ruangan ± 26,7°C dengan rapat jenis 1,176
Udara". kg/m3 (Tabel. I. b, Lampiran I ) dan dikondisikan
Blower pad a prinsipnya terdiri atas dua komponen pada tinggi-tekan (head) maksimal ISO m.
utama, yaitu rada impeller dan rumah keong Iblower
casing(volute). Impeller bagian yang berputar 2.1.1. Perancangan Impeler
bekerja sebagai transformer fluida dari tekanan
rendah ke tinggi dan cassing bagian yang diam Oalam merancang impeler kecepatan spesifik perlu
sebagai pengungkung, agar udara tidak buyar ke diketahui.Jika dengan putarann = 2890 rpm,
berbagai arah (4). kemampuan hisap udara yang diinginkanQ = 80
B/ower(3) berdasarkan penggunaannya sebagai m3/menit= 1,333 m3/detik, dengan tinggi-tekan total
sirkulator udara,jika sebagaiventi/ator H = 150 m, maka kecepatan spesifik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: ditentukan dengan (DietzeI.F),

Yadi YlInlls dkk 353 Sekolah Tinggi Teknologi Nuk/ir-BATAN


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
diperbesar hingga menjadi 25 mm. Sedangkan dari
n.•
n/Q
tabel bearing dengan diameter poros 25 mm
H3/4 diambilkan bearing yang diameter dalam 30 mm dan
77,84 rpm diameter luar 70 mm. Bila digambarkan bentuk dan
Denga kecepatan spesifik IIs= 77,84 rpm, maka ukuran poros yang direncanakan adalah seperti
impeler merupakan impeler putaran cepat dengan diperlihatkan Gambar I.
bentuk roda sekrup.

2.1.2. Perhitungan poros impeler 00


J
Perhitungan poros impeler dilakukan untuk ..
menghitung daya yang bekerja dan momen torsi I
yang akan dideritanya. Dengan asumsi rapat jenis 00
udara pada suhu ruangan sebesar 26,7°C adalah
1,176 kg/m3(Tabel 5. Lampiran I), gravitasi
dianggapg = 9,8 m/detik2, dan sementara efisiensi Gambar I. Rencana dimensi poros impeler
b/owerdirancang '7tr= 82% , maka daya kerja pada (ukurandalam mm)
poros dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (DetzeI.F)yaitu, 2.1.3. Perhitungan dimensi impeler
PugQH
p
Perhitungan dimensi impeler diawali dengan
'7p menentukan diameter leher poros (hub) pada bagian
= 2810,22 W depan D"yang ditentukan sebesar 1,4 x diameter
dan mom en puntir dapat ditentukan dengan, poros Ds".
30P D" = (1,4)Ds"
T = 35 mm,
1m danuntuk diameter leher poros pada bagian belakang
= 9,29 N.m (D,,') lazimnya dibuat lebih besar daripada diameter
Bahan yang digunakan untuk poros adalah baja as leher poros pad a bagian depan (Dh), yaitu :
Fe 360 yangtegangan tariknyaa-B= 150000 kPa (I Pa D,,' = (1,5)Ds"
= I N/m2) (Tabel 8. Lampiran 2) dandengan = 37,5 mm
mengambil faktor keamanan Sfi sebesar 6, dan Selajutnya dengan kecepatan sisi isap melalui mata
faktor konsentrasi tegangan Sh sebesar 2 maka impeler ditentukan Vo sebesar 50 m/detik dan debit
tegangan yang diijinkan untuk perancangan To aliran udara Q yang masuk pada mulut isap adalah
adalah, 1,333 m3/detik, maka luasan mulut isap adalah,
2
a-B
Ao = -+--
Q ;rDh

Sfl + Sh Va 4
=12500 kN/m2 = 0,02756 m2
dan diameter diameter mulut isapnya,
Beban puntir yang bakal terjadi pada paros ini
adalah beban dengan kejutan ringan dan fluida yang = _O_
dipindahkan merupakan fluida gas, maka dianggap ~A ff
tidak terjadi tumbukan, sehingga faktor koreksi = 187 mm=diambil 190 mm.
beban puntir untuk bahan dapat diambil = I, dan Agartidak terjadi aliran turbulensi yang berlebihan,
faktor beban lenturnya= 2, maka diameter poros diameter ujung sudu sisi masuk Dldibuat =Do, atau
didapatkan dengan (Church, A), bisa juga dibuat sedikit lebih besar, yaitu
Dldirencanakan 200 mm.
Dengan mengganggap bahwa kecepatan pada sisi
-;;; KtCbT
D.I,,= [5.1 fJ masuk pada arah radialadalah VI = Vrl, maka
Vldibuat lebih besar dari pad a Va. Dimana nilai
= 0,0204 m = 20,4 mm
Vaadalah 50 m/detik maka untuk VI ditentukan 53
m/detik, sedangkan debit aliran udara yang tiap 1
Dengan memperhatikan pengaruh momen puntir
detik dianggap tetap yaitu 1,333 m3, maka dengan
sebenarnyaukuran poroscukup20,4 mm, tetapi
menggunakan persamaan (Church, A) luasan sisi
berhubung poros juga harus dapat menahan momen
masuk impeler AI adalah :
bengkok yang terjadi. maka diameter poros yang
diproleh dari hasil perhitungan perlu sedikit

Seko/ah Tinggi Tekn%gi Nuk/ir-BATAN 354 Yadi Yunus dkk


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
2 2
= -+--
Q lTD1 = -+--
Q2 lTD2

VI 4 Vr2 4
= 0,05655 m2 = 0,1194 m2

Karena diemeter sisi isap DIdan luasan sisi masuk Jika dengan mengambil faktor ketebalan sudu untuk
impeler Altelah diketahui maka dengan mengambil sisi keluar <=2= 0,95 maka lebar sudu sisi keluar
faktor ketebalan sudu pada sisi masuk €I= 0,85 maka juga dapat ditentukan yaitu,
lebar sudu pada sisi masuk hi dapat dihitung yaitu, A2
Al lTD2 E 2
7TD1 E 1 Gambar 3.Bentuk dan dimensi impeler (dalam m
= 0,106 m
dan akan diambil 110 mm. = 0,114 m
diambil 110 mm.
Selanjutnya untuk menghitung sudut sudu pada sisi Pada perancangan impeler pada sebuah blower sudut
masuk fJI, kecepatan tangensial pada sisi masuk sisi keluar sudu fJ2berkisar antara 45° dan 90°.
impeler III dihitung terlebih dahulu. Dengan Dengan sudut sudu pada sisi masuk fJI = 61°, maka
diketahuin = 2890 rpm dan diameter sisi isap DI= untuk mengurangi beban tekanan udara yang lebih
0,2 , maka dengan persamaan (Dietze1.F). besar pada volute, penentuan sudut sudu pada sisi
lTDln keluar /32 harus dibuat </31, Untuk itu sudut sudu
pada sisi keluar /32akan diambil sebesar 55°. Besar
60
sudut sudu masuk dan keluar bila digambarkan akan
= 30,240 m/detik seperti
sehingga tangen sudut fJlpada sisi masuk adalah,
-1 VI
= tan
ul
= tan -11,752
Harga ini dibuat 3% lebih besar untuk mengimbangi
kontraksi aliran pada sisi mas uk,
fJJ = tan -11,752 x 1,03
= 61,01°
akan diambil fJI ~ 61 0.
Selanjutnya untuk menghitung diameter luar impeler Gambar 2.
D2 dapat dicari dengan menentukan kecepatan
Gambar 2. Sudut sudu sisi hisap dan sisi keluar
tangensial lI2 pada sisi keluarnya dengan persamaan
(Dietze1.F)
lI2 = ~2gH
= 54,22 mJdetik
Selanjutnya jumlah sudu z ditentukan berdasar
sehingga, diameter sisi isapDI= 0,2 m, dan diameter luar
60u2 impeler D2= 0,35 m, . Dengan persamaan (Church,
Jm
A) jumlah sudu impeler z dapat dihitung
= 0,358 m + DI + fJI
dan akan diambil D2= 350 mm.
z =6,5---sm-
D2 fJ2

D2 - Dl 2
Dengan kemungkinan ada kebocoran-kebocoran
= 20,03::::diambil 20 sudu.
maka laju aliran udara pada sisi keluar impeler
Kemudian dengan faktor ketebalan sudu dan sudut
Q2<QI, yaitu menjadi ± 70 m3/menit atau = 1,166
sudu pada sisi keluar yaitu [;2 = 0,95 dan /32= 55°
m3/detik. Adanya kebocoran-kebocoran juga
makadengan persamaan (CHURCH, A) tebal sudu
berpengaruh terhadap komponen radial Vr2pada sisi
(,dapat dihitung,
keluar impeler, dimana nilai Vr2 akan menjadi lebih
kecil dari kecepatan absolut sisi masuk Vlyaitu ±
sebesar 50 mJdetik, sehingga dalam hal ini luas
luasan penampang sisi keluar dapat ditentukan yaitu,
1fD2
I., = 0,002 m= 2 mm.

Yadi Yllnus dkk 355 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Sedangkan ketebalan piringan (impeler) trdidapat,
tr = 2 x t" Vailltedirancang mampu untuk menahan tinggi-
=4mm. tekan akibat kecepatan aliran tluida yang
Bentuk dan ukuran impelerbila digambarkan seperti keluardariimpeler.Perhitungan dimensi volute
Gambar 3. diawali dengan menghitung kecepatan udara rerata.
Pada n" = 77,84 rpm,menurut grafikGambar 5.
diperoleh koefisien kecepatan rerata valuteK,v =
0,27, sehingga kecepatan rerata udara dalam

:-1
....~" ~-'''--.'- valuteC"dapat dihitung (DietzeI.F) yaitu,
c.. = Kcv~2gH
=14,639 m/detik
~.;w-~
Setelah Cv diketahui, luas valuteA,. untuk sembarang
\_--.J::""'~
~ sudut sentral merupakan fungsi jari-jari A,. = fir)
dapat dicari. Agar kecepatan rerata konstan maka
luas valuteA" = fir) harus sarna dengan luasan
tertentu yang merupakan fungsi sudut sentral. Jika
2.1.4. Perhitungan gaya radial di poros debit aliran udara yang melewati
valutQjdianggap=I,333 m3/detik, maka luas volute
Akibat adanya distribusi tekanan yang tidak Av yang harus dipenuhi adalah,
merata di sekeliling vaillte maka akan timbul gaya
Q3
radial, sehingga mengakibatkan detleksi tambahan A"
pada poros. Bila kecepatan spesifik ns= 77,84 rpm Cv
pada kondisi Q = Qn maka koefisien gaya = 0,796 m2
radialdapat ditentukan Kr = 0,03. Dengan kondisi Kemudian jari-jari leher vol lite r,didapat,
blower yang bekerja pada tekanan p = 2000
N/m2dandengan diameter luar impeler D2= 0,35 m,
lebar sudu pada sisi keluar b2 = 0,11 m maka besar =f:
gaya radial dapat dihitung dengan, = 0,15 m = 150 mm dan berarti
Tr = K,pD2b2= 2,31 N. diameter leher voillte= 300 mm. Diameter volute
Sedangkan pada kecepetan spesifik sarna pada Djsendiribiasa dibuat 1,5-1,8 kali diameter luar
kondisi Q = 0,5Qn diperoleh nilai Kr = 0,15dan impeler D2. Pada perancangan ini di ambil 1,7
didapat,Tr = KrP D2b2= 11,55 N. sebagai faktor pengalinya, sehingga didapat,
Dj = 1,7xD2
2.1.5. Perhitungan gaya berat pada poros = I, 7x350 = 595 mm.
Lebar valllleb 3 biasa dibuat lebih besar I,4-1 ,8kalib2.
Gaya berat W yang membebani poros bergantung Hal itu dimaksudkan agar voillte dapat digunakan
pada massa jenis bahanpb ,volume bahan v (impeler bagi impeler dengan tebal dan Iebar yang berbeda-
dan poros) serta gravitasi bumi g, yang dihitung beda dan juga untuk mengantisipasi ketidaktelitian
dengan mengunakan persamaan :
dalam pembuatan cetakan. Sehingga lebarvalutebj
W = Ph g v dibuat maksimalyaitu,
Bahan yang digunakan untuk poros adalah baja as b3 = (1,8)b2
yang memiliki massa jenis Ph = 7,86 gr/cm3 = 7860 = 1,8 x 110 = 198 mm.
kgim3, dengan gaya gravitasi g= 9,8 m/detik2,
Ukuran lain yang harus diperhatikan adalah jarak
setelah dikalkulasirincian gaya berat poros dengan
antara impeler dan lidah volute. Karena jika
memperhatikan volume bahan seperti disajikan pada
Tabell. jaraknya terlalu kecil maka blower akan berisik dan
efisiensirendah dan jika terlalu besar, efisiensi juga
akan turlln dan akan diblltllhkanenergi tambahan,
Tabel I. Volume serta gaya berat pada poros dan karena adanya sirkulasi pad a celah. Untuk itu jarak
impeler tersebutdapat dibuat 10% lebih besar dari jari-jari
Volume Gaya Berat
Bagian impeler R2• Diameter luar impeler D2 = 350 mm,
(mm3) (N) brarti jari-jari impelerR2= 175 mm, maka jarak
Impeler 817887 63
tersebut dapat dibuat,
Poros, bagian 1 31890 2,456 S = I, I X R2
Poros, bagian2 28260 2,176 = 192,5 mm
Poros, bagian3 17168 1,322 Bentuk dan ukuran Volute adalah seperti Gambar 4.
Total 895205 68,954

2.1.6. Perancangan Volute

Sekalah Tinggi Teknalagi NlIklir-BATAN 356 Yadi lZlnus dkk


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
volule dan pembuatan rangka. Sebagian besar
komponen blower dibuat dengan pengerjaan
langsung dan sebagian dibeli dipasaran seperti
bearing/bantalan peluru, mur baut.

4.1. Pembuatan Impeler


Diameter luar impeler berarti = diameter piringan
impellerD2 = 350 mm dengan tebal Ir= 4 mm,
diameter ujung sudu sisi masuk DJ = 200 mm,
diameter lubang poros D.•,,= 25 mm, diameter leher
poros (hub) pada bagian depan D" = 35 mm,
diameter hub pad a bagian belakang D,,' = 37,5 mm,
Gambar 4. Dimensi ukuran volute (dalam mm)
jumlah sudu z sebanyak 20, lebar sudu pada sisi
masuk bJdan pada sisi keluar b2 adalah sama yaitu
2.1.7. Perhitungan rangka
110 mm dengan tebal sudu I, = 2 mm dan sudut sudu
pada sisi masuk fJJ= 61°, sisi keluar sudu fJ2= 55°.
Rangka dihitung berdasarkan pada beban yang
Gambar 5 memperlihatkan susunan sudu-sudu pada
diderita.Karena beban mencakup seluruh komponen
piringan impeler.
blowerterdiri dari impeler, poros impeler, volule dan
motor penggerak ± 55 kg yang setara dengan 55 x
9,81 = 539,55 N. Bahan yang digunakan besi siku L
45 x 45 x 3 mm dengan elastic section modulus S
sebesar 1,58 x 103 mm3, (}" ijin untuk bahan steel
struktural adalah 400 x 106 N/m2.Karena angka
keamanan diambil 3-4, maka dianggap a ijin = 100 x
106 N/m2 = 100 N/mm2

(w/4)x(l/2)
a,=
S
dengan beban w = 539,55 newton, 1= 700 mm, dan
Gambar 5. Susunan sudu-sudu pada
S = 1,58 x 103 mm3, diperoleh nilai a 1= 29,88
N/mm2. piringan impeller
Hal ini berarti nilai a,yang didapat masih dibawah a
ijin, yaitu 100 N/mm2•
4.2. Pembuatan piringan impeler

3.ALAT DAN BAHAN Pembuatan impeller diawali dengan pembuatan


piringanimpellerdariplat besi tebal 4 mm. Awalnya
3.1. Alat-alat yang diperlukan pada platdibuat gambar lingkaran-lingkaran
diameter piringan dan lain-lain serta sketsatempat
Dalam rancang bangun ini peralatan yang digunakan dudukansudu-sudu pada piringan. Hasilnya seperti
terdiri atasmesin-perkakas dan peralatan Gambar 5.Pembentukan plat menjadi lingkaran
penunjangdi antaranya adalah, mesin bubut, mesin diameter 355 mmdilakukan dengan menggunakan
gerinda, mesin pemotong plat, mesin roll plat, las asitelin, kemudian dibllbllt lIntllkfinishing
gergaji, mesin bor, las listrik, las asitelin, tang, menjadi diameter 350 mm. Pembubutan juga
obeng, palu dan lain-lain. dilakukan untuk membuat lubang pada titik pusat
roda putar dengan diameter 37,5 mmuntuk tempat
3.2. Bahan dudukan leher poros.Hasilnya bentuk dan ukuran
sesuai dengan Gambar 6.
Bahan yang akan digunakan antara lain: baja as Fe
360 diameter 42,5 mm, plat besi tebal 4 mm, plat
besi tebal 2 mm, besi siku 45 x 45 x 3 mm, mur-
baut 12 mm, elektroda las, bearing 6302 Z dll.

4. PEMBUATAN

Pembllatan blower dibagi menjadi 4 bagian yaitu


pembuatan impeler, pembuatan poros, pembuatan

Yadi Yunus dkk 357 Sekolah 7inggi Teknologi Nuklir-BATAN


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, ]6 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
perakitan komponen-komponen impeler (rod a putar,
leher poros dan sudu-sudu) dilakukan dengan las
listrik.

4.6. Pembuatan Volute

Pada perhitungan perancangan volute telah didapat


ukuran-ukuran antara lain:
]. jari-jari leher voluter,= 150 mm
2. diameter voluteDJ = 595 mm
3. lebar volutebJ = 200 mm
4. jarak impeler dengan lidah volute= 192,5 mm.
Volute ini terbuat dari serat fiber yang proses
pembuatannya menggunakan cetakan.
Gambar 6.Piringan impeler
4.7. Pembuatan Poros
4.3. Pembuatan leher poros(hub)
Pembuatan poros diawali dengan pemotongan baja
Leher poros dibuat dari bahan baja as pejal, yang as pejal diameter 42,5 mm, panjang 150 mm.
dilakukan dengan pemotongan bahan dan Selanjutnya dilakukan pengerjaan dengan mesin
pembubutanluar dan dalam yang hasilnya menjadi bubut untuk membentuk poros dengan diameter 25
bentuk dan ukuran seperti Gambar 7. Perlu diketahui mm panjang 65 mm, diameter 30 mm sepanjang 40
bahwa dari perhitungan diameter leher poros bagian mm dan diameter 27 mm panjang 30 mm, seperti
belakang dengan ukuran 37,5 mm. Namun dalam Gambar ].
pembuatan direalisasikan 40 mm. Hal ini Pembubutan pad a diameter 25 mm sepanjang 65
dimaksudkan untuk memperkuat dudukan leher mm dilakukan secara presisi, agar poros yang dibuat
poros pada piringan putar. dapat secara tepat masuk kedalam leher poros
impeler yang dibuat sebelumnya.

•...
..•
1
~
4.8. Pemilihan Rantalan

J Mengingat gaya radial yang bekerja pada poros


lebih besar jika dibandingkan dengan gaya aksial,
maka bantalan yang dipilih untuk blower ini adalah
~~~ bantalan gelinding radial jenis banta Ian peluru dua
baris.Selain itujenis bantalan ini mudah didapatkan
Gambar 7. Dimensi ukuran leher poros (dalam mm)
dipasaran.Bantalan yang digunakan adalah banta Ian
Pada posisi diameter leher poros 36,75 mm dibor merk Nachi dengan nomor seri 30BG05S2DS
produksi dari Jepang.
melintang tembus 2 sisi untuk membuat lubang ulir
sebagai tempat pena penguci poros.
4.9. Pembuatan Rangka
4.4. Pembuatan sudu-sudu
Kerangka merupakan tempat dudukan komponen
blower yaitu volute, impeler, poros, bantalan poros
Sesuai perhitungan sudu-sudu impeler dibuat dari
dan penggerak. Kerangka dibuat dari bahan besi
pelat besi tebal 2 mm. Sedangkan lebar sudu pada
siku 45 x 45 x 3 mm.Ukuran panjangjadi 700 mm,
kedua sisi adalah sarna yaitu 110 mm, dan jumlah
lebar 600 mm dan tinggi untuk dudukan penggerak
sudu 20 buah. Proses pembuatannya adalah
140 mm.Hasil bentuk rangka seperti Gambar 8.
pemotongan dengan gunting mesin menjadi plat-plat
Adapun proses pembuatannya adalah dengan
persegi panjang ukuran 110 mm x 120 mm.
pemotongan dan pengelasan listrik.
Selanjutnya potongan pelat dibentuk sesuai dengan
pola yang telah digambar pada lingkaran roda putar
dengan mesin roll.

4.5. Perakitan komponen impeller

Mengingat komponen-komponen impeller


ketebalannya cukup, pemgerjaan lebih mudah dan
praktis serta hasilnya juga lebih kuat, maka

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 358 Yadi Yunus dkk


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Tabel 2.Data kecepatan/debit udara
No. Putaran Kecepatanudara Debit udara
(rpm) (m/detik) (m3/detik)
I. 1470 20,80 1,45
2. 1456 17,77 1,24
3. 1446 15,23 1,06
4. 1438 13,20 0,92
5. 1422 12,44 0,87
6. 1380 11,68 0,81
7. 1300 11,11 0,77
8. 1250 10,97 0,76
9. 1200 10,15 0,71
10. 1040 9,39 0,66

Debit udara pada sisi tekan dan sisi hisap hampir


Gambar 8. Sketsa rangka sama berarti rugi-rugi kebocoran pad a rumah keong
kecil dan blower cukup efisien.
4.10. Perakitan Blower Blower yang semula dirancang pada putaran 2890
rpm mampu sirkulasi udaranya 80 m3/menit ::=1,33
Perakitan blower dilakukan dengan sambungan mur m3/detik, pada head total 150 m. Dari data pengujian
baut M-12, agar nantinya mudah dilakukan temyata pad a putaran 1456 rpm debit udara telah
perawatan dan perbaikan bila perlu.Komponen- mencapai 1,24 m3/detik::= 74,4 m3/menit. Setelah
komponen ini dipasang secara simetris, tegak lurus, dianalisa ternyata karena saat pengujian blower,
alignment poros juga harus sesejajar mungkin agar debit diukur pad a kondisi head He:::. O.Gambar 9
blower dapat beroperasi dengan lancar dan balans menunjukkan hubungan debit/mampu
serta efisien. sirkulasi blower yang bergantung pada putaran.

5. PENGUJIAN 1.6

1,4

5.1. Pengujian secara manual ~


..,
1,2

i
M 1
E
Pengujian secara manual adalah pengujian yang 0,8

dilakukan setelah perakitan komponen-komponen -g 0,6

mekanik selesai, kemudian secara manual ~ 0,4


0,2
digerakkan dengan tangan dan hasilnya diamati,
apakah bagian mekanik yang telah dirakit dapat 200 400 600 BOO 1000 1200 1400 1600
berfungsidengan baik. Perihal yang diamati dan puta ra n (rpm)

diperhatikan di antaranya adalah, apakah alignment


poros sudah benar, putaran balans atau tidak, terjadi Gambar 9. Grafik perbandingan putaran dengan
gesekan atau tidak. debit udara yang dihembus

5.2. Uji coba sebenarnya 5.2.2.Pengujian Tingkat Kebisingan Blower

Blower sentrifugal hasilrancang bangun diuji Pengujian ini untuk mengetahui tingkat kebisingan
cobadenganputaran bervariasi antara 1000 rpm, blower saat beroperasi.Pengujian pertama dilakukan
hingga ± 1500 rpm.Pada tiap putaran tertentudiamati dengan menempelkan alat ukur/desibel meter
dan didata, kecepatan udara, tekanan, tingkat padacassing blower ( jarak 0 m). Data yang
kebisingan, serta debit aliran yang dicapai. diperoleh adalah seperti disajikan pada Tabel3.
Tujuannya untuk mengetahui unjuk kerja blower
hasil rancang bangun. Tabel 3. Tingkat kebisingan blower pada jarak 0 m
No. 1470
1422
1380
1438blower
1446
1456
Putaran 109,6
112,5
110,5
110,2
111,7 kebisingan
111,3
blower(dB)
Tingkat
5.2.1. Pengujian 3. I.
5.
6.
Kemampuan
4.
2. Sirkulasi (rpm)
Udara

Pengujian dilakukan dengan penggerak motor listrik


3 fase yang putarannya diatur dengan memberikan
variasi tegangan.Data-data yang diperoleh adalah :
Diameter sisi tekanlkeluaran 0,3 m, berarti luasan
sisi tekan adalah 0,070 m2. Data lengkap dari
pengujian ini ditampi\kan pada Tabe\ 2.

Yadi Yllnlls dkk 359 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 201 1
ISSN 1978-0176
7. 1300 107,4 menurunnya putaran dan semakin jauhnya jarak titik
8. 1250 105,8 pengukuran. Pada kondisi blower tidak
9. 1200 104,3 berperasidesibe] meter menunjukkan 64 dB, dan
10. 1040 101,4 ketika mesin beroperasi alat ukur pad a jarak 0 m
Dari data di atas bila ditampilkan dalam bentuk menunjuk antara 1]2,5
grafik ada]ah seperti Gambar 10.
114

112

1D 110
:!!.
:i 108
'"
.
.~
:D
.;,t
106

104

102

200 400 600 800 1000 1200 1400 1600


putaran (rpm)

Gambar 10. Grafik tingkat kebisingan fungsi putaran


pada jarak 0 m dari mesin blower

Pengujian kedua dilakukan dengan alat ukur pada


jarak I m dari blower. Data pengujian yang
diperoleh sepertti ditampilkan pada Tabe] 4.

Tabe] 4. Tingkat kebisingan bower pada jarak I m


No. Putaran blower Tingkat kebisingan
(rpm) blower(dB)
I. 1470 99,8
2. 1456 99,2
3. 1446 99,0
4. 1438 98,6
5. 1422 98,5
6. 1380 98,3
7. 1300 98,0
8. 1250 97,8
9. 1200 97,6
10. 1040 96,3

Data yang didapat di atas bila ditampilkan grafiknya


adalah seperti Gambar I I.
100

99,5

99
iD

;
:!!. 98,5

go 98
'iij
:;; 97,5
..
""
97

96,5

96
o 200 400 BOO BOO 1000 1200 1400 1600
puta.an (rpm)

Gambar I I.Grafik tingkat kebisingan fungsi putaran


pada jarak 1 m

Dari data menunjukkan bahwa tingkat


kebisinganmenurun seiring dengan semakin

Sekolah Tinggi Teknologi NlIklir-BATAN 360 Yadi Yunus dkk


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
101,4 dB. Tingkat kebisingan ini untuk sebuah pemakaian Bagian-bagian Pesawat Sederhana ",
blower sebagai sirkulator udara termasuk tinngi. H. Starn, Jakarta (1952).
Hal ini di antaranya disebabkan pada saat pengujian 2. CHURCH, A., .. Pompa dan Blower
dan pengambilan data pengoperasian blower Sentrifugal", Penerbit Erlangga, Jakarta (1986).
dilakukan didalam ruangan yang tertutup sehingga 3. Dietzel, F., "Turbin, Pompa dan Kompresor",
bunyi pantulan juga juga terukur,blower belum Penerbit Erlangga, Jakarta (1992).
disambung dengan ducting pad a sisi hisap maupun 4. FERDINAND.B,JOHNSONJr.RUSSEL, "Mecha
tekan serta dudukan blower bel urn diberi peredam. nics of material .., Mc.Graw-Hill Ltd,Singapore
( 1987).
5. RUKIMIN," Desain sistem Lemari Asam
6. KESIMPULAN Laboratorium Kimia Dasar di STTN-BATAN ",
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BadanTenaga
Kesimpulan dari aktivitas rancang bangun blower Nuklir Nasional, Yogyakarta (2005).
sentrifugaladalah : 6. STOLK,J., KROS c., terjemah oleh H.
a. Blower yang semula dirancang pada putaran HERDARSIN," Elemen Konstruksi dari Bagian
2890 rpm mampu hisapnya mencapai 80 m3 per Mesin", Erlangga, Jakarta (1984).
menit dengan head 150 m, temyata pad a putaran 7. SULARSO, TAHARA. H, "Pompa dan
1456 rpm mampu hisapnya sudah mencapai 74,4 Kompresor .., Pradnya Paramita, Jakarta (1991).
m3/menit, tetapi posisi head < 1 m (::::;0 m).
b. Belum terkoneksinya sisi tekan dan sisi hisap
blower kemasing-masing ducting pasangannya
dan juga dudukan bodi utama blower belum
dipasang peredam, menjadikan tingkat
kebisingan blower saat dioperasikan cukup
tinggi, pada range putaran 1040-1470 rpm
seacara gratis terlihat linier seiring dengan
meningkatnya putaran yaitu dan 96,3-99,8 db.
c. Mengingat pada putaran 1470 rpm « 2890 rpm
tingkat getaran/kebisingan dan juga daya
sirkulasi sudah cukup tinggi maka percobaan
dengan putaran 2890 rpm tidak dilakukan.
d. Blower sentrifugal hasil rancang bangun
memiliki ukuran :
diameter luar impeler350 mm
diameter sisi hisap200 mm
diameter poros impeler 25 mm
jumlah sudu 20
tebal sudu 2 mm
lebar sudu 110 mm
sudut sudu sisi masuk dan keluar 610 dan 550
diameter volute 565 mm
lebar vulote 200 mm
diameter leher volute 300 mm
e. Bentuk fisik impeller dan blower hasil rancang
bangun seperti ditampilkan Gambar 12 dan 13
pada Lampiran 5.

7. UCAPAN TERIMAKASIH

Atas kesempatan yang telah diberikan untuk


penggunaan fasilitas dan dukungan,sehingga
penelitian ini dapat dilakukan, maka diucapkan
ban yak terimakasih kepada pengelola
Laboratorium listrik dan mekanik di STTN
BATAN Yogyakarta.

8. DAFTAR PUSTAKA

1. ASRIL, ABBAS, B., " Konstruksi, Perhitungan,

Yadi Yunus dkk 361 Sekolah Tinggi Teknologi Nuk/ir-BATAN


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 201 1
ISSN 1978-0176
Lampiran I. Sifat-sifat tluida

Tabel 5. Sifat-sifat pendekatan dari beberapa gas


KerapatslJ p Kekentalan
pada
20~C. --.287.1
126
1.30
1.40
1.589
0.845
1.793
1.533
1.32
1.486
1AO 1.013
127.1
Jikg
260.1
296.8
187.8
518.5
kinematik v
K0667
2.720
0.718
1.329
xx 1O-~ 1.204
bar
1.I
1.841
65
Q.520
1.589 481.5
Pangkat
Isentropik 10-
k \
j m2fdtk
Tetapan Gas R pada 20° C, 1.013 bar

I,..

Tabel 6. Beberapa sifat udara pada tekanan atmosfir

Suhu
1.756
1.109
1.163
I p.1.222
1.468
1.356
1.274
1.171
1.382
1.326
1.672
Kerapatan
kgfm~
1.1'35
matik
1.202
x IO-~
1.486,-
1.176
1.570
Kekentalan t.M
180
1.90
•1.79
10-~
1.73
Kekcntalan
168
m2/dtk kine-
1.95
1.57
mik JO-~dtkdina·
xJl Pa
1{}-~

Tabel 7.. Sifat-sifat mekanik air pad a tekanan atmosfir


1.9X Kekentalan
11700 Dinamik
xX:lO
10"
1.130
2.10
0.862
2.()4
1.550
0.680
0.977
2.16
1.796
2.29
1.311
0.560
0.761
227 I179{}
2::'8
(,
2.20
2.2-1
Pa
Nfm2 170
827
620
4:1520
2480 o.cms
0.0741
0.07
x1000
552
Elastik
)( 995
990
0.0709
1000
995
0.0750
Modulus
Permukaan
Tckanan
an 1000
10-;
10"
0.0699
10'.1
0.0725
Tarik:m
N/m0.0756
Kerapat.
JOOO
kgfm3
;<
O.06RO
Uap )X
Pa dtk Suhu

Sekolah Tinggi Teknologi NlIklir-BATAN 362 Yadi Ylinus dkk


~
~ --<\/J\/J
~OCJtTJ
:::::
ZO~~
§
r;;
--<...,z
~>-tTJ>-
~ 00;;>;:;;>;:;;:0
;>;-
-"'0
b>-ZZ
TEGANGAN-DESAIN dalam N/mm2 menurut C. Bach. "':'""O~
-.):;:?r>-
-00
, C'))"
120
14072
90 JJ
60
o.
100
48
24
128
104
60
40
48
192
138
18
180
68
140
150
66
100
120
30
2240
144
2J
9
96
40
70
120
60
90
240
80
29
150
120
100
50
210
100
40
46
80
160
69
92
34
40
70
3550
80
87
60
144
11
105
48
58 27
160
32
6450
72
54
64
56
sampal
I Fe
dari
11
60
dari
112
70
120
20
sar:npal
sampai
sampai
sampai
"'"j15060
23 ,t;
40 12mSO
II690
II
II
dari' GST
Fa'
Fe
11
120
GG 490
590
38
6923
46
15 150 180 "'-Z
ZZ>-
oCr
I 1501
1.00
~40210 Fe 360
I~.~1::~r~::: dari r <;;>;:
tTJr
3
-a
1>0

~;;:;
;:;.
1:0<
tTJ_
1>0
::3 ;;:o-
N N
o
~
0-
~
00

~
(JQ
vJ
'"
vJ
1>0
::3
(JQ
1>0
::3
CJ
(J)
(/)
1>0

::r
"0
~
;>;-
a.
1>0

1>0
c ~
is"" 1>0
:::- ()
::j 1>0

3
~
~-. :3
1>0
()
~ 1>0

~ 3
c 1:0
c- 1>0

~-. ::r-
1>0
::3
:<: ----
:::: \/J
i:t
:::;.
o
:>?
0•••••

~
~ \D
:<: 00
.j::o
'--'
SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Lampiran 3. Tabel 9. Profil Besi Siku dan Elastic Section Modulus (Ferdinand, F.B., 1988)
r

Appendix C. ProP<trtJCt'I of Rollod-StlHt1 Sh~P<t'


n
Angles
Equal Legs
. Jy
xz~
I x
r Z

i i .• ..AxI.X-X.and Axil y.y 'Arl.

I sa•• nd
... ,-
Thldmon. mm =~g/m
... " ....• .....--..
" ..m~~",~
Area, , ~.. .•',~ ~: .~ ' .. x.::; .. ·z.;z'
;:;~:

,,0 7600 H~ 2~ 61.6 );.-1 39.3


159.,
13 5030 19~ 136 62.6 54.a 39.i
l!;,(J" ISO x I
\.(j
'.' ..
H.b
27.2
43'17.6
34.2 17.6
3:.3
27.6
30.0
42.:>
4!.2
21.0
16.0
24..7
23.S
1:!,4
•1,1.9
18.5
23.3
)6.9
29.6
29.4
17.9
12.8
28.1
14.6
46.0
38.8
..\
..
4S.S'II 2-1.8
36.0 21..5
:20 44.0
,
...3.82
5600
',' '. 13,4 .. B.2
110 26.2
30.8
2i.229.8
14.9
19.2
•lio4
25.i8.7~
19.5
46.1
-46.9
27.2
22.8
20.J
19.8
17.3
11.0
22,4
8.9~
39.1
16.1
:!9.:i
30.·\
15.7
14.1
10.;
2.00I I22.'1
)406
1:1..1
30.15
38.0
12.7
14.S IiI 19.5
19.9
19.7 .8.76
16 35.7
139.3 . 7.11 20.2
15.8
74.7
90.3
8.58
4.54
12.7
58.6
2.:.9
6.44
1.58 . ....
0' ....
4540
8.56.
-, 61.5:
40.2
31.9
32.6
13.7. ~~51.1' . M.4 112•7 10.8 II 19.:'
2!lH
17.310.2 25.2 38.3
25.6 57;1 .124.4 \
13
10
29.3
22.8
3750
2900
8~
6~
34.9 I 24.7

II. H.9 Ll~5 x 125 x 16 j 29.4 LH


0.177
2940
1200
1.60
24;'.()
261
1040
1000
624
3.62
2.65
1.141160
0.268
0.095
0.052
0.46!>
1.80
1.29
0.892
2170
1400
864
1700
656
0.300
0.826
0.459
2.24
744
976'
5.41
2.96
19'10
'3740
3080
0.383
9.725
O.OIJ·j
!101
321
2400
1900
iII 24.2
7.85 j 1780
HU
13.3
15.2
8.20
6.78
7.66
4.90
2.52 :!.!Xi
5.84
18.8
2.05 13 9:42
: 11.0
9.14
I 23.1
J7.0
5.15
H.O 10 •. \ 0.118
8
, L! w x 100 x 16
13
10
5
L.SAJ x 90 x 13
10
6
:...;;, x 7S xl3
10
6
L6S x 65 x 10
8
6
w;, x 55 x 10
6
v•

L-IS x 15 x 8
G

,3

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 364 Yadi Yunus dkk


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 201 I
ISSN 1978-0176
Lampiran 4.Tabel 10. Bantalan Peluru Radial (Asril dan Abbas, 1952)

SERIKAT PERUSAHAAN
LEMB. KER. INSINJUR'
DAN PEROAGANGAN

K 0 MIS I B E S A RUN T U K NOR MA LI S A S I DINEGERI BF.lANDA


H.'''~4'' 10.1 1'\••", ".1.1,
h·•••••" 1;<'01",
,j: ••••••••

•• ~u,~u"••h, •.•.h"" 'hri bo,.H .•I.~.


\Jj!#PC~lhu ••,.h "!.III>.".I.
:> •. '.fh~."I."d,.tH ~u··ul.".
"1 - .~lb~."(.•h'hHI \Wllj.nd••"jutl
•• I.hl \fhnlu"
4JHI' p.rt'I\io~IH1~' Irl'qih·.~.I""."
•••••f JUt 4.J •• u t-.·, ,-}

••tNCI. •••• t.
~i •••,.'AAN~ HnW_ •••• C. 0 .t.",
(n)
.hn it'* 4¥I.IoM ,..."',' .• -.w ..•.•• t • ..,
t H'C,,,.C iihJMi ,.,..t».~~•".,n'll).
f~ "''''Cj,'\U .•~UII\ •.•• ,if, (U).
'C1h~,: (S) .~~ " .•nt ra), ••.•,ul~,., £ u·l .•j~

'(NjtMPANC-"N·\J¥V,,"A.N: U"'hf\ •• ~'''''.''J.'''"'if\-¥H''''. h~lla_ N .•••.,.

. BANT ALAN2.PEL'URU
BANT o\,LAN',PELURU TEKANAN·MELINT ANG
N 361
PER$AMBUNGAN I DAN 2 1.1.0: 621.821

Yadi YllnllS dkk 365 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN


SEMINAR NASIONAL
SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011
ISSN 1978-0176
Lampiran 5, Gambar 12. Impeler hasil rancang bangun

Lampiran 6.Gambar 13. Blower hasil perancangan

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 366 Yadi Yunus dkk

Anda mungkin juga menyukai