Anda di halaman 1dari 2

AKSI NYATA

PEMAHAMAN BERMAKNA PADA PEMBELAJARAN FLUIDA STATIS


Oleh: Fahrizal Afrianto (SMAN 1 Tembilahan)

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Agar proses pembelajaran dapat lebih maksimal, maka proses belajar harus
bermakna, artinya dalam proses pembelajaran, guru dapat membantu murid untuk
mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitifnya. Hal ini menjadi penting, karena setidaknya ada tiga manfaat penting dalam
menerapkan pembelajaran bermakna bagi siswa, yaitu: pertama, informasi yang dipelajari
secara bermakna lebih lama dapat diingat; kedua, informasi-informasi baru yang dibangun
siswa akan memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi belajar berkelanjutan;
dan, ketiga, informasi yang dilupakan sesudah terbangun struktur pengetahuan baru akan
mempermudah proses belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terlupakan.

Fluida statis merupakan salah satu topik dalam pembelajaran Fisika yang cukup
mendasar, karena fenomena-fenomena atau hukum-hukum pada fluida statis dapat ditemui
sehari-hari. Namun masih saja terdapat miskonsepsi yang dialami oleh siswa mengenai
materi ini, misalnya konsep tekanan hidrostatis.

Berdasarkan teori dari berbagai literatur, dipahami bahwa tekanan hidrostatis adalah
tekanan di dalam zat cair. Tekanan hidrostatis akan semakin besar jika suatu titik semakin
dalam atau semakin jauh dari permukaan zat cair. Secara matematis, besar tekanan hidrostatis
dapat ditentukan dengan persamaan:
Ph= ρgh
dimana:
Ph = Tekanan hidrostatis (Pa)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2)
h = kedalaman (m)

Sekilas, konsep ini terlihat sederhana, namun dari hasil observasi dan pertanyaan
singkat ke beberapa siswa, ternyata masih banyak saya temui miskonsepsi pada konsep
tekanan hidrostatis ini. Ketika saya melaksanakan pembelajaran daring, saya mencoba untuk
memberikan pemahaman bermakna kepada murid tentang penerapan konsep tekanan
hidrostatis pada kehidupan sehari-hari, salah satu yang paling umum adalah penerapan
konsep tekanan hidrostatis pada bendungan.
Gambar 1. Penyampaian materi tentang penerapan konsep tekanan hidrostatis pada bendungan.

Saya memanfaatkan laboratorium virtual dari phet untuk membantu murid agar dapat lebih
mudah untuk memahami konsep tekanan hidrostatis ini. Saya coba menanyakan desain
bendungan mana yang mengalami tekanan hidrostatis lebih kecil di dasar bendungannya,
seperti yang terlihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Desain bendungan pada laboratorium virtual phet


Ternyata, respon yang saya dapatkan, hamper seluruh murid menyatakan bahwa desain
bendungan B (bendungan kanan) yang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan desain bendungan A (bendungan kiri). Padahal, dari konsep tekanan
hidrostatis di atas sudah diketahui bahwa tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh kedalaman
titik. Jika kedalaman titik sama, maka harusnya tekanan hidrostatisnya juga akan sama. Jadi,
dasar dari kedua desain bendungan ini akan mendapatkan tekanan hidrostatis yang sama.
Lantas kalau begitu, desaian bendungan mana yang lebih kuat jika memang dasar kedua
bendungan ini memiliki tekanan hidrostatis yang sama?
Inilah pentingnya pemahaman bermakna dalam pembalajaran Fisika. Disinilah peran guru
untuk memfasilitasi murid untuk menghubungkan konsep kognitif yang sudah dimiliki murid,
bahwa tekanan juga berkaitan dengan gaya. Jadi meskipun tekanan di dasar bendungan sama,
namun gaya hidrostatis pada dasar bendungan tidak sama. Sehingga agar bendungan kuat
menahan gaya hidrostatis, maka dasar bendungan harus dibuat melebar, agar bendungan tidak
mudah jebol dan kuat untuk menahan gaya serta tekanan hidrostatis.
Demikianlah contoh pemahaman bermakna pada pembelajaran Fisika, khususnya pada
konsep tekanan hidrostatis yang telah saya lakukan.

Anda mungkin juga menyukai