Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANDANGAN & NILAI MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA, DAN


MASYARAKAT

Di susun oleh:
Sasih Kirana Syahrani 2215471079
Shada Nur Khosimah 22125471080
Sindi Rizky Fardaes 2215471081

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa membantu dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Budaya merupakan sesuatu yang harus dipelajari dan diletasrikan. Budaya mengandung nilai dan
system yang nantinya dijadikan landasan dalam kehidupan. Pengetahuan Budaya (The
Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni
dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain,
seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar
(Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini
dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara
gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-
masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu
Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari nilai, system nilai, dan orientasi nilai?
b. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya di masyarakat?
c. Apa perbedaan dari nilai dengan moral?

TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui apa pengertian dari nilai, system nilai, dan orientasi nilai
b. Untuk menjelaskan faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya
di masyarakat
c. Untuk memberikan penjelasan apa perbedaan dari nilai dengan moral
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 NILAI, SISTEM NILAI, DAN ORIENTASI NILAI


A. KONSEP NILAI BUDAYA
Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan
bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson
relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat
sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai
budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh beberapa ahli seperti:
a.) Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi –
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat
mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam
suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu,
nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif,
cara – cara, alat – alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.

b.) Clyde Kluckhohn dlam Pelly


Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi
umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan
alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal
– hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang
dengan lingkungan dan sesama manusia.

c.) Sumaatmadja dalam Marpaung


Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada
perkembangan, pengembangan, penerapan budaya dalam kehidupan, berkembang
pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan,
serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan sebagai nilai budaya.

Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap
individu dalam melaksanakan aktifitas vsosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman
kepada nilai – nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri.
Artinya nilai – nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia,
baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk,
benar salah, patut atau tidak patut.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat
dalam kehidupan sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain –
lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk
konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik
secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk,
benar salah, patut atau tidak patut.

B. SISTEM NILAI
Tylor dalam Imran Manan (1989;19) mengemukakan moral termasuk bagian dari
kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya
dalam konsep yang lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di lihat dari aspek
penyampaian pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan
sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai
budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem
pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sisitem perilaku dan produk budaya
yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.
Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit,
menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang diinginkan
yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan
yang tersedia. Orientasi nilai budaya adalah konsepsi umum yang terorganisasi, yang
mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam
alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini
yang mungkin bertalian dengan hubungan antar orang dengan lingkungan dan sesama
manusia.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup
dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga
mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya
ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi
kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan
sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit
terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai nilai yang mencakup pilihan nilai yang
dominan yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam
memecahkan 6 masalah pokok kehidupan.

C. ORIENTASI NILAI BUDAYA


Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan
sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar
warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian
konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai
budaya.
Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa
yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang
melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah
merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai
manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan
wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai
budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan
mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia,
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia
dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal ini dengan berbagai
variasi yang berbeda – beda. Seperti masalah pertama, yaitu mengenai hakekat
hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha
misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola
kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan
nirwana, dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapat menambah
rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini
sangat mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep –
konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup
(survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada
yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi
kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang
memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya. Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia
terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan
manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni
dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya. Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak
kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah,
mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan
horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi,
kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat
eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung
untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin).
Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja
pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social
masyarakatnya.

1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI BUDAYA


Menurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
perkembangan nilai budaya adalah:
a.) Jarak komunikasi antara kelompok etnis.
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan
konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke kelompok etnis
yang lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan
pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli,
misalnya menganggap rendah status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis
pendatang menjadi penggerak pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli
(positif).
b.) Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai ke arah
yang positif dan negatif.
Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain:
a.) Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup
modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teklnologi.
b.) Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi
pola hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana
dan sarana serta teknologi.
c.) Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan meningkat
menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai
dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.) Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat
menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan ketrampilan yang didukung teknologi.

Pergeseran sitem nilai yang mengarah negatif antara lain:


a. Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa prosedur
hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama
sekali.
b. Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang manusia sebagai
obyek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.
c. Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara
penguasa / pejabat / majikan dengan rakyat bawahan /buruh.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya
yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri
terhadap kemajuan yang telah diciptakan.Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi
yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif teknologi,
manusia menjadi resah.Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi
modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional).Ilmu pengetahuan dan teklnologi berpihjak
pada suatu kerangka budaya.Kontak budaya yang ada dengan budaya asing menimbulkan
perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.

1.3 PERBEDAAN NILAI DAN MORAL


Nilai merupakan salah satu komponen yang berperan dalam tingkah laku: perubahan nilai dapat
mengarahkan terjadinya perubahan tingkah laku. Hal ini telah dibuktikan dalam sejumlah
penelitian yang berhasil memodifikasi tingkah laku dengan cara mengubah sistem nilai (Grube
dkk., 1994, Sweeting, 1990, Waller, 1994, Greenstein, 1976, Grube, Greenstein, Rankin dan
Kearney, 1977, Schwartz dan Inbar-Saban, 1988). Perubahan nilai telah terbukti secara
signifikan menyebabkan perubahan pula pada sikap dan tingkah laku memilih pekerjaan,
merokok, mencontek, mengikuti aktivitas politik, pemilihan teman, ikut serta dalam aktivitas
penegakan hak asasi manusia, membeli mobil, hadir di gereja, memilih aktivitas di waktu
senggang, berhubungan dengan ras lain, menggunakan media masa, mengantisipasi penggunaan
media, dan orientasi politik (Homer dan Kahle, 1988). Jenis-jenis nilai diantaranya:
a. Nilai material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna
bagi jasmani manusia.
b. Nilai vital, yaitu meliputi bergai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia seperti :
- Nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta)
- Nilai keindahan, yakni nilai yang bersumber pada unsur perasaan(estetika)
- Nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) dan
- Nilai keagamaan, (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu)
dari Tuhan.

Ciri-ciri nilai social


a. Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara para
anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan
lahir.
b. Nilai sosial diimbaskan. Nilai dapat diteruskan dan diimbaskan dari satu orang atau
kelompok ke orang atau kelompok lain melalui berbagai macam proses sosial seperti
kontak sosial, komunikasi interaksi, difusi, adaptasi, adopsi, akulturasi maupun asimilasi.
c. Nilai dipelajari. Nilai diperoleh, dicapai dan dijadikan milik diri melalui proses belajar,
yakni sosialisasi yang berlangsung sejak masa kanak-kanak dalam keluarga
d. Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan sosial. Nilai yang disetujui dan yang telah diterima secara sosial itu menjadi
dasar bagi tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi, kelompok maupun masyarakat
secara keseluruhan.
Sementara moral Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia
atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, dimana tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai
implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat
setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, moral adalah
produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Moralitas dapat dibedakan menjadi:
1. Moralitas umum yaitu peraturan moral yang mengatur masalah etika sehari-hari :
Menepati janji, tidak suka dengki, saling membantu, menghargai orang lain,
menghargai milik.
2. Moralitas kepedulian : menyangkut persepektif keadilan dan kepedulian.
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum
dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut
Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Sistem nilai budaya merupakan
rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang
dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak
berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku
manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Faktor yang
dapat mempengaruhi perkembangan nilai diantaranya jarak dan komunikasi, kemudian etnis, dan
pelaksanaan pembangunan.
SARAN
Semoga adanya makalah ini dapat menjadi pembelajaran mengenai nilai, system nilai, serta
orientasi nilai pada pandangan masayrakat terhadap individu, keluarga serta masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, W. (2011, Oktober 13). Nilai Budaya, Sistem Nilai, dan orientasi Nilai Budaya.
Retrieved Oktober 2022, from https://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-
budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/
Sari, D. (2012, November 8). Retrieved from http://dwisari78.blogspot.com/2012/11/faktor-
yang-mempengaruhi-perkembangan_8.html
Susanto, H. (2018, Maret 5). Antara Nilai, Etika, Moral, dan Norma. Retrieved from
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2018/03/05/antara-nilai-etika-moral-dan-norma/

Anda mungkin juga menyukai