Anda di halaman 1dari 7

FUNGSI KEPALA SEKOLAH

FUNGSI KEPALA SEKOLAH

DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM ISLAM

A. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah terhadap Organisasi Sekolah

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bertsipat kompleks karena
sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lainnya saling
berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik menunjukkan bahawa sekolah sebagai
organisasi mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri-ciri yang
menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses pembelajaran, tempat
terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.

Karena sifat yang kompleks dan unik tersebut, sekolah sebagai organisasi memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organisasi yang bersifat kompleks dan unik, serta mampu meaksanakan peranan kepala sekolah
sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Luthfi bahwa pentingnya para manajer dalam
manajemen pendidikan sangat mempengaruhi proses pendidikan dalam mencapai tujuannya.
Organisasi pendidikan yang tidak memiliki manajer diibaratkan seperti “kapal yang tidak ada
nahkodanya”. Artinya tidak ada orang yang mengemudikan pengelolaan organisasinya, sehingga
proses pendidikan tidak bisa berjalan dengan baik.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh C. Turney dan kawan-kawannya bahwa pada


sekolah yang efektif itu harus memiliki kepemimpinan instruksional yang kuat, mempunyai
fokus yang jelas terhadap lulusan, memiliki harapan yang tinggi terhadap siswa, memiliki
lingkungan yang aman dan teratur, dan melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan yang
telah tercapai. Di samping itu, setiap kepala sekolah juga harus menguasai seluruh aspek-aspek
manajerial dan mampu mengembangkan kemampuan manajerialnya secara baik. Oleh karena itu,
maju mundurnya kegiatan inti organisasi sekolah sangat ditentukan oleh tugas dan peran Kepala
sekolah dalam mengelola sekolahnya.

Islam juga menjelaskan bahwa setiap pemimpin, termasuk kepala sekolah, bertanggung
jawab atas apa yang dipimpinnya. Tanggung jawab ini tidak hanya ditujukan kepada sesama
manusia (akuntabilitas horisontal), tetapi juga ditujukan kepada Allah (akuntabilitas vertikal).
Oleh karena itu, seorang kepala sekolah yang islami harus bekerja secara optimal terhadap segala
yang diamanatkan  kepadanya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai islami, sehingga ia dapat
mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SWT di akhirat kelak. Adapun  mengenai
tanggung jawab ini  termuat dalam hadis nabi saw yang berbunyi :
… )‫كلكم راع و كل راع مسؤ ل عن ر عيته … (رواه البخارى‬

Artinya : “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang
kepemimpinannya””.

Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik, tugas
dan fungsi kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Dari sisi tertentu
kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedangkan dari sisi lain kepala sekolah
dapat berperan sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan
motivator yang biasa disingkat EMASLIM. Ada dua buah kata kunci yang dapat dipakai sebagai
landasan untu memahami lebih jauh tugas dan fungsi kepala sekolah.

Kedua kata tersebut adalah “Kepala” dan “Sekolah”. Kata kepala dapat diartikan ketua
atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah  adalah sebuah
lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.

Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran.

B. Fungsi Kepala Sekolah dalam Memotivasi Belajar Siswa

Kata Motivasi berasal dari kata “motive” yang mempunyai arti “dorongan”.  Dorongan
itu menyebabkan terjadi tingkah laku atau perbuatan, baik dorongan yang datang dari dalam diri
manusia maupun yang datangnya dari lingkungannya.

Menurut MC. Donald dalam Tabrani, dkk yang dikutip Drs. H. Nashar, M.Ag
menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu per-buatan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan timbul-nya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Pemaparan di atas mengungkap adanya tiga unsur penting, yaitu:

1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap diri manusia. 
Perkembangan motivasi itu makin membawa perubahan pada sistim neurofisiologis
yang ada dalam organisme manusia,
2) Motivasi ditandai dengan muncul-nya rasa feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia,
3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.  Jadi motivasi dalam
hal ini, sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.  Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia akan tetapi kemunculannya karena adanya
rangsangan atau dorongan dari unsur-unsur lain yang keberadaannya di luar diri
manusia sehingga menyebabkan munculnya satu tujuan yang ingin dicapai.
Dalam kegiatan belajar, guru harus terlebih dahulu me-rencanakan untuk apa ia
memotivasi siswa, untuk apa siswa mempelajari materi-materi pelajaran yang akan diajarkan.
guru juga harus mampu menemukan cara untuk menimbulkan motivasi siswa dalam belajar, baik
dengan cara yang sama untuk semua siswa atau berlainan dalam memotivasi antara satu siswa
dengan siswa lainnya.

Motivasi dapat dibedakan kedalam dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. 
motivasi intrinsik dalam belajar adalah seluruh dorongan yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang dapat mendorongnya dalam belajar.  Misalnya siswa belajar, karena ia menyenangi
mata pelajarannya atau ingin memahami materinya. Motivasi ekstrinsik dalam mempelajarinya
adalah seluruh dorongan yang berasal dari luar siswa yang dapat mendorongnya dalam
mempelajari mata pelajaran tersebut. Misalnya siswa mempelajari matematika, karena ia ingin
mendapat nilai baik atau karena keharusan dari orang tua.

Dari kedua macam motivasi di atas, motivasi intrinsiklah yang mempunyai peranan besar
dalam meningkatkan hasil belajar seorang siswa.  Karena itu, seorang siswa harus memelihara
dan membangkitkan motivasi intrinsiknya. Seorang kepala sekolah harus bisa membangkitkan
gairah para siswa dalam belajar.

Jm. Keller dalam H. Nashar mengemukakan rancangan motivasional ada 4 (empat)


kondisi yang harus diperhatikan guru, antara lain: minat, relevansi, harapan dan kepuasan. Dalam
hal ini, minat menunjukkan apakah rasa ingin tahu siswa dibangkit-kan dan dipelihara secara
terus menerus sepanjang kegiatan pem-belajaran sedangkan relevansi menunjukkan adanya
keterkaitan antara kebutuhan siswa dengan aktivitas pembelajaran.  Harapan menunjukkan
adanya kemungkinan siswa mencapai keberhasilan dalam belajar, sedangkan kepuasan
menunjukan gabungan hadiah ekstrinsik dengan motivasi instrinsik atau kesesuaian dengan yang
diantisipasi siswa.

Banyak cara yang dapat dilakukan kepala sekolah agar potensi yang dimiliki oleh siswa
termotivasi pada waktu belajar, antara lain:

1) menciptakan situasi yang kondusif untuk belajar.  Dengan terciptanya perasaan yang
nyaman dan rasa senang, akan timbul kegairahan dan rasa berani dalam diri siswa pada
waktu belajar dan tidak timbul rasa takut dalam menyelesaikan tugas belajar. Sebab
kreatifitas dan produktifitas siswa merupakan salah satu faktor meningkatkan motivasi
belajar. 
2) mengusahakan agar bersikap simpati, dan siswa merasa bahwa guru mereka merupakan
pelindung dan sekaligus menjadi orang tua selama berada di sekolah. 
3) menciptakan persaingan yang sehat sesama siswa waktu belajar, dengan persaingan yang
sehat siswa akan bergairah belajar.

Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan
senang, dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar
yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
Mc. Donald dalam tulisan artikel Drs. Sobri, A. M. Ag memberikan beberapa strategi
atau kiat yang harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sekaligus memper-
tahankan minat belajar anak didik terhadap beban pelajaran yang telah diberikan, antara lain:

 Angka.

Angka adalah sebuah simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik dan
merupakan alat motivasi yang cukup signifikan memotivasi belajar siswa untuk mempertahankan
bahkan meningkatkan prestasi siswa yang dimuat di dalam buku rapor.  Guru dituntut arif dalam
memberikan penilaian, sehingga tidak merugikan siswa.

 Hadiah

Hadiah adalah memberikan kepada orang lain sebagai peng-hargaan atau sebagai kenang-
kenangan / cenderamata.  Pem-berian hadiah dapat diberikan kepada siswa yang berprestasi,
bentuk hadiah yang diberikan tidak mesti yang mahal, yang murah pun juga bisa selama
tujuannya untuk motivasi belajar siswa serta dapat dimanfa’atkan untuk kepentingan belajar anak
didik.  Keampuhan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik akan
terasa jika penggunaannya tepat.  Misalnya memberi hadiah secara tiba-tiba (spontan) kepada
siswa yang mampu lebih dulu menyelesakan tugasnya, dengan demikian dia merasa bangga
karena hasil kerjanya dihargai dalam bentuk materi. Hal ini pun dapat juga mendorong siswa
lainnya untuk selalu berkompetisi dalam belajar.

 Pujian

Pujian merupakan alat motivasi positif, guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan
perasaan siswa.  Dengan mem-berikan perhatian siswa merasa diawasi dan dia tidak akan dapat
berbuat menurut kehendak hatinya.  Namun begitu, pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil
kerja siswa, dan jangan berlebih-lebihan.  Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari
seorang guru secara wajar sebagai sebuah peng-hargaan.

 Gerakan Tubuh

Suatu gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk,
acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaik-
kan tangan dan lain-lain adalah merupakan gerakan fisik yang dapat memberikan motivasi
kepada siswa.  Gerakan Tubuh fungsinya adalah sebagai penguatan yang dapat membangkitkan
gairah belajar siswa, dan proses belajar mengajar terkesan menyenangkan.  Sebagai suatu
interaksi antara guru dengan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, gerakan tubuh dapat
memfungsikan untuk meluruskan prilaku anak didik.  Gerakan tubuh yang bagaimana pun
bentuknya dapat melahirkan umpan balik dari siswa jika dilakukan dengan tepat sesuai dengan
kondisi kelas.
 Memberi Tugas

Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut untuk diselesai-kan.  Guru dapat
memberikan tugas kepada siswa sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar
mengajar.  Dengan memberikan tugas diakhir penyampaian bahan pelajaran, secara otomatis
siswa akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran dan tentu dia akan berusaha untuk
lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran, sebab bila tidak mereka khawatir tidak mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan.

 Memberi Ulangan

Ulangan adalah salah satu yang penting dalam proses pengajaran, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana daya serap siswa dari materi yang sudah diberikan, sekaligus sebagai Feed Back
dalam proses belajar mengajar.

 Mengetahui Hasil

Ingin mengetahui hasil adalah suatu sifat yang sudah melekat dalam diri setiap orang. 
Hal ini mendorong seseorang akan berusaha  dengan berbagai cara.  Guru harus secara
transparan memberitahukan hasil tersebut, jika perlu semua hasil kertas ulangan dibagikan agar
siswa mengetahui hasil kerjanya serta dapat melakukan perbaikan dimasa mendatang.  Guru
harus arif menanamkan sifat positif terhadap siswa agar tidak kecewa dengan prestasi yang
rendah serta memberikan bimbingan untuk membetulkan agar tidak terulang kembali.

 Hukuman

Hukuman adalah reinforcement yang negatif, tetapi diperlu-kan dalam pendidikan. 


Bentuk hukuman itu harus positif dan bersifat mendidik terhadap pelanggaran disiplin yang
ditetap-kan.  Bentuk hukuman dapat pula dilakukan oleh guru setelah adanya komitmen antara
guru dengan siswa sebelumnya yang penting hukuman itu bernuansa mendidik dan jangan
dengan kekerasan.

Djamarah dan Zain juga memberikan beberapa cara yang tidak jauh berbeda dalam
memotivasi belajar siswa, yaitu:

 Membangkitkan dorongan kepada para siswa untuk belajar.


 Menjelaskan secara konkrit kepada para siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran
 Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai para siswa sehingga dapat
merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
 Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
 Membantu kesulitan belajar para siswa secara individual mau-pun kelompok
 Menggunakan metode yang bervariasi.
Sebagai Motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan yang tumbuh melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar.

Lingkungan fisik yang kondusif akan menumbuhkan motivasi kependidikan dalam


melaksanakan  tugasnya. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu membangkitkan motivasi
tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan  tugas secara optimal.

Pengaturan iklim fisik suasana kerja yang tenang dan menyenangkan juga akan
membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan.

Usaha untuk menanamkan disiplin yang tinggi serta meningkatkan profesionalisme


tenaga kependidikan kepada semua bawahan. Dengan disiplin diharapan dapat tercapai tujuan
efektif dan efisien serta dapat meningkatkan produktifitas sekolah.

Ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah dalam mendorong tenaga
kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan profesionalismenya :

1) Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya
menarik, dan menyenangkan.
2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga
kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja. Dan tenaga kependidikan
dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
3) Tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya.
4) pemberian hadiah lebih dari pada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga
diperlukan.
5) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memeprhatikan
kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah
memperhatikan mereka, menagtur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai
pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.

Penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme tenaga


kependidikan, dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini
para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya secara
positif dan produktif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepala sekolah merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran.

Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan
senang, dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar
yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.

Djamarah dan Zain juga memberikan beberapa cara yang tidak jauh berbeda dalam
memotivasi belajar siswa, yaitu:

1) Membangkitkan dorongan kepada para siswa untuk belajar.


2) Menjelaskan secara konkrit kepada para siswa apa yang dapat dilakukan pada
akhir pengajaran.
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai para siswa sehingga dapat
merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
5) Membantu kesulitan belajar para siswa secara individual mau-pun kelompok.
6) Menggunakan metode yang bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai