A. Pendahuluan
Berdasarkan Surat Keputusan Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa SDN
JATAKE 5 TANGERANG mempunyai kewajiban merekrut dan melaksanakan pembinaan
terhadap sekolah imbas untuk mempengaruhi pencapaian peningkatan kinerja dalam
mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sebagai syarat Pencapaian Sekolah
Adiwiyata Mandiri. Sudah menjadi kewajiban bagi Tim di akhir pembinaan harus
melaporkan hasil binaanya sebagai bukti pertanggungjawaban pelaksanaan program
pembinaan sebagaimana yang dipaparkan dalam Laporan Pelaksanaan Program Pembinaan
Calon Sekolah Adiwiyata Binaan SDN JATAKE 5 Tangerang ini.
C. Sasaran Pembinaan
Sasaran pembinaan difokuskan pada
1. Pembentukan karakter warga sekolah binaan/imbas
2. Tata fisik lingkungan sekolah binaan/imbas
D. Tujuan Pembinaan
Memberikan stimulan kepada warga sekolah binaan dalam hal :
1. Meningkatkan kesadaran pentingnya lingkungan untuk masa sekarang dan masa
yang akan datang.
2. Tumbuhnya inisiatif, inovasi, dan patisipatif dalam pemecahan masalah lingkungan
baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
3. Memberikan dampak positif terhadap tata fisik lingkungan sekolah binaan menjadi
lebih bersih, sehat, hijau, aman, dan menyenangkan.
E. Masa Pembinaan
April 2022 s.d. Juni 2018
F. Pola Pembinaan
1. Pelatihan/workshop
2. Pendampingan
3. Studi banding
4. Berbagi pengalaman
G. Jadwal Pembinaan
( Lampiran 1 )
H. Materi Pembinaan
( Terlampir 2 )
I. Hasil Observasi Lapangan ke Sekolah Binaan
( Terlampir )
J. Evaluasi Diri Sekolah Binaan.
( Terlampir )
K. Data Kemajuan Sekolah Binaan
( Terlampir )
L. Penutup
Demikian Laporan Hasil Pembinaan Calon Sekolah Adiwiyata Binaan SDN JATAKE 5 Kota
Tangerang Tahun 2022 ini kami sampaikan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan
Penilaian Sekolah Adiwiyata Mandiri SDN JATAKE 5 TANGERANG tahun 2023.
Program dan Jadwal Pembinaan Tim Adiwiyata SDN Jatake 5 Kota Tangerang
Kepada SDIT At – Taufiq Tahun 2022 – 2023
No Kegiatan Apri Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Ja Feb Mar
l n
1. Sosialisasi
Sekolah
Adiwiyata
2. Menerima
sosialisasi
Program
menuju
Adiwiyata
Mandiri
dari DLH Kota
Tangerang
3. Sosialisasi dan
penjajakan
kerjasama
dari SDN
Jatake 5
dengan
calon sekolah
binaan.
Penandatangan
MoU
antara SDN
Jatake 5
dengan
Sekolah imbas
Observasi
lapangan
(Kajian
Lingkungan)
ke
sekolah
binaan.
Pembinaan,
Monitoring
& Evaluasi
1. Kebijakan
Berwawasan
Lingkungan
Pelaksanaan
Kurikulum
Berbasis
Lingkungan
Kegiatan
Lingkungan
Berbasis
Partisipatif
Pengelolaan
Sarana
Ramah
Lingkungan
Pelaporan hasil
pembinaan
dari Tim
Adiwiyata
Sekolah
kepada Kepala
Sekolah
Pelaporan hasil
pembinaan
dari Tim
Adiwiyata
Sekolah
kepada DLH
Kota
Tangerang
Evaluasi
Verifikasi
Pelaksanaan
Program
Adiwiyata
Kota
Evaluasi
Verifikasi
Pelaksanaan
Program
Adiwiyata
Provinsi
Evaluasi
Verifikasi
Pelaksanaan
Prog.
Adiwiyata
Nasional
Penganugrahan
Sekolah
Adiwiyata
Kota, Provinsi,
dan
Nasional
PROGRAM PEMBINAAN SEKOLAH INDUK/PEMBINA (SDN JATAKE 5 KOTA
TANGERANG) KE SEKOLAH BINAAN/IMBAS
TANGGAL
NAMA PEMATERI
N PEMBINAA MATERI PEMBINAAN
SEKOLAH (NAMA &
O N LAMPIRAN
IMBAS JABATAN)
1. SDIT AL – Ujat, S.Pd. MM Sosialisasi dan
HIDAYAH ( Kepala SD Penandatangan MoU
SDIT AT - Negeri Jatake 5 Antara SDN Jatake 5
TAUFIQ Kota Tangerang dengan Sekolah Binaan.
2. SDIT AT- (Koordinator Komponen Pelaksanaan
TAUFIQ bidang Kurikulum Berbasis
pelaksanaan Lingkungan :
SDIT AL - kurikulum “STRATEGI
HIDAYAH berbasis PENCAPAIAN
lingkungan) PELAKSANAAN
KURIKULUM
BERBASIS
LINGKUNGAN”
(Penyusunan RPP integrasi
pendidikan lingkungan
hidup terhadap mata
pelajan lain)
6 SDIT AL – STRATEGI
HIDAYAH PENCAPAIAN
PELAKSANAAN
KURIKULUM
BERBASIS
LINGKUNGAN”
(Penyusunan RPP integrasi
pendidikan lingkungan
hidup terhadap mata
pelajan lain)
7. SDIT AT - Penyususnan Portofolio
TAUFIQ dan Evadir Sekolah
Adiwiyata
LAMPIRAN:
1. Surat Pemberitahuan
2. Absensi peserta kegiatan
3. Dokumentasi/ foto pelaksanaan kegiatan pembinaan
4. Materi pembinaan
(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 Kota Tangerang)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri
A. Pendahuluan
Kerusakan lingkungan yang telah mengglobal sudah menjadi pusat perhatian dunia termasuk
dunia pendidikan. Upaya pencegahan dan perubahan prilaku telah terlembagakan melalui
kerjasama antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dan Kementrian
Lingkungan Hidup melalui Program Sekolah Adiwiyata. Salah satu komponen sekolah
Adiwiyata dan merupakan tonggak pelaksanaannya adalah adanya kebijakan berwawasan
lingkungan, yakni KTSP dan RKAS. Dalam hal KTSP; Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Struktur
Kurikulum, dan Kriteria Ketuntasan Minimal memuat upayaupaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Begitu pula halnya dengan RKAS, 20% dari total anggaran
yang sekolah terima memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
teralokasikan secara proporsional untuk kegiatan Kesiswaan, Kurikulum dan Kegiatan
pembelajaran, Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, Sarana dan
prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran masyarakatdan kemitraan, Peningkatan dan
pengembangan mutu.
B. Rumusan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah yang memuat upaya PPLH
Visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan dibawa. Visi merupakan
gambaran kualitas pendidikan di sekolah yang diinginkan di masa depan dalam kurun waktu
tertentu agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangannya. Gambaran masa depan ini tentunya harus tetap didasarkan pada landasan
yuridis, yaitu undang-undang pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintahannya,
khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan sesuai dengan
profil Sekolah yang bersangkutan.Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang
filosofis sehingga setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda sehingga dapat
menimbulkan perselisihan dalam implementasinya.
Misi adalah tindakan untuk mewujudkan/merealisasikan visi. Karena visi harus
mengakomodasi semua kelompok kepentingan di Sekolah, misi dapat juga diartikan sebagai
tindakan untuk memenuhi kepentingan tiap-tiap kelompok yang terkait dengan sekolah.
Dalam merumuskan misi harus memepertimbangkan tugas pokok Sekolah dan kelompok-
kelompok kepentingan yang terkait dengan Sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk
layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Tujuan merupakan ”apa” yang akan dicapai/dihasilkan oleh Sekolah yang bersangkutan dan
”kapan” tujuan akan dicapai. Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang,
tujuan dikaitkan dengan jangka waktu yang pendek, yaitu + 3 s.d. 5 tahun. Dengan demikian,
tujuan pada dasarnya merupakan tahapan wujud Sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
Jika visi merupakan gambaran Sekolah di masa depan secarautuh (ideal), sedangkan tujuan
yang ingin dicapai dalam jangka waktu 3 s.d 5 tahun.
Perhatikan keterkaitan rumusan Visi dan Misi Sekolah yang memuat upaya PPLH
berikut!
Indikator Visi Rumusan Misi Indikator Misi
Memiliki kepedulian terhadap lingkungan
Memiliki tanggung jawab terhadap perlestarian dan fungsi lingkungan Menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan hijau.
Melaksanakan pembelajaran dan menumbuhkembangkan kesadaran, kepedulian, dan
tanggung jawab warga sekolah secara keseluruhan dalam pengelolaan, pelestarian fungsi
lingkungan baik dalam kegian intra maupun ekstrakurikuler.
Setelah dirumuskan visi dan misi seperti contoh di atas ,selanjutnya Sekolah merumuskan
tujuan berdasarkan kondisi Sekolah.
Visi - Misi Tujua (Dalam waktu 3-5 tahun)
Visi :
“...... dan Berbudaya lingkungan”
Misi :
Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan hijau........
Warga sekolah memiliki kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab dalam mengelolaan dan
melestarikan fungsi lingkungan di manapun mereka berada sesuai dengan tugas dan
fungsinya
guna mendukung pembangunan berkelanjutan.......
Lampiran 2
Materi Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
STRATEGI PENCAPAIAN PELAKSANAAN KURIKULUM
BERBASIS LINGKUNGAN
(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 Kota Tangerang)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri
A. Pendahuluan
Pada dasarnya indikator pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan Sekolah Adiwiyata
merupakan rangkaian proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang biasa
dilaksanakan oleh setiap pendidik. Jika ditarik benang merah antara indikator yang satu
dengan yang lainnya indikator-indikator tersebut sebagian besar merupakan rangkaian yang
runut sebagaimana halnya yang diamanatkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses yang meliputi perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pelaksanaa pembelajaran
(RPP).Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yangditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau
beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Catatan: Dikembangkan oleh guru dengan mencermati KD, Indikator, dan nilai/ karakter
kepedulian terhadap lingkungan.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Materi ajar membuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Materi ajar memuat isu global, isu lokal, atau kajian lingkungan sekolah
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan.pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran (Pakem/ belajar aktif/ partisipatif);
Catatan :
1) Cari sebuah model yang tepat dari rumpun model pembelajaran tersebut, misal model
Inquiri untuk rumpun model pemrosesan informasi.
2) Dalam satu kegiatan pembelajaran digunakan 1 model, tetapi bila dalam satu RPP terdapat
2 kali pertemuan dapat digunakan dua model berbeda.
3) Sintak dari model pembelajaran dikembangkan menjadi tahapan kegiatan dalam
pembelajaran.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Inti
3. Penutup
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam
suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Kegiatan Inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inidilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
Catatan : Lihat alternatif pengembangan untuk proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi pada lampiran 1.
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.
Catatan :
1) Untuk mengembangkan langkah-langkah (tahapan) pembelajaran lihat pedoman
pelaksanaan pembelajaran pada lampiran 2.
2) Penyajian tahapan kegiatan pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk matrik atau narasi
(lihat lampiran 3)
H. Sumber Belajar
I. Penilaian Hasil Belajar
1) Jenis tes : _
2) Bentuk tes : _
3) Instrumen tes : _
a) Soal
b) Kunci Jawaban
4) Pedoman penilaian : _
Prosedur dan instrumen dan penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan IPK dan
mengacu kepada standar penilaian
Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
Mencoba bereksperimen
Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas).
Mengidentifikasi manayang beda/sama dengan model bandingan/kriteriadan mana yang
lebih baik
Eksperimen
Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar
Mengurutkan
Mengelompokkan
Mengkombinasikan
Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak
Menghubung-hubungkan (mencari model hubungan)
Memasangkan contoh dan bukan contoh (memanfaatkan model bandingan untuk
elaborasi) seharusnya
Menciptakan rubrik
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan pendahuluan inti, dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru :
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik sert psikologis peserta didik
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karaktersistik peserta didik dan
mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topic/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam dan belajar dari aneka sumber.
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didikdengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboraturium, studio atau
lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3) Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar.
6) Memfasilitasi pserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun berkelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual atau kelompok.
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan.
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa
percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber;
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan;
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) Membantu menyelesaikan masalah;
c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran, remedial, program
pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
II. INDIKATOR
AGAMA
• Membiasakan perilaku jujur
• Membiasakan perilaku bertanggung jawab
• Membiasakan perilaku hidup bersih
• Membiasakan perilaku disiplin
• Mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat
IPS
• Menceritakan pengalaman diri
• Menceritakan kasih sayang antar anggota keluarga
• Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga
• Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan
keluarga
• Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air,
pakaian, udara, dan lingkungan sehat)
IPA
• Membiasakan hidup sehat
• Mengenal cara menjaga lingkungan agar tetap sehat
• Membedakan lingkungan sehat dengan lingkungan tidak sehat
• Menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar
SENI BUDAYA
• Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar
• Menyanyikan lagu anak-anak secara individual, kelompok, maupun klasikal
BAHASA INDONESIA
• Membedakan berbagai bunyi bahasa
• Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
• Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah
dimengerti
• Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang sudah
dikuasai
• Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung
• Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung
MATEMATIKA
• Membilang banyak benda
• Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari (pendek, panjang) dan
membandingkannya
• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang
• Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan
• Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
ORJASKES
• Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai
sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, dan percaya diri
• Mempraktikkan gerak dasar memutar, mengayun, ataupun menekuk dalam permainan
sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, dan percaya diri
V. PENILAIAN
• Penilaian Lisan (dalam proses)
• Penilaian Tingkah Laku (pengamatan)
• Penilaian Produk
• Penilaian Portofolio
• Penilaian Tertulis Obyektif
• Penilaian Tertulis Subyektif
• Penilaian Unjuk Kerja (dalam proses)
Lampiran 3
Materi pembinaan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
PEMECAHAN MASALAH LINGKUNGAN DI SEKOLAH
(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 Kota Tangerang)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri
I. Pendahuluan
Sebagaimana paparan pada saat Sosialisasi Program Adiwiyata terdahulu, bahwa bencana
banjir, longsor, menurunnya kwantitas dan kwalitas air tanah, serta permasalahan sampah di
Kota Tangerang belum tertanggulangi secara keseluruhan. Tidak dipungkiri ini terjadi karena
merosotnya kesadaran warga kota dalam beraktifitas kurang memperhatikan dampak
lingkungan yang ditimbulkannya.
Menanggapi permasalahan di atas, upaya pencegahan dan penanggulangan tentu saja bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi menjadi kewajiban seluruh lapisan
masyarakat. Sekol;ah sebagai lembaga pendidikan harus berupaya melaksanakan perubahan
prilaku dan melembagakan program pencegahan dalam upaya meningkatkan partisipatif dan
nilai kepedulian untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan mengintegtrasikan
pembelajaran lingkungan hidup dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di samping
mata pelajaran PLH yang sudah menjadi muatan lokal wajib.
Layanan kantin merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang berusaha
menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil sekolah. beberapa
tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:
1. memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau
sehat;
2. memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
3. menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama;
5. menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
6. memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;
7. menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri;
8. menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya
dan kesehatannya.
Berdasarkian tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat berfungsi untuk:
1. membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang
sehat, bergizi, dan praktis;
2. mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;
3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;
4. memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan seseorang;
5. memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;
6. mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
7. sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan tempat
menunggu apabila ada jam kosong.
Dalam menyelenggarakan atau mendirikan kantin sekolah yang baik hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. kantin sekolah hendaknya tidak dipandang sebagai suatu penciptaan keuntungan di
sekolah;
2. program kantin sekolah harus dipandang sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan
3. harga makanan dan minuman harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa
4. penyajian dan pelayanan makanan harus memadai dan cepat
5. gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat mempengaruhi keefektivan
operasi dan koordinasi program-program kantin
6. personil-personil kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik,
serta menjamin selera pembeli;
7. memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya program
kantin, karena dapat menarik pembeli
8. program kantin harus menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga, begitu juga
gizi.
Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan
positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah untuk
memperbaiki lingkungan kantin sekolah:
1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak
memasuki dan meninggalkan kantin;
2. memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. menyajikan musik selama jam makan siang;
8. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun
prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan ruangan
makan
Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana
untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin
dan nilai-nilai lainnya.
Pengelolaan sampah
1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
o Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
o Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
o Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya
iangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA). Sampah yang dibuang
ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang
sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi
dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan -hewan tertentu tidak masuk ke
dalamnya dan juga untuk menghindari bau darisampah yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang
ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah
sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga
sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh
harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuangke
TPA.
Ada 3 faktor yang menyebabkan orang dianjurkan menghemat listrik yaitu, sampai saat ini
masih terdapat kesenjangan antara biaya produksi listrik dengan harga jual ke pelanggan.
Dimana salah satu faktor penyebab tingginya biaya produksi pada PLN adalah harga bahan
bakar, PLN membeli bahan bakar untuk pembangkit listrik dengan harga yang mengikuti
mekanisme pasar. Sementara itu, PLN tidak bisa menaikkan harga jual listrik
tanpa persetujuan pemerintah dan lembaga legislatif (DPR).
Kedua, tarif biaya produksi masih jauh dengan harga yang dikenakan pada pelanggan, jika
harga bahan bakar listrik mengalami kenaikan, maka hal itu dapat melonjakkan anggaran
keuangan pemerintah (PLN). Padahal yang perlu disubsidi oleh pemerintah tidak hanya listrik
tetapi juga kesehatan, pendidikan dan sektor pembangunan lainnya. "Lalu yang terakhir,
ketidakseimbangan pertumbuhan konsumsi listrik pelanggan yang lebih cepat meningkat
dibandingkan dengan kemampuan PLN dalam menyediakan pembangkit listrik," "Dengan
hidup hemat kita bisa kaya, serta dengan peduli dan hemat listrik, maka kita akan sejahtera.
Lagi pula untuk penghematan energi ini terutama listrik sudah lama kita lakukan,bahkan ini
sangat mendukung program adiwiyata.