Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PELAKSANAAN

PROGRAM PEMBINAAN CALON SEKOLAH ADIWIYATA


BINAAN SD NEGERI JATAKE 5 KOTA TANGERANG
TAHUN 2022 - 2023

A. Pendahuluan
Berdasarkan Surat Keputusan Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa SDN
JATAKE 5 TANGERANG mempunyai kewajiban merekrut dan melaksanakan pembinaan
terhadap sekolah imbas untuk mempengaruhi pencapaian peningkatan kinerja dalam
mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sebagai syarat Pencapaian Sekolah
Adiwiyata Mandiri. Sudah menjadi kewajiban bagi Tim di akhir pembinaan harus
melaporkan hasil binaanya sebagai bukti pertanggungjawaban pelaksanaan program
pembinaan sebagaimana yang dipaparkan dalam Laporan Pelaksanaan Program Pembinaan
Calon Sekolah Adiwiyata Binaan SDN JATAKE 5 Tangerang ini.

B. Maksud dan Tujuan Pelaporan


Maksud disusunnya Laporan Pelaksanaan Program Pembinaan ini adalah :
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG
kepada Kepala Sekolah, Tim Adiwiyata Kota, Tim Adiwiyata Provinsi, dan
Kementrian Lingkungan Hidup.
2. Bahan evaluasi pelaksanaan program pembinaan dimasa mendatang, baik bagi TIM
Adiwiyata SDN JATAKE 5 Tangerang, pihak sekolah, maupun pihak penyelenggara.
3. Memenuhi persyaratan pencapaian Sekolah Adiwiyata Mandiri Tahun 2018.

C. Sasaran Pembinaan
Sasaran pembinaan difokuskan pada
1. Pembentukan karakter warga sekolah binaan/imbas
2. Tata fisik lingkungan sekolah binaan/imbas

D. Tujuan Pembinaan
Memberikan stimulan kepada warga sekolah binaan dalam hal :
1. Meningkatkan kesadaran pentingnya lingkungan untuk masa sekarang dan masa
yang akan datang.
2. Tumbuhnya inisiatif, inovasi, dan patisipatif dalam pemecahan masalah lingkungan
baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
3. Memberikan dampak positif terhadap tata fisik lingkungan sekolah binaan menjadi
lebih bersih, sehat, hijau, aman, dan menyenangkan.

E. Masa Pembinaan
April 2022 s.d. Juni 2018

F. Pola Pembinaan
1. Pelatihan/workshop
2. Pendampingan
3. Studi banding
4. Berbagi pengalaman

G. Jadwal Pembinaan
( Lampiran 1 )
H. Materi Pembinaan
( Terlampir 2 )
I. Hasil Observasi Lapangan ke Sekolah Binaan
( Terlampir )
J. Evaluasi Diri Sekolah Binaan.
( Terlampir )
K. Data Kemajuan Sekolah Binaan
( Terlampir )

L. Penutup
Demikian Laporan Hasil Pembinaan Calon Sekolah Adiwiyata Binaan SDN JATAKE 5 Kota
Tangerang Tahun 2022 ini kami sampaikan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan
Penilaian Sekolah Adiwiyata Mandiri SDN JATAKE 5 TANGERANG tahun 2023.
Program dan Jadwal Pembinaan Tim Adiwiyata SDN Jatake 5 Kota Tangerang
Kepada SDIT At – Taufiq Tahun 2022 – 2023

No Kegiatan Apri Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Ja Feb Mar
l n

1. Sosialisasi
Sekolah
Adiwiyata
2. Menerima
sosialisasi
Program
menuju
Adiwiyata
Mandiri
dari DLH Kota
Tangerang

3. Sosialisasi dan
penjajakan
kerjasama
dari SDN
Jatake 5
dengan
calon sekolah
binaan.

Penandatangan
MoU
antara SDN
Jatake 5
dengan
Sekolah imbas

Observasi
lapangan
(Kajian
Lingkungan)
ke
sekolah
binaan.

Pembinaan,
Monitoring
& Evaluasi
1. Kebijakan
Berwawasan
Lingkungan
Pelaksanaan
Kurikulum
Berbasis
Lingkungan

Kegiatan
Lingkungan
Berbasis
Partisipatif

Pengelolaan
Sarana
Ramah
Lingkungan

Pelaporan hasil
pembinaan
dari Tim
Adiwiyata
Sekolah
kepada Kepala
Sekolah

Pelaporan hasil
pembinaan
dari Tim
Adiwiyata
Sekolah
kepada DLH
Kota
Tangerang

Evaluasi
Verifikasi
Pelaksanaan
Program
Adiwiyata
Kota

Evaluasi
Verifikasi
Pelaksanaan
Program
Adiwiyata
Provinsi

Evaluasi
Verifikasi
Pelaksanaan
Prog.
Adiwiyata
Nasional
Penganugrahan
Sekolah
Adiwiyata
Kota, Provinsi,
dan
Nasional
PROGRAM PEMBINAAN SEKOLAH INDUK/PEMBINA (SDN JATAKE 5 KOTA
TANGERANG) KE SEKOLAH BINAAN/IMBAS

NAMA SEKOLAH PEMBINA : SDN JATAKE 5 KOTA TANGERANG


ALAMAT SEKOLAH PEMBINA : JL. PAJAJARAN RAYA NO 01. A KOTA
TANGERANG
PENGHARGAAN SEBAGAI SEKOLAH ADIWIYATA NASIONAL TAHUN : 2020

TANGGAL
NAMA PEMATERI
N PEMBINAA MATERI PEMBINAAN
SEKOLAH (NAMA &
O N LAMPIRAN
IMBAS JABATAN)
1. SDIT AL – Ujat, S.Pd. MM Sosialisasi dan
HIDAYAH ( Kepala SD Penandatangan MoU
SDIT AT - Negeri Jatake 5 Antara SDN Jatake 5
TAUFIQ Kota Tangerang dengan Sekolah Binaan.
2. SDIT AT- (Koordinator Komponen Pelaksanaan
TAUFIQ bidang Kurikulum Berbasis
pelaksanaan Lingkungan :
SDIT AL - kurikulum “STRATEGI
HIDAYAH berbasis PENCAPAIAN
lingkungan) PELAKSANAAN
KURIKULUM
BERBASIS
LINGKUNGAN”
(Penyusunan RPP integrasi
pendidikan lingkungan
hidup terhadap mata
pelajan lain)

3. SDIT AT- (Koordinator Materi pembinaan


TAUFIQ bidang pelaksanaan kurikulum
kebijakan berbasis lingkungan
SDIT AL - berwawasan
HIDAYAH lingkungan)
4. SDIT AT- (Koordinator Komponen Kegiatan
TAUFIQ bidang kegiatan Lingkungan Berbasis
berbasis Partisipatif:
SDIT AL - partisipatif) “PEMECAHAN
HIDAYAH MASALAH
LINGKUNGAN
DI SEKOLAH”
(Penanganan masalah
sampah melalui Bank
Sampah, GPS, 3R, dan
upaya penghijauan
lingkungan sekolah
melalui kegiatan ekstra
kurikuler)

4 SDIT AL – (Penanggungjawab Kebijakan Sekolah


HIDAYAH Program Berbudaya Lingkungan
Adiwiyata SDN
JATAKE 5)
5 SDIT AT - (Ketua Tim Komponen Pengelolaan
TAUFIQ Adiwiyata ) Sarana Pendukung
Ramah Lingkungan:
“ KAMPANYE
PROGRAM
PENGELOLAAN
SARANA PENDUKUNG
RAMAH
LINGKUNGAN”
1. Kampanye Kantin Sehat
2. Kampanye gerakan Satu
Hari Tanpa
Sampah
3. Kampanye Gerakan
Hemat Air dan
Energi

6 SDIT AL – STRATEGI
HIDAYAH PENCAPAIAN
PELAKSANAAN
KURIKULUM
BERBASIS
LINGKUNGAN”
(Penyusunan RPP integrasi
pendidikan lingkungan
hidup terhadap mata
pelajan lain)
7. SDIT AT - Penyususnan Portofolio
TAUFIQ dan Evadir Sekolah
Adiwiyata

LAMPIRAN:
1. Surat Pemberitahuan
2. Absensi peserta kegiatan
3. Dokumentasi/ foto pelaksanaan kegiatan pembinaan
4. Materi pembinaan

Tangerang, 11 April 2022


Kepala Sekolah, Ketua TIM Adiwiyata,
UJAT, S.Pd. MM ADHI ROSYID, S.Pd
NIP. 196303061984101010 NIP.197111242014091001
Lampiran 1
Materi Pembinaan Kebijakan Berwawasan Lingkungan

UPAYA PPLH MELALUI KTSP

(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 Kota Tangerang)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri

A. Pendahuluan
Kerusakan lingkungan yang telah mengglobal sudah menjadi pusat perhatian dunia termasuk
dunia pendidikan. Upaya pencegahan dan perubahan prilaku telah terlembagakan melalui
kerjasama antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dan Kementrian
Lingkungan Hidup melalui Program Sekolah Adiwiyata. Salah satu komponen sekolah
Adiwiyata dan merupakan tonggak pelaksanaannya adalah adanya kebijakan berwawasan
lingkungan, yakni KTSP dan RKAS. Dalam hal KTSP; Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Struktur
Kurikulum, dan Kriteria Ketuntasan Minimal memuat upayaupaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Begitu pula halnya dengan RKAS, 20% dari total anggaran
yang sekolah terima memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
teralokasikan secara proporsional untuk kegiatan Kesiswaan, Kurikulum dan Kegiatan
pembelajaran, Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, Sarana dan
prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran masyarakatdan kemitraan, Peningkatan dan
pengembangan mutu.

B. Rumusan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah yang memuat upaya PPLH
Visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan dibawa. Visi merupakan
gambaran kualitas pendidikan di sekolah yang diinginkan di masa depan dalam kurun waktu
tertentu agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangannya. Gambaran masa depan ini tentunya harus tetap didasarkan pada landasan
yuridis, yaitu undang-undang pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintahannya,
khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan sesuai dengan
profil Sekolah yang bersangkutan.Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang
filosofis sehingga setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda sehingga dapat
menimbulkan perselisihan dalam implementasinya.
Misi adalah tindakan untuk mewujudkan/merealisasikan visi. Karena visi harus
mengakomodasi semua kelompok kepentingan di Sekolah, misi dapat juga diartikan sebagai
tindakan untuk memenuhi kepentingan tiap-tiap kelompok yang terkait dengan sekolah.

Dalam merumuskan misi harus memepertimbangkan tugas pokok Sekolah dan kelompok-
kelompok kepentingan yang terkait dengan Sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk
layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.

Tujuan merupakan ”apa” yang akan dicapai/dihasilkan oleh Sekolah yang bersangkutan dan
”kapan” tujuan akan dicapai. Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang,
tujuan dikaitkan dengan jangka waktu yang pendek, yaitu + 3 s.d. 5 tahun. Dengan demikian,
tujuan pada dasarnya merupakan tahapan wujud Sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
Jika visi merupakan gambaran Sekolah di masa depan secarautuh (ideal), sedangkan tujuan
yang ingin dicapai dalam jangka waktu 3 s.d 5 tahun.

Perhatikan contoh rumusan Visi yang memuat upaya PPLH berikut!


Terwujudnya lulusan yang berkarakter mulia, cerdas, sehat, dan “berbudaya lingkungan”.
Visi Indikator Berbudaya lingkungan:
Memiliki kepedulian terhadap lingkungan
Memiliki tanggung jawab terhadap perlestarian dan fungsi lingkungan

Perhatikan keterkaitan rumusan Visi dan Misi Sekolah yang memuat upaya PPLH
berikut!
Indikator Visi Rumusan Misi Indikator Misi
Memiliki kepedulian terhadap lingkungan
Memiliki tanggung jawab terhadap perlestarian dan fungsi lingkungan Menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan hijau.
Melaksanakan pembelajaran dan menumbuhkembangkan kesadaran, kepedulian, dan
tanggung jawab warga sekolah secara keseluruhan dalam pengelolaan, pelestarian fungsi
lingkungan baik dalam kegian intra maupun ekstrakurikuler.

Setelah dirumuskan visi dan misi seperti contoh di atas ,selanjutnya Sekolah merumuskan
tujuan berdasarkan kondisi Sekolah.
Visi - Misi Tujua (Dalam waktu 3-5 tahun)
Visi :
“...... dan Berbudaya lingkungan”
Misi :
Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan hijau........
Warga sekolah memiliki kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab dalam mengelolaan dan
melestarikan fungsi lingkungan di manapun mereka berada sesuai dengan tugas dan
fungsinya
guna mendukung pembangunan berkelanjutan.......
Lampiran 2
Materi Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
STRATEGI PENCAPAIAN PELAKSANAAN KURIKULUM
BERBASIS LINGKUNGAN
(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 Kota Tangerang)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri

A. Pendahuluan
Pada dasarnya indikator pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan Sekolah Adiwiyata
merupakan rangkaian proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang biasa
dilaksanakan oleh setiap pendidik. Jika ditarik benang merah antara indikator yang satu
dengan yang lainnya indikator-indikator tersebut sebagian besar merupakan rangkaian yang
runut sebagaimana halnya yang diamanatkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses yang meliputi perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pelaksanaa pembelajaran
(RPP).Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yangditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau
beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

B. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Lingkungan


Satuan pendidikan : _
Kelas/semester : _
Mata pelajaran/Tema pelajaran : _
Jumlah pertemuan/Alokasi waktu : _
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
Diambil dari Standar Isi sesuai jenjang kelas, semester, dan mata pelajaran.
Diambil dari Standar Isi sesuai jenjang kelas, semester, dan mata pelajaran.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Ajar
F. Metode Pembelajaran
Contoh :
Pendekatan : Pendekatan Konsep, Pendekatan Lingkungan, Pendekatan Proses
Sains, Pendekatan STS (Science Technology-Society), Pendekatan Kontekstual
(Catatan : Pilih salah satu pendekatan)
Metode Pembelajaran : Diskusi, demonstrasi, eksperimen, dll.
(Catatan : dalam satu kegiatan pembelajaran dapat digunakan lebih dari satu metode)
Model Pembelajaran : Pemrosesan Informasi Prilaku Personal Rumpun Model Pembelajaran
Sosial

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Catatan: Dikembangkan oleh guru dengan mencermati KD, Indikator, dan nilai/ karakter
kepedulian terhadap lingkungan.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Materi ajar membuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Materi ajar memuat isu global, isu lokal, atau kajian lingkungan sekolah
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan.pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran (Pakem/ belajar aktif/ partisipatif);
Catatan :
1) Cari sebuah model yang tepat dari rumpun model pembelajaran tersebut, misal model
Inquiri untuk rumpun model pemrosesan informasi.
2) Dalam satu kegiatan pembelajaran digunakan 1 model, tetapi bila dalam satu RPP terdapat
2 kali pertemuan dapat digunakan dua model berbeda.
3) Sintak dari model pembelajaran dikembangkan menjadi tahapan kegiatan dalam
pembelajaran.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Inti
3. Penutup
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam
suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Kegiatan Inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inidilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
Catatan : Lihat alternatif pengembangan untuk proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi pada lampiran 1.

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.
Catatan :
1) Untuk mengembangkan langkah-langkah (tahapan) pembelajaran lihat pedoman
pelaksanaan pembelajaran pada lampiran 2.
2) Penyajian tahapan kegiatan pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk matrik atau narasi
(lihat lampiran 3)

H. Sumber Belajar
I. Penilaian Hasil Belajar
1) Jenis tes : _
2) Bentuk tes : _
3) Instrumen tes : _
a) Soal
b) Kunci Jawaban
4) Pedoman penilaian : _

Alternatif eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi


EKSPLORASI ELABORASI KONFIRMASI
Membaca tentang
Mendengar tentang
Berdiskusi tentang
Mengamati model (teks/karya)
Mengamati demonstrasi
Mengamati simulasi kasus
Mengamati 2 perbandingan (yang salah dan yang benar)
Mencoba melakukan
 Membaca kasus (bedah kasus)
Talk show
Berwawancara denganlingkungan (menggali informasi)
Observasi terhadap lingkungan
Secara diskusi/mandiri
Mengidentifikasi ciri
Menemukan konsep
Melakukan generalisasi
Mencari bagian-bagian
Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
Memasukkan dalam kelompok yang mana (memilah-milah)
Membandingkan dengan dunia nyata atau pengetahuan yang telah dimiliki
(analisis beda dan persamaannya)
Menganalisis mengapa terjadi begini/begitu dari hasil eksperimen/demonstrasi
Meramalkan apa yang akan terjadi dari
Penyimpulan
Memberikan balikan apa yang dikerjakan siswa
 Penjelasan mengapa salah
 Meluruskan yang salah
 Menegaskan yang benar
Melanjutkan/menambah kan yang kurang
Mengangkat kasus yang salah dan yang benar
Menjelaskan mengapa salah/benar
Menyimpulkan konsep,kriteria, cara mencapai yang lebih baik, contoh dan bukan
contoh
Memperluas contoh yang benar dan yangsalah
 Menjelaskan bagaimana

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Catatan :
Penggunaan alat, bahan, dan sumber belajar disesuaikan dengan tujuan pencapaian KD.
Jika pembelajaran di luar kelas manfaatkan sarana dan fasilitas lingkungan sekolah

Prosedur dan instrumen dan penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan IPK dan
mengacu kepada standar penilaian
Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
Mencoba bereksperimen
Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas).
Mengidentifikasi manayang beda/sama dengan model bandingan/kriteriadan mana yang
lebih baik
Eksperimen
Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar
Mengurutkan
Mengelompokkan
Mengkombinasikan
Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak
Menghubung-hubungkan (mencari model hubungan)
Memasangkan contoh dan bukan contoh (memanfaatkan model bandingan untuk
elaborasi) seharusnya
Menciptakan rubrik

Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan pendahuluan inti, dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru :
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik sert psikologis peserta didik
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karaktersistik peserta didik dan
mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topic/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam dan belajar dari aneka sumber.
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didikdengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboraturium, studio atau
lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3) Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar.
6) Memfasilitasi pserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun berkelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual atau kelompok.
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan.
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa
percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber;
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan;
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) Membantu menyelesaikan masalah;
c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru :
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran, remedial, program
pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Model perangkat pembelajaran tematik berbasis lingkungan


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pertemuan 9, 10, 11, dan 12
TEMA : GEJALA ALAM
KELAS/SEMESTER : 2 (satu)/2 (dua)
WAKTU : 4 kali pertemuan @ 5 JP/hari (4 hari)
I. KOMPETENSI DASAR
AGAMA
• Membiasakan perilaku jujur
• Membiasakan perilaku bertanggung jawab
• Membiasakan perilaku hidup bersih
IPS
• Menceritakan pengalaman diri
• Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air,
pakaian, udara, dan lingkungan sehat)
IPA
• Membiasakan hidup sehat
• Membedakan lingkungan sehat dengan lingkungan tidak sehat
SENI BUDAYA
• Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar
• Menyanyikan lagu anak-anak secara individual, kelompok, maupun klasikal
BAHASA INDONESIA
• Membedakan berbagai bunyi bahasa
• Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
• Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
• Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
• Menyebutkan isi dongeng
• Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang sudah
dikuasai
• Memerankan tokoh dongeng atau cerita rakyat yang disukai dengan ekspresi yang sesuai
• Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan bintonasi
yang tepat
• Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung
MATEMATIKA
• Membilang banyak benda
• Menentukan waktu (pagi, siang, dan malam) hari, serta jam (secara bulat)
• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang
• Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan
ORJASKES
• Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai
sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, dan percaya diri
• Mempraktikkan gerak dasar memutar, mengayun, ataupun menekuk dalam permainan
sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, dan percaya diri
• Mempraktikkan berbagai aktivitas jasmani yang menyenangkan di lingkungan sekolah, nilai
disiplin, kerja sama, dan pola hidup sehat

II. INDIKATOR
AGAMA
• Membiasakan perilaku jujur
• Membiasakan perilaku bertanggung jawab
• Membiasakan perilaku hidup bersih
• Membiasakan perilaku disiplin
• Mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat
IPS
• Menceritakan pengalaman diri
• Menceritakan kasih sayang antar anggota keluarga
• Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga
• Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan
keluarga
• Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air,
pakaian, udara, dan lingkungan sehat)
IPA
• Membiasakan hidup sehat
• Mengenal cara menjaga lingkungan agar tetap sehat
• Membedakan lingkungan sehat dengan lingkungan tidak sehat
• Menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar
SENI BUDAYA
• Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar
• Menyanyikan lagu anak-anak secara individual, kelompok, maupun klasikal
BAHASA INDONESIA
• Membedakan berbagai bunyi bahasa
• Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
• Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah
dimengerti
• Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang sudah
dikuasai
• Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung
• Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung
MATEMATIKA
• Membilang banyak benda
• Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari (pendek, panjang) dan
membandingkannya
• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang
• Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan
• Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
ORJASKES
• Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai
sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, dan percaya diri
• Mempraktikkan gerak dasar memutar, mengayun, ataupun menekuk dalam permainan
sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, dan percaya diri

III. LANGKAH PEMBELAJARAN


a. Kegiatan Awal/Pendahuluan (Pendekatan Cooperative Learning Teknik Berpikir
Berpasangan)
• Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing
• Mengajak siswa menyanyikan lagu “Hujan” sambil menggerakkan anggota badan sesuai
dengan syair lagu (Orkes, Budaya-Keterampilan)
• Bertanya jawab tentang syair lagu tentang hujan dikaitkan dengan tema Gejala Alam yang
akan dipelajari
• Menginformasikan tema yang akan dipelajari bersama (Gejala Alam)
b. Kegiatan Inti
1) Bertanya jawab tentang macam-macam gejala alam yang telah dipelajari sebelumnya,
seperti:
• Bagaimana keuntungan dan kerugian adanya angin
• Matahari
• Sungai
• Gelombang laut
• Banjir
• Dsb (dikembangkan sesuai dengan kemampuan siswa)
2) Adakah suasana alam yang disukai dan apakah ada yang tidak disukai, atau ditakuti?
3) Guru bercerita ada tsunami yang terjadi di Aceh (sepengetahuan guru)
4) Menugaskan semua siswa untuk berkelompok dengan teman sebangkunya dan setiap
kelompok diminta untuk menulis pengalamannya masing-masing yang berkesan, yang
berhubungan dengan gejala alam
5) Hasil diskusinya diceritakan kembali di depan kelas
6) Menugaskan semua siswa untuk mengerjakan tugas dari Buku Kerja Jilid 2B tema Gejala
Alam (Bahasa Indonesia, Matematika, PKn, IPA, dan IPS). Disesuaikan dengan potensi,
kondisi siswa, mana yang akan didahulukan
7) Semua siswa diajak berdiri dan diajak berdinamika bermain ular panjang dengan cara:
(PKn, IPS, BI, ORJAS)
• Dua siswa berdiri berhadapan saling berpegang kedua tangan diatas sehingga membentuk
terowongan
• Satu siswa menjadi pemimpin berdiri di depan dan yang lain berdiri dibelakangnya sambil
memegang pundak teman didepannya
• Setelah semua teman sekelas berpegangan semua siswa tidak boleh ada
yang terlepas tangannya kemudian berjalan melingkar-lingkar menyerupai ular panjang lalu
masuk ke dalam terowongan yang dibuat oleh dua temannya tadi
• Setelah lagu habis, siapa yang ada di terowongan bersamaan dengan lagu habis akan ditahan
oleh terowongan sehingga tidak bisa keluar
• Yang ditahan di dalam terowongan akan dikeluarkan setelah disepakati disuruh apa
sebaiknya sebagai bentuk hukuman karena tidak bisa keluar dari terowongan
• Setelah selesai guru bercerita, bagaimana sebaiknya supaya tidak tertahan di dalam
terowongan (harus berjalan cepat, tidak boleh jalan biasa, dan berusaha supaya tidak tertahan)
8) Semua siswa ditugaskan untuk mengerjakan latihan soal (ayo berhitung di halaman 137)
(PKn, IPA, IPS, BI, MAT)
10) Hasil hitungan dilaporkan di depan kelas dan kelompok lain memberikan pendapatnya,
Guru memberikan klarifikasi dan kesimpulan
11) Menugaskan semua siswa untuk mengerjakan tugas dari Buku Kerja Jilid 2B (Bahasa
Indonesia, Matematika, PKn, IPA, dan IPS). Disesuaikan dengan potensi, kondisi siswa,
mana yang akan didahulukan
12) Terakhir semua siswa diminta menyimak bagi ”Berbudi Pekerti” (halaman
143) dan diharapkan semua siswa menerapkan perilaku-perilaku positif yang ada dalam
petunjuk berbudi pekerti tersebut, misalnya:
• Peliharalah lingkungan sekitarmu
• Tanamlah bunga di sekitar rumahmu
• Tanamlah bunga di depan kelasmu
• Bergotong royonglah dengan teman sekelasmu
• Saling bekerjasamalah di kelas
• Jangan suka mengganggu teman
• Peliharalah tanaman di sekolahmu
• dsb
c. Kegiatan Akhir/Penutup
• Bersama-sama siswa menyimpulkan hasil belajar sesuai dengan hasil klarifikasi
• Bertanya jawab lisan untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama
pembelajaran (evaluasi hasil belajar)
• Semua siswa secara mandiri ditugaskan untuk mengerjakan soal di halaman 144 dan 145 di
buku masing-masing dan hasilnya dikumpulkan kepada guru
• Mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran

IV. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


• Gambar-gambar tentang suasana kejadian alam Indonesia (banjir, hujan, gunung,
hutan, angin, matahari, dsb)
• Lingkungan sekitar (desa, kecamatan, keluharan, kebupaten, kota, dan negara)
• Buku Teks siswa (Bahasa Indonesia, PKn, IPA/Sains, Matematika, Orkes, Budaya-
Keterampilan, IPS, dan Agama)
• Kurikulum mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn, IPA/Sains, Matematika, Orkes, Budaya-
Keterampilan, IPS, dan Agama)

V. PENILAIAN
• Penilaian Lisan (dalam proses)
• Penilaian Tingkah Laku (pengamatan)
• Penilaian Produk
• Penilaian Portofolio
• Penilaian Tertulis Obyektif
• Penilaian Tertulis Subyektif
• Penilaian Unjuk Kerja (dalam proses)
Lampiran 3
Materi pembinaan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
PEMECAHAN MASALAH LINGKUNGAN DI SEKOLAH
(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 Kota Tangerang)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri

I. Pendahuluan
Sebagaimana paparan pada saat Sosialisasi Program Adiwiyata terdahulu, bahwa bencana
banjir, longsor, menurunnya kwantitas dan kwalitas air tanah, serta permasalahan sampah di
Kota Tangerang belum tertanggulangi secara keseluruhan. Tidak dipungkiri ini terjadi karena
merosotnya kesadaran warga kota dalam beraktifitas kurang memperhatikan dampak
lingkungan yang ditimbulkannya.
Menanggapi permasalahan di atas, upaya pencegahan dan penanggulangan tentu saja bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi menjadi kewajiban seluruh lapisan
masyarakat. Sekol;ah sebagai lembaga pendidikan harus berupaya melaksanakan perubahan
prilaku dan melembagakan program pencegahan dalam upaya meningkatkan partisipatif dan
nilai kepedulian untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan mengintegtrasikan
pembelajaran lingkungan hidup dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di samping
mata pelajaran PLH yang sudah menjadi muatan lokal wajib.

II. Inovasi pemecahan masalah lingkungan sederhana


Pemecahan permasalah lingkungan di atas dapat kita integrasikan dalam kegiatan ekstra
kurikuler secara sederhana dan dapat dilakukan oleh peserta didik. Yang perlu ditekankan
bukan kwantitas semata, namun kwalitas pembelajaran dimana peserta didik mendapat
mengalaman belajar yang berkesan sehingga di kemudian hari mereka dapat memecahkan
permasalahan lingkungan di manapun mereka berada.
Kegiatan pembelajaran tersebut di antaranya :
A. Pemecahan permasalahan Sampah
1. Pengelolaan Sampah (3R)
a. Reduce (Mengurangi) :
1) Mengurangi penggunaan kertas :
Laporan Pelaksanaan Pembinaan Calon Sekolah Adiwiyata, Binaan SMPN 21 Tangerang
Tahun 2016
25
- Mengirim informasi (surat/pengumuman) kepada siswa/orangtua siswa melalui SMS Gate
Way
- Mencetak soal ulangan dengan menggunakan dua sisi kertas.
- Membuat block not atau buku konsepan dari sisa buku tulis yang masih
kosong.
- Penyimpanan data dalam bentuk flashdisk, CD, atau harddisk.
2) Mengurangi penggunaan kemasan plastik/styrofoam produk pabrik :
- Penyediaan galon air mineral di tiap-tiap ruangan.
- Membawa bekal makan dan minum dari rumah.
- Penyediaan alat makan (piring,manggkuk) bagi para pedagang di kantin sekolah.
- Menggunakan pembungkus/alas makanan dari daun.
- Menyediakan kantung kain untuk penjualan seragam sekolah.
3) Mengurangi tumpukan sampah anorganik bernilai ekonomis dengan cara bekerja sama
dengan Mitras Bank Sampah.
4) Mengurangi tumpukan sampah dengan cara bekerja sama dengan PD Kebersihan.
b. Reuse (Menggunakan ulang) :
1) Menggunakan white board dan spidol refill di ruangan kelas.
2) Menggunakan kembali botol air mineral untuk diisi ulang dari galon air mineral yang telah
disediakan di tiap-tiap ruangan.
3) Memanfaatkan barang bekas yang dapat dijadikan media tanam.
4) Memanfaatkan bekas kemasan (jeligen atau botol) untuk diisi ulang pewangi cair,
pembersih lantai pembersih kaca, solar lantai, dsb.
c. Recycle (Mendaur ulang) :
1) Mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk organik.
- Pengolahan sampah organik dalam kapasitas kecil dengan media/composting sederhana
Takakura di setiap ruangan kelas.
- Pengolahan sampah organik dalam kapasitas besar di Laboratorium
Alam.
2) Mendaur ulang sampah anorganik menjadi barang bermanfaat.

B. Pemecahan Masalah Kwantitas dan Kwalitas Air Tanah


1. Kuantitas air tanah :
a. Pembuatan lubang biopori
b. Pembuatan sumur resapan
2. Kualitas air tanah
Pembuatan Penyaringan Air Tanah

C. Pemecahan Masalah Energi Listrik dan Air :


1. Penggunaan lampu hemat listrik .
2. Pemasangan slogan hemat air di setiap kamar mandi, toilet, washtafel dan tempat wudhu.
3. Pemasangan slogan hemat listrik di setiap ruangan pada stop kontak listrik, saklar lampu
penerangan, TV dan komputer.
4. Pembuatan bak penampungan limbah air bersih

D. Pemecahan Masalah Kualitas Udara


1. Penanaman pohon perindang
2. Pembuatan alat penyaring pembakaran (kompor)
Lampiran 4
Materi Pembinaan Pengelolaan Sarana ramah Lingkungan
PROGRAM KEAMANAN PANGAN SEKOLAH
(Disajikan untuk Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG)
Oleh : Tim Adiwiyata SDN JATAKE 5 TANGERANG Menuju Adiwiyata Mandiri

A. Materi Kampanye Kantin Sehat untuk menunjang Program keamanan pangan


sekolah
Keamanan pangan yang terjaga dengan baik akan mengurangi masalah yang timbul akibat
penyakit karena pangan. Penjaminan keamanan pangan di sekolah perlu ditunjang oleh suatu
system manajemen yang dapat memantau pelaksanaan operasional pelaksanaan penyediaan
pangan yang aman di sekolah melalui program Kantin Sehat. Jajanan Anak sekolah yang
aman, bermutu dan bergizi sangat penting bagi tumbuh kembang anak sekolah. Oleh karena
itu keberadaan kantin sehat di sekolah sangat penting sebagai penyedia makanan sehat dan
bergizi bagi siswa dan seluruh warga sekolah.
Dalam menjalankan program keamanan pangan sebaiknya sekolah mengembangkan
kebijakan dan prosedur untuk memastikan agar kantin menerapkan cara penanganan,
pengolahan dan penyajian pangan yang baik. Selain itu fasilitas kantin telah dilengkapi,toilet
dirawat dengan baik dan diberbagai sudut tempat telah dibuat washtafel agar para peserta
didik senantiasa melakukan kegiatan cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Program kantin sehat terbentuk melalui komunikasi dengan seluruh warga sekolah tentang
pentingnya pemenuhan persyaratan keamanan pangan dilanjutkan dengan penetapan program
serta berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Balai POM, Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan, kemudian
mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk merekam gejala-gejala yang dialami siswa
ketika sakit serta agar lebih optimal dlam pencapaian tujuan pihak sekolah mengikut sertakan
TKP pada pelatihan terkait KP dan mendorong penanggungjawab kantin untuk memiliki
sertifikat hygiene dan sanitasi dari Dinas Kesehatan serta Bintang Keamanan Pangan Kantin
Sekolah dari Balai POM. Dalam hal ini Sekolah perlu terus mendorong para pedagang kantin
untuk turut mendukung terwujudnya kantin sehat melalui berbagai kebijakan dan pendekatan
serta sosialisasi yang intensif serta pengadaan sarana prasarana penunjang terwujudnya kantin
sehat seperti pengadaan wastafel, tempat sampah dan sarana berjualan yang terstandarisasi
sebagai kantin sehat.

Layanan kantin merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang berusaha
menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil sekolah. beberapa
tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:
1. memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau
sehat;
2. memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
3. menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama;
5. menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
6. memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;
7. menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri;
8. menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya
dan kesehatannya.

Berdasarkian tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat berfungsi untuk:
1. membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang
sehat, bergizi, dan praktis;
2. mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;
3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;
4. memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan seseorang;
5. memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;
6. mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
7. sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan tempat
menunggu apabila ada jam kosong.
Dalam menyelenggarakan atau mendirikan kantin sekolah yang baik hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. kantin sekolah hendaknya tidak dipandang sebagai suatu penciptaan keuntungan di
sekolah;
2. program kantin sekolah harus dipandang sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan
3. harga makanan dan minuman harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa
4. penyajian dan pelayanan makanan harus memadai dan cepat
5. gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat mempengaruhi keefektivan
operasi dan koordinasi program-program kantin
6. personil-personil kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik,
serta menjamin selera pembeli;
7. memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya program
kantin, karena dapat menarik pembeli
8. program kantin harus menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga, begitu juga
gizi.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan
positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah untuk
memperbaiki lingkungan kantin sekolah:
1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak
memasuki dan meninggalkan kantin;
2. memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. menyajikan musik selama jam makan siang;
8. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun
prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan ruangan
makan

Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana
untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin
dan nilai-nilai lainnya.

B. Materi Kampanye pengurangan Sampah di sekolah


Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah
terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat
dipisahkan menjadi :
1. Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-
buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam,
plastik ,karet dan tanah.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit
sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit
logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun
pisang pembungkus makanan.

Pengelolaan sampah
1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
o Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
o Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
o Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya
iangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA). Sampah yang dibuang
ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang
sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi
dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan -hewan tertentu tidak masuk ke
dalamnya dan juga untuk menghindari bau darisampah yang bisa mengganggu.

Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang
ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah
sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga
sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh
harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuangke
TPA.

Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah


Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan
komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup
kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media
pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah
berwawasan lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia
sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah
basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan
belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan.
Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya
sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk
memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot. Kertas
bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan
pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus
makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal
untukpengelolaannya.
1. Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa
didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam
ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur
kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan
kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng
kertas atau bentuk pigora.
2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS
dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah
dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah
untuk mengambil kertas tersebut.
3. Penangan sampah di sekolah juga dapat dilakukan memalui pengurangan debit
sampah dengan diselenggarakannya program – program pengurangan penggunaan
bahan yang akan menjadi sampah. Diantanya dengan kegiatan membawa tempat
makan minum tidak sekali pakai sehingga dapat mengurangi penggunaan plastic dan
sebagainya.

C. Materi Kampanye Hemat Energi


Penghematan listrik sangatlah vital, dimana hampir seluruh peralatan yang digunakan baik di
rumah, di sekolah, dan dimana pun menggunakan listrik. Seperti bel, lampu, kipas angin, AC,
komputer, mesin air, Infokus dan lainnya. Besarnya kebutuhan akan listrik sangat berdampak
pada besarnya biaya yang dikeluarkan, maka di SMPN 21 sendiri sudah dilakukan beberapa
cara untuk penghematan penggunaan listrik. "Pertama, dengan menggunakan lampu
seperlunya. Kedua membentuk perilaku dan kebiasaan diri untuk menggunakan listrik saat di
perlukan secara bergantian dan tidak berlebihan. Ketiga, setiap hari sebelum pulang seluruh
peralatan listrik yang ada di kelas harus dimatikan yaitu kipas angin dan lampu. Keempat,
dilarang mengecas handphone untuk kepentingan pribadi, dan kelima dengan menghidupkan
mesin air pada waktu tertentu dan bukan setiap saat, misalnya dalam 1 hari sebanyak 2 kali
pagi dan ketika Shalat Zuhur," Juga siswa membuat slogan atau kalimat himbauan di dalam
kelas yang bertujuan agar siswa selalu ingat untuk penghematan listrik. Contohnya,
mematikan lampu jika tidak diperlukan. "Dengan tujuan, semoga artikel tersebut dapat
menyadarkan kita arti pentingnya, menghemat listrik dan memiliki makna bahwa manfaatnya
sangat besar jika
kita menghemat listrik," Apabila 10 persen saja yang menghemat listrik, maka dapat
mengalirkan listrik untuk 180 desa dan menyelamatkan penduduk 144.000 orang. "Untuk itu
apa salahnya kita menganjurkan agar dapat menghemat listrik,"

Ada 3 faktor yang menyebabkan orang dianjurkan menghemat listrik yaitu, sampai saat ini
masih terdapat kesenjangan antara biaya produksi listrik dengan harga jual ke pelanggan.
Dimana salah satu faktor penyebab tingginya biaya produksi pada PLN adalah harga bahan
bakar, PLN membeli bahan bakar untuk pembangkit listrik dengan harga yang mengikuti
mekanisme pasar. Sementara itu, PLN tidak bisa menaikkan harga jual listrik
tanpa persetujuan pemerintah dan lembaga legislatif (DPR).
Kedua, tarif biaya produksi masih jauh dengan harga yang dikenakan pada pelanggan, jika
harga bahan bakar listrik mengalami kenaikan, maka hal itu dapat melonjakkan anggaran
keuangan pemerintah (PLN). Padahal yang perlu disubsidi oleh pemerintah tidak hanya listrik
tetapi juga kesehatan, pendidikan dan sektor pembangunan lainnya. "Lalu yang terakhir,
ketidakseimbangan pertumbuhan konsumsi listrik pelanggan yang lebih cepat meningkat
dibandingkan dengan kemampuan PLN dalam menyediakan pembangkit listrik," "Dengan
hidup hemat kita bisa kaya, serta dengan peduli dan hemat listrik, maka kita akan sejahtera.
Lagi pula untuk penghematan energi ini terutama listrik sudah lama kita lakukan,bahkan ini
sangat mendukung program adiwiyata.

Anda mungkin juga menyukai