OLEH:
Nurwulan Sari
Oleh :
Nurwulan Sari
14420202086
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
c. Edukasi
2. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Ajarkan cara memeriksa luka
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
4. Pencegahan Syok
a. Observasi
1) Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
napas, tekanan darah)
Rasional : Untuk mengeahui/memantau kondisi pasien
2) Monitor status oksigenasi
Rasional : Bertujuan untuk memasikan kadar oksigen pasien masih baik
3) Monitor status cairan masukan dan haluaran
Rasional : Untuk mengetahui pemasukan dan engel’uaran pasien
4) Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil berikan oksigen untuk
mempertahankan saluran oksigen lebih 95%
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kesadaran klien
b. Trapeutik
Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Rasional: untuk mengetahui obat yang diberikan cocok atau tidak untuk
pasien.
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab atau faktor resiko syok
Rasional: Agar pasien dan keluarga pasien mengeahui penyebab resiko
syok
2) Jelaskan tanda dan gejala awal
Rasional : Agar pasien memahami t’anda dan gejala syok
3) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Rasional : Agar pasien tidak mengalami dehidrasi
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian transfusi darah
Rasional : Untuk mempertahankan daya tahan tubuh pasien terhadap
infeksi.
2) Kolaborasi pemberian anti inflamasi
Rasional : Untuk anti peradangan dan meredakan nyeri (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2019).
D. Implementasi
Implementasi merupakan pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus dari intervensi
keperawatan antara lain adalah :
1. Mempertahankan daya tahan tubuh
2. Mencegah komplikasi
3. Menemukan perubahan sistem tubuh
4. Menetapkan klien dengan lingkungan
5. Implementasi pesan dokter
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru sedangkan keterampilan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan adalah keterampilan kognitif, interpersonal dan psikomotor
(Yanuar, 2018).
E. Evaluasi
1. Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, maka tingkat
nyeri menurun dengan kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Gelisah menurun
d) Kesulitan tidur menurun
e) Frekuensi nadi membaik
f) Pola napas membaik
2. Gangguan mobilitas fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, maka mobilitas
fisik meningkat dengan kriteria hasil :
a) Pergerakan ekstremitas meningkat
b) Kekuatan otot meningkat
c) ROM meningkat
d) Nyeri menurun
e) Kelemahan menurun
3. Resiko Infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan tingkat
infeksi menurun dengan kriteria hasil :
a) Demam menurun
b) Nyeri menurun
c) Kemerahan menurun
d) Bengkak menurun
e) Kadar sel darah putih menurun
4. Resiko syok
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
tingkat syok menurun dengan kriteria hasil :
a) Tingkat kesadaran meningkat
b) Akral dingin menurun
c) Pucat menurun
d) Tekanan nadi membaik
e) Frekuensi nafas membaik (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Brasel KJ, Moore EE, Albrecht RA, deMoya M, Schreiber M, Karmy-Jones R, et al. (2017).
Western Trauma Association Critical Decisions in Trauma: Management of rib
fractures. J Trauma Acute Care Surg; 82:200–3.
Dennis BM, Bellister SA, Guillamondegui OD. (2017). Thoracic Trauma. Surg Clin North
Am; 97:1047–64.
Dogrul BN, Kiliccalan I, Asci ES, Peker SC. (2020). Blunt trauma related chest wall and
pulmonary injuries: An overview. Chinese J Traumatol = Zhonghua Chuang Shang Za
Zhi; 23:125–38.
Kasiati, & Rosmalawati, N. W. D. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta Selatan:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Marro A, Chan V, Haas B, Ditkofsky N. (2019). Blunt chest trauma: classification and
management. Emerg Radiol; 26:557–66.
Risnawati. (2021). Modul ajar keperawatan medikal bedah (sistem perkemihan dan sistem
muskuloskeletal). Penerbit media sains indonesia : Jawa Barat.
Ruest S, Kanaan G, Moore JL, Goldberg AP. (2020). Pediatric Rib Fractures Identified by
Chest Radiograph: A Comparison Between Accidental and Nonaccidental Trauma.
Pediatr Emerg Care.
Suriya, M., & Zuriati. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
pada Muskuloskeletal Aplikasi NANDA NIC & NOC. Sumbar: Pustaka Galeri
Mendiri.
Talbot BS, Gange CPJ, Chaturvedi A, Klionsky N, Hobbs SK, Chaturvedi A. Traumatic Rib
Injury: Patterns, Imaging Pitfalls, Complications, and Treatment. Radiogr a Rev Publ
Radiol Soc North Am Inc 2017;37:628–51.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Yanuar, C. T. S. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Pre Op Close Fraktur Femur
Dengan Masalah Ketidak Efektifan Perfusi Jarinagn Perifer Di Ruangan Melati Rsud
Bangil Pasuruan. Stikes Insan Cendekia Medika Medika Jombang.