Anda di halaman 1dari 21

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayahnya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Etika Perawat Muslim dalam
Merawat pasien” sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Agama Islam oleh Bapak
Sutarno , adapun makalah ini berisi 3 Bab yaitu Bab I berisi pendahuluan dari pembuatan makalah,
Bab II berupa pembahasan dari etika perawat muslim dalam merawat pasien, dan Bab III yang berisi
kesimpulan dan saran.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Sutarno selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Islami yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi.

2. Teman-teman kelas A yang selalu saling mendukung dan bekerja sama.

Kami sangat mengaharap kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Akhir kata,
semoga segala informasi yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Cilacap, 03 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Etika.......................................................................................................................2
B. Profesi Perawat dalam Islam...................................................................................................4
C. Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam.............................................................6
D. Prinsip Etika Keperawatan....................................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan............................................................................................................................17
B. Saran......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................18

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang
sakit dan meningkatkan kesehatan. Anjuran islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi
islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Jadi walaupun seseorang sudah menjaga
kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang
diluar kemampuannya menghindari.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur
hubungan natara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat
memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang di
butuhkan. Kosekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan
harus mampu dipertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan dan setiap pengambilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan etika ?


2. Bagaimana pandangan profesi perawat dalam islam ?
3. Bagaimana etika keperawatan menurut sudut pandangan islam ?
4. Bagaimana prinsip etika keperawatan ?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang etika

2. Mengetahui pandangan profesi perawat dalam islam

3. Mengetahui etika keperawatan menurut pandangan islam

1
4. Mengetahui prinsip etika keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani : “etos” yg berarti adat, kebiasaan, perilaku atau
karakter. Menurut kamus Webster etik adalah suatu ilmu yg mempelajari tentang apa yang baik
dan buruk secara moral.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia
hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan- aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu :
1. Baik & buruk
2. Kewajiban & tanggung jawab
Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat
dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994);
1. Jujur terhadap pasien
2. Menghargai pasien
3. Beradvokasi atas nama pasien
Etika keperawatan mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan
tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu serta, menegaskan
tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi
mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat.
Etika islam atau adab dan akhlak islamiyah adalah etika dan moral yang dianjurkan didalam
ajaran islam yang tercantum didalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari
tauladan Nabi Muhammad SAW yang didalam aqidah islamiyah dinyatakan sebagai manusia
yang paling sempuma akhlaknya.

Pengertian akhlak menurut Imam Al Qurthubi : “ Akhlak adalah sifat sifat seseorang,
sehingga dia dapat berhubungan dengan orang lain. Akhlak terbagi menjadi dua yaitu, akhlak
terpuji dan akhlak tercela.
Kriteria Akhlak Terpuji

Nabi SAW Telah mengangkat kedudukan akhlak mulia dan menjelaskan bahwa sebaik baik
bekal hamba kepada Tuhan-Nya pada hari kiamat adalah akhlak mulia, dan sesuatu yang paling

2
berat dalam timbangan orang mukmin adalah akhlak mulia.

Abu Darda’ meriwayatkan bahwa nabi saw. Bersabda;

“Sesuatu yang paling berat dalam timbangan adalah akhak mulia.”

Jika berakhlak mulia, persoalan-persoalan yang sulit akan menjadi mudah, hati yang keras
akan segera menjadi lembut, banyak orang yang akan mencintainya dan musuhpun berkurang.
Ketahuilah bahwa akhlak yang jelek membuat sial pelakunya, menyebabkan turunnya siksaan
Allah di dunia sebelum siksaannya di akherat.

Sedangkan kriteria orang yang berakhlak mulia adalah sebagai berikut:

1. Tawadhu (bersikap rendah hati)


Tawadhu adalah bersikap rendah hati, lemah lembut, dan menerima kebenaran dari siapa
saja. Allah Swt. Telah menyuruh Nabi-Nya Saw. Untuk bersikap rendah hati kepada orang
yang beriman. (QS. Asy- syu’ara’[26]: 215) dan (QS. Al-Furqan [25]: 63
2. Mengalah dan mengutamakan Orang lain
Allah memuji kaum anshor dengan sifat mengutamakan orang lain. Dan ketika bersikap
mengutamakan orang lain maka akan hidup bahagia, dan mati insya allah dalam keadaan mulia.
(QS. Al-Hasyr[59]: 9)
3. Bersabar (Al-Hilm)
Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan sifat terpuji, yang dengannya
Allah Swt. Membedakan antara manusia dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan
ini bukan sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu dari segala kemuliaan dan sumber
segala kebaikan serta sumber segala ketenangan.

Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya, maka akan mendapat cinta
Allah dan Allah juga akan menaruh cinta kepada setiap hati bagi orang yang sabar.
Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais, “Sesunggguhnya pada diri kamu
terdapat dua hal yang sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap tidak
terges-gesa.”
4. Berserah diri kepada Allah
Berserah diri kepada Allah (Tawakal) adalah menyerahkan persoalanan kepada Allah,
percya penuh dengan memandang positif pada yang diperintahkan.
Allah Swt. Telah menetapkan, Dia akan mencukupi seluruh keperluan orang yang
bertawakal kepada-Nya, Dia pasti memberi petunjuk kepada orang yang beriman kepada-Nya.

3
Dia pasti membalas orang yang meminjamkan kebaikan. Dia akan meyelamatkan orang yang
percaya penuh kepada-Nya. Dia pasti mengabulkan Doa orang yang berdoa kepada-Nya. (QS.
Ath-Thalaq[65]: 3
5. Bersikap jujur ( Ash-shidhq)
Kejujuran adalah salah satu sifat mulia yang dapat mengantarkan Ahlakmulia. (QS. At-
Taubah[9] : 119)
Kejujuran merupakan dasar utama dalam perkataan dan pembicaraan, begitu halnya dalam
perbuatan. Jika dia menghadap dengan benar, istiqomah, dan ikhlas, maka disitulah kejujuran
dalam ketaatan, yaitu menjadi keyakinan dan kebajikan sebagai bukti ketaatan.
Kejujuran selalu menyelamatkan dari kehancuran, sedangkan kebohongan senantiasa
melempar kedalam lubang kehancuran. Kejujuran sebagai pusat kepercayaan dari setiap yang
dikatanan atau yang dilakukan. Sebaliknya kebohongan membuat tidak pemah diperaya pada
setiap hal yang dikatakan.
6. Menepati janji (Al-Wafa’)
Menepati janji identik dengan menjaga peijanjian, yaitu menyempurnakan janji dan
syaratnya.
Al-Qur'an telah berbicara tentang kemuliaan menepati janji ini dalam berbagai tempat.
Barangkali kedudukan menepati janji yang termulia adalah ketia Allah menyifati Zat-Nya yang
suci dengan wafa (menepati janji) Allah berfirman. (QS. At-Taubah [9] : 111)

B. Profesi Perawat dalam Islam

Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan
merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan
Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai
penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran
dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada
manausia apa yang tidak diketahuinya. Allah berfirman: Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama
bil qalam, allamal insana ma lam ya’lam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang
mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tubs), dan Dia mengajarkan kepada manusia
segala apa yang tidak diketahuinya. QS al- Alaq: 3-5). Melalui ayat ini Allah menyuruh
mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya
dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tubs, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb. Ini
terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin
terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.

4
Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah agama
kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk
melayani kebutuhan kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang
tanpa kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini
merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam
berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap
warganegaranya.

Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara, pasien adalah
tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan- peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan
pelayanan harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan
ditempatkan paling atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas.

Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak membedakan
siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan
bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan
perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah
dengan namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia
dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu mungkin untuk menyelamatkannya
dari kematian, penyakit, rasa sakit dan kecemasan.

Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari pembalasan, siapa saja
yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun kematian merupakan hak prerogatif Allah
menentukannya, namun manusia diberi kewenangan yang maksimal untuk mengatasi penyakitnya
dengan bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya terhadap penyakit yang parah sekalipun, dokter
dan perawat tetap melakukan usaha maksimal dan memberi semangat hidup para pasien
bersangkutan.

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar teoritis,
melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di masa-masa awal
perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang keperawatan,
di antaranya Rufaidah, ia beijasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi Muhammad
Saw guna menampung dan merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit maupun terluka
dalam peperangan Kalau di Eropa dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui
Konferensi Jenewa 1864 diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence

5
Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang dianggap sebagai
“Nightingale” dalam Islam.

Para Khalifah Abbasiyah juga banyak memiliki dokter dan perawat istana yang
mendapatkan kedudukan istimewa turun temurun. Jurjis ibnu Bakhti, Hunain bin Ishak dan
keturunannya merupakan para dokter dan perawat yang handal. Bazmi Alim, bukan saja aktif
dalam dunia keperawatan, tapi juga membangun rumah sakit Yamki Baghcha di Istanbul-Turki,
dan masih banyak lagi. Figuritas Ibnu Sina (Avicenna) dan Abubakar al-Razi (Razez) yang
dianggap pelopor ilmu kedokteran dengan karya-karya tubs monumentalnya di bidang
keperawatan medis, semakin memacu banyaknya masyarakat yang teijun dalam profesi
keperawatan, baik pria maupun wanita.

C. Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam

Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika keperawatan dan
menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban oleh perawat dan
mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat.

Ayat-ayat tersebut diantaranya :

Artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang
had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan

6
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu
dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan lakwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya"
(QS 5:2)

Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah termasuk tugas mulia dari
sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia lainnya. Bahkan jika menurut QS Al-Maidah di
atas maka mengobati dan merawat termasuk perbuatan ibadah berupa tolong menolong terhadap
sesama.

Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus memenuhi syarat-
syarat terkabulnya ibadah yaitu IKHLAS dan SESUAI dengan TUNTUNAN RASULULLAH
SAW. Kalau tidak maka sia-sialah pekerjaan tersebut, kelak di akhirat tidak akan mendapat
buahnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

Artinya :

"Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang
ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa: 1)

7
Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al- Qur’an di mana Allah
berfirman:

Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa
membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena
beerbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak
diantara mereka setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. al- maidah :32).

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal. ” (Q.S. Ali-imran : 159).

Kedua ayat menetapkan model bagi perawat Muslim dan mengharuskan mereka untuk
berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien, dengan mengikuti jejak Allah dan Nabi mereka
dan mereka senantiasa harus tegas membangun etika mereka pada hukum-hukum islam.
Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas dengan profesi

8
mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka tawarkan. Perawat harus
mempunyai martabat, harga diri, dan rasa hormat terhadap diri mereka sendiri dan terhadap profesi
mereka. Perilaku mereka harus menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat. Ini tentu etika
penting dari perawat Muslim.
Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka dan berpikir tentang
kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah perawatan yang paling penting dalam kode
etik islam.
Perawatan dapat dideskripsikan sebagai suatu tindakan, kebajikan pengaruh, suatu prinsip etis
atau suatu cara hidup di dunia. Perawatan sebagai etik tidak hanya dipandang sebagai suatu
revolusi dilemma etik, tetapi juga sebagai cara bagaimana seseorang saling bertingkah laku. Etik
perawat dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan karakter serta sikap perawat
terhadap orang lain, dan tidak kalah pentingnya adalah perlakuan perawat yang harus bisa
berlandaskan dengan ajaran dan syariat islam.

Seorang perawat professional akan memiliki perasaan empati pada orang lain. Perawat harus
bias memahami situasi yang dialami orang lain dan mencoba sebanyak mungkin memahami
kehidupan dan pengalaman orang lain. Pemberi perawatan professional akan mampu melakukan
perubahan pada diri sendiri dan terutama pada orang lain apalagi bila semua tindakan perawatan
berlandaskan pada kode etik dan ajaran islam.

Masalah yang timbul dalam dunia kesehatan terutama pada perawat yang melakukan tindakan
medis dalam merawat orang lain adalah karena tidak memiliki landasan akhlak yang diajarkan.
Sehingga menimbulkan kesalan besar pada persepsi mayarakat tentangnya. Tanpa kode etik dan
dasar moral, perawatan dapat dengan mudah terkikis di lingkungan yang menekankan
penyembuhan tehnis dan tidak melihat seseorang dalam konteks nilai dan kehidupan tertentu.
Terdapat beberapa kode untuk perawat professional yang semuanya merefleksikan autonomi
(penentuan nasib diri oleh klien), kemurahan hati dengan bertindak baik, nonmaleficiency
(penghindaran dari bahaya), keadilan dimaksudkan dengan memperlakukan semua secara adil,
serta prinsip sekunder dari kejujuran dengan berbicara sejujurnya berdasarkan kebenaran yang ada,
dan kesetiaan memegang janji dan tidak menyebarluaskan kerahasiaan klien sebagai penghormatan
pada klien. Semua ini pun berkaitan erat dengan ajaran islam yang selalu memerintahkan setiap
manusia untuk hidup saling menghargai dan menolong yang lainnya dalam keadaan membutuhkan
pertolongan. “ tolong - menolonglah kamu dalam kebajikan, janganlah kamu tolong menolong
dalam kejahatan”

Dan ayat yang menyebutkan: “Barang siapa menyelamatkan satu nyawa, maka seolah-olah ia
telah menyelamatkan umat manusia seluruhnya “ QS Al-Maidah,5:32 ,

9
Sistem pelayanan kesehatan yang Islamai dapat tercipta bila faktor- faktor dibawah ini
mendukung:
Petugas kesehatan: (baik dokter, perawat, paramedic, petugas-petugas maupun bagian administrasi)

1. berakhlak dan berprilaku islami


2. ramah ( senyum sebagian dari iman)

3. memiliki sifat yang memenuhi 4 konsep akhlak dalam islam :


farirnest (adil)
accountabilitas/amanah (bertanggung j awab)
transparency (jujur)
concistent (istiqamah)}
4. dapat menahan hawa nafsunya
5. menolong berdasarkan atas habluminannas dan habluminnAllah.
6. Sebisa mungkin/ diusahakan agar dokter atau perawat memeriksa dan merawat pasien yang
sudah baligh sesama jenis ( laki-laki dengan laki- laki, perempuan dengan perempuan,
kecuali anak-anak yang belum mengerti)
Berdasarkan yang tertera dalam Al- Quran Surat An-nur ayat 30-31: Ayat 30:
“katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman”hendaklah mereka menahan pandangannyadan
memelihara kemaluannya, yang demikian itu adlah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Ayat ke 31:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘ hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa
tampak darinya. Dan hendaklah mereka meutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau putra2 mereka, atau putra2 suami
mereka, atau sudara laki2 mereka, atau putra2 saudara laki2 mereka, atau putra2 saudara
perempuan mereka, atau wanita2 islam, atau budak2 yang mereka miliki, atau pelayan2 laki2 yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak2 yang belum mengerti tentang aurat
wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orant yang beriman supaya
kamu beruntung.”

Kewajiban bagi perawat muslim :


Perawat adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah sakit terutama dalam perawatan dan
pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung rumah sakit
lainnya. Perawat sebagai seorang muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya

10
menegakan dan menjungjung tinggi Agama islam; Dengan kata lain Perawat tidak terlepas dari
pada tugas dan kewajiban melaksankan da’wah islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam
bidangnya masing- masing.

Adapun tugas dan kewajiban seorang perawat muslim adalah :

1. Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata:


a. Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah) QS.Albayyinah, 5
b.Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang diterima Allah
hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR. Abu Dawud & Nasa’idari abi
umamah.
c. Tidak mengharapkan balasan atau pujian. QS.Ad Dahr 8-9
d.Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik. HR.A1- Khatib dari Anas bin
malik
2. Bersifat penyantun
a. Orang yang penyantun ialah yang halus perasaannya, lekas dapat merasakan kesukaran
orang lain, dan bisa bersikap menyesuaikan diri bila ia berhadapan dengan orang yang
ditimpa musibah dan cepat memberi pertolongan, karena cepat mengerti kebutuhan orang
lain yang dihadapinya. QS.Al-Baqarah, 45
b. Perawat harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada orang yangberbuat santun.
QS.Al-A’raf, 56
c. Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien, rela dan cepat
memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf kepada orang lain itu adalah
lebih utama dari memberi shadfaqah atau harta benda kepadanya. QS.Al-Baqarah 26.

d. Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang maha penyantun.
HR.Tirmidzi dan Abu Dawud
3. Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan dan dimana ia berada,
terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if (lemahmiskin).UR. Bukhori
Muslim dan Turmudzi
a. Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita sakit adalah
merupakan sebagian dari pada pengobatan. QS.Al-Imran, 159
b.Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit, bukanlah harta
benda, akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi perkerti yang baik. HR.Ibnu Ja’la
disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.
4. Sabar dan tidak lekas marah
a. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur, yang sangat penting

11
dipelihara. QS.Asy-Syura, 43
b.Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang, tetapi tidak semua
pasien menunjukan perasaan kasih sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien yang justru
yang menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali. Akan tetapi melayaninya
dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah . HR.Tirmidzi dari Abu Huraira
c. Sebaik-baik senjata perawat adalah bersabar dan berdo’a. HR.Dailami dari Ibnu Abbas
5. Harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh
a. Jiwa orang sangat membutuhkan ketenangan dan ketentraman, jauh dari pada suara-suara
yang keras, gerakan-gerakannya yang hiruk pikuk dan gaduh. Disamping itu tugas-tugas
perawat itu sendiri membutuhkan keteangan dan perhatian yang sungguh-sungguh. Oleh
sebab itu maka perawat harus memiliki sifat yang tenang, berhati-hati dan menghindari
gerakan-gerakan yang bisa menimbulkan suara-suara keras dan gaduh. HR.Thabrani dari
Baihaqi dari abu Musa
b. Orang yang melaksanakan pekeijaan dengan tenang dan hati-hati, Allah akan memudahkan
pekerjaan itu baginya dan akan terhindar dari pada pelbagai kesukaran dan kekeliruan. HR.
Bukhari
6. Cepat, Cermat, teliti dan lincah
a. Pekeijaan perawat cukup ruwet dan sulit. Oleh sebab itu maka perawat hendaklah
senantiasa teliti dan berhati-hati dalam menunaikan tugasnya
b. Apabila menghadapi suatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka lebih baik
ditanyakan lebih dahulu kepada yang lebih mengerti. Sebab pekeijaan yang dilakukan
dengan ragu-ragu, lebih besar kemungkinan akan menimbulkan bahaya. HR.Ibnu Sa’ad
Atha’
7. Patuh dan disiplin
a. Perawat harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan maupun tulisan
b. Perawat harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa dilaksankan dengan tertib
dan teratur
c. Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah sekalipun kurang
menyenangkan, selama petunjuk itu tidak menyelahi ajaran islam, norma-norma
kemanusiaan maupun etika perawat.
8. Bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik jasmani maupun rohani:
a. Rohani atau jiwa perawat hendaknya selalu bersih dan suci dari sifat- sifat dengki,
sentimen, sombong dan lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya dengan jiwa yang
bersih dan sucilah akan memancar sifat- sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan
yang menyenangkan. HR. Bukhori

12
b. Tubuh dan pakaian perawat harus selalu bersih, rapih, sederhana dan tidak berlebih-
lebihan dalam berhias. HR. Bokori Muslim dan Abu Dawud
9. Kuat menyimpan rahasia
a. Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam penyakit yang
merupakan aib yang sangat dirahasiakan oleh penderitannya. Yang banyak mengetahui
penyakit seseorang ialah Dokter dan Perawat. Agama islam tidak membenarkan
seseorang membuka aib orang lain. Oleh sebab itu Perawat tidak boleh membuka rahasia
orang yang dirawatnya kepada orang lain. QS. Al-Mudatsir 4.

b. Orang yang suka menyiarkan atau menyebut-nyebut rahasia orang lain. Allah mengancam
dengan siksaan yang sangat pedih, baik di Dunia maupun diakherat kelak. HR. Turmudzi
dan Sa’ad

c. Perawat harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakannya:

1) Berbahagialah orang yang dapat memelihara amanat dan menepati janjinya.HR. Abu
Dawud
2) Tugas dan kewajiban yang dibenarkan kepada Perawat adalah amat yang wajib
ditunaikan. QS. Al-Mukminun, 8.
3) Jujur dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji adalah sikap terpuji
yang dimiliki oleh Perawat. QS. Al-Maidah, 1

D. Prinsip Etika Keperawatan

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan
layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.

1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang
lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah
memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak

13
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien, rela dan cepat
memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf kepada orang lain itu adalah lebih
utama dari memberi shadfaqah atau harta benda kepadanya. QS.Al-Baqarah 263
Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah) QS.Albayyinah, 5
Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit, bukanlah harta
benda, akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi perkerti yang baik. HR.Ibnu Ja’la
disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien
baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.
Allah memuji kaum anshor dengan sifat mengutamakan orang lain. Dan ketika bersikap
mengutamakan orang lain maka akan hidup bahagia, dan mati insya allah dalam keadaan
mulia. (QS. Al-Hasyr[59]: 9)
4. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien
semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya
transfuse darah tidak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga
teijadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kej uj uran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar
klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk
rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada
dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut

14
dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam
hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
Bersikap jujur ( Ash-shidhq)
Kejujuran adalah salah satu sifat mulia yang dapat mengantarkan Ahlakmulia. (QS. At-
Taubah[9] : 119)
Kejujuran merupakan dasar utama dalam perkataan dan pembicaraan, begitu halnya
dalam perbuatan. Jika dia menghadap dengan benar, istiqomah, dan ikhlas, maka disitulah
kejujuran dalam ketaatan, yaitu menjadi keyakinan dan kebajikan sebagai bukti ketaatan.
Kejujuran selalu menyelamatkan dari kehancuran, sedangkan kebohongan senantiasa
melempar kedalam lubang kehancuran. Kejujuran sebagai pusat kepercayaan dari setiap
yang dikatanan atau yang dilakukan. Sebaliknya kebohongan membuat tidak pemah
diperaya pada setiap hal yang dikatakan.
6. Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepatijanji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain. Menepatijanji (Al-Wafa’)
Menepati janji identik dengan menjaga peijanjian, yaitu menyempurnakan janji dan
syaratnya.
Al-Qur'an telah berbicara tentang kemuliaan menepati janji ini dalam berbagai tempat.
Barangkali kedudukan menepati janji yang termulia adalah ketia Allah menyifati Zat-Nya
yang suci dengan wafa (menepati janji) Allahberfirman. (QS. At-Taubah [9] : 111)
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam penyakit yang
merupakan aib yang sangat dirahasiakan oleh penderitannya. Yang banyak mengetahui
penyakit seseorang ialah Dokter dan Perawat. Agama islam tidak membenarkan seseorang
membuka aib orang lain. Oleh sebab itu Perawat tidak boleh membuka rahasia orang yang
dirawatnya kepada orang lain. QS. Al-Mudatsir 4.
Orang yang suka menyiarkan atau menyebut-nyebut rahasia orang lain. Allah
mengancam dengan siksaan yang sangat pedih, baik di Dunia maupun diakherat kelak. HR.
Turmudzi dan Sa’ad
8. Accountability (Akuntabilitasi)

15
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung
jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat.
Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.
Apabila menghadapi suatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka lebih baik
ditanyakan lebih dahulu kepada yang lebih mengerti. Sebab pekerjaan yang dilakukan
dengan ragu-ragu, lebih besar kemungkinan akan menimbulkan bahaya. HR.Ibnu Sa’ad
Atha’.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pandangan agama Islam merawat pasien merupakan tugas mulia, baik secara tersurat
maupun tersirat agama Islam sangat menuntut akan hadirnya peran perawat (rufidah) di tengah
masyarakat. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan tertentu yang
harus dimiliki oleh perawat antara lain profesi keperawatan dijadikan sebagai profesi yang
sebenarnya, dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek meliputi ketelitian,
kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko negatif yang mungkin akan timbul.
Serta rasa tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi dalam menghadapi segala tindakan yang
dilakukan. Sebagai seorang perawat harus proaktif dalam menjalankan tugas yang diembannya
bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika datang ke rumah sakit.

B. Saran

Saran yang dapat kami berikan diantaranya :

1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek hati- hati, teliti, dan
cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan.
2. Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.
3. Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang lain tidak
boleh meninggalkan sholat.
4. Memegang teguh prinsip perawat profesional.

17
DAFTAR PUSTAKA

Iroel, S. Kep, Ns.2012.AkhlakPerawat Muslim.

https://pakiroel.wordpress.com/2Q12/10/29/akhlak-perawat-muslim/ diakses

tanggal 20 April 2018 pukul 17.00

fitri amien. 2008. 06:59. Menjadi Perawat muslim.

http://psikumi.blogspot.co.id/2008/12/etika-perawat-islam.html diakses tanggal 20


April 2018 pukul 20.00

Asmadi.(2008)A<-;/7.sc7? Dasar Keperawataii.Venexbit. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Safareba2laakpem.2011. ETIKA KEPERAWATAN MENURUT SUDUT PANDANG ISLAM.


http://safareba2iaakpem-safaraba2iaapem.blogspot.com/2011/Q3/etika-keperawatan-
menurut-sudut-pandangan 31.html?m%3dl&hl=id-id diakses tanggal 21 April 2018 pukul 16.00

18

Anda mungkin juga menyukai