Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEPERAWATAN ISLAMI

ADAB ETIKA PERAWAT MUSLIM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Islami

Disusun Oleh : Kelas B kelompok 1

1. Imroh Anna Diniyyati (108222064)


2. Umbul Gunawan (108222066)
3. Risma Utami (108222080)
4. Fitria Endah Farahnita (108222060)
5. Suci Purnama Wati (108222079)

UNIVERSITAS AL-ISYAD CILACAP


2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan berkah dan
hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Adab Etika Perawat Muslim” sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah
Keperawatan Islami oleh Bapak Sutarno adapun makalah ini berisi 3 Bab yai tu Bab I
berisi pendahuluan dari pembuatan makalah, Bab II berupa pembahasan dari etika
perawat muslim dalam merawat pasien, dan Bab III yang berisis kesimpulan dan saran.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Sutarno selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Islami


yang telah membimbing dan memberikan arahan serta motivasi motivasi.
2. Teman-teman kelas B Kelompok 1 yang selalu saling mendukung dan
bekerja sama.

Kami sangat mengaharap kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, semoga segala informasi yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Cilacap 04 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul Cover...............................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Etika..........................................................................................3
B. Profesi Perawat dalam Islam.......................................................................6
C. Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam................................8
D. Prinsip Etika Keperawatan........................................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan dan keperawatan guna
menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.Anjuran islam untuk
hidup bersih juga menunjukkan obsesi islam untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat , sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang
sebagai bagian dari iman. Jadi walaupun seseorang sudah menjaga
kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan
faktor eksternal yang diluar kemampuannya menghindari.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup
sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan natara perawat pasien
adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat,
yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang di butuhkan. Kosekwensi dari hal tersebut
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu
dipertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan dan setiap pengambilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah
semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika ?
2. Bagaimana pandangan profesi perawat dalam islam ?
3. Bagaimana etika keperawatan menurut sudut pandangan islam ?
4. Bagaimana prinsip etika keperawatan ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang etika
2. Mengetahui pandangan profesi perawat dalam islam
3. Mengetahui etika keperawatan menurut pandangan islam
4. Mengetahui prinsip etika keperawatan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani : “etos” yg berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus Webster etik adalah suatu
ilmu yg mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-
aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
 Baik & buruk
 Kewajiban & tanggung jawab
Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan
menuntun perawat dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994);
 Jujur terhadap pasien
 Menghargai pasien
 Beradvokasi atas nama pasien
Etika keperawatan mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa
dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan
prinsip-prinsip tertentu serta, menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang
secara sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai
dampak dari keputusan-keputusan perawat.
Etika islam atau adab dan akhlak islamiyah adalah etika dan moral
yang dianjurkan didalam ajaran islam yang tercantum didalam Al-Quran dan
Sunnah, dengan mengikuti contoh dari tauladan Nabi Muhammad SAW yang
didalam aqidah islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna
akhlaknya.

3
Pengertian akhlak menurut Imam Al Qurthubi : “ Akhlak adalah sifat
sifat seseorang, sehingga dia dapat berhubungan dengan orang lain. Akhlak
terbagi menjadi dua yaitu, akhlak terpuji dan akhlak tercela.

Kriteria Akhlak Terpuji

Nabi Saw. Telah mengangkat kedudukan akhlak mulia dan


menjelaskan bahwa sebaik baik bekal hamba kepada Tuhan-Nya pada hari
kiamat adalah akhlak mulia, dan sesuatu yang paling berat dalam timbangan
orang mukmin adalah akhlak mulia.

Abu Darda’ meriwayatkan bahwa nabi saw. Bersabda;

“Sesuatu yang paling berat dalam timbangan adalah akhak mulia.”

Jika berakhlak mulia, persoalan-persoalan yang sulit akan menjadi


mudah, hati yang keras akan segera menjadi lembut, banyak orang yang akan
mencintainya dan musuhpun berkurang. Ketahuilah bahwa akhlak yang jelek
membuat sial pelakunya, menyebabkan turunnya siksaan Allah di dunia
sebelum siksaannya di akherat.

Sedangkan kriteria orang yang berakhlak mulia adalah sebagai berikut :

1. Tawadhu (bersiakp rendah hati)


Tawadhu adalah bersikap rendah hati, lemah lembut, dan menerima
kebenaran dari siapa saja. Allah Swt. Telah menyuruh Nabi-Nya Saw.
Untuk bersikap rendah hati kepada orang yang beriman. (QS. Asy-
syu’ara’[26]: 215) dan (QS. Al-Furqan [25]: 63
2. Mengalah dan mengutamakan Orang lain
Allah memuji kaum anshor dengan sifat mengutamakan orang lain.
Dan ketika bersikap mengutamakan orang lain maka akan hidup bahagia,
dan mati insya allah dalam keadaan mulia. (QS. Al-Hasyr[59]: 9)

4
3. Bersabar (Al-Hilm)
Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan sifat
terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan antara manusia dengan
binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan ini bukan sesuatu yang aneh,
sifat sabar adalah penghulu dari segala kemuliaan dan sumber segala
kebaikan serta sumber segala ketenangan.
Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya, maka akan
mendapat cinta Allah dan Allah juga akan menaruh cinta kepada setiap
hati bagi orang yang sabar.
Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais,
“Sesunggguhnya pada diri kamu terdapat dua hal yang sangat dicintai
Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap tidak terges-gesa.”
4. Berserah diri kepada Allah
Berserah diri kepada Allah (Tawakal) adalah menyerahkan
persoalanan kepada Allah, percya penuh dengan memandang positif pada
yang diperintahkan.
Allah Swt. Telah menetapkan, Dia akan mencukupi seluruh keperluan
orang yang bertawakal kepada-Nya, Dia pasti memberi petunjuk kepada
orang yang beriman kepada-Nya. Dia pasti membalas orang yang
meminjamkan kebaikan. Dia akan meyelamatkan orang yang percaya
penuh kepada-Nya. Dia pasti mengabulkan Doa orang yang berdoa
kepada-Nya. (QS. Ath-Thalaq[65]: 3
5. Bersikap jujur ( Ash-shidhq)
Kejujuran adalah salah satu sifat mulia yang dapat mengantarkan
Ahlak mulia. (QS. At-Taubah[9] : 119)
Kejujuran merupakan dasar utama dalam perkataan dan pembicaraan,
begitu halnya dalam perbuatan. Jika dia menghadap dengan benar,
istiqomah, dan ikhlas, maka disitulah kejujuran dalam ketaatan, yaitu
menjadi keyakinan dan kebajikan sebagai bukti ketaatan.

5
Kejujuran selalu menyelamatkan dari kehancuran, sedangkan
kebohongan senantiasa melempar kedalam lubang kehancuran. Kejujuran
sebagai pusat kepercayaan dari setiap yang dikatanan atau yang
dilakukan. Sebaliknya kebohongan membuat tidak pernah diperaya pada
setiap hal yang dikatakan.
6. Menepati janji (Al-Wafa’)
Menepati janji identik dengan menjaga perjanjian, yaitu
menyempurnakan janji dan syaratnya.
Al-Qur`an telah berbicara tentang kemuliaan menepati janji ini dalam
berbagai tempat. Barangkali kedudukan menepati janji yang termulia
adalah ketia Allah menyifati Zat-Nya yang suci dengan wafa (menepati
janji) Allah berfirman. (QS. At-Taubah [9] : 111)

B. Profesi Perawat dalam Islam

Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa


pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah
menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim
yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai
penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu
pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu
Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak
diketahuinya. Allah berfirman: Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil
qalam, allamal insana ma lam ya’lam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling
mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan
Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang tidak diketahuinya. QS al-
Alaq: 3-5).

6
Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta
segenap organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan
kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb.
Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan
kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap
makhluk-makhluk-Nya.

Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan


adalah perintah agama kepada masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang
diwakili oleh beberapa institusi untuk melayani kebutuhan kesehatan dan
pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa kecuali,
tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban
ini merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para

dokter dan perawat dalam berbagai bidang spesialisiasi. Dalam Islam


hal ini merupakan kewajiban negara terhadap warganegaranya.

Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai


cara, pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan-
peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan harus dilaksanakan
sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan ditempatkan paling
atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas.

Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi


pasien, tidak membedakan siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada
tempat perlindungan karena penyakitnya dan bukan karena kedudukan
sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan
perawat mengemban tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka
sudah bersumpah dengan namaTuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam
profesinya, melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan,
melakukan semampu mungkin untuk menyelamatkannya dari kematian,
penyakit, rasa sakit dan kecemasan.

7
Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari
pembalasan, siapa saja yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun
kematian merupakan hak prerogatif Allah menentukannya, namun manusia
diberi kewenangan yang maksimal untuk mengatasi penyakitnya dengan
bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya terhadap penyakit yang parah
sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha maksimal dan memberi
semangat hidup para pasien bersangkutan.

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya


sebatas dasar teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas
kehidupan di masa lalu. Di masa-masa awal perkembangan Islam dikenal
sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang keperawatan, di
antaranya Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zamanNabi
Muhammad Saw guna menampung dan merawat orang-orang sakit, baik
karena penyakit maupun terluka dalam peperangan Kalau di Eropa dikenal
nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui Konferensi Jenewa l864
diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence
Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang
dianggap sebagai “Nightingale” dalam Islam.

Para Khalifah Abbasiyah juga banyak memiliki dokter dan perawat


istana yang mendapatkan kedudukan istimewa turun temurun. Jurjis ibnu
Bakhti, Hunain bin Ishak dan keturunannya merupakan para dokter dan
perawat yang handal. Bazmi Alim, bukan saja aktif dalam dunia keperawatan,
tapi juga membangun rumah sakit Yamki Baghcha di Istanbul-Turki, dan
masih banyak lagi. Figuritas Ibnu Sina (Avicenna) dan Abubakar al-Razi
(Razez) yang dianggap pelopor ilmu kedokteran dengan karya-karya tulis
monumentalnya di bidang keperawatan medis, semakin memacu banyaknya
masyarakat yang terjun dalam profesi keperawatan, baik pria maupun wanita.

8
C. Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika
keperawatan dan menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara
sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari
keputusan-keputusan perawat.
Ayat-ayat tersebut diantaranya :

Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang
mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu
dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya"
(QS 5:2)

9
Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah
termasuk tugas mulia dari sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia
lainnya. Bahkan jika menurut QS Al-Maidah di atas maka mengobati dan
merawat termasuk perbuatan ibadah berupa tolong menolong terhadap
sesama.
Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus
memenuhi syarat-syarat terkabulnya ibadah yaitu IKHLAS dan SESUAI
dengan TUNTUNAN RASULULLAH SAW. Kalau tidak maka sia-sialah
pekerjaan tersebut, kelak di akhirat tidak akan mendapat buahnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

Artinya :
"Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki
maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa: 1)
Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al-
Qur’an di mana Allah berfirman :

10
Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barang siapa membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang
lain, atau bukan karena beerbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan
seseorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan
semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian
banyak diantara mereka setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. al-
maidah :32).

11
Artinya :
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali-imran : 159).
Kedua ayat menetapkan model bagi perawat Muslim dan
mengharuskan mereka untuk berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien,
dengan mengikuti jejak Allah dan Nabi mereka dan mereka senantiasa harus
tegas membangun etika mereka pada hukum-hukum islam.
Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien,
puas dengan profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka
yang mereka tawarkan. Perawat harus mempunyai martabat, harga diri, dan
rasa hormat terhadap diri mereka sendiri dan terhadap profesi mereka.
Perilaku mereka harus menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat.
Ini tentu etika penting dari perawat Muslim.
Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka
dan berpikir tentang kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah
perawatan yang paling penting dalam kode etik islam.
Perawatan dapat dideskripsikan sebagai suatu tindakan, kebajikan
pengaruh, suatu prinsip etis atau suatu cara hidup di dunia. Perawatan sebagai
etik tidak hanya dipandang sebagai suatu revolusi dilemma etik, tetapi juga
sebagai cara bagaimana seseorang saling bertingkah laku. Etik perawat
dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan karakter serta
sikap perawat terhadap orang lain, dan tidak kalah pentingnya adalah
perlakuan perawat yang harus bisa berlandaskan dengan ajaran dan syariat
islam.

12
Seorang perawat professional akan memiliki perasaan empati pada
orang lain. Perawat harus bias memahami situasi yang dialami orang lain dan
mencoba sebanyak mungkin memahami kehidupan dan pengalaman orang
lain. Pemberi perawatan professional akan mampu melakukan perubahan
pada diri sendiri dan terutama pada orang lain apalagi bila semua tindakan
perawatan berlandaskan pada kode etik dan ajaran islam.

Masalah yang timbul dalam dunia kesehatan terutama pada perawat


yang melakukan tindakan medis dalam merawat orang lain adalah karena
tidak memiliki landasan akhlak yang diajarkan. Sehingga menimbulkan
kesalan besar pada persepsi mayarakat tentangnya. Tanpa kode etik dan dasar
moral, perawatan dapat dengan mudah terkikis di lingkungan yang
menekankan penyembuhan tehnis dan tidak melihat seseorang dalam konteks
nilai dan kehidupan tertentu. Terdapat beberapa kode untuk perawat
professional yang semuanya merefleksikan autonomi (penentuan nasib diri
oleh klien), kemurahan hati dengan bertindak baik, nonmaleficiency
(penghindaran dari bahaya), keadilan dimaksudkan dengan memperlakukan
semua secara adil, serta prinsip sekunder dari kejujuran dengan berbicara
sejujurnya berdasarkan kebenaran yang ada, dan kesetiaan memegang janji
dan tidak menyebarluaskan kerahasiaan klien sebagai penghormatan pada
klien. Semua ini pun berkaitan erat dengan ajaran islam yang selalu
memerintahkan setiap manusia untuk hidup saling menghargai dan menolong
yang lainnya dalam keadaan membutuhkan pertolongan. “ tolong –
menolonglah kamu dalam kebajikan, janganlah kamu tolong menolong dalam
kejahatan”

Dan ayat yang menyebutkan: “Barang siapa menyelamatkan satu


nyawa, maka seolah-olah ia telah menyelamatkan umat manusia seluruhnya
“ QS Al-Maidah,5:32 ,

13
Sistem pelayanan kesehatan yang Islamai dapat tercipta bila faktor-
faktor dibawah ini mendukung:
Petugas kesehatan: (baik dokter, perawat, paramedic, petugas-petugas
maupun bagian administrasi)

 berakhlak dan berprilaku islami


 ramah ( senyum sebagian dari iman)
 memiliki sifat yang memenuhi 4 konsep akhlak dalam islam :
farirnest (adil)
accountabilitas/amanah (bertanggung jawab)
transparency ( jujur)
concistent (istiqamah)}
 dapat menahan hawa nafsunya
 menolong berdasarkan atas habluminannas dan habluminnAllah.
 Sebisa mungkin/ diusahakan agar dokter atau perawat memeriksa dan
merawat pasien yang sudah baligh sesama jenis ( laki-laki dengan laki-
laki, perempuan dengan perempuan, kecuali anak-anak yang belum
mengerti)
Berdasarkan yang tertera dalam Al- Quran Surat An-nur ayat 30-31:
Ayat 30:
“katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman”hendaklah mereka menahan
pandangannyadan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adlah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka
perbuat.”
Ayat ke 31:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘ hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya.

14
Dan hendaklah mereka meutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau putra2
mereka, atau putra2 suami mereka, atau sudara laki2 mereka, atau putra2
saudara laki2 mereka, atau putra2 saudara perempuan mereka, atau wanita2
islam, atau budak2 yang mereka miliki, atau pelayan2 laki2 yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak2 yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orant yang beriman supaya kamu
beruntung.”

Kewajiban bagi perawat muslim :

Perawat adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah sakit terutama


dalam perawatan dan  pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat
kepada pasien dan pengunjung rumah sakit lainnya.
Perawat sebagai seorang muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan
kewajibannya menegakan dan menjungjung tinggi Agama islam; Dengan kata
lain Perawat tidak terlepas dari pada tugas dan kewajiban melaksankan
da’wah islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam bidangnya masing-
masing.

Adapun tugas dan kewajiban seorang perawat muslim adalah :

1. Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata:


a. Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah)
QS.Albayyinah, 5
b. Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang
diterima Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR.
Abu Dawud & Nasa’idari abi umamah.

15
c. Tidak mengharapkan balasan atau pujian. QS.Ad Dahr 8-9
d. Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik. HR.Al-
Khatib dari Anas bin malik
2. Bersifat penyantun
a. Orang yang penyantun ialah yang halus perasaannya, lekas dapat
merasakan kesukaran orang lain, dan bisa bersikap menyesuaikan diri
bila ia berhadapan dengan orang yang ditimpa musibah dan cepat
memberi pertolongan, karena cepat mengerti kebutuhan orang lain
yang dihadapinya. QS.Al-Baqarah, 45
b. Perawat harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada orang
yang berbuat santun. QS.Al-A’raf, 56
c. Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien,
rela dan cepat memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf
kepada orang lain itu adalah lebih utama dari memberi shadfaqah atau
harta benda kepadanya. QS.Al-Baqarah 26.
d. Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang maha
penyantun. HR.Tirmidzi dan Abu Dawud
3. Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan dan dimana
ia berada, terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if
(lemah/miskin).HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi
a. Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita
sakit adalah merupakan sebagian dari pada pengobatan. QS.Al-Imran,
159
b. Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit,
bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi
perkerti yang baik. HR.Ibnu Ja’la disyahkan oleh Hakim dari Abi
Hurairah.

16
4. Sabar dan tidak lekas marah
a. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur,
yang sangat penting dipelihara. QS.Asy-Syura, 43
b. Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang,
tetapi tidak semua pasien menunjukan perasaan kasih sayang, bahkan
tidak kurang adanya pasien yang justru yang menjengkelkan dan tidak
menunjukan simpati sama sekali. Akan tetapi melayaninya dengan
sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah . HR.Tirmidzi dari Abu
Huraira
c. Sebaik-baik senjata perawat adalah bersabar dan berdo’a. HR.Dailami
dari Ibnu Abbas
5. Harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh
a. Jiwa orang sangat membutuhkan ketenangan dan ketentraman, jauh dari
pada suara-suara yang keras, gerakan-gerakannya yang hiruk pikuk dan
gaduh. Disamping itu tugas-tugas perawat itu sendiri membutuhkan
keteangan dan perhatian yang sungguh-sungguh. Oleh sebab itu maka
perawat harus memiliki sifat yang tenang, berhati-hati dan menghindari
gerakan-gerakan yang bisa menimbulkan suara-suara keras dan gaduh.
HR.Thabrani dari Baihaqi dari abu Musa
b. Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan hati-hati, Allah
akan memudahkan pekerjaan itu baginya dan akan terhindar dari pada
pelbagai kesukaran dan kekeliruan. HR. Bukhari
6. Cepat, Cermat, teliti dan lincah
a. Pekerjaan perawat cukup ruwet dan sulit. Oleh sebab itu maka perawat
hendaklah senantiasa teliti dan berhati-hati dalam menunaikan tugasnya
b. Apabila menghadapi suatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas
maka lebih baik ditanyakan lebih dahulu kepada yang lebih mengerti.
Sebab pekerjaan yang dilakukan dengan ragu-ragu, lebih besar
kemungkinan akan menimbulkan bahaya. HR.Ibnu Sa’ad Atha’

17
7. Patuh dan disiplin
a. Perawat harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan maupun tulisan
b. Perawat harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa
dilaksankan dengan tertib dan teratur
c. Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah
sekalipun kurang menyenangkan, selama petunjuk itu tidak menyelahi
ajaran islam, norma-norma kemanusiaan maupun etika perawat.
8. Bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik jasmani maupun rohani:
a. Rohani atau jiwa perawat hendaknya selalu  bersih dan suci dari sifat-
sifat dengki, sentimen, sombong dan lain-lain sifat yang tidak baik.
Sebab hanya dengan jiwa yang bersih dan sucilah akan memancar sifat-
sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan yang menyenangkan.
HR. Bukhori
b. Tubuh dan pakaian perawat harus selalu bersih, rapih, sederhana dan
tidak berlebih-lebihan dalam berhias. HR. Bokori Muslim dan Abu
Dawud

9. Kuat menyimpan rahasia

a. Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada beberapa
macam penyakit yang merupakan aib yang sangat dirahasiakan oleh
penderitannya. Yang banyak mengetahui penyakit seseorang ialah
Dokter dan Perawat. Agama islam tidak membenarkan seseorang
membuka aib orang lain. Oleh sebab itu Perawat tidak boleh membuka
rahasia orang yang dirawatnya kepada orang lain. QS. Al-Mudatsir 4.
b. Orang yang suka menyiarkan atau menyebut-nyebut rahasia orang lain.
Allah mengancam dengan siksaan yang sangat pedih, baik di Dunia
maupun diakherat kelak. HR. Turmudzi dan Sa’ad
c. Perawat harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas segala
tindakannya:

18
 Berbahagialah orang yang dapat memelihara amanat dan menepati
janjinya.HR. Abu Dawud
 Tugas dan kewajiban yang dibenarkan kepada Perawat adalah amat
yang wajib ditunaikan. QS. Al-Mukminun, 8.
 Jujur dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji
adalah sikap terpuji yang dimiliki oleh Perawat. QS. Al-Maidah, 1

D. Prinsip Etika Keperawatan

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat


dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat.

1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal
terdapat gangguan atau penyimpangan.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan
begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan
secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena
alasan resiko serangan jantung.

19
Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada
pasien, rela dan cepat memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi
maaf kepada orang lain itu adalah lebih utama dari memberi shadfaqah
atau harta benda kepadanya. QS.Al-Baqarah 263
Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah)
QS.Albayyinah, 5
Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit,
bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi perkerti
yang baik. HR.Ibnu Ja’la disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk
serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
Allah memuji kaum anshor dengan sifat mengutamakan orang lain.
Dan ketika bersikap mengutamakan orang lain maka akan hidup bahagia,
dan mati insya allah dalam keadaan mulia. (QS. Al-Hasyr[59]: 9)
4. Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada
dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya
transfuse darah tidak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada
situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.

20
5. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki
oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang
diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan
dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga
mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S
masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia.
Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian
suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari
dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
Bersikap jujur ( Ash-shidhq)
Kejujuran adalah salah satu sifat mulia yang dapat mengantarkan
Ahlak mulia. (QS. At-Taubah[9] : 119)
Kejujuran merupakan dasar utama dalam perkataan dan pembicaraan,
begitu halnya dalam perbuatan. Jika dia menghadap dengan benar,
istiqomah, dan ikhlas, maka disitulah kejujuran dalam ketaatan, yaitu
menjadi keyakinan dan kebajikan sebagai bukti ketaatan.
Kejujuran selalu menyelamatkan dari kehancuran, sedangkan
kebohongan senantiasa melempar kedalam lubang kehancuran. Kejujuran
sebagai pusat kepercayaan dari setiap yang dikatanan atau yang dilakukan.
Sebaliknya kebohongan membuat tidak pernah diperaya pada setiap hal
yang dikatakan.

21
6. Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
Menepati janji (Al-Wafa’)
Menepati janji identik dengan menjaga perjanjian, yaitu
menyempurnakan janji dan syaratnya.
Al-Qur`an telah berbicara tentang kemuliaan menepati janji ini dalam
berbagai tempat. Barangkali kedudukan menepati janji yang termulia
adalah ketia Allah menyifati Zat-Nya yang suci dengan wafa (menepati
janji) Allah berfirman. (QS. At-Taubah [9] : 111)
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang
klien diluar area pelayanan harus dihindari.
Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada beberapa
macam penyakit yang merupakan aib yang sangat dirahasiakan oleh
penderitannya. Yang banyak mengetahui penyakit seseorang ialah Dokter
dan Perawat. Agama islam tidak membenarkan seseorang membuka aib
orang lain. Oleh sebab itu Perawat tidak boleh membuka rahasia orang
yang dirawatnya kepada orang lain. QS. Al-Mudatsir 4.
Orang yang suka menyiarkan atau menyebut-nyebut rahasia orang
lain. Allah mengancam dengan siksaan yang sangat pedih, baik di Dunia
maupun diakherat kelak. HR. Turmudzi dan Sa’ad

22
8. Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi,
klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat
salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien
yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat
yang menuntut kemampuan professional.
Apabila menghadapi suatu persoalan yang meragukan atau kurang
jelas maka lebih baik ditanyakan lebih dahulu kepada yang lebih mengerti.
Sebab pekerjaan yang dilakukan dengan ragu-ragu, lebih besar
kemungkinan akan menimbulkan bahaya. HR.Ibnu Sa’ad Atha’.

23
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pandangan agama Islam merawat pasien merupakan tugas


mulia, baik secara tersurat maupun tersirat agama Islam sangat menuntut akan
hadirnya peran perawat (rufidah) di tengah masyarakat. Dalam mengabdi
kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan tertentu yang harus dimiliki
oleh perawat antara lain profesi keperawatan dijadikan sebagai profesi yang
sebenarnya, dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek
meliputi ketelitian, kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko
negatif yang mungkin akan timbul. Serta rasa tanggung jawab yang harus
dijunjung tinggi dalam menghadapi segala tindakan yang dilakukan. Sebagai
seorang perawat harus proaktif dalam menjalankan tugas yang diembannya
bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika datang ke rumah sakit.

B. Saran

Saran yang dapat kami berikan diantaranya :

1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek hati-


hati, teliti, dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan
yang dilakukan.
2. Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan kewajiban sebagai
umat muslim.
3. Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas
kesehatan yang lain tidak boleh meninggalkan sholat.
4. Memegang teguh prinsip perawat profesional.

24
Daftar Pustaka

Iroel, S. Kep, Ns.2012.Akhlak Perawat Muslim.


https://pakiroel.wordpress.com/2012/10/29/akhlak-perawat-muslim/ diakses
tanggal 20 April 2018 pukul 17.00

fitri amien. 2008. 06:59. Menjadi Perawat muslim.

http://psikumi.blogspot.co.id/2008/12/etika-perawat-islam.html diakses tanggal 20


April 2018 pukul 20.00

Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC:


Jakarta

Safareba2laakpem.2011. ETIKA KEPERAWATAN MENURUT SUDUT PANDANG ISLAM.

http://safareba2iaakpem-safaraba2iaapem.blogspot.com/2011/03/etika-keperawatan-
menurut-sudut-pandangan_31.html?m%3d1&hl=id-id diakses tanggal 21 April 2018
pukul 16.00

25

Anda mungkin juga menyukai