Anda di halaman 1dari 28

SKRIPSI

KOMPARASI METODE OKSIDASI ENZIMATIS


TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EKSTRAK AIR TEH KRATOM
(Mitragyna speciosa Korth.)

Oleh:

Nama Mahasiswa
NIM Mahasiswa

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Komparasi Metode Oksidasi Enzimatis
Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Teh Kratom (Mitragyna Speciosa
Korth.)”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas akhir sebagai
mahasiswa.
Penulis banyak memperoleh bantuan serta wawasan selama penyusunan
skripsi ini, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Sulvi
Purwayantie, S.TP., M.P selaku dosen pembimbing pertama, Bapak Dzul Fadly,
M.Si. selaku dosen pembimbing kedua serta dosen pembimbing akademik, Ibu
Prof. Dr. Ir. Hj. Denah Suswati, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura, Bapak Dr. Ir. Fadjar Rianto, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan Ibu Dr. Maherawati,
S.TP, M.P selaku Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak, Ibu
dan Adik yang selalu mendoakan agar segala sesuatu dapat berjalan dengan lancar
serta teman-teman yang turut membantu dan selalu memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat
kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang memerlukan.

Pontianak, 5 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
DAFTAR TABEL ....................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ............................... Error! Bookmark not defined.
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 5
A. Latar Belakang ................................................................................. 5
B. Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................... 3

II. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................. 4


A. Landasan Teori ................................................................................. 4
1. Kratom ......................................................................................... 4
2. Teh dan Teh Kratom .................................................................... 5
3. Oksidasi Enzimatis .................... Error! Bookmark not defined.
4. Pelayuan Daun Teh.................... Error! Bookmark not defined.
5. Penggulungan Daun Teh ........... Error! Bookmark not defined.
6. Ekstraksi Metode Infusa ............ Error! Bookmark not defined.
7. Senyawa Fitokimia .................... Error! Bookmark not defined.
8. Antioksidan.................................. Error! Bookmark not defined.
B. Kerangka Konsep ............................. Error! Bookmark not defined.
C. Hipotesis ........................................... Error! Bookmark not defined.

III. METODE PENELITIAN...................................................................... 14


A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 14
B. Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 14
C. Rancangan Penelitian ....................................................................... 14
D. Tahapan Penelitian ........................................................................... 15
1. Tahap Persiapan Penelitian .......................................................... 15
2. Tahap Penelitian Utama............................................................... 15
E. Parameter Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.
1. Penentuan Kadar Fenol ................ Error! Bookmark not defined.
2. Penentuan Kadar Flavonoid......... Error! Bookmark not defined.
3. Penentuan Kadar Alkaloid ........... Error! Bookmark not defined.
4. Penentuan Aktivitas Antioksidan Error! Bookmark not defined.
F. Analisis Data .................................... Error! Bookmark not defined.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 16


A. Kadar Fenol Ekstrak Air Teh Kratom ............................................. 16
B. Kadar Flavonoid Ekstrak Air Teh Kratom ..... Error! Bookmark not
defined.
C. Kadar Alkaloid Ekstrak Air Teh Kratom ....... Error! Bookmark not
defined.
D. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Teh Kratom Error! Bookmark not
defined.

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 18


A. Kesimpulan...................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19


LAMPIRAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kratom (Mitragyna speciosa Korth.) merupakan tanaman asli Asia
Tenggara yang tersebar di Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, Papua Nugini,
Malaysia dan Indonesia (Mukhlisi dkk., 2018). Tanaman kratom di Indonesia
banyak dijumpai tumbuh di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
(Nugraha dkk., 2018). Masyarakat di wilayah tersebut banyak menanam kratom di
halaman rumah, sedangkan untuk budidaya skala luas kratom ditanam di kebun dan
di lahan dekat sungai (Wahyono dkk., 2019).
Masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten Kapuas Hulu memanfaatkan
kratom sebagai sajian seperti teh dengan cara merebus daun kratom segar atau
bubuk daun kratom. Konsumsi teh kratom ditujukan untuk menambah stamina,
mengatasi nyeri, rematik, asam urat, hipertensi, gejala stroke, diabetes, susah tidur,
luka, diare, batuk, kolesterol, tifus, dan menambah nafsu makan (Wahyono dkk.,
2019). Manfaat teh kratom yang sangat banyak untuk pengobatan ini karena
terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder, seperti fenol, flavonoid, alkaloid,
tanin, dan saponin (Novindriani dkk, 2013). Senyawa-senyawa tersebut berperan
sebagai antioksidan yang sangat diperlukan untuk menangkap radikal bebas agar
dapat melindungi sel dan jaringan dari stres oksidatif yang berhubungan dengan
penyakit kronis (Rimbach dkk., 2005; Marliana, 2007). Berbagai manfaat dan
kandungan dari teh kratom inilah yang menyebabkan teh kratom semakin diminati
tidak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh peminat dari luar negeri.
Pada tahun 2015-2018, bubuk teh kratom diekspor ke beberapa negara
seperti USA, Kanada, Peru, China, dan Eropa (Wahyono dkk., 2019; Purwayantie
dkk., 2020). Hasil wawancara dengan PEKRINDO (Perkumpulan Pengusaha
Kratom Indonesia) pada 8 September 2021 menyebutkan bahwa terdapat dua jenis
bubuk teh kratom yang diproduksi oleh masyarakat Kapuas Hulu, yaitu bubuk teh
kratom non fermentasi (bubuk hijau) dan bubuk teh kratom fermentasi (bubuk
merah). PEKRINDO juga menyebutkan bahwa sejak tahun 2016 sudah terdapat
permintaan untuk bubuk teh kratom fermentasi yang mencapai 300 kg per bulan.
Bubuk teh kratom fermentasi diproduksi melalui proses oksidasi enzimatis.
Masyarakat di Kapuas Hulu telah melakukan proses oksidasi enzimatis
untuk menghasilkan bubuk teh kratom fermentasi. Proses tersebut diawali dengan
memasukkan daun kratom segar ke dalam kantong plastik bening hingga setengah
dari kapasitas kantong, kemudian kantong dipenuhi dengan udara. Kantong tersebut
diikat rapat dan dijemur 3-7 hari tergantung cuaca, sehingga didapatkan daun
kratom yang berwarna cokelat. Setelah itu, daun kratom yang sudah melalui proses
oksidasi enzimatis dikeluarkan dari kantong dan dikeringkan di bawah sinar
matahari selama 1-3 jam tergantung cuaca. Proses berikutnya adalah daun kratom
tersebut dihaluskan sehingga diperoleh bubuk teh kratom fermentasi.
Proses oksidasi enzimatis yang telah dilakukan oleh masyarakat di Kapuas
Hulu untuk menghasilkan bubuk teh kratom fermentasi membutuhkan waktu yang
cukup lama karena sangat bergantung pada cuaca dan sinar matahari. Menurut
Lantah dkk. (2017), pengolahan yang membutuhkan waktu hingga berhari-hari di
bawah sinar matahari dapat menyebabkan kehilangan senyawa metabolit sekunder
yang berperan sebagai antioksidan.
Istilah oksidasi enzimatis yang diketahui secara umum merupakan proses
dalam pengolahan teh hitam, sedangkan proses oksidasi enzimatis yang dilakukan
masyarakat di Kapuas Hulu sangat berbeda karena waktu pengolahannya lebih
lama. Proses oksidasi enzimatis yang berbeda diduga akan menghasilkan sifat
fungsional yang berbeda juga pada tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian terkait pengolahan bubuk teh kratom fermentasi dengan pendekatan
metode oksidasi enzimatis teh hitam. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
metode baru dalam pembuatan bubuk teh kratom fermentasi yang dapat dilakukan
dalam waktu lebih singkat serta dapat mempertahankan aktivitas antioksidannya.
Ekstraksi metode infusa pada bubuk teh kratom fermentasi menggunakan pelarut
air untuk menyesuaikan dengan cara masyarakat Kapuas Hulu dalam mengonsumsi
teh kratom.

B. Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan dari metode oksidasi enzimatis
terhadap aktivitas antioksidan ekstrak air teh kratom.
3

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui perbedaan dari metode oksidasi
enzimatis terhadap aktivitas antioksidan ekstrak air teh kratom.
II. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Landasan Teori
1. Kratom
Kratom (Mitragyna speciosa Korth.) merupakan tanaman asli negara-
negara di Asia Tenggara, terutama di Thailand, Malaysia, Papua Nugini dan
Indonesia (Ahmad dan Aziz, 2012). Secara morfologi, kratom adalah tanaman
pohon dengan batang lurus dan kulit batang berwarna abu kecoklatan yang dapat
mencapai tinggi 10-30 meter (Secretariat, 2017). Daun kratom berbentuk elips
hingga bulat telur (ovale), berukuran 10-20 × 7-12 cm dan memiliki tulang daun
sekunder yang tampak jelas. Warna daun hijau dan cenderung lebih muda,
sehingga tampak kontras dibanding warna hijau tanaman di sekitarnya (Shellard
dan Lees, 1965).

Gambar 1. Daun Kratom

Klasifikasi taksonomi untuk Mitragyna speciosa menurut Global


Biodiversity Information Facility (1897) adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Filum : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Gentianales
Suku : Rubiaceae
Marga : Mitragyna Korth.
Jenis : Mitragyna speciosa (Korth.)
Kratom di Indonesia, secara tradisional digunakan untuk menambah
stamina, mengatasi nyeri, rematik, asam urat, hipertensi, gejala stroke, diabetes,
susah tidur, luka, diare, batuk, kolesterol, tifus, dan menambah nafsu makan.
Penggunaan kratom umumnya dengan mengunyah, atau meremas kratom kering
kemudian diseduh seperti teh. Teh daun kratom dibuat dengan cara merebus
daun kratom segar atau bubuk daun kratom (Wahyono dkk., 2019).
Berdasarkan penelitian terdahulu, diketahui bahwa kratom mengandung
57 senyawa metabolit sekunder, 40 diantaranya termasuk golongan senyawa
alkaloid (Meireles dkk., 2019). Senyawa metabolit sekunder lain yang cukup
dominan, diantaranya golongan triterpenoid, steroid, saponin, monoterpenoid,
sekoiroidoid, fenol dan flavonoid (Gogineni dkk., 2014). Senyawa golongan
alkaloid pada daun kratom yaitu mitraginin, 7-hidroksimitraginin, 3-
isocorynantheidine, asam corynantheidalinat, isopaynantheine, 3-
dehidromitraginin, asam mitragunalinat, mitralaktonal, mitralaktonin, 9-
metoksimitralaktonin dan turunan mitrasulginin tersulfonasi (Kitajima dkk.,
2006). Senyawa golongan fenol daun kratom yaitu asam galat, asam kafeat, asam
klorogenik, 1-O-feruloil-β-glukopiranosid dan benzil-β-D-glukopiranosid.
Senyawa golongan flavonoid daun kratom yaitu apigenin, kuersitrin, rutin,
isokuersitrin, hiperosida, kuersetin-3-galaktosida-7-ramnosida, kaempferol dan
turunan 3-glukosidanya, serta epikatekin (Gogineni dkk., 2014).

2. Teh dan Teh Kratom


Teh secara umum diketahui sebagai minuman yang berasal dari tanaman
Camellia sinensis. Teh dapat dibagi dalam beberapa kelompok, seperti teh hijau,
teh putih, teh oolong dan teh hitam. Perbedaan dari teh-teh tersebut terdapat pada
cara pengolahannya (Boehm dkk., 2009). Teh hijau diperoleh dari daun segar
yang dikeringkan, teh putih diperoleh dari pucuk daun teh yang dikukus lalu
dikeringkan, teh oolong diperoleh dari daun teh semifermentasi lalu dikeringkan
dan teh hitam diperoleh dari daun teh yang difermentasi lalu dikeringkan
(Chatterjee dkk., 2012).
III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tahap persiapan bahan, uji kadar fenol, uji kadar flavonoid, uji
kadar alkaloid dan uji aktivitas antioksidan dilaksanakan di Laboratorium Kimia
Pangan serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Tanjungpura. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan.

B. Bahan dan Alat Penelitian


Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kratom segar
dan bubuk teh kratom fermentasi yang diperoleh dari PEKRINDO, Kalimantan
Barat. Bahan yang digunakan untuk analisis adalah etanol, akuades, metanol,
reagen Folin Ciocalteu, natrium karbonat (Na 2CO3), asam galat, asam asetat,
amonium hidroksida (NH4OH), natrium nitrit (NaNO2), alumunium klorida
(AlCl3), natrium hidroksida (NaOH), kuersetin, asam askorbat (vitamin C), reagen
DPPH, aluminium foil, plastik zip lock, cup plastik, kertas saring dan plastik wrap.
Alat yang digunakan adalah tampah, cool box, loyang, blender, termometer,
tabung reaksi, gelas ukur, gelas beaker, mikropipet, pipet tetes, pipet ukur,
timbangan digital, timbangan analitik, oven, magnetic strirrer, penganas air, vortex,
ayakan 80 mesh, kuvet dan spektrofotometer UV-Vis.

C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksplorasi untuk
mengetahui perbedaan dari metode oksidasi enzimatis terhadap aktivitas
antioksidan bubuk teh kratom fermentasi yang dihasilkan dari dua metode berbeda.
Metode yang digunakan yaitu oksidasi enzimatis metode masyarakat Kapuas Hulu
dan oksidasi enzimatis metode teh hitam. Penelitian ini dilakukan dengan 10
ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan:
a1= metode oksidasi enzimatis Kapuas Hulu
a2= metode oksidasi enzimatis teh hitam
Tabel 1. Rancangan Percobaan

Metode Ulangan
Oksidasi
Enzimatis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kapuas Hulu a1u1 a1u2 a1u3 a1u4 a1u5 a1u6 a1u7 a1u8 a1u9 a1u10
Teh Hitam a2u1 a2u2 a2u3 a2u4 a2u5 a2u6 a2u7 a2u8 a2u9 a2u10

D. Tahapan Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan dilakukan dengan mengumpulkan daun kratom segar yang
diperoleh dari PEKRINDO Kalimantan Barat. Daun kratom dipetik pada bagian
tangkai dengan menyisakan 4-6 pucuk daun pada setiap ranting (Purwayantie dkk.,
2020). Bubuk teh kratom fermentasi diperoleh dari PEKRINDO Kalimantan Barat
yang dibuat menggunakan metode masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu.

2. Tahap Penelitian Utama


Tahap oksidasi enzimatis daun kratom dilakukan dengan memodifikasi
prosedur Rahayu dkk. (2015). Proses oksidasi enzimatis diawali dengan pelayuan
daun kratom selama 24 jam pada suhu ruang. Daun kratom yang telah layu,
kemudian dilanjutkan dengan proses penggulungan. Proses penggulungan
dilakukan dengan cara menggilas daun teh diatas tampah menggunakan tangan
sampai sebagian besar cairan sel terperas keluar (Baginda, 2018). Proses tersebut
dapat dilakukan selama ±10 menit di atas tampah sebanyak 3 kali pengulangan.
Proses oksidasi enzimatis dilakukan selama 3 jam pada suhu ruang hingga daun
berubah warna menjadi kecokelatan. Oksidasi enzimatis dihentikan dengan
pengeringan menggunakan oven pada suhu 60℃ selama 90 menit (Shinde dkk.,
2013), kemudian diblender untuk menghasilkan bubuk daun teh kratom. Bubuk teh
kratom fermentasi disimpan ke dalam wadah yang kedap udara dan dipersiapkan
untuk proses ekstraksi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar Fenol Ekstrak Air Teh Kratom


Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar fenol adalah reaksi reduksi-oksidasi.
Senyawa fenol dapat mereduksi fosfomolibdat-fosfotungstat yang terdapat pada
reagen Folin Ciocalteu membentuk molibdenum yang berwarna biru (Tursiman dkk.,
2012). Warna biru yang teramati berbanding lurus dengan konsentrasi ion fenolat yang
terbentuk, semakin besar konsentrasi senyawa fenol maka semakin banyak ion fenolat
yang terbentuk sehingga warna biru akan semakin pekat (Cahyani, 2015). Keberadaan
senyawa ini diukur secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang serapan maksimum 765 nm (Marjoni dkk., 2015).
Penentuan kadar fenol berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian Gogineni
dkk. (2014) menemukan adanya senyawa golongan fenol pada kratom. Senyawa fenol
dapat berperan sebagai antioksidan dilihat dari mekanismenya mendonorkan elektron
(Chou dkk., 2003), sehingga keberadaannya berkaitan dengan aktivitas antioksidan
ekstrak air teh kratom. Standar yang digunakan untuk mengetahui kadar fenol adalah
asam galat. Asam galat merupakan salah satu fenolik alami dan bersifat stabil (Sari
dan Ayuchecaria, 2017), selain itu asam galat juga diketahui terdapat pada kratom
(Charoontana dkk., 2013). Kurva standar asam galat ditentukan untuk mendapatkan
persamaan regresi linier dengan x sebagai konsentrasi asam galat dan y sebagai
absorbansi asam galat terhadap reagen Folin Ciocalteu. Kadar fenol yang terkandung
dinyatakan sebagai mg GAE (galic acid equivalent)/g yaitu jumlah kesetaraan
milligram asam galat dalam satu gram sampel (Mukhriani dkk., 2019).
250
199.22
Kadar Fenol (mg GAE/g)

200

150

100
50.45
50

0
Metode KH Metode TH

Gambar 2. Kadar Fenol Ekstrak Air Teh Kratom


Hasil pengujian kadar fenol ekstrak air teh kratom disajikan pada Gambar 9.
Kadar fenol pada ekstrak air teh kratom metode teh hitam lebih tinggi daripada ekstrak
air teh kratom metode masyarakat Kapuas Hulu. Kadar fenol ekstrak air teh kratom
metode teh hitam dan Kapuas Hulu masing-masing yaitu sebesar 199,22 ± 13,64 mg
GAE/g dan 50,45 ± 3,05 mg GAE/g. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Yoga dkk.
(2021) yang menyatakan bahwa lamanya proses oksidasi enzimatis menyebabkan
kadar fenol pada teh herbal daun bambu tabah berkurang. Pengaruh adanya oksigen
dan suhu tinggi akan mengoksidasi senyawa fenol karena adanya ikatan tak jenuh
dalam struktur molekulnya (Mahardani dan Yuanita, 2021).
Proses oksidasi enzimatis metode masyarakat Kapuas Hulu dan proses
pengeringannya membutuhkan waktu berhari-hari dengan suhu yang tidak stabil.
Penurunan kadar fenol diduga disebabkan karena sifat senyawa fenol yang tidak tahan
panas dan dapat rusak oleh panas (Wibisono dkk., 2020). Suhu optimum untuk
mempertahankan kadar fenol adalah 60℃. Proses yang berlangsung dengan suhu lebih
dari 60℃ akan merusak senyawa fenol dan kadarnya cenderung menurun (Sari dkk.,
2012). Menurut Liyana dan Shahidi (2005), kandungan senyawa fenol menurun
seiring dengan peningkatan suhu yang lebih tinggi, hal ini disebabkan terjadinya
dekomposisi senyawa fenol.
Proses oksidasi enzimatis metode teh hitam berlangsung di dalam ruangan
dengan suhu lebih stabil. Pengeringan pada metode ini dilakukan menggunakan oven
yang juga memiliki suhu stabil dan terpusat sehingga pemanasannya dapat merata serta
menyeluruh sehingga kadar fenol yang dihasilkan tinggi (Suhesti, 2019). Kadar fenol
yang tinggi juga dapat disebabkan karena adanya proses oksidasi enzimatis yang lebih
baik pada metode teh hitam. Selama proses oksidasi enzimatis terjadi peningkatan
konsentrasi asam galat karena banyak katekin galat yang diubah menjadi katekin non
galat dengan melepaskan asam galat bebas sebelum membentuk theaflavin (Kim dkk.,
2011).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan dari metode oksidasi
enzimatis terhadap kadar fenol, kadar flavonoid dan kadar alkaloid yang berperan
sebagai senyawa antioksidan pada ekstrak air teh kratom. Proses oksidasi enzimatis
dengan metode teh hitam menghasilkan ekstrak air teh kratom dengan aktivitas
antioksidan yang lebih baik.

B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mencari waktu terbaik untuk lama
proses oksidasi enzimatis metode teh hitam sehingga dapat menghasilkan teh kratom
fermentasi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. dan Aziz, Z., 2012. Mitragyna speciosa Use in the Northern States of
Malaysia: A Cross-Sectional Study. Journal of Ethnopharmacology, 141(1),
446–450.
Apriady, R.A. 2010. Identifikasi Senyawa Asam Fenolat Pada Sayuran Indigenous
Indonesia. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi
Pertanian.
Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Bandung: Pusat Penelitian Teh dan
Kina Gambung.
Baginda, H.N. 2018. Pengaruh Tingkat Penambahan Bubuk Cassia vera Terhadap
Sifat Fisikokimia dan Sensoris Teh Herbal Daun Kersen. Skripsi. Padang:
Universitas Andalas, Fakultas Teknologi Pertanian.
Basiliere, S. dan Kerrigan, S. 2020. Temperature and pH-dependent Stability of
Mitragyna Alkaloids. Journal of Analytical Toxicology, 44(4), 314-324.
Bedran, T.B.L., Morin, M.P., Spolidorio, D.P. dan Grenier, D. 2015. Black Tea Extract
and Its Theaflavin Derivatives Inhibit The Growth of Periodontopathogens and
Modulate Interleukin-8 and Β-Defensin Secretion in Oral Epithelial Cells. Plos
One, 10(11), 1-11.
Boehm, K., Borrelli, F., Ernst, E., Habacher, G., Hung, S. K., Milazzo, S., & Horneber,
M. (2009). Green Tea (Camellia sinensis) for The Prevention of Cancer.
Cochrane Database of Systematic Reviews, 1(3), 1-18.
Cahyani, Y.N. 2015. Perbandingan Kadar Fenol Total dan Aktivitas Antioksida
Ekstrak Metanol Daun Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Arabika (Coffea
arabica). Jember: Universitas Jember, Fakultas Farmasi.
Cahyanta, A.N. 2016. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Pare Metode
Kompleks Kolorimetri Dengan Pengukuran Absorbansi Secara
Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(1), 58-61.
Charoonratana, T., Wungsintaweekul, J., Pathompak, P., Georgiev, M.I., Choi, Y.H.
dan Verpoorte, R. 2013. Limitation of Mitragynine Biosynthesis in Mitragyna
speciosa (Roxb.) Korth. Through Tryptamine Availability. Zeitschrift für
Naturforschung C, 68(10), 394-405.
Chatterjee, P., Chandra, S., Dey, P. dan Bhattacharya, S. 2012. Evaluation of Anti-
inflammatory Effects of Green Tea and Black Tea: A Comparative In Vitro
Study. Journal of Advanced Pharmaceutical Technology and Research, 3(2),
136-138.
Chou, S.T., Chao, W.W. dan Chung, Y.C. 2003. Antioxidative Activity and Safety of
50% Ethanolic Red Bean Extract (Phaseolus radiatus L. var. Aurea). Journal
of Food Science, 68(1), 21-25.
Compton, D.M., Garcia, C., Kamaratos, A., Johnson, B.G. dan Wedge, T. 2014. An
Examination of The Consequences of Chronic Exposure to Mitragyna speciosa
During Adolescence on Learning and Memory in Adulthood. Phytopharmacol,
3(5), 300-309.
Dalimunthe, A., Hasibuan, P.A.Z., Silalahi, J., Sinaga, S.F. dan Satria, D. 2018.
Antioxidant Activity of Alkaloid Compounds from Litsea cubeba Lour.
Oriental Journal of Chemistry, 34(2), 1149.
Dhaniaputri, R. 2015. Mata Kuliah Struktur Dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai
Pengantar Pemahaman Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia. Dalam: Peran
Biologi dan Pendidikan Biologi dalam Menyiapkan Generasi Unggul dan
Berdaya Saing Global. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (hlm.
636-645). 21 Maret 2015. Malang: Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Malang.
Diniyah, N. dan Lee, S.H. 2020. Komposisi Senyawa Fenol dan Potensi Antioksidan
Dari Kacang-Kacangan: Review. Jurnal Agroteknologi, 14(1), 91-102.
Djokam, M., Sandasi, M., Chen, W., Viljoen, A. dan Vermaak, I. 2017. Hyperspectral
Imaging as A Rapid Quality Control Method for Herbal Tea Blends. Applied
Sciences, 7(3), 268-274.
Domnic, G., Narayanan, S., Mohana-Kumaran, N. dan Singh, D. 2021. Kratom
(Mitragyna speciosa Korth.) an Overlooked Medicinal Plant in Malaysia.
Journal of Substance Use, 27(1), 1-6.
Elahian, F., Zahedian, S., Safaei, M., Pahlevani-Gazi, E. dan Mirzaei, S.A. 2020.
Unlike Morphine, Long-Term Exposure to Analgesic Mitragynine, 7-
Hydroxymitragynine, Paynantheine, and Speciociliatine Alkaloids Does Not
Contribute to Antinociceptive Tolerance of μ-Opioid Receptors. Research
Square, 1-15.
Ernaini, Y., Supriadi, A. dan Rinto. 2012. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Klorofil
dan Senyawa Fitokimia Daun Kiambang (Salvinia molesta Mitchell) Dari
Perairan Rawa. Fishtech, 1(1), 1-13.
Erol, N.T., Ferda, S.A.R.I. dan Velioglu, Y.S. 2010. Polyphenols, Alkaloids and
Antioxidant Activity of Different Grades Turkish Black Tea. Gıda, 35(3), 161-
168.
Farhan, H., Rammal, H., Hijazi, A., Hamad, H., Daher, A., Redaon, M. dan Badran,
B. 2012. In Vitro Antioxidant Activity of Ethanolic and Aqueous Extracts from
Crude Malva parviflora L. Grown in Lebanon. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research, 5(3), 234-238.
Fathoni, H., Rachmat, H. dan Atmaja, D.S.E. 2015. Perancangan Supervisory Control
and Data Acquisition (Scada) Untuk Proses Otomatisasi Stasiun Kerja
Packaging di PT Perkebunan Nusantara VIII Rancabali. E-Proceedings of
Engineering (hlm. 861-869). 1 April 2015. Bandung: Telkom University.
Friedman, M., Henika, P.R., Levin, C.E., Mandrell, R.E. dan Kozukue, N. 2006.
Antimicrobial Activities of Tea Catechins and Theaflavins and Tea Extracts
Against Bacillus cereus. Journal of Food Protection, 69(2), 354-361.
Fulder, S. 2004. Khasiat Teh Hijau. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
GBIF. 1897. Global Biodiversity Information Facility. Mitragyna speciosa (Korth.)
Havil. Retrived Mei 11, 2021, from GBIF:
https://www.gbif.org/search?q=kratom.
Gogineni, V., Leon, F., Avery, B.A., Mccurdy, C. dan Cutler, S.J. 2014.
Phytochemistry of Mitragyna speciosa. Boca Raton: CRC Press.
Gordon, M.H. 1990. The Mechanism of Antioxidant Action In Vitro. In Food
Antioxidants. Elsevier Science Publishers, 1-18.
Gustavina, N.L.G.W.B., Dharma, I.G.B.S. dan Faiqoh, E. 2018. Identifikasi
Kandungan Senyawa Fitokimia Pada Daun dan Akar Lamun di Pantai Samuh
Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(2), 271-277.
Habiburrohman, D. dan Sukohar, A. 2018. Aktivitas Antioksidan dan Antimikrobial
pada Polifenol Teh Hijau. Agromedicine Unila, 5(2), 587-591.
Haeria, H. dan Andi, T.U. 2016. Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.). Journal
of Pharmaceutical and Medicinal Science, 1(2), 57-61.
Hafezi, M., Nasernejad, B. dan Vahabzadeh, F. 2006. Optimization of Fermentation
Time for Iranian Black Tea Production. Iranian Journal of Chemistry and
Chemical Engineering, 25(1), 39-44.
Hidayah, N.W.N., Dewi, A.O.T. dan Aviv, A.N. 2020. Penetapan Kadar Vitamin C
pada Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Muda dan Tua dengan Metode
Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Farmasindo, 4(1), 30-35.
Ibrahim, Y. M., Dotulong, V., Wonggo, D., Lohoo, H. J., Montolalu, R. I., Makapedua,
D. M. dan Sanger, G. 2019. Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Muda Mangrove
Sonneratia alba Kering. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 7(2), 52-57.
Ikan, R. 1969. Natural products (A loboratory Guide). Jerusalem: The Hebrew
University of Jerusalem.
Illing, I., Safitri, W. dan Erfiana, E. 2017. Uji Fitokimia Ekstrak Buah Dengen.
Dinamika, 8(1), 66-84.
Indarwati, D. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Total Fenol Seduhan Teh Herbal Daun
Pacar Air (Impatiens balsamina L.) Dengan Variasi Metode Pengerigan dan
Konsentrasi. Skripsi. Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Jatnika, M.G., Rachmat, H. dan Kurniawati, A. 2015. Perancangan Usulan Perawatan
Mesin Teh Hitam Orthodoks Menggunakan Metode Reliable Centred
Maintenance di PT Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Rancabali. E-
Proceedings of Engineering (hlm. 4709-4719). 2 Agustus 2015. Bandung:
Telkom University.
Kapp, F.G., Maurer, H.H., Auwärter, V., Winkelmann, M. dan Hermanns-Clausen, M.
2011. Intrahepatic Cholestasis Following Abuse of Powdered Kratom
(Mitragyna speciosa). Journal of Medical Toxicology, 7(3), 227-231.
Karori, S.M., Wachira, F.N., Wanyoko, J.K. dan Ngure, R.M. 2007. Antioxidant
Capacity of Different Types of Tea Products. African Journal of
Biotechnology, 6(19), 2287-2296.
Kelebek, H. 2016. LC-DAD–ESI-MS/MS Characterization of Phenolic Constituents
in Turkish Black Tea: Effect of Infusion Time and Temperature. Food
Chemistry, 204, 227-238.
Khafidhoh, Z., Dewi, S.S. dan Iswara, A. 2015. Efektivitas Infusa Kulit Jeruk Purut
(Citrus hystrix DC.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Penyebab
Sariawan Secara in Vitro. Prosiding Seminar Nasional dan Internasional (hlm.
31-37). 29 Agustus 2015. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Khoddami, A., Wilkes, M.A. dan Roberts, T.H. 2013. Techniques for Analysis of Plant
Phenolic Compounds. Molecules, 18(2), 2328-2375.
Kim, Y., Goodner, K.L., Park, J.D., Choi, J. dan Talcott, S.T. 2011. Changes in
Antioxidant Phytochemicals and Volatile Composition of Camellia sinensis by
Oxidation During Tea Fermentation. Food Chemistry, 129(4), 1331-1342.
Kitajima, M., Misawa, K., Kogure, N., Said, I.M., Horie, S., Hatori, Y., Murayama, T.
dan Takayama, H. 2006. A New Indole Alkaloid, 7-hydroxyspeciociliatine,
from the Fruits of Malaysian Mitragyna speciosa and Its Opioid Agonistic
Activity. Journal of Natural Medicines, 60(1), 28-35.
Kopjar, M., Piližota, V., Hribar, J. dan Simčić, M. 2009. Total Phenol Content and
Antioxidant Activity of Water Solutions of Plant Extracts. Croatian Journal of
Food Science and Technology, 1(1), 1-7.
Krishnan, R. dan Maru, G.B. 2004. Inhibitory Effect(s) of Polymeric Black Tea
Polyphenol Fractions on The Formation of [3H]-B (a) P-derived DNA
Adducts. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 52(13), 4261-4269.
Kukhtar, H. 2007. Abstract of Talk at International Millennium Tea Convention New
Delhi, India. USA: Department of Dermatology Case Western Reserve
University Cleveland.
Lagawa, I.N.C., Kencana, P.K.D., dan Aviantara, I.G.N.A. 2020. Pengaruh Waktu
Pelayuan dan Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun
Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Jurnal Biosistem dan
Teknik Pertanian, 8(2), 1-9.
Lantah, P.L., Montolalu, L.A. dan Reo, A.R. 2017. Kandungan Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rumput Laut Kappaphycus alvarezii.
Media Teknologi Hasil Perikanan, 5(3), 73-79.
Lelita, D.I., Rohadi, R. dan Putri, A.S. 2013. Sifat Antioksidatif Ekstrak Teh (Camellia
sinensis Linn.) Jenis Teh Hijau, Teh Hitam, Teh Oolong Dan Teh Putih Dengan
Pengeringan Beku (Freeze Drying). Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil
Pertanian, 13(1), 15-30.
Liem, J.L. dan Herawati, M.M. 2021. Pengaruh Umur Daun Teh dan Waktu Oksidasi
Enzimatis Terhadap Kandungan Total Flavonoid pada Teh Hitam (Camellia
sinesis). Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 10(1), 41-48.
Liyana-Pathirana, C. dan Shahidi, F. 2005. Optimization of Extractionof Phenolic
Compounds from Wheat Using Response Surface Methodology. Food
Chemistry, 93(1), 47–56.
Lukiati, B. 2014. Penentuan Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Fenol Total
Ekstrak Daun Gendola (Basella rubra Linn) dan Daun Binahong (Anredera
cordifolia Stennis) Sebagai Kandidat Obat Herbal. Seminar Nasional XI
Pendidikan Biologi FKIP UNS (hlm. 195-200). 11 Juni 2014. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Lung, J.K.S. dan Destiani, D.P. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin A, C, E
dengan Metode DPPH. Farmaka, 15(1), 53-62.
Mahardani, O.T. dan Yuanita, L. Efek Metode Pengolahan dan Penyimpanan
Terhadap Kadar Senyawa Fenolik dan Aktivitas Antioksidan. Unesa Journal
of Chemistry, 10(1), 64-78.
Mandala, H., Rachmat, H. dan Atmaja, D.S.E. 2015. Perancangan Sistem Otomatisasi
Penggilingan Teh Hitam Orthodoks Menggunakan Pengendali PLC Siemens
S7 1200 dan Supervisory Control and Data Acquisition (Scada) Di PT
Perkebunan Nusantara VIII Rancabali. E-Proceedings of Engineering (hlm.
990-997). 1 April 2015. Bandung: Telkom University.
Marjoni, M.R., Afrinaldi, A. dan Novita, A.D. 2015. Kandungan Total Fenol dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Kersen (Muntingia calabura L.).
Jurnal Kedokteran Yarsi, 23(3), 187-196.
Marliana, E. 2007. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Batang Spatholobus
ferrugineus (Zoll dan Moritzi) Benth yang Berfungsi Sebagai Antioksidan.
Jurnal Penelitian MIPA, 1(1), 23-29.
Mbagwu, F.N., Unamba, C.I.N. dan Nwosu, I.C. 2010. Phytocemical Screening on
The Seeds of Treculia africana and Artocarpus atilis. New York Science
Journal, 3(12), 51-55.
Meenakshi, S., Umayaparvathi, S., Arumugam, M. dan Balasubramanian, T. 2011. In
Vitro Antioxidant Properties and FTIR Analysis of Two Seaweeds of Gulf of
Mannar. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 1(1), 66-70.
Meireles, V., Rosado, T., Barroso, M., Soares, S., Gonçalves, J., Luís, Â., Caramelo,
D., Simão, A., Fernández, N., Duarte, A. dan Gallardo, E. 2019. Mitragyna
speciosa: Clinical, Toxicological Aspects and Analysis in Biological and Non-
Biological Samples. Medicines, 6(35), 1-21.
Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal of
Science and Technology, 26(1), 211–219.
Mukhlisi, M., Atmoko, T. dan Priyono, P. 2018. Flora di Habitat Bekantan Lahan
Basah Suwi. Bogor: Forda Press.
Mukhriani, M., Rusdi, M., Arsul, M.I., Sugiarna, R. dan Farhan, N. 2019. Kadar
Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Anggur (Vitis vinifera L).
ad-Dawaa'Journal of Pharmaceutical Sciences, 2(2), 95-102.
Nadiah, N.I. dan Uthumporn, U. 2015. Determination of Phenolic and Antioxidant
Properties in Tea and Spent Tea Under Various Extraction Method and
Determination of Catechins, Caffeine and Gallic Acid by HPLC. IJASEIT,
5(3), 158-164.
Novindriani, D. 2013. Uji Efek Sedatif Infusa Daun Kratom (Mitragyna speciosa)
Pada Mencit Jantan Galur Balb/C. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas
Kedokteran UNTAN, 3(1), 1-8.
Nugraha, V.P.E.B. 2019. Proses Pengolahan “Orthodox Rotorvane” dan Oksidasi
Enzimatis Teh Hitam di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Teh Kebun
Jolotigo Pekalongan, Jawa Tengah. Laporan Kerja Praktek. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Teknologi Pertanian.
Nugraha, W.I. dan Robiyanto, S.L. 2018. Aktivitas Antinosiseptif Fraksi Airdaun
Kratom (Mitragyna speciosa Korth.) pada Mencit Jantan Swiss. Traditional
Medicine Journal, 23(2), 91-96.
Nugrahani, R., Ikhsan, I.N. dan Andayani, D. 2020. Perbandingan Kadar Alkaloid
Total Pada Eksudat, Infusa Dan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya
L.). Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi, 8(2), 65-69.
Pratanto, F.X.Y. 2012. Pengaruh Berbagai Cairan Penyari Terhadap Kandungan
Polifenol Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji
Efektivitas Sebagai Tabir Surya. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin,
Fakultas Farmasi.
Proklamasiningsih, E., Budisantoso, I. dan Maula, I. 2019. Pertumbuhan Dan
Kandungan Polifenol Tanaman Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) Pada
Media Tanam Dengan Pemberian Asam Humat. Journal of Biology, 12(1), 96-
102.
Purwayantie, S., Sholahuddin, S., Utomo, R.S. dan Suradi, U.E. 2020. Kratom
(Mitragyna speciosa) Tanaman Obat Tradisional Kalimantan Barat Fakta
Lapangan dan Ilmiah. Pontianak: UNTAN Press.
Putra, I.W.D.P., Dharmayudha, A.A.G.O. dan Sudimartini, L.M. 2016. Identifikasi
Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) di Bali.
Indonesia Medicus Veterinus, 5(5), 464-473.
Rahayu, F., Jose, C. dan Haryani, Y. 2015. Total Fenolik, Flavonoid, dan Aktivitas
Antioksidan dari Produk Teh Hijau dan Teh Hitam Tanaman Bangun-Bangun
(Coleus amboinicus) dengan Perlakuan ETT Rumput Paitan. JOM FMIPA,
2(1), 170-177.
Rahayu, S., Kurniasih, N. dan Amalia, V. 2015. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid dari Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai Antioksidan Alami.
Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(1), 1-8.
Rahmawati, N.D. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Total Fenol Teh Herbal Daun Pacar
Air (Impatiens balsamina) Dengan Variasi Lama Fermentasi dan Metode
Pengeringan. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Rimbach, G., Fuchs, J. dan Packer, L. 2005. Application of Nutrigenomics Tools to
Analyze the Role of Oxidants and Antioxidants in Gene Expression. Oxidative
Stress and Disease, 17(1), 1-12.
Rivai, H., Asra, R. dan Putri, A. 2019. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan
Kimia dari Ekstrak Heksan, Aseton, Etanol dan Air dari Kelopak Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa Linn.). STIFARM Padang, 1(1), 1-13.
Robertson, A. 1992. The Chemistry and Biochemistry of Black Tea Production—The
Non-volatiles. Dordrecht: Springer.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:
Penerbit ITB.
Rohman, A., Riyanto, S. dan Utari, D. 2006. Aktivitas Antioksidan, Kandungan
Fenolik Total dan Kandungan Flavonoid Total Ekstrak Etil Asetat Buah
Mengkudu Serta Fraksi-Fraksinya. Majalah Farmasi Indonesia, 17(3), 136-
142.
Rohyami, Y. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging
Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). Jurnal Logika,
5(1), 1-16.
Rorong, J. 2008. Uji Aktivitas Antioksidan dari Daun Cengkeh (Eugenia
carryophyllus) dengan Metode DPPH. Chemistry Progress, 1(2), 111-116.
Saifudin, A., Rahau, V., Teruna, T. dan Hilwan, Y. 2011. Standarisasi Bahan Obat
Alam Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Salim, S.A., Saputri, F.S., Saptarin, N.M. dan Levita, J. 2020. Review Artikel:
Kelebihan Dan Keterbatasan Pereaksi Folin-Ciocalteu Dalam Penentuan Kadar
Fenol Pada Tanaman. Farmaka, 18(1), 46-57.
Sani, R.N., Nisa, F.C., Andriani, R.D. dan Maligan, J.M. 2014. Analisis Rendemen
dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii.
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2), 121-126.
Sari, A.K. dan Ayuchecaria, N. 2017. Penetapan Kadar Fenolik Total dan Flavonoid
Total Ekstrak Beras Hitam (Oryza sativa L) dari Kalimantan Selatan. Jurnal
Ilmiah Ibnu Sina, 2(2), 327-335.
Sari, D.K., Wardhani, D.H. dan Prasetyaningrum, A. 2012. Pengujian Kandungan
Total Fenol Kappahycus alvarezzi Dengan Metode Ekstraksi Ultrasonic
Dengan Variasi Suhu dan Waktu. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi (hlm. 40-44). Juli 2012. Semarang: Fakultas Teknik Universitas
Wahid Hasyim Semarang.
Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Sayuti, K. dan Yenrina, R. 2015. Antioksidan, Alami dan Sintetik. Padang: Andalas
University Press.
Secretariat, G. 2017. Mitragyna speciosa (Korth.) Havil. Retrived Mei 12, 2021, from
GBIF: https://doi.org/https://doi.org/10.15468/39omei.
Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Teh. Yogyakarta: Kanisius.
Shabri, S. dan Maulana, H. 2017. Synthesis and Isolation of Theaflavin from Fresh
Tea Leaves as Bioactive Ingredient of Antioxidant Supplements. Jurnal
Penelitian Teh dan Kina, 20(1), 1-12.
Shellard, E. dan Lees, M.D. 1965. Part V-The Anatomy of Leaves of Mitragyna
speciosa Korth., The Mitragyna Species of Asia. London: School of Pharmacy,
Chelsea College of Science and Technology.
Shinde, A., Das, S. dan Datta, A.K. 2013. Quality Improvement of Orthodox and CTC
Tea and Performance Enhancement by Hybrid Hot Air–radio Frequency (RF)
Dryer. Journal of Food Engineering, 116(2), 444-449.
Siahaan, M.A. dan Sianipar, R.H. 2017. Pemeriksaan Senyawa Alkaloid pada
Beberapa Tanaman Familia Solanaceae Serta Identifikasinya dengan
Kromatografi Lapis Tipis (Klt). Jurnal Farmanesia, 4(1), 1-11.
Singh, R, Poonam, P. dan Geetanjali, G. 2019. Chemotaxonomic Significance of
Alkaloids in Plants. Sustainable Development and Biodiversity, 24(6), 121-
136.
Siringoringo, F.H.T., Lubis, Z. dan Nainggolan, R.J. 2012. Studi Pembuatan Teh Daun
Kopi. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian, 1(1), 1-5.
Siswoputranto, P.S. 1978. Perkembangan Teh, Kopi, Cokelat Internasional. Jakarta:
Gramedia.
Sitepu, J.S.G. 2010. Pengaruh Variasi Metode Ekstraksi Secara Maserasi dan Dengan
Alat Soxhlet Terhadap Kandungan Kurkuminoid dan Minyak Atsiri Dalam
Ekstraksi Etanolik Kunyit (Curcuma domestica Val.). Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Farmasi.
Suhesti, I. 2019. Penentuan Total Fenol dan Nilai Sun Protection Factor (SPF) Ekstrak
Etanol Biji Kopi Robusta (Coffea canephora Pierr A. Froehner). Prosiding
Indonusa Conference on Technology and Social Science (hlm. 67-74). 16
November 2019. Surakarta: Politeknik Indonusa Surakarta.
Sulandi, A. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kloroform Buah Lakum (Cayratia
trifolia) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Jurnal
Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 1(1), 1-8.
Suprihatini, R. 2005. Aplikasi Quality Function Deployment (QFD) di Industri Teh
Hitam Orthodox Indonesia. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, 8(3), 426-435.
Takayama, H. 2004. Chemistry and Pharmacology of Analgesic Indole Alkaloids from
The Rubiaceous Plant, Mitragyna speciosa. Chemical and Pharmaceutical
Bulletin, 52(8), 916-928.
Tambun, R., Limbong, H.P., Pinem, C. dan Manurung, E. 2016. Pengaruh Ukuran
Partikel, Waktu dan Suhu pada Ekstraksi Fenol dari Lengkuas Merah. Jurnal
Teknik Kimia USU, 5(4), 53-56.
Tanjung, R., Hamzah, F. dan Efendi, R. 2016. Lama Fermentasi Terhadap Mutu Teh
Daun Sirsak (Annona muricata L.). JOM Faperta UR, 3(2), 1-9.
Tetti, M. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal
Kesehatan, 7(2), 361-367.
Tursiman, P.A. dan Nofiani, R. 2012. Total Fenol Fraksi Etil Asetat dari Buah Asam
Kandis (Garcinia dioica Blume). Jurnal Kimia Khatulistiwa, 1(1), 45-48.
Wahyono, S., Widowati, L., Handayani, L., Sampurno, O.D., Haryanti, S., Fauzi, F.,
Ratnawati, G. dan S. Budiarti, M. 2019. Kratom: Prospek Kesehatan dan
Sosial Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Wardhani, G.A.P., Azizah, M. dan Hastuti, L.T. 2020. Nilai Total Flavonoid dalam
Black Garlic (Alluim sativum L.) Berdasarkan Fraksi Pelarut dan Aktivitas
Antioksidan. Jurnal Agroindustri Halal, 6(1), 20-27.
Wibisono, Y., Izza, N., Savitri, D., Dewi, S.R. dan Putranto, A.W. 2020. Ekstraksi
Senyawa Fenolik dari Bawang Putih (Allium sativum L.) Untuk Agen Anti-
Biofouling pada Membran. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertan dan Biosist, 8(1),
100-109.
Widyaningrum, N.R. 2008. Potensi Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Dewandaru
(Eugenia uniflora L.) Sebagai Agen Pengkhelat Logam Fe dan Penangkap
Malonaldehid. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Fakultas Farmasi.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Yen, G.C. dan Chen, H.Y. 1995. Antioxidant Activity of Various Tea Extracts in
Relation to Their Antimutagenicity. Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 43(1), 27-32.
Yoga, I.G.A.A., Kencana, P.K.D. dan Sumiyati, S. 2021. Pengaruh Lama Fermentasi
dan Lama Pengeringan terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun Bambu Tabah
(Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Jurnal Biosistem dan Teknik
Pertanian, 10(1), 72-81.
Yuhernita, Y. dan Juniarti, J. 2011. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak
Metanol Daun Surian yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Makara Journal
of Science, 15(1), 48-52.
Yulia, M. dan Ranova, R. 2019. Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak (Annona
muricata Linn) Berdasarkan Teknik Pengolahan. Jurnal Katalisator, 4(2), 84-
90.
Yuningtyas, S. dan Roswiem, A.P. 2018. Aktivitas Inhibisi α-glukosidase dari Ekstrak
Air dan Etanol Daun Simpur Air (Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli).
Jurnal Farmamedika, 3(1), 21-26.
Zuhra, C.F., Tarigan, J.Br. dan Sihotang, H. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk (Sauropus androgunus (L) Merr.). Jurnal Biologi
Sumatera, 3(1), 7-10.
Lampiran 1. Data Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Teh Kratom

Aktivitas Antioksidan (%)


Ulangan
Metode Kapuas Hulu Metode Teh Hitam Vitamin C
1 89,51 93,24 89,74
2 90,74 92,16 88,84
3 90,53 92,38 89,61
4 90,87 92,51 88,76
5 91,16 92,79 89,30
6 91,08 92,96 88,03
7 91,27 93,40 88,44
8 91,03 91,95 89,43
9 90,65 91,36 88,79
10 91,20 93,75 89,35
Rerata 90,80 92,65 89,03
Standar Deviasi 0,52 0,72 0,55
Contoh perhitungan:
Diketahui
Absorbansi sampel = 0,045
Absorbansi kontrol = 0,429
Absorbansi kontrol−Absorbansi sampel
Aktivitas antioksidan (%) = × 100 %
Absorbansi kontrol
0,429 − 0,045
= × 100 %
0,429
0,384
= × 100 %
0,429

= 0,8951 × 100 % = 89,51 %


Petunjuk Pengerjaan:
1. Margin: kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3 cm, dan bawah 3 cm
2. Font dengan ukuran 12 dengan gaya font Times New Roman dengan spasi
1,5.
3. Penggunaan after-before dinonaktifkan, kecuali pada penulisan daftar Pustaka
diberi 6pt pada “after”
4. Jarak antara judul bab dengan sub bab 3 spasi
5. Untuk “Lampiran 1” dibuat dalam bentuk kertas landscap
6. Penulisan halaman sama dengan aturan cara mengerjakan tugas sebelumnya.
7. Buat daftar isi otomstis
8. Daftar pustaka dibuat secara otomatis, sesuaikan saja dengan bagian isi, tidak
perlu semuanya ditulis.
File dikumpulkan dalam bentuk word di e-learning.

Anda mungkin juga menyukai