Anda di halaman 1dari 84

ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Masalah


Menurut UU No 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut Kompilasi Hukum Islam pernikahan yaitu akad yang sangat
kuat atau miitsaaqan gholidhan untuk menaati perintah Allah dan
melaksanakannya adalah ibadah. Perkawinan dari segi hukum yaitu suatu
perjanjian, dalam QS. AnNisaa‟:21

ٍ ‫ض ُك ْم اِىٰل َب ْع‬
‫ض َّواَ َخ ْذ َن ِمْن ُك ْم ِّمْيثَاقًا َغلِْيظًا‬ ُ ‫ف تَْأ ُخ ُذْونَهٗ َوقَ ْد اَْفضٰى َب ْع‬
َ ‫َو َكْي‬
Artinya: “ Dan mereka (istri-istrimu ) telah mengambil dari kamu perjanjian
yang kuat”.

Perkawinan dari segi sosial yaitu bahwa orang yang sudah berkeluarga
memiliki kedudukan yang lebih dihargai dari mereka yang tidak kawin. dalam
QS. An-Nisaa‟ :1
Perkawinan adalah cara yang Allah pilih bagi manusia untuk
beranakinak, berkembang biak dan melestarikan hidupnya setelah masing-
masing pasangan siap melakukan perannya yang positif yang
mewujudkantujuan perkawinan. Allah tidak menjadikan manusia seperti
makhkluk lain yang hidup bebas dan berhubungan secara anarki tanpa aturan.
Namun, demi menjaga kehormatan dan martabat, Allah menghukum sesuai
dengan martabatnyasehingga hubungan laki-laki dan perempuan diatur secara
terhormat berdasarkan rasa saling meridhai dengan ijab qabul sebagai lambang

1
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia, (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2016),h.
25-26

1
2

adanya rasa cinta, serta dihadiri para saksi yang menyaksikan bahwa pasangan
tersebut saling terikat. 2
Menurut McBride dan Bergen menyatakan hubugan jarak jauh (Long
Distance Marriage) dalam konteks pernikahan disebut dengan Long Distance
Marriage yaitu kondisi dimana pasangan suami-istri tinggal di tempat yang
berbeda selama bekerja, terkadang untuk waktu yang lama demi kepentingan
karir dari pasangan. Long Distance Marriage juga diartikan sebagai situasi
pasangan yang berpisah secara fisik, yaitu salah satu pasangan
harus meninggalkan keluarga demi suatu kepentingan, sedangkan pasangan
yang lain harus tetap tinggal di rumah. 3
Setiap pasangan menikah memerlukan suatu pondasi yang kuat untuk
melanggengkan pernikahan yang mereka bina dengan cinta dan kasih
sayang diantara keduanya. Satu-satunya jalan bagi kelanggengan hidup
bersama dalam pernikahan adalah adanya sikap saling menghargai dan
memahami diantara suami maupun istri. Suami dan istri harus saling
sanggupmemberikan kenyamanan dan juga rasa aman serta mampu
memenuhikebutuhan hidup dan mengatasi permasalahan keluarga dengan
baik.
Namun tidak semua pasangan menikah menjalani pernikahannya
secara berdekatanatau dengan kata lain pasangan suami istri tinggal di dua
daerah yang berbeda Pernikahan yang berlangsung antara suami dan istri
yang tinggal di dua daerah yang berbeda itu disebut dengan pernikahan
jarak jauh. Seperti yang telahdijelaskan di atas.
Begitu juga penulis memilih penelitian di Kelurahan Tegal Munjul
Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Kelurahan Tegal Munjul
merupakan suatu daerah persawahan dengan kekayaan alam sawah sehingga
tak jarang penduduk disana berprofesi sebagai petani. Namun karena
tuntutan zaman yang terus berkembang ada 8 keluarga pasangan suami istri
yang memutuskan untuk pergi keluar kota untuk mencari nafkah, tentunya
2
Abdul Rahman Ghozali, M.A., Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2003), h. 10-11
3
ka Pratiwi Rachman, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 no.2, 2017
3

dengan alasan untuk memperbaiki perekonomian keluarga ke arah yang


lebih baik. Di Kelurahan Tegal Munjul Kecamatan Jatiluhur Kbupaten
Purwakarta banyak keluarga yang tidak dapat tinggal satu atap dikarenakan
pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk berpisah sementara
waktu,seperti yang telah dijelaskan di atas kebanyakan warga Kelurahan
Tegal Munjul yang bekerja di luar Purwakarta karena mereka beranggapan
bahwa penghasilan disana lebih besar dari pada di purwakarta sehingga
perekonomian membaik. hal tersebut menjadikan intensitas pertemuan yang
terbatas, perantau pulang setiap satu tahun sekali ada juga yang empat
tahun sesuai dengan pekerjaan yang mereka jalani disana. Bahkan tak jarang
ada yang pulang seminngu sekali karena tuntutan pekerjaannya serta tempat
merantaunya.
Hal ini yang terjadi pada pasangan suami istri yang ada beberapa
pasangan yang ada di Desa Kelurahan Tegal Munjul yaitu 8 pasangan suami
istri yang mengalami long distance Marriage merekapun tetap menjalani
hubungan jarak jauh dalam rumah tangganya dengan harmonis. Dengan
adanya masalah yang timbul mereka dapat mengatasi masalah-masalah
tersebut dengan strategi mereka sendiri-sendiri. ini sangat unik untuk dikaji
karena setiap pasangan yang mengalami long distance Marriage memilki
strategi mereka sendiri dimana yang dalam hal ini sudah diteliti oleh
peneliti.
Sekarang ini banyak yang sudah menikah tetapi tidak tinggal bersama
karena si suami pergi keluar kota untuk bekerja mencari nafkah atau
memperbaiki perekonomian keluarga, yaitu terdapat beberapa keluarga yang
berada di Kelurahan Tegal Munjul. Suaminya harus meninggalkan keluarga
dan istri serta anak-anaknya karena adanya tuntutan pekerjaan yang
mengharuskannya untuk menetap di luar kota selama beberapa periode. Maka
dari uraian latar belakang diatas bermaksud meneliti kasus tersebut dengan
judul “Dampak Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage)
Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Kaus Kelurahan Tegal
Munjul Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta)”
4

2) Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah
yang penulis teliti adalah sebagai berikut:
1. Adanya perselisihan dan perselingkuhan didalam keluarga
dikarenakan pasangan suami istri menjalani Pernikahan Jarak Jauh
(Long Distance Marriage)
2. Dikarenakan menjalani Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance
Marriage) anak menjadi kurang kasih sayang dari ayahnya.
3) Fokus Penelitian
Pembatasan masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan agar
pembahasannya tidak terlalu menyimpang dari pokok permasalahan disamping
itu juga untuk mempermudah melaksanakan penelitian.
Oleh sebab itu maka penulis membatasi dengan membahas Dampak
Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) Terhadap Keharmonisan
Rumah Tangga (Studi Kaus Kelurahan Tegal Munjul Kecamatan Purwakarta
Kabupaten Purwakarta)”
4) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan fokus masalah diatas, maka
rumusan masalahnya dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi faktor penyebab Suami Istri Menjalankan
Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) Di Wilayah
Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta?
2. Apa dampak penyebab dari Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance
Marriage) terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Di Wilayah
Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta?
3. Upaya apa yang dilakukan keluarga mengatasi dampak dari
Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) Di Wilayah
Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta?
5

5) Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui faktor penyebab Suami Istri Mengalami Pernikahan
Jarak Jauh (Long Distance Marriage).
2. Untuk mengetahui dampak dari dampak dari Pernikahan Jarak Jauh
(Long Distance Marriage) terhadap Keharmonisan Rumah Tangga .
3. Untuk mengetahui upaya keluarga mengatasi dampak dari dampak dari
Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) terhadap
Keharmonisan Rumah Tangga .
6) Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi peneliti sendiri,
masyarakat serta pihak-pihak terkait lainya. Adapun manfaat yang di harapkan
sebagai berikut:
1. Bagi penulis sendiri, hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui
faktor penyebab penyebab Suami Istri Menjalankan Pernikahan Jarak
Jauh (Long Distance Marriage). Sehingga dapat memperluas wawasan
penulis.
2. Bagi masyarakat, bermanfaat sebagai informasi mengenai apa saja
dampak dari Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) terhadap
Keharmonisan Rumah Tangga .dan baimana dalam mengatasi dampak
tersebut sehingga asumsi-asumsi yang tercipta dapat terjawab.
7) Metodologi Penelitian
Peter R. Senn mengatakan bahwa metode merupakan suatu prosedur
atau cara mengetahui sesuatu yang memiliki langkah-langkah sistematis.
Menurut bahasa Yunani Latin kata methodos berarti upaya mencari
pengetahuan, memeriksa secara rasional, cara melakukan kegiatan penelitian,
logika penelitian ilmiah, suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian, atau
jalan yang harus ditempuh untuk sampai kepada kebenaran. Maka metodologi
penelitian itu berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan
menggunakan pemikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
6

a) Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini tidak memerlukan perhitungan, menggunakan apabila ada
data-data yang dibutuhkan berupa informasi. Penelitian ini pun memiliki
sifat pengembangan konsep berdasarkan kepada data-data yang ada.
Kualitatif juga mempunyai tujuan untuk memahami fenomena apa yang
dialami oleh subjek penelitian jenis penelitian ini yang akan digunakan
dalam penulisan adalah studi kepustakaan dan Observasi dengan model
penelitian. Penulis akan memaparkan data-data kepustakaan yang
berbentuk buku, laporan penelitian, jurnal, bahan pustaka dan observasi,
selagi berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b) Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di daerah Kp. Tegal Junti
Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta. Dan waktu penelitian ini di mulai dari bulan Agustus-
September 2022.
c) Responden
Subjek penelitiannya lebih selektif, guna membangun generalisasi
teoritik.
Subjek penelitiannya adalah keluarga, yang mempunyai kriteria:
Suami dan istri yang menjalankan pernikahan jarak jauh (Long
Distance Marriage) sehingga mengalami perubahan peran didalam
keluarga.
Sedangkan informan penulis ada 8 orang diantaranya 8 orang istri
Peneliti langsung ke lapangan dengan maksud untuk wawancara serta
studi pustaka terhadap objek yang diteliti.
d) Jenis dan sumber data.
1. Sumber data primer data primer merupakan semua dihasilkan
oleh peneliti selama observasi dan wawancara di lapangan. Data
ini berupa hasil wawancara yang akan direkam atau dicatat
selama masa penelitian, dengan narasumber Istri, Anak, Orang
7

tua sumi istri.


2. Sumber data sekunder adalah data dari yang di peroleh dari studi
keperpustakaan yaitu dengan menghimpun data-data, buku-buku
karya ilmiah, jurnal dan AL – Quran.
e) Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
1. Observasi Deskriptif
Observasi Deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki
situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini
peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti
melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan
deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan.
Semua data direkam.
Oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam
keadaan yang belum tertata. Obeservasi tahap ini sering disebut
sebagai grand tour observation, dan peneliti menghasilkan
kesimpulan pertama. Bila dilihat dari segi analisis maka peneliti
menghasilkan analisis domain, sehingga mampu mendeskripsikan
terhadap semua yang ditemui.4
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan antara 2 orang atau saling
bertukar informasi dan ide melalui metode tanggung jawab,
sedangkan wawancara ada beberapa macam yaitu wawancara
terstruktur, semi struktur, dan tidak tertruktur. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan jenis wawancara semi terstruktur yakni
penelitian hanya menyiapkan instrument pertanyaan yang berisi
garis besar saja dan dapat dikembangkan ketika wawancara telah
dilaksanakan dengan narasumber. Selain membawa instrument

4
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D (Bandung : 2017)
8

peneliti juga membawa alat bantu untuk mengumpulkan data yaitu


perekam suara.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data selain wawancara dan observasi
yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan dari data
sumber dari dokumenatau arsip yang berkaitan dengan penelitian
ini.
f) Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti
sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data
yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan
terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused
and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat
kesimpulan.
g) Teknis Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif model
interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1994:10)
h) Pengujian Keabsahan Data
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali
ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan
perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab
tidak ada jarak lagi, semakin terbuka, saling mempercayai
sehingga tidak ada informasi si yang disembunyikan lagi. Bila
telah terbentuk rapot, maka telah terjadi kewajaran dalam
penelitian. Di mana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu
perilaku yang dipelajari.
9

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek


kembali data yang telah diberikan selama ini merupakan data
yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini
setelah dicek kembali para sumber data asli atau sumber data
lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan
lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang
pasti kebenarannya.5
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara
tersebut maka kepastian data dan an-nur urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti
untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
dokumentasi dokumentasi yang terkait dengan temuan yang
diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan
semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemukan itu benar atau dipercaya atau
tidak.6
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

5
Ibid, 270.
6
Ibid, 272.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pernikahan Menurut Hukum Islam
a) Pengertian Pernikahan
Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada
semua makhluknya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhtumbuhan.
Itu adalah cara Allah SWT., sebagai jalan bagi makhluk nya untuk
berkembang biak dan melestarikan hidupnya. Nikah menurut bahasa al-
jam’u dan al-dhamu yang artinya kumpul. Makna Nikah (Zawaj) bisa
diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah, wath’u al-zaujah
bermakna menyetubuhi istri. Menurut Rahmat Hakim, nikah berasal dari
bahasa Arab nikahun yang merupakan masdar atau asal kata dari kata kerja
(fi’il madhi) nakaha, sinonimnya tazawwaja kemudian diterjemahkan dalam
bahasa indonesia sebagai perkawinan.7
Sedangkan secara fiqih (dalam ilmu fiqih), pegertian nikah (kawin)
diungkapkan oleh para ulama dengan sangat beragam, namun secara
keseluruhan hampir sama antara satu dan lainnya, yang dapat disimpulkan
sebagai berikut: “Perkawinan adalah akad nikah yang ditetapkan oleh syara
bahwa seorang suami dapat memanfaatkan dan bersenang-senang dengan
kehormatan (kemaluan) seorang istri dan seluruh tubuhnya.8
b) Dasar Hukum Pernikahan
Hukum Nikah (Perkawinan) yaitu hukum yang mengatur hubungan
antara manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran kebutuhan
biologis antar jenis dan hak serta kewajiban yang berhubungan erat dengan
akibat dari perkawinan tersebut. Al-Qur‟an telah mensinyalir bahwa semua

7
Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 6-7
8
Dedi Junaedi, Keluarga Sakinah(Pembinaan dan Pelestariannya), (Jakarta: CV
Akademik Pressindo, 2007), h. 23

10
11

makhluk hidup diciptakan berpasang-pasangan, berjodoh-jodohan termasuk


di dalamnya adalah manusia. Pengaturan manusia dalam hidup berjodoh-
jodohan itu melalui jenjang perkawinan yang ketentuannya dirumuskan
dalam aturan-aturan tersendiri. Sebagaimana firman Allah Swt. QS. Ar-Rum
(30): 21
ٍ ‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِت ٖ ٓه اَ ْن خَ َل َق َل ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا ِّل َت ْس ُكنُ ٓ ْوا ِا َل ْي َها َو َج َع َل َب ْي َن ُك ْم َّم َو َّد ًة و ََّرحْ َم ًة ۗ ِا َّن ِف ْي ٰذ ِلكَ اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت ِّل َقوْ ٍم يَّ َت َف َّكرُوْ ن‬
Artinya: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir”.

Dasar hukum perkawinan ini disusun berdasarkan sumber hukum


islam, yakni:
a. Al-Qur‟an

‫الصلِ ِحنْيَ ِم ْن ِعبَ ِاد ُك ْم َواَِماۤ ِٕى ُك ْ ۗم اِ ْن يَّ ُك ْونُْوا ُفَقَراۤءَ يُ ْغنِ ِه ُم‬ ِ ِ
ّٰ ‫َواَنْك ُحوا ااْل َيَ ٰامى مْن ُك ْم َو‬
‫الٰلّهُ ِم ْن‬

‫ضلِ ٖه‬
ْ َ‫ف‬
‫ۗ َوالٰلّهُ َو ِاس ٌع َعلِْي ٌم‬
Artinya: “dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari
hambahamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui”. QS.
An-Nur (24): 329

b. Hadits
“Dari „Abdullah bin Mas‟ud berkata:

9
Khoirul Abror, Hukum Perkawinan dan Perceraian, (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan
Lampung, 2019), h. 47-51
12

Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda kepada kami, wahai


kaum muda! Barang siapa yang sudah mampu memberi nafkah, maka
nikahlah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menjaga
pandangan mata dan kehormatan farj. Barang siapa yang tidak
mampu, maka berpuasalah, karena berpuasa merupakan benteng
baginya.” (H.R. Bukhari)10

Pernikahan, yang merupakan sunnatullah pada dasarnya adalah mubah


tergantung kepada tingkat maslahatnya.

Oleh karena itu, Imam Izzudin Abdussalam membagi maslahat menjadi


tiga bagian, yaitu: Maslahat yang diwajibkan oleh Allah Swt. bagi hambanya.
1. Maslahat wajib bertingkat-tingkat, terbagi kepada fadhil (utama),
afdhal(paling utama) dan mutawassith (tengahtengah). Maslahat
yang paling utama adalah maslahat yang pada dirinya terkandung
kemuliaan, dapat menghilangkan mafsadah paling buruk, dan
dapat mendatangkan kemaslahatan yang paling besar,
kemaslahatan jenis ini wajib dikerjakan.
2. Maslahat yang disunnahkan oleh syari’ kepada hambanya demi
untuk kebaikannya, tingkat maslahat paling tinggi berada sedikit
dibawah tingkat maslahat wajib paling rendah. Dalam tingkatan
kebawah maslahat sunnah akan sampai pada tingkat maslahat yang
ringan yang mendekati maslahat mubah.
3. Maslahat mubah.Bahwa dalam perkara mubah tidak terlepas dari
kandungan nilai maslahat atau penolakan terhadap mafsadah.
Imam Izzudin berkata:”Maslahat mubah dapat dirasakan secara
langsung. Sebagian di antaranya lebih bermanfaat dan lebih besar
kemaslahatannya dari sebagian yang lain. Maslahat mubah ini
tidak berpahala”.

Dengan demikian, dapat diketahui secara jelas tingkatan maslahat taklif


perintah (thalabal kaff), taklif takhyir dan taklif larangan (thalabal kaff). Dalam

10
HR. Al-Bukhari ( No. 5066) Kitab An-Nikah, Muslim (No. 1402) Kitab An-Nikah, dan At-
Tarmidzi (No. 1087) Kitab An-Nikah
13

taklif larangan, kemaslahatannya adalah menolak kemafsadatan dan mencegah


kemudoratan.

Di sini perbedaan tingkat larangan sesuai dengan kadar kemampuan


merusak dan dampak negatif yang ditimbulkannya. Kerusakan yang
ditimbulkan perkaran haram tentu lebih besar dibanding kerusakan pada
perkara makruh. Meski pada masing-masing perkara haram dan makruh masih
terdapat perbedaan tingkatan, sesuai dengan kadar kemafsadatannya.
Keharaman dalam perbuatan zina, misalnya tentu lebih berat dibandingkan
keharaman merangkul atau mencium wanita bukan muhrim, meskipun
keadaan: keduanya sama-sama perbuatan haram.

Oleh karena itu, meskipun perkawinan asalnya mubah, namun dapat


berubah menurut akhamal-khamsah (hukum yang lima) menurut perubahan
keadaan 11

1. Wajib
Yaitu apabila seseorang dipandang dari segi biaya kehidupan telah
mencukupi dan dipandang dari segi pertumbuhan jasmaniyah nya sudah
sangat mendesak untuk nikah, sehingga jika ia tidak menikah ia akan
terjerumus kepada penyelewengan, maka menjadi wajiblah baginya
untuk menikah. Jika ia tidak nikah ia akan mendapat dosa dan jika ia
nikah ia akan mendapat pahala, baik laki-laki maupun perempuan.12
2. Sunnah
Yaitu apabila seseorang dipandang dari segi pertumbuhan
jasmaninya telah wajar dan cenderung untuk nikah serta sekedar biaya
hidup telah ada, maka baginya menjadi sunnah lah untuk melakukan
perkawinan. Jika ia menikah maka akan mendapat pahala dan jika ia

11
Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 9-11
12
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia, (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2016), h. 36-
37
7 Ibid. h. 36
14

tidak atau belum menikah ia tidak mendapat dosa dan juga tidak
mendapat pahala.
3. Haram
Yaitu pernikahan yang dilakukan bagi orang yang tidak
mempunyai keinginan dan tidak mempunyai kemampuan serta tanggung
jawab untuk melaksanakan kewajiban kewajiban dalam rumah tangga,
seperti memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal dan kewajiban batin
seperti mencampuri istri, serta nafsunya pun tidak mendesak sehingga
apabila melangsungkan pernikahan akan terlantarlah dirinya dan istrinya,
maka hukum melakukan pernikahan bagi orang tersebut adalah haram.
Keharaman nikah ini karena nikah dijadikan alat untuk mencapai yang
haram secara pasti, sesuatu yang menyampaikan kepada yang haram
secara pasti, maka ia haram juga.
Jika seseorang menikahi wanita pasti akan terjadi penganiayaan
dan menyakiti sebab kenakalan laki-laki itu, seperti melarang hak-hak
istri, berkelahi dan menahannya untuk disakiti, maka menikah menjadi
haram untuknya. Sesungguhya keharaman nikah pada kondisi tersebut,
karena nikah disyari‟atkan dalam islam untuk mencapai kemaslahatan
dunia dan akhirat. Hikmah kemaslahatan ini tidak tercapai jika nikah
dijadikan sarana mencapai bahaya, kerusakan dan penganiayaan.
4. Makruh
Yaitu jenis pernikahan yang dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki kemampuan biaya hidup memberi belanja istri, meskipun
memiliki kemampuan biologis atau tidak memiliki nafsu biologis (lemah
syahwat) meskipun memiliki kemampuan ekonomi (kaya), walaupun
ketidakmampuan biologis atau ekonomi itu tidak sampai membahayakan
(merugikan) salah satu pihak khususnya istri. Jika kondis seseorang
seperti itu tetapi dia tetap melakukan pernikahan, maka pernikahannya
(tidak disukai) karena pernikahan yang dilakukannya besar kemungkinan
menimbulkan hal-hal yang kurang disukai oleh salah satu pihak.
5. Mubah (ibahah)
15

Yaitu pernikahan yang dilakukan tanpa ada faktor-faktor yang


mendorong (memaksa) atau yang menghalang-halangi. Pernikahan
ibahah inilah yang umum terjadi di tengah-tengah masyarakat luas dan
oleh kebanyakan ulama dinyatakan sebagai hukum dasar atau hukum asal
dari nikah.
Uraian di atas menggambarkan bahwa dasar perkawinan menurut Islam
pada dasarnya bisa menjadi wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah
tergantung dengan keadaan maslahat atau mafsadatnya.13

c. Pengertian keluarga
Dalam UU No.52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.14
Keluarga dalam bahasa Arab disebut ahlun, selain kata ahlun kata yang
memiliki arti keluarga aali, ‘asyirah, dan qurbaa. Kata ahlun berasal dari kata
ahila yang berarti senang, suka, atau ramah. Menurut pendapat lain, kata ahlun
berasal dari ahala yang berarti menikah.15
Dalam al-Quran kata ahlun disebutkan sebanyak 227 kali. Dari
penyebutan sebanyak itu, kata ahlun memiliki tiga pengertian, yaitu:16
1. Yang menunjuk pada manusia yang memiliki pertalian darah atau
perkawinan, seperti ungkapan ahlu-bait atau seperti dalam ayat yang
dibahas ini. Pengertian ini dalam bahasa Indonesia disebut keluarga.
2. Menunjuk pada suatu penduduk yang mempunyai wilayah-geografis
atau tempat tinggal, seperti ucapan ahlu yatsrib, ahlu al-balad dan
lain-lain. Dalam bahasa sehari-hari disebut warga atau penduduk.
3. Menunjuk pada status manusia secara teologis, seperti ahlu al-dzikr,
13
Khoirul Abror, Hukum Perkawinan dan Perceraian, (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan
Lampung, 2019), h. 54-57
14
Undang-undang No.52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga.
15
Ahmad Mukhtar Umar,Mu‘jam al-Lughah al-Arabiyah alMu‘ashirah,(Kairo: Daar al-Kutub,
2008), 135.
16
Waryono Abdul Ghafur,Hidup Bersama al-Quran,(Yogyakarta: Rihlah, 2006), 320.
16

ahlu al-kitab, alhu al-nar, ahlu aljannah dan sebagainya.


4. Meskipun tampak adanya perbedaan, namun ketiganya sebenarnya
terkait, yakni ahlu yang berarti orang yang memiliki hubungan dekat,
baik karena perkawinan, satu kampung, kampus, negara, atau satu
agama. Terjalinnya hubungan kedekatan itu menjadikan pergaulan
diantara mereka hidup dengan suka cita, senang dan damai.
Menurut konsep Islam, keluarga adalah satu kesatuan hubungan antara
laki-laki dan perempuan melalui akad nikah menurut ajaran Islam. Dengan
adanya ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan yang
dihasilkan menjadi sah secara hukum agama.17 Sementara munir berpendapat
dalam kitab Fi Ijtima’iyah At-Tarbiyah, bahwa keluarga adalah kesatuan fungsi
yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang diikat oleh darah dan tujuan
bersama.18
Keluarga merupakan unit terkecildari masyarakat. Sebagai kelompok
kecil dalam masyarakat, keluarga terdiri menjadi dua, yaitu:19
1. Keluarga kecil (nuclear family), keluarga inti adalah unit keluarga yang
terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka, yang kadang-kadang
disebut juga sebagai conjugal family.
2. Keluarga besar (extended family), Keluarga besar didasarkan pada
hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua,
anak, kakek-nenek, paman, bibi, keponakan, dan seterusnya. Unit
keluarga ini sering disebut sebagai conguine family (berdasarkan
pertalian darah).
Menurut Robert R. Bell (1979) ada tiga jenis hubungan dalam keluarga:
1. Kerabat dekat (conventional kin), yaitu kerabat dekat yang terdiri dari
individu yang terkait dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi,
dan atau pernikahan, seperti suami-istri, orang tua, anak, dan antar
saudara (siblings).

17
Aunur Rahim Faqih,Bimbingan Dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII press, 2001), 70.
18
Kamrani Buseri,Pendidikan Keluarga Dalam Islam dan Gagasan Implementasi, (Banjarmasin:
Lanting Media Aksara Publishing House, 2010), 93.
19
Mufidah Ch,Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN Malang Prees, 2008), 40.
17

2. Kerabat jauh (discretionary kin), yaitu terdiri dari individu yang terikat
dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi atau pernikahan, tetapi
ikatankeluarganya lebih lemah daripada kerabat dekat.
3. Orang yang dianggap keluarga (fictive kin), seorang yang dianggap
kerabat karena adanya hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar
seseorang yang akrab.
Menurut Burgess dan Locke keluarga adalah kesatuan orang-orang yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang berinteraksi dan
berkomunikasi menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami, istri, ayah
dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan.20
Keluarga merupakan kelompok individu yang dipersatukan oleh ikatan
perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga yang
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan dan melalui peran-
perannya sendiri sebagai anggota keluarga dan yang mempertahankan
kebudayaan sendiri. Keluarga juga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari
perhubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan mana sedikit banyak
berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.21
Dari definisi keluarga di atas dapat dirumuskan intisari pengertian
keluarga adalah kelompok sosial yang kecil, pada umumnya terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah ataupun adopsi.
Keluarga merupakan kelompok yang terpenting dalam masyarakat. Adanya
masyarakat disebabkan karena adanya kelompok keluarga yang saling
berinteraksi satu sama lain, sehingga membentuk kelompok sosial yang disebut
masyarakat
Mac Iver dan Page mengemukakan beberapa ciri-ciri keluarga antara lain:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan
dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.

20
Khairuddin. Sosiologi Kelurga. (Yogyakarta : Liberty, 2002), 6-7.
21
Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), 239.
18

Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota


kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan
ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak. merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap
kelompok keluarga.22

Kedudukan utama setiap keluarga adalah fungsi pengantara kepada


masyarakat besar. Sebagai penghubung pribadi dengan struktur sosial yang
lebih besar. Suatu masyarakat tidak akan bertahan jika kebutuhannya yang
bermacam-macam tidak dipenuhi. Keluarga itu terdiri dari pribadi-pribadi,
tetapi merupakan bagian jaringan sosial yang lebih besar.23
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak adalah dasar satuan sosial
dan biologis dalam masyarakat. Keluarga merupakan bagian integrasi dari
masyarakat. Keluarga merupakan bagian integral dari masyarakat luas.
Sebagian kesatuan pribadi yang berinteraksi. Dalam keluarga yang efektif
kepentingan utama terletak pada kesatuan, apabila terdapat kesatuan keluarga
akan terorganisasi. Keluarga pada mulanya terbentuk karena pertemuan antara
kebutuhan psikologi, emosional, dan sosial tertentu dari anggota-anggotanya.24
Lebih lanjut Brown dalam (Rakhmat & ganda atmaja) menerapkan
bahwa menurut pandangan sosiologis keluarga dalam arti luas meliputi semua
pihak yang mempunyai hubungan darah dan atau keturunan, sedangkan dalam
arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anaknya.25
Keluarga yang terdiri atas seorang ibu, seorang ayah dan dua atau tiga
anak (keluarga inti) adalah unit yang sempurna bagian masyarakat industri.
Karena ini berarti bahwa permintaan akan produk terus berkembang tanpa
batas karena keluarga inti mereproduksi sendiri. Namun begitu, keluarga inti
hanyalah satu bentuk pengelompokan rumah tangga dan bentuk

22
Khairuddin, Sosiologi Kelurga. (Yogyakarta : Liberty, 2002), 6.
23
Goode, W. J, Sosiologi Keluarga ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 4.
24
Khairuddin, Sosiologi Keluarga (Yogyakarta : Liberty, 2002), 110.
25
Rakhmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), 20.
19

pengelompokan keluarga inti tersebut, merupakan bentuk pengelompokan


rumah tangga yang umum dapat ditemui di dalam kehidupan masyarakat.26
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan satuan sosial terkecil
dalam kehidupan masyarakat. Dan di dalamnya terdapat seorang bapak, ibu dan
anak- anaknya. Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni
fungsi yang sulit diubah dan digantikan oleh orang lain.
1. Fungsi dan Peran Keluarga
a. Fungsi Keluarga
Keluarga yang ideal adalah keluarga yang berfungsi secara
maksimal.27
Secara sosiologis, fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
Keluarga sebagai tempat yang baik untuk melangsungkan
keturunan secara sehat dan sah. Salah satu tujuan disunnahkannya
pernikahan dalam agama adalah untuk memperbanyak keturunan yang
berkualitas. Hal ini tentu saja dibutuhkan prasyarat yang tidak sedikit.
Diantaranya adalah kasih sayang orangtua, kesehatan yang terjaga,
pendidikan yang memadai. Di sinilah pentingnya keutuhan keluarga.
2. Fungsi Edukatif
Keluarga juga berfungsi sebagai tempat untuk melangsungkan
pendidikan pada seluruh anggotanya. Orang tua wajib memenuhi hak
pendidikan yang harus diperoleh anakanaknya. Oleh karena itu orang tua
harus memikirkan, memfasilitasi, dan memenuhi hak tersebut dengan
sebaik-baiknya. Hal itu diajukan untuk membangun kedewasaan jasmani
dan rohani seluruh anggota keluarga.
3. Fungsi Religius
Keluarga juga menjadi tempat untuk menanamkan nilainilai agama
paling awal. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan
pemahaman penyadaran dan memberikan contoh dalam keseharian
26
Julia Cleves Mosse, Gender dan Pembangunan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 65.
27
Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Fondasi Keluarga Sakinah (Jakarta: Subdit Bina Keluarga
Sakinah, 2017), 14.
20

tentang ajaran keagamaan yang mereka anut. Hal ini menjadi bagian
penting dalam membentuk kepribadian dan karakter yang baik bagi
anggota keluarga.
4. Fungsi Protektif
Keluarga harus menjadi tempat yang dapat melindungi seluruh
anggotanya dari seluruh gangguan, baik dari dalam maupun dari luar.
Keluarga juga harus menjadi tempat yang aman untuk memproteksi
anggotanya dari pengaruh negatif dunia luar yang mengancam
kepribadian anggotanya. Misalnya, pengaruh negatif media, pornografi,
bahkan ada juga paham-paham keagamaan yang menyesatkan.
5. Fungsi Sosialisasi
Keluarga juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
sosialisasi nilai-nilai sosial dalam keluarga. Melalui nilai-nilai ini, anak-
anak diajarkan untuk memegang teguh norma kehidupan yang sifatnya
universal sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang
memilki karakter dan jiwa yang teguh. Selain itu, melalui fungsi ini
keluarga juga dapat menjadi tempat yang efektif untuk mengajarkan
anggota keluarga dalam melakukan hubungan sosial dengan sesama
karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, maka mereka
membutuhkan hubungan antar sesama secara timbal balik untuk
mencapai tujuan masing-masing. Dengan bersosialisasi pula setiap
anggota keluarga dapat mengaktualisasikan dirinya.
6. Fungsi Rekreatif
Keluarga dapat menjadi tempat untuk memberikan kesejukan dan
kenyamanan seluruh anggotanya, menjadi tempat beristirahat yang
menyenangkan untuk melepas lelah. Dalam keluarga seseorang dapat
belajar untuk saling menghargai, menyayangi dan mengasihi sehingga
tercipta hubungan yang harmonis dan damai. Dengan demikian keluarga
itu benar-benar menjadi surga bagi seluruh anggotanya.
7. Fungsi Ekonomis
21

Fungsi ini penting sekali untuk dijalankan dalam keluarga.


Kemapanan hidup dibangun di atas pilar ekonomi yang kuat. Untuk
memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarga, maka dibutuhkan
kemapanan ekonomi. Oleh karena itu pemimpin keluarga harus
menjalankan fungsi ini dengan sebaik-baiknya. Setiap keluarga pasti
memilki pembagian tugas masing-masing.
Siapa yang berkewajiban mencari nafkah, bagaimana
pendistribusiannya secara adil agar masing-masing anggota keluarga
dapat mendapatkan haknya secara seimbang. Dengan demikian
perkawinan bukanlah sekedar menghalalkan percintaan yang mengikat
dua buah hati. Tapi menikah juga harus memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pasangan, baik yang sifatnya sosiologis, psikologis,
biologis dan juga ekonomi.
b . Peran keluarga

peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,


sifat dankegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu.28
1. Ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosial sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi
anak-anaknya, pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosial, sebagai anggota masyarakat di lingkungannya serta
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Anak-anak

28
Lilis Satriah, Bimbingan Konseling Keluarga untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah
warahmah (Bandung: FokusMedia, 2018), 4.
22

Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat


perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
d. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Bagi masing-masing suami istri memilih hak-hak dan kewajiban
antara satu dengan lainnya yang diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Hak Bersama Suami-Istri
a. Halal saling bergaul dan mengadakan hubungan seksual.
Perbuatan ini dihalalkan bagi suami-istri secara timbal balik.
Jadi bagi suami halal berbuat kepada istrinya, sebagaimana bagi istri
kepada suaminya. Mengadakan kenikmatan ini adalah hak bagi suami-
istri dan tidak boleh dilakukan kalau tidak secara bersamaan
sebagaimana tidak dapat dilakukan secara sepihak saja.

b. Haram melakukan perkawinan.


yaitu bahwa istri haram dinikahi oleh ayah suaminya, datuknya,
anaknya dan cucucucunya, begitu juga ibu istrinya, anak
perempuannya dan seluruh cucu-cucunya haram dinikahi oleh
suaminya.
c. Hak saling mendapat waris.
Akibat dari ikatan perkawinan yayang sah, bilamana salah
seorang meninggal dunia sesudah sempurnanya ikatan perkawinan,
yang lain dapat mewarisi hartanya sekalipun belum pernah
bersetubuh. Sahnya menasabkan anak kepada suami yang jadi teman
setempat tidur.
d. Berlaku dengan baik.
Wajib bagi suami-istri memperlakukan pasangannya dengan
baik sehingga dapat menciptakan kemesraan dan kedamaian. Allah
Berfirman:
2. Hak-Hak Suami dan Kewajiban-Kewajiban Istri
23

Hak suami tercermin dalam ketaatannya, menghormati keinginannya


dan mewujudkan kehidupan yang tenang dan nikmat sebagaimana yang
diinginkan.
Hak-hak yang tercermin dalam kebahagiannya dengan makna
pernikahan dan perasaan istri. Jauh dari kecelakaan dan kebencian.
Menjauhkannya dari permusuhan dan keterpaksaan sehingga rumah tidak
menjadi harmonis, sulit dalam pekerjaan, menghabiskan seluruh usaha
kemudian tidak terdapat kebahagiaan dan ketenangan di dalamnya.
Bagi istri hendaknya menghormati dan memuliaakan suaminya. Ia
menggantikan suamidalam usaha dan pemberian. Melindungi suaminya dari
berbagai kesusahan dan kekacauan. Ia berusaha tidak menentang ucapan
suaminya, merendahkannya dan mengikuti keinginannya. Ia mengikuti
pandangannya dan ikut merasakannya dengan keingkaran dan
mengingkarinya.
Hak-hak suami terhadap istrinya yang diwajibkan oleh islam
memungkinkan perempuan melaksanakan tanggung jawabnya yang pokok
dalam rumah dan masyarakat. Memberi kemampuan bagi laki-laki untuk
membangun rumahnya dan keluarganya.
Diantara hak-hak suami terhadap istri adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan
Islam memberikan laki-laki hak pemeliharaan dengan
memperhatikan kekuatan dan kesesuaian untuk melaksanakan
tanggung jawabnya dengan hukum alamiah. Dengan memperhatikan
pula beban yang sesuai dengan tabiat dan kemampuannya dengan
penuh semangat. Oleh karena itu, lakilaki tanpa ada keraguan lebih
mampu untuk memberikan perlawanan dan menghadapi kesulitan-
kesulitan hidup yang alami dan masyarakat.
Pemeliharaan merupakan tanggung jawab yang tidak terputus
dan berhenti. Ini membutuhkan pengaturan hidup, mempertahankan
perlinndungan dan keamanan rumah tangga.
24

Lalu menuntut perasaan kejiwaan khusus yang mengingatkan


perasaan-perasaan dengan tanggung jawab atas pemeliharaan dan
mengikutinya.29
Termasuk suatu yang tidak mungkin diberikan kecuali kepada
sifat kelelakian dengan unsurunsurnya.
Karena perempuan sebaga tempat membawa janin dari laki-laki.
Maka dari itu, wajib bagi laki-laki untuk menjaganya dari segala
gangguan dan penyalahgunaan. Ini tidak akan sempurna kecuali denga
melakukan dan memberikan hak perlindungan dalam masyarakat
dengan keberadaan laki-laki dalam rumahnya dibawah tanggung
jawabnya.
Sebagaimana firman Allah Swt QS. An-Nisa‟(4): 34

‫ض َّومِبَ ٓا اَْنَف ُق ْوا ِم ْن‬


ٍ ‫ض ُه ْم َعٰلى َب ْع‬ ٰ ‫اَ ِّلرج ُال َقَّوامو َن علَى النِّساِۤء مِب ا فَض‬
َ ‫َّل اللّهُ َب ْع‬
َ َ َ َ ُْ َ
‫ب مِبَا َحِف َظ الٰلّهُ ۗ َواٰلّيِت ْ خَتَا ُف ْو َن نُ ُش ْوَز ُه َّن‬
ِ ‫ت لِّْلغَْي‬ ِ ‫الصلِ ٰحت ٰقنِت‬
ٌ ‫ٰت ٰحف ٰظ‬
ِ‫هِل‬
ٌ ُ ّٰ َ‫اَْمَوا ْم ۗ ف‬
‫اض ِربُْو ُه َّن ۚ فَِا ْن اَطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل َتْبغُْوا َعلَْي ِه َّن‬ ِ ‫فَعِظُوه َّن واهجروه َّن ىِف الْمض‬
ْ ‫اج ِع َو‬ ََ ُ ْ ُُ ْ َ ُ ْ
‫َسبِْياًل ۗاِ َّن الٰلَّه َكا َن َعلِيًّا َكبِْيًرا‬

Artinya: kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka
(lakilaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh
karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan
pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka

29
Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga(Pedoman Berkeluarga dalam Islam), (Jakarta:
Amzah, 2012), h. 143-144
25

janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.


Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.30

b. Taat pada selain maksiat


Taat pada suami selain perbuatan maksiat kepada Allah
menjadikan keluarga tenang. Sedangkan perselisihan dapat
melahirkan permusuhan dan kebencian menyebabkan kecelakaan dan
merusak kasih sayang suami istri, mengeraskan hati keduanya dan
diikuti hati anak-anaknya.31
Perempuan manapun yang mendurhakai suaminya, baginya
laknat Allah dan semua malaikat. Perempuan yangbermuka masam
didepan suaminya makan Allah membencinya sehingga ia membuat
suaminya tertawa dan ridha kepadanya. Perempuan yang keluar rumah
tanpa izin suaminya maka malaikat melaknatinya sehingga ia kembali.
Perempuan yang taat pada suaminya tidak akam tersentuh neraka. Jika
suaminya menyuruh kepada kemaksiatan seperti berhubungan
dengannya lewat dubur maka ia tidak boleh sepakat dan hal tersebut
haram baginya. Dan jika ia diperintahkan untuk meniggalkan puasa
Ramadhan, haji ke Baitullah atau diperintahkan meninggalkan zakat
maka tidak boleh taat kepadanya. Begitu juga jika ia berhubungan
dengannya saat haidh, haram baginya taat kepada suaminya pada hal-
hal demikian.32
c. Tidak Durhaka kepada Suami
Rasulullah juga menjelaskan bahwa mayoritas sesuatu yang
memasukkan wanita ke dalam neraka adalah kedurhakaannya kepada
suami dan kekufurannya (tidak bersyukur) kepada kebaikan suami.
d. Berhias Untuk Suami
Diantara hak suami atas isteri adalah berdandan karenanya
dengan berbagai perhiasan yang menarik. Setiap perhiasannya yang
30
Ibid, h. 145
31
Ibid 148
32
Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga(Pedoman Berkeluarga dalam Islam), (Jakarta:
Amzah, 2012), h. 149-152
26

terlihat semakin indah akan membuat suami senang dan merasa


cukup, tidak perlu melakukan hal yang haram. Sesuatu yang tidak
diragukan lagi bahwa kecantikan bentuk wanita akan menambah
kecintaan suami, sedangkan melihat sesuatu apapun yang
menimbulkan kebencian akan mengurangi rasa cintanya.
Oleh karena itu, selalu dianjurkan agar suami tidak melihat
isterinya dalam bentuk yang membencikannya sekiranya
Kewajiban-kewajiban istri diantaranya:
a. Mendidik dan memelihara anak dengan baik dan penuh tanggung
jawab
b. Menghormati serta mentaati suami dalam batasan wajar
c. Menjaga kehormatan keluarga
d. Menjaga, mengatur permberian suami untuk mencukupi kebutuhan
keluarga
e. Mengatur, mengurusi rumah tangga keluarga demi kesejahteraan dan
kebahagiaan keluarga

3. Hak-Hak Istri dan Kewajiban-Kewajiban Suami


Hak-hak istri diantaranya:
a. Mahar. Yaitu sesuatu yang diberikan saat akad kepada seorang wanita
berupa harta atau yang serupa dengannya
b. Nafkah. Yaitu sudah menjadi hak dari berbagai hak istri saat sudah
berumah tangga
c. Pendidikan dan pengajaran. Yaitu istri berhak mendapatkan
pengajaran tentang hukum sholat, haidh dan lain-lain33
Kewajiban-kewajiban suami:
a. Memberi nafkah seperti sandang, pangan dan papan
b. Membiayai pendidikan anak
c. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya kesehatan.34
33
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam Edisi Revisi, (Bandung: CV Nuansa
Aulia, 2012), h. 27
34
Ibid, h. 25
27

2. Pernikahan Jarak Jauh ( Long Distance Relationship ) Menurut Islam


a. Pengertian Pernikahan Jarak Jauh
Suami istri yang tinggal berjauhan (long distance relationship)
dimaksudkan yaitu pasangan yang menikah secara resmi namun karena
situasi atau kondisi tertentu mengharuskan suami atau istri tidak bisa hidup
bersama dalam satu rumah. Tinggal berjauhan dalam hal ini maksudnya
berada dengan jarak yang cukup jauh, misalnya antar pulau atau antar
negara sehingga tidak memungkinkan pasangan suami istri untuk bertemu
dalam waktu yang diharapkan. Jarak yang jauh dan biaya yang besar
merupakan indikator pasangan suami istri yang tinggal berjauhan. Sehingga
waktu untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga sangat terbatas.35
b. Ciri-ciri Pernikahan Jarak Jauh
Dapat dinamakan sebagai long distance marital in relationships, jika
pasangan suami istri tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tidak dapat selalu bersama, karena dipisahkan oleh jarak dan tidak
dimungkinkan bertemu setiap saat.
1. Bertempat tinggal secara terpisah sebagai konsekuensi dari aktivitas
yang dilakukan oleh masing-masing pasangan, misalnya menjalankan
tugas kemiliteran atau penugasan kerja (Dinas).
2. Memiliki keinginan untuk dapat bersama. Terbatasnya waktu dan
terpisahnya jarak menjadikan pasangan ini memiliki keinginan lebih
besar untuk bertemu dan melihat langsung pasangannya
3. Durasi waktu bertemu terbatas. Hal ini dipengaruhi oleh waktu liburan
atau cuti yang diijinkan oleh organisasi atau instansi terkait.
4. Waktu untuk bersama terbatas, sehingga pasangan ini sering
melakukan momen yang spesial demi memuaskan pasangan dan
dirinya, karena keterbatasan kesempatan untuk bertemu.
5. Terpisah secara geografis (kota, pulau, negara) hingga mencapai
puluhan bahkan ratusan kilometer (antar kota dalam pulau) serta

35
Eka Rahmah Eliyani, “Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri”, Jurnal
Ilmu Komunikasi, volume 1 nomer 2 (2013), 87.
28

bahkan mencapai ribuan kilometer (antar pulau dalam negara).36


c. Faktor Penyebab Hubungan Long Distance Relationship
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan proses
urbanisasi dan industrialisasi semakin meningkat. Kemajuan media massa
seperti telepon, radio, televisi, dan film juga merupakan satu revolusi dalam
komunikasi. Hal tersebut tentunya sangat mendukung keputusan menjalani
pernikahan jarak jauh yang dewasa ini semakin marak diakibatkan
industrialisasi.
Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi akibat menjalani
pernikahan jarak jauh yang seringkali dihubungkan sebagai akibat dari
urbanisasi dan industrialisasi.
1. Struktur peranan keluarga yang berubah.
Industrialisasi membuka banyak lapangan kerja yang terbuka
bagi setiap orang tanpa membedakan jenis kelamin pria dan wanita.
Kesempatan ini memberi peluang pada istri atau ibu untuk bekerja di
luar rumah. Keadaan demikian telah mempengaruhi susunan peranan
dalam keluarga. Pekerjaan istri di luar rumah menyebabkan dia tidak
bisa melaksanakan semua tugas sebagai istri atau ibu sebagaimana
biasanya.
2. Sikap-sikap yang lebih mendukung ibu dan istri yang bekerja.
Pemindahan fungsi produksi dari rumah ke pabrik telah
memberi kesempatan baru kepada pekerja-pekerja wanita. Terbukanya
lapangan kerja, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, penurunan
jumlah anak, dan adanya undang-undang yang melindungi hak-hak
kaum wanita telah menimbulkan sikap-sikap yang mendukung ibu-ibu
dan istri yang bekerja di luar rumah.
3. Berkurangnya pengaruh keluarga terhadap individu.
Sebelumnya keluarga merupakan pusat dari segala kegiatan.
Setiap anggota keluarga dituntut untuk bekerja sama dan melakukan
tugas-tugas yang telah dipercayakan kepadanya masing-masing demi

36
Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga Cet. 11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 26.
29

kelangsungan hidup keluarga. Namun, dewasa ini situasi sudah


berubah. Banyak kegiatan terjadi di luar rumah dikarenakan
berkembangnya dunia industri yang telah memberikan kesempatan
pada individu untuk mengembangkan kemampuannya.
4. Munculnya norma dan tingkah laku yang lebih longgar.
Para pengamat masalah-masalah sosial telah mencatat bahwa
kenakalan remaja di kota-kota semakin meningkat. Salah satu
penyebab terjadinya kenakalan remaja adalah perubahan dan
berkurangnya fungsi-fungsi keluarga terhadap anak. Ketiadaan orang
tua atau berkurangnya peran dan pengaruh orang tua dapat memicu
kebingungan dan ketidakpastian pada anak sehingga anak suka coba-
coba.
5. Berkurangnya otoritas suami dan ayah.
Industrialisasi telah memindahkan pusat produksi dari rumah ke
pabrik. Akibatnya, suami menghabiskan banyak waktu di luar rumah.
Oleh sebab itu, dia sulit sekali menggunakan otoritas dan
kewibawaanya karena ia sering tidak berada di rumah. Selain itu, istri
yang mempunyai pekerjaan semakin tidak tergantung kepada suami
secara ekonomis. Semua itu merupakan beberapa sebab yang telah
mengurangi kekuasaan ayah dalam keluarga.37
d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pernikahan Jarak Jauh
Parrot mengatakan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga yang
tinggal berjauhan, maka sangatlah penting untuk mempertahankan
kepercayaan (trust) dan komunikasi (communication), serta keterbukaan dan
kejujuran (openness dan honestly). Pasangan suami istri long distance
relationships, dapat dikatakan sebagai hubungan yang rawan terhadap
perceraian dan tentunya lebih sulit untuk dipertahankan, karena apabila
kepercayaan komunikasi, keterbukaan, kejujuran, kesetiaan pada komitmen,

37
Bernard Raho. Keluarga Berziarah Lintas Zaman: Suatu Tinjauan Sosiologis, Cet.1 (NTT: Nusa
Indah, 2003), 22.
30

dan aturan kesepakatan (marriage rules) yang terbentuk suatu saat tidak
dilaksanakan, maka akan menimbulkan konflik.38
Penyelesaian konfliknya cenderung berlangsung lama karena
komunikasi yang tidak efektif, mengingat jarak yang jauh dan kesempatan
untuk bertemu sangat sulit. Jika dibandingkan dengan pasangan yang
tinggal dalam satu atap, pasangan yang menjalani hubungan long distance
Marriage memiliki hambatan dalam hal kedekatan, tempat tinggal, dan
intensitas pertemuan sehingga sering memicu tumbuhnya masalah diantara
mereka sebab kurangnya efektifitas pertemuan yang menyebabkan
kelancaran komunikasi menjadi sulit untuk diwujudkan.39
Berikut ini merupakan 3 permasalahan umum yang memicu timbulnya
konflik pada pasangan long distance Marriage, yaitu:
1. The lack of daily sharing, yakni kurangnya waktu dan kesempatan
berbagi seperti berbagi kebersamaan dengan pasangan tidaklah
mungkin dapat dilakukan secara konsisten dalam jangka waktu yang
lama. Sedangkan sudah kita ketahui bahwa dengan secara rutin
berkomunikasi akan semakin mengetahui dan mengenal lebih dalam
mengenai karakteristik pasangan serta dapat membuat hubungan
berlangsung lama.
2. Unrealistic expectations about time together, yakni munculnya
harapan-harapan yang tidak realistis tentang waktu bersama.
Terbatasnya waktu pertemuan seringkali membuat mereka berpikir
bahwa setiap momen haruslah perfect. Padahal konflik dan kebutuhan
akan otonomi merupakan hal wajar dan tidak dapat dihindari dalam
semua marriage relationships.
3. Unequal effort that the two partners invest in maintaining, yakni
ketidakseimbangan usaha yang diberikan masing-masing individu

38
Devi Anjas Primasari, “Kehidupan Keluarga Long Distance Marital in Relationship” (Tesis Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, 2015), 61. Dalam
http://repository.unair.ac.id, diakses pada tanggal 17 November 2019, jam 07.36 WIB.
39
Ibid, 62.
31

dalam menjaga hubungan. Ketika individu yang satu melakukan


sebagian besar hal untuk membangun kontak rutin demi kelangsungan
hubungan, sedangkan individu yang lainnya tidak demikian. Hal ini
tentunya akan menimbulkan kekecewaan dan ketidakpuasan individu
yang bersangkutan, sehingga menimbulkan rasa pesimis terhadap
kelanjutan hubungan ini.51
Walaupun demikian, permasalahan umum yang timbul tidak selalu
menghambat long distance Marriage.
Ada berbagai macam alasan mengapa pasangan suami istri tetap
memelihara dan menjaga hubungan hingga berlangsung lama, meskipun
harus menjalani long distance Marriage, yaitu:
1. Emotional attachment: hubungan dipelihara dalam waktu yang lama
karena terdapat perasaan cinta dan kasih sayang antara satu dengan yang
lainnya.
2. Convenience: ketidakinginan seseorang menemukan kesulitan dalam
kehidupan sosialnya sehingga mereka cenderung lebih nyaman apabila
tetap bersama pasangannya daripada memutuskan hubungan.
3. Children: perihal anak yang membuat pasangan suami istri mungkin
akan tetap bersama, karena mereka merasa inilah jalan yang terbaik
untuk anak mereka, atau agar anak-anak diterima oleh lingkungannya,
untuk menutupi alasan yang tersembunyi, seperti kenyamanan hidup,
keuntungan finansial, serta ketakutan hidup sendiri.
4. Fear: ketakutan seseorang berada di luar dunia dengan hidup sendiri
karena dianggap sebelah mata oleh masyarakat sebagai single dan
akhirnya mereka memutuskan tetap memelihara hubungan bersama
pasangannya.
5. Inertia: beberapa hubungan cenderung dipertahankan karena mereka
malas untuk menjalin hubungan yang baru.
Commitment: orang cenderung memiliki komitmen yang kuat untuk
mendasari sebuah hubungan. Komitmen merupakan ikrar atau janji yang
bersifat mengikat.
32

Kaufmann menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan


individu menjalani hubungan jarak jauh diantaranya yaitu:
1. Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu faktor penyebab hubungan jarak jauh
adalah ketika individu berusaha untuk mencapai pendidikan yang lebih
tinggi sehinga hubungan pasangan keluarga harus berpisah untuk
sementara waktu.
2. Faktor Karir
Hubungan jarak jauh juga berhubungan dengan kecenderungan
sosial pada saat ini.
3. Faktor ekonomi
Suami Istri menjalankan pernikahan jarak jauh di karenakan faktor
ekonomi yang belum tercukupi di dalam keluarganya.
e. Dampak Hubungan Long Distance Marriage
Setiap hubungan selalu memberikan dampak, baik yang positive dan
negative. Demikian juga pernikahan jarak jauh akan memberikan dampak
tersebut, yaitu:
1. Dampak Positif
Bagi pasangan yang belum memiliki anak maka dapat mengejar
karir sebebas-bebasnya dan mengembangkan hobinya, adapun
dampak positif bagi pasangan yang tinggal jarak jauh yaitu: Pertama,
masing-masing akan jadi mandiri dan tidak ketergantungan terhadap
pasangan. Kedua, pasangan akan tahu bagaimana cara menghargai
waktu. Ketiga, kebutuhan akan terpenuhi. Keempat, kehidupan rumah
tangga akan semakin mesra. Kelima, anak akan lebih termotivasi
belajar karena melihat salah satu anggota keluarga berkorban demi
dirinya.
2. Dampak Negatif
Kesepian, sulit memiliki keturunan dikarenakan jarang
bertemu dan berhubungan intim, anak kehilangan figure salah satu
33

orangtuanya, peluang selingkuh makin banyak dan bisa saja


hubungannya dipenuhi dengan rasa curiga
3. Keharmonisan Rumah Tangga Menurut Islam
a. Pengertian Keharmonisan Rumah Tangga
Keharmonisan Rumah tangga adalah hubungan yang dilandasi oleh
pernikahan dan menjadikan kewajiban bagi suami isteri. Rumah tangga
menurut islam harus dilandasi oleh nlai-nilai ajaran islam dan didasari iman
serta taqwa kepada Allah SWT.
Sebelum berumah tangga seharusnya seseorang memilih calon
pasangannya dan menikah memenuhi syarat nikah dan rukun nikah dalam
islam. Allah SWT.
Gunarsa menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan keharmonisan
rumah tangga adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang
ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan menerima seluruh
keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi, aktualisasi diri) yang meliputi
aspek fisik, mental dan sosial.
Daradja juga mengemukakan bahwa keharmonisan rumah tangga
merupakan suatu keadaan dimana anggota keluarga tersebut menjadi satu dan
setiap anggota menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing, terjalin
kasih sayang, saling pengertian, dialog dan kerjasama yang baik antara anggota
keluarga. Dengan demikian keharmonisan rumah tangga tersebut merasakan
kesejahteraan lahir dan batin.40
Menurut Mahali dalam Inggrid, keharmonisan rumah tangga adalah
rumah tangga yang dapat mengantarkan seseorang hidup lebih bahagia, lebih
layak dan lebih tentram.Menurut Nick keharmonisan rumah tangga merupakan
tempat yang menyenangkan dan positif untuk hidup, karena anggotanya telah
belajar beberapa cara untuk saling memperlakukan dengan baik. Anggota
keluarga dapat saling mendapatkan dukungan, kasih sayang dan loyalitas.

40
Yulia Singgihgunarsa,Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman, (Jakarta: Pt. Gunung Mulia, 2000
34

Mereka dapat berbicara satu sama lain, mereka saling menghargai dan
menikmati keberadaan bersama.41
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka keharmonisan rumah tangga
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu situasi atau kondisi keluarga
dimana terjalinnya kasih sayang, saling pengertian, dukungan, mempunyai
waktu bersama, adanya kerjasama, kualitas komunikasi yang baik dan minim
terjadinya konflik, ketegangan dan kekecewaan dalam rumah tangga.
Kartono menjelaskan bahwa aspek-aspek keharmonisan di dalam rumah
tangga seperti adanya hubungan atau komunikasi yang hangat antar sesama
anggota keluarga, adanya kasih sayang yang tulus dan adanya saling pengertian
terhadap sesama anggota keluarga.Sementara Menurut Gunarsa ada banyak
aspek dari keharmonisan rumah tangga diantaranya sebagai berikut:42

1. Kasih sayang antara keluarga.


Kasih sayang merupakan kebutuhan manusia yang hakiki, karena sejak
lahir manusia sudah membutuhkan kasih sayang dari sesama. Dalam
suatu keluarga yang memang mempunyai hubungan emosional antara
satu dengan yang lainnya sudah semestinya kasih sayang yang terjalin
diantara mereka mengalir dengan baik dan harmonis.
Saling pengertian sesama anggota keluarga.
2. Selain kasih sayang, pada umumnya para remaja sangat mengharapkan
pengertian dari orangtuanya. Dengan adanya saling pengertian maka
tidak akan terjadi pertengkaran-pertengkaran antar sesama anggota
keluarga.
3. Dialog atau komunikasi efektif yang terjalin di dalam keluarga.

Anggota keluarga mempunyai keterampilan berkomunikasi dan banyak


waktu digunakan untuk itu. Dalam keluarga harmonis ada beberapa kaidah
komunikasi yang baik, antara lain :
41
Zakiah Daradjat,perawat jiwa anak-anak, (Jakarta: Pt Bulan Bintang, 2009), 37
42
Kartono,Sosiologi (Surakarta, pustaka cakra surakarta, 2004), 48.
35

1. Menyediakan cukup waktu.


Anggota keluarga melakukan komunikasi yang bersifat spontan
maupun tidak spontan (direncanakan). Bersifat spontan, misalnya
berbicara sambil melakukan pekerjaan bersama, biasanya yang
dibicarakan hal-hal sepele. Bersifat tidak spontan, misalnya
merencanakan waktu yang tepat untukberbicara, biasanya yang
dibicarakan adalah suatu konflik atau hal penting lainnya. Mereka
menyediakan waktu yang cukup untuk itu.
2. Mendengarkan Anggota keluarga meningkatkan saling pengertian
dengan menjadi pendengar yang baik dan aktif.
Mereka tidak menghakimi, menilai, menyetujui, atau menolak
pernyataan atau pendapat pasangannya. Mereka menggunakan
feedback, menyatakan/menegaskan kembali, dan mengulangi
pernyataan. Pertahankan kejujuran Anggota keluarga mau mengatakan
apa yang menjadi kebutuhan, perasaan serta pikiran mereka, dan
mengatakan apa yang diharapkan dari anggota keluarga.
3. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga.
Keluarga menghabiskan waktu (kualitas dan kuantitas waktu
yang besar) di antara mereka. Kebersamaan di antara mereka
sangatlah kuat, namun tidak mengekang. Selain itu, kerjasama yang
baik antara sesama anggota keluarga juga sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.43
4. Kesejahteraan spiritual
Keluarga mempunyai perasaan tentang adanya kekuasaan yang
lebih besar dalam hidup. Kepercayaan itu memberi makna dalam
hidup. Anggota keluarga meyakini Tuhan ada di tengah-tengah
mereka dan mengatur segalanya. Mereka memiliki cinta kasih dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Minimalisasi konflik
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan

43
Kartono,Sosiologi (Surakarta, pustaka cakra surakarta, 2004), 50.
36

keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang


minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan
pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga
Keharmonisan rumah tangga dapat terjadi karena adanya faktor-faktor
yang memberikan pengaruhnya. suasana rumah dapat mempengaruhi
keharmonisan keluarga, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Suasana rumah
Suasana rumah adalah kesatuan yang serasi antara pribadi-
pribadikesatuan yang serasi antara orangtua dan anak Jadi suasana rumah yang
menyenangkan akan tercipta bagi anak bila terdapat kondisi:
1. Anak dapat merasakan bahwa ayah dan ibunya terdapat saling pengertian
dan kerjasama yang serasi serta saling mengasihi antara satu dengan yang
lainnya.
2. Anak dapat merasakan bahwa orangtuanya mau mengerti dan dapat
menghayati pola perilakunya, dapat mengerti apa yang diinginkannya,
dan memberi kasih sayang secara bijaksana.
3. Anak dapat merasakan bahwa saudara-saudaranya mau memahami dan
menghargai dirinya menurut kemauan, keinginan dan cita-citanya, dan
anak dapat merasakan kasih sayang yang diberikan saudara-saudaranya.
b. Kondisi ekonomi keluarga

Tingkat sosial ekonomi yang rendahseringkali menjadi penyebab


terjadinya permasalahan dalam sebuah keluarga. Akibat banyaknya masalah
yang ditemui karena kondisi keuangan yang memprihatinkan ini menyebabkan
kondisi keluarga menjadi tidak harmonis. Banyaknya masalah yang dihadapi
keluarga ini akan berpengaruh kepada perkembangan mental anak, sebab
pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan yang diperoleh anak di
rumah, tentu akan terbawa pula ketika anak bergaul dengan lingkungan
sosialnya.44
B. Kerangka Berfikir dan Skema Penelitian
44
Gunarsa,Anak remaja dan keluarga, (JakartA:Pt Gunung Mulia, 2000), 57
37

Kerangka penelitian ini berlandasan pada firman Allah SWT dalam QS.
An-Nisaa‟ ayat bahwa Allah SWT memberikan perintah agar umat muslim,
bertakwa kepada Allah SWT yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,
dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Perkawinan adalah cara yang Allah pilih bagi manusia untuk
beranakinak, berkembang biak dan melestarikan hidupnya setelah masing-
masing pasangan siap melakukan perannya yang positif yang mewujudkan
tujuan perkawinan. Allah tidak menjadikan manusia seperti makhkluk lain
yang hidup bebas dan berhubungan secara anarki tanpa aturan. Namun, demi
menjaga kehormatan dan martabat, Allah menghukum sesuai dengan
martabatnyasehingga hubungan laki-laki dan perempuan diatur secara
terhormat berdasarkan rasa saling meridhai dengan ijab qabul sebagai lambang
adanya rasa cinta, serta dihadiri para saksi yang menyaksikan bahwa pasangan
tersebut saling terikat. 45
hubugan jarak jauh (Long Distance Marriage) dalam konteks pernikahan
disebut dengan Long Distance Marriage yaitu kondisi dimana pasangan suami-
istri tinggal di tempat yang berbeda selama bekerja, terkadang untuk waktu
yang lama demi kepentingan karir dari pasangan. Long Distance Marriage juga
diartikan sebagai situasi pasangan yang berpisah secara fisik, yaitu salah satu
pasangan harus meninggalkan keluarga demi suatu kepentingan, sedangkan
pasangan yang lain harus tetap tinggal di rumah. 46
Setiap pasangan menikah memerlukan suatu pondasi yang kuat untuk
melanggengkan pernikahan yang mereka bina dengan cinta dan kasih
sayang diantara keduanya. Satu-satunya jalan bagi kelanggengan hidup
bersama dalam pernikahan adalah adanya sikap saling menghargai dan
45
Abdul Rahman Ghozali, M.A., Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2003), h. 10-11
46
ka Pratiwi Rachman, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 no.2, 2017
38

memahami diantara suami maupun istri. Suami dan istri harus saling
sanggupmemberikan kenyamanan dan juga rasa aman serta mampu
memenuhikebutuhan hidup dan mengatasi permasalahan keluarga dengan
baik.

Hubungan pernikahan jarak jauh Faktor penyebab suami istri menjalankan


(Long Distance Marriage) hubungan pernikahan jarak jauh (Long
Distance Marriage)

Dampak dari Hubungan Upaya mengatasi dampak dari


pernikahan jarak jauh (Long hubungan pernikahan jarak
Distance Marriage) jauh (Long Distance Marriage)

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Dalam penyusunan skripsi ini perlu adanya pengambilan langkah untuk
memba dingkan dan mengukur terhadap penelitian-penelitian yang sudah
pernah dilakukan selumnya. Penelitian ini mengkaji mengenai Dampak
Hubungan pernikahan jarak jauh (Long Distance Marriage) Sebagai tinjauan
pustaka peneliti mengambil beberapa penelitian yaitu :
Pertama, dari Kristin Margiani dan Iga A Novi Ekayati. 2013.
Persona, Jurnal Psikologi “Stress, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas
Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh”. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui apakah ada hubungan stress dan dukungan keluarga
dengan agresifitas pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh.
Penelitian ini memfokuskan pada masalah psikologis pada keluarga yang
menjalani pernikahan jarak jauh. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan yang bersifat kuantitatif. Relevansi dengan penelitian ini ialah
dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang pernikahan jarak jauh,
Peneliti terdahulu membahas tentang stress, dukungan keluarga, dan
agresivitas istri sedangkan penelitian ini fokus pada strategi keluarga yang
berjarak jauh dalam mengupayakan keharmonisan keluarga.
39

Kedua “Adiyaksa Dhika Prameswara Dan Hastaning Sakti. Jurnal


Empati, Volume 5 Nomer 3, Agustus 2016. Judul Jurnal “Pernikahan Jarak
Jauh (Studi Kualitatif Fenomenologis Pada Istri Yang Menjalani Hubungan
Jarak Jauh)”. Tujuan penelitian ini untuk memahami gambaran tentang
pengalaman istri yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum yang dialami oleh istri yang
menjalani pernikahan jarak jauh merasa jenuh dengan kesendiriannya dan
bersyukur dapat meringankan beban. Relevansi dengan penelitian ini ada pada
mengenaifokus penelitian ini lebih di arahkan pada pada poin utama yang
diteliti, peneliti sebelumnya meneliti tentang pengalaman istri ketika menjalani
pernikahan jarak jauh sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi yang
dilakukan pasangan suami istri yang menjalani long distance relationship untuk
mengupayakan keharmonisan keluarganya.
Ketiga Adiyaksa Dhika Prameswara Dan Hastaning Sakti. Jurnal
Empati, Volume 5 Nomer 3, Agustus 2016. Judul Jurnal “Pernikahan Jarak
Jauh (Studi Kualitatif Fenomenologis Pada Istri Yang Menjalani Hubungan
Jarak Jauh)”. Tujuan penelitian ini untuk memahami gambaran tentang
pengalaman istri yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum yang dialami
oleh istri yang menjalani pernikahan jarak jauh merasa jenuh dengan
kesendiriannya dan bersyukur dapat meringankan beban. Relevansi dengan
penelitian ini ada pada mengenai fokus yang diteliti penelitian terdahulu
meneliti tentang rasa percaya terhadap pasangan yang menjalani pernikahan
jarak jauh sedangkan penelitian ini fokus pada strategi yang digunakan oleh
pasangan suami istri yang menjalani long distance relationship dalam
mengupayakan keharmonisan keluarga.
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di provinsi jawa barat kelurahan tegal munjul
kecamatan purwakarta kabupaten purwakartar. Namun dalam skripsi ini,
peneliti hanya fokus pada salah satu desa yang berada di kecamatan
purwakarta, yaitu desa tegal munjul. Sebelumnya peneliti akan
mendeskripsikan secara umum tentang desa Tegal Munjul terlebih dahulu
adapun batas wilayat tegal munjul di antaranya :
Sebelah Utara, Kelurahan Munjul Jaya
Sebelah Selatan, Kelurahan Negri Tengah
Sebelah Timur, Kelurahan Citalang
Sebelah Barat Kelurahan Negri Kaler
a. Kependudukan
Menurut Data Desa terdapat dengan data kependudukan dari tahun
2019-2020 jumlah penduduk 11 . 409 orang. Kepala keluarga 3. 302 KK,
jenis kelamin (L) 5. 700 dan jenis kelamin (P) 5. 709 orang yang didalam
nya ada yang sudah berumah tangga, anak-anak, remaja dan lain-lain.47
b. Kepercayaan Agama
mayoritas penduduknya beragama islam dan sebagian lagi
beraga Kristen dan Khatolik. Di Kelurahan Tegal Munjul ini terdapat
sarana untuk beribadah bagi orang islam diantaranya Masjid,
Mushola, dan Majlis Ta‟lim untuk mengaji. Di Kelurahan Tegal
Munjul ini juga terdapat IRMA ( ikatan remaja masjid ) bagi para
remaja baik putra maupun putri untuk mengadakan berbagai acara
terrutama hari-hari besar Islam, ada juga Karang Taruna yang

47
Data Penduduk Kelurahan Tegal Munjul Tahun 2021

41
42

biasanya tiap RW selalu ada untuk memajukan wilayah Desa Tegal


Munjul yang sering bergotong royong untuk menjaga Kelurahan
Tegal Munjul ini tetap asri dan bersih.
Jika ditinjau dari segi keagamaan dapat disimpulkan bahwa
penduduk atau masyarakat Kelurahan Tegal Munjul ini mayoritas
beragama islam karena saat ada acara hari-hari besar agama islam
selalu antusian dan juga ikut meamaikan, juga terlihat dari banyak nya
majlis-majlis ta‟lim yang ada unutk melakukan pengajian, kajian bagi
anak-anak maupun orang dewasa.
c. Kondisi Sosial Budaya
Dalam kehidupan sosial, masyarakat Kelurahan Tegal Munjul
ini dikenal sebagai masyarakat gotong royong dan sering
bermusyawarah. Dapat dilihat dari aktifitas mereka dalam semua
kegiatan yang ada Kelurahan Tegal Munjul selalu ikut serta dan
gotong royong dalam semua kegiatan masyarakat Kelurahan Tegal
Munjul juga selalu aktif dalam program kegiatan seperti kerja bakti
setiap hari jumat. Kelurahan Tegal Munjul terkenal dengan orang-
orang yang ramah dan rendah hati karena selalu membantu serti
kegiatan perkawinan, pemakaman dan lain-lain.
Dalam aspek budaya masyarakat Kelurahan Tegal Munjul ini
sangan menjungjung tinggi kearifan lokal. Hal ini terlihat dari
keseharian masyarakat yang selalu menolong dan gotong royong
dalam melakukan kegiatan yang ada supaya sifat kekeluargaan mereka
semaki erat.
Dalam masalah sosial kemasyarakatan memang sangan penting
dan di perlukan sifat solidaritas tinngi, gotong royong dan ramah agar
terciptanya kerukunan dan keharmoisan dalam ruang lingkup
tetanggal karena manusia itu mahluk sosial mereka tidak bisa hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain oleh karena sifat ini juga penting
dalam memajukan masyarakat yang tentram.
43

2. Deskripsi Objek Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah peneliti mengadakan penelitian
mengatahui oleh karena itu peneliti melakukan Observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Berikut adalah pemaparan data lapangan yang di lakukan.
Pasangan yang Menjalankan Long Distance Marriage di Kelurahan Tegal
Mun jul Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta data diperoleh
melalui pengumpulan data dengan cara menyebarkan quisioner, terdapat 8
(Delapan) pasangan yang sedang menjalani Long Distance Marriage.
Adapun yang menjadi responden di bawah ini merupakan para isteri yang
sedang tinggal di Purwakarta dan menjalin hubungan jauh dengan
suaminya, untuk lebih lanjut penulis uraikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.1. Data Istri yang Menjalani Long Distance Marriage

Nama Perbedaan Usia Perka- Penyebab Intensitas


Inisial Kota winan LDR Bertemu
Ibu AS Purwakarta- 4 Tahun Pekerjaan 3 Bulan Sekali
Jakarta
Ibu FSK Purwakarta - 9 Tahun Pekerjaan 2 Tahun Sekali
Kalimantan
Barat
Ibu NA Purwakarta – 35 Tahun Pekerjaan 3 Tahun sekali
papua
Ibu RP Purwakarta – 10 Bulan Pekerjaan 1 Tahun sekali
Sulawesi
Ibu IMP Purwakarta – 3 Tahun 6 Pekerjaan 6 Bulan sekali
Tanggerang Bulan
44

Ibu CU Purwakarta - 1 Bulan 17 Pekerjaan 3 Tahun sekali


Kalimantan Hari
Selatan
Ibu SI Purwakarta- 2 Tahun Pekerjaan 4 Bulan Sekali
Bogor

Bapak JR Purwakarta – 8 Tahun Pekerjaan 3 Bulan Sekali


Tanggerang

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa fenomena long


distance marriage di Purwakarta, dialami oleh pasangan-pasangan dari yang
usia perkawinan tua hingga yang masih muda karena alasan pekerjaan

1. Profile AS
Sampel pasangan satu Ibu AS dan Bapak LA Pernikahan mereka
sudah berlangsung selama 4 tahun, karena tuntutan pekerjaan, sehingga
meskipun pasangan ini masih muda harus rela menjalani Long Distance
Relationship (LDR). jika ia tinggal menetap bersama suaminya maka
biaya kehidupan akan membengkak, mereka tidak dapat menabung, dan
Ibu AS juga telah bekerja sebagai pelayan toko di pasar Rebo Purwakarta
sehingga tidak dapat ikut dengan suaminya, intensitas pertemuan mereka
yaitu 3 Bulan sekali, Komunikasi keduanya melalui Telepon, SMS,
Whatsapp dan Video Call
2. Profile FSK
Sampel pasangan dua Ibu FSK dan Bapak AN Pernikahan mereka
baru berusia 9 tahun dan telah dikaruniai seorang putra, alasan mendasar
yang menyebabkan mereka menjalani Long Distance Relationship
(LDR) yaitu karena faktor ekonomi, AI suaminya bekerja sebagai pekerja
proyek di Kalimantan Barat, waktu yang ditempuh dari pusat kota
Kalimantan Barat ke Purwakarta terbilang cukup jauh dan tidak bisa
45

pulang-pergi, dan cukup beresiko jika harus dilakukan setiap hari dan
agar lebih hemat biaya, maka dia memutuskan untuk tinggal terpisah
dengan istrinya, yaitu dengan mengontrak bersama teman-temannya,
intensitas pertemuan antara keduanya berkisar sampai 2 tahun sekali.
FSK sebagai seorang istri tidak serta merta hanya menjadi ibu rumah
tangga tetapi juga ikut untuk membantu perekonomian keluarga dengan
berdagang makanan ringan. Cara komunikasi mereka melalui Telephone,
Whatsapp, dan Video call.4
3. Profile NA
Sampel 3 pasangan Ibu NA dan NH, pernikahan mereka baru
berusia 35 tahun dan telah dikaruniai seorang putra. Suaminya bekerja
sebagai proyek di papua, alasannya menjalani Long Distance
Relationship (LDR) yaitu karena istrinya telah memiliki pekerjaan
sebagai buruh pabrik di purwakarta, sedangkan jika Ibu NA ikut tinggal
bersama suaminya, dikhawatirkan susah mendapat pekerjaan serta biaya
kehidupan disana lumayan besar, apalagi untuk biaya menyewa rumah,
lebih baik uangnya ditabung untuk membuat rumah di desa. Mereka
berkomunikasi melalui Telepon, Messenger, Whatsapp dan Video call..
4. Profile RP
Sampel 4 yaitu pasangan IBU RP dan YA yang telah menikah
selama 10 bulan, keduanya tinggal secara terpisah karena pekerjaannya
sebagai seorang chef di salah satu restoran di sulawesi, memang sejak
pacaran keduanya telah terbiasa menjalani Long Distance Relationship
(LDR), sehingga Ibu RP sebagai seorang isteri sudah sangat memaklumi
dengan keadaan tersebut. Intensitas pertemuan antara keduanya hanya 1
Tahun sekali dalam setahun yaitu ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri
dan Tahun Baru. Waktu pertemuan hanya sekitar 3 sampai 7 hari, untuk
hari-hari biasa keduanya berkomunikasi melalui Telephone, Messenger,
Whatsapp, sampai Video Call.6
5.Profile IMP
46

Sampel 5 yaitu pasangan Ibu IMP dan SA. Pernikahan mereka


telah berlangsung selama 6 Bulan sekali tidak berbeda dengan yang
lain, Suaminya menjadi seorang pekerja pabrik di Tanggerang . Tuntutan
pekerjaanlah yang menjadi alasan utama Ibu IMP dan suaminya SA
Long Distance Relationship (LDR). Selain itu karena telah memiliki
rumah sendiri di Purwakarta, maka Ibu IMP memilih untuk tetap tinggal
dirumahnya agar lebih fokus dalam mengurus anak. Komunikasi mereka
terjalin melalui telepon.
6. Profile CU
Sampel 6 yaitu pasangan Ibu CU dan Bapak SK. Pernikahan
mereka telah berlangsung selama 1 bulan 17 hari, suaminya bekerja
sebagai proyek di Kalimantan selatan, mereka belum dikaruniai anak,
alasan Ibu CU dan Bapak SK memilih menjalani Long Distance
Relationship (LDR) karena jarak antara Purwakarta- Kalimantan Selatan
cukup jauh jaraknya, sehingga Danu lebih memilih untuk mengontrak
bersama teman-temannya. Ibu CU pun memilih untuk tetap tinggal
dirumahnya (di Purwakarta ) untuk bekerja sebagai buruh pabrik.
Komunikasinya melalui Telephone.
7. Profile Ibu SI
Sampel 7 yaitu pasangan Ibu SI dan Bapak RI yang telah menikah
selama 4 Bulan dan telah dikaruniai 1 orang anak, RI suaminya bekerja
sebagai tukang bangunan di daerah Bogor, dan Rohayati bekerja sebagai
tukang cuci di purwakarta, pertemuan keduanya yaitu 1 sampai 2 kali
dalam setahun, itu pun jika ada libur panjang seperti Hari Raya Idul Fitri
dan Tahun Baru. Mereka berkomunikasi melalui telepon milik putrinya,
meski terbilang jarang karena jarang memiliki pulsa.
8.Profile Bapak JR
Sampel 8 yaitu pasangan Bapak JR dan Ibu HH yang telah
menikah selama 3 Bulan, mereka telah memiliki 1 orang putri. putri nya
duduk Sekolah Dasar (SD). Bapak JR dan Ibu HH telah bertahun-tahun
menjalani kehidupan sebagai suami istri yang berhubungan jarak jauh
47

long distance Relationship (LDR), karena tuntutan pekerjaan sebagai


seorang baby sister di tanggerang, sehingga Bapak JR dan Ibu HH harus
rela tinggal secara terpisah. Intensitas pertemuan keduanya yaitu 1 kali
dalam setahun, komunikasi mereka melalui Pesan singkat dan Telepon.

B. Analisis Data ( Pembahasan )


a. faktor penyebab pasangan suami istri menjalankan pernikahan
jarak jauh ( long distance Relationship ) di Desa Kelurahan Tegal
Munjul Kecamatan Purwakarta Kabupaten purwakarta.
Keluarga adalah bentuk terkecil dari sebuah masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal bersama dalam satu tempat. Salah satu faktor penting dalam
keluarga adalah keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Seperti yang diungkapkan informan Ibu AS berikut ini :
“Dulu itu masih sangat susah kang, harus mikir ini dan itu
untuk keperluan rumah tangga., ya sebenarnya kurang. Jadi ya
gimana. Yang penting bisa terus makan tiap hari. Kebetulan saudara
suami saya ada yang bekerja di jakarta dan menawari suami saya
bekerja disana. Awalnya ya pasti ada nggak relanya, tapi keadaan
membuat saya dan suami harus sepakat untuk berpisah sementara
waktu. Punya anak juga kan, jadi ya ada tenaga penggerak untuk
bekerja lebih giat lagi.”48
Alasan keluarga Ibu AS memutuskan untuk menjalani hubungan
long distance adalah faktor perbaikan ekonomi keluarga. Ibu AS
mengakui bahwa jika hanya mengandalkan bekerja di took baju
kebutuhan mereka masih sangat jauh dari kata tercukupi. Setelah melalui
beberapa kali diskusi, keduanya sepakat untuk menjalani pernikahan
jarak jauh dan sanggup menerima konsekuensi yang akan terjadi.

48
Ibu AS Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
48

Sedangkan informan Ibu FSK, juga mengatakan hal serupa


tentang alasan memutuskan untuk bekerja Kalimantan Barat, seperti
yang diungkapkannya berikut ini:
“Kalo saya itu yang terpenting anak dek. Setiap orang tua pasti
pengen kan semua yang anak minta bisa beliin, makan enak, punya
mainan kayak temannya. Kalo udah besar gini, anak pengen motor
misalnya, biaya sekolah juga makin mahal. Kalo saya duduk diam di
rumah ya mana mungkin semua pengennya anak bisa terpenuhi.”49
Jadi, informan Ibu FSK dan suaminya sudah sepakat untuk
menjalani hubungan long distance ini demi mencukupi kebutuhan
keluarga meskipun pada awalnya sempat mengalami kebimbangan
untuk mengambil keputusan.
Hal serupa di paparkan oleh Ibu NA berikut ini :
“Dulu saya bilang gini, kalo rezeki bisa dicari di sini tapi kenapa
harus ke papua. Di sini juga banyak loker dan nggak perlu jauh-jauh
dari keluarga. Kalo pulang waktu lebaran, juga mudah. Tapi suami saya
bilang kalau di papua gajinya lumayan buat bikin modal usaha. Trus
saya diberi tahu rencana-rencana suami saya nanti setelah pulang dari
papua, salah satunya ya bikin rumah itu. ya, udah saya nurutin aja.
Siapa tahu juga berhasil. Saya cuma berdoa aja. Dan alhamdulillah,
dengan kerja keras suami, sekarang udah bisa buka usaha dan punya
rumah.”50
Alasan keluarga Ibu NA memutuskan untuk menjalani hubungan
long distance adalah faktor perbaikan ekonomi keluarga. Awalnya, Ibu
NA sempat membujuk suaminya agar tidak perlu bekerja ke papua Ibu
NA mengaku bahwa ia takut jika nantinya tidak bisa menjalankan peran
dengan baik atau terjadi hal-hal yang sama sekali tidak ia inginkan.
Namun, karena keputusan suaminya yang sudah bulat, membuat Ibu NA
mau tidak mau harus menuruti keputusan tersebut.
49
Ibu FSK Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
50
Ibu NA Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
49

Hal serupa di ungkapkan oleh Ibu RP sebagai berikut :


“Saya dulu nggak pernah nyangka bakal ngalamin kayak gini
kang.. maksudnya harus tinggal berjauhan dengan suami. Saya kira
ya cuma sebentar, paling nggak lima tahun. Lha ternyata lama banget
sampek sekarang. Keluarga suami saya kan emang banyak yang kerja
ke Sulawesi , Yang saya rasa, kelurga suami saya seakan-akan kalau
nggak kerja ke sulawesi itu nggak afdhol. Jadi setelah menikah
dengan saya, suami saya tiba-tiba pamit mau kerja di sulawesi Ya
kaget banget. Tapi mau gimana lagi, nggak bisa saya bohongi kalau
kerja di sulawesi penghasilannya emang lumayan. Sekarang saya dan
suami udah bisa bangun rumah sendiri. Itung-itung latihan hidup
mandiri lah.”51
Alasan keluarga Ibu RP memutuskan untuk menjalani hubungan
long distance adalah karena memang dari dulu keluarga suaminya
banyak yang bekerja ke luar negeri. Hal ini seakan-akan dianggap
sebagai tradisi oleh keluarga suaminya, karena selain penghasilan yang
lumayan, bagi suaminya mencari pekerjaan di luar negeri lebih mudah
daripada di dalam negeri. Oleh karena Ibu RP tinggal di rumah mertua,
maka keputusan Ibu RP untuk melakukan migrasi semi permanen mau
tidak mau harus dia terima.
Hal serupa juga di ungkapkan oleh Ibu IMP yang telah di paparkan
berikut ini :
“Awalnya kan saya memang kurang setuju ya dek. Trus suami
saya selalu membujuk saya terus de Saya emang sering bilang saya
tidak akan mengijinkan suami saya ungtuk bekerja di Sulawesi soalnya
jauh nanti kalau misalnya saya ada keperluan susah kalau suami saya
jauh tapi si Saya sadar kalau ekonomi di keluarga kami masih kurang
untuk kebutuhan sehari-hari , tapi mau gimana lagi. Yang bisa saya

51
Ibu RP Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
50

lakuin ya pasrah aja dan mendengarkan semua yang suami saya


katakan.52
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ibu IMP di awal
menjalani long distance karena tuntutan-tuntutan yang tidak bisa
seluruhnya terlaksana sebagaimana pasangan yang tinggal berdampingan
dan Ibu IMP awalnya tidak setuju suaminya bekerja di Sulawesi tetapi
Ibu IMP sadar bahwa ekonominya masih kekurangan dan akhirnya Ibu
IMP mwngizinkan suaminya untuk ke sulawesi.
Hal serupa juga di ungkapkan oleh Ibu CU yang telah di paparkan
berikut ini :
“Saya dulu selalu meyakinkan diri bahwa saya dan suami bisa
menjalani hubungan seperti ini. Karena saya lihat banyak yang berhasil
juga. Suami istri sama-sama mengerti dan bisa segera menyesuaikan.
Tapi ternyata nggak semudah itu. kalau saya dicurhati saya sebenarnya
kasihan sama suami harus bekkerja di jauh maupun anak saya harus
jauh dari ayahnya. Seharusnya saya dan suami ada di rumah untuk
mengurus anak bersama. Sempat saya merasa bingung, apa lebih baik
saya ikhlaskan suami saya bekerja di Kalimantan selatan Tapi saya
pikir-pikir lagi, pekerjaan saya belum cukup membiayai keluarga saya.
Sayang kalau dilepas gitu aja. jadi saya anggap bahwa keluhan suami
dan anak saya itu salah ujian dalam hidup saya dan saya harus tetap
semangat. Karena ini juga buat mereka, bukan saya sendiri.53
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa informan harus
berpisah dengan suaminya, informan Ibu CU, sehingga muncul
perasaan takut karena belum terbiasa dengan kondisi tersebut.
Persoalan tentang anak mereka membuat informan Ibu CU merasa
tidak bisa mengatasinya sendiri sehingga selalu membutuhkan
bantuan dari suaminya tetapi mau tidak mau Ibu CU harus terbiasa.
52
Ibu IMP Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022

53
Ibu CU Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
51

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Ibu SI yang telah di paparkan


berikut ini :
Yaa.. awalnya saya ga rela kalau harus pisah dengan suami saya
kang tetapi kan saya di sini dengan suami saya masih kekurangan biyaya
untuk kebutuhan sehari- hari kang dan saya juga kan harus membiyayai
anak sekolah dan lainnya, kalau misalnya suami sahya bekerja di sini
suah kang.. cari pekerjaan di sini tuh.. yam au ga mau saya dan suami
saya sepakat untuk berpisah untuk memenuhi kebutuhan hidup kang.54
Jadi dapat di simpulkan bahwa ibu SI mengizinkan suaminya
untuk bekerja di bogor ungtuk memenuhi kebutuhan hidupnya di
karenakan di purwakarta sulit untuk mendapatkan pekerjaan pada
akhirnya suami istri itu rela untuk menjalankan pernikahan jarak jauh.
Hal serupa juga di ungkapkan oleh Bapak JR yang telah di
paparkan berikut ini :
Duh gimana ya kang awalnya saya tidak mau pisah dengan istri
saya yang harus bekerja di tanggerang tetapi kang tadinya si bekerja di
purwakarta tetapi habis kontrak di pabriknya ..karena di tanggerang
juga banyak sodara dari istri saya yasudah istri saya akhirnya bekerja di
tanggerang kang.. dan saya juga di sini masih kurang kang untuk
membayar sekolah anak dan keperluan sehari-hari apalagi kang di sini
susah cari pekerjaan nah kebetulan sodara istri saya ada yang
menawarkan pekerjaan kepada istri saya akhirnya istri saya pergi untuk
bekerja di tanggerang..ya walaupun saya takut sekali di sini itu
merasakan kejenuhan kalau istri saya jauh sama saya tetapi mau
bagaimana lagi gtidak ada pilihan lain kang saya jkuga sebagai kuli
bangunan ya ga seberapa pendapatannya apalagi kan pendidikan saya
hanya sampai SD jadi susah kang mencari pekerjaan di sini.55

54
Ibu SI Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
55
Ibu JR Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
52

Dengan demikian, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa


Bapak JR men dukung istrinya bekerja di tanggerang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
dampak faktor pendorong suami istri menjalankan pernikahan jarak jauh
( Long Distance Marriage ) adalah :
1. Faktor Ekonomi
Salah satunya adalah faktor ekonomi yang belum dapat tercukupi
dikarenakan suami tidak memiliki pekerjaan tetap bahkan suami tidak
bekerja. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya kebutuhan rumah tangga
yang tidak diimbangi dengan pemasukan atau pendapatan keluarga.
Keadaan tersebut membuat banyak suami istri yang memutuskan
untuk menjalankan pernikahan jarak jauh ( Long Distance Marriage ).
2. Pekerjaan
Alasan pekerjaan biasanya didasari atas pertimbangan ekonomi di
mana bisa saja diakibatkan promosi jabatan yang mengharuskan
seseorang itu harus menetap pada satu daerah. Sering kali alasan
pekerjaan tidak memberikan
kepastian jangka waktu tertentu bagi seseorang untuk bertugas di
lokasi yang baru. Hal ini juga yang sering menjadi permasalan atau
tantangan bagi para pasangan ataupun bagi keluarga.
3. Pendidikan
Alasan pendidikan biasanya memiliki jangka waktu tertentu, hal ini
biasanya terjadi pada pasangan muda (adjusting couple) yang baru
menjalani perkawinan. Namun, ini juga dapat terjadi pada pasangan yang
sudah menjalani perkawinan cukup lama dikarenakan masih merasa
harus menjalani pendidikan setinggi mungkin.
4. Alasan Penyesuaian
Pindah dari kota atau daerah baru bagi seseorang memang
memerlukan penyesuaian baik dalam hal kebiasaan dalam pekerjaan,
lingkungan kehidupan di sekitar lokasi baru. Hal ini juga menjadi salah
53

satu menyebabkan pasangan atau keluarga memilih untuk tetap tinggal di


daerah semula hingga akhirnya seseorang memutuskan untuk menjalani
perkawinan jarak jauh.
5. Alasan Kebutuhan Khusus
Kebutuhan khusus juga dapat menjadi penyebab untuk menjalani
perkawinan jarak jauh, misalnya dikarenakan orang tua sakit-sakitan
yang memerlukan perawatan khusus dan ingin dirawat oleh anaknya
sendiri sehingga memungkinkan untuk tetap tinggal bersama orangtua
dan terpisah dari pasangan. Kebutuhan khusus ini yang membuat
pasangan atau sebagai anak harus tetap tinggal di satu kota yang sama
dengan orang tua yang menjadikan harus menjalani pekawinan jarak
jauh.
Jadi, kesimpulan yang dapat dipaparkan dari pasangan suami istri
yang menjalani pernikahan jarak jauh yakni pernikahan jarak jauh adalah
faktor ekonomi dan suatu situasi di mana pasangan suami istri dipisahkan
oleh jarak sehingga tidak memungkinkan adanya kedekatan secara fisik
dalam beberapa periode waktu tertentu.

b. Dampak yang terjadi dari pernikahan jarak jauh ( Long Distance


Marriage ) Di Wilayah Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan
Purwakarta, Kabupaten Purwakarta
Keluarga merupakan salah satu unit sosial yang mana hubungan
antar anggotanya terdapat saling ketergantungan yang tinggi. Oleh karena
itu, konflik dalam keluarga merupakan suatu keniscayaan. Konflik di
dalam keluarga dapat terjadi karena adanya perilaku oposisi atau
ketidaksetujuan antara anggota keluarga. Prevalensi konflik dalam
keluarga berturut-turut adalah konflik sibling, konflik orang tua juga anak
dan konflik pasangan. Walaupun demikian, jenis konflik yang lainpun
juga dapat muncul, misalnyaantara menantu dan mertua, dengan saudara
ipar, dengan paman, dengan bibi atau bahkan dengan sesama ipar
menantu.
54

Konflik ini sering terjadi apabila kurangnya komunikasi antar


keluarga, kurangnya waktu bersama sesama keluarga, anggota keluarga
yang kurang pengertian satu sama lain dan suami melalaikan nafkahnya
kepada istri dan anaknya itulah yang sering menjadi konflik dalam rumah
tangganya. ribut-ribut besar erring terjadi karena istri tidak sempat
masak untuk kebutuhan sehari-hari sajamereka terkadang tidak di
berikan oleh suaminya , suami jadi marah, dan terkadang anak mereka
ingin uang jajan saja susah dan akhirnya anak sering marah kepada
ibunya karena jarang di berikan uang oleh ibunya.
Konflik merupakan aspek normatif dalam suatu hubungan, maka
keberadaan konflik tidak otomatis berdampak negatif terhadap hubungan
maupun individu yang terlibat dalam hubungan. Konflik baru akan
berdampak negatif bila tidak dikelola dengan efektif dan akan menjadi
gejala atau faktor yang menyumbang akibat negatif pada individu
maupun keluarga secara keseluruhan.
Setelah menikah, suami dan istri akan bekerja sama dalam banyak
hal. Mulai dari menyeimbangkan hak dan kewajiban, berbagi fikiran dan
perasaan untuk masa depan beradaptasi satu sama lain dalam satu atap,
hingga bercengkrama mengenai masalah finansial. Idealnya, suami
memiliki perkerjaan yang stabil untuk menunaikan kewajibannya dalam
memberikan nafkah kepada keluarga.
Selama menjalani pernikahan jarak jauh banyak sekali rintangan
yang harus mereka hadapi. Masalah bisa datang dari berbagai hal dan
tugas mereka sebagai pasangan suami istri adalah melewati halangan itu
demi mempertahankan keutuhan rumah tangga. Selayaknya berada
dalam sebuah hubungan, tiap-tiap pasangan tentunya menginginkan
keharmonisan dan kepuasan dalam pernikahan. Keharmonisan itu bisa
diwujudkan jika keduanya berusaha saling memahami, beradaptasi, dan
menerima situasi yang ada. Ketika mereka menjalani hubungan
pernikahan jarak jauh, hal yang bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan
rumah tangga mereka adalah dengan menciptakan komunikasi yang baik.
55

Hal tersebut juga dilakukan oleh pasangan suami istri yang sering
melakukan komunikasi via telepon. Keduanya saling memberi kabar
tentang bagaimana keadaan masing-masing dan pencapaian-pencapaian
yang telah didapatkan. Namun, tidak menutup kemungkinan konflik juga
bisa muncul meskipun sudah berusaha menjalin komunikasi seperti yang
diinginkan keduanya.
Seperti yang telah di alami oleh Ibu AS yaitu sebagai berikut :
“dampaknya, saya keteteran ngurus pekerjaan rumah, ngurus
anak dan orang tua juga. Dan saya memang sering tanya kepada
suami saya lewat telepon. Tapi kadang nggak diangkat. Kalau
diangkat pasti bilang dia lagi sibuk dan nanti bakal nelpon balik. Satu
dua kali masih saya maklumi dan saya mencoba menyelesaikan
pekerjaan dengan cara saya sendiri. Tapi lama kelamaan seperti itu
terus, kan saya ya agak gimana gitu. Padahal saya kalau nelpon itu
pengen ngomong penting atau ada hal yang saya nggak tahu caranya
mengatasi. Sempat marah saya waktu itu, tapi ya nggak lama-lama
kalau suami bekerja di jauh itu gini jadi susah komunikasinya kadang
di angkat kadan tida kang...”56
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga Ibu AS
kurang bisa beradaptasi di awal menjalani long distance karena tuntutan-
tuntutan yang tidak bisa seluruhnya terlaksana sebagaimana pasangan
yang tinggal berdampingan. Akibat dari hubungan long distance ini
adalah konflik peran yang mana sering kali berasal dari istri yang bekerja
dan berpenghasilan. Masalah yang berhubungan dengan peran ini
mungkin tergantung pada sikap suami. Artinya, jika dapat menerima
kondisi istrinya, masalah penyesuaian dapat dipermudah. Namun,
keduanya memilih untuk menyikapi keadaan masing-masing dengan
bijak dan tetap melanjutkan pernikahan mereka demi anak sampai
dengan sekarang.
56
Ibu AS Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
56

Hal serupa juga di telah paparkan oleh Ibu FSK sebagai berikut :
“Dampaknya ke anak kang anak saya selalu nanyain bapaknya,
ya gimana lagi kalau nggak ditelponkan. Ya saya sebenarnya udah
kasih pengertian sama anak kalau bapaknya sedang sibuk. Tapi
semakin hari anak saya semakin, yaa.. bandelnya kayak apa. Kalau
ada bapaknya di rumah kan nggak berani macem-macem soalnya
yang ditakuti cuma bapaknya. Tapi waktu saya pengen ngomongin
masalah bandelnya anak saya, suami saya nggak bisa lama-lama
telponnya. Waktunya cuma sebentar. Padahal masih banyak yang
belum saya bicarakan. Kadang itu yang bikin hubungan saya dan
suami agak renggang. Kalau udah gitu, saya sempat khawatir tentang
banyak hal. Seperti, ya takut kalau kayak mereka-mereka yang milih
cerai daripada terus-terusan jauh. Tapi, saya selalu mencoba
mengatasi semuanya. Saya nggak mau nasib saya kayak orang-orang
itu.”57
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa informan Ibu FSK
mengalami masalah penyesuaian diri ketika harus berpisah dengan
suaminya, , sehingga muncul perasaan takut karena belum terbiasa
dengan kondisi tersebut. Persoalan tentang anak mereka membuat
informan Ibu FSK merasa tidak bisa mengatasinya sendiri sehingga
selalu membutuhkan bantuan dari suaminya. Selain itu, banyak sekali
contoh pasangan suami istri yang berakhir di meja pengadilan untuk
melakukan gugatan cerai hanya karena konflik-konflik yang terjadi
diantara pasangan suami istri long distance. Hal ini semakin menambah
kekhawatiran informan Is tentang nasib pernikahannya. Namun, Ibu FSK
selalu memberikan dukungan pada suaminya bahwa yang dilakukannya
saat ini hanya untuk membahagiakan keluarga.
Hal serupa terjadi pada keluarga Ibu NA yang telah di paparkan
sebagai berikut :

57
Ibu FSK Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
57

“Ya dulu waktu masih awal pisah, pengennya sering telfonan.


Saya dan anak kangen. Tapi suami saya itu giat banget kerja, jadinya
sibuk sibuk mulu. Kalau saya telfon pasti jawabannya nanti ya masih ini,
masih itu, lagi ngerjain apa gitu. Awalnya saya maklum, emang lagi
kerja. Saya juga nggak tahu sesibuk apa pekerjaannya. Tapi lama-lama
kok sering, trus saya ya agak sebel juga. Kalau saya udah diem, ya baru
deh suami saya sering nelpon. Nanya basa basi, biar saya nggak marah
lagi.”58
Dengan demikian, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa
komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi Ibu NA, karena hanya
dengan komunikasi, Ibu NA bisa tetap mempertahankan keutuhan rumah
tangga mereka. suaminya mengabaikan panggilan-panggilan istrinya
dengan alasan kesibukan. Rasa kurang pengertian terhadap situasi dan
kondisi yang dialami membuat pasangan ini sering bersitegang. Namun,
sebisa mungkin keduanya tidak berlarut-larut menuruti ego masing-
masing dan mencoba yang terbaik untuk mempertahankan rumah tangga
hingga sekarang
Hal serupa di alami oleh Ibu RP yang gtelah di paparkan sebagai
berikut :
“suami saya memang jarang telfon dan susah sekali untuk di
gtelpon mungkin sibuk dengan kerjaannya anak saya menanyakan ayah
nya terus apalagi kang uang yang di kirim dari suami saya itu tidak
langsung di kirimkan ke saya tetapi di kirim kepada adik suami saya dan
saya yang harus minta ke adik suami saya, kalau di pinta itu suka marah
kang adik suami saya kadang uangnya suka di kasih kadang tidak di
kasih saya suka kesel dan sedih juga apalagi kalau anak saya mau jajan
itu susah kang kalau udah ga ada uang"59

58
Ibu NA Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022

59
Ibu RP Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
58

Jadi dapat di simpulkan bahwa suami Ibu RP jarang menelpon dan


susah untuk di hubungi bahka uang gajih dari suaminya tidak pernah di
kirimkan langsung kepada istrinya tetapi di kirimkan kepada adik
suaminya sehingga menimbulakan percekcokan di dalam rumah
tangganya.
Hal serupa di ungkapkan oleh Ibu IMP yang telah di paparkan
sebagai berikut :
“Saya sekarang jarang nelpon duluan sama suami kang soalnya
percuma jarang di angkat juga sama suami saya juga kasian sama
anak saya selalu menyanyakan ayahnya nangis terus tetapi saya suka
membujuknya lalu saya dan suami untuk berkomunikasi kang kalau
bekerja di jauh.."60
Jadi dapat di simpulkan bahwa dampak dari suami bekerja di
jauh susah berkomunikasi.
Hal serupa juga diutarakan oleh Ibu CU sebagai berikut :
Dampaknya kepada anak saya anak saya ingin seperti anak yang
lainnya main bareng bersama ayahnya tetapi anak saya tidak bisa
seperti anak yang lainnya bisa main bareng jika di hari libur kang, saya
cdan suami juga suka saling curiga satu sama lain kang apalagi kalau
telpon jarang di angkat suka kesel 61
Jadi dapat di simpulkan bahwa Ibu CU dan suaminya selalu adar
rasa curiga satu sama lain dan anak nya pun ingin seperti anak di luaran
sana yang main bareng bersama ayahnya.
Hal serupa di paparkan oleh ibu SI sebagai berikut :
“...ribut-ribut kecil itu seringlah terjadi kadang karena saya tidak
menelpon suami, suami jadi kesalkan, namanya saya tidak sempat harus
urus anak dan keperluan lainnya soalnhya suami saya itu pengennya
saya yang menelpon duluan kang Terjadilah konflik kadang kadang, ya
dari konflik kecil maupun konflik besar...”.62
60
Ibu IMP Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
61
Ibu SI Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
62
Ibu CU Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
59

Dan Hal serupa di ungkapkan oleh Bapak JR sebagai berikut :


Yaa sering de ribut sama istri saya karena saya kesal sekali setiap
di telpon nanti langsung di matiin begitu aja bilangnya buru-buru mau
bekerja sibuk inilah itulah dan komunikasi juga jadi susah sama istri
saya de kadang saya suka males nlpn istri saya tp sebenarnya saya
kangen gt sama istri apalagi anak saya tp Alhamdulillah anak saya tidak
selalu sering menanyakan ibunya"63
Oleh karena konflik merupakan aspek normatif dalam suatu
hubungan, maka keberadaan konflik tidak otomatis berdampak negatif
terhadap hubungan maupun individu yang terlibat dalam hubungan.
Konflik baru akan berdampak negatif bila tidak dikelola dengan efektif
dan akan menjadi gejala atau faktor yang menyumbang akibat negatif
pada individu maupun keluarga secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
dampak dari pernikahan jarak jauh adalah :
1. Kurangnya komunikasi
Kesempatan bertemu adalah masalah utama bagi pasangan yang
menjalani hubungan jarak jauh. Akibatnya mereka pun 'balas dendam'
dengan memaksimalkan semua alat komunikasi alternatif, mulai dari
telepon, SMS, chatting dan video call, sehingga pada akhinya
komunikasi melalui alat elektronik ini menjadi kebiasaan.
Sayangnya, komunikasi macam ini tidak benar-benar memuaskan
kedua pihak. Interaksi satu sama lain terasa seperti dibatasi. Padahal
dalam setiap hubungan terutama pernikahan, sentuhan, perasaan
terhubung dan kehadiran pasangan adalah hal yang penting.
2. Memiliki kehidupan yang berbeda
Tinggal di kota atau negara yang berbeda akan membuat Anda dan
pasangan memiliki kehidupan yang berbeda. Misalnya saja, pasangan
Anda dimutasi keluar kota, tentu saja ia akan beradaptasi dengan
63
Ibu JR Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
60

kehidupan di daerahnya. Sementara Anda tetap menjalani hidup di kota


besar. Lambat laun, kebiasaan Anda dan dia tidak akan sama seperti
dahulu kala dan tak jarang hal ini menjadi konflik.
3. Rentan perselingkuhan
Pernikahan jarak jauh cenderung lebih banyak alami cobaan
terutama, perselingkuhan. Pada awalnya mungkin Anda dan pasangan
bisa menahannya. Namun ketika rasa kesepian terus-menerus datang, dan
wanita atau pria menarik muncul di saat yang tidak diharapkan maka
perselingkuhan bukanlah hal yang tak mungkin. Jarak, rasa kesepian dan
biasanya, alkohol, bisa menjadi pemicu masalah ini.
4. Kurangnya kepercayaan
Bukannya tidak mungkin, setelah membaca poin ke tiga tadi Anda
menjadi panik dan mulai tidak mencurigai pasangan. Sayangnya hal
tersebut justru tidak memperbaiki keadaan. Banyak pernikahan jarak jauh
yang akhirnya berakhir karena rasa curiga dan cemburu. Hal ini biasanya
terjadi pada pasangan yang belum siap menjalaninya.
5. Biaya yang dikeluarkan
Bagi pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh, kebersamaan
berarti biaya tiket pesawat atau kereta dan juga biaya hotel. Belum lagi,
tagihan telepon, biaya pengiriman paket, serta biaya internet agar bisa
tetap berkomunikasi setiap saat. Pernikahan jarak jauh membutuhkan
biaya yang sangat mahal.
Selain itu, Anda yang merasa kesepian akan membutuhkan
'pengalih perhatian'. Misalnya dengan berbelanja atau berkumpul
bersama teman-teman, tentu saja hal tersebut membuat tagihan Anda
semakin membengkak.
6. Ekspektasi yang berbeda
Apa yang Anda dan pasangan pikir mengenai pernikahan jarak
jauh bisa jadi tidak sama saat harus menentukan kebahagiaan dan
keberhasilan hubungan tersebut. Hubungan jarak jauh dapat berarti hal
yang berbeda untuk orang yang berbeda. Bagi Anda hubungan ini adalah
61

'tragedi' sedangkan bagi dia adalah 'liburan jangka panjang'. Jika


pasangan tidak saling membagi harapan sebelum berpisah, bisa jadi hal
ini terus menjadi konflik.
7. Masalah anak
Perkawinan jarak jauh juga memunculkan masalah dari urusan
anak. Jika sudah punya anak, suami harusnya sadar bahwa beban istri
akan lebih berat karena harus mengurus anak sendirian. Sebaliknya jika
belum memiliki anak, memutuskan kapan punya anak atau anak ikut ibu
atau ayah merupakan topik yang paling membuat stres.

c. Upaya yang di lakukan Keluarga Dalam Mengatasi Dampak dari


pernikahan jarak jauh ( Long Distance Marriage ) Di Kelurahan Tegal
Munjul Kabupaten Purwakarta
Upaya yang dilakukan keluarga istri yang di lalaikan oleh suaminya
Seperti yang telah dipaparkan oleh Ibu AS dalam wawancara yang dilakukan
oleh peneliti, sebagai berikut :
Cara mengatasinya Ya saya dan suami mencari solusi tentang
masalah yang dihadapi dan di selesaikan dengan kepala dingin bicara
baik-baik dengan suami saya64
Hal serupa di paparkan oleh ibu FSK sebagai berikut :
“...Ya saya sebagai istri cuma bisa menyemangati dan mensupport
suami kita sama –sama saling menyemangati dan menyelesaikan
masalah dengan secara baik kanga tau tidak saya memanggil dengan
panggilan mesra kepada suami saya seperti panggilan sayang ...”65
Hal serupa di paparkan oleh Ibu NA sebagai berikut :
Kalau ada masalah dengan suami saya dan suami menyelesaikan
dengan secara baik-baik aja kang kalau ada masalah cari solusinya
bersama-sama dan saling percaya satu sama lain aja 66
Hal serupa di paparkan oleh Ibu RP sebagai berikut :
64
Ibu AS Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
65
Ibu FSK Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
66
Ibu NA Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
62

Ya..kang dibicarakan secara baik-baik saja jangan dipendam


sendiri nanti malah bikin besar masalahnya tidak enak dihati… Ya
saya sebagai istri saya memberi contoh yang baik untuk anak saya .
Komunikasi yang baik dan saling percaya biar tidak terjadi
kesenjangan bagi keluarga saya biar tetap harmonis.67
kalau sulit untuk memecahkan ya minta pendapat dari teman
atau orang tua saya untuk sebagai penengah agar tidak terus larut
dalam konflik dan saya juga mengalah biar tidak terus menerus
berkonflik68.
Dan juga pernyataan dari Ibu IMP Ibu CU, Ibu SI dan Ibu JR
sebagai berikut:
Caranya ya saling percaya satu sama lain, jangan mudah
berburuk sangka, komunikasi harus terjaga. Kasihan suami saya
sudah bekerja jauh-jauh takuntya ada pikiran kan kalau banyak
konflik dan keluarga jadi tidak harmonis”. ( wawancara dengan Ibu
IMP ) 69
Ya kang kita itu harus pandai-pandai bisa menyelesaikan
konflik berbicara dengan baik-baik, dengan kepala yang dingin,
sehingga bisa menemukan jalan keluarnya. omunikasi harus terjaga.
( wawancara dengan Ibu CU)70
Begitu kang ..cara mengatasinya ya dibicarakan dengan baik-
baik, tidak boleh saling menyalahkan satu sama lain, dan harus ada
yang mengalah. Karena kalau sama-sama kekeh tidak mau mengalah
pasti masalahnya semakin rumit dan tidak cepat selesai. ( wawancara
dengan Ibu SI)71

67
Ibu RP Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
68
Ibu IMP Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
69
Ibu CU Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
70
Ibu SI Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
71
Ibu JR Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
63

Yaa.. kang caranya cari jalan keluarnya komunikasi lagi lebih


baik agar masalahnya tidak gterus berlarut-larut kang.( wawancara
dengan Bapak JR )72
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
salah satu upaya suami menyelesaikan konfliknya strategi yang dipakai
keluarga terpisah dalam mengupayakan keutuhan keluarga
adalah :
1. Perlakuan Baik dan Ketaatan.
Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam yaitu
memperlakukan istri dengan baik, bersikap lapang dada,
serta sabar menghadapi istri sesuai dengan yang dianjurkan
dalam syariat. Dan juga tahu bagaimana Cara
Membahagiakan Istri Tercinta. Sementara Kewajiban Istri
Terhadap Suami dalam Islam adalah mentaati perintah
suami (selama perintah itu dalam hal kebaikan).
2. Saling Memahami.
Latar belakang maupun lingkungan tempat pasangan
tumbuh mungkin berbeda dengan diri sendiri. Sebagai
istri/suami yang baik hendaknya dapat mengerti bahwa hal
tersebut tidaklah seharusnya memengaruhi dalam berperilaku
atau interaksi dalam rumah tangga, apalagi sampai
memengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk suatu
tindakan. Kewajiban dalam Rumah angga bagi suami/istri
yaitu saling memahami keadaan yang demikian demi
mencapai keselarasan dalam berumah tangga.
3. Jujur Satu Sama Lain.
Dalam kehidupan berumah tangga tidaklah luput dari
yang namanya perbedaan pendapat dan ketidaksinambungan

72
Ibu JR Wawancara Mendalam, Purwakarta 29 Agustus 2022
64

dalam berbagai hal. Kunci Rumah Tangga Bahagia yang


harmonis yaitu saling memahami satu sama lain dan harus
bisa bersikap terbuka dan jujur akan apa yang dipikirkan dan
hendak dilakukan. Kejujuran merupakan pondasi penting
dalam membangun rasa kepercayaan satu sama lain. Sulit
untuk memahami pasangan jika tidak ada rasa kepercayaan di
antara keduanya. Jika suami atau istri ada yang melakukan
kesalahan, janganlah sungkan untuk terlebih dahulu meminta
maaf. Keberanian dalam mengakui kesalahan tentu akan
meningkatkan rasa percaya oleh pasangan.
4. Saling Menghormati.
Tiap individu merasa perlu untuk dihormati dan dihargai,
termasuk bagi pasangan suami istri. Istri diwajibkan untuk taat
dan mematuhi suami, dengan kata lain ia juga harus
menghormati suami selaku kepala keluarga. Begitu pula
dengan suami harus menghormati istri. Sehingga tercipta
rasa saling menghargai satu sama lain.
5. Berusaha Menyenangkan Pasangan.
Menyenangkan pasangan ada berbagai cara,
memasakkan makanan kesukaan suami, atau suami yang
memuji masakan istri karena pada dasarnya manusia
memang senang ketika mendapat pujian.Maka, saling
memujilah satu sama lain namun agar bisa saling saling
menyenangkan. Terutama apabila memuji dilakukan
dihadapan orang lain misalnya Keluarga atau teman dengan
menyebut kebaikan suami/istri. Memprioritaskan satu sama
lain guna menumbuhkan rasa sayang Cinta di antara
pasangan.
6. Mencari Solusi Bersama.
Menikah berarti membangun hidup bersama, saling
berbagi satu sama lain, begitu juga ketika ada masalah
65

atau Konflik dalam Keluarga yang melanda harusnya


dibicarakan berdua agar menemukan solusi bersama. Suami
atau istri adalah partner dalam berbagai hal. Bahkan jika
hanya masalah kecil saja, tidak ada salahnya untuk meminta
pendapat pada pasangan untuk menemukan penyelesaian.
Dengan begitu, hubungan antar suami istri akan semakin erat.
7. Memanggil dengan Panggilan Sayang.
Berpedoman pada Rasulullah SAW ketika beliau
memanggil Aisyah RA dengan sebutan Humaira, yang
artinya Merah Delima. Tiada salahnya jika suami juga
memberikan panggilang kesayangan pada istri seperti halnya
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tersebut. Istri pun juga
bisa melakukan hal yang sama terhadap suami. Karenanya,
pilihlah panggilan yang memang benar - benar baik
dan pasangan juga menyukainya komunikasi yang baik,
lancar di dalam keluarga jarak jauh berupa pesan singkat
(sms), telepon yang intensif setiap harinya, menjalin
kedekatan dan keakraban di antara anggota keluarga dengan
cara mengadakan acara keluarga yang dilaksanakan di
rumah ataupun di luar rumah.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian dan pembahasan serta analisis yang terdapat dalam
skripsi ini, maka sebagai akhir dari kajian ini akan penulis simpulkan hal-hal
penting sebagai berikut:
1. Faktor penyebab pasangan suami istri menjalankan pernikahan jarak jauh
( long distance Relationship ) di Desa Kelurahan Tegal Munjul
Kecamatan Dampak penyebab pasangan suami istri menjalankan
pernikahan jarak jauh ( long distance Relationship ) di Desa Kelurahan
Tegal Munjul Kecamatan Purwakarta Kabupaten purwakarta diantaranya
ada meliputi Faktor ekonomi, Pendidikan, pekerjaan, penyesuaian
kebutuhan khusus.
2. Dampak yang terjadi dari pernikahan jarak jauh ( Long Distance
Marriage ) Di Wilayah Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta,
Kabupaten Purwakarta dampak negatif diantaranya yaitu sering terjadi
konflik, rentan perselingkuanh, kurangnya kepercayaan,Kebutuhan
kurang terpenuhi, ekspetasi yang berbeda dan masalah anak.
3. Upaya yang dilakukan keluarga dalam mengatasi dampak negatif dari
pasangan suami istri menjalankan pernikahan jarak jauh ( long distance
Relationship ) di Desa Kelurahan Tegal Munjul Kecamatan Purwakarta
Kabupaten purwakarta antara lain yaitu Perlakuan Baik dan Ketaatan,
saling memahami, jujur satu sama lain, saling menghormati, berusaha
menyenangkan pasangan, mencari solusi bersama, memanggil dengan
panggilan sayang.

67
68

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi pembaca, agar selalu mempelajari dan banyak membaca literatur yang
berkaitan dengan keharmonisan dalam rumah tangga dan memahami lebih
mendalam mengenai rumah tangga.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan judul yang sama
disarankan untuk mempertimbangkan ketersediaanya referensi, baik dalam
buku, artikel, modul, maupun yang lainnya. Hal ini perlu karena referensi
mengenai Hak dan Kewajiban Suami dan Istri dirasa masih kurang sehingga
tidak terkesan penggulangan terhadap peneliti sebelumnya.
3. Bagi anggota rumah tangga di wilayah Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan
Purwakarta, Kabupaten Purwakarta agar selalu menjaga keharmonisan rumah
tangga, keutuhan keluarga, saling percaya satu sama lain dan memelihara nilai-
nilai dalam berumah tangga, saling menghargai antara suami dan istri dan
pengertiannya diantara keduanya lebih di tingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group,


2016
Abdul Rahman Ghozali, M.A., Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2003
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2017
Dedi Junaedi, Keluarga Sakinah (Pembinaan dan Pelestariannya), Jakarta: CV
Akademik Pressindo, 2007
Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013
Khoirul Abror, Poligami Dan Relavansinya Dengan Keharmonisan Rumah
Tangga (Studi Kasus Di Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung), Jurnal
Al-„Adalah Vol.XIII, No. 2, Desember (2016)
Imam Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Ibn Katsir Al-Yamamah,
1987), Kitab Al-Janaiz, Bab Idza Aslam Al-Shabiyyu Fa
MataHalYushalli’alaihi Jilid I, Hadis No. 1293, h. 456
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group,
2016
Khoirul Abror, Poligami Dan Relavansinya Dengan Keharmonisan Rumah
Tangga (Studi Kasus Di Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung), Jurnal Al-
„Adalah Vol.XIII, No. 2, Desember (2016)
Undang-undang No.52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga.
Ahmad Mukhtar Umar, (2008). Mu‘jam al-Lughah al-Arabiyah
alMu‘ashirah(Kairo: Daar al-Kutub).
Abdul Ghafur,Waryono,(2006). Hidup Bersama al-Quran,(Yogyakarta:
Rihlah).
Rahim Faqih,Aunur,(2001). Bimbingan Dan Konseling dalam Islam,
(Jogjakarta: UII press).
Buseri, Kamrani, (2010).Pendidikan Keluarga Dalam Islam dan Gagasan
Implementasi, (Banjarmasin: Lanting Media Aksara Publishing House).
Mufidah Ch,(2008). Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN Malang Prees).
Khairuddin,(2002). Sosiologi Kelurga. (Yogyakarta : Liberty).
Ahmadi,Abu, (2002). Psikologi Sosial. (Jakarta : Rineka Cipta, 2002).
W. J,Goode, (2008). Sosiologi Keluarga ( Jakarta: PT Bumi Aksara).
Rakhmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandaatmaja, (1994). Keluarga Muslim
dalam Masyarakat Modern (Bandung : Remaja Rosdakarya).
Bina KUA dan Keluarga Sakinah. 2017. Fondasi Keluarga Sakinah. Jakarta:
Subdit Bina Keluarga Sakinah.
Satriah, Lilis. 2018. Bimbingan Konseling Keluarga untuk Mewujudkan
Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Bandung: FOKUS
MEDIA
Drajat, Zakiyah. 1995. Ilmu Fikih Jilid 2. Yogyakarta: PT. Dana Bakti
Wakaf.
Kartono, (2004). Sosiologi (Surakarta, pustaka cakra surakarta).
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 7, Bandung: PT Alma‟arif, 1997
Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga(Pedoman Berkeluarga dalam Islam),
Jakarta: Amzah, 2012
Al-Bukhari (No. 5194) Kitab An-Nikah, Muslim (No. 1436) Kitab An-Nikah,
Abu Dawud ( No. 2143) Kitab An-Nikah, dan Ahmad ( No. 7 )
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh
Munakahat (Khitbah, Nikah dan Talak), Jakarta: Amzah, 2011
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam Edisi Revisi, Bandung:
CV Nuansa Aulia, 2012
Eka Rahmah Eliyani, Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami
Isteri, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 1 Nomor 2 , 2013
Abdul Rahman Ghozali, M.A., Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2003
Wawancara Bersama IBU AS, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU FSK, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU NA, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU RP, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU IMP, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU CU, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU SI, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
Wawancara Bersama IBU JR, wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Agustus 2022.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar – gambar ( dokumentasi )

Gambar 1.1 Foto bersama IBU AS

Gambar 1.2 Foto bersama IBU FSK


Gambar 1.3 Foto bersama IBU NA

Gambar 1.4 Foto bersama IBU RP


Gambar 1.5 Foto bersama IBU IMP

Gambar 1.6 Foto bersama IBU CU


Gambar 1.7 Foto bersama IBU SI

Gambar 1.8 Foto bersama Bapak JR


PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU AS
1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
enjadikan keluarga tetap harmonis?
8. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
9. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
anda sedang tidak bersama?
10. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
walaupun sedang tidak bersama?
11. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
12. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
menjalani hubungan ldr?
13. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
14. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
15. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
16. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
17. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
18. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?

Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu AS
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU FSK
1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
enjadikan keluarga tetap harmonis?
8. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
9. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
anda sedang tidak bersama?
10. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
walaupun sedang tidak bersama?
11. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
12. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
menjalani hubungan ldr?
13. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
14. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
15. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
16. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
17. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
18. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?

Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu FSK
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU NA

1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
8. enjadikan keluarga tetap harmonis?
9. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
10. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
11. anda sedang tidak bersama?
12. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
13. walaupun sedang tidak bersama?
14. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
15. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
16. menjalani hubungan ldr?
17. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
18. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
19. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
20. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
21. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
22. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?

Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu NA
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU RP

1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
8. enjadikan keluarga tetap harmonis?
9. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
10. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
11. anda sedang tidak bersama?
12. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
13. walaupun sedang tidak bersama?
14. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
15. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
16. menjalani hubungan ldr?
17. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
18. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
19. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
20. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
21. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
22. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?
Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu RP
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU IMP

1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
8. enjadikan keluarga tetap harmonis?
9. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
10. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
11. anda sedang tidak bersama?
12. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
13. walaupun sedang tidak bersama?
14. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
15. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
16. menjalani hubungan ldr?
17. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
18. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
19. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
20. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
21. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
22. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?
Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu IMP
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU CU
1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
8. enjadikan keluarga tetap harmonis?
9. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
10. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
11. anda sedang tidak bersama?
12. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
13. walaupun sedang tidak bersama?
14. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
15. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
16. menjalani hubungan ldr?
17. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
18. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
19. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
20. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
21. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
22. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?
Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu CU
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK IBU SI

1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
8. enjadikan keluarga tetap harmonis?
9. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
10. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
11. anda sedang tidak bersama?
12. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
13. walaupun sedang tidak bersama?
14. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
15. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
16. menjalani hubungan ldr?
17. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
18. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
19. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
20. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
21. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
22. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?
Purwakarta 29 Agustus 2022

Ibu SI
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK BAPAK JR

1. Nama :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
4. Jumlah anak :
5. Usia pernikahan :
6. Bagaimana cara anda mempertahankan pernikahan ini?
7. Strategi apa yang anda lakukan untuk menjaga cinta keluarga dan
8. enjadikan keluarga tetap harmonis?
9. Sebelum menikah apakah sudah terfikirkan tentang kondisi seperti ini?
10. Bagaimana cara anda menghargai dan menghormati pasangan ketika
11. anda sedang tidak bersama?
12. Apakah anda memiliki kepercayaan yang kuat terhadap pasangan
13. walaupun sedang tidak bersama?
14. Apa saja yang anda upayakan untuk keluarga ini agar tetap harmonis?
15. Bagaimana kebutuhan untuk sandang pangan dan papan selama
16. menjalani hubungan ldr?
17. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan biologis?
18. Adakah kecemasan selama tidak bersama dengan pasangan?
19. Apa yang menjadi pembeda dari sebelum kerja merantau dan tidak?
20. Apa yang menjadikan ibu dengan suami menjalani pernikahan jarak jauh ?
21. Dampak apa saja sehingga ibu dan suami menjalani pernikahan jarak
jauh ?
22. Upaya apa yang di lakukan ibu dan suami dalam mengatasi dampak
tersebut ?
Purwakarta 29 Agustus 2022

Bapak JR

Anda mungkin juga menyukai