Anda di halaman 1dari 33

CRITICAL BOOK REPORT

“Male and Female – The Evolution of Human Sex Difference” dalam


pendekatan bab 9 yang berjudul “Evolution and Development of The
Human Mind”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

Kartika Husna Nabila (4203341028)

PSPB 20 D

Dosen Pengampu: Eko Prasetya, S.Pd, M.Sc

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Ny, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Genetika dengan judul buku “Male and Female – The
Evolution of Human Sex Difference” dalam pendekatan bab 9 yang berjudul “Evolution
and Development of The Human Mind”.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan doa, saran, dan kritik hingga makala ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
masih terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritik yang dapat membangun dari
berbagai aspek. Akhirnya saya mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.

Medan, 30 September 2022

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang ............................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................5
C. Manfaat Penulisan ......................................................................................................5
D. Identitas Buku..............................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................7
RINGKASAN ISI BUKU........................................................................................................7
A. KERANGKA KERJA EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN PIKIRAN
MANUSIA ...................................................................................................................7
B. MOTIVASI UNTUK
MENGENDALIKAN ...............................................................................................
.....................................8
C. DOMAIN
RAKYAT...............................................................................................14
D. PENGEMBANGAN SISTEM
FUNGSIONAL ..........................................................................................................
........................18
BAB III....................................................................................................................................22
PEMBAHASAN.....................................................................................................................22
A. Kelebihan Buku..........................................................................................................22
B. Kelemahan Buku........................................................................................................23
BAB IV....................................................................................................................................24
PENUTUP...............................................................................................................................24
A. Kesimpulan.................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam aspek kehidupan dari zaman dahulu hingga saat ini, manusia
mengalami begitu banyak sekali jenis evolusi dan perkembangan. Tiga revolusi
penting yang membentuk jalannya sejarah yaitu Revolusi Kognitif (Revolusi
Pemikiran) mengawali sejarah sekitar 70.000 silam, Revolusi Pertanian mempercepat
sejarah sekitar 12.000 tahun silam dan yang baru mulai berlangsung yaitu Revolusi
Sains yaitu sekitar 500 silam. Dengan adanya sejarah revolusi perkembangan tersebut
dapat diketahui bahwa dari zaman dahulu manusia telah mengalami perubahan dan
perkembangan pola pikir hingga saat ini. Dengan adanya evolusi dan perkembangan
pola pikir dalam perkembangan kehidupan manusia menjadi aspek penting yang
mendukung jalannya kehidupan hingga saat ini.
Secara umum, manusia terdiri atas dua jenis kelamin yang berbeda, yaitu Laki-
laki dan Perempuan. Tentu evolusi dan perkembangan pola pikir pada keduanya
dalam menghadapi dan memikirkan suatu hal juga berbeda. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dan dapat dibahas melalui beberapa pengaruh seperti ekspresi, emosional,
fantasi, perkembangan dan kognitif otak. Selain itu pengendalian evolusi dan
perkembangan kognitif manusia di kedua jenis kelamin yang berbeda juga dapat
dilihat dari beberapa domain yang ada seperti folk psychology atau psikologi rakyat,
folk biology atau biologi rakyat, folk physics atau fisika rakyat dan folk heuristics atau
heuristic rakyat, serta deskripsi tentang bagaimana aktivitas perkembangan
berhubungan dengan ekspresi dari bias yang berkembang. Hal tersebut adalah sebuah
kerangka teoritis yang memungkinkan untuk dapat mengintegrasikan sejumlah besar
perbedaan jenis kelamin manusia dengan cara yang masuk akal dari perspektif evolusi
dan perkembangan.
Dengan adanya perbedaan jenis kelamin ini dapat mempengaruhi bagaimana
motivasi untuk mengontrol diekspresikan secara sosial, dalam fantasi seksual dan
dalam suatu pengaruh. Sebagai salah satu contoh, dalam bias sosial dan politik,
perempuan lebih cenderung untuk mengadvokasikan kebijakan yang menghasilkan

4
distribusi sumber daya yang lebih adil dan investasi yang lebih besar pada anak-anak,
sedangkan laki-laki lebih cenderung untuk mengadvokasi kebijakan terkait dengan
dominasi kelompok.

5
Maka dari itu makalah ini saya buat agar dapat menggambarkan secara
terperinci terkait bagaimana evolusi dan perkembangan pikiran pada manusia yaitu
laki-laki dan perempuan dapat terbentuk berdasarkan beberapa pendekatan dan
kerangka teoritis.

B. TUJUAN
Critical Book Report “Male and Female – The Evolution of Human Sex
Difference” dalam pendekatan bab 9 yang berjudul “Evolution and Development of
The Human Mind” dibuat dengan tujuan untuk :
1. Membahas dan menjelaskan semua materi terkait evolusi dan perkembangan pola
pikiran manusia
2. Mencari informasi dan memahami pendekatan-pendekatan dan kerangka teoritis
yang menjadi dasar adanya evolusi dan perkembangan pola pikir manusia
3. Mengulas terkait apa yang menjadi dasar adanya perbedaan dalam perkembangan
pola pikir laki-laki dan perempuan.

C. MANFAAT
Manfaat yang didapatkan dari adanya kegiatan Critical Book Report ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata kuliah yang telah diberikan oleh dosen pengampu
2. Menambah pengetahuan terkait evolusi dan perkembangan pikiran manusia serta
pendekatan dan kerangka teoritis apa yang menjadi bahan dasar pembahasan yang
digunakan untuk mengulas isi buku tersebut.

D. IDENTITAS BUKU

6
Judul Buku : Male, Female – The Evolution of The Human Mind
Edisi : Kedua
Penulis : David C. Geary
Penerbit : American Psychological Association
ISBN : 978-1-4338-0682-7/1-4-338-0682-7
Tahun Terbit : 2000

7
BAB II
RINGKASAN
BUKU

A. KERANGKA KERJA EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN


PIKIRAN MANUSIA
Kerangka kerja adalah sebuah pernyataan bahwa pikiran terdiri dari sistem
fungsional yang menghasilkan dalam tujuan untuk memperhatikan dan
memproses bentuk informasi yang signifikan secara evolusioner yang mencakup
bias perilaku, afektif dan motivasi yang sesuai. Adanya sistem kerangka ini adalah
untuk mencoba mendapatkan pengaruh sosial dan akses dan kontrol bentuk-
bentuk sumber daya biologis dan fisik yang meningkatkan kelangsungan hidup
dan prospek reproduksi selama sejarah evolusi kita terus berjalan. Kerangka kerja
ini juga berfungsi untuk menghubungkan perbedaan jenis kelamin dalam
pengasuhan, persaingan intraseksual, dan pilihan interseksual dengan perbedaan
jenis kelamin dalam fokus motivasi, ekspresi afektif, perkembangan riwayat
hidup, bias kognitif, dan organisasi otak. Dalam pembahasan ini saya membahas
perbedaan jenis kelamin dalam motivasi dan pengaruh sebagai bagian integral dari
kerangka dasar untuk menghubungkan perilaku reproduksi dengan evolusi
psikologis dan kognitif.

8
9
 Perilaku manusia didorong oleh motivasi untuk mengendalikan sumber daya
sosial, biologis, dan fisik yang cenderung bervariasi dengan kelangsungan
hidup dan hasil reproduksi selama evolusi manusia.
 Puncak segitiga pada gambar tersebut mengartikan terdapat sebuah motivasi
mendasar untuk mencapai suatu kontrol.
 Bagian tengah menunjukkan mekanisme afektif, kesadaran-psikologis, dan
memori kerja pendukung yang mendukung upaya perilaku yang sesuai
untuk mendapatkan pengaruh sosial dan kontrol sumber daya.
 Basis atau dasar dari kerangka tersebut mewakili kelas modul kognitif yang
telah berevolusi untuk memfasilitasi pemrosesan informasi sosial, biologis,
dan fisik yang menonjol secara evolusioner.
 Struktur umum yang ditunjukkan pada gambar tersebut memberikan
kerangka konseptual yang berguna untuk mempelajari perilaku dan kognisi
lintas spesies, meskipun spesifik (misalnya, jenis informasi).

Sebagai contoh terdapat sebuah asumsi bahwa pria dan wanita dan anak
laki-laki dan anak perempuan lebih banyak kemiripan daripada perbedaan
dalam hal struktur dasar sistem fungsional ini. Misalnya, baik wanita maupun
pria memiliki modul kognitif untuk memproses ekspresi wajah, dan bahwa
sistem ini sebagian besar telah dibentuk oleh seleksi alam. Perbedaan jenis
kelamin secara parenting dan dalam pola pilihan interseksual dan kompetisi
intraseksual diprediksi menghasilkan perbedaan jenis kelamin dalam sejauh
mana kompetensi terkait seperti kemampuan untuk menafsirkan ekspresi
wajah diuraikan dalam satu jenis kelamin atau yang lain. Hal tersebut dapat
dimulai dengan ikhtisar mekanisme afektif, psikologis-sadar, dan memori
kerja dan kemudian pindah ke domain rakyat yang sesuai dengan dasar
segitiga.

B. MOTIVASI UNTUK MENGENDALIKAN


Bagi semua spesies yang ada di bumi, ‘seleksi’ adalah salah satu cara yang
telah mendukung evolusi sifat yang memungkinkan setiap individu untuk
mencapai beberapa tingkat akses dan kontrol jenis sumber daya yang telah
mendukung kelangsungan hidup dan reproduksi selama sejarah evolusi spesies.
Terdapat banyak sifat adaptif menghasilkan kontrol sumber daya dan pengaruh
10
sosial.

11
Sebagai salah satu pemisalan, dapat diilustrasikan dengan kembali ke evolusi
paruh pada kutilang Darwin. Ukuran dan bentuk paruh berevolusi untuk
memungkinkan spesies burung finch yang berbeda memanfaatkan sumber
makanan yang berbeda Struktur paruh dan mungkin kepekaan persepsi terhadap
sumber makanan yang dapat ditangani oleh paruh, bersama dengan perilaku
mencari makan untuk makanan ini, semuanya tercakup dalam motivasi untuk
mengendalikan. Konstelasi fungsional dari adaptasi ini menghasilkan
kemampuan burung-burung ini untuk mengidentifikasi jenis makanan
yang tepat dan untuk mengontrol atau
menggunakan makanan ini untuk kelangsungan hidup mereka, tanpa motivasi
sadar atau eksplisit untuk melakukannya. Ketika dikonseptualisasikan dengan
cara ini, adaptasi perilaku, afektif, kesadaran-psikologis, dan kognitif (yaitu,
memori kerja dan modul rakyat) yang dijelaskan di bagian berikutnya
memungkinkan nenek moyang kita untuk memantau dan mempengaruhi
dinamika sosial dan untuk mendapatkan akses ke biologis. (misalnya,
makanan) dan sumber daya fisik (misalnya, wilayah) yang meningkatkan
kelangsungan hidup dan prospek reproduksi mereka.

1. Manfaat Pengendalian
Dalam persaingan jantan-jantan untuk mendapatkan akses ke betina
reproduktif atau kontrol atas sumber daya yang dibutuhkan betina untuk
bereproduksi, maka dibutuhkan pengendalian untuk mengontrol akses laki-laki
lain terhadap perempuan dan sumber daya dan dengan membatasi ekspresi
pilihan perempuan. Hal yang sama berlaku untuk persaingan perempuan-
perempuan dan persaingan atas sumber daya yang dibutuhkan untuk bertahan
hidup.
Motivasi mendasar untuk mengendalikan dan mengontrol telah
berkembang pada manusia dan semua spesies lain karena keberhasilan dalam
mencapai pengaruh sosial dan kontrol sumber daya hayati dan fisik sangat
sering berarti perbedaan antara hidup dan mati atau berkembang biak atau
tidak.

2. Perbedaan Jenis Kelamin


Perempuan dan laki-laki diuntungkan dengan memiliki beberapa

12
tingkat pengaruh dalam hubungan sosial, akses ke sumber daya material, dan
status dalam komunitas mereka (Marmot, 2004), dan dengan demikian jenis
kelamin

13
lebih mirip daripada berbeda dalam hal menginginkan derajat tertentu.
keberhasilan dalam upaya ini. Perbedaan jenis kelamin akan ditemukan dalam
fokus kegiatan yang berhubungan dengan kontrol dan dalam strategi yang
digunakan untuk mencapai kontrol; contohnya adalah penggunaan kekerasan
fisik (lebih umum pada laki-laki) atau agresi relasional (digunakan setidaknya
sesering oleh perempuan sebagai laki-laki) untuk mempengaruhi dinamika
sosial. Intinya adalah bahwa laki-laki biasanya memiliki lebih banyak
keuntungan reproduktif daripada perempuan dengan terlibat dalam kegiatan
politik. Perbedaan jenis kelamin yang sesuai dalam minat dan keterlibatan
dalam arena politik adalah cerminan yang lebih mendasar.
Ada perbedaan jenis kelamin yang konsisten dalam cara pria dan
wanita lebih memilih untuk mengatur dunia sosial mereka dan dalam strategi
(misalnya, kekerasan fisik) yang mereka gunakan untuk mencapai organisasi
ini. Perbedaan jenis kelamin ini tercermin dalam motif sosial dan kepentingan
serta kegiatan politik dan konsisten dengan fokus relatif pria pada upaya kawin
dan wanita pada upaya orang tua. Pria berusaha mencapai dominasi sosial dan
lebih peduli dengan status sosial—keberhasilan budaya—daripada wanita
karena saat ini dan sepanjang sejarah evolusi kita, pencapaian dominasi dan
status menghasilkan lebih banyak istri dan lebih banyak anak. Sebaliknya,
perempuan tidak dapat meningkatkan keberhasilan reproduksi mereka dengan
mendapatkan suami tambahan, tetapi mereka dapat meningkatkan
keberhasilan reproduksi mereka dengan mengorganisir komunitas sosial
dengan cara yang akan meningkatkan kesejahteraan anak-anak mereka.

3. Mekanisme
Mekanisme dalam pengontrolan atau pengendalian terdapat pada bagian
tengah piramida motivasi pengendalian, yaitu kesadaran-psikologis, memori
kerja, dan mekanisme afektif yang mendukung strategi perilaku terkait
kontrol.
a. Sadar psikologis
Mekanisme sadar-psikologis adalah kemampuan manusia untuk
membentuk representasi mental yang sadar dan eksplisit dari situasi yang
berpusat pada diri sendiri dan hubungan seseorang dengan orang lain atau

14
akses terhadap sumber daya dan fisik. Representasi sering melibatkan bentuk

15
perjalanan waktu mental, khususnya simulasi mental masa lalu, sekarang, atau
keadaan masa depan potensial, yang dapat dilemparkan sebagai gambar, dalam
bahasa, atau sebagai kenangan episodik (yaitu, kenangan pengalaman pribadi).
Mekanisme kontrol ini penting karena kegagalan mekanisme ini tampaknya
mengakibatkan depresi dan penghambatan perilaku, yaitu penghentian upaya
untuk mencapai kontrol.

Salah satu fungsi penting dari mekanisme ini adalah untuk


mempertahankan perilaku berorientasi kontrol dalam menghadapi kegagalan.
Mekanisme yang sama ini terlibat dengan ritual, kepercayaan pada kekuatan
psikis, dan sebagainya dan berfungsi untuk mencoba memprediksi dan
mengendalikan peristiwa kehidupan yang berpotensi signifikan (misalnya,
menemukan pasangan, kesehatan kerabat) dan untuk meredakan ketakutan dan
kecemasan terkait dengan tidak memiliki kontrol penuh atas peristiwa ini.

b. Perbedaan Jenis Kelamin.

Perbedaan jenis kelamin dalam fantasi seksual, dalam konten iklan pribadi,
dan dalam fiksi pilihan, menggambarkan konten yang menonjol secara evolusi
yang diwakili dalam kesadaran-psikologis. Berfantasi tentang beberapa
hubungan seksual tidak hanya mencerminkan motif ini tetapi juga dapat
memberikan sarana untuk melatih strategi untuk mencapai hubungan ini.
Dengan tidak adanya alat kontrasepsi, pria yang memiliki fantasi seperti itu
dan mencari banyak hubungan akan terpaksa meninggalkan lebih banyak
keturunan daripada rekan-rekan mereka yang kurang imajinatif. Realisasi
fantasi seperti itu akan mengakibatkan wanita mengembangkan hubungan
jangka panjang dengan pria yang menarik secara fisik, dominan secara sosial,
dan kaya. Pengembangan hubungan seperti itu, pada gilirannya, tidak hanya
akan memberikan gen yang baik kepada keturunannya, tetapi juga
memungkinkannya untuk menciptakan lingkungan sosial dan material yang
stabil dan kaya sumber daya untuk membesarkan anak-anaknya.

16
4. Memori Kerja
Memori kerja adalah kemampuan untuk secara eksplisit membentuk
dan memelihara representasi mental informasi (misalnya, gambar visual, kata)
dan untuk memanipulasi representasi ini. Keterampilan komponen termasuk
kontrol perhatian, kemampuan untuk menghambat pemrosesan otomatis
informasi yang berhubungan dengan rakyat dan kemampuan untuk
menghambat reaksi. Representasi ini dapat dimanipulasi secara sistematis
dalam memori kerja melalui pemecahan masalah dan penalaran. Memori kerja
dan kontrol perhatian dan penghambatan terkait adalah mekanisme bebas
konten yang berkembang yang memungkinkan integrasi keadaan sadar-
psikologis saat ini dengan representasi memori dari pengalaman masa lalu
terkait dan generasi model mental atau simulasi potensi masa depan.

5. Afektifitas
Mekanisme afektif dipisahkan menjadi emosi—perilaku yang dapat
diamati (misalnya, ekspresi wajah)—dan perasaan—representasi sadar yang
tidak dapat diamati dari keadaan emosi. Di antara manfaat lainnya, emosi
memberikan umpan balik yang dapat diamati kepada orang lain (misalnya,
cemberut menandakan ketidaksetujuan) dan perasaan memberikan umpan
balik yang tidak dapat diamati kepada individu. Perasaan adalah indikator
yang berguna dari efektivitas strategi perilaku yang berhubungan dengan
kontrol dan indikator manfaat potensial dari perilaku yang disimulasikan.
Emosi positif berfungsi secara evolusioner. Misalnya, kebahagiaan sangat
terkait dengan kekuatan hubungan timbal balik dan romantis, yang pertama
menjadi sumber dukungan sosial dan yang terakhir terkait dengan tujuan
reproduksi. Reaksi afektif negatif dan positif dapat membentuk aktivitas
pencarian ceruk, sehingga individu mengejar tujuan yang signifikan secara
evolusioner dengan cara yang paling adaptif bagi mereka.

a. Perbedaan Jenis Kelamin.


Emosi dan perasaan diperkirakan telah membimbing perempuan dan laki-
laki untuk mencoba mengatur dunia sosial mereka dan pengejaran mereka
terhadap sumber daya lain dengan cara yang adaptif sepanjang evolusi
manusia. Reaksi perempuan dan laki-laki terhadap seks bebas

17
memberikan

18
contoh yang kuat secara teoretis. Dalam hubungan ini, lebih banyak wanita
daripada pria yang mengembangkan perasaan ketergantungan sosial dan
kecemasan yang tidak diinginkan tentang investasi emosional pasangan
mereka di dalamnya. Wanita juga melaporkan lebih banyak perasaan
negatif, seperti rasa bersalah dan jijik, setelah pacaran 1 malam daripada
pria. Perasaan ini masuk akal secara evolusioner karena biaya yang lebih
tinggi yang harus dibayar oleh perempuan jika ada kehamilan yang tidak
diinginkan dan karena risiko terhadap reputasi sosial perempuan. Secara
teori, perasaan ketergantungan sosial, kecemasan, dan rasa jijik mendorong
wanita untuk mengevaluasi apakah pasangan mereka kemungkinan akan
memberikan investasi jangka panjang pada diri mereka dan anak-anak
yang dihasilkan dan menghindari pria yang tidak mungkin melakukan
investasi semacam itu.

b. Emosi yang Diekspresikan.


Gross dan John mengidentifikasi lima aspek afektif atau subdomain yang
umum di banyak ukuran emosi dan perasaan: kepercayaan ekspresif
(kemampuan untuk memerankan emosi tanpa merasakannya),
ekspresivitas positif (ekspresi emosi positif), ekspresivitas negatif,
Intensitas impuls (intensitas perasaan dan kesulitan mengendalikan
ekspresi), dan masking (penekanan perasaan). Tidak ada perbedaan jenis
kelamin dalam kepercayaan ekspresif, tetapi sekitar 3 dari 4 wanita
melaporkan ekspresivitas yang lebih positif daripada rata-rata pria, dan 2
dari 3 wanita melaporkan ekspresivitas yang lebih negatif daripada pria
rata-rata.

c. Perasaan.
Wanita dan pria melaporkan rentang emosi yang sama selama interaksi
sosial sehari-hari, tetapi wanita menilai intensitas perasaan yang
menyertainya lebih tinggi daripada pria. Dalam analisis mereka tentang
berbagai emosi dan skala perasaan, Gross dan John (1998) menemukan
bahwa 6 dari 7 wanita melaporkan impuls emosional yang lebih intens—
kesulitan menghambat ekspresi perasaan—daripada rata-rata pria,
sedangkan 2 dari 3 pria melaporkan lebih banyak emosi dan perasaan.

19
masking daripada rata-rata wanita.

20
C. DOMAIN RAKYAT
Domain folk yang sesuai ditunjukkan pada piramida di atas memberikan cara
untuk mengatur pemahaman tentang bias yang berkembang dalam kognisi manusia,
seperti bahasa, dan untuk membedakannya dari kompetensi kognitif, seperti
membaca, yang bergantung pada budaya tertentu dan praktik (misalnya, sekolah).
Dengan kata lain, domain rakyat mewakili kompetensi kognitif yang ditemukan
pada orang-orang di seluruh budaya manusia, bukan hanya yang modern (misalnya,
membaca). Tujuan dalam membedakan kognisi rakyat dari bentuk-bentuk
kompetensi kognitif khusus budaya ini adalah untuk memberikan pemeriksaan yang
lebih bernuansa perbedaan jenis kelamin daripada yang telah menjadi norma untuk
sebagian besar penelitian dan teori tentang perbedaan jenis kelamin di otak dan
kognisi.

1. Psikologi Rakyat
Taksonomi modul psikologis rakyat yang ditunjukkan pada Gambar 9.2
mengakomodasi bentuk-bentuk dinamika sosial yang kompetitif dan
kooperatif yang umum pada manusia dan, untuk beberapa domain, pada
spesies lain. Meskipun hal ini telah dipisahkan dalam hal sistem tingkat diri,
individu, dan kelompok, aktivasi simultan dari beberapa sistem umum terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan diri seseorang, misalnya, dipengaruhi
oleh keanggotaan kelompoknya, seperti etnisitas atau afiliasi politik.

A. Diri sendiri
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk secara sadar merepresentasikan
diri sebagai makhluk sosial, secara integral terkait dengan kemampuan untuk
melakukan perjalanan waktu secara mental dan mungkin unik bagi manusia.
Kesadaran diri juga merupakan bagian integral dari representasi eksplisit
keadaan masa lalu dan masa kini dan kemampuan untuk menciptakan simulasi
mental yang berpusat pada diri sendiri tentang keadaan potensial di masa
depan.

B. Individu
Ada beberapa jenis hubungan satu-satu universal pada manusia, termasuk

21
keterikatan antara orang tua dan anak dan persahabatan. Terlepas dari
perbedaan

22
motivasi dan afektif di seluruh hubungan ini, mereka semua tampaknya
didukung oleh rangkaian kompetensi kognitif yang sama, termasuk
kemampuan membaca sinyal komunikasi nonverbal, ekspresi wajah, bahasa,
dan teori pikiran. Theory of mind mewakili kemampuan untuk membuat
kesimpulan tentang niat, keyakinan, keadaan emosional, dan kemungkinan
perilaku masa depan individu lain dan mungkin secara khusus dikembangkan
pada manusia. Sistem tingkat individu fungsional juga terlibat selama
dinamika interaksi sosial satu lawan satu, memberikan isyarat untuk keadaan
perasaan online dan niat orang lain.

C. Kelompok
Orang-orang dengan mudah membatasi dunia mereka ke dalam kelompok-
kelompok sosial yang mencerminkan signifikansi evolusioner kerabat,
pembentukan kelompok dalam dan kelompok luar, dan identifikasi sosial
berbasis ideologis.

 Ingroup dan Outgroup


Ingroup dan outgroup didefinisikan oleh ideologi sosial dan moral yang
berbeda yang mendukung anggota ingroup—saudara dan teman—dan
merendahkan anggota outgroup. Salah satu syarat utama untuk persaingan
yang efektif melawan kelompok luar adalah pelepasan mekanisme afektif dan
moral yang tampaknya dirancang untuk mengurangi konflik dan mendorong
kerjasama dalam kelompok. Dengan kata lain, ketika persaingan antar
kelompok mempengaruhi reproduksi dan kelangsungan hidup—dan hal itu
mungkin terjadi dalam banyak contoh sepanjang perjalanan evolusi manusia
individu yang mampu dalam kasus-kasus ekstrim untuk tidak memanusiakan
outgroup kemungkinan besar pada keunggulan kompetitif. Proses kognitif dan
perilaku implisit dan eksplisit yang terlibat dalam pembentukan ingroups,
outgroups, dan identifikasi sosial mudah ditafsirkan dalam hal tekanan seleksi
sosial.

23
 Skema Grup.
Psikologi sosial kognisi ingroup dan outgroup kemungkinan berevolusi
dalam kelompok berbasis kerabat, dan kognisi ini mungkin telah memberikan
dasar bagi evolusi mekanisme identifikasi sosial. Tekanan awal untuk evolusi
mekanisme ini mungkin adalah pemujaan leluhur dan transfer mitos lintas
generasi tentang leluhur ini yang pada gilirannya mendorong kerja sama di
antara kerabat jauh. Kecenderungan untuk mengorganisir kelompok kooperatif
di sekitar mitos nenek moyang mungkin telah memberikan dasar untuk
penggunaan ideologi untuk membentuk kelompok yang lebih besar yang pada
gilirannya memiliki keunggulan kompetitif vis-a-vis kelompok.

 Ideologi Gender.
Perbedaan jenis kelamin dalam persekutuan dan agensi dipengaruhi oleh
peran sosial dan ekonomi yang berbeda yang ditempati pria dan wanita di
sebagian besar jika tidak semua masyarakat pada tingkat yang berbeda-beda,
khususnya, keterlibatan perempuan yang lebih besar dalam kegiatan domestik
seperti anak-anak. perawatan dan keterlibatan laki-laki yang lebih besar dalam
pekerjaan yang dibayar. Peran ini pada gilirannya dipengaruhi oleh kombinasi
perbedaan fisik jenis kelamin (misalnya, laki-laki lebih besar daripada
perempuan), faktor kontekstual, dan mode kegiatan ekonomi (misalnya,
pertanian). Selain tuntutan komunal yang lebih besar dari kegiatan domestik
dan tuntutan agensi yang lebih besar dari kegiatan yang berhubungan dengan
pekerjaan, perempuan dan laki-laki cenderung berbeda dalam status sosial,
termasuk frekuensi yang lebih besar dari laki-laki daripada perempuan dalam
pekerjaan berstatus tinggi dan dalam politik kunci. Posisi

2. Biologi Rakyat
Modul biologis rakyat yang ditunjukkan pada piramida di atas
mewakili spesialisasi kognitif paling dasar yang mendukung kemampuan
manusia untuk belajar tentang, mengidentifikasi, dan mengamankan sumber
daya biologis di berbagai relung ekologi yang ditempati oleh spesies kita.
Meskipun sejauh mana spesialisasi ini merupakan hasil dari bias yang
berkembang atau pengalaman dan pembelajaran diperdebatkan kompetensi
fungsional
24
dimanifestasikan sebagai berburu, meramu, dan hortikultura dalam masyarakat
tradisional. Sebagai salah satu contoh intinya adalah, manusia di seluruh dunia
mampu mengkategorikan flora dan fauna dalam ekologi lokal mereka dan
menunjukkan bias kategoris dan inferensial yang sama ketika menalar spesies
ini. Melalui studi etnobiologi, "telah menjadi jelas bahwa, sementara
masyarakat individu mungkin sangat berbeda dalam konseptualisasi tumbuhan
dan hewan, ada sejumlah prinsip struktural yang sangat teratur dari klasifikasi
biologis rakyat yang cukup umum.
Esensi biologis juga dapat dianalogikan, dalam beberapa hal, dengan
teori pikiran manusia. Ini karena model mental flora dan fauna akan sangat
cocok untuk mewakili dan memprediksi kemungkinan perilaku organisme ini
(misalnya, pertumbuhan musiman pada tanaman). Kombinasi kategori
biologis rakyat, bias inferensial, dan pengetahuan tentang esensi spesies
memungkinkan orang untuk menggunakan spesies ini secara evolusioner
dengan cara yang signifikan.

3. Fisika Rakyat
Pada tingkat yang paling dasar, seleksi alam harus mendukung evolusi
mekanisme yang memungkinkan spesies untuk mendeteksi makanan, tempat
tinggal, atau pasangan dan pindah ke sumber daya yang meningkatkan
kebugaran ini dan jauh dari ancaman terhadap kesejahteraan mereka. Konsep
gaya modul fisik dalam hal gerakan dan representasi, seperti yang ditunjukkan
pada bagian paling kanan dari piramida di atas, didasarkan pada analisis
Milner dan Goodale (1995) dari organisasi fungsional dan anatomi sistem
visual. Mereka berpendapat bahwa untuk sistem visual, sistem gerakan dan
representasi secara fungsional dan anatomis berbeda, meskipun mereka dapat
berinteraksi.
Representasi egosentris adalah apa yang dilihat organisme, termasuk
objek dan lokasi sehubungan dengan dirinya sendiri, dan bergantung pada area
korteks parental Representasi alosentris dapat menghasilkan peta analog tiga
dimensi implisit yang mengkodekan hubungan geometris di antara fitur-fitur
lingkungan dan memungkinkan navigasi dengan perhitungan mati, pergerakan
dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan koordinat geometris. Navigasi

25
manusia melibatkan sistem egosentris dan allosentris, tetapi untuk aspek
navigasi yang berbeda.

4. Heuristik Rakyat
Representasi mental eksplisit dalam sistem memori sadar-psikologis
dan memori kerja di pusat piramida serta pengetahuan implisit yang diwakili
dalam modul rakyat. Pengetahuan implisit disimpulkan oleh keteraturan dalam
perilaku organisme, tetapi prinsip-prinsip yang mengatur keteraturan ini tidak
selalu dapat diartikulasikan secara eksplisit.
Sebagian besar perilaku manusia dipengaruhi oleh mekanisme intuitif
dan implisit ini. Anak-anak, misalnya, membentuk dan memelihara
persahabatan berdasarkan timbal balik, tanpa harus membaca artikel penting
tentang evolusi altruisme timbal balik. Meskipun belum membaca artikel ini,
perilaku sosial anak menunjukkan bahwa mereka memahami secara implisit
inti timbal balik dari hubungan sosial jangka panjang; anak-anak yang tidak
membalas ditolak secara sosial.
Representasi eksplisit dari informasi sosial dan bentuk lain dalam
memori kerja dan pembentukan simulasi mental sadar-psikologis dan egois
dari dunia hanya diperlukan ketika sistem rakyat tidak menghasilkan hasil
yang diinginkan atau ketika ada ketidaksesuaian antara pengetahuan yang
tersirat dalam sistem ini dan pengalaman. Selama interaksi sosial, pengetahuan
yang direpresentasikan dalam skema orang bersifat implisit, yaitu, tidak ada
representasi sadar dari informasi ini (misalnya, di mana orang tersebut berada
pada sifat sosialisasi), tetapi tetap mempengaruhi dinamika interaksi.

D. PENGEMBANGAN SISTEM FUNGSIONAL


Pertimbangan periode perkembangan sangat penting untuk memahami
manusia dan perbedaan jenis kelamin manusia. Panjang periode ini tampaknya
hampir dua kali lipat sejak H. erectus (Dean et al., 2001) dan hampir pasti
berevolusi bersama dengan plastisitas modul rakyat dan dengan kemampuan
yang sesuai untuk mengirimkan informasi budaya (misalnya, seleksi alam
Darwin, Mozart's simfoni ke-25) lintas generasi. Plastisitas modul rakyat,
kemampuan untuk memecahkan masalah secara eksplisit untuk mengatasi

26
dinamika sosial dan untuk memodifikasi ekologi dengan cara yang
mementingkan diri sendiri (misalnya, membangun tempat perlindungan), dan
kemampuan yang sesuai untuk menciptakan skenario budaya yang mendukung
masyarakat skala besar memungkinkan manusia untuk beradaptasi dengan
berbagai relung ekologi dan sosial yang luar biasa luas. Pada saat yang sama,
dan seperti yang diketahui oleh setiap orang tua, ada batas kemampuan orang
dewasa untuk mempengaruhi perkembangan anak. Ini karena anak-anak
memiliki bias bawaan untuk mencari jenis pengalaman tertentu dan untuk
membangun ceruk sosial dan budaya mereka sendiri.

1. Pencarian Kedudukan yang sesuai pada Anak-anak


Ontogenetik adalah adaptasi dari sistem kognitif yang berkembang ke
kondisi lokal tampaknya mencerminkan operasi dari apa yang disebut
sebagai program genetik terbuka. Program genetik tertutup menghasilkan
sifat persepsi, kognitif, atau perilaku yang tidak dapat dipengaruhi oleh
pengalaman. Dengan program terbuka "informasi baru yang diperoleh
melalui pengalaman dimasukkan ke dalam program yang diterjemahkan
dalam sistem saraf, meskipun "program terbuka sama sekali bukan tabula
rasa; jenis informasi tertentu lebih mudah dimasukkan daripada yang lain"
Semakin lama rentang hidup seseorang, semakin besar pilihan premium
untuk mengganti atau melengkapi program genetik tertutup dengan
program terbuka. Faktor tambahan yang mendukung pengembangan
program terbuka adalah perawatan orang tua yang berkepanjangan. Ketika
spesies muda tumbuh di bawah bimbingan orang tua mereka, mereka
memiliki kesempatan panjang untuk belajar dari mereka—untuk mengisi
program terbuka mereka dengan informasi yang berguna tentang musuh,
makanan, tempat tinggal, dan komponen penting lainnya dari mereka.
lingkungan langsung.
Sistem saraf, persepsi, dan kognitif yang memungkinkan bayi
merespons fonem semua bahasa adalah bagian dari struktur kerangka
domain bahasa. Dalam hal ini, paparan bahasa selama tahun pertama
kehidupan menghasilkan pemangkasan kisaran bunyi fonetik yang
ditanggapi sistem. Hasil akhirnya adalah bahwa fitur fungsional sistem,

27
yaitu bunyi bahasa yang dapat dipahami dan diproduksi, sesuai dengan
bahasa lokal.

2. Orang Tua dan Budaya


Orang tua dapat memiliki pengaruh yang besar pada kesejahteraan
anak, tetapi hubungan antara pengasuhan dan perkembangan sosial,
psikologis, dan kognitif anak-anak jauh lebih lemah daripada yang
diasumsikan banyak orang. Namun demikian, perbandingan lintas budaya
menunjukkan bahwa orang tua dan pengaruh sosialisasi lainnya dapat
mempengaruhi perkembangan sosial dan psikologis anak-anak, meskipun
besarnya efek ini tampaknya kecil sampai sedang. Kenyataannya, anak-
anak diprediksi memiliki tingkat tertentu—dalam batas-batas karena
kepentingan yang saling bertentangan antara orang tua dan keturunannya
ini mengikuti spesies dengan periode perkembangan yang luar biasa
panjang dan transmisi pengetahuan budaya lintas generasi.
Apabila dilihat dari perspektif lintas budaya, praktik pengasuhan
tampaknya menyediakan hubungan adaptif antara tuntutan dunia orang
dewasa dan kompetensi pengembangan anak. Tuntutan universal, seperti
mencari jodoh, memperoleh sumber daya, dan mengembangkan jaringan
sosial, yang dapat diatasi dengan berbagai cara. Faktor budaya, seperti
sistem ekonomi dan sosial masyarakat, menentukan cara paling adaptif di
mana tuntutan ini dapat didekati, dan praktik orang tua mungkin menjadi
salah satu cara untuk menyempurnakan kompetensi yang dibutuhkan anak-
anak mereka untuk memenuhi tuntutan ini.
Pengaruh yang lebih halus mungkin termasuk tingkat stres terkait
pekerjaan, yang tampaknya memengaruhi respons orang tua terhadap
anak- anak dan keterikatan orang tua-anak.
Kehangatan orang tua-anak, komponen keterikatan ini, dapat bervariasi
dalam cara mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa.
K. MacDonald mengusulkan bahwa tingkat kehangatan orang tua
memodifikasi sistem neurobiologis yang mendasari reaksi afektif terhadap
dinamika sosial, seperti paparan bahasa awal memodifikasi aspek sistem

28
bahasa. Modifikasi ini mengakibatkan anak-anak menjadi lebih atau
kurang sensitif terhadap orang lain, mempengaruhi sejauh mana perilaku
mereka relatif mementingkan diri sendiri atau kooperatif. Perlakuan kasar,
seperti pemukulan fisik, dapat "mematikan" sistem yang menghasilkan
perasaan yang memfasilitasi empati dan kerja sama sosial, yang
menghasilkan gaya sosial yang relatif mementingkan diri sendiri. Seperti
banyak sifat, trade- off biaya-manfaat yang terkait dengan pendekatan
yang relatif kooperatif atau melayani diri sendiri untuk hubungan sosial
bergantung pada konteks dan tidak dapat diketahui sebelumnya.

29
BAB III
PEMBAHASAN

Setelah dirangkumkan isi buku Male, Female – The Evolution of The Human
Mind seperti di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa buku tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penyajiannya, yang di antaranya adalah ;

A. KELEBIHAN BUKU
1. Dalam menyajikan buku ini penulis selalu mencantumkan sumber yang
menjadi setiap teori ataupun pendapat dari setiap kutipan atau gambar. Hal
ini tentu menjadi nilai plus bagi buku ini, dengan adanya penyertaan sumber
bisa menjadikan para pembaca yakin bahwa buku ini sangat terpercaya dan
layak untuk dijadikan sumber bacaan di berbagai kalangan.
2. Buku ini memaparkan mengenai konsep serta peluasan mengenai evolusi
dan pengembangan kognitif manusia dengan pengelolaan pengajaran yang
baik. Sehingga cocok untuk dijadikan sumber informasi bagi pembaca,
baik hanya sebagai sumber bacaan maupun dicantumkan ke dalam jurnal
penulisan.
3. Dalam penyajiannya, penulis menggunakan Bahasa formal dengan
pemilihan huruf, margin yang sesuai dengan jenjang usia dan sasaran
pembaca sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku.
4. Penulis memberikan contoh korelasi dari setiap hubungan dan pendekatan
yang ada, hal tersebut memudahkan pembaca dalam memahami pendekatan
tersebut dalam konteks realitas sehari-hari.
5. Secara umum, penulis memberikan rangkuman pada setiap akhir bab. Di
mana hal tersebut sangat berguna dalam memahami Kembali isi bacaan
dalam bab tersebut.
6. Penulis memberikan gambar atau kerangka teoritis yang dapat
memudahkan para pembaca dalam memahami bagian-bagian
pendekatan agar lebih terstruktur.

30
B. KEKURANGAN BUKU
1. Dalam penulisannya, penulis menggunakan Bahasa yang terlalu kaku
sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunannya kurang tepat dan harus dibaca berulang kali untuk
mendapatkan inti dari bagian tersebut.
2. Penulisan sumber dan kutipan ditulis terlalu dekat dan banyak sehingga
mengganggu konsentrasi pembaca dalam menangkap inti sari bacaan
tersebut.
3. Terdapat beberapa kata yang masih asing untuk didengar dan tidak
dijelaskan secara terperinci oleh penulis. Hal tersebut membuat pembaca
bingung terhadap korelasi kata tersebut terhadap topik pembahasan.
4. Dalam penjabaran contoh dari setiap pendekatan dan kerangka teoritis,
penulis menjelaskan dengan perspektif dan perumpamaan yang sangat
luas. Hal tersebut membuat pembaca merasa bingung untuk
mendapatkan inti dari bacaan tersebut.

31
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari saya terkait Evolusi dan Pengembangan Pikiran Manusia
adalah bahwa manusia dan semua organisme lain telah mengembangkan sifat yang
memungkinkan mereka untuk mencoba mencapai beberapa tingkat kontrol atas
sumber daya sosial, biologis, dan fisik yang mendukung kelangsungan hidup dan
memungkinkan mereka untuk bereproduksi. Motivasi untuk mengontrol adalah aturan
praktis heuristik yang digunakan untuk mencoba memahami lebih baik bagaimana
perilaku manusia dan sifat-sifat lainnya diatur dan bagaimana mereka dapat
berevolusi. Apabila memperoleh beberapa tingkat kontrol atas dinamika wacana
sosial, misalnya, memberikan kelangsungan hidup dan manfaat reproduksi selama
evolusi manusia, maka seleksi akan mendukung munculnya kompetensi sosial-
kognitif yang memproses informasi terkait, seperti ekspresi wajah. Namun,
pemrosesan informasi ini diperlukan tetapi tidak cukup untuk memastikan respons
adaptif terhadap kondisi lokal. Agar fungsional, sistem juga harus mencakup
komponen afektif dan perilaku. Komponen afektif memberikan umpan balik kepada
orang lain (emosi) dan diri (perasaan) tentang keberhasilan relatif dalam memperoleh
beberapa tingkat kontrol dan komponen perilaku diperlukan untuk benar-benar
mencapai tujuan yang sesuai.

32
DAFTAR PUSTAKA

Charlesworth, B. (2000). Male, Female: The Evolution of Human Sex Differences . David
C. Geary . In The Quarterly Review of Biology (Vol. 75, Nomor 1).
https://doi.org/10.1086/393356

33

Anda mungkin juga menyukai