“MANAJEMEN NYERI”
KELOMPOK 8
NURFIRKA (70300122034)
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
b. Pemantauan Nyeri 4
d. Pemberian Akupresur 6
C. Prosedur Tindakan 13
BAB IV PENUTUP 15
A. Kesimpulan15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan tugas makalah penulis yang berjudul “MANAJEMEN
NYERI ”.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang keterampilan dasar
keperawatan serta tentang gambaran nyeri, serta kasus yang terkait
dengan manajemen nyeri.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep manajemen nyeri
2. Untuk mengetahui Prosedur tindakan dari manajemen nyeri
Nyeri
3. Mampu mengkaji kasus mengenai manajemen nyeri
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Menurut Internasional Association for study of pain (IASP), nyeri adalah
pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan. Menurut Engel menyatakan nyeri sebagai suatu dasar sensasi
ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan sebagai
penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau
fantasi luka.
Defenisi keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan
tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakannya. Dalam hal mengatasi nyeri yang dialami pasien, tenaga medis
melakukan strategi atau cara yang sering disebut dengan istilah manajemen
nyeri. Manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat dan konsta
Kajian Integrasi Keislaman
2
baik itu secara farmakologi maupun non-farmakologi agar pasien dapat kembali
merasakan kondisi yang nyaman.
3
b. Pemantauan Nyeri
1.) Definisi
MengumpuIkan dan menganalisis data nyeri
2.) Diagnosis Keperawatan
a. Nyen Akut
b. Nyeri Melahirkan
c. Nyeri Kronis
3.) Luaran Keperawatan
a. Tingkat Nyeri Menurun
b. Kontrol Nyeri Meningkat
4.) Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identtas (nama
lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. ldentifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
5. Monitor kualitas nyeri (seperti terasa tajam, tumpul, diremas-remas,
ditimpa beban berat)
6. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
7. Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
8. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
9. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
10. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
11. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
12. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
4
c. Pemantauan Nyeri pada Anak
1.) Definisi
Mengumupulkan dan menganalisis data nyeri pada pasien berusia 0-18
tahun
2.) Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronik
3.) Luaran Keperawatan
a. Tingkat Nyeri Menurun
b. Kontrol Nyeri Meningkat
4.) Prosedur
1. Identifkasi pasien menggunakän minimal dua identitas (nama lengkap,
tanggal lahir. dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Skala pengukuran nyeri
b. Lembar pemantauan nyeri
c. Alat tulis
4. Libatkan orang tua atau pengasuh dalam menginterpretasi respons
perilaku anak terhadap nyeri
5. Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri , jika memungkinkan
6. Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala yang sesuai
dengan usia anak:
a. FLACC: untuk anak usia 2 bulan sampai 8 tahun (atau bankan
sarmpai usia 18 tahun pada anak dengan ketidakadekuatan fungsi
kognitif)
b. Wong-Baker faces pain scale: untuk anak berusia 3 sampai 18
tahun
c. Visual analog scale: untuk anak usia 8 tahun keatas
7. Periksa kualitas nyeri (seperti terasa tajam, tumpul, diremas-remas,
ditimpa beban berat), jika memungkinkan
5
8. Periksa lokasi dan penyebaran nyeri, jika memungkinkan
9. Periksa durasi dan frekuensi nyeri
10. Atur Interval waktu pemantauan sesuai dengan konois pasen
a. Lakukan penilaian ulang skala nyeri setidaknya 2 Jam Setelah
pemberian analgetik untuk efektifitas pemberian terapi
b. Lakukan penilaian ulang skala nyeri sesaat sebelum pemberian
analgetik rutin untuk menilai perlu tidaknya analgetik tetap
diberikan secara rutin
11. Informasikan hasil pemantauan pada pasien dan/atau keluarga, jika
perlu
12. Dokumentasikan hasil pemantauan
d. Pemberian Akupresur
1.) Definisi
Menggunakan teknik penekanan pada titik tertentu untuk mengurangi
nyeri, maningkatkan relaksasi, mencegah atau mengurangi mual
2.) Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Melahirkan
b. Gangguan Rasa Nyaman
c. Nausea
d. Nyeri Akut
e. Nyeri Kronik
3.) Luaran Keperawatan
a. Tigkat Nausea Menurun
b. Tigkat Nyeri Menurun
c. Tingkat Kenyamanan Meningkat
4.) Prosedur
1. ldentifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama
lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
6
b. Lotion, jika periu
c. Alat bantu akupresur (seperti tongkat/pen akupresur)
d. Tisu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Posisikan pasien sesuai dengan kebutuhan
7. Anjurkan pasien rileks elama dilakukan akupresur
8. Tentukan area yang akan dilakukan akupresur
9. Oleskan lotion secukupnya pada area yang akan dilakukan akupresur
10. Lakukan penekanan pada titik akupresur dengan jari atau alat bantu
dengan kekuatan tekanan yang memadai
a. Untuk menguatkan (tonifikasi): Titik akupresur ditekan dengan
tekanan sedang dan diputar searah jarum jam sebanyak 30 kali
(10-10-10)
b. Untuk melemahkan (sedasi): TIUk akupresur ditekan dengan
tekanan sedang hingga kuat dan diputar berlawanan arah jarum
jam sebanyak >40kali
11. Lakukan akupresur 1-2 kali sehari atau sesuai kebutuhan
12. Hindari pemberian akupresur pada kondisi terlalu lapar/kenyang,
kehamilan trimester pertama (pada area sekitar perut, punggung
tangan dan bahu), serta kondisi sangat lemah
e Pemantauan Efek Samping Terapi Radiasi
1.) Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data efek yang tidak diharapkan dari
pemberian terapi radiasi
2.) Diagnosis Keperewatan
a. Gangguan integritas Kulit/jaringan
b. Risiko Cedera
3.) Luaran Keperawatan
a. Integritas kulit/ Jaringan Meningkat
b. Tingkat Cedera Menurun
7
4.) Prosedur
1. ldentifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama
lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. ldentifikasi kemungkinan penyebab timbulnya efek samping
radiasi (seperti rasa sakit pada kulit, lelah, resiko infeksi
meningkat)
5. ldentifikasi riwayat efek samping terapi radiasi yang pernah
dialami
6. Monitor tanda dan gejala yang di akibatkan oleh efek samping
terapi radiasi
7. Catat waktu dan durasi terjadinya efek samping terapt radiasi
8. Catat bagian organ tubuh yang terkena dampak efek samping terapi
radai
9. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengarn Kondisi pasien
10. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
11. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
12. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Ranitidin 3x50 mg, injeksi Omeprazole 2x40 mg, injeksi Dexketoprofen 3x50 mg,
Sukralfat 3x10 cc. Kemudian didapatkan hasil pemeriksaan fisik dengan hasil
Tekanan darah : 130/70 mmHg, Nadi : 100 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu :
38 oC, SpO2 : 99%, GCS : E4 V5 M6, akral hangat, untuk mendapatkan
perawatan yang lebih lanjut pasien dianjurkan untuk opname (rawat inap) di ruang
Kolibri
Riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit Gastritis dan tidak pernah opname (rawat inap) di rumah sakit. Diagnosa
medis saat masuk Rumah Sakit, yaitu Gastritis dengan pemeriksaan Tekanan
darah : 130/70 mmHg, nadi : 100 x/m, respirasi : 22 x/m, suhu : 38 oC, SpO2 : 99
%.
c.) Pengkajian Saat Ini
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pasien menyadari bahwa kesehatan
itu penting, apabila ada keluarga yang sakit langsung dibawa kedokter atau tim
kesehatan lainya. Pola nutrisi, pasien megatakan sebelum sakit makan 3x sehari
pagi (nasi, lauk, dan sayur), siang (nasi, lauk, sayur dan buah), malam (nasi, lauk,
sayur, dan buah) dan minum 5-7 gelas perhari. Sedangan pola nutrisi pasien
selama sakit, pasien makan 3x sehari makan habis ¼ porsi dengan menu yang
disediakan rumah sakit dan minum 2-3 gelas perhari.
Pola eliminasi, pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1x sehari dengan
konsistensi padat berwarna kuning, BAK 5-7x perhari berwarna kuning. Sedangan
pola eliminasi pasien setelah sakit, pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek berwarna kuning, BAK 6-8x perhari.
Pola aktivitas dan latihan, pasien mengatakan sebelum sakit pasien bisa
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Sedangkan pola aktivitas pasien
selama sakit seperti makan, minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilitas, ROM,
ambulasi harus dibantu dengan orang lain.
Pola istirahat tidur, pasien mengatakan sebelum sakit tidur malam pada
pukul 20.30 WIB dan terbangun pada pukul 04.00 WIB dan tidak ada gangguan,
tidur siang pada pukul 12.00 WIB dan terbangun pada pukul 13.00 WIB.
Sedangan pola istirahat tidur pasien selama sakit, pasien mengatakan tidur malam
10
pukul 21.30 WIB sampai 04.00 WIB dan sering terbangun karena merasakan
nyeri dan tidak pernah tidur siang.
Pola perceptual, pasien mengatakan penglihatan normal, pendengaran
normal, pengecap tidak normal karena nafsu makan berkurang, mulut terasa pahit.
Pola persepsi diri, pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisi saat ini dan
ingin segera pulang ke rumah dengan kondisi sehat.
Pola reproduksi seksual, pasien mengatakan berusia 65 tahun, sudah
menikah, berjenis kelamin perempuan, mempunya 4 orang anak, dan pasien sudah
menopause. Pola peran dan hubungan, pasien mengatakan berhubungan
baik dengan orang lain terbukti dengan banyaknya pengunjung yang
menjenguknya. Pasien berhubungan baik dengan tenaga medis terbukti dengan
pasien yang kooperatif dengan tenaga medis.
Pola managemen koping stres, pasien mengatakan untuk mengatasi stres
pasien biasanya tidur dan terkadang menonton tv saat di rumah. Pola nilai dan
keyakinan, pasien mengatakan beragama Islam, sebelum sakit ia beribadah
dengan taat. Sedangkan selama sakit pasien hanya terbaring di tempat tidur dan
pasien sering berdoa untukkesembuhan penyakitnya.
d.) Pemeriksaan Fisik
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah nyeri pada ulu hati. infeksi dan
peningkatan asam lambung, nyeri seperti teriris, pada perut bagian kiri atas skala
nyeri 5, dan berlangsung secara terus menerus.
Kesadaran pasien adalah composmentis. Keadaan umum pasien lemah.
Tekanan darah pasien adalah 130 / 70 mmHg, pernafasan pasien adalah 22 x /
menit, nadi pasien adalah 100 x / menit, dan suhu pasien adalah 38 °C. Tinggi
badan pasien adalah 156 cm, berat badan pasien adalah 63 kg. Pemeriksaan
kepala, bentuk mesochepal, rambut beruban, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan
mata, tampak kantong mata dan sayup, simetris, conjungtiva anemis, bola mata
dapat bergerak kesegala arah, penglihatan masih normal. Pemeriksaan hidung,
tidak ada sekret, bersih tidak terpasang oksigen. Pemeriksaan mulut, tidak ada
11
stomatitis, mukosa bibir kering. Pemeriksaan telinga, simetris, bersih.Pemeriksaan
leher, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pemeriksaan paru-paru, Inspeksi
pasien adalah simetris.
Palpasi pasien adalah tidak ada nyeri tekan. Perkusi pasien adalah sonor.
Auskultasi pasien adalah vasikuler. Pemeriksaan jantung, Inspeksi pasien adalah
tidak tampak ictur cordis. Palpasi pasien adalah tidak ada pembesaran. Perkusi
pasien adalah pekak. Auskultasi pasien adalah terdengar teratur, tidak ada suara
tambahan. Pemeriksaan abdomen, Inspeksi pasien adalah datar tidak ada luka,
warna kulit sama. Palpasi pasien adalah tidak ada pembesaran,tidak ada benjolan.
Perkusi pasien adalah tympani area abdomen , peka pada area hepar.
Auskultasi pasien adalah peristaltik 8 x / menit, durasi 4 menit, dan interval
teratur. Pemeriksaan genetalia adalah bersih tidak keputihan dan tidak terpasan
kateter. Pemeriksaan ekstermitas, ekstermitas atas kanan adalah terpasang infus
asering 20 tetes permenit di bagian punggung tangan, tidak ada nyeri tekan, dan
tidak ada pembengkakan pada area yang terpasang infus. Ekstermitas atas kiri
adalah kekuatan otot 5 karena tidak ada kelumpuhan (normal). Ekstermitas bawah
kanan adalah kekuatan otot 5 karena tidak ada kelumpuhan (normal). Ekstermitas
bawah kiri adalah kekuatan otot 5 karena tidak ada kelumpuhan (normal).
e.) Therapy
Pasien mendapatkan therapy infus Asering 20 tpm, injeksi Ranitidin 3x50
mg, injeksi Omeprazole 2x40 mg, injeksi Dexketoprofen 3x50 mg, oral Sukralfat
3x10 cc.
f.) Pemeriksaan Penunjang
Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada 20 Oktober 2016 didapatkan
hasil Hemoglobin pasien 7,4 gr% (nilai normal L : 14-18, P : 13-15), leukosit
pasien 7.900 /mm3, erytrosit pasien 2,91 /mm3, trombosit pasien 460.000 /mm3
(nilai normal 150.000–400.000), PCV pasien 22,9 %, MCV pasien 78,9 Fl, MCH
pasien 25,4 Pg, MCHC pasien 32,3 gr/dl, Glukosa sewaktu pasien 155 mg%,
golongan darah pasien adalah B.
12
B. Analisis Masalah Manajemen Nyeri Gastritis
Setelah melakukan pengkajian secara alloanamnesa, autoanamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, pada tanggal 20 Oktober 2021, maka
penulis merumuskan analisa data yaitu pada data sunyektif, pasien mengatakan
nyeri pada uluhati (perutnya),
P (provokingatau pemicu) : infeksi dan meningkanya asam lambung,
Q (quality) : nyeri seperti teriris,
R (region) : perut bagian kiri atas ( abdomen kuadran2),
S (severity) : skala nyeri 5,
T (time) : terus menerus.
Pada data obyektif, dapat dilihat bahwa pasien tampak menahan nyeri dan
pasien tampak gelisah. Sedangkan tanda-tanda vitalnya, Tekanan darah : 130/70
mmHg, Nadi : 100 x/menit, RR : 22 x/menit, Suhu : 38 oC. Sehinggadidapatkan
etiologi berupa mukosa lambung teriritasi, dan masalahnya berupa Nyeri.
Diagnosa yang muncul menurut analisa data yang telahdilakukan pada Ny. M
adalah Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
C. Prosedur Tindakan
Pemantauan Nyeri
1.) Definisi
MengumpuIkan dan menganalisis data nyeri
Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Melahirkan
c. Nyeri Kronis
13
2.) Luaran Keperawatan
a.) Tingkat Nyeri Menurun
b.) Kontrol Nyeri Meningkat
3.) Prosedur
1.) Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identtas (nama
lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2.) Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3.) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4.) ldentifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
5.) Monitor kualitas nyeri (seperti terasa tajam, tumpul, diremas-
remas, ditimpa beban berat)
6.) Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
7.) Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
8.) Monitor durasi dan frekuensi nyeri
9.) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
10.) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
11.) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
12.) Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan
respons pasien
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Menurut Internasional Association for study of pain (IASP), nyeri adalah
pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan. Manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat dan konsta.
B. Saran
Mohon maaf bila masih banyak kesalahan pada penyusunan makalah,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Lampiran Anggota
17