Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

“SEPSIS NEONATORUM”

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Anak

Oleh :

NAMA : MAR’ATUL AZIZA


STANBUK : 14420202101

Preceptor Klinik Preeceptor Institusi

(…………………) (…………………)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
A. Konsep Medis
1. Defenisi
Hepatomegali adalah suatu keadaan dimana terjadinya pembesaran
organ hati. Dimana kondisi ini umumnya terjadi karena adanya suatu
penyakit pada hati, salah satunya adalah hepatitis, namun bisa juga
dikarenakan penyakit lainnnya (Daely & Utomo, 2020).
2. Etiologi
Menurut (Abdelaal, Abd El Raouf, Aref, & Moselhy, 2019)
penyebab hepatomegali yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
a. Alcohol
b. Hepatitis atau radang hati yang diakibatkan oleh virus hepatis
c. Abses hati
d. Tumor, kanker hati atau metatstasis kanker dari organ lain ke hati.
e. Penyakit jantung seperti gagal jantung kongestif.
f. Gangguan pada aliran darah vena hati seperti sindrom Budd-Chiari.
g. Efek penggunaan obat-obatan atau paparan zat kimia tertentu.
3. Manifestasi Klinik
Menurut Daely & Utomo, (2020) manifestasi klinik pada penyakit
hepatomegali yaitu sebagai berikut :
a. Rasa tidak nyaman di area perut bagian kanan atas.
b. Rasa penuh di perut
c. Mual
d. Nyeri otot
e. Lemas
f. Nafsu makan menurun
g. Penurunan berat badan
h. Kulit dan mata berwarna kekuningan
i. Demam.
4. Patofisiologi
Faktor-faktor resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi
virus hepatitis B serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar
rusak serta menimbulkan reaksi hiperplastik yang menyebapkan
neoplastik hepatima yang mematikan sel-sel hepar dan mengakibatkan
pembesaran hati. Hepatomegali dapat mengakibatkan infasi pembuluh
darah yang mengakibatkan obstruksi vena hepatica sehingga menutup
vena porta yang mengakibatkan menurunnya produksi albumin dalam
darah (hipoalbumin) dan mengakibatkan tekanan osmosis meningkatkan
tekanan osmosis meningkat yang mengakibatkan cairan intra sel keluar ke
ekstrasel dan mengakibatkan udema. Menutupnya vena porta juga dapat
mengakibatkan ansietas. Hepatomegali juga dapat mengakibatkan
vaskularisasi memburuk, sehingga mengakibatkan nekrosis jaringan.
Hepatomegali dapat mengakibatkan proses desak ruang, yang mendesak
paru, sehingga mengakibatkan sesak, proses desak ruang yang melepas
mediator radang yang merangsang nyeri (Longo, L & Fauci, 2014).
5. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut
(Abdelaal et al., 2019) yaitu sebagai berikut :
a. USG.
b. CT Scan.
c. Tes fungsi hati.
6. Penatalaksanaan
Adapun menurut (Longo, L & Fauci, 2014)penatalaksanaan yang
dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :
a. Pemberian obat antivirus untuk mengatasi hepatitis jika
hepatomegaly disebabkan oleh infeksi virus.
b. Kemoterapi, radioterapi atau operasi
c. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
B. Konsep Aspek Legal Etik Keperawatan
(Utami, 2016) konsep aspek legal etik keperawatan ada 7 yaitu sebagai
berikut :
1. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi (autonomy) klien dibebaskan dalam menentukan atau
mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia yang mempunyai
harga diri dan martabat. Misalnya, klien berhak menolak tindakan yang
akan dilakukan perawat. Pada prinsip ini perawat tidak boleh
memaksakan kehendak atau memaksa klien untuk bersedia menerima
tindakan invasive yang akan dilakukan karena klien memiliki hak
otonomi dan otoritas untuk diri sendiri. Maka, dari itu perawat harus
menjelaskan dengan detail tentang tindakan yang akan dilakukan baik
dari segi urgensi, manfaat, tujuan dan lain-lain sehingga klien dapat
mengambil keputusan setelah mempertimbangkan atas dasar kesadaran
dan pemahamannya.
2. Beneficience (Berbuat Baik)
Prinsip beneficience perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak
merugikan klien, dan dapat mencegah bahaya bagi klien. Contohnya
klien yang tidak dapat berjalan dengan baik keruang perawatan maka,
sebaiknya klien dibantu dengan menggunakan kursi roda
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan menjelaskan bahwa perawat harus adil pada setiap klien
dalam memberikan asuhakan keperawatan. Misalnya pada saat perawat
mendapatkan klien dengan total care, maka perawat harus memberikan
perawatan seperti memandikan klien sesuai dengan prosedur tanpa
membeda-bedakan klien. Namun, jika klien tersebut sudah mampu dalam
melakukan perawatan secara mandiri maka perawat tidak perlu lagi
melakukannyaa.
4. Non Malaficience (tidak merugikan)
Prinsip non malaficience ini menjelaskan bahwa dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan perawat tidak boleh menimbulkan bahaya,
cedera atau kerugian baik secara fisik maupun psikologis pada klien
akibat dari tindakan asuhakan keperawatan yang dilakukan baik pada
individu maupun kelompok.
5. Veracity (kejujuran)
Pada prinsip veracity perawat harus menyapaikan kebenaran mengenai
seluruh informasi dengan akurat dan secara menyeluruh mengenai
kondisi klien semasa klien menerima perawatan.
6. Confidentiality (kerahasiaan)
Karahasiaan (Confidentiality) dalam prinsip ini perawat harus menjaga
kerahasian mengenai seluruh informasi klien yang terdapat dalam rekam
medik.
7. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, nama orang tua,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua.
b. Riwayat kesehatan keluarga dikaji status kesehatan dan usia  dan
penyebab kematian keluarga dan juga ditanyakan untuk
mengidentifikasi penyakit yang mungkin diturunkan dan menular
atau berhubungan dengan lingkungan hidup.
c. Pengkajian Fisik
Pada pengkajian fisik didapatkan pada abdomen terjadi
distensi abdomen, serta meteorismus (kembung), pendarahan
gastrointestinal, memar. Pada fokus pengkajian makanan dan cairan
terjadi gejala anoreksia, mual atau muntah sehingga terjadi penurunan
berat badan yang ditandai berat badan turun, perubahan kelembapan
turgor kulit, edema, berkurangnya masa otot. Mata pada sklera terjadi
ikterus.
2. Masalah Keperawatan yang lazim Muncul
a. Nyeri akut
b. Hipertermi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
3. Intevensi
No. Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Nyeri akut. Kontrol Nyeri : Manajemen nyeri :
Indikator : a. Lakukan pengkajian nyeri a. Mengetahui keefektifan
a. Mengenali kapan nyeri komprehensif yang meliputi pengobatan, perubahan
terjadi lokasi, karakteristik, karakteristik nyeri.
b. Menggambarkan faktor onset/durasi,frekuensi, kualitas,
penyebab intensitas atau beratnya nyeri dan
c. Menggunakan tindakan faktor pencetus..
pengurangan nyeri tanpa b. Observasi adanya petunjuk b. Mengidentifikasi tingkat
analgesik nonverbal. nyeri
d. Nyeri berkurang c. Gunakan tindakan pengontrol c. Untuk mengurangi nyeri.
nyeri sebelum nyeri bertambah
berat (nonfarmakologi, mis.
Teknik relaksasi napas dalam) d. Untuk memfasilitasi
d. Dukung istirahat/tidur yang manajemen nyeri.
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri. e. Mengidentifikasi nyeri
e. Ajarkan prinsip-prinsip yang dirasakan
manajemen nyeri.
2 Hipertermi Termoregulasi Pengaturan Suhu
a. Suhu dalam batas normal a. Monitor suhu paling tidak setiap a. Dapat melihat perubahan
b. Kelesuhan tidak ada. 2 jam, sesuai kebutuhan. suhu.
c. Hyperbilirubinemia tidakb. Monitor suhu dan warna kulit. b. Untuk melihat tanda-
ada. tanda perubahan suhu
tubuh.
c. Untuk mengganti cairan
c. Tingkatkan intake cairan dan
yang hilang akibat panas.
nutrisi adekuat.
d. Untuk melepaskan panas
d. Kompres air hangat.
melalui konveksi.
e. Kolaborasi pemberian
e. Membantu menurunkan
paracetamol
panas.
3 Ketidakseimbangan Status nutrisi bayi Manajemmen Nutrisi
nutrisi kurang dari a. Intake nutrisi sebagian a. Tentukan status gizi klien dan a. Untuk mengetahui
kebutuhan. besar adekuat. kemampuan klien untuk asupan nutrisi klien.
b. Perbandingan berat/tinggi memenuhi kebutuhan gizi.
sepenuhnyanya adekuat. b. Identifikasi adanya alergi atau b. Membantu dalam
c. Hidrasi sepenuhnya intoleransi makanan yang dimiliki pemenuhan nutrisi yang
adekuat. pasien. cocok untuk klien.
c. Instrusikan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi (mis.
Membahas pedoman diet dan c. Menginstrusikan
piramida makanan). mengenai kebutuhan
nutrisi klien.
Pathway

Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksia

Hipertermia Inflamasi pada hepar Pereganggan kapsula hati

Perubahan kenyamanan Gangguan suplay darah normal Hepatomegali


pada sel-sel hepar
Gangguan metabolism
Perasaan tidak nyaman di
karbohidrat lemak dan protein Kerusaskan sel parenkim, sel
kuadran kanan atas
hati and duktuli empedu
intrahepatik

Glikogenesis Gluconeogenesis Nyeri akut Anoreksia


menurun menurun

Perubahan nutrisi :
Glukosa daalam darah kurang dari
menurun kebutuhan tubuh

Keletihan

Kerussakan sel parenkim, sel-sel hati dan


duktuli empedu intrahepatik

Obstruksi Kerusakan konjugasi

Gangguan ekresi empedu Bilirubin tidak sempurna dikleurakan


melalui ductus hepatikus
Retensi bilirubin
Bilirubin direk meningkat
Regurgitasi pada duktuli empedu
dan inrahepatik Ikterus

Bilirubin meningkat

Peningkatan
Ikterus
garam empedu
dalam darah

Perubahan
Pruritus kenyamanan Eksresi ke Bilirubinuria
dalam kemih dan kemih
berwarna gelap
DAFTAR PUSTAKA

Abdelaal, A. M., Abd El Raouf, M., Aref, M. A., & Moselhy, A. A. (2019).
Clinical and ultrasonographic investigations of 30 water buffaloes (Bubalus
bubalis) with hepatomegaly. Veterinary World, 12(6), 789–795.
https://doi.org/10.14202/vetworld.2019.789-795
Daely, H., & Utomo, D. P. (2020). Sistem Pakar Diagnosa Hepatomegali
Menerapkan Metode Fuzzy Logic Sugeno. KOMIK (Konferensi Nasional
Teknologi Informasi Dan Komputer), 4(1), 211–214.
https://doi.org/10.30865/komik.v4i1.2682
Longo, L, D., & Fauci. (2014). Gastroenterologi Dan Hepatomegali. Alih Bahasa,
Pediatrik. Jakarta: EGC.
Utami, W. N. (2016). Etika Keperawatan Dan Keperawatan Profesional. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan.
Asuhan Keperawatan pada By. R dengan Diagnosa Sepsis
Neonatorum di Ruangan Perinatologi RS.Ibnu Sina

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Anak

Oleh :

NAMA : MAR’ATUL AZIZA


STANBUK : 14420202101

Preeceptor Institusi Preceptor Klinik

(…………………) (…………………)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
Mahasiswa yang mengkaji : Mar’atul Aziza NIM : 14420202101

No. RM : 21 98 87
Tanggal : 18-06-2021
Tempat : RS.Ibnu Sina
I. Data Umum
1. Identitas Klien
Nama : By. R
Tempat/Tanggal lahir : 09-06-2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir :-
Alamat : Jl. Borong Raya Baru 3 no.23
Telp. :-
Tanggal masuk RS : 13-06-2021
Tanggal Pengkajian : 18-06-2021
Golongan darah :-
2. Identitas Orang Tua
a. Ayah
Nama : Tn. T Umur : 30 Thn
Pendidikan terakhir : S1 Pekerjaan : PNS
b. Ibu
Nama : Ny. S Umur : 30 Thn
Pendidikan terakhir : S2 Pekerjaan : PNS
3. Diagnosa Medis
Hiperbilirubin + Sepsis Neonatorum
II. Riwayat Bayi
a. Riwayat masa lalu :
1. Apgarskor :-
2. Usia gestasi : 37 minggu
b. Riwayat sekarang : Bayi berusia 0 bulan - 5 hari dirawat diruang
perinatologi dengan ibu mengeluhkan seluruh badan anak mengalami
kekuningan disertai sesak. Ibu anak juga mengeluhkan bahwa anak
demam disertai kejang.
c. Antropometri
1. Berat badan : 3100 gram
2. Panjang badan : 49 cm.
d. Riwayat komplikasi persalinan
1. Ketubahan dini : Tidak mengalami ketuban pecah dini
2. Aspirasi : Iya
3. Denyut jantung janin : DJJ Normal 151x/mnt
4. Masalah lain yang ditemukan : Bayi tidak segera menangis
5. Prolapse tali pusat/lilitan tali pusat : tidak
6. Ketubahan pecah dini : Klien tidak mengalami ketuban pecah dini
(bayi lahir kondisi ketuban dalam keadaan utuh).
e. Riwayat Ibu
Usia Gravida Partus Abortus
30 thn 1 1 0

f. Jenis persalinan :
1. Pervaginan : (Iya) bayi lahir secara normal pervaginam dengan
bantuan dorong abdomen.
2. Section cesarea : Tidak
g. Komplikasi Kehamilan
1. Perawatan antenatal : Dirawat inap dan mendapatkan terapi sebelum
kelahiran.
2. Rupture plasenta/plasenta previa : Tidak ada
3. Pre eklamsia : Tidak ada
4. Susped sepsis : ada
5. Persalinan Pre Mature/Post Mature : Cukup bulan.
6. Masalah lain bila ada : Tidak ada.
h. Pengkajian Fisik Neonatus
1. Refleks : Baik
2. Menggenggam : Lemah
3. Menghisap : Malas dan lemah
4. Tonus/aktivitas : Bayi tampak lesu
5. Kepala/leher
a. Frontanel anterior : (Normal) ada ruang antara tulang frontal dan
tulang pariental bayi.
b. Sutura Sagitalis : Ada
c. Gambaran wajah : Wajah bayi tampak simetris
6. Mata : Tampak adanya ikterus dan mata cekung
7. Bibir : Bibir tampak normal tidak adanya kelainan dan kering diarea
permukaan bibir.
8. THT : Tidak ada sekresi atau sumbatan yang menyumbat jalan
napas.
9. Abdomen : Tampak abdomen membesar dan mengeras dikarenakan
bayi mengalami kelainan pada hati (terjadinya pembesaran hati).
10. Toraks :
a. Bentuk toraks tampak simetris.
b. Paur-paru : Pernapasan bayi normal dengan freukensi 42x/menit.
11. Wajah :
a. Wajah tampak simetris dengan keadaan seluruh area permukaan
wajah bayi tampak ikterus.
12. Jantung :
a. Denyut Nadi : Cepat dan dangkal.
b. Frekuensi nadi : 166x/i.
13. Ekstermitas : Ekstermitas atas dan bawah tampak normal dan
simetris namun tampak lemah.
14. Umbilikus : Tampak menonjol, dan tali pusat belum terlepas.
15. Genetalia : Skrotum bayi membesar.
16. Kulit :
a. Kulit tampak ikterus disemua permukaan
b. Kulit teraba panas (Suhu 38,2oC)
c. Turgor kulit kurang elastis.
RIWAYAT SOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: Perempuan P : Pasien

: Laki-laki : garis penghubung

2. Riwayat Ibu
IBU TINGKAH LAKU AYAH
Ya Menyentuh Ya
Ya Memeluk Ya
Ya Berbicara Ya
Ya Berkunjung Ya
Ya Memanggil nama Ya
Ya Kontak mata Ya

3. Riwayat imunisasi
a. Ibu saat hamil : tidak dikaji
b. Bayi : Imunisasi Hb 0 blan
4. Data tambahan
a. Pemeriksaan laboratorium
H.B : 17,3 g/dL
WBC : 10,8 uL
RBC : 5,01 uL
PLT : 310 uL
b. Pemeriksaan X-Ray (foto torax) :
1. Pulmo : Bronchopneumonia.
2. Cor : sinun costophrenicus dan diafragma normal.
c. USG : Hati membesar.
d. Penatalaksanaa Terapi
1. Infus : 62,4/24 jam, 2,6 cc/jam
2. Ampicilin 155 mg/8 jam/iv
3. Gentamicin 12,4 mg/24 jam /iv
4. Metronidazole 28 mg/24 jam/iv
e. Pengumpulan dan Klasifikasi Data
Data subjektif Data objektif
1. Ibu mengeluhkan seluh badan 1. Menggenggam : Lemah
anak mengalami kekuningan ± 1 2. Menghisap : Malas dan
bulan yang lalu. lemah
2. Ibu anak juga mengeluhkan 3. Tonus/aktivitas : Bayi
bahwa anak demam dan anak tampak lesu.
susah menyusu 4. Tampak adanya ikterus
3. Ibu anak juga mengeluhkan dan mata cekung.
kondisi anak yang kadang-kadang 5. Kering diarea permukaan
muntah sehabis menyusu. bibir.
6. Tampak abdomen
membesar dikarenakan
bayi mengalami kelainan
pada hati (terjadinya
pembesaran hati).
7. Wajah bayi tampak
ikterus.
8. Ektermitas tampak
lemah.
9. Kulit tampak ikterus
disemua permukaan.
10. Kulit teraba panas (Suhu
38,2oC).
11. Turgor kulit kurang
elastis.
12. Bilirubin total : 27,30
13. USG : Hati membesar.

f. Pathway

Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksia

Hipertermia Inflamasi pada hepar Pereganggan kapsula hati

Gangguan suplay darah normal Hepatomegali


pada sel-sel hepar

Perasaan tidak nyaman di


Kerusaskan sel parenkim, sel
kuadran kanan atas
hati and duktuli empedu
intrahepatik
Anoreksia

Perubahan nutrisi :
kurang dari
kebutuhan tubuh

Kerussakan sel parenkim, sel-sel hati dan


duktuli empedu intrahepatik

Kerusakan konjugasi

Bilirubin tidak sempurna dikleurakan


melalui ductus hepatikus

Bilirubin direk meningkat

Ikterus
g. Analisa Data

Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS : Inflamasi pada hepar Hipertermia
a. Ibu anak mengluh
anak demam.
DO :
a. Kulit teraba panas.
b. Kulit teraba panas
(Suhu 38,2oC).
c. Turgor kulit kurang
elastis.
DS : Peningkatan bilirubin Ikterus neonatus
a. Ibu mengeluhkan
seluh badan anak
mengalami
kekuningan ± 1 bulan
yang lalu.
DO :
a. Tampak adanya
ikterus dan mata
cekung.
b. Wajah bayi tampak
ikterus.
c. Bilirubin total : 27,30
d. USG : Hati
membesar.
DS : Kelemahan dalam menyusu Resiko nutrisi kurang dari
a. Ibu anak mengeluh kebutuhan tubuh.
anak susah menyusu.
b. Ibu anak mengatakan
bahwa anak kadang-
kadang memuntahkan
asi setelah menyusu.
DO :
b. Menggenggam :
Lemah.
c. Menghisap : Malas
dan lemah.
d. Tonus/aktivitas : Bayi
tampak lesu.
e. Turgor kulit kurang
elastis.
h. Prioritas masalah
1. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
3. Ikterus neonatus berhubungan dengan bilirubin tidak terkonjugasi masuk kedalam sirkulasi.
i. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Hipertermi berhubungan Termoregulasi Pengaturan Suhu
dengan proses penyakit. a. Suhu dalam batas normal Observasi a. Dapat melihat perubahan
b. Kelesuhan tidak ada. a. Monitor suhu paling tidak suhu.
c. Hyperbilirubinemia tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan. b. Untuk melihat tanda-tanda
ada. b. Monitor suhu dan warna kulit. perubahan suhu tubuh.

Teraupetik
c. Tingkatkan intake cairan dan c. Untuk mengganti cairan yang
nutrisi adekuat. hilang akibat panas.
d. Kompres air hangat. d. Untuk melepaskan panas
melalui konveksi.
Kolaborasi e. Membantu menurunkan
e. Kolaborasi pemberian panas.
paracetamol

2 Ikterus neonatus berhubungan Integritas kulit dan jaringan Foto terapi neonatus
dengan bilirubin tidak Kriteria hasil :
terkonjugasi masuk kedalam a. Kerusakan jaringan menurun. Observasi a. Agar pasien mendapatkan
sirkulasi. b. Kerusakan lapisan kulit a. Monitor ikterik dan sklera dan keperawatan yang sesuai
menurun. kulit bayi. sedini mungkin.
b. Monitor suhu dan tanda-tanda b. Mengetahui kondisi umum
vital. klien.
c. Monitor efek samping foto c. Melihat adanya tanda-tanda
fisioterapi efek samping dari fisioterapi.

Teraupetik
d. Berikan penutup mata pada d. Mengetahui secara dini
bayi. adanya infeksi mata akibat
pemakaian penutup mata.
e. Ukur jarak antara lampu dan e. Untuk memastikan
permukaan kulit bayi. efektivitas terapi.
f. Biarkan tubuh bayi terpapar f. Untuk membantu
sinar fototerapi secara mengurangi bilirubin.
berkelanjutan.

Edukasi
g. Anjurkan bayi menyusui g. Memberikan terapi sedini
sekitar 20-30 menit. mungkin terhadap dehidrasi
yang merupakan efek
samping dari fisioterapi.
3 Resiko nutrisi kurang dari Manajemen nutrisi
kebutuhan tubuh. Observasi Observasi
a. Identifikasi status nutrisi a. Membantu mengidentifikasi
status nutrisi klien.
b. Identifikasi makanan yang b. Merencanakan modifikasi
disukai. pemberian makanan.
c. Identifikasi kebutuhan kalori c. Mengidentifikasi jumlah
dan jenis nutrient kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
d. Monitor berat badan d. Mengidentifikasi perubahan
berat badan.
Teraupetik Teraupetik
a. Sajikan makanan secara a. Membantu meningkatkan
menarik dan suhu sesuai selera makan klien.
b. Berikan makanan tinggi kalori b. Membantu meningkatkan
dan tinggi protein. kalori dan protein yang
dibutuhkan tubuh.
j. Implementasi
Jum’at, 18 Juni 2021

No.dx Pukul Implementasi Evaluasi


1 20.30 Wita Pengaturan Suhu S:
Observasi h. Ibu anak mengluh anak demam.
21.00 a. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan. O:
Hasil : a. Kulit teraba panas.
suhu anak 38,2 C
o i. Kulit teraba panas (Suhu 38,2oC).
j. Turgor kulit kurang elastis.
21.15 b. Monitor suhu dan warna kulit.
Hasil : A : Masalah tidak teratasi.
Suhu teraba panas dan kekuningan. P : Lanjutkan intervensi

23.05 Teraupetik
c. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat.
Hasil :
Kebutuhan intake cairan dan nutrisi
terpenuhi.
23.15
d. Kompres air hangat.
Hasil :
Ibu atau keluarga klien dapat mengaplikan
teknik kompres hangat kepada bayi apabila
10.40 suhu tubuh bayi meningkat.
Kolaborasi
e. Kolaborasi pemberian paracetamol.
Hasil :
Pemberian paracematomol 60mg/kg/hari/IV.
2 13.25 WITA Observasi S:
13.30 a. Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi. a. Ibu Mengeluhkan Seluh Badan Anak
Hasil : Mengalami Kekuningan ± 1 Bulan
Sklera dan kulit bayi tampak ikterus diseluruh Yang Lalu.
tubuh. O:
a. Tampak Adanya Ikterus Dan Mata
15.00 b. Monitor suhu dan tanda-tanda vital. Cekung.
Hasil : b. Wajah Bayi Tampak Ikterus.
Suhu tubuh bayi 38,2oC c. Bilirubin Total : 27,30
d. Usg : Hati Membesar.
c. Monitor efek samping foto terapi.
11.40
Hasil : A : Masalah Belum Teratasi.
Untuk melihat adanya efek samping dalam P : Lanjutkan intervansi.
penggunaan foto terapi yang dilakukan.

Edukasi
d. Anjurkan bayi menyusui sekitar 20-30 menit.
11.45
Hasil :
Ibu bayi menyusui dalam reantang 2 jam
setiap hari.
3 11.50 WITA Observasi S:
a. Identifikasi status nutrisi a. Ibu Anak Mengeluh Anak Susah
11.55 Hasil : Menyusu.
Pemenuhan nutrisi bayi cukup terpenuhi. b. Ibu Anak Mengatakan Bahwa Anak
12.00 b. Monitor berat badan Kadang-Kadang Memuntahkan Asi
Hasil : Setelah Menyusu.
Berat badan bayi 2300g. O:
Edukasi a. Menggenggam : Lemah.
c. Anjurkan bayi menyusui sekitar 20-30 menit. b. Menghisap : Malas Dan Lemah.
12.10 Hasil : c. Tonus/Aktivitas : Bayi Tampak Lesu.
Ibu bayi menyusui dalam reantang 2 jam d. Turgor Kulit Kurang Elastis.
setiap hari.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
Rabu, 9 Mei 2021
1 10.00 Wita Pengaturan Suhu S:
Observasi a. Ibu anak mengeluh anak demam.
10.10 a. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan. O:
Hasil : a. Kulit teraba panas.
suhu anak 38,6 C
o b. Kulit teraba panas (Suhu 38,6oC).
c. Turgor kulit kurang elastis.
10.15 b. Monitor suhu dan warna kulit.
Hasil : A : Masalah tidak teratasi.
Suhu teraba panas dan kekuningan. P : Lanjutkan intervensi

10.20 Teraupetik
c. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat.
Hasil :
Kebutuhan intake cairan dan nutrisi
10.25 terpenuhi.
d. Kompres air hangat.
Hasil :
Ibu atau keluarga klien dapat mengaplikan
teknik kompres hangat kepada bayi apabila
suhu tubuh bayi meningkat.
10.40
Kolaborasi
e. Kolaborasi pemberian paracetamol.
Hasil :
Pemberian paracematomol 60mg/kg/hari/IV.
2 11.25 WITA Observasi S:
11.30 WITA a. Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi. a. Ibu Mengeluhkan Seluh Badan Anak
Hasil : Mengalami Kekuningan ± 1 Bulan Yang
Sklera dan kulit bayi tampak ikterus diseluruh Lalu.
tubuh. O:
a. Tampak Adanya Ikterus Dan Mata
11.35 b. Monitor suhu dan tanda-tanda vital. Cekung.
Hasil : b. Wajah Bayi Tampak Ikterus.
Suhu tubuh bayi 38,2oC c. Bilirubin Total : 27,30.
d. USG : Hati Membesar.
c. Monitor efek samping foto terapi.
11.40
Hasil : A : Masalah Belum Teratasi.
Untuk melihat adanya efek samping dalam P : Lanjutkan intervansi.
penggunaan foto terapi yang dilakukan.
11.45 Edukasi
d. Anjurkan bayi menyusui sekitar 20-30 menit.
Hasil :
Ibu bayi menyusui dalam reantang 2 jam
setiap hari.
3 11.50 WITA Observasi S:
a. Identifikasi status nutrisi a. Ibu Anak Mengeluh Anak Susah
11.55 Hasil : Menyusu.
Pemenuhan nutrisi bayi cukup terpenuhi. b. Ibu Anak Mengatakan Bahwa Anak
12.00 b. Monitor berat badan Kadang-Kadang Memuntahkan Asi
Hasil : Setelah Menyusu.
Berat badan bayi 2300g. O:
Edukasi a. Menggenggam : Lemah.
12.10 c. Anjurkan bayi menyusui sekitar 20-30 menit. b. Menghisap : Malas Dan Lemah.
Hasil : c. Tonus/Aktivitas : Bayi Tampak Lesu.
Ibu bayi menyusui dalam reantang 2 jam d. Turgor Kulit Kurang Elastis.
setiap hari.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
Kamis, 10 Mei 2021
1 10.00 Wita Pengaturan Suhu S:
Observasi a. Ibu anak mengluh anak demam.
10.10 a. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan. O:
Hasil : b. Kulit teraba panas.
suhu anak 38,2 C
o c. Kulit teraba panas (Suhu 38,2oC).
d. Turgor kulit kurang elastis.
10.15
b. Monitor suhu dan warna kulit. A : Masalah tidak teratasi.
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
Suhu teraba panas dan kekuningan.
10.20
Teraupetik
c. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat.
Hasil :
Kebutuhan intake cairan dan nutrisi
terpenuhi.
10.25
d. Kompres air hangat.
Hasil :
Ibu atau keluarga klien dapat mengaplikan
10.40 teknik kompres hangat kepada bayi apabila
suhu tubuh bayi meningkat.

Kolaborasi
e. Kolaborasi pemberian paracetamol.
Hasil :
Pemberian paracematomol 60mg/kg/hari/IV.
2 11.25 WITA Observasi S:
11.30 WITA a. Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi. a. Ibu Mengeluhkan Seluh Badan Anak
Hasil : Mengalami Kekuningan ± 1 Bulan Yang
Sklera dan kulit bayi tampak ikterus diseluruh Lalu.
tubuh. O:
a. Tampak Adanya Ikterus Dan Mata
11.35 b. Monitor suhu dan tanda-tanda vital. Cekung.
Hasil : b. Wajah Bayi Tampak Ikterus.
Suhu tubuh bayi 38,2oC c. Bilirubin Total : 27,30.
d. USG : Hati Membesar.
11.40 c. Monitor efek samping foto terapi.
Hasil : A : Masalah Belum Teratasi.
Untuk melihat adanya efek samping dalam P : Lanjutkan intervansi.
penggunaan foto terapi yang dilakukan.

Edukasi
11.45 d. Anjurkan bayi menyusui sekitar 20-30 menit.
Hasil :
Ibu bayi menyusui dalam reantang 2 jam
setiap hari.
3 11.50 WITA Observasi S:
d. Identifikasi status nutrisi e. Ibu Anak Mengeluh Anak Susah
11.55 Hasil : Menyusu.
Pemenuhan nutrisi bayi cukup terpenuhi. f. Ibu Anak Mengatakan Bahwa Anak
12.00 e. Monitor berat badan Kadang-Kadang Memuntahkan Asi
Hasil : Setelah Menyusu.
Berat badan bayi 2300g. O:
Edukasi a. Menggenggam : Lemah.
12.10 f. Anjurkan bayi menyusui sekitar 20-30 menit. b. Menghisap : Malas Dan Lemah.
Hasil : g. Tonus/Aktivitas : Bayi Tampak Lesu.
Ibu bayi menyusui dalam reantang 2 jam h. Turgor Kulit Kurang Elastis.
setiap hari.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai