Ketidakpastian K3

1/29
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Oleh: Anwar Hadi

Cak War Official www.infolabling.com
cak_war@yahoo.com 08121127767
P Every 3000 sheets of paper cost one tree, please do not print this page unless you really need
ISO/IEC 17025: 2017 2/29
7.6 EVALUASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
7.6.1 Laboratorium mengidentifikasi kontribusi terhadap ketidakpastian

pengukuran. Saat mengevaluasi ketidakpastian pengukuran, semua
kontribusi yang penting, termasuk yang timbul dari pengambilan sampel,
diperhitungkan dengan menggunakan metode analisis yang sesuai.
7.6.2 Jika melakukan kalibrasi peralatannya sendiri, laboratorium mengevaluasi

ketidakpastian pengukuran.
7.6.3 Saat melakukan pengujian, laboratorium mengevaluasi ketidakpastian

pengukuran. Estimasi ketidakpastian dilakukan berdasarkan pemahaman
terhadap prinsip teoritis atau pengalaman praktis dari kinerja metode.
P Every 3000 sheets of paper cost one tree, please do not print this page unless you really need, by cak_war@yahoo.com (Hp. 08121127767)
KONSEP DASAR 3/29
Pengukuran : serangkaian operasi yang bertujuan untuk

menetapkan nilai suatu besaran ukur
Besaran ukur : besaran tertentu yang nilainya diukur
Hasil pengukuran : nilai yang diberikan pada besaran ukur yang
diperoleh melalui pengukuran
Pengujian : suatu kegiatan teknis yang terdiri atas
penetapan dan penentuan satu atau lebih sifat
atau karakteristik dari suatu produk, bahan,
peralatan, organisme, fenomena fisik, proses
atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan
Jadi:
 hanya merupakan “TAKSIRAN” atau “PENDEKATAN” nilai besaran ukur
 hanya lengkap bila disertai dengan pernyataan “KETIDAKPASTIAN” dari
taksiran tersebut
 dipengaruhi oleh faktor kesalahan acak maupun kesalahan sistematis
KONSEP DASAR 4/29
Pengujian
Kesalahan Acak Kesalahan Sistematik
Sistematik Tak Pasti Sistematik Pasti
Ketidakpastian Koreksi
± U95%, k = 2 + δ atau - δ
Ketidakpastian + Koreksi ≤ Toleransi atau Akurasi
KONSEP DASAR 5/29
Kesalahan acak:
 disebabkan oleh besaran berpengaruh yang tidak dapat
diramalkan karena bersumber dari variasi bersifat acak dan
berada diluar kendali personil yang melakukan pengukuran
 dapat dikurangi dengan cara memperbanyak jumlah pengulangan
pengukuran
Kesalahan sistematis:
 disebabkan oleh besaran berpengaruh yang dapat diamati
terhadap pengukuran dan bersifat konstan sehingga tidak dapat
dikurangi dengan cara memperbanyak pengulangan pengukuran
 dapat dikurangi dengan cara faktor koreksi apabila akibat (efek)
kesalahan sistematik cukup berarti bila dibandingkan dengan
akurasi pengukuran
 setiap koreksi tidak mungkin tepat maka nilai koreksi juga harus
diperkirakan
KONSEP DASAR 6/29
Hubungan antara nilai terukur dengan

faktor-faktor yang mempengaruhinya
x = μ + δ + Є
nilai terukur = nilai benar + kesalahan sistimatika + kesalahan acak
(bias) (presisi)
Nilai terukur hanya merupakan perkiraan yang mengandung

nilai benar dan nilai ketidakpastian dengan tingkat kepercayaan
tertentu yang umumnya dinyatakan 95%
Hasil  X  U95%
Jadi, nilai benar tidak ada yang tahu dengan pasti
(yang pasti di dalam ilmu pasti ada ketidakpastian)
KONSEP DASAR 7/29
Ketidakpastian: parameter hasil pengukuran yang memberikan

karakter sebaran nilai-nilai yang secara layak
dapat diberikan pada besaran ukur
 Ukuran sebaran yang secara layak dapat dikaitkan dengan

nilai terukur
 Memberikan rentang dan terpusat pada nilai terukur dimana

didalam rentang tersebut terletak “NILAI BENAR” dengan
kemungkinan tertentu
 Ketidakpastian hasil pengukuran mencerminkan kurangnya

pengetahuan yang pasti tentang besaran ukur
nilai rerata
-µ +µ
x
yang tahu nilai benar hanya
Allah yang Maha Tahu
8/29
SUMBER-SUMBER
KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN
Secara umum sumber-sumber ketidakpastian pengujian, antara lain:

1) peralatan ukur (instrumen dan/atau alat gelas)
2) presisi dan akurasi
3) kondisi akomodasi dan lingkungan
4) bahan kimia termasuk CRM
9/29
SUMBER-SUMBER
Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian pengujian dilakukan

menggunakan Cause & Effect/Fish Bone Diagram, dengan cara:
1) tulis persamaan matematika berdasarkan hasil pemodelan
pengujian
2) parameter dalam persamaan tersebut digunakan untuk
membentuk cabang utama dari diagram
3) perhatikan setiap langkah dalam metode dan tambahkan faktor
lain yang mempengaruhi pengukuran ke dalam diagram yang
membentuk cabang dari cabang utama diagram
4) untuk setiap cabang tambahkan faktor lain yang memberikan
kontribusi sampai semua faktor yang mempunyai kontribusi
cukup signifikan telah tercakup dalam diagram
10/29
SUMBER-SUMBER
Presisi (ESDM)
Standar deviasi
Jumlah pengukuran
Kebisingan
Hasil pengukuran
Ketidakpastian
Nilai Target
Faktor Cakupan
Kalibrasi Akurasi (bias)
KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN 11/29
Klasifikasi menurut metode yang digunakan untuk menaksir nilai

numerik:
Tipe A: metode evaluasi ketidakpastian dengan analisis statistik
dari serangkaian pengamatan
 merupakan evaluasi komponen kesalahan acak saja
 nilai ketidakpastian diperoleh dari pengukuran berulang dengan
menghitung standar deviasi dari rata-rata pengukuran (sd)
Tipe B: metode evaluasi ketidakpastian dengan cara selain analisis
statistik dari serangkaian pengamatan
 merupakan evaluasi komponen kesalahan acak dan sistematis
 berdasarkan pengetahuan dan pengalaman umum tentang tingkah
laku dan sifat instrumen atau bahan yang relevan
 didasarkan pada justifikasi ilmiah menggunakan semua informasi
ilmiah relevan yang tersedia dan nilai ketidakpastian diperoleh
dari, misalnya: sertifikat kalibrasi, spesifikasi peralatan, bahan
acuan bersertifikat, kemurnian bahan kimia, data pengukuran
sebelumnya, handbook, catalog
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE A 12/29
Bottom - up
Alat Gelas:
2
 Toleransi   sd   V .0t. 
2 2 2 2
 U   V . t.  0
u Alatgelas   95%     dan u Alatgelas        
 k   3   3   n  3 
Timbangan: 2 2
U  U  U
uTim bangan   95%    95%   95% 2
 k  Isi  k  kosong k
Pengujian menggunakan kurva kalibrasi secara regresi linear

n
 ( yi  yˆi ) 2 1 1 ( xSampel  x )
2
sd
nilai ketidakpastian: u( X sampel)    n
sd  i 1
 ( xi  x ) 2
b p n
n2
i 1
Dimana
b = slope
sd = standar deviasi residual regresi linear
p = pengulangan pengujian (simplo, duplo, triplo)
n = jumlah deret standar dalam kurva kalibrasi
xsampel = kadar sampel
x = rerata kadar deret standar dalam kurva kalibrasi
xi = kadar deret standar ke-i dalam kurva kalibrasi
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE A 13/29
Top - Down
Pengulangan pengujian:
n
 bias 2
n resolusi
ubias  i 1 uresolusi 
n 2 3
sd bias
u ESDM  u gab  uresolusi
2
 u 2presisi  ubias
2
n u gabbias  ubias
2
 uESDM
2
 uCRM
2
U 95% 
 k  sd presisi
uCRM   u presisi 
X CRM n
simplo  diplo
u presisi 
1.128 .x
n
 bias 2
n
u gab  ukalibrasi
2
 u 2presisi  ubias
2
ubias  i 1
n
U 95%
ukalibrasi 
k
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B 14/29
Distribusi rectangular
 digunakan bila batas dapat ditentukan namun nilai besaran
ukur tampak berada di semua tempat dalam rentang tersebut.
 ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range (a)

a
dengan 3 , maka nilai ketidakpastian, yaitu: u 
3
Distribusi tringular
 digunakan bila terdapat bukti bahwa nilai yang paling mungkin
adalah nilai yang dekat dengan rerata, lebih dekat dengan batas
rentang, kemungkinannya berkurang menuju nol
 ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range (a)

dengan 6 maka nilai ketidakpastian, yaitu: u  a
6
Distribusi bentuk-U
 Diterapkan apabila sebaran selalu dekat dengan batas
ketidakpastian
 Nilai ketidakpastian diperoleh dengan membagi semi-range a

a
dengan 2 , maka nilai ketidakpastian, yaitu: u 
2
Distribusi Gaussian atau Normal

 Distribusi ini dapat digunakan bila diasumsikan untuk
ketidakpastian yang menyatakan tingkat kepercayaan tertentu,
yaitu: 95% atau 99%
 Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi ketidakpastian

tersebut dengan faktor cakupan yang tepat berdasarkan table-t
distribusi, yaitu: U
u
k
KOEFISIEN SENSITIFITAS 18/29
 Merupakan konversi semua komponen ketidakpastian ke dalam

satuan yang sama dengan menggabungkan ketidakpastian
baku yang mempunyai satuan berbeda
 Memberikan skala fungsi pembobot untuk setiap komponen

ketidakpastian yang menjelaskan bagaimana taksiran keluaran
bervariasi dengan perubahan nilai taksiran masukan
 Evaluasi koefisien sensitifitas dapat dilakukan berdasarkan

turunan parsial dari fungsi yang mewakili model matematika
pengujian, yaitu: f
ci 
xi
KETIDAKPASTIAN BAKU GABUNGAN 19/29
(COMBINED STANDARD UNCERTAINTY)
 Metode penggabungan ketidakpastian baku ini sering disebut

dengan hukum propagasi ketidakpastian
 Ketidakpastian baku gabungan dinyatakan dengan:
 c u   u 
n n
uc ( y )  
2 2
i ( xi ) i( y)
i 1 i 1
f
ci  = kefisien sensitifitas, dan ciu( xi )  ui ( y )
xi
KETIDAKPASTIAN BAKU GABUNGAN 20/29
Aturan 1 (penjumlahan atau pengurangan)
u c ( y )  u (2a )  u (2b )  u (2c )  ......

Aturan 2 (perkalian atau pembagian)
2 2 2
 u(a)   u (b )   u(c) 
uc( y )  y          ......
 a   b   c 
Aturan 3 (pangkat)
nyu ( a )
uc ( y) 
a
Aturan kombinasi penjumlahan atau penambahan dengan pembagian
2 2 2
 u   u  u 
uc ( y )  y  a   b   c 
a b a b  c 
DERAJAT KEBEBASAN EFEKTIF 21/29
 Untuk memperoleh pemilihan nilai faktor pengali/cakupan

(coverage factor) yang tepat dengan menggunakan tabel-t
(student’s-t table)
 Derajat kebebasan efektif yang tinggi memberikan keyakinan
yang tinggi terhadap nilai tersebut, sebaliknya, derajat kebebasan
efektif yang rendah memberikan keyakinan yang lebih rendah
terhadap nilai tersebut
 Jika semua komponen ketidakpastian telah digabungkan, derajat
kebebasan efektif dihitung dengan rumus Welch-Satterthwaite
uc4( y )
vef  n 4
ui ( y )
i 1 vi

Dimana:
νef = derajat kebebasan efektif dari ketidakpastian baku
gabungan
νi = derajat kebebasan dari komponen ketidakpastian ke-i
ui(y) = hasil perkalian ciu(xi)
KETIDAKPASTIAN BENTANGAN 22/29
(EXPANDED UNCERTAINTY)
Diperoleh dari mengalikan uc(y) dengan faktor cakupan yang

dinyatakan dengan simbol k
Kesepakatan internasional yang biasa diterapkan adalah

memberikan tingkat kepercayaan 95% (95.45%)
Dalam banyak kasus, nilai k = 2 dapat digunakan bila derajat

kebebasan cukup besar, yaitu v ≥ 30 atau sumber ketidakpastian
dominan tipe B.
Jika derajat kebebasan efektif relatif kecil, nilai k dapat diperoleh

dari distribusi-t tabel
U = t(95%, v)uc(y)
PELAPORAN HASIL 23/29
 Untuk meminimalkan kesalahan pembulatan dalam proses

penggabungan ketidakpastian sebaiknya digunakan satu
significant digit lebih banyak
 Nilai numerik ketidakpastian pengujian sebaiknya dinyatakan

dalam 2 significant digit
 Laporan pengujian yang diterbitkan meliputi hasil pengujian

dan nilai estimasi ketidakpastian yang dinyatakan pada
tingkat kepercayaan yang diumumnya 95%;
 Laporan hasil pengujian termasuk ketidakpastian dinyatakan

sebagai berikut:
Laporan: X ± U95%, k = 2 (satuan)
EVALUASI HASIL KETIDAKPASTIAN 24/29
COUNCIL REGULATION (European Economic Community, EEC) No 315/93
Kadar Prosen (%) U95% Rentang Kadar yang diterima
100 g/100 g 100% 4% 96 g/100g – 104 g/100g
10 g/100 g 10% 5% 9,5 g/100g – 10.5 g/100g
1 g/100 g 1% 8% 0,92 g/100g – 1,08 g/100g
1 g/kg 0,1% 11% 0,89 g/kg – 1,11 g/kg
100 mg/kg 0,01% 16% 84 mg/kg – 116 mg/kg
10 mg/kg 0,001% 22% 7,8 mg/kg – 12,2 mg/kg
1 mg/kg 0,0001% (ppm) 32% 0,68 mg/kg – 1,32 mg/kg
< 100 µg/kg < 0,00001% 44% 56 µg/kg – 144 µg/kg
Microbiological
Secara umum: % RSU 
U 95%
x

 2 210,5 logC 
Jumlah Log10 U95% Rendah Tinggi Rentang yang diterima
10.000.000 7 ± 0,5 6,5 7,5 3.162.278 31.622.777
1.000.000 6 ± 0,5 5,5 6,5 316.228 3.162.278
100.000 5 ± 0,5 4,5 5,5 31.623 316.2228
10.000 4 ± 0,5 3,5 4,5 3.162 31.623
1.000 3 ± 0,5 2,5 3,5 316 3.162
100 2 ± 0,5 1,5 2,5 32 316
10 1 ± 0,5 0,5 1,5
P 3 32
Every 3000 sheets of paper cost one tree, please do not print this page unless you really need, by cak_war@yahoo.com (Hp. 08121127767)
EVALUASI HASIL KETIDAKPASTIAN 25/29
BATAS KEBERTERIMAAN TOLERANSI ATAU AKURASI

No Ruang lingkup Peralatan Satuan Toleransi atau Akurasi
1 Kebisingan Sound Level meter dBA ±3
2 Iklim Kerja  Termometer suhu basah
kisaran –5o – (50)oC dengan
o
bergraduasi 0,5 C
 Termometer suhu kering
o o o 0
kisaran –5 – (50) C dengan C ± 0,8 C
bergraduasi 0,5oC
 Termometer suhu bola
kisaran –5o – (100)oC dengan
graduasi 0,5oC
3 Pencahayaan Lux meter Lumen ≤ 10,000 Lux: ± 4% reading ± 0.5% FS
≥ 10,000 Lux: ± 5% reading ± 10 FS
2
4 Rasiasi sinar UV Radiometer sinar ultra ungu μW/cm ± 4% FS + 2 digit
5 Getaran Lengan
Vibrasi meter m/dtk2 ±5%
& Tangan
2
6 Getaran Tubuh Human vibration meter m/dtk ±5%
7 Medan Magnit
Static magnetic field meter Testa ±3%
Statis
8 Debu Respirable  Low volume dust sampler L/menit ± 2,5%
& Debu total  Timbangan, 0,01 mg mg < 5 x Resolusi
U 95%
Batas Keberterimaan: % RSU   2 xToleransi
x
26/29
Interpretasi Pelaporan Hasil?
102
100 ± 2 dB(A)
98 88
86 ± 2 dB(A) 86 Kebisingan
Nilai Waktu paparan 8 jam = 85 dB(A)
ambang batas 84 ± 2 dB(A)
84
82
82
80 ± 2 dB(A)
78
= interval ketidakpastian = hasil pengujian
PELAPORAN HASIL 27/29
(i)
(ii)
(iii)
Nilai baku mutu
Nilai ambang batas = hasil pengujian
lingkungan (iv)
= interval ketidakpastian
Keterangan:
(i) = hasil pengujian dengan ketidakpastian bentangan diatas nilai ambang batas
(ii) = hasil pengujian diatas nilai ambang batas tetapi setengah ketidakpastian
bentangan dibawah nilai ambang batas, jadi hasil pengujian menunjukkan
bahwa diatas lebih mungkin daripada dibawah nilai ambang batas
(iii) = hasil pengujian dibawah nilai ambang batas tetapi setengah ketidakpastian
bentangan diatas nilai ambang batas, jadi hasil pengujian menunjukkan
dibawah lebih mungkin daripada diatas nilai ambang batas
(iv) = hasil pengujian dengan ketidakpastian bentangan dibawah nilai ambang batas
PUSTAKA 28/29
1) ISO/IEC GUIDE 98-3, Uncertainty of measurement — Part 3: Guide to the expression of

uncertainty in measurement, International Organization for Standardization, Geneva,
Switzerland;
2) ISO/IEC 17025, General Requirements for the Competence of Testing and Calibration
laboratories;
3) Nord-test Report TR 537, Handbook for Calculation of Measurement Uncertainty in
Environmental Laboratories edition 2;
4) SAC-SINGLAS Technical Guide 1, Guidelines of The Evaluation and Expression of
Measurement Uncertainty, 2nd;
5) EURACHEM/CITAC CG 4, third edition, Quantifying Uncertainty in Analytical
Measurement, 2012;
6) Hadi, Anwar, Ketidakpastian Pengujian - Mendukung Penerapan ISO/IEC 17025: 2017,
IPB, Bogor 2018
29/29

Ketidakpastian K3

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Ketidakpastian K3

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

1/29

Oleh: Anwar Hadi

7.6 EVALUASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

7.6.1 Laboratorium mengidentifikasi kontribusi terhadap ketidakpastian

7.6.2 Jika melakukan kalibrasi peralatannya sendiri, laboratorium mengevaluasi

7.6.3 Saat melakukan pengujian, laboratorium mengevaluasi ketidakpastian

Pengukuran : serangkaian operasi yang bertujuan untuk

Kesalahan Acak Kesalahan Sistematik

Sistematik Tak Pasti Sistematik Pasti

Ketidakpastian + Koreksi ≤ Toleransi atau Akurasi

Hubungan antara nilai terukur dengan

Nilai terukur hanya merupakan perkiraan yang mengandung

Ketidakpastian: parameter hasil pengukuran yang memberikan

 Ukuran sebaran yang secara layak dapat dikaitkan dengan

 Memberikan rentang dan terpusat pada nilai terukur dimana

 Ketidakpastian hasil pengukuran mencerminkan kurangnya

Secara umum sumber-sumber ketidakpastian pengujian, antara lain:

Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian pengujian dilakukan

Kalibrasi Akurasi (bias)

Klasifikasi menurut metode yang digunakan untuk menaksir nilai

Pengujian menggunakan kurva kalibrasi secara regresi linear

 ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range (a)

 ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range (a)

 Nilai ketidakpastian diperoleh dengan membagi semi-range a

Distribusi Gaussian atau Normal

 Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi ketidakpastian

 Merupakan konversi semua komponen ketidakpastian ke dalam

 Memberikan skala fungsi pembobot untuk setiap komponen

 Evaluasi koefisien sensitifitas dapat dilakukan berdasarkan

(COMBINED STANDARD UNCERTAINTY)

 Metode penggabungan ketidakpastian baku ini sering disebut

 Ketidakpastian baku gabungan dinyatakan dengan:

Aturan 1 (penjumlahan atau pengurangan)

u c ( y )  u (2a )  u (2b )  u (2c )  ......

 Untuk memperoleh pemilihan nilai faktor pengali/cakupan

Diperoleh dari mengalikan uc(y) dengan faktor cakupan yang

Kesepakatan internasional yang biasa diterapkan adalah

Dalam banyak kasus, nilai k = 2 dapat digunakan bila derajat

Jika derajat kebebasan efektif relatif kecil, nilai k dapat diperoleh

 Untuk meminimalkan kesalahan pembulatan dalam proses

 Nilai numerik ketidakpastian pengujian sebaiknya dinyatakan

 Laporan pengujian yang diterbitkan meliputi hasil pengujian

 Laporan hasil pengujian termasuk ketidakpastian dinyatakan

Laporan: X ± U95%, k = 2 (satuan)

BATAS KEBERTERIMAAN TOLERANSI ATAU AKURASI

Interpretasi Pelaporan Hasil?

= interval ketidakpastian = hasil pengujian

1) ISO/IEC GUIDE 98-3, Uncertainty of measurement — Part 3: Guide to the expression of

Anda mungkin juga menyukai