Anda di halaman 1dari 14

Nama : Yohana Desy Irnawati,S.

Pd
Nomor UKG : 201506400802

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih yang


No. Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan
1 Kurangnya Minat Belajar Metode mengajar kurang Kajian Literatur Alternatif Solusi: Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
Sejarah Siswa inovatif 1. Menurut Bernard (Sardiman. 2012:76) minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan wawancara, maka alternatif solusi untuk
melainkan timbul dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu permasalahan rendahnya minat belajar
belajar atau bekerja. Jadi jelas soal minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan sejarah siswa adalah dengan menerapkan
atau keinginan, oleh karena itu yang penting bagai mana menciptakan kondisi model dan metode yang inovatif, seperti:
tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar 1. Metode Bermain Peran (Role Playing)
file:///C:/Users/GC/Downloads/199-File%20Utama%20Naskah-467-2-10- Kekuatan:
20160906.pdf a. Siswa dapat terlibat aktif dalam
proses pembelajaran
2. Suryosubroto (1988: 109) berpendapat bahwa usaha-usaha guru dalam b. Meningkatkan kreatifitas siswa
membangkitkan minat siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan memilih bahasa c. Pembelajaran menjadi
yang lancar, dapat memilih metode mengajar yang tepat dapat mengaktifkan siswa, menyenangkan
dapat membuat selingan, dapat memilih alatalat peraga yang cocok. d. Bisa mengembangkan bakat siswa
3. Syaiful Bahri Djamarah (2008: 167) mengatakan ada beberapa macam cara yang e. Materi yang dipelajari mudah diingat
dapat guru lakukan untuk membangkitkan maupun meningkatkan minat siswa yaitu: dan diingat dalam jangka waktu lama
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri siswa sehingga dia rela karena didasarkan pada pengalaman
belajar tanpa adanya paksaan dari orang lain. belajar siswa
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan pengalaman yang f. Siswa bisa merasakan nilai-nilai
dimiliki siswa, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran yang perjuangan melalui lakon yang
diberikan oleh guru. diperankan
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang Kelemahan:
baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. a. Perlu persiapan dan kesiapan yang
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks matang
perbedaan individual siswa seperti penggunaan metode yang bervariasi dalam b. Memerlukan waktu lama,
pembelajaran. memungkinkan tidak selesai dalam
4. Menurut Slameto (2010: 180-181) cara untuk meningkatkan Minat Belajar adalah: satu kali pertemuan, namun
a. Menggunakan minat siswa yang telah ada. tergantung kesiapan
b. Memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan c. Tidak semua siswa mau dan bisa
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, berlakon (kemampuan dan
menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang. kepercayaan diri siswa dalam
c. Pengajar memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. berdrama berbeda-beda) bisa
menghambat proses latihan
5. Menurut Jeanne Ellis Ormrod (2008:104) strategi yang sering membangkitkan d. Tidak semua materi bisa dieksplor
minat siswa terhadap topik-topik di kelas adalah: melalui metode Role Playing
a. Modelkan (contohkan) kesenangan dan antusiasme tentang topik-topik di kelas e. Perlu pendampingan yang maksimal
b. Sesekali masukkan keunikan, variasi, fantasi, atau misteri sebagai bagian dari dari guru
pelajaran dan prosedur.
c. Doronglah siswa mengidentifikasi tokoh-tokoh sejarah atau karakter fiksi serta 2. Metode Sosio Drama
membayangkan apa yang mungkin dipikirkan atau dirasakan oleh orang-orang Kekuatan:
ini. a. Siswa terlibat aktif dalam
d. Berikan kesempatan bagi siswa untuk merespon materi pelajaran secara aktif. pembelajaran
https://eprints.uny.ac.id/16166/3/4.%20BAB%20II.pdf b. Meningkatkan kreatifitas dan
imajinasi siswa untuk mengeksplor
6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maghfirotul Lail, Akhmad Arif dan mengemas fenomena-fenomena
Musadad, dan Isawati (2021), bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif sosial untuk disajikan dalam
Tipe Example Non Example dengan Media Flip Chart dapat meningkatkan minat pembelajaran.
belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 3 Masaran. c. Melatih siswa berpikir kritis dalam
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sejarah/article/view/12996/9093 menganalisis materi yang diekplor
melalui sosio drama
7. Berdasarkan penelitian yang dilakukan A. A. Ngurah Yuliawati dan I Gusti d. Materi menjadi mudah diingat dan
Agung Handayani (2021), bahwa penerapan Model Pembelajaran Snowball makna/nilai-nilai dapat tersampaikan
Throwing dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X IPS 1 SMA dengan baik
Negeri 1 Petang e. Pembelajaran menjadi
file:///C:/Users/GC/Downloads/233-Article%20Text-827-1-10-20210611.pdf menyenangkan
f. Bisa mengembangkan bakat siswa
8. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Riduansyah (2017) bahwa dengan Kelemahan:
menerapkan metode pembelajaran bermain peran (Role Playing)dapat meningkatkan a. Membutuhkan persiapan dan
minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran sejarah di kelas XII IPS SMA Negeri 2 kesiapan yang matang
Banjarmasin b. Memerlukan waktu yang lama,
file:///C:/Users/GC/Downloads/3477-6887-1-SM%20(2).pdf tergantung kesiapan siswa
c. Tidak semua siswa mau dan bisa
9. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Noor Harjanti, Hermanu Joebagio, dan berlakon (kemampuan dan
Leo Agung. S (2015), bahwa penerapan Problem Based Learning dalam kepercayaan diri siswa dalam
pembelajaran sejarah dapat peningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 berdrama berbeda-beda) bisa
menghambat proses latihan
SMA Negeri 3 Wonogiri
d. Perlu pendampingan maksimal dari
https://jurnal.uns.ac.id/historika/article/view/29296/19912 guru

10. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sari Oktarina (2021), bahwa penerapan
metode sosiodrama telah berhasil meningkatkan minat belajar siswa pada
pembelajaran Sejarah kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 5 Banjarmasin.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JVK/article/view/10506
11. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imam Ma’Aruf (2016), bahwa 3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
penerapan model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh besar terhadap Example Non Example dengan Media
minat belajar sejarah siswa. Pengaruh model Discovery Learning terhadap minat Flipchart
belajar sejarah siswa Pada kelas XI IPS di SMA Negeri I Kalirejo adalah tinggi atau Kekuatan:
kuat dan positif. a. Melatih siswa berpikir kritis dalam
file:///C:/Users/GC/Downloads/adoc.pub_pengaruh-model-discovery-learning- menganalisis suatu peristiwa sejarah
terhadap-minat-b.pdf melalui gambar/ atau urutan
gambar-gambar
Wawancara Alternatif Solusi: b. Memberikan kesempatan bagi siswa
1. Rekan Sejawat untuk mengemukakan pendapatnya
Ibu Julia Novita Sari, S.Pd mengenai gambar-gambar yang
Guru Mata Pelajaran Ekonomi dianalisis
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rekan Sejawat, maka alternatif solusi yang c. Melatih kerjasama kelompok dalam
diberikan yaitu: menganalisis gambar-gambar untuk
“Guru bisa menerapkan metode pembelajaran yang variatif, misalnya dengan Role menemukan sebuah konsep untuk
Playing atau metode lainnya yang menarik sehingga anak tidak merasa bosan” kemudian dideskripsikan
d. Media Fipchart sangat membantu
2. Kepala SMA Negeri 2 Sepauk sebagai media yang bersahabat
Bapak Dahries Kristian,S.Pd.,M.Si terutama bagi sekolah yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, maka alternatif solusi yang memiliki keterbatasan sarana
diberikan yaitu: prasarana dan IT
“Guru harus berinovasi dalam pembelajaran supaya siswa lebih tertarik untuk Kelemahan:
belajar” a. Tidak semua materi bisa disajikan
dalam bentuk gambar
3. Pakar b. Dikhawatirkan siswa dengan
Ibu Brigida Intan Printina,M.Pd karakteristik gaya belajar auditori
Dosen Prodi Pendidikan Sejarah Univ. Sanata Dharma dan kinestetik tidak terlalu aktif
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pakar, maka alternatif solusi yang diberikan dalam proses pembelajaran
yaitu: “Perlunya menggunakan ragam metode pembelajaran, namun tidak semua
metode cocok untuk materi ajar sejarah, misalnya”: 4. Snowball Throwing
a. Materi yang membahas ruang lingkup, konsep sejarah, peserta didik ditawarkan Kekuatan:
metode studi kasus menemukan relevansi berbasis HOTS. Jadi ada sub-sub a. Suasana belajar bisa menjadi lebih
masalah yang relevan yang bisa ditawarkan oleh guru. Hal ini sama juga menyenangkan
memanfaatkan Model PBL berbasis Case Study b. Siswa aktif dalam pembelajaran
b. Apabila materi ajar dengan background peristiwa sejarah, mengisahkan latar c. Mendorong siswa untuk berusaha
belakang, peristiwa, dampak, bisa menggunakan pendekatan Flipped Learning menguasai materi untuk menjawab
(membalikkan pelajaran) dengan cara mengangkat peristiwa kekinian dan masuk pertanyaan-pertanyaan yang
ke peristiwa pokok (sejarah) dilemparkan
c. Menggunakan pendekatan Collaborative Learning, di mana mata pelajaran d. Melatih siswa untuk menjelaskan
sejarah dapat disatukan dengan mata pelajaran prakarya atau mata pelajaran lain, materi kepada rekannya (oleh ketua
dengan KD yang saling mendekati, sehingga bisa lebih menarik minat belajar kelompok), memahami materi yang
peserta didik dalam belajar sejarah karena mereka diajak berpikir HOTS dan dijelaskan (anggota kelompok),
mampu mempergunakan berbagai pendekatan untuk solusi atas berbagai membuat pertanyaan dan menjawab
permasalahan termasuk temuan-temuan baru atau relevansi kehidupannya. pertanyaan
d. Melakukan diskusi di ruang terbuka/ruang baca/perpustakaan Kelemahan:
e. Boleh dilakukan metode wawancara dalam pembelajaran misalnya wawancara a. Kelas cenderung gaduh
subjek sejarah, misalnya sejarah kehidupan, sejarah berdirinya sekolah, sejarah b. Siswa (anggota kelompok) bisa jadi
nama jalan, dll. Asal relevan dengan KD dan materi yang dipelajari. Metode ini tidak memahami sepenuhnya materi
bisa membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. karena bergantung kepada penjelasan
ketua kelompok.
c. Apabila siswa kurang memahami
materi maka guru perlu menjelaskan
ulang materi kepada seluruh siswa.

5. Problem Based Learning


Kekuatan:
a. Melatih siswa untuk berpikir kritis,
menemukan solusi atas
permasalahan/memecahkan masalah
secara sistematis
b. Membuat siswa memiliki
pemahaman yang kuat dalam
memahami materi pelajaran karena
didasarkan oleh penemuan dan
pengalaman belajar yang langsung
dialami/dirasakan oleh siswa
c. Aktivitas pembelajaran lebih
menantang bagi siswa
d. Membiasakan peserta didik untuk
belajar dan menggali informasi dari
berbagai sumber baik secara
individu maupun kelompok
e. Pembelajaran berfokus kepada
keaktifan siswa/Student Center
Kelemahan:
a. Tidak semua materi cocok dieksplor
dengan Model PBL
b. Siswa dengan kemampuan analisis
yang tergolong rendah akan
kesulitan mengikuti proses
pembelajaran berbasis masalah
c. Sumber-sumber belajar sebagai
penunjang masih terbatas

6. Discovery Learning
Kekuatan:
a. Pembelajaran berpusat kepada siswa
b. Siswa mendapatkan pengalaman
belajar secara aktif dalam
menemukan pengetahuan
c. Membantu siswa berpikir kritis
untuk menghubungkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan yang
sudah dimiliki sebelumnya
d. Materi yang pelajari akan lebih
mudah membekas dalam pikiran
siswa karena siswa menemukan
sendiri hal-hal atau informasi terkait
materi yang dipelajari, namun perlu
penegasan dan konfirmasi dari guru
terkait temuan siswa
Kelemahan:
a. Sumber-sumber belajar masih
terbatas

7. Flipped Learning
Kekuatan:
a. Melatih siswa berpikir secara kritis
dan kontekstual, karena
menghubungkan peristiwa kekinian
yang berhubungan, atau memiliki
pola yang sama dengan peristiwa
masa lampau
b. Siswa lebih aktif karena
pembelajaran berpusat kepada siswa
c. Memerlukan TIK yang memadai
sebagai penunjang pembelajaran
karena alat teknologi tersebut
merupakan syarat mutlak yang
harus ada dalam proses penerapan
flipped learning
Kelemahan:
a. Sulit diterapkan apabila kondisi TIK
tidak memadai

8. Collaborative Learning
Kekuatan:
a. Pembelajaran sejarah bisa
dikolaborasikan dengan mata
pelajaran lain yang mempunyai KD
atau materi yang relevan
b. Siswa bisa mempelajari sejarah dan
belajar memecahkan masalah
dengan berbagai pendekatan ilmu
Kelemahan:
a. Diperlukan waktu dan perencanaan
yang matang untuk berkolaborasi
lintas mata pelajaran/ lintas ilmu
agar tujuan pembelajaran sama-
sama dapat tercapai melalui
kolaborasi

9. Melakukan diskusi di luar kelas (ruang


terbuka dan perpustakaan)
Kekuatan:
a. Suasana belajar menyenangkan
b. Mengatasi kejenuhan belajar di
kelas, bisa lebih fresh dalam belajar
Kelemahan:
a. Berpotensi membuat siswa menjadi
kurang fokus saat belajar, karena
banyak hal yang menarik perhatian
jika di luar kelas
b. Perlu perhatian dan pengewasan
yang lebih dari guru
c. Tegantung dengan kondisi cuaca
10. Metode Wawancara
Kekuatan:
a. Siswa aktif dalam pembelajaran
b. Siswa menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru terkait materi
pembelajaran dan melatih
keberanian berbicara melalui daftar
pertanyaan yang dibuat
c. Suasana belajar menjadi
menyenangkan
Kelemahan:
a. Keterbatasan sumber sejarah suntuk
mendukung kegiatan wawancara
b. Sulit mendapatkan sumber yang
kredibel terutama untuk beberapa
peristiwa sejarah yang sifatnya luas,
kecuali untuk sejarah local terutama
tradisi lisan
2 Siswa Kurang fokus atau Proses/kegiatan pembelajaran Kajian Literatur Alternatif Solusi: Berdasarkan hasil kajian literatur dan
konsentrasi saat belajar yang belum sepenuhnya 1. Aprilia, Suranata & Dharsana (2014), mengatakan bahwa konsentrasi belajar wawancara, maka alternatif solusi terkait
melibatkan siswa, sehingga adalah suatu perilaku yang mengarah pada upaya untuk memusatkan perhatian atau masalah siswa kurang fokus atau konsentrasi
memberi ruang bagi siswa pikiran serta dapat memahami setiap materi pelajaran saat belajar adalah:
untuk mengalihkan 2. Menurut Hatiningsih (2013) konsentrasi belajar adalah satu dari indikator yang 1. Guru harus menerapkan pembelajaran
perhatiannya dari pembelajaran dipercaya mampu mempermudah siswa untuk meraih tujuan belajarnya. Dengan yang mampu mengembangkan
berkonsentrasi, semua hal dapat terekam dengan sebaik-baiknya di dalam ingatan kemampuan berpikir kritis dalam belajar
dan kemudian dengan mudah dapat dikeluarkan ketika dibutuhkan
3. Menurut Fieldman (2002) konsentrasi belajar rendah dapat disebut sebagai 2. Menerapkan metode active learning,
gangguan konsentrasi belajar yaitu pembelajaran yang berpusat pada
http://eprints.ums.ac.id/72148/14/BAB%20I.pdf siswa, di mana siswa akan lebih aktif
dalam proses pembelajaran sehingga
4. Menurut Surya (2003: 20), salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat meminimalisir peluang bagi siswa
meningkatkan konsentrasi siswa yaitu dengan mengembangkan kemampuan berpikir untuk mengalihkan perhatiannya dari
kritis dalam belajar pembelajaran.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA/article/view/1657/1709
3. Mendeteksi sejak dini siswa yang
5. Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2007) bahwa indikator kemampuan berpikir memiliki masalah yang dikarenakan
faktor di luar pembelajaran atau sekolah
kritis diturunkan dari aktivitas kritis siswa yang harus dikuasai siswa dalam berpikir
berkoordinasi dengan Guru BK agar bisa
kritis, sebagai berikut: mengikuti proses pembelajaran dengan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan baik
b. Mencari alasan 4. Membuat Bahan Ajar yang Menarik
c. Berusaha mengetahui informasi dengan baik Kekuatan:
d. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya a. Bisa menarik perhatian dan
e. Berusaha tetap relevan dengan ide utama fokus/konsentrasi siswa
Kelemahan:
f. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar a. Diperlukan waktu dan kreativitas
g. Mencari alternatif dari guru untuk membuat bahan
h. Bersikap dan berpikir terbuka ajar yang menarik walaupun
i. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu dengan teknologi yang terbatas
j. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan
k. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan 5. Melakukan Ice Breaking
Kekuatan:
masalah
a. Bisa memusatkan perhatian atau
file:///C:/Users/GC/Downloads/admin,+Journal+manager,+p46-53+artikel-binti- konsentrasi siswa kembali
kobum%20(1).pdf b. Mengatasi kejenuhan yang
menyebabkan berkurangnya
6. Menurut Brophy (2006), Doyle (1990), Emmer & Evertson (1991) dalam buku konsentrasi belajar
yang ditulis Ormrod berjudul Educational Psychology Developing Learners c. Proses pembelajaran menjadi
(2008), metode active learning dalam manajemen kelas efektif mengatasi gangguan menyenangkan
konsentrasi belajar siswa, dengan metode active learning ini siswa akan lebih aktif
dan produktif dalam setiap proses pembelajaran sehingga akan mengecilkan dan 6. Pengelolaan Kelas yang Baik
meminimalisir peluang siswa untuk mengerjakan hal-hal diluar kegiatan belajar. Pengelolaan kelas dengan baik bisa
http://jurnal.unpad.ac.id/jpsp/article/view/22353/11135 menjadi solusi bagi masalah konsentrasi
belajar, misalnya dengan penataan kelas
7. Super dan Crities, yang dikutip oleh Kuntoro (1986) dalam Rachman (2010) bahwa dan pengaturan tempat duduk siswa agar
cara untuk mengukur konsentrasi belajar adalah sebagai berikut: siswa merasa nyaman belajar.
a. Memperhatikan setiap materi pelajaran yang disampaikan guru Memastikan siswa tetap fokus dengan
b. Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan memberikan pertanyaan kepada siswa
c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi mengenai tersebut dan menerapkan pembelajaran
materi pelajaran yang disampaikan guru aktif yang melibatkan siswa, melakukan
d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru Ice Breaking ketika siswa mulai jenuh
e. Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran
https://www.psychologymania.com/2013/04/indikator-konsentrasi-belajar.html
Wawancara Alternatif Solusi:
1. Rekan Sejawat
Ibu Reny Zukni,S.Pd
Guru Mata Pelajaran Biologi
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat, maka alternatif solusi yang
diberikan yaitu:
a. Menggunakan model pembelajaran inovatif seperti PBL, PjBL, Inquiry, dan
metode-metode inovatif lainnya
b. Memanfaatkan tingkatan pembelajaran HOTS pada berpikir kritis, sehingga
fokus anak bisa lebih terarah

Ibu Iluminata Novianti,S.Pd


Guru Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat, maka alternatif solusi yang
diberikan yaitu:
a. Mendeteksi sedini mungkin siswa yang memiliki masalah, sehingga bisa di atasi
dengan cepat karena bisa jadi peserta didik memiliki permasalahan di luar
pelajaran
b. Membuat bahan ajar yang menarik sehingga siswa tidak bosan
c. Lakukan Ice Breaking
d. Selalu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
e. Guru harus mampu dan memiliki trik dalam mengelola kelas
Lampiran Hasil Wawancara

1. Rekan Sejawat

Ibu Julia Novitasari,S.Pd


Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Ibu Reny Zukni, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Biologi
Ibu Iluminata Novianti,S.Pd
Guru Bimbingan dan Konseling
2. Kepala SMA Negeri 2 Sepauk
Bapak Dahries Kristian,S.Pd.,M.Si

Pertanyaan

Apakah upaya yang bisa dilakukan Guru untuk


meningkatkan minat belajar siswa?

Jawaban

Guru perlu berinovasi dalam pembelajaran supaya siswa


lebih tertarik untuk belajar
3. Pakar
Ibu Brigida Intan Printina,M.Pd
Dosen Prodi Pendidikan Sejarah Univ. Sanata Dharma Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai