Anda di halaman 1dari 12

Abd. Aziz Reguna, S.

Pd
SMK Negeri 1 Gantar
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Analisis akar penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah
masalah
1 Pemahaman literasi peserta didik masih kurang • Belum ada kebiasaan • Belum munculnya budaya
membaca sejak dini atau kebutuhan siswa untuk
• Fasilitas pendidikan membaca.
Kajian literatur : khususnya fasilitas • Siswa cenderung lebih
1. Menurut hasil survei tingkat literasi Indonesia membaca yang masih ketergantungan/tertarik
menempati ranking 60 dari 61 negara yaitu di minim dengan gadget masing-masing
bawah Thailand (ranking 59) dan di atas Botswana • Situasi belajar yang kurang daripada membaca buku
(ranking 61) (Miller & Mc. Kenna, 2016). memotivasi para siswa • Mudahnya mengakses semua
Pujiriyanto. 2019. "Modul 2 Peran Guru Dalam untuk mempelajari buku- informasi dari gengaman
Pembelajaran Abad 21" buku tertentu di luar tangan membuat sisiwa malas
buku-buku paket membuka buku untuk
2. Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi • Pengaruh ketergantungan mencari informasi.
yang terjadi Indonesia ini juga disebabkan oleh dengan gadget.
beberapa faktor. Faktor pertama, belum ada
• Penggunaan HP hanya
kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, fasilitas
terbatas untuk bermain
pendidikan yang masih minim. Dan yang terakhir
game dan sosial media
adalah karena masih kurangnya produksi buku
di Indonesia.
Anisa, Azmi Rizky., Ala Aprila Ipungkarti., dan
Kayla Nur Saffanah. (2021). Pengaruh Kurangnya
Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir Kritis
yang Masih Rendah dalam Pendidikan di
Indonesia. Conference Series Journal, 01(01), 1.

3. Menurut Witanto menyatakan Faktor dari


penyebab kurangnya literasi yaitu di bawah ini
merupakan penyebab rendahnya budaya literasi di
Indonesia :
Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah.

1
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
- Terbatasnya sarana dan prasarana membaca
seperti ketersediaan perpustakaan juga buku-
buku bacaan yang bervariasi menjadi salah
satu faktor penyebab rendahnya budaya literasi
di Indonesia.
Namun, permasalahan lain juga terjadi di
beberapa sekolah yang telah memiliki fasilitas
perpustakaan tapi belum memiliki pelayanan yang
baik
- Faktor lainnya ialah situasi belajar yang kurang
memotivasi para siswa untuk mempelajari buku-
buku tertentu di luar buku-buku paket
- Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi
siswa dalam hal membaca.

Permasalahan di Luar Lingkungan Sekolah


-Meningkatnya penggunaan teknologi informasi
elektronik.

J. Witanto, "Rendahnya Minat Baca Mata Kuliah


Manajemen Kurikulum," 2018.

Hasil Wawancara :
• Sumber bacaan di sekolah masih terbatas
• Peserta didik terlalu fokus dengan
gadgetnya masing-masing.
• Penggunaan HP hanya terbatas untuk
bermain game dan sosial media.

Hasil Wawancara Pakar :


• Kurangnya pembiasaan peserta didik untuk
memulai membaca untuk meningkatkan
pemahaman literasi peserta didik.

2
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
• Pengaruh ketergantungan dengan gadget.

2 Keragaman karakteristik dari setiap peserta didik • Keragaman karakteristik • Kemampuan menyerap materi
di dalam kelas yang beragam menimbulkan pesereta didik banyak setiap siswa berbeda-beda
masalah baru dengan ada nya kesenjangan atara dipengaruhi oleh beberapa • Motivasi siswa terhadap mata
peserta didik faktor diantaranya : pelajaran dan guru tententu
keluarga, lingkungan sosial mengakibatkan adanya
Kajian literatur : dan sekolah serta etnik, perbedaan keaktifan siswa di
kultural, status sosial, kelas.
1. Peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah minat, perkembangan • Tipe gaya belajar siswa yang
memiliki karakteristik yang berbedabeda. kognitif, kemampuan awal, berbeda mengakibatkan
Perbedaan-perbedaan yang ada perlu dikelola gaya belajar, motivasi, adanya perbedaan
secara baik. Namun jika perbedaan tersebut tidak perkembangan emosi, kemampuan siswa dalam
dikelola secara baik, maka akan menimbulkan perkembangan sosial dan menyerap pembelajaran di
permasalahan-permasalahan dalam perkembangan moral dan kelas
pembelajaran. Karakteristik peserta didik banyak spiritual, dan perkembangan • Guru kurang melibatkan
ragam yaitu: etnik, kultural, status sosial, minat, motorik semua siswa dalam
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya • Disebabkan dari kondisi pembelajaran
belajar, motivasi, perkembangan emosi, keluarga yang kurang baik
perkembangan sosial dan perkembangan moral • Kurangnya melibatkan
dan spiritual, dan perkembangan motorik. suluruh peserta didik dalam
Munawaroh, Isniatun. 2019. ”Modul 1 Konsep pembelajaran
Dasar Ilmu Pendidikan”. Jakarta. • Kecintaan terhadap guru dan
mata pelajaran
2. Menurut Oemar Hamalik (2012: 186-192) cara- mempengaruhi keaktifan
cara melayani perbedaan individual adalah sebagai siswa di kelas.
berikut: akselerasi dan program tambahan,
pengajaran individual,pengajaran unit, kelas
khusus bagi siswa yang cerdas, kelas remidi bagi
para siswa yang lamban, pengelompokan
berdasarkan abilitas, pengelompokan informal
(kelompok kecil dalam kelas), supervisi periode
individualisasi, memperkaya dan memperluas
kurikulum, pelajaran pilihan (elective subjects),

3
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
diferensiasi pemberian tugas dan pemberian tugas
yang fleksibel, sistem tutorial (tutoring system),
pelajaran padat, bimbingan individual, modifikasi
metode-metode mengajar.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.

Hasil wawancara :
• Keragaman karakteristik pesereta didik
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya : keluarga, lingkungan sosial dan
sekolah.
• Beberapa siswa yang mengalami kelambanan
belajar di sekolah ada yang disebabkan dari
kondisi keluarga yang kurang baik. Siswa
kurang mendapatkan perhatian dari kedua
orang tua sehingga menggau proses belajar.
Sehingga siswa kurang siap pada saat
pembelajaran di sekolah berlangsung.
• Motivasi belajar juga mempengaruhi
perbedaan penerimaan materi yang guru
sampaikan kepada peserta didik.
Hasil Wawancara Pakar :
• Kurangnya melibatkan suluruh peserta didik
dalam pembelajaran.
• Motivasi peserta didik terhadap mata
pelajaran tersebut membuat adanya
perbedaan karakteristik pada peserta didik.
Peserta didik yang menggemari mata pelajaran
tersebut maka mereka di kelas akan aktif dan
menonjol. Sedangkan peserta didik yang
kurang menyukai mata pelajaran tersebut
mereka cenderung pasif dan kurang menonjol
di kelas.

4
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
• Selain motivasi terhadap mata pelajaran
tertentu, faktor guru mata pelajaran tersebut
juga mempengaruhi. Contohnya, siswa yang
menyukai guru pada mapel tertentu maka
mereka akan menyimak dengan antusias pada
saat mata pelajaran tersebut berlangsung,
sehingga siswa tersebut aktif dan menonjol
pada saat proses pembelajaran. Tetapi
sebaliknya terjadi pada siswa yang tidak
menyukai guru pada mata pelajaran tersebut.

3 Kegiatan pembelajaran monoton • Kegiatan belajar yang • Guru kurang menguasai


monoton konten yang akan
Kajian literatur : • Tidak mengetahui tujuan disampaikan
belajar • Motivasi siswa menurun bisa
1. Lima Faktor Penyebab Munculnya Rasa Bosan • Kelelahan/keletihan yang terjadi karena siswa
Pada Siswa Saat Belajar berlebihan mengalami keletihan terlebih
a. Kegiatan belajar yang monoton, Faktor malas • Lingkungan belajar yang ketika pembelajaran
belajar yang menjadikan siswa kehilangan tidak kondusif dilaksanakan pada siang
semangat adalah kegiatan belajar yang monoton. • Guru tidak melakukan menuju sore hari
Jika Guru Pintar hanya mengaplikan strategi evaluasi terhadap • Terbatasnya model
belajar yang sama, metode belajar yang sama, atau pembelajaran yang kita pembelajaran yang bisa guru
media pembelajaran yang sama dalam kurun lakukan setiap harinya terapkan di kelas.
waktu yang lama, maka siswa akan cepat merasa • Kurangnya penggunaan • Guru minim menggunakan
bosan. Tidak ada lagi rasa penasaran yang model pembelajaran yang media pembelajaran yang
membuat siswa antusias belajar. inovatif dan menarik menarik.
b. Tidak mengetahui tujuan belajar, Bosan belajar • Kurangnya penggunaan
di kelas dapat terjadi jika siswa tidak mengetahui model pembelajaran yang
tujuannya belajar. Banyak siswa pergi sekolah inovatif dan menarik
adalah sebuah rutinitas tanpa memiliki tujuan
yang jelas mengapa mereka harus pergi ke
sekolah.

5
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
c. Kurangnya Tantangan, Penyebab kejenuhan
dalam belajar lainnya adalah kurangnya atau tidak
adanya tantangan dalam belajar. Misalnya Siswa
hanya mendengarkan ceramah atau menjawab
soal-soal yang jawabannya ada di dalam buku. Hal
ini membuat siswa tidak memiliki target
pencapaian yang dapat membuat mereka
melakukan effort khusus.
d. Kelelahan/keletihan yang berlebihan, Dalam
bukunya The Psychology of Learning, Cross (1974)
menuliskan ada tiga macam kelelahan/keletihan
yang membuat siswa merasa malas/bosan belajar.
Tiga macam keletihan yang mungkin dialami siswa
adalah keletihan indera siswa, keletihan fisik
siswa, dan keletihan mental siswa.
e. Lingkungan belajar yang tidak kondusif, Faktor
lingkungan ternyata juga sangaat mempengaruhi
motivasi siswa dalam belajar. Lingkungan yang
tidak kondusif misalnya tata ruang kelas yang
monoton, tidak memiliki hiasan-hiasan atau
dekorasi yang menarik, pencahayaan kurang,
sirkulasi udara tidak baik, atau berisik.
Oktifa, N. (2021). 5 Faktor Penyebab Munculnya
Rasa Bosan Pada Siswa Saat Belajar. Diakses pada
22 Juli 2022, dari https://akupintar.id/info-
pintar/-/blogs/faktor-penyebab-munculnya-rasa-
bosan-pada-siswa-saat-belajar

2. Pembelajaran yang monoton memiliki dampak


yang tidak baik untuk perkembangan belajar
siswa, karena jika siswa sudah merasa bosan atau
tidak tertarik lagi dengan pembelajaran ia akan
semakin malas dengan pembelajaran.

6
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
Ketika rasa bosan dan malas itu sudah
mempengaruhi proses belajar mengajar, ada
beberapa hal yang dilakukan siswa. Misalnya
ngobrol dengan teman sebangku via memo, seolah-
olah siswa tersebut sedang mecatat hal penting
yang disampaikan pendidik. kenyataannya mereka
sedang asik berbincang tentang hal yang lebih
menarik (music, film, gossip, bahkan tak jarang
membicarakan pendidik yang sedang mengajar).
Pembelajaran yang seperti ini bisa terjadi karena
kita sebagai guru tidak melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran yang kita lakukan setiap
harinya. karena dengan kita melakukan evaluasi
diri, kita bisa tahu alasan yang membuat
pembelajaran itu monoton, baik dalam
penyampaian kita saat belajar, media yang
digunakan kurang kreatif, dan kurangnya
interaksi dengan siswa.
Sari, Tika Nurti Sartika. (2021). Pembelajaran yang
Monoton, Sebabkan Siswa Menjadi Bosan dan
Malas. Diakses pada 22 Juli 2022, dari
http://news.upmk.ac.id/home/post/pembelajara
n.yang.monoton.sebabkan.siswa.menjadi.bosan.d
an.malas.html

Hasil wawancara :
• Penggunaan model pembelajaran yang
monoton.
• Guru kurang mampu mengelola dan
mengendalikan kondisi kelasnya pada proses
pembelajaran berlangsung.
• Kurangnya penggunaan model pembelajaran
yang inovatif dan menarik.

7
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
• Penggunaan model pembelajaran yang tidak
pas.

Hasil Wawancara Pakar :


• Kembali ke minat dan motivasi pada mata
pelajaran atau guru tersebut, apabila siswa
sudah tidak menyukai mapel atau guru
tersebut maka peserta didi tidak akan
menyimak pelajaran dengan baik sehingga
mereka akan cenderung malas dan bosan
pada saat pembelajaraan berlangsung.
• Motivasi sekolah anak hanya untuk
memperoleh ijazah, sehingga tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran secara maksimal.

4 Motivasi belajar peserta didik di sekolah kami • Rendahnya konsentrasi, Pandemi covid 19 membuat
masih dikatakan kurang. Apalagi semenjak kesulitan mengatur waktu, perubahan proses pembelajaran
kegiatan KBM terkendala dikarenakan oleh kurangnya minat untuk dari pembalajaran berbasis
pandemi Covid-19. belajar, mencatat, dan luring menjadi pembelajaran
membaca pada saat belajar berbasis daring. Hal tersebut
Kajian literatur : daring di rumah membuat perubahan cara dan
• Kondisi belajar (tempat kebiasaan belajar siswa selama
1. Wabah covid-19 mengharuskan setiap kegiatan belajar, dan waktu belajar) pandemi covid berlangsung.
pembelajaran dilakukan dengan daring. Sehingga daring di rumah yang Pembelajaran daring tersebut
guru dan siswa tidak dapat bertatap muka secara berbeda dengan membuat menurun nya motivasi
langsung dalam kelas tetapi harus dengan pembelajaran tatap muka belajar siswa ketika
perantara teknologi informasi. Situasi baru yang secara langsung di sekolah pembelajaran dilakukan secara
harus dihadapi siswa ini memberikan dampak • Pada saat belajar daring di luring kembali. Beberapa faktor
pada motivasi belajar siswa. Dari hasil analisis rumah orang tua kurang mempengaruhi hal tersebut bisa
mann whitney U data kuesioner dari 344 siswa memantau proses belajar terjadi dinataranya :
SMA/SMK/MA dapat diketahui bahwa motivasi anaknya karena alasan • Rendahnya konsentrasi,
belajar siswa menurun selama pembelajaran kesibkan dan lain kesulitan mengatur waktu,
daring. sebagainya. kurangnya minat untuk
belajar, mencatat, dan

8
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
Cahyani, Adhetya., Iin Diah Listiana., dan Sari • Pengaruh eksteral seperti membaca pada saat belajar
Puteri Deta Larasati. (2020). Motivasi Belajar Siswa dari keluarga dan daring di rumah
SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi lingkungan. Biasanya siswa • Kondisi belajar (tempat
Covid-19. Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 138. yang mengalami broken home belajar, dan waktu belajar)
di rumahnya berimbas pada daring di rumah yang berbeda
2. Selama pembelajaran saat pandemi berlangsung motivasi belajar mereka di dengan pembelajaran tatap
para siswa mengeluhkan beban kerja yang berat, kelas. muka secara langsung di
kelelahan, dan beberapa siswa kehilangan sekolah
motivasi akibat pandemi (Niemi & Kousa, 2020). • Pada saat belajar daring di
Kondisi pasca-pandemi tersebut membuktikan rumah orang tua kurang
bahwa para siswa mengikuti pembelajaran jarak memantau proses belajar
jauh dengan cara keadaan yang sulit dan sering anaknya karena alasan
kali tanpa arahan atau dukungan yang jelas dari kesibkan dan lain sebagainya.
guru dan orang tua mereka. • Pengaruh eksteral seperti dari
Dampak tersebut dilihat dari rata-rata motivasi keluarga dan lingkungan.
para siswa untuk belajar di Indonesia yang Biasanya siswa yang
menurun tajam, sehingga mereka lupa tentang mengalami broken home di
motivasi belajar seperti sebelum pandemi, kondisi rumahnya berimbas pada
tersebut membuat prestasi belajar mereka tidak motivasi belajar mereka di
optimal kelas.
Permasalahan yang sebenarnya mereka hadapi
adalah rendahnya konsentrasi, kesulitan
mengatur waktu, kurangnya minat untuk belajar,
mencatat, dan membaca.
Hajar, Shafa. (2022). Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa di Kondisi Pasca Pandemi. Diakses
pada 22 Juli 2022, dari
https://www.kompasiana.com/shafahajar3184/6
2bd575dd8da7904fa445995/upaya-
meningkatkan-motivasi-belajar-siswa-di-kondisi-
pascapandemi

9
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
Hasil wawancara :
• Peserta didik sudah telanjur merasa nyaman
melakukan pembelajaran daring di rumah
mereka masing-masing
• Kondisi belajar (tempat belajar, dan waktu
belajar) daring di rumah yang berbeda dengan
pembelajaran tatap muka secara langsung di
sekolah.

Hasil Wawancara Pakar :


• Pada saat belajar daring di rumah orang tua
kurang memantau proses belajar anaknya
karena alasan kesibkan dan lain sebagainya.
• Kadang ditemukan ada peserta didik yang di
rumah terlihat baik-baik saja di mata orang
tuanya padahal pada saat proses
pembelajaran sebaliknya.
• Pengaruh eksteral seperti dari keluarga dan
lingkungan. Biasanya siswa yang mengalami
broken home di rumahnya berimbas pada
motivasi belajar mereka di kelas.

5 Pemahaman peserta didik dalam memahami suatu • Guru tidak menguasi bahan Dalam hal ini sebenarnya terjadi
konsep dalam pembuatan projek pada saat ajar adalah adanya leak of knowladge
praktek masih kurang. • Cara mengajar guru yang pada peserta didik. Hal tersebut
hanya menggunakan metode terjadi dikarenakan oleh
Kajian literatur : ceramah beberapa faktor diantaranya :
• Peserta didik cenderung lebih • Guru tidak menguasi bahan
Faktor penyebab miskonsepsi bisa dibagi menjadi suka menghafal daripada ajar
lima sebab utama, yaitu berasal dari siswa , memahami suatu konsep
pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar.

10
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
Berikut penjelasan rinci terkait dengan faktor- • Siswa kurang mengeksplor • Cara mengajar guru yang
faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada hal yang baru hanya menggunakan metode
siswa, ceramah
• Peserta didik cenderung lebih
Siswa : Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, suka menghafal daripada
pemikiran humanistik, reasoning yang tidak memahami suatu konsep
lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan
kognitif seseorang, kemampuan seseorang, minat
belajar seseorang

Pengajar : Tidak menguasai bahan, bukan lulusan


dari bidang ilmu fisika, tidak membiarkan
seseorang mengungkapkan gagasan/ide, relasi
guru- seseorang tidak baik

Buku Teks : Penjelasan keliru, salah tulis


terutama dalam rumus, tingkat penulisan buku
terlalu tinggi bagi seseorang, tidak tahu membaca
buk teks, buku fiksi dan kartun sains sering salah
konsep karena alasan menariknya yang perlu,

Konteks : Pengalaman seseorang, bahasa sehari-


hari berbeda, teman diskusi yang salah, keyakinan
dan agama, penjelasan orang tua/orang lain yang
keliru, konteks hidup seseorang (tv, radio, film
yang keliru, perasaan senang tidak senang, bebas
atau tertekan.

Cara mengajar : Hanya berisi ceramah dan


menulis, langsung ke dalam bentuk matematika,
tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak
mengoreksi PR, model analogi yang diapakai
kurang tepat, model demonstrasi sempit,dll

11
Abd. Aziz Reguna, S.Pd
SMK Negeri 1 Gantar
Laisa, Amalia. (2021). Apa saja penyebab
terjadinya Miskonsepsi pada siswa?. Diakses pada
22 Juli 2022, dari https://www.dictio.id/t/apa-
saja-penyebab-terjadinya-miskonsepsi-pada-
siswa/120118

Hasiil wawancara :
• Peserta didik hanya menghapal bukan
memahami konsep dari materi yang diajarkan.
• Siswa kurang bisa mengeksplore materi atau
konsep di luar dari materi yang sudah guru
sampaikan.
Hasil Wawancara Pakar :
• Peserta didik mudah merasa puas atas apa
yang mereka sudah dapatkan.
• Malas melakukan atau mencoba hal baru.
Peserta didik lebih seing menghafal daripada
memahami suatu konsep
6
7

12

Anda mungkin juga menyukai