Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis eksplorasi
No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
1 Pemahaman literasi peserta didik masih Kajian literatur :
kurang, dibuktikan dengan kurang nya 1. Menurut hasil survei tingkat literasi Indonesia
minat peserta didik untuk membaca menempati ranking 60 dari 61 negara yaitu di bawah
modul praktek dan bahan ajar teori. Thailand (ranking 59) dan di atas Botswana (ranking 61)
Sehingga mengakibatkan pada saat (Miller & Mc. Kenna, 2016). Pujiriyanto. 2019. "Modul 2
pembelajaran baik pembelajaran teori Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21"
maupun praktek banyak peserta didik
yang kurang dalam pemahaman konsep 2. Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi yang
pada pelajaran tersebut. terjadi Indonesia ini juga disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor pertama, belum ada kebiasaan membaca
sejak dini. Kedua, fasilitas pendidikan yang masih
minim. Dan yang terakhir adalah karena masih
kurangnya produksi buku di Indonesia.
Anisa, Azmi Rizky., Ala Aprila Ipungkarti., dan Kayla
Nur Saffanah. (2021). Pengaruh Kurangnya Literasi
serta Kemampuan dalam Berpikir Kritis yang Masih
Rendah dalam Pendidikan di Indonesia. Conference
Series Journal, 01(01), 1.

3. Menurut Witanto menyatakan Faktor dari penyebab


kurangnya literasi yaitu di bawah ini merupakan
penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia :
Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah.
- Terbatasnya sarana dan prasarana membaca seperti
ketersediaan perpustakaan juga buku-buku bacaan
yang bervariasi menjadi salah satu faktor penyebab
rendahnya budaya literasi di Indonesia.
Namun, permasalahan lain juga terjadi di beberapa
sekolah yang telah memiliki fasilitas perpustakaan tapi
belum memiliki pelayanan yang baik
- Faktor lainnya ialah situasi belajar yang kurang
memotivasi para siswa untuk mempelajari buku-buku
tertentu di luar buku-buku paket
- Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi siswa
dalam hal membaca.

Permasalahan di Luar Lingkungan Sekolah


-Meningkatnya penggunaan teknologi informasi
elektronik.

J. Witanto, "Rendahnya Minat Baca Mata Kuliah


Manajemen Kurikulum," 2018.

Hasil wawancara :
 Sumber bacaan di sekolah masih terbatas
 Peserta didik terlalu fokus dengan gadgetnya
masing-masing.
 Penggunaan HP hanya terbatas untuk bermain
game dan sosial media.
2 Keragaman karakteristik dari setiap Kajian literatur :
peserta didik di dalam kelas yang
beragam menimbulkan masalah baru 1. Peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah
dengan ada nya kesenjangan atara memiliki karakteristik yang berbedabeda. Perbedaan-
peserta didik dengan kategori akdemik perbedaan yang ada perlu dikelola secara baik. Namun
yang baik dengan peserta didik dengan jika perbedaan tersebut tidak dikelola secara baik, maka
kategori akademik yang kurang. Masalah akan menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam
mulai muncul pada saat pembelajaran pembelajaran. Karakteristik peserta didik banyak ragam
praktek dimana peserta didik yang yaitu: etnik, kultural, status sosial, minat,
memiliki kemampuan akademik baik perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar,
dapat mengikuti praktik dengan baik, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial
sedangkan peserta didik yang memiliki dan perkembangan moral dan spiritual, dan
kemampuan akademik yang kurang tidak perkembangan motorik.
bisa mengikuti tempo praktik dengan Munawaroh, Isniatun. 2019. ”Modul 1 Konsep Dasar
teman-teman yang lain nya sehingga Ilmu Pendidikan”. Jakarta.
butuh waktu lebih lama untuk
memahami setiap langkah dalam praktik 2. Menurut Oemar Hamalik (2012: 186-192) cara-cara
yang sedang dilaksanakan. Hal tersebut melayani perbedaan individual adalah sebagai berikut:
membuat peserta didik lain merasa akselerasi dan program tambahan, pengajaran
terganggu karena tempo praktikum individual,pengajaran unit, kelas khusus bagi siswa
menjadi melambat dan membuat peserta yang cerdas, kelas remidi bagi para siswa yang lamban,
didik lain timbul perasaan bosan dan lain pengelompokan berdasarkan abilitas, pengelompokan
sebagainya. informal (kelompok kecil dalam kelas), supervisi periode
individualisasi, memperkaya dan memperluas
kurikulum, pelajaran pilihan (elective subjects),
diferensiasi pemberian tugas dan pemberian tugas yang
fleksibel, sistem tutorial (tutoring system), pelajaran
padat, bimbingan individual, modifikasi metode-metode
mengajar.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.

Hasil wawancara :
 Keragaman karakteristik pesereta didik banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
keluarga, lingkungan sosial dan sekolah.
 Beberapa siswa yang mengalami kelambanan
belajar di sekolah ada yang disebabkan dari kondisi
keluarga yang kurang baik. Siswa kurang
mendapatkan perhatian dari kedua orang tua
sehingga menggau proses belajar. Sehingga siswa
kurang siap pada saat pembelajaran di sekolah
berlangsung.
 Motivasi belajar juga mempengaruhi perbedaan
penerimaan materi yang guru sampaikan kepada
peserta didik.
3 Ketika pembelajaran teori di kelas yang Kajian literatur :
dilaksanakan pada jam-jam yang dimana
kondisi peserta didik kurang ideal (jam 1. Lima Faktor Penyebab Munculnya Rasa Bosan Pada
pelajaran siang menjelang sore) banyak Siswa Saat Belajar
ditemukan peserta didik yang kurang a. Kegiatan belajar yang monoton, Faktor malas belajar
menyimak pelajaran dengan baik. Bahkan yang menjadikan siswa kehilangan semangat adalah
di beberapa kesempatan ditemukan kegiatan belajar yang monoton. Jika Guru Pintar hanya
peserta didik yang tertidur dikelas pada mengaplikan strategi belajar yang sama, metode belajar
saat proses pembelajaran berlangsung. yang sama, atau media pembelajaran yang sama dalam
Hal ini dikarenakan penggunaan metode kurun waktu yang lama, maka siswa akan cepat merasa
pembelajaran yang monoton seperti bosan. Tidak ada lagi rasa penasaran yang membuat
penggunaan metode ceramah di dalam siswa antusias belajar.
kelas. Oleh karena itu kita sebagai guru b. Tidak mengetahui tujuan belajar, Bosan belajar di
perlu menerapkan metode pembelajaran kelas dapat terjadi jika siswa tidak mengetahui
yang menarik dan inovatif sehingga dapat tujuannya belajar. Banyak siswa pergi sekolah adalah
menarik minat siswa dalam mengikuti sebuah rutinitas tanpa memiliki tujuan yang jelas
kegiatan pembelajaran di kelas. mengapa mereka harus pergi ke sekolah.
c. Kurangnya Tantangan, Penyebab kejenuhan dalam
belajar lainnya adalah kurangnya atau tidak adanya
tantangan dalam belajar. Misalnya Siswa hanya
mendengarkan ceramah atau menjawab soal-soal yang
jawabannya ada di dalam buku. Hal ini membuat siswa
tidak memiliki target pencapaian yang dapat membuat
mereka melakukan effort khusus.
d. Kelelahan/keletihan yang berlebihan, Dalam bukunya
The Psychology of Learning, Cross (1974) menuliskan
ada tiga macam kelelahan/keletihan yang membuat
siswa merasa malas/bosan belajar. Tiga macam
keletihan yang mungkin dialami siswa adalah keletihan
indera siswa, keletihan fisik siswa, dan keletihan mental
siswa.
e. Lingkungan belajar yang tidak kondusif, Faktor
lingkungan ternyata juga sangaat mempengaruhi
motivasi siswa dalam belajar. Lingkungan yang tidak
kondusif misalnya tata ruang kelas yang monoton, tidak
memiliki hiasan-hiasan atau dekorasi yang menarik,
pencahayaan kurang, sirkulasi udara tidak baik, atau
berisik.
Oktifa, N. (2021). 5 Faktor Penyebab Munculnya Rasa
Bosan Pada Siswa Saat Belajar. Diakses pada 22 Juli
2022, dari
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/faktor-
penyebab-munculnya-rasa-bosan-pada-siswa-saat-
belajar

2. Pembelajaran yang monoton memiliki dampak yang


tidak baik untuk perkembangan belajar siswa, karena
jika siswa sudah merasa bosan atau tidak tertarik lagi
dengan pembelajaran ia akan semakin malas dengan
pembelajaran.
Ketika rasa bosan dan malas itu sudah mempengaruhi
proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang
dilakukan siswa. Misalnya ngobrol dengan teman
sebangku via memo, seolah-olah siswa tersebut sedang
mecatat hal penting yang disampaikan pendidik.
kenyataannya mereka sedang asik berbincang tentang
hal yang lebih menarik (music, film, gossip, bahkan tak
jarang membicarakan pendidik yang sedang mengajar).
Pembelajaran yang seperti ini bisa terjadi karena kita
sebagai guru tidak melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran yang kita lakukan setiap harinya. karena
dengan kita melakukan evaluasi diri, kita bisa tahu
alasan yang membuat pembelajaran itu monoton, baik
dalam penyampaian kita saat belajar, media yang
digunakan kurang kreatif, dan kurangnya interaksi
dengan siswa.
Sari, Tika Nurti Sartika. (2021). Pembelajaran yang
Monoton, Sebabkan Siswa Menjadi Bosan dan Malas.
Diakses pada 22 Juli 2022, dari
http://news.upmk.ac.id/home/post/pembelajaran.yang
.monoton.sebabkan.siswa.menjadi.bosan.dan.malas.htm
l

Hasil wawancara :
 Penggunaan model pembelajaran yang monoton.
 Guru kurang mampu mengelola dan
mengendalikan kondisi kelasnya pada proses
pembelajaran berlangsung.
 Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang
inovatif dan menarik.
 Penggunaan model pembelajaran yang tidak pas.

4 Motivasi belajar peserta didik di sekolah Kajian literatur :


kami masih dikatakan kurang. Apalagi
semenjak kegiatan KBM terkendala 1. Wabah covid-19 mengharuskan setiap kegiatan
dikarenakan oleh pandemi Covid-19 yang pembelajaran dilakukan dengan daring. Sehingga guru
menyebabkan proses KBM berubah dan siswa tidak dapat bertatap muka secara langsung
menjadi metoda daring selama kurang dalam kelas tetapi harus dengan perantara teknologi
lebih dua tahun. Ketika kegiatan KBM informasi. Situasi baru yang harus dihadapi siswa ini
sudah berjalan normal kembali dengan memberikan dampak pada motivasi belajar siswa. Dari
menerapkan metoda luring di sekolah, hasil analisis mann whitney U data kuesioner dari 344
karakteristik, sikap dan motivasi belajar siswa SMA/SMK/MA dapat diketahui bahwa motivasi
masih terpengaruh oleh imbas penerapan belajar siswa menurun selama pembelajaran daring.
metode daring selama pandemi covid tadi. Cahyani, Adhetya., Iin Diah Listiana., dan Sari Puteri
Oleh karena itu, butuh tindakan ekstra Deta Larasati. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada
untuk mengembalikan semangat dan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
motivasi belajar peserta didik ke kondisi Pendidikan Islam, 3(01), 138.
seperti sebelum pandemi covid-19
2. Selama pembelajaran saat pandemi berlangsung para
siswa mengeluhkan beban kerja yang berat, kelelahan,
dan beberapa siswa kehilangan motivasi akibat pandemi
(Niemi & Kousa, 2020). 
Kondisi pasca-pandemi tersebut membuktikan bahwa
para siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan
cara keadaan yang sulit dan sering kali tanpa arahan
atau dukungan yang jelas dari guru dan orang tua
mereka. 
Dampak tersebut dilihat dari rata-rata motivasi para
siswa untuk belajar di Indonesia yang menurun tajam,
sehingga mereka lupa tentang motivasi belajar seperti
sebelum pandemi, kondisi tersebut membuat prestasi
belajar mereka tidak optimal
Permasalahan yang sebenarnya mereka hadapi adalah
rendahnya konsentrasi, kesulitan mengatur waktu,
kurangnya minat untuk belajar, mencatat, dan
membaca.
Hajar, Shafa. (2022). Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa di Kondisi Pasca Pandemi. Diakses pada
22 Juli 2022, dari
https://www.kompasiana.com/shafahajar3184/62bd57
5dd8da7904fa445995/upaya-meningkatkan-motivasi-
belajar-siswa-di-kondisi-pascapandemi

Hasil wawancara :
 Peserta didik sudah telanjur merasa nyaman
melakukan pembelajaran daring di rumah mereka
masing-masing
 Kondisi belajar (tempat belajar, dan waktu belajar)
daring di rumah yang berbeda dengan pembelajaran
tatap muka secara langsung di sekolah.

5 Pemahaman peserta didik dalam Kajian literatur :


memahami suatu konsep dalam
pembuatan projek pada saat praktek Faktor penyebab miskonsepsi bisa dibagi menjadi lima
masih kurang, dibuktikan dengan pada sebab utama, yaitu berasal dari siswa , pengajar, buku
saat kegiatan praktek peserta didik masih teks, konteks, dan cara mengajar. Berikut penjelasan
berfokus pada satu aplikasi tertentu, rinci terkait dengan faktor-faktor penyebab terjadinya
ketika mencoba aplikasi lain yang serupa miskonsepsi pada siswa,
dengan aplikasi tersebut kadang kala
peserta didik masih terlihat kebingungan. Siswa : Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran
humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang
Padahal aplikasi tersebut masih serupa salah, tahap perkembangan kognitif seseorang,
dengan aplikasi yang biasa digunakan kemampuan seseorang, minat belajar seseorang
pada saat praktek.
Pengajar : Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari
bidang ilmu fisika, tidak membiarkan seseorang
mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru- seseorang
tidak baik

Buku Teks : Penjelasan keliru, salah tulis terutama


dalam rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi
seseorang, tidak tahu membaca buk teks, buku fiksi
dan kartun sains sering salah konsep karena alasan
menariknya yang perlu,

Konteks : Pengalaman seseorang, bahasa sehari-hari


berbeda, teman diskusi yang salah, keyakinan dan
agama, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru,
konteks hidup seseorang (tv, radio, film yang keliru,
perasaan senang tidak senang, bebas atau tertekan.

Cara mengajar : Hanya berisi ceramah dan menulis,


langsung ke dalam bentuk matematika, tidak
mengungkapkan miskonsepsi, tidak mengoreksi PR,
model analogi yang diapakai kurang tepat, model
demonstrasi sempit,dll
Laisa, Amalia. (2021). Apa saja penyebab terjadinya
Miskonsepsi pada siswa?. Diakses pada 22 Juli 2022,
dari https://www.dictio.id/t/apa-saja-penyebab-
terjadinya-miskonsepsi-pada-siswa/120118

Hasiil wawancara :
 Peserta didik hanya menghapal bukan memahami
konsep dari materi yang diajarkan.
 Siswa kurang bisa mengeksplore materi atau
konsep di luar dari materi yang sudah guru
sampaikan.

Anda mungkin juga menyukai