GRONTOL JAGUNG
Grontol disebut pula sebagai blendhung, bledhus, atau blendhuk, adalah makanan tradisional
yang berasal dari jagung yang telah direndam dalam air kapur sirih (bahasa Jawa: enjet).
Jagung-jagung itu kemudian ditiriskan dan direbus mengunakan dandang subluk lalu
dihidangkan dengan diberi taburan parutan kelapa.
Di daerah pedesaan Jawa, grontol sendiri sering dijadikan sarapan untuk orang-orang yang
bekerja di sawah atau ladang dengan dibungkus atau dipincuk menggunakan daun kelapa atau
daun jati. Bahkan, sebagian besar wilayah Jawa tengah yang mengenal makanan tradisional
yang unik ini pernah menjadikannya pengganti makanan pokok nasi.
Bahan utama grontol adalah jagung, dimana Jagung menggambarkan pemikiran orang hidup,
yakni harus selalu dipelihara, disiram, dan di rabuk. Begitu pikiran manusia, harus senantiasa
agar tumbuh dan berkembang. Jika pemeliharaan keliru, pikiran akan berubah negatif. Jagung
pun demikian. Untuk menanam jagung perlu cangkul dan tanah.
Dari sebiji jagung, dapat melahirkan ratusan biji jika sudah berbuah. Jagung juga
memaparkan bagaimana hikmah hidup untuk bersabar menjadi yang lebih baik. Ibu saya dulu
di Kampung mengajarkan bagaimana ulur (menanam) jagung, memasukkan ke lubang,
biasanya menggunakan ceblok atau (alat pembuat lubang) terus diurug.
Maksudnya, biji jagung yang telah ditanam harus ditutup tanah. Jagung harus menanggung
beban tanah yang ditimbunkan. Sejak jagung ditanam untuk keluar dari tumpukan tanah itu
tentunya membutuhkan air. Jika mampu keluar, ia akan menjadi jagung yang muda, tetapi
untuk tumbuh dan menjadi lebih berharga ia harus diberi pupuk.
Begitulah kita sebagai manusia banyaklah belajar dari filosofi kehidupan tumbuhan, salah
satunya jagung. Jagung yang kecil itu seperti manusia yang belum mengerti apa-apa tenang
hidup ini. Jagung ditanam serta ditutupi dengan tanah, sama halnya dengan manusia,
tumpukan tanah itu bagaikan masalah-masalah yang datang menghampiri hidupnya.
Filosofi benih jagung itu sama persis dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia.
Kita tak bisa tumbuh dengan sempurna, baik secara emosi, spirit, dan sosial apalagi secara
fisik bila terlalu berkompetisi memperjuangkan kebutuhan dan keinginan hidup. Kata
“terlalu” perlu digarisbawahi karena kita akan menjadi egois dan tumbuh kerdil bila terlalu
berkompetisi.
Namun sangat disayangkan, saat ini pedagang grontol jagung sudah amat langka dan jarang
ditemui. Oleh karena itu berikut kami berikan resep agar memudahkan penikmat grontol
untuk membuat nya sendiri.
Bahan:
- 1 liter air
Cara membuat:
- Masukkan setengah bagian air ke dalam panci presto dengan setengah sendok makan garam
halus. Tutup dan kunci.
- Hidangkan grontol dengan taburan kelapa parut. Taburkan juga sedikit garam dan gula
pasir.
- kompor
- pisau
- parutan