Anda di halaman 1dari 26

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI JATI DIRI BANGSA

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Karakter dalam
Kearifan Lokal

DISUSUN OLEH : AZWAR TANJUNG

NIM : 211020020

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Hj. WISNARNI, M.PdI

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM PASCASARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kepada Allah atas terlaksananya penulisan
makalah ini. Shalawat dan salam juga kita doakan, kiranya selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita manjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah.

Makalah ini berjudul “ Pendidikan Karakter sebagai Jati Diri bangsa “ merupakan
makalah yang ditulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan karakter
dalam kearifan Lokal Semester III di bawah bimbingan Ibu DR. Hj. Niswarti,
MPdI.

Dalam Penulisan makalah ini Penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan
dan masukan baik dari Ibu dosen sebagai pembimbing, maupun dari rekan- rekan
mahasiswa Pascasarjana IAIN Kerinci. Oleh karena itu, dalam kesempatan ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini .

Selanjutnya Penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, Penulis akan berterimakasih kepada Ibu Dosen dan kawan- kawan
yang memberikan masukan dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan
makalah ini.

Pada Akhirnya, Kepada Allah kita berserah diri, semoga tulisan ini bermanfaat
dan berguna bagi kita semua khususnya dalam pengembangan Pendidikan
Karakter sebagai kearifan lokal.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 2

C. BATASAN MASALAH 2

D. TUJUAN PENULISAN 2

E. METODE PENULISAN 3

BAB II : PEMBAHASAN 4

A. KEARIFAN LOKAL 4

1. PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL 4

2. FUNGSI KEARIFAN LOKAL 7

3. KARAKTERISTIK KEARIFAN LOKAL 10

4. CONTOH KEARIFAN LOKAL 11

B. JATI DIRI BANGSA 17

1. PENGERTIAN JATI DIRI BANGSA 17

2. KARAKTER JATI DIRI BANGSA 19

BAB III : PENUTUP 21

A. KESIMPULAN 21

B. SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, maka nilai yang


terkandung dalam agamanya dijadikan dasar membentuk karakter bangsa.
Pancasila dijadikan sumber karena dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Pancasila adalah dasarnya, mengingat bahwa bangsa Indonesia
terbentuk dari berbagai macam suku bangsa dan beranekaragam budaya,
maka adalah suatu keharusan dalam menanamkan nilai karakter bangsa
berdasarkan nilai budaya yang ada dimana mereka berada. Didalam
konteks pendidikan, dengan bersumber dari agama, Pancasila dan budaya
maka secara teknis dirumuskan melalui tujuan nasional pendidikan. Nilai-
nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa diidentifikasi
dari sumber-sumber inti. Sumber dimaksud adalah Agama, Pancasila,
budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional.

Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, sudah ditegaskan


pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan
rumusan pendidikan berfungsi sebagai media pembentukan watak seperti
itu maka secara sosiologis, pendidikan haruslah bisa menghantar manusia
Indonesia memiliki kemampuan

Makalah ini memberikan deskripsi tentang kearifan lokal sebagai jati diri
Bangsa. Pembahasan makalah ini terdiri dari tiga BAB. Pada Bagian
pertama penulis mencoba menggambarkan rumusan, masalah, batasan
masalah, tujuan dan metode penulisan. Pada BAB II makalah ini
membahas tentang pengertian kearifan lokal, fungsi, karakter dan contoh-
contoh kearifan lokal. Pengertian dan karakter jati diri Bangsa.

1
Sedang pada bagian ketuga berisi kesimpulan dan saran.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini peserta diskusi dapat


memahami tentang pengertian dan hal- hal yang terjait dengan kearifan
lokal sebgai jati diri bangsa.

Untuk kesempurnaan makalah ini, Penulis sangat mengharapkan masukan


dan saran dari peserta diskusi beserta Dosen Pembimbing.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :


1. Apakah yang dimaksud dengan kearifan Lokal ?
2. Apakah Fungsi, karakteristik dan contoh dari kearifan lokal ?
3. Apakah yang dimaksud dengan jati diri Bangsa ?
4. Apa yang dimaksud dengan jati diri bangsa ?
5. Apa saja karakter jati diri bangsa?

C. BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Menjelaskan pengertian kearifan lokal .
2. Menjelaskan Fungsi, karakteristik dan conto dari kearifan lokal.
3. Menjelaskan Pengertian Jati diri bangsa
4. Menjelaskan karakter jatidiri bangsa.

D. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk :


1. Mengetahui Pengertian kearifan Lokal
2. Mengetahui Fungsi, karakteristik, dan contoh dari kearifan lokal
3. Mengetahui Pengertian dari Jati diri bangsa
4. Mengetahui Kearifan lokal sebagai jati diri bangsa

2
E. METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini dilakukan dengan merujuk buku–buku sumber yang


tersdia pada perpustakaan Pascasarjana IAIN Kerinci dan beberapa
literatur lain yang berhubungan dengan pembahasan baik yang dimilki
Penulis maupun yang terdapat pada sumber lain pada Media sosial.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEARIFAN LOKAL

1. PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL

Secara etimologi, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata,
yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local). Sebutan lain untuk kearifan
lokal di antaranya adalah kebijakan setempat (local wisdom),
pengetahuan setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat
(local genious).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kearifan berarti
kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam
berinteraksi. Kata "lokal", yang berarti "tempat" atau "pada suatu
tempat", terdapat hidup sesuatu yang mungkin berbeda dengan tempat
lain, atau terdapat di suatu tempat yang bernilai yang mungkin berlaku
setempat atau mungkin juga berlaku universal.

Diantara pengertian Kearifan lokal menurut para Ahli dapat


dikemukakan sebagai berikut :
1. F.X. Rahyono
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu
yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat.
2. Yudie Aprianto
kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan,
dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi
pedoman hidup mereka, pedoman ini bisa tergolong dalam jenis

4
kaidah sosial, baik secara tertulis ataupun tidak tertulis. Akan
tetapi yang pasti setiap masyarakat akan mencoba mentaatinya.
3. Robert Sibarani :
suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal
dari nilai luhur budaya masyarakat setempat, untuk mengatur
tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan
lokal.
4. Cahyono dkk
adalah suatu sistem nilai dan norma yang disusun, dianut,
dipahami dan diaplikasikan masyarakat lokal berdasarkan
pemahaman dan pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
5. Sonny Keraf
mencakup semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman,
wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku
manusia dalam kehidupannya didalam komunitas ekologis

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal


adalah hasil dari kecerdasan manusia yang diciptakan, dikembangkan
menjadi pedoman hidup, tatanan hidup, sehingga menjadi etika dan
kebiasaan serta adat kebiasaan mereka dalam berintraksi dalam
kehidupannya dan lingkungannya. 1

Kearifan berasal dari kata arif. Adapun menurut himpunan makna


yang termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arif memiliki dua
makna yang berkesinambungan, yaitu tahu atau mengetahui.
Sedangkan makna yang kedua adalah cerdas, pintar, dan bijaksana.

1
Ahmad Efendi, Kearifan Lokal Menurut Para Ahli dan Fungsinya,
Tirto,id, 13 Sepetember 2021, diakses pada 03 Okteber 2021

5
Oleh karena itulah secara etimologi, Kata arif yang jika diimbuhi
awalan “ke” dan akhiran “an” yang kemudian membentuk kata
kearifan yang bermakna kebijaksanaan, kecerdasan sebagai sesuatu
yang dibutuhkan dalam proses berinteraksi dengan lingkungan.
Kearifan Lokal terdiri dari dua kata yaitu kearifan ( wisdom ) yang
bermakna kebijaksanaan dan lokal (local) yang bermakna daerah atau
wilayah setempat. Jadi secara umum Kearifan Lokal bermakna
sebagai pemikiran-pemikiran, fungsi nilai-nilai sosial atau pandangan
dari suatu wilayah atau daerah yang memiliki aspek kebijaksanaan
dan bernilai baik yang diikuti serta diyakini oleh masyarakat di suatu
tempat tersebut dan terkonstruksikan secara turun temurun dalam
masyarakat 2

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa


yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan
mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi
watak dan kemampuan sendiri.

Lebih lanjut kearifan lokal juga didefinisikan sebagai kemampuan


beradaptasi, menata, dan menumbuhkan pengaruh alam serta budaya
lain yang menjadi motor penggerak transformasi dan penciptaan
keanekaragaman budaya Indonesia yang luar biasa. Ini juga bisa
menjadi suatu bentuk pengetahuan, kepercayaan, pemahaman atau
persepsi beserta kebiasaan atau etika adat yang menjadi pedoman
perilaku manusia dalam kehidupan ekologis dan sistemik.

2
Dosen Sosiologi, Pengertian Kearifan Lokal, Ciri, Fungsi, dan
Contohnya,Dosesosiologi.com,13 Oktober 2021, diakses pada 16 Oktober 2021,
pukul 22:17

6
Kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal
(local). Local artinya setempat, sementara wisdom artinya bijaksana.
Jadi, kearifan lokal dapat dikatakan sebagai gagasan atau pandangan
yang bersumber dari sebuah tempat, yang di dalamnya terdapat sifat
bijaksana atau nilai-nilai baik yang tertanam, diyakini, dan dianut oleh
suatu masyarakat secara turun-temurun.

Kearifan lokal di Indonesia merupakan suatu hal atau tindakan yang


dianggap baik oleh masyarakat setempat. Makna kearifan lokal bisa
terbentuk dan tercermin dari etika dan nilai-nilai luhur yang diyakini.
Nilai yang tertanam dalam kearifan lokal bisa menjadi modal utama
dalam membangun masyarakat tanpa merusak atau mengubah tatanan
sosial yang berkaitan dengan lingkungan alam sekitar.

Kearifan Lokal Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber


daya alam. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.
Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
Bermakna sosial, misalnya upacara integrasi komunal atau kekerabatan
dan pada upacara pertanian. Bermakna etika dan moral, yang terwujud
dalam upacara Ngaben dan selametan roh. Bermakna politik atau
hubungan kekuasaan patro-client, dsb.

2. FUNGSI KEARIFAN LOKAL

Diantara fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut :

1. Sebagai sarana konvervasi dan pelestarian sumber daya alam

Prihal manfaat ini, adanya kearifan lokal secara mendasar


merupakan produk budaya masa lalu yang secara terus-menerus

7
dijadikan pedoman dalam kehidupan, meskipun bernilai lokal tetapi
nilai yang terkandung didalamnya dianggap universal yang
umumnya dipergunakan dalam menciptakan pelestarian sumber
daya alam.

2. Sebagai sarana mengembangkan kebudayaan serta ilmu


pengetahuan.

Kearifan lokal di berbeda- beda dalam dimensi wilayah dan waktu


tertentu. Perbedaan kearifan lokal di masing- masing wilayah
disebabkan oleh tantangan kondisi alam dan beragamnya
kebutuhan hidup, sehingga pengalaman dalam tujuan pemenuhan
kebutuhan, akan memunculkan berbagai sistem pengetahuan, baik
lingkungan alam maupun sosial. Namun, yang pasti, kegunaannya
tak lain ialah mengembangkan kebudayaan atas ilmu pengetahuan.

3. Sebagai Petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan

Kearifan lokal secara mendasar bersifat dinamis, dapat


menyesuaiakan dengan perubahan zaman. Jadi dalam hal ini
kearifan lokal dapat mengalami perubahan yang signifikan
tergantung dari tekanan dan ikatan sosial budaya yang berkembang
di masyarakat yang kadangkala dianggap sebagai tuntunan,
kepercayaan, dan pantangan.

4. Sebagai sarana integrasi sosial

Kearifan lokal menjadi pengetahuan yang diciptakan oleh


masyarakat lokal tertentu, kemudian dikembangkan melalui
sekumpulan pengalaman dan diintegrasikan dengan pemahaman
terhadap arti kebudayaan dan kondisi alam suatu wilayah.

Kearifan lokal dalam hal ini menjadi bagian integrasi sosial budaya
yang diciptakan oleh pemeran- pemeran lokal melalui proses yang

8
berulang-ulang, dengan mempergunakan makna internalisasi dan
interpretasi ajaran agama serta budaya yang disosialisasikan dalam
bentuk norma-norma sosial, kemudian dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat setempat.

5. Sebagai sarana perwujudan etika dan moral

Prihal ini adanya kearifan lokal tercipta sebagai suatu keunggulan


pada aspek budaya masyarakat setempat, yang berkaitan dengan
kondisi geografis dalam perwujutan etika dan moral. Sehingga
kearifan lokal dalam perkembangannya secara terus-menerus
dijadikan pedoman dalam kehidupan 3

Menurut Rizaldi, Fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan


dengan upacara daur hidup, konsep Kanda Pat Rate.
2. Pemberdayaan kebudayaan dan ilmu pengetahuan,  misalnya upacara
Saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada Pura Panji.
3. Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.
4. Sebagai integrasi komunitas atau kerabat serta upacara daur
pertanian.
5. Sebagai makna etika dan moral, misalnya dalam upacara ngaben dan
penyucian roh leluhur.
6. Sebagai makna politik, misalnya dalam upacara adat nangluk merana
di Bali. 4

3
Ibid

4
Rizaldi Abror, Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas di
Indonesia, Fahamify.com29 Januari 2021, diakses pada 16 Oktober 2021, pukul :
22:39

9
pelestarian kearifan lokal sangat penting untuk dilakukan agar
masyarakat dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya
secara aman, damai dan sejahtera. Fungsi kearifan lokal tersebut juga
menjaga masyarakat agar terhindar dari pengaruh negatif
perkembangan zaman maupun budaya luar.

Di dalam kehidupan, kearifan lokal merupakan bagian dari budaya


suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Kearifan lokal (local
wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal dapat
dijumpai dalam berbagai bentuk kebudayaan yang berkembang, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis, yang meliputi  cerita rakyat,
peribahasa, lagu, dan permainan rakyat.

3. KARAKTERISTIK KEARIFAN LOKAL

Ciri- ciri kearifan lokal diantaranya sebagai berikut :

1. Menjadi benteng yang menjaga eksistensi kebudayaan asli dari


pengaruh perkembangan zaman maupun terpaan budaya luar.
2. Mampu mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. Artinya, kearifan
lokal mampu memilih mana budaya luar yang cocok dan masih
sesuai dengan budaya asli. Ciri ini menunjukkan bahwa kearifan
lokal tidak selalu bersifat tradisional, tapi juga adaptif terhadap
perkembangan budaya.
3. Mampu mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli.
Kearifan lokal mampu menyatukan budaya luar dan budaya asli
dalam komunitas masyarakat sehingga berpotensi menciptakan
kebudayaan nasional.
4. Kearifan lokal sebagai alat kontrol sosial, berarti kearifan lokal
menjadi alat yang mampu menjaga agar masyarakat memiliki

10
tanggung jawab atas keberlangsungan hidupnya dan agar hubungan
sosial di masyarakat tidak hilang.
5. Pemberi arah perkembangan budaya. Artinya, kearifan lokal mampu
menjadi alat untuk Menjadi benteng pertahanan masyarakat dari
terpaan budaya luar. Artinya, kearifan lokal mengarahkan
masyarakat agar tetap berperilaku sesuai budayanya. 5

Karakteristik kearifan lokal Harus menggabungkan pengetahuan


kebajikan yang mengajarkan orang tentang etika dan nilai-nilai moral;
Kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, bukan
untuk menghancurkannya; Kearifan lokal harus berasal dari anggota
komunitas yang lebih tua; Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma,
etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum, adat, aturan-aturan khusus.

4. CONTOH KEARIFAN LOKAL

Diantara Contoh dari kearifan lokal dapat dikemukakan Penulis sebagai


berikut :

a. Di Jawa

1. Pranoto Mongso

Pronoto Mongso Pranoto mongso merupakan aturan waktu


musim yang digunakan oleh para tani di pedasaan. Aturan
tersebut didasarkan pada naluri dari leluhur, dan dipakai sebagai
dasar untuk mengolah pertanian. Maka itu, pranoto mongso
memberi arahan kepada petani untuk bercocok tanam dengan
cara mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang
bersangkutan. Sehingga, pemanfaatan tanah oleh petani sifatnya
terukur. Meskipun, air dan saluran irigasi sudah tersedia dengan
baik. Praktik ini dipercaya dapat menjaga keseimbangan alam.

5
Ibid

11
2. Nyabuk Gunung

Nyabuk gunung merupakan praktik bercocok tanam dengan cara


membuat teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur.
Praktik ini umumnya berlangsung di lereng Bukit Sumbing dan
Sindoro.

Nyabuk gunung adalah suatu wujud konservasi lahan dalam


bercocok tanam. Hal itu karena didasarkan pada garis
konturnya. Berbeda dengan praktik nyabuk gunung di Dieng
yang memotong kontur pada saat bercocok tanam. Memotong
kontur dapat mempermudah terjadinya longsor.

3. Menganggap Suatu Tempat Keramat

Khususnya Pada Pohon Besar (Beringin) Anggapan tentang


tempat keramat cenderung membuat banyak orang tidak
merusak tempat tersebut. Sebaliknya, mereka akan memelihara
tempat itu. Bahkan, tidak berani untuk membuang sampah
sembarangan. Mereka takut jika nanti karma buruk akan
diterima di kemudian hari. Misalnya, pada pohon beringin besar.
Praktik ini merupakan bentuk konservasi karena dengan
memelihara pohon, maka seseorang akan menjaga sumber air.
Hal ini disebabkan karena, pohon beringin memiliki akar yang
sangat kuat. Dekat lokasi akar pohon yang kuat, biasanya ada
sumber air.

b. Di Sulawesi

Di Sulawesi terdapat komunitas adat Karampuang. Komunitas adat


itu berperan dalam pengelolaan hutan. Mereka meyakini bahwa
hutan merupakan bagian dari alam dirinya. Sehingga, untuk
menjaga keseimbangan ekosistem, di dalamnya terdapat aturan-

12
aturan yang harus dipatuhi oleh semua masyarakat. Aturan itu akan
dibacakan oleh seorang galla atau pelaksana harian pemerintah adat
tradisional sebagai suatu bentuk fatwa adat. Pembacaannya akan
dilakukan di hadapan dewan adat dan warga sebagai suatu bentuk
peraturan bersama.

c. Di Baduy

Dalam Masyarakat Baduy meyakini bahwa mereka adalah orang


yang pertama yang diciptakan sebagai pengisi dunia dan bertempat
tinggal di pusat bumi. Segala gerak laku masyarakat Baduy harus
berpedoman kepada buyut yang telah ditentukan dalam bentuk
pikukuh karuhun. Tidak ada seorang pun yang berhak dan berkuasa
untuk melanggar dan mengubah tatanan kehidupan yang telah ada
dan sudah berlaku secara turun menurun. Pikukuh itu harus ditaati
oleh masyarakat Baduy dan masyarakat luar yang sedang
berkunjung ke Baduy. Peraturan tersebut yaitu:

a. Dilarang masuk hutan larangan (leuweung kolot) untuk


menebang pohon, membuka ladang atau mengambil hasil
hutan lainnya.

b. Dilarang menebang sembarangan jenis tanaman, misalnya


pohon buah-buahan, dan jenis-jenis tertentu.

c. Dilarang menggunakan teknologi kimia, misalnya


menggunakan pupuk, obat pemberantas hama penyakit, atau
meracuni ikan. Berladang harus sesuai dengan ketentuan adat,
dan sebagainya.

Contoh Kearifan Lokal Tanah dan Air dalam Bidang Agama Solusi
dari permasalahan lingkungan tidak hanya dengan teknologi dan
metode ilmiah saja. Solusinya juga bisa dengan kepercayaan yang

13
diajarkan dalam agama. Berikut ini konservasi menurut berbagai
ajaran agama di Indonesia:

1. Agama Islam

Konservasi menurut ajaran Islam Dalam islam terdapat empat


konsep yang dipahami sebagai cara untuk membangun
pemahaman agama terhadap ekologi atau lingkungan. (1)
taskhir (penundukan), (2) ‘abd (kehambaan), (3) khalifah
(pemimpin), dan amanah (dipercaya). Empat konsep tersebut
berdasar dari konsep tujuan penciptaan alam semesta dan
manusia. Secara seimbang, pandangan yang komprehensif
akan memberikan pengetahuan yang baik pada relasi manusia
dan lingkungan dalam kaitannya dengan keseimbangan alam.

2. Agama Kristen

Konservasi menurut ajaran Kristen dan Katolik Pada tahun


1967, sejarawan Lynn White Jr. mempublikasikan sebuah
paper berjudul The Historic Roots of Our Ecological Crisis. Di
dalamnya dia membahas tentang masyarakat kristiani yang
sangat berhati-hati dalam mengeksploitasi sumber daya alam.
Hal itu didasarkan pada Injil yang menyatakan bahwa Tuhan
telah mengutus Adam dan Ave untuk menguasai alam:
“Berhasil melipatgandakan, menundukkan, dan mengisi bumi,
serta menguasai ikan-ikan di laut, unggas-unggas di udara, dan
semua yang ada di bumi” (Terjemahan bebas dari Genesis
1:28). Sehingga, ajaran Kristen memandang bahwa kerusakan
lingkungan hidup sebagai bagian dan wujud dari perilaku
manusia yang tidak sejalan dengan tujuan Tuhan menciptakan
alam semesta.
3. Agama Hindu

14
Konservasi menurut ajaran Hindu Ajaran-ajaran agama Hindu
yang dituangkan ke dalam upacara atau yadnya berlandaskan
pada filsafat Tri Hita Kirana (THK). THK terdiri dari tiga
aspek yang dijalankan dalam kehidupan harmonis
berkelanjutan.

Pertama, Palemahan, yang mengatur keharmonisan manusia


dengan lingkungannya, termasuk lingkungan hayati.

Kedua, Parahyangan yang berarti mengatur hubungan manusia


dengan Tuhan (religius).

Ketiga, Pawongan yang berarti mengatur hubungan antara


manusia dengan masyarakat (aspek sosial kemasyarakatan).
Secara filosofis, ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Tidak
hanya itu, tiga aspek tersebut juga telah menjadi tradisi
komunal yang dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan
religius.

4. Agama Budha

Konservasi menurut ajaran Budha Agama Budha memandang


terdapat hubungan antara kemoralan seseorang dengan
kelestarian alam. Hal itu disebabkan karena peristiwa yang
terjadi di alam ini saling berpengaruh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengaruh tersebut ada pada terdapat
pada komponen-komponen lainnya. Komponen itu tersusun
dalam hukum paticcasamuppada. Hal ini berarti bahwa
perilaku yang dilakukan oleh manusia sangat berpengaruh
terhadap lingkungan hidup, dan lingkungan juga memberikan
pengaruh terhadap manusia. Jika manusia merusak lingkungan,

15
maka lingkungan akan memberikan dampak buruk bagi
manusia.

1. Konservasi menurut aliran kepercayaan Lain

Salah satu aliran kepercayaan yang sampai saat ini berkembang di


Indonesia adalah Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu
Indramayu. Komunitas ini lebih sering dikenal dengan Dayak
Indramayu. Aliran kepercayaan ini mempunyai pandangan teologis
tersendiri yang berbeda dengan agama lain. Mereka meyakini bahwa
alam adalah sumber kehidupan, alam menjadi tempat tumbuh, dan
matinya semua makhluk hidup termasuk manusia. Alam juga
merupakan pencipta kehidupan. Mereka meyakini bahwa manusia lahir
dari saripati alam. Sama halnya dengan seorang bayi yang lahir dari
pertemuan sel ovum dan sperma kedua orang tuanya. Sel tersebut
tercipta dari saripati makanan, dan makanan manusia diperoleh dari
alam. Sehingga alam menjadi pusat proses kehidupan.6

B. JATI DIRI BANGSA

1. PENGERTIAN JATI DIRI BANGSA

Jati diri adalah kualitas yang menggambarkan integritas individu atau


suatu entitas, sebagai karunia Tuhan, yang mencerminkan harkat dan
martabat individu atau entitas dimaksud secara utuh.

6
Ega Krisnawati, Kearifan lokal, contoh kearifan lokal di Indonesia,
kearifan lokal di berbagai bidang, Tirto.id, https://tirto.id/gaQQ - 4 Maret 2021,
diakses pada 20 Oktober 2021, pada pukul 19 : 31

16
Jatidiri mengandung nilai-nilai dasar yang akan memberikan corak
terhadap jatidiri bagi pendukungnya. Jatidiri suatu bangsa yang
menganut faham individualistik liberalistik akan berbeda dengan
jatidiri suatu bangsa yang menganut faham kolektivistik, sosialistik
atau kegotong royongan.

Jatidiri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang merupakan


perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa. Bagi bangsa Indonesia nilai-
nilai luhur bangsa terdapat dalam dasar negara Negara Kesatuan
Republik Indonesia yakni Pancasila, yang merupakan
pengejawantahan dari konsep religiositas, humanitas, nasionalitas,
sovereignty dan sosialitas. Membangun jatidiri bangsa Indonesia
berarti membangun jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tiada lain
adalah membangun Manusia Pancasila.

Pancasila sebagai Jati diri bangsa Indonesia, sehingga ciri khas atau
karakteristik bangsa Indonesia yang membedakannya dari bangsa yang
lain. Jati diri bangsa merupakan suatu pilihan, dan Jati diri Bangsa
Indonesia merupakan pencerminan atau tampilan dari karakter Bangsa
Indonesia. Karakter bangsa merupakan akumulasi atau sinergi dari
karakter individu anak bangsa yang mengelompok menjadi bangsa
Indonesia. Dengan demikian karakter bangsa akan ditampilkan sebagai
nilai-nilai luhur yang digali dari kehidupan nyata dan dirumuskan
dalam suatu tata nilai yang dikenal sebagai Pancasila.

Pancasila adalah falsafah dan ideologi bangsa Indonesia yang belum


tergantikan hingga saat ini. Di dalamnya banyak nilai-nilai yang
membentuk karakter dan budaya bangsa. Bila pemerintah dan
masyarakat ingin mengembalikan jati diri bangsa, Maka sebaiknya
bangsa ini harus bisa menghayati makna dari semua sila Pancasila,
karena memang Pancasila adalah acuan dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Bila dikaitkan dengan kondisi yang ada saat ini, Pancasila

17
sebagai falsafah negara merupakan rumusan nilai nilai idealisme
bangsa yang secara konseptual memberikan tuntunan politik bagi
rakyat dan pemerintah tentang bagaimana menemukan pemecahan
persoalan negara secara mandiri dan bermartabat.

Lima prinsip dasar dalam Pancasila sebagaimana tercermin dalam sila-


sila Pancasila merupakan dasar filosofis sekaligus ideologis untuk
mewujudkan empat tujuan atau cita-cita ideal bernegara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu :
1) Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia;
2) Meningkatkan kesejahteraan umum;
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian yang abadi, dan keadilan sosial.

Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia, merupakan pembeda atau


ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang dapat dijadikan
pembeda dengan bangsa lainnya di dunia ini. Identitas nasio jati diri
nal merupakan suatu hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap
bengsa di dunia ini termasuk Indonesia sebagai karakter dan pola
perilaku yang seharusnya tertanam kuat sebagai acuan masyarakat
dalam berprilaku atau bersikap di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara agar tatanan kehidupan di negara kita ini dapat berjalan
teratur dan sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia yang telah
tertanam sejak dahulu kala. 7

7
Ieke Sartika Iriany, Pendidikan Karakter sebagai Upaya Revitalisasi
Jati Diri Bangsa, Journal UNIGA, Vol 8, No 1, 2014, hal 24

18
Jika suatu bangsa tidak mempunyai ciri khas atau cirikhasnya telah
pudar kerena suatu hal, bangsa tersebut akan mengalami perubahan
sikap dan tatanan kehidupan yang terjadi pada masyarakatnya. Mereka
akan cenderung meniru perilaku atau cirikhas bangsa lain yang
diidolakannya. Padahal ciri khas bangsa lain belum tentu cocok dan
sesuai bila digunakan pada bangsa tersebut. Ketidak cocokan tersebut
mungkin dikarenakan karena faktor letak geografis, kebudayaan,
agama yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, sejarah
pembentukan bangsa, dan sebagainya

2. KARAKTER JATI DIRI BANGSA

Dalam upaya pembangunan karakter bangsa diperlukan upaya


sungguh-sungguh untuk membangun karakter individu (warga
negara). Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil
keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah
rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan
keyakinan/ keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna
mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan
inovatif. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan,
peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai
sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan
kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan
penciptaan kebaruan.

Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-


masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.

1) Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan
bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung
jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah,
rela berkorban, dan berjiwa patriotik;

19
2) Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis,
kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan
reflektif;

3) Karakter yang bersumber dari olah raga/ kinestetika antara lain


bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih;

4) Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan,
ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia),
mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis),
bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja.

Olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa sebenarnya
saling terkait satu sama lainnya. Oleh sebab itu, banyak aspek karakter
yang dapat dijelaskan sebagai hasil dari beberapa proses. Jati diri
bangsa tersebut hanya dapat terbentuk melalui contoh perilaku
pemimpinpemimpin bangsa yang tangguh, yang mempunyai semangat
perubahan, global dan transformational serta tetap memiliki semangat
kebangsaan yang kuat. Tidak harus merupakan negarawan (statesman)
yang merupakan manusia langka

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

20
Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan di atas disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kearifan lokal adalah suatu bentuk pengetahuan asli dalam
masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat
setempat, untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat
2. Fungsi kearifan lokal adalah : sebagai sarana konversi sumber
daya alam, pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan,
berbentuk petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan, serta
sebagai sarana integrasi sosial dan perwujudan etika dan moral.
3. Karakteristik kearifan lokal adalah adalah berusaha menjaga
eksistensi budaya, mampu mengakomodasi unsur budaya luar,
mampu mengintegrasikan budaya luar kedalam budaya asli,
serta merupakan alat kontrol sosial, dan memberi arah
perkembangan budaya.
4. Diantara contoh kearifan lokal adalah : Pronot mongso di jawa,
nyabuk gunung dan beberapa anggapan tempat kramat.
Pembacaan fatwa adat di Sulawesi dan Pikukuh karuman pada
tradisi budaya Badui.
5. Jati diri bangsa adalah kualitas yang menggambarkan integritas
sebagai karunia tuhan yang mencerminkanharkat dan martabat
bangsa secara utuh.
6. Prinsip jati diri bangsa adalah :melindungi segenap bangsa,
meningkatkan kesejahteraan serta mencerdaskan kehidupan
bangsa.
7. Karakter jati diri bangsa adalah karakter yang bersumber dari
olah fikir, olah raga dan olahraga dan karsa.
B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini tentu terdapat kelemahan dan


kekurangan, oleh karena itu, Penulis mengharapkan masukan dan
saran dari berbagai pihak untu kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Efendi, Kearifan Lokal Menurut Para Ahli dan Fungsinya,


Tirto,id, 13 Sepetember 2021, diakses pada 03 Okteber 2021

22
Dosen Sosiologi, Pengertian Kearifan Lokal, Ciri, Fungsi, dan
Contohnya,Dosesosiologi.com,13 Oktober 2021, diakses pada 16 Oktober 2021,
pukul 22:17

Balqis Fahlahnda, Pengertian kearifan Lokal : Fungsi, Karakteristik


dan ciri- cirinya, 19 Januari 2021, Tirto.id, Di akses pada Minggu, 03 September
2021.

Rizaldi Abror, Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas di


Indonesia, Fahamify.com29 Januari 2021, diakses pada 16 Oktober 2021, pukul :
22:39

Ega Krisnawati, Kearifan lokal, contoh kearifan lokal di Indonesia,


kearifan lokal di berbagai bidang, Tirto.id, https://tirto.id/gaQQ - 4 Maret 2021,
diakses pada 20 Oktober 2021, pada pukul 19 : 31

Ieke Sartika Iriany, Pendidikan Karakter sebagai Upaya Revitalisasi


Jati Diri Bangsa, Journal UNIGA, Vol 8, No 1, 2014, hal 24

23

Anda mungkin juga menyukai