Anda di halaman 1dari 2

1.

Peraturan pemerintah yg mengatur tata cara pemberian symbol B3

Peraturan Terkait Pengelolaan B3 :


 Undang - Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup bahwa "Setiap orang yang memasukkan ke dalam wilayah Negara
Kesatuan republik Indonesia, menghasilkan , mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
mamanfaatkan, membuang, mengolah, dan.atau menimbun B3 wajib melakukan
pengelolaan B3"

 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun.

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2010 tentang Penggunaan
Sistem Elektronik Registrasi Bahan Berbahaya dan Beracun dalam kerangka Indonesia
National Single Window di Kementerian Lingkungan Hidup
Sumber : kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. (2015). Pengertian B3. Diakses melalui
Sistem Informasi B3 & POPs (menlhk.go.id)

2. Klasifikasi B3 dan contohnya


1. Limbah B3 Mudah Meledak
Limbah B3 mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar yaitu
25oC (dua puluh lima derajat Celcius) atau 760 mmHg (tujuh ratus enam puluh
millimeters of mercury) dapat meledak, atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.

2. Limbah B3 Mudah Menyala


Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% (dua puluh empat
persen) volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC (enam puluh derajat
Celcius) atau 140o F (seratus empat puluh derajat Fahrenheit) akan menyala jika terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg
(tujuh ratus enam puluh millimeters of mercury).

3. Limbah B3 Korosif
Limbah B3 korosif adalah Limbah yang memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut: a.
Limbah dengan pH sama atau kurang dari 2 (dua) untuk Limbah bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 (dua belas koma lima) untuk yang bersifat basa. b. Limbah yang
menyebabkan tingkat iritasi yang ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema dan
pembengkakan atau edema.

4. Limbah B3 Beracun
Limbah B3 beracun adalah Limbah yang memiliki karakteristik beracun berdasarkan uji
penentuan karakteristik beracun melalui TCLP, Uji Toksikologi LD50, dan uji sub-kronis.
Sumber : pusparini, Dian. 2018. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN) DI RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR MALANG. JURNAL PENGELOLAAN LIMBAH
PADAT B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN).pdf (itn.ac.id)

3. Upaya pencegahan dan penanganan dari B3


Penanganan B3 ini berdasarkan jenis bahan :
1. Bahan Beracun & Korosif
- Pencampuran, pengadukan, pemanasan dan pemindahan dilakukan dalam
ruang khusus atau almari asam
- Menggunakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan & respirator
yang sesuai dengan bahan yang ditangani, pelindung badan/ jas lab dll. Alat
ini harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosif dan mempunyai
daya lindung terhadap bahan yang ditangani.
- Tidak diperkenankan merokok, minum dan makan didalam ruang kerja.
- Ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi udara yang baik.
2. Bahan Mudah Terbakar
- Menjauhkan sumber panas yaitu api terbuka/bara, loncatan api listrik,
logam panas, dan tidak diperkenankan merokok,
- Ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi udara yang baik serta tersedia
alat pemadam kebakaran.
3. Bahan reaktif
- Hindarkan dari sumber panas dan matahari
- Hindarkan pengadukan yang menimbulkan panas
- Hindarkan dari benturan dan gesekan yang kuat
- Untuk zat reaktif thd air harus disimpan ditempat yang kering, hindarkan
dari uap air dan air. Jika terjadi kebakaran gunakan alat pemadam, bukan air

Sumber : Tri Harjanto, Nur, Suliyanto, Endang Sukesi I. (2011). MANAJEMEN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN. No 8 hal 54-67

Anda mungkin juga menyukai