Oleh :
NAHDIYA ROSA AHMARI
131611133065
BAB 1
PENDAHULUAN
63% dari kematian global pada tahun 2008 (yaitu 36 juta dari 57 juta kematian
global) akibat Penyakit Tidak Menular (PTM), salah satunya adalah kanker
kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5
2018. Data tersebut juga menyebutkan bahwa 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11
(Costa-Requena, et al. 2013 dalam Utami, et al. 2017). Penelitian yang dilakukan
oleh Gotay and Muraoka (1998:660) terhadap perempuan penderita kanker, 50%
kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks
budaya dan 4 sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan,
Rahmawati, 2018). Dalam atrikel Armini et al., (2016) menyebutkan bahwa Self-
efficacy adalah keyakinan untuk mengambil tindakan yang diinginkan, sel f-
efficacy adalah latar belakang seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
menduduki urutan ke 23. Pada laki laki, angka kejadian tertinggi adalah kanker
paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per
100.000 penduduk, kemudian kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk
dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan pada perempuan,
angka kejadian tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000
leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9
menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan
provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan
61.230 orang. Di tahun 2019, RSUD dr. Soetomo mencatat telah menerima 167
ribu pasien kanker. Yang mana kasus paling tinggi adalah kanker payudara (Jawa
Pos, 2020).
jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh atau bertambah, dan immortal
(tidak dapat mati) (Kemkes RI, 2013; American Cancer Society, 2015).Penderita
kanker harus menghadapi penyakit yang memberi dampak pada kesehatan fisik
penderita maupun pada keadaan jiwanya. Penderita kanker harus menghadapi
kenyataan yang tidak pernah mereka inginkan di tengah harapan hidup yang kecil.
Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi pada penderita
kanker. Selain itu harapan hidup yang kecil membuat seorang penderita kanker
yang seolah sudah didepan mata. Semangat hidup seolah bertolak belakang
dengan keterbatasan yang dialami penderita kanker. Keadaan semacam itu akan
berbagai macam reaksi emosi atau tindakan negatif , seperti menarik diri dari
ada juga yang menolak untu operasi, melanjutkan kemoterapi dan atau tidak
berobat, sehingga hal ini dapat memperparah keadaannya (Fauziah & Endang,
2012). Selain itu, perempuan dengan kanker terkena dampak negatif dari
Oleh karena itu adanya suatu efikasi diri itu sendiri berguna untuk mencapai
tujuan (goal) yang akan dihadapi oleh penderita, misalnya kesembuhan terhadap
efikasi diri yang dimiliki seseorang maka dapat meningkatkan kualitas hidup
orang tersebut baik dari aspek fungsi, fungsi peran, fungsi emosional dan fungsi
Apakah ada hubungan self afficacy dengan kualitas hidup pada perempuan
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah menganalisis ada atau tidaknya
hubungan antara self afficacy dengan kualitas hidup pada perempuan penderita
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
penderita kanker.
1.4.2 Praktis
3. Lembaga/ Institusi
4. Peneliti
pandangan untuk penelitian lebih lanjut dengan metode yang lebih baik.
Tabel 1.1 Keaslian Penulisan : Hubungan Self Efficacy dengan Kualitas