Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BAHASA ARAB TENTANG TAUKID

Dosen pembimbing : M. Budi Amin Amri M, Pd,I

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9

1. M. DAEFFULLOH : (2102060232)
2. HOMI HIDAYATULLAH : (2102060200)
3. ZAINUL HAMDANI : (2102060212)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala taufik dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik sebagaimana yang kami
harapkan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
saw yang telah memberi petunjuk kepada umat manusia dimuka bumi dan menyempurnakan
akhlak dan budi pekerti yang mulia. Kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan
makalah ini kami banyak menemukan kesulitan tetapi dengan ketekunan dan bantuan dari
beberapa referensi buku dan referensi dari internet sehingga makalah ini dapat tersusun.
Kami  juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran khususnya dari dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Arab yaitu M. Budi Amin Amri, M.Pd.I. serta para pembaca
yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Demikianlah kata pengantar
yang dapat kami berikan daripada makalah ini, semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat memberikan manfaat.

                                                            Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
A.    Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C.    Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
A.    Pengertian Taukid...................................................................................................................5
B.     Pembagian Taukid..................................................................................................................5
1.      Taukid maknawi.................................................................................................................5
2.      Taukid lafzhy......................................................................................................................6
C.    Contoh dalam Al-Quran..........................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................8
A.   Kesimpulan................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Taukid ialah penyerta/penguat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat untuk
menghilangkan apa yang diragukan oleh pendengarnya. Dengan kata lain taukid
adalah lafazh yang menegaskan lafazh sebelumnya dengan maksud menghilangkan ihtimal
(pengertian dua kemungkinan). Jadi, tujuan taukid adalah menghilangkan keraguan atau
menghilangkan pengertian di antara dua kemungkinan dari si pendengar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang di maksud dengan taukid?
2.      Ada berapa pembagian taukid?
3.      Menyebutkan contoh taukid dalam al-quran?
C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bahasa arab II yang menerangkan
tentang taukid.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah ini antara lain: 
a.       Untuk dapat mengetahui apa yang di maksud dengan taukid.
b.      Untuk dapat mengetahui ada berapa pembagian taukid.
c.       Untuk dapat mengetahui taukid dalam al-quran.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Taukid
Yang dimaksud dengan taukid adalah isim atau kata yang mengikuti untuk kata yang

dikuatkan (‫)لِ ْل ُمَؤ ِك ِد‬ baik dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, jarnya, dan ma’rifatnya.

َ ‫اَلتَّوْ ِك ْي ُد تَابِ ٌع ي ُْذ َك ُرفِى ْال َكالَ ِم لِ َد ْف ِع َماقَ ْد يَتَ َوهَّ ُمهُ السَّا ِم ُع ِم َمالَي‬
‫ْس َم ْقصُوْ دًا‬
“Taukid ialah penyerta/penguat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat untuk
menghilangkan apa yang diragukan oleh pendengarnya.”
Dengan kata lain taukid adalah:

ِ ‫اَلتَّا بِ ُع الرَّافِع ِلاْل حْ تِ َم‬


‫ال‬
Lafazh yang menegaskan lafazh sebelumnya dengan maksud menghilangkan ihtimal
(pengertian dua kemungkinan). Jadi, tujuan taukid adalah menghilangkan keraguan atau
menghilangkan pengertian di antara dua kemungkinan dari si pendengar.[1]

Contoh :‫ُكلُّهُ ْم‬ ‫ َجا َء ْالقَوْ ُم‬  (kaum itu telah datang semua).
Kata benda yang menyandang sebagai taukid pada contoh tersebut adalah  ‫ ُكلُّهُ ْم‬  (semua).
Dengan tambahan kata penguat tersebut, hilanglah kemungkinan kaum yang datang adalah
sebagian saja, dan lain sebagainya.[2]
B.     Pembagian Taukid
Bentuk taukid ada dua macam, yaitu:
1.      Taukid maknawi
Yang dimaksud taukid maknawi adalah kata benda yang menguatkan kata benda
sebelumnya dari segi maknanya.[3]
Adapun lafadz-lafadz yang di gunakan pada taukid maknawi adalah:

ُ ‫نً ْف‬ ‫زَ ْي ٌد‬


a.       Lafaz nafsu  (‫()النّفس‬diri), seperti dalam contoh: ُ‫سه‬ ‫ َجا َء‬ (Zaid telah datang sendiri)
b.      Lafaz ain  (‫()العين‬diri), seperti dalam contoh:  Cُ‫ع ْينُه‬
َ  ‫َز ْي ٌد‬ ‫( َجا َء‬Zaid telah datang sendiri)
c.       Lafaz kulu (ّ‫)كل‬  (semua), seperti dalam ُ ُّ‫ ُكل‬ ‫ َجا َء ْالقَوْ ُم‬  (kaum itu telah datang
contoh: ‫ه ْم‬
semuanya)

d.      Lafaz kilaa (َ‫) ِكال‬ , digunakan untuk 2 orang laki-laki. Seperti dalam contoh:   ُ ‫ُع ْث َم‬
‫ان َو‬
‫ ِكالَهُ َما فِي ْال َجنَّ ِة‬ ‫ َعلِ ٌّي‬  (Utsmaan dan Ali, keduanya benar-benar di dalam surga)

5
e.       Lafaz kilta (‫) ِك ْلتَا‬, digunakan untuk 2 orang perempuan. Seperti dalam contoh: ‫اَئت‬
ْ َ‫ج‬

ِ ‫اِ ْم َرَأت‬ (dua orang perempuaan benar-benar datang)


‫ ِك ْلتَاهُ َما‬ ‫َان‬
f.        Lafaz ajma’u  (‫()جميع‬seluruh), seperti dalam contoh: َ‫اَجْ َمعُوْ ن‬ ‫ َجا َء ْالقَوْ ُم‬  (kaum itu telah
datang seluruhnya)
g.      Lafaz yang mengikuti ajma’u yaitu: akta’u, abta’u, absa’u (maknanya sama dengan ajma’u

َ ‫اَب‬
atau ajma’in), seperti dalam contoh:  َ‫ْصعُوْ ن‬ َ‫َجا َء ْالقَوْ ُم اَجْ َمعُوْ نَ اَ ْكتَعُوْ نَ اَ ْبتَعُوْ ن‬
Faedah memakai lafadz-lafadz itu ialah untuk menambah maksud taukid saja agar tidak
diragukan.
Seperti perkataan:

ُ‫قَا َم َز ْي ٌد نَ ْف ُسه‬                     = Zaid telah berdiri sendiri


‫ْت ْالقَوْ َم ُكلُّهُ ْم‬
ُ ‫ َرَأي‬               = Aku telah melihat kaum itu semuanya
َ‫رت بِ ْالقَ ِم اَجْ َم ِع ْين‬
ُ ‫ َم َر‬        = Aku telah bersua dengan seluruh kaum itu[4]

2.      Taukid lafzhy
Yang dimaksud taukid lafzhy itu ialah:
ً‫اَلتَّوْ ِك ْي ُد اللَّ ْفظَ ُّى يَ ُكوْ نَ بِا ِءعا َ َد ِة اَللَّ ْف ِظ اِ ْس ًما َأوْ فِ ْعاًل َأوْ َحرْ فًا َأوْ ُج ْملَة‬
" Taukid lafzhy ialah dengan mengulang kata-katanya, baik isim fi'’l huruf maupun
kalimat."[5]
Atau dengan kata lain taukid lafzhy adalah kata benda yang menguatkan kata benda
sebelumnya dengan kata yang serupa.[6]
Contoh:
َ ‫ْت اَلتِّ ْم َسا َح اَلتِّ ْم َس‬
Saya melihat buaya, buaya                                   = ‫اح‬ ُ ‫َراَي‬
Orang yang pergi itu datang, datang                    =  ُ‫ض َر ْالغَاِئب‬
َ ‫ض َر َح‬
َ ‫َح‬
Tidak , tidak saya tidak mengkhianati janji          = ‫خوْ نَ ْال َع ْه ِد‬
ُ ‫ الَ َأ‬، ‫اَل‬
Engkau tercela, engkau tercela                             = ‫َأ ْنتَ ْال َملُوْ ُم َأ ْنتَ ْال َملُوْ ُم‬
Mari kita perhatikan contoh-contoh diatas. Kalau kita perhatikan dengan seksama,
kita akan melihat atau mendapati kata-kata yang diulang. Yaitu ‫اَلتِّ ْم َسا َح‬  (buaya) sebagai isim,
lafazh ‫ض َر‬
َ ‫ح‬ (datang)
َ sebagi fi’il, lafazh  ‫اَل‬  (tidak) sebagai huruf , dan lafazh ‫َأ ْنتَ ْال َملُوْ ُم‬  (engkau
tercela) sebagai jumlah/kalimah (kata).
Jika kita teliti sebabnya, maka tidak lain bahwa pembicaraannya bermaksud untuk
menguatkan kata-kata yang diragukan oleh pendengarnya, karena boleh jadi pengertiannya

6
berlainan dengan maksud pembicaraannya. Oleh sebab itu , setiap kata yang diulang di sini
dinamakan kata taukid.
Taukid dalam contoh seperti itu hanya dapat dilakukan dengan mengulang kembali
kata-kata itu, yang demikian ini dinamakan taukid lafzhy, begitu pula i’rabnya sama seperti
i’rab taukid maknawi, yaitu harus mengikuti lafazh yang terletak sebelumnya.[7]

C.    Contoh dalam Al-Quran
QS. Al Fajr (21-22)

‫صفًّا‬
َ ‫صفًّا‬ َ ُّ‫() َو َجا َء َرب‬ ‫ َد ًّكا َد ًّكا‬  ُ‫ت ااْل َرْ ض‬
ُ َ‫ك َو ْال َمل‬
َ  ‫ك‬ ِ ‫)( َكاَّل اِ َذا ٌد َّك‬
“Sekali kali tidak! Apabila bumi diguncangkkan berturut-turut () dan datanglah Tuhanmu dan
malaikat berbaris-baris ()”
QS. Ash-Shu`ara’ (95)

َ ‫)( َو ُجنُوْ ُد اِ ْبلِي‬


َ‫اَ ْج َم ُع ْون‬ ‫ْس‬
“Dan bala tentara iblis semuanya”
QS. Al-Hijr (30)

َ‫ ُكلُّ ُه ْم َأ ْج َم ُعون‬ ُ‫فَ َس َج َد ْٱل َم ٰلَِئ َكة‬ ()


“ Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama”
QS. Yunus (99)

َ َّ‫ َج ِميعًا َأفََأنتَ تُ ْك ِرهُ ٱلن‬ ‫ ُكلُّ ُه ْم‬ ‫ض‬


َ‫اس َحتَّ ٰى يَ ُكونُوا ُمْؤ ِمنِين‬ ِ ْ‫)( َولَوْ َشا َء َربُّكَ َأَل َمنَ َمن فِى ٱَأْلر‬
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di Bumi seluruhnya. Tetepi
apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman”

7
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Taukid ialah penyerta/penguat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat untuk
menghilangkan apa yang diragukan oleh pendengarnya. Dengan kata lain taukid adalah
lafazh yang menegaskan lafazh sebelumnya dengan maksud menghilangkan ihtimal
(pengertian dua kemungkinan). Yang dimaksud dengan taukid adalah isim atau kata yang
mengikuti untuk kata yang dikuatkan (‫ )لِ ْل ُمَؤ ِك ِد‬baik dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, jarnya,
dan ma’rifatnya.
Bentuk taukid ada dua macam, yaitu taukid maknawi dan taukid lafzhy. Taukid maknawi
adalah kata benda yang menguatkan kata benda sebelumnya dari segi maknanya. Sedangkan
taukid lafzhy ialah dengan mengulang kata-katanya, baik isim fi'’l huruf maupun kalimat.
Atau dengan kata lain taukid lafzhy adalah kata benda yang menguatkan kata benda
sebelumnya dengan kata yang serupa.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://lailfitriyani.blogspot.com/2017/06/makalah-barab-bab-taukid.html

Anda mungkin juga menyukai