Dokumen 1
Dokumen 1
penyebab dan faktor risiko peritonitis seperti asites, serta gambaran pemeriksaan fisik
yang menunjukkan adanya kelainan pada kavum peritoneal. Pemeriksaan penunjang
berupa paracentesis mungkin diperlukan pada peritonitis bakteri spontan.
Anamnesis
Pasien yang mengalami peritonitis umumnya mengeluhkan nyeri abdomen, baik terlokalisir maupun
difus. Pada awal perjalanan penyakit, pasien juga bisa saja tidak memiliki keluhan. Keluhan lain
yang sering dialami adalah demam dan diaforesis. Berdasarkan mekanisme etiologi peritonitis,
terdapat beberapa perbedaan dalam temuan anamnesis yang dapat terlihat. . Trauma oftalmik
Jangan lakukan penekanan, bila ada kecurigaan adanya laserasi, cedera tembus,
ruptur bola mata, penekanan dapat diakibatkan ekstrusi isi intraokule dan kerusakan
yang tidak dapat diperbaiki,letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada atas dan bawah
orbita jika
robekan kelopak mata
Hindari manipulasi mata sampai saat perdarahan, pasang balutan ringan (tanpa
tekanan) dan perisai logam yang bersandar pada tulang orbita diplester kedahi dan pipi,
jaga jarak bola mata minimal, pembalutan bilateral, antibiotik, analgesik, anti tetanus
dll, kolaborasi bila ruptur bola mata sudah teratasi periksakan struktur lain dapat
dilakukan, penjahitan jika Laserasi kelopak mata
3. Benda asing
4. Abrasi kornea
Irigasi segera dengan air bersih atau larutan NaCl, Cuci mata dibawah aliran air
keran kemudian mengejap-ngejapkan mata dan memasukkan mata kekemudian dalam
air kemudian bilas terus selama 20 mnt atau sampai
bersih dankolaborasi kemudian balut mata bilateral
7. Trauma tumpul
Kompres es, istirahatkan jika kontusio orbita dilakukan bedah kamera pada
posisi tegak, dan isrirahatkan mata. Kolaborasikan Hifema anterior penurunan dosis
pada anemia sel sabit dan penggunaan obat anti koagulan,waspadai
Peritonitis Primer
Peritonitis bakteri spontan memiliki tanda dan gejala yang lebih ringan dibandingkan
peritonitis akibat tindakan bedah. Bahkan tanda dan gejala seringkali tidak muncul pada
pasien peritonitis jenis ini. Pada anamnesis, dapat digali faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan peritonitis bakteri spontan.[9]
Peritonitis Sekunder
Keluhan yang dirasakan oleh pasien dengan peritonitis sekunder tergantung dengan
penyebab utama peritonitis tersebut. Contohnya, pada pasien dengan ruptur gaster
keluhan yang dirasakan adalah nyeri di bagian epigastrium, sedangkan pasien
dengan appendicitis akan mengeluhkan nyeri di abdomen kuadran kanan bawah
disertai mual.
Infeksi yang menyebar ke rongga peritoneum memiliki ciri-ciri nyeri yang bertambah
akibat inervasi pada peritoneum parietal. Saat awal timbul, nyeri seringkali tumpul dan
tidak terlokalisir, kemudian akan berkembang menjadi nyeri yang terus-menerus, berat,
dan terlokalisir. Nyeri dapat dirasakan memberat dengan pergerakan abdomen seperti
saat batuk, menggerakan panggul, dan jika ditekan.[2,4,11]