Anda di halaman 1dari 3

Cara Mendiagnosis Peritonitis

Bila kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter
biasanya akan menanyakan tentang gejala yang kamu alami serta riwayat kesehatan kamu.
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan cara menekan lembut perut kamu.
Pada pengidap yang baru menjalani CAPD, dokter bisa memastikan penyakit peritonitis dengan
melihat cairan yang keluar dari peritoneum.  pembedahan.  Benda asing tertanam alat
berujung tumpul hindari gunakan aplikator beraujung kapas karena dapat bergesek
epitel terlalu banyak lalu  ambil benda asing .

4. Abrasi kornea

         Mengimobilisasi kelopak mata, beri balut tekan mata . Kolaborasi pemberian


antibiotik, anastesi, dll. Jika  terlambat penyembuhan maka monitor efeki anastesi 
 penyembuhan tanpa jaringan parut (24 s/d 48 jam). Untuk abrasi ekstensif berlapisan
bagian bawah tidak terkena  24 jam lakukan. Pembalutan sebelah danmonitor
epitelisasi dan penyembuhan

5. Luka bakar kimia

          Irigasi segera dengan air bersih atau larutan NaCl, Cuci mata dibawah aliran air
keran kemudian  mengejap-ngejapkan mata dan memasukkan mata kekemudian dalam
air kemudian bilas terus selama 20 mnt atau sampai
bersih dankolaborasi kemudian  balut mata bilateral

6. Ruptur bola mata

           Jangan buat bahaya atau cedera lain  pasang perisai tapi hindari


manipulasi gunakan spekulum mata saat pemeriksaan mata, tekanan vertikal bukan
kedepan dan Jangan beri tetes mata dan tutup dan lindungi bola mata 

7. Trauma tumpul
          Kompres es, istirahatkan jika kontusio orbita dilakukan  bedah kamera pada
posisi tegak, dan isrirahatkan mata. Kolaborasikan  Hifema anterior penurunan dosis
pada anemia sel sabit dan penggunaan obat anti koagulan,waspadai

Peritonitis Primer

Peritonitis bakteri spontan memiliki tanda dan gejala yang lebih ringan dibandingkan
peritonitis akibat tindakan bedah. Bahkan tanda dan gejala seringkali tidak muncul pada
pasien peritonitis jenis ini. Pada anamnesis, dapat digali faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan peritonitis bakteri spontan.[9]

Peritonitis Sekunder

Keluhan yang dirasakan oleh pasien dengan peritonitis sekunder tergantung dengan
penyebab utama peritonitis tersebut. Contohnya, pada pasien dengan ruptur gaster
keluhan yang dirasakan adalah nyeri di bagian epigastrium, sedangkan pasien
dengan appendicitis akan mengeluhkan nyeri di abdomen kuadran kanan bawah
disertai mual.
Infeksi yang menyebar ke rongga peritoneum memiliki ciri-ciri nyeri yang bertambah
akibat inervasi pada peritoneum parietal. Saat awal timbul, nyeri seringkali tumpul dan
tidak terlokalisir, kemudian akan berkembang menjadi nyeri yang terus-menerus, berat,
dan terlokalisir. Nyeri dapat dirasakan memberat dengan pergerakan abdomen seperti
saat batuk, menggerakan panggul, dan jika ditekan.[2,4,11]

Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang berikut juga diperlukan untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat:

 Tes darah. Pengambilan sampel darah di laboratorium ini bertujuan untuk


mengetahui apakah bakteri sudah menyebar ke dalam darah.

 Analisis cairan peritoneum. Dokter mengambil sampel cairan peritoneum untuk


memeriksa apakah ada infeksi atau peradangan, serta bakteri.

 Uji pencitraan. Foto rontgen atau CT scan perut juga diperlukan untuk
memeriksa adanya lubang atau robekan lain dalam saluran pencernaan.
Bila peritonitis disebabkan oleh usus buntu atau usus besar yang robek, maka tindakan
pengobatan yang dianjurkan adalah dengan melakukan operasi.

Anda mungkin juga menyukai