Anda di halaman 1dari 140

STRATEGI MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS INDUSTRI

DI SMK MA’ARIF 2 GOMBONG

Oleh

GUNADI
1713083

SKRIPSI

Oleh
GUNADI
1713083

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna


Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA


KEBUMEN
2021

i
MOTT

‫وا َّتقُوا‬
„ ‫ام ُنوا ا ّ َت ظر ما ق َّدم ت‬ َ‫ٰٓي َا ُّي ها ال‬
‫س لد‬ ‫ْن ن ْف‬ ُ َّ ‫ِذ ْين‬
َّ ‫تق و ا ل‬
‫غ‬ ‫و ْل‬
‫ل‬
ٍ ‫ا‬

‫ّ لَّال ِ ّ ْ ر تعملُ ْون‬


‫ان ل ّ ي ِبما‬
‫َ خ‬
‫ل ِب‬
‫ا‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap

apa yang kamu kerjakan."1


MOTT

1 Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah New Cordova Surah Al-Hasyr Ayat

18, (Bandung: Syaamil Quran, 2012), hal. 548.

iv
PERSEMBAHA

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku, Bapak Djemingan S.A. (alm) dan Ibu Sri Kadaryani

(almh), yang tak pernah berhenti mengasihiku sepanjang hidup, semoga Allah

mengasihi kalian berdua sebagaimana kalian berdua mengasihiku.

Kedua mertuaku, Bapak H. Madkur dan Ibu Hj. Muslimah, terima kasih telah

mengikhlaskan putrimu untuk menjadi pendamping hidupku.

Pendamping hidupku tercinta, Herniyatun yang tiada henti memberi

dukungan, cinta kasih serta do’a, tanpamu apalah artinya hidup ini.

Anak-anakku tercinta, Rozana Aufa Syahzanani, Ilham Fadhilah,

Gayuh Aulia Safitri, Adelia Syahida Bilqisthi, Abiy Muzhaffar dan

Sulthan Syahdeva Windupraba, kalianlah inspirasi terbesar dalam

hidupku.

Juga buat kamu, iya kamu, yang lagi baca tulisan ini.

v
ABSTRA

Gunadi, 1713083. Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di


SMK Ma’arif 2 Gombong.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebijakan pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah
mencanangkan Program Merdeka Belajar di mana pemerintah memberikan
kemerdekaan pada SMK untuk mengisi kurikulum yang lebih "menikah" dengan
industri. Sehingga SMK harus memiliki berbagai terobosan terkait kurikulum
berbasis industri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen
kurikulum berbasis industri dan strategi apa yang diambil dalam manajemen
kurikulum berbasis industri di SMK Ma’arif 2 Gombong. Pendekatan penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data
menggunakan analisis data kualitatif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Manajemen kurikulum berbasis
industri di SMK Ma’arif 2 Gombong menggunakan beberapa langkah yaitu : a)
Perencanaan, melakukan review kurikulum, membuat kurikulum sinkronisasi
industri, penyusunan kurikulum, membuat program kerja sesuai dengan
kompetensi.b) Pengorganisasian, melakukan upgrading, mengorganisasikan
pembelajaran, membuat prota dan promes, membuat silabus dan RPP.c)
Implementasi, menentukan metode dan strategipembelajaran, menyiapkan sarana
dan prasarana pembelajaran. d) Monitoring dan Evaluasi atau Monev, monitoring
dengan melakukan supervisi kurikulum oleh Kepala Jurusan, Waka Kurikulum
dan Kepala Sekolah. Evaluasi dilakukan bersama pendamping dari pihak industri
untuk menilai apakah materi yang disampaikan sudah sesuai target.2)Strategi
yang diambil SMK Ma’arif 2 Gombong dalam manajemen kurikulum berbasis
industri : a) Strategi jangka pendek, melakukan MoU dengan beberapa industridan
mempertahankannya sampai 5 tahun. Menjadikan kelas industri sebagai branding
SMK Ma’arif 2 Gombong. b) Strategi jangka panjang, mengadakan kelas-kelas
industri pada semua jurusan. c) Menambah jurusan baru sebagai pengembangan
rumpun yang sudah ada. d) Implementasi,Penyesuaian kompetensi guru
(upgrading) dengan program magang kerja, guru mengikuti pelatihan, workshop
dan MGMP. e) Perbaikan dan sarana dan prasarana, inovasi teknologi yang baru
dan melakukan pembaharuan peralatan.

Kata Kunci : Manajemen, Kurikulum, Industri

vi
ABSTRAC

Gunadi, 1713083. Industry-Based Curriculum Management Strategy at


Vocational High School Ma'arif 2 Gombong.
This research is motivated by the government through the Ministry of
Education, Culture, Research and Technology which has launched the
Independent Learning Program in which the government grants independence to
Vocational High School to fill a curriculum that is more appropriate to industry.
So that Vocational High School must have various breakthroughs related to
industry-based curriculum.
The purpose of this study was to find out how industry-based curriculum
management and what strategies are taken in industry-based curriculum
management at Vocational High School Ma'arif 2 Gombong. This research
approach uses a qualitative approach. The data obtained using the method of
observation, interviews and documentation. While the data analysis technique
used qualitative data analysis.

This research uses a qualitative approach. The data obtained using the
method of observation, interviews and documentation. While the data analysis
technique used qualitative data analysis.

The conclusions of this study are: 1) Industry-based curriculum


management at Vocational High School Ma'arif 2 Gombong uses several steps,
namely: a) Planning, conducting curriculum reviews, making industrial
synchronization curricula, curriculum preparation, making work programs
according to competence. b) Organizing , upgrading, organizing learning, making
annual and semester programs, making syllabus and lesson plans. c)
Implementation, determining learning methods and strategies, preparing learning
facilities and infrastructure. d) Monitoring and Evaluation or Monev, monitoring
by supervising the curriculum by the Head of Department, Deputy Head of
Curriculum and Principal. The evaluation was carried out together with assistants
from the industry to assess whether the material delivered was on target. 2) The
strategies taken by Vocational High School Ma'arif 2 Gombong in industry-based
curriculum management: a) Short-term strategy, conducting MoU with several
industries and maintaining it for up to 5 years. Making the industrial class as the
branding of Vocational High School Ma'arif 2 Gombong. b) Long-term strategy,
holding industrial classes in all majors. c) Adding a new department as a
development of an existing family. d) Implementation, adjustment of teacher
competence (upgrading) with work internship programs, teachers attend training,
workshops and Subject Teacher Conference. e) Repair of facilities and
infrastructure, new technological innovations and updating of equipment.

Keywords: Management, Curriculum, Industry

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan Skripsi dengan judul “Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis

Industri di SMK Ma’arif 2 Gombong” sebagai tugas akhir dalam proses

pendidikan di IAINU Kebumen untuk memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan

Islam ini dengan lancar. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, dengan harapan

kita akan mendapatkan syafa‟atnya di hari kiamat nanti.

Penyusunan Skripsi ini merupakan rangkaian akhir kegiatan yang harus

ditempuh selama mengikuti pendidikan di IAINU Kebumen, selain itu skripsi

juga menjadi ajang kreativitas dan uji kemampuan mahasiswa yang mencapai

tahap akhir. Dalam penulisan skripsi ini, penulis berterima kasih yang setulus-

tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam

peyusunannya, utamanya kepada yang terhormat:

1. Fikria Najitama, M.S.I. selaku Rektor IAINU Kebumen.

2. Faisal, M.Pd. selaku Wakil Rektor II sekaligus Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan memberikan bimbingan

selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Benny Kurniawan, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAINU

Kebumen.

4. Dr. Eliyanto selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan Skripsi.

viii
5. H. Agus Salim Chamidi, M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan dan memberikan bimbingan selama

proses penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen, staff dan karyawan IAINU Kebumen, yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis, serta kepada seluruh civitas

akademika yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Keluarga Besar SMK Ma’arif 2 Gombong yang telah membantu penulis

selama penelitian dilaksanakan.

8. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian Skripsi ini..

Akhirnya harapan dan doa penulis, semoga amal baik dan jasa dari

semua pihak diterima di sisi Allah SWT sebagai amal yang dilipatgandakan

pahalanya, sehingga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Kebumen, 28 Agustus 2021

Penulis,

Gunadi

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iii
MOTTO..................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN....................................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Pembatasan Masalah...............................................................................4
C. Perumusan Masalah.................................................................................5
D. Penegasan Istilah.....................................................................................5
E. Tujuan......................................................................................................8
F. Kegunaan Penelitian................................................................................9
BAB II KAJIAN TEORETIS................................................................................12
A. LANDASAN TEORI............................................................................12
1. Strategi..............................................................................................12
a. Pengertian Strategi...................................................................12
2. Manajemen Kurikulum.....................................................................17
a. Pengertian Manajemen.............................................................17
b. Pengertian Kurikulum..............................................................22
c. Pengertian Manajemen Kurikulum..........................................24
d. Pengertian Kurikulum Berbasis Industri.................................26
B. Hasil Penelitian Terdahulu....................................................................27
C. Fokus Penelitian....................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................39
A. Pendekatan Penelitian............................................................................39
x
B. Desain Penelitian...................................................................................39
C. Subjek Penelitian...................................................................................41
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................41
E. Teknik Analaisa Data............................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................45
A. Gambaran Umum SMK Ma'arif 2 Gombong........................................45
1. Sejarah Singkat SMK Ma'arif 2 Gombong.......................................45
2. Letak Geografis SMK Ma'arif 2 Gombong......................................46
3. Visi dan Misi SMK Ma'arif 2 Gombong..........................................47
4. Struktur Organisasi SMK Ma'arif 2 Gombong.................................48
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Ma'arif 2 Gombong.......49
6. Peserta Didik SMK Ma'arif 2 Gombong..........................................50
7. Sarana dan Prasarana SMK Ma'arif 2 Gombong..............................51
B. Temuan Penelitian Manajemen Kurikulum di SMK Ma’arif 2
Gombong...............................................................................................52
1. Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2
Gombong..........................................................................................52
a. Perencanaan..............................................................................52
b. Pengorganisasian......................................................................57
c. Implementasi............................................................................59
d. Monitoring dan Evaluasi..........................................................63
2. Strategi yang diambil SMK Ma’arif 2 Gombong dalam Manajemen
Kurikulum Berbasis Industri.............................................................66
BAB V PENUTUP.................................................................................................73
A. Kesimpulan............................................................................................73
B. Saran......................................................................................................74
C. Kata Penutup.........................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang

pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa

untuk pelaksanakan jenis pekerjaan tertentu. 1 Pendidikan menengah kejuruan

mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap profesional.2 Sesuai dengan bentuknya, sekolah

menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang

disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja.

Menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan

formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan

menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat.

Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau

bentuk lain yang sederajat.3

Sebagai satuan pendidikan yang mengutamakan penyiapan siswa

untuk memasuki lapangan kerja, Sekolah Menengah Kejuruan harus


1 PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah, Bab I pasal 1 ayat (3)

2 Ibid, Bab I pasal 1 ayat (2)

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 17 dan Pasal 18

1
2

mempersiapkan segala sesuatunya (baik kurikulum, sarana dan prasarana.

pendidik dan tenaga kependidikan, dll.) untuk menunjang proses pendidikan,

menghantar siswa agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Apalagi

dengan adanya revolusi industri yang bergulir begitu cepat menjadikan

kondisi dunia kerja terus mengalami perkembangan, sehingga Sekolah

Menengah Kejuruan harus cepat beradaptasi agar apa yang diajarkan di

sekolah relevan dengan dunia kerja.

Sejalan dengan Program Merdeka Belajar 2021 yang diluncurkan oleh

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang salah satu

prioritasnya adalah revitalisasi pendidikan vokasi di mana Kementreian

Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan merevitalisasi 900 SMK

yang berbasis industri 4.0, dukungan dan percepatan link and match dan

kemitraan dengan 5.690 orang dan 250 dunia usaha dan dunia industri

(DUDI),1 maka seharusnya jika sekolah-sekolah kejuruan (SMK)

mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Kurikulum merupakan salah satu faktor penting dalam proses

pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

1 Ayunda Pininta Kasih(2021).Mendikbud Nadiem: 8 Program Prioritas Merdeka Belajar

di Tahun 2021. https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/06/065358771/mendikbud-nadiem-8-


program-prioritas-merdeka-belajar-di-tahun-2021?page=all, diakses 06 Maret 2021 pukul 06.30
WIB
3

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.2

Kurikulum merupakan salah satu aspek penting yang menentukan kualitas

mutu lulusan lembaga pendidikan kejuruan.

Proses pengembangan kurikulum dapat berdampak dan bahkan

menjadi keharusan yang nantinya bisa berpengaruh dalam kehidupan

manusia. Harapan dengan adanya pelaksanaan manajemen pengembangan

kurikulum maka akan diketahui apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan

pada sebuah lembaga pendidikan. Mengingat bahwa orientasi sekolah

menengah kejuruan adalah penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja

di mana dunia kerja terus mengalami perkembangan yang begitu cepat, maka

harus ada sinkronisasi antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang

akan dijalani di dunia kerja.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan

Teknologi telah mencanangkan Program Merdeka Belajar di mana

pemerintah memberikan kemerdekaan pada SMK untuk mengisi kurikulum

yang lebih "menikah" dengan industri.3 Tentunya harus ada strategi-strategi

yang ditempuh oleh pihak sekolah agar lulusannya selalu up to date memiliki

kompetensi yang selaras dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Industri (DUDI)

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem


Pendidikan Nasional,Pasal 1
3Pengelola Web Kemendikbud (2020). Kurikiulum SMK Disesuaikan dengan Kebutuhan
Industri https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/09/kurikulum-smk-disesuaikan-dengan-
kebutuhan-industri diakses 6 Maret 2021 pukul 6.40
4

sehingga siap memasuki dunia kerja. Oleh karena itu penelitian mengenai

strategi manajemen kurikulum berbasis industri menjadi penting dilakukan.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SMK Ma’arif 2

Gombong. Sebagaimana hasil penelitian awal yang penulis lakukan, SMK

Ma’arif 2 Gombong telah melakukan berbagai terobosan terkait kurikulum

berbasis industri, diantaranya telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan

seperti PT. Panasonic Manufacturing Indonesia, PT. Gobel Dharma

Nusantara dan PT. Panasonic Gobel Indonesia.4 Bahkan SMK Ma’arif 2

Gombong menjadi salah satu SMK Rujukan Kemendikbud yang memiliki

bengkel berstandar Dunia Usaha dan Industri.5 Oleh karena itu, penulis ingin

mengetahui strategi apa yang dilakukan SMK Ma’arif 2 Gombong dalam

pengelolaan kurikulum berbasis industri.

B. Pembatasan Masalah

Penulis mengambil satu permasalahan yang pokok berdasarkan pada

uraian latar belakang masalah. Agar masalah yang dibahas tepat pada sasaran

dan tidak keluar dari rumusan masalah. Maka perlu adanya pembahassan

masalah pada penelitian ini yaitu "Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis

Industri di SMK Ma’arif 2 Gombong".

4 Wawancara dengan Mulyani Setianingsih di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 27


Februari 2021.
5 ICT SMKMADUGO (2017). 2. Teknik Kendaraan Ringan.
https://www.smkmaarif2gombong.com/2-teknik-kendaraan-ringan/, diakses 6 Maret 2021 pukul
06.43
5

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul suatu permasalahan

yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen kurikulum berbasis industri di SMK Ma’arif 2

Gombong?

2. Apa strategi yang diambil SMK Ma’arif 2 Gombong dalam manajemen

kurikulum berbasis industri?

D. Penegasan Istilah

Sebelum menguraikan isi penelitian ini, penulis merasa perlu

menjelaskan pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini

untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul yang

dikemukakan maka diperlukan penegasan atau memperjelaskan pengertian

istilah dalam judul skripsi : "Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis

Industri di SMK Ma’arif 2 Gombong".

1. Strategi

Barry dalam Nazarudin menyebutkan bahwa Strategy is is a

plan of what an organization intends to be in the future an how it will

get there.6 Tedjo Tripomo dalam Nazarudin menterjemahkan definisi

di atas sebagai berikut, “strategi adalah rencana tentang apa yang ingin

dicapai - atau hendak menjadi apa - suatu organisasi di masa depan

6 Nazarudin, Manajemen Strategik, (Palembang: NoerFikri Offset, 2020), hal. 3


6

(arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut

(rute).7

Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gagasan

dan perencanaan yang akan dilakukan dalam melakasanakan

manajemen kurikulum berbasis industri di SMK Ma'arif 2 Gombong.

2. Manajemen Kurikulum

Menurut Ricky W. Griffin dalam Sulastri manajemen

kurikulum berasal dari dua kata yaitu “Manajemen” dan “Kurikulum”.

Kata “Manajemen” dapat diartikan sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan

efisien.8

Sedangkan “Kurikulum” adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.9 Manajemen Kurikulum

dapat diartikan sebagai proses mendayagunakan semua unsur

manajemen dalam rangka memaksimalkan pencapaian tujuan

kurikulum pendidikan yang dilaksanakan di lembaga pendidikan.10

7 Ibid

8
Lilis Sulastri, Manajemen; Sebuah Pengantar, (La Goods Publishing, 2014), hal. 9

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan


9

Nasional, Pasal 1
10
Syafaruddin. dan Amiruddin MS, Manajemen Kurikulum, (Perdana Publishing, 2013)
hal. 39
7

Manajemen kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu kegiatan pengaturan yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi agar program pendidikan

dapat berjalan dengan baik sesuai yang diterapkan dalam manajemen

kurikulum berbasis industri di SMK Ma'arif 2 Gombong.

3. Kurikulum Berbasis Industri

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang

Perindustrian, disebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi

untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

perekayasaan industri.11 Kurikulum berbasis industri adalah

kurikulum sekolah yang telah diselaraskan dengan dunia industri

sehingga out put yang di hasilkan (lulusan) memiliki kompetensi yang

selaras dengan kebutuhan dunia industri.

Kurikulum berbasis industri yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah kurikulum sebagai seperangkat suatu rancangan pendidikan

yang dikembangkan secara dinamis sesuai dengan dunia

Usaha/Industri yang diharapkan mampu menambah kompetensi

lulusan SMK, sehingga sesuai dengan pasar kerja.

11 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Pasal 1


8

4. SMK Ma'arif 2 Gombong

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif 2 Gombong atau

yang lebih dikenal dengan sebutan SMK Madu Go didirikan pada

tahun 1994 dengan SK Pendirian Nomor 525/1.03/I/1994 tertanggal 9

Mei 1994. Sekolah yang bernaung dalam Lembaga Pendidikan

Ma’arif NU Kabupaten Kebumen ini terletak di Jl. Kemukus No 96 B

Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Sekolah kebanggaan warga

Nahdliyin ini telah meraih sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2013.

Artinya, SMK Madugo dianggap memenuhi standar internasional di

bidang sistem manajemen mutu.12

SMK Ma'arif 2 Gombong adalah sekolah yang dijadikan obyek

penelitian yang berkaitan dengan manajemen kurikulum berbasis

industri di SMK Ma'arif 2 Gombong.

E. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana manajemen kurikulum berbasis industri di

SMK Ma’arif 2 Gombong.

2. Mengetahui apa strategi yang diambil SMK Ma’arif 2 Gombong

dalam manajemen kurikulum berbasis industri.

12
ICT SMKMADUGO (2017), Sejarah Singkat SMK Ma'arif 2 Gombong,
https://www.smkmaarif2gombong.com/sejarah-singkat/ diakses 6 Maret 2021 pukul 07.04
9

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

informasi tentang manajemen kurikulum berbasis industri di

sekolah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur

dalam manajemen kurikulum berbasis industri di sekolah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi para pengembang kurikulum sebagai pemacu upaya pencarian

format manajemen kurikulum berbasis industri di sekolah.

b. Bagi para guru dan tenaga pendidik, sebagai bahan pertimbangan

dan sumber data guna perbaikan dan peningkatan perannya dalam

upaya pelaksanaan manajemen kurikulum berbasis industri di

sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. LANDASAN TEORI

1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Secara etimologi istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

"strategeia" yang terdiri dari dua suku kata "stratos" atau militer dan

"ag" atau memimpin, yang berearti "generalship" atau sesuatu yang

dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk

memenangkan perang. Secara umum, strategi diartikan sebagai cara

mencapai tujuan. Strategi merupakan renncana jangka panjang untuk

mencapai tujuan.1

Strategy is a plan of what an organization intends to be in

thefuture an how it will get there, menurut Barry dalam Nazarudin.2

Tedjo Tripomo dalam Nazarudin menterjemahkan definisi di atas

sebagai berikut, “strategi adalah rencana tentang apa yang ingin

dicapai, atau hendak menjadi apa, suatu organisasi di masa depan

(arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan

tersebut (rute).3 Sedangkan Hill dalam Nazarudin menyatakan bahwa

1
Opan Arifudin, dkk. Manajemen Strategik Teori dan Implementasi, (Purwokerto: CV.
Pena Persada, 2020), hal. 1
2
Nazarudin, Manajemen Strategik, (Palembang : CV. Amanah, 2020), hal. 3
3
Ibid

12
1

strategik merupakan suatu cara yang menekankan hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan manufaktur dan pemasaran.4

Selanjutnya, Clausewitz dalam Nazarudin, “strategi adalah

merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk

memenangkan perang”.5 Siagian dalam Nazarudin menyebut bahwa

strategi merupakan cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental

yang akan dipergunakan oleh suatu lembaga (orang) untuk mencapai

tujuan dan berbagai sasarannya.6

Pengertian lain yang dikemukakan oleh Hak dan Majlur dalam

Nazarudin menyebutkan

“bahwa strategi : a. Adalah suatu pola keputusan yang


konsisten, menyatu dan integral, b. Menentukan dan
menampilkan tujuan organisasi dalam arti sasaran jangka
panjang, program kegiatan dan skala prioritas, alokasi
sumberdaya manusia, c. Menyeleksi bidang yang digeluti
organisasi, d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu
bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap
peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi dan
kekuatan serta kelemahannya, e. Melibatkan semua tingkat
hierarkis dari organisasi.”7
Secara sederhana strategi dapat diartikan sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Pengertian ini terus berkembang sejalan dengan

luasnya kajian dan permasalahan strategi sebagai sebuah kajian.

4
Ibid
5
Ibid
6
Ibid, hlm 6
7
Ibid
1

Kajian tentang strategi menjadi semakin penting ketika dikaitkan

sebagai kajian akademis, yang semula masih merupakan kajian

empiris bisnis menjadi kajian yang sistematis dan logis. Penataan pola

pikir strategi menjadi kajian akademis melahirkan terminologi baru

yaitu manajemen strategi.8

Pengertian manajemen srtategik dalam konteks ilmu

manajemen memiliki ruang lingkup yang luas. Para ahli mungkin

memiliki kajian dan sudut pandang yang berbeda-beda dalam

mendiskripsikan pengertian manajemen strategik namun tetap

memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif, sehingga tidak

ada suatu pengertian manajemen strategik yang dianggap standar. Hal

ini bermakna bahwa pengertian tersebut akan tergantung pada filosofi,

konteks, manfaat dan tujuan manajemen strategik tersebut

dirumuskan.

Strategik merupakan kerangka kerja yang menjadi acuan

dalam menentukan opsi yang menetapkan sifat dan arah suatu

organisasi perusahaan. Drucker dalam Akdon menyatakan bahwa

Strategik adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right

things).9 Sementara Clausewitz dalam Akdon menjelaskan strategik

sebagai “seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan


8 Mohd. Harisudin, Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis Strategi Pemasaran
Produk atau Jasa, Jurnal SEPA, Vol. 7, No. 2, Pebruari 2011:80-84, hal. 80.
9 Akdon,Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik

untuk Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfa Beta, 2011), hal. 4.


1

perang". Skinner "Strategik merupakan filosofi yang berhubungan

dengan sarana untuk mencapai tujuan". Hayes dan Weel Wright

"Strategik adalah semua kegiatan dalam lingkup perusahaan, termasuk

di dalamnya pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan".10

Sejalan dengan definisi di atas, dari segi etimologis (asal kata),

yang dimaksud dengan penggunaan kata "strategik" dalam manajemen

sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama

yang dirancang secara sistematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen, yang diarahkan pada tujuan strategik organisasi.11

Strategi dalam manajemen adalah hal yang tidak bisa dipisahkan

karena ia adalah cara, usaha atau taktik yang digunakan dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

Manajemen strategik dalam organsisasi merupakan rencana-

rencana yang disusun sedemikan rupa kemudian dikelola dengan baik

sehingga dapat memperhatikan setiap sisi dari setiap kegiatan dalam

rencana terstruktur yang bertujuan untuk memberikan kontribusi

positif bagi perkembangan organisasi secara berkelanjutan.12

10 Ibid

11 Ibid, hal. 5
12 Lantip
Diat Prasojo dkk., Manajemen Strategi Human Capital dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: UNY Press, 2017), hal. 1.
1

Menurut Wheelen dalam Yunus manajemen strategi adalah

serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan manajerial

yang mengarah kepada perumusan strategi-strategi yang efektif untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan analisis SWOT.13

Menurut Pearce/Robinson dalam Yunus manajemen strategik

adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan

(formulasi) dan pelaksanaan Tinjauan Umum Tentang Manajemen

Strategis (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk

mencapai sasaran-sasaran organisasi.14 Sedangkan Schuler dalam

Yunus, “titik temu yang dirumuskan suatu organisasi antara sumber

daya dan keahlian internalnya dan kesempatan serta resiko yang

terbentuk melalui lingkungan eksternalnya".15

Gluek & Jauch dalam Akdon mengemukakan:


"Strategic Management is a stream of the decisions and
actions which leads to the development of an effective strategy
or strategies to help achievhing objectivities". The strategy
management process is the way in which strategic determined
objectivities and make strategic decisions.16
Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia bahwa manajemen

strategik merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada

pengembangan suatu strategi yang efektif atau strategi-strategi untuk

13
Eddy Yunus, Manajemen Starategi, (Surabaya : Andi, 2016), hal. 5.
14
Ibid.
15
Ibid, hal. 5-6.
16
Akdon, Op. Cit., hal. 5-6.
1

membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi

ialah suatu cara di mana tujuan strategis dibuat dan keputusan strategis

ditentukan.

2. Manajemen Kurikulum

a. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah kata yang sangat umum, tentu semua orang

telah mengetahuinya, tetapi sulit untuk menemukan definisi standar

yang digunakan di mana kata manajemen ini menyesuaikan diri dengan

kebutuhan konsep pelakunya. Pengertian manajemen berkembang dari

waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kepentingan peran dan

fungsinya.

Manajemen berasal dari bahasa latin, yakni berasal dari kata

manus yang berarti tangan, dan agere artinya melakukan; digabung

menjadi kata kerja managere, berarti menangani.17 George R. Terry dan

Leslie W. Rue mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses atau

kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu

kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau

maksud-maksud yang nyata.18 Dalam konteks ini manajemen adalah

suatu kegiatan, di mana pelaksanaannya disebut managing -

pengelolaan - , sementara pelaksananya disebut manajer atau pengelola.

17 Ahmad
Janan Asifudin, Manajemen Pendidikan Untuk Pondok Pesantren, Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 2, November 2016, hal. 357.
18
George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, alih bahasa G.A.
Ticoalu, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 1
1

Lebih lanjut George R. Terry dan Leskie W. Rue mengatakan

bentuk kerja manajer berupa kegiatan-kegiatan yang mencakup

perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan

(Actuating) dan pengawasan (Controlling).19 Seluruh kegiatan tersebut

dinamakan fungsi-fungsi manajemen yang bertujuan mencapai target

dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia.

Harold Kontz dan Cril O'Donnel dalam Dhuhani mendefinisikan

manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui

kegiatan orang lain meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penempatan, penggerakan dan pengendalian.20 Sedangkan Sergiovanni,

Burlibgame, Coombs dan Thurston dalam Dhuhani mendefinisikan

manajemen sebagai proscess of working with and throught others to

accomplish organizational goal efficiently, yaitu proses kerja dengan

dan melalui pemberdayaan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi

secara effisien.21

Menurut Mary Parker Follet dalam Batlajery manajemen

diartikan sebagai proses, karena dalam manajemen terdapat kegiatan-

kegiatan yang harus dilakukan, misalnya kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Kegiatan-kegiatan

19
Ibid. hal. 9-10
20
Elfirdawati Mai Dhuhani. (2018) Manajemen Pondok Pesantren; Studi Pengolahan
Santri Mualaf di Pondok Pesntren Al Ansor Ambon, Jurnal Fikratuna Vol. 9, No. 1 hal. 56.
21
Ibid.
1

tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga membentuk suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.22

Manajemen bisa dilihat sebagai sebuah kolektivitas manusia,

yaitu suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk

mencapai sebuah tujuan bersama. Namun manajemen juga bisa dilihat

sebagai ilmu dan seni, yakni dengan melihat bagaimana aktifitas

manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen.23

Sejalan dengan definisi yang melihat bahwa manajemen merupakan

seni adalah apa yang dikemukakan secara sederhana oleh Marry Parker

Follet dalam Syamsuddin bahwa manajemen merupakan "the art

getting things done through people" (seni menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain).24

Manajemen merupakan sebuah alat yang digunakan dalam

mencapai sebuah tujuan. Manajemen yang baik akan memudahkan

suatu lembaga atau organisasi dalam mencapai tujuan. Melalui

manajemen, apa yang menjadi visi/misi bersama akan mudah

terealisasikan.

22 Semuel Batlajery. (2016, Oktober) Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen pada

Aparatur Pemerintahan Kampung Tambat Merauke,Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial Vol. VII, No. 2
hal. 137.
23
M Thoriq Nurmadiansyah. (2016, Januari-Juni).Manajemen Pendidikan Pesantren;
Sebagai Upaya Memajukan Tradisi,Jurnal Uin Sunan Kalijaga, hal. 102-103.
24 Syamsuddin (2017, Juni).Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Jurnal Idaarah Vol I No. 1 hal. 64.
2

Menurut Hasibuan unsur-unsur dalam manajemen terdiri dari

man, money, methods, materials, machines, dan market, disingkat 6M.25

Keberadaan unsur-unsur manajemen tersebut jika dikelola dengan baik

akan lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi

dalam mencapai tujuan yang optimal.

1. Man (Manusia)

Manusia adalah faktor yang sangat penting dan menentukan


dalam manajemen. Manusialah yang merancang dan menetapkan
tujuan serta melakukan proses untuk mencapai tujuan. Proses kerja
tidak akan ada tanpa adanya manusia.

2. Money (Uang)

Uang adalah salah satu unsur yang tidak bisa diabaikan


dalam manajemen. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Uang merupakan alat
yang penting untuk mencapai tujuan, harus digunakan sedemikian
rupa dan diperhitungkan secara rasional agar tujuan yang
diinginkan tercapai.

3. Materials (Bahan)

Selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga diperlukan


material atau bahan-bahan sebagai sarana. Material atau bahan-
bahan digunakan utuk mencapai hasil yang lebih baik. Material dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi hal yang diinginkan
tidak akan tercapai.

25 Malayu S.P Hasibuan,Manajamen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,


2012), hal. 1.
2

4. Machines (Mesin)

Mesin sangat diperlukan dalam aktivitas perusahaan.


Penggunaan mesin akan memudahkan pekerjaan, keuntungan yang
dihasilkan akan lebih besar dan akan terjadi efisiensi dalam
pekerjaan.

5. Methods (Metode)

Metode diperlukan dalam pelaksanaan kerja. Suatu metode


kerja yang baik akan membuat pekerjaan menjadi lancar. Sebuah
metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
dengan mempertimbangan berbagai pertimbangan mengenai
sasaran, fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha.

6. Market (Pasar)

Pemasaran produk adalah hal yang sangat penting sebab


bila barang yang dihasilkan tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti, dengan demikian proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu, penguasaan pasar dalam arti
mendistribusikan hasil produksi merupakan faktor penentu dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga
produk harus sesuai dengan selera dan daya beli konsumen.

Pengertian manajemen dari berbagai definisi di atas dapat

diambil kesimpulan menurut penulis yaitu serangkaian kegiatan atau

proses pengelolaan usaha kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok

manusia yang tergabung dalam suatu wadah organisasi menuju

pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Jika dipandang dari segi

pendidikan, yaitu serangkaian kegiatan atau proses pengelolaan usaha


2

kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tergabung

dalam organisasi/lembaga pendidikan untuk menuju pencapaian tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan secara bersama melalui cara yang

efektif dan efisien.

b. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu

curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,

istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi

Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari

garis start sampai finish (Langgulung dalam Bahri).26 Dapat dipahami

bahwa jarak yang harus ditempuh di sini berarti bahwa kurikulum berisi

muatan dan materi pelajaran yang dijadikan kerangka waktu yang harus

ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah.

Istilah kurikulum dalam dunia pendidikan ditafsirkan oleh para

ahli dengan pengertian yang berbeda-beda. Ronald C.Doll dalam

Mudlofir mengatakan, kurikulum sekolah adalah muatan proses, baik

formal maupun informal yang dimaksudkan agar siswa memperoleh

pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah

apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah.27. Sedangkan Maurice

26
Syamsul Bahri (2011, Agustus) Pengembangan Kurikulum dasar dan Tujuanya, Jurnal
Ilmiah Islam Futura, Vol. XI, No. 1, hal. 16-17.
27
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan
Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012)
hlm. 1-2.
2

Dulton dalam Mudlofir mengatakan kurikulum dipahami sebagai

pengalaman-pengalaman yang didapatkan peserta didik di bawah

naungan sekolah.28

Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di

sekolah, yang artinya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pendidikan dan pengajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam melaksanakan kurikulum yaitu: (1) tingkat dan jenjang

pendidikan. Adanya tingkat dan jenjang pendidikan berarti pula

terdapat perbedaan dalam hal tujuan kelembagaan, perbedaan isi dan

struktur pendidikan, perbedaan strategi pelaksanaan kurikulum,

perbedaan sarana dan lain-lain. (2) proses belajar mengajar adalah

aktivitas guru sebagai penyampai pesan/materi pelajaran, dan siswa

sebagai penerima pelajaran. Kedua-duanya dituntut aktif dalam proses

belajar mengajar sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang

harmonis guna mencapai tujuan pembelajaran.29

Menurut S. Nasution dalam Bahri, kurikulum adalah rencana

yang dirancang untuk kelancaran proses belajar mengajar di bawah

bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan

beserta staf pengajaran.30 Menurut Crow and Crow dalam Bahri,

28
Ibid
29
M. Arif Khoirudin (Januari, 2013), Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Jurnal Manajemen Kurikulum, Vol. 24, No. 1. hal. 59.
30
Syamsul Bahri, Op. Cit. hal. 17.
2

kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran

yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program

untuk memperoleh ijazah.31

Sedangkan menurut Undang-Uundang Sisdiknas kurikulum

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.32

c. Pengertian Manajemen Kurikulum


Manajemen sekolah yang baik sangat diperlukan dalam kaitan

dengan kedudukan kurikulum dalam proses pendidikan. Perlu

dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan istilah manajemen atau

pengelolaan sekolah tertuju kepada tugas-tugas manajer pendidikan

seperti kepala sekolah atau pimpinan-pimpinan lembaga pendidikan

lainnya. Dalam kaitan dengan kurikulum, manajer pendidikan adalah

pelaksana kurikulum yang lebih dikenal dengan istilah implementator

kurikulum.

Menurut Suryosubroto bahwa menajemen kurikulum adalah

kegiatan yang dititikberatkan kepada usaha-usaha pembinaan situasi

31
Ibid
32
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,Pasal 1.
2

belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. 33 Dari

definisi manajemen dan kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa

manajemen kurikulum merupakan kegiatan pengaturan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan atau

evaluasi agar proses pendidikan dapat berjalan dan berhasil dengan

baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Sebagaimana disampaikan oleh Arikunto dan Yuliana dalam

Munardji manajemen kurikulum diartikan sebagai segenap proses usaha

untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran yang menitik

beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas pembelajaran.34 Lebih

lanjut Munardji menyebutkan bahwa manajemen kurikulum merupakan

suatu usaha atau rencana yang diprogram untuk peserta didik dalam

menjalankan proses pembelajaran di suatu lembaga pendidikan demi

tercapainya tujuan bersama.35 Aktifitas manajemen kurikulum ini

merupakan kolaborasi antara kepala sekolah dengan wakil kepala

sekolah beserta para guru dalam melakukan kegiatan manajerial agar

perencanaan berlangsung dengan baik.

33
B.Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.
42.
34
Munardji. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Alium’s Publishing,
2019), hal. 114.
35
Ibid
2

d. Pengertian Kurikulum Berbasis Industri


Menurut Undang-undang No 03 Tahun 2014 tentang

Perindustrian, industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumberdaya industri

sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau

manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. 36 George T. Renner dalam

Julianto & Suparno, menyebutkan bahwa industri adalah semua

kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang produktif/menghasilkan

barang dan uang.37

Terdapat beberapa definisi industri yang di ambil dari berbagai

sumber dan teori-teori terdahulu yang masih digunakan saat ini yang

telah menjadi kesepakatan umum untuk dijadikan sebagai acuan dalam

menarik kesimpulan tentang definisi industri.

“Pengertin industri menurut ilmu ekonomi:


a. Ekonomi Makro, Industri adalah suatu proses yang dilakukan
oleh perusahaan dalam menciptakan produk yang memiliki
nilai tambah.
b. Ekonomi Mikro, Industri adalah sekumpulan perusahaan yang
melakukan kegiatan yang sejenis atau menghasilkan barang–
barang yang homogen".38
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga

pendidikan menengah yang berorientasi pada pembekalan siswa untuk

36
Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Pasal 1.
37Foengsitanjoyo Trisantoso Julianto & Suparno, (2016, September) Analisis Pengaruh
Jumlah Industri Besar dan Upah Minimum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surabaya,
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol 1, No. 2, hal 231.
38
Ibid, hal 231-232.
2

dapat terjun langsung di dunia usaha dan industri setelah lulus sekolah

dengan kompetensi tertentu sesuai bidangnya. SMK dalam hal ini

dituntut untuk merancang kurikulumnya agar relevan dengan kebutuhan

dunia usaha dan industri (kurikulum berbasis industri).

Kurikulum berbasis industri adalah kurikulum sekolah yang telah

diselaraskan dengan dunia industri sehingga out put yang di hasilkan

(lulusan) memiliki kompetensi yang selaras dengan kebutuhan dunia

industri. Mengingat kebutuhan dan tantangan dunia kerja semakin

kompleks, apalagi di Era Revolusi Industri 4.0 ini, setiap tenaga kerja

dituntut untuk memiliki dan menguasai kompetensi profesional agar

dapat menjadi SDM yang dapat berkompetisi di dunia kerja dan

industri. Tuntutan inilah yang mengharuskan sebuah lembaga

pendidikan mampu melahirkan generasi-generasi bangsa yang

berkarakter, inovatif, kreatif, terampil dan peka terhadap kearifan lokal

disekitar.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu memuat hal-hak penelitian yang satu tema

dengan penelitian sebelumnya sebagai bukti keautentikan penelititan yang

akan dilaksanakan. Penulis mencantumkan berbagai hasil yang pernah

dilakukan yaitu:

1. Skripsi Ani Qotudina, berjudul "Implementasi Manajemen Kurikulum

Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMK Negeri 13 Malang".


2

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana

implementasi manajemen kurikulum dalam meningkatkan mutu

pendidikan di SMK Negeri 13 Malang. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data,

dan verifikasi data.

Hasil penelitian di SMK Negeri 13 Malang ini adalah: 1)

Perencanaan kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan di

SMK Negeri 13 Malang sudah tersusun dengan baik sejak awal terdiri

dari rapat internal dan eksternal; 2) Implementasi kurikulum dalam

meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri 13 Malang terdiri dari

kesiapan perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) sebelum proses

pembelajaran, kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum,

kesiapan sarana dan prasarana, pelaksanaan kegiatan ketarunaan, dan

strategi pengimplementasian kurikulum dalam meningkatkan mutu

pendidikan; 3) Evaluasi kurikulum dalam meningkatkan mutu

pendidikan di SMK Negeri 13 Malang terdiri dari evaluasi input,

evaluasi proses, dan evaluasi output.39

Penelitian ini mengangkat tema manajemen kurikulum, metode

yang digunakan juga sama, tentu akan sangat membantu dalam

39
Ani Qotudina, Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di SMK Negeri 13 Malang, skripsi, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malik,
2020)
2

penelitian yang penulis lakukan, hanya saja penelitian yang penulis

lakukan berfokus pada Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis

Industri dengan basis penelitian di SMK Ma’arif 2 Gombong.

2. Skripsi Maliya Mubarokah, berjudul "Strategi Manajemen Kurikulum

Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus di

Madrasah Tsanawiyah Sunan Kalijogo Karangbesuki Sukun

Malang)".

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, menelaah serta

menganalisis perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif kualitatif dan dalam mengumpulkan data menggunakan

metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk

analisisnya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu

berupa data-data yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang

diamati sehingga dalam hal ini peneliti berupaya mengadakan

penelitian yang bersifat sebenarnya.

Hasil dari penelitian diketahui bahwasanya problem

manajemen kurikulum dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan

di MTs Sunan Kalijogo Karangbesuki Sukun Malang adalah

kurangnya alokasi waktu, jumlah siswa dalam satu kelas terlalu

banyak, dan kurangnya sarana prasarana pendidikan. Strategi yang

dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di antaranya


3

adalah: Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran

diorganisasikan sepenuhnya oleh madrasah.

Hal lain berkenaan strategi yaitu madrasah dapat menambah

atau mengubah alokasi waktu mata pelajaran sesuai dengan

kebutuhan siswa, madrasah atau yayasan. Satu jam pelajaran

dilaksanakan selama 40 menit. Menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi. Melaksanakan kegiatan remidi, Pelaksanaan proses

belajar mengajar tidak hanya dilakukan di kelas akan tetapi bisa juga

di perpustakaan dan di serambi masjid. Pengadaan buku-buku

pedoman bagi guru dan siswa. Mengadakan rapat atau musyawarah

untuk saling bertukar informasi mengenai metode pengajaran dan juga

hal-hal lain yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Memberikan mata pelajaran bahasa inggris dan bahasa

arab dengan menggunakan laboratorium. Mengadakan rombongan

belajar, mengadakan les dan try out untuk menghadapi ujian nasional

bagi kelas tiga. Mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi

sesuai kemampuan misalnya komputer. Strategi peningkatan kualitas

pendidikan tidak hanya terbatas pada manajemen kurikulumnya saja

akan tetapi dari segi yang lain yaitu meningkatkan profesionalisme

guru dengan mengikutsertakan pada kegiatan MGMP, seminar dan

lain-lain. Meningkatkan kedisiplinan siswa, dan juga melengkapi

sarana prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan proses belajar


3

mengajar di sekolah misalnya laboratorium agar pendidikan yang

berkualitas dapat tercapai.40

Penelitian tersebut tentu akan sangat membantu penulis karena

mengangkat tema strategi manajemen kurikulum, juga menggunakan

metode yang sama, hanya saja penelitian tersebut mengambil lokasi di

MTs Sunan Kalijogo Karangbesuki Sukun Malang. Tentu berbeda

dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis yang berfokus pada

Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2

Gombong..

3. Jurnal Sari Vaporizki, berjudul "Manajemen Kurikulum Berbasis

Industri Kreatif Pada Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Logam dan

Perhiasan SMKN 12 Surabaya".

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan menelaah serta

menganalisis perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan

kurikulum berbasis industri kreatif dilakukan melalui rapat koordinasi

dengan melibatkan pihak industri melalui kegiatan link and match dan

rapat sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada semua pihak;

40 Maliya Mubarokah, Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan


Kualitas Pendidikan (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Sunan Kalijogo Karangbesuki Sukun
Malang, Skripsi, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2008)
3

2) Pelaksanaan kurikulum berbasis industri kreatif melalui

pembelajaran yang berbasis kreativitas yang dilaksanakan di kelas

(bengkel) dan juga di luar kelas (Prakerin). Untuk mewujudkan

pelaksanaan pembelajaran yang kreatif ini maka dibutuhkan kesiapan

guru dalam mengajar dengan peningkatan kompetensi guru melalui

magang guru, expert dengan perusahaan serta guru melakukan

percobaan terlebih dahulu sebelum menyampaikan bahan ajar kepada

peserta didik. 3) Evaluasi kurikulum berbasis industri kreatif ini di

setiap pembelajaran terdapat assesment dari guru terkait ketercapaian

peserta didik, evaluasi di semester 1 dan 2 melalui ujian-ujian baik

berupa tes lisan, tes tertulis maupun unjuk kerja dan evaluasi yang

melibatkan pihak eksternal yakni industri terkait melalui Ujian

Kompetensi Keahlian (UKK).41

Penelitian tersebut tentu akan sangat membantu penulis karena

mengangkat tema tentang manajemen kurikulum berbasis industri,

hanya saja penulis lebih berfokus pada strategi manajemen kurikulum

berbasis industri, di samping itu lokasi penelitian juga berbeda

sehingga karakter dan kebutuhan pengguna, dalam hal ini Dunia

Usaha dan Dunia Industri (DUDI) juga berbeda.

41 Sari Vaporizki, Manajemen Kurikulum Berbasis Industri Kreatif Pada Kompetensi


Keahlian Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan SMKN 12 Surabaya,. Jurnal Dinamika Manajemen
Pendidikan, Vol. 2, No. 1 2017.
3

4. Jurnal Yuwan Irfan Prastyawan, dkk., berjudul "Manajmen

Pembelajaran Berbasis Industri"

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan manajemen

pembelajaran berbasis industri di SMK Industri Al Kaafah Kepanjen

Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan yaitu

pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data

dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

teknik.

Hasil penelitian dalam penelitian ini bisa ditarik kesimpulan

manajemen pembelajaran berbasis industri di SMK Industri Al Kaffah

yaitu kegiatan perencanaan pembelajaran industri; pelaksanaan

pembelajaran berbasis industri; dan evaluasi pembelajaran industri.

Pembelajaran dilaksanakan dengan 80% menggunakan metode praktik

dan 20% menggunakan teori. Hal ini merupakan upaya sinkronisasi

materi kurikulum pemerintah dengan materi kebutuhan industri.42

Penelitian tersebut tentu akan sangat membantu penulis, hanya

saja penelitian tersebut membahas manajemen pembelajaran berbasis

industri yang cakupannya lebih umum sedangkan penulis berfokus

pada Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri yang lebih

menekankan pada strategi serta membatasi pada kurikulum dan bukan


42 YuwanIrfan Prastyawan, dkk.,Manajmen Pembelajaran Berbasis Industri, Jurnal
Manajmen dan Supervisi Pendidikan, Vol. 1, No. 2, Maret 2017
3

pembelajaran secara keseluruhan. Selain itu, lokasi yang penulis ambil

adalah SMK Ma’arif 2 Gombong, tentu berbeda dengan SMK Industri

Al Kaffah Kepanjen Kabupaten Malang.

5. Jurnal Satrio Aditama, dkk., berjudul "Manajemen Hubungan Sekolah

Dengan Pihak Dunia Usaha/Dunia Industri (Du/Di) Di SMK Negeri

40 Jakarta Timur".

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan

informasi tentang manajemen hubungan sekolah dengan pihak

bisnis/industri di SMK Negeri 40 Jakarta Timur. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Februari 2018 sampai Juli 2018 dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi

dokumentasi. Tahap analisis data dilakukan melalui tahap reduksi

data, penyajian data dan verifikasi data. Pemeriksaan dan pengecekan

keabsahan data dilakukan melalui tahapan kredibilitas data,

transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan

hubungan sekolah dengan pihak bisnis atau industri dilakukan secara

rutin setiap awal tahun ajaran baru melalui berbagai tahapan

perencanaan dan persiapan dari pihak sekolah sebelum menjalin kerja

sama. Pelaksanaan hubungan sekolah dengan pihak bisnis atau

industri dilakukan berdasarkan MoU dan menjalin komunikasi yang

teratur antara kedua pihak serta memiliki berbagai kegiatan atau


3

bentuk kerja sama yang telah disepakati bersama. Evaluasi hubungan

sekolah dengan pihak bisnis atau industri dilakukan oleh sekolah dan

pihak bisnis atau industri untuk meningkatkan dan meningkatkan

kegiatan hubungan sekolah dengan pihak bisnis atau industri,

menentukan arah dan program ke depan, serta menentukan

keberlangsungan kerja sama antara sekolah dan pihak bisnis atau

industri.43

Berbeda dengan penelitian tersebut yang membahas

manajemen hubungan sekolah dengan pihak Dunia Usaha/Dunia

Industri, penulis akan berfokus pada Strategi Manajemen Kurikulum

Berbasis Industri, mengambil lokasi di SMK Ma’arif 2 Gombong

yang tentu berbeda dengan SMK Negeri 40 Jakarta Timur.

6. Jurnal Azizah, dkk., berjudul "Strategi Kerjasama Sekolah Dengan

Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Du/Di) Dalam Meningkatkan

Kompetensi Lulusan Pada SMK Negeri Banda Aceh".

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

kepala sekolah dalam menjalin hubungan kerja sama, meliputi:

Program kerja sama SMK; Mekanisme kerja sama SMK dengan

DU/DI untuk meningkatkan kompetensi lulusan; dan Faktor yang

mempengaruhi hubungan kerja sama SMK dengan DU/DI.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

43 SatrioAditama, dkk, Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Pihak Dunia


Usaha/Dunia Industri (Du/Di) Di SMK Negeri 40 Jakarta Timur, Jurnal Pendidikan Intelektium,
Vol. 1, No.1, Maret 2020.
3

kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Subjek penelitian adalah DU/DI, kepala sekolah, waka humas, dan

guru pembimbing pada SMK Negeri 3 Banda Aceh.

Hasil penelitian ditemukan: Program SMK yaitu merumuskan

visi dan misi sekolah, penyusunan kurikulum bersama, dan menjalin

kerja sama dengan DU/DI; Mekanisme kerja sama SMK dengan

DU/DI tergambar dari adanya kesepakatan kedua belah pihak dalam

bentuk MOU dalam pelaksanaan prakerin, kerja sama lain adalah

guest speaker, pelaksanaan uji kompetensi, audiensi dan seminar

lainnya; dan faktor yang mempengaruhi hubungan kerja sama SMKN

3 dengan DU/DI dalam meningkatkan kompetensi lulusan adalah

terlihat dari adanya keterlibatan dan komitmen bersama tenaga

personil sekolah dalam penyusunan regulasi dan profil sekolah.

Diharapkan kepada kepala sekolah dan waka humas agar program

kerja sama dengan DU/DI terus dibina secara berkesinambungan,

kerja sama yang dilaksanakan dengan dasar MOU harus

disosialisasikan agar kedua belah pihak dapat melaksanakan hak dan

kewajibannya secara tepat guna, kepada SMKN 3 dan stakeholder

agar lebih komunikatif dalam menjalin hubungan kerja sama dalam

meningkatkan kompetensi lulusan pada SMKN 3 Banda Aceh.44

44 Azizah, dkk., Strategi Kerjasama Sekolah Dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri
(Du/Di) Dalam Meningkatkan Kompetensi Lulusan Pada SMK Negeri Banda Aceh,,Jurnal
Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol. 3, No. 2, Mei 2020.
3

Berbeda dengan penelitian tersebut yang memfokuskan pada

strategi kerja sama sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri,

penulis memfokuskan penelitian pada strategi manajemen kurikulum

berbasis industri di SMK Ma’arif 2 Gombong.

7. Jurnal Widiantoro, berjudul "Strategi Pengembangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi Dudi untuk SMK".

Keluhan tempat kerja tentang kompetensi lulusan SMK

sekolah masih berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah

memberikan strategi dalam mengembangkan kurikulum berbasis

kompetensi tempat kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dan metode interaksi untuk membangun strategi untuk

mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi tempat kerja.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian adalah, sekolah kejuruan:1) perlu

mengidentifikasi kebutuhan kompetensi tempat kerja, dan 2)

kompetensi-kompetensi tersebut diperlukan untuk membuat strategi

kompetensi berdasarkan tempat kerja.45

Penelitian tersebut tentu berbeda dengan penelitian yang akan

diteliti oleh penulis yang berfokus pada Strategi Manajemen

Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2 Gombong.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,


45 Widianto, Strategi Pengebangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dudi untuk SMK,
Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, Vol.V, No. 2, Desember 2010.
3

wawancara/interview secara mendalam dan dokumentasi. Oleh sebab

itu, penulis menggunakan teknik triangulasi dalam proses validasi

data. Sedangkan untuk metode analisa data dalam penelitian ini adalah

analisa lapangan. Analisa data terdiri dari tiga alur yang terjadi secara

besamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi data. Hasi penelitian ini akan berfokus pada

Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2

Gombong.

C. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitin ini adalah menitik beratkan tentang Strategi

Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2 Gombong.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif, menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong

pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.1

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang pasti,

artinya data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang

sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang

terlihat dan terucap tersebut. Pendekatan kualitatif ini penulis gunakan untuk

mendeskripsikan tentang Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di

SMK Ma’arif 2 Gombong.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah

kancah, lapangan, atau wilayah tertentu.2 Data yang dikumpulkan berupa

1 Lexy J. Moleong,Metodologi Peneliitian Kualitatif,(Bandung : Remaja Rosda Karya,


2017), hal. 4.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), hal. 3.

39
4

kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka. 3 Data

dimaksud meliputi transkip wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi

dll.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yaitu suatu gejala

dalam penelitian yang dirancang untuk menggambarkan dan menterjemahkan

pengalaman yang berarti. Studi kasus memanfaatkan teknik-teknik telaah

pengamatan dan bertujuan memberikan gambaran suatu situasi tertentu

sedemikian rupa sehingga diperoleh kejelasan tentang sesuatu yang lebih

fokus.

Abdul Manab menyebutkan bahwa secara defintif studi kasus adalah

istilah umum yang mencakup sekelompok metode penelitian yang sama-sama

memfokuskan perhatianya pada penelaahan mendalam di sekitar suatu

kejadian yang tersusun yaitu : “A case study is a detailed examination of one

setting”.4 Tujuan utama studi kasus adalah untuk mendapatkan gambaran

yang sebenarnya dan terperinci dari objek yang diteliti.

Menurut Bogdan dalam Abdul Manab studi kasus dilakukan

penyelidikan sistematis atas suatu kejadian sekolah atau madrasah sedetail

mungkin sebagai “tracing the organization’s development” (menelusuri

perkembangan organisasi).5 Dalam hal ini penulis mendeskripsikan tentang

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat: Eksploratif,


Entetrpretetif, Interaktif Dan Konstruktif, (Bandung: Alfa Beta, 2018), hal. 32.
4 Abdul Manab, Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta: Kalimedia,
2015), hal. 81-82.
5 Ibid. hal. 82.
4

Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2

Gombong.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh

peneliti. Jika kita berbicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita

berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian

atau sasaran peneliti.6

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah kepala sekolah dan

waka kurikulum, namun penulis juga melibatkan guru kejuruan dan guru

normatif sebagai narasumber.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, maka

digunakan beberapa metode pengumpulan. Adapun metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Observasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, metode observasi

(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik ataucara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.7 Kegiatan tersebut bisa berkenaan

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2006), hal. 145.
7 NanaSyaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya: 2010), hal. 220.
4

dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang

memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang

rapat, dsb. Sedangkan menurut Sugiyono metode observasi adalah

pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala

yang tampak pada hal yang diamati.8

Metode observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data

tentang letak geografis SMK Ma'arif 2 Gombong, struktur organisasi,

keadaan sarana dan prasarana di SMK Ma'arif 2 Gombong.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab (percakapan), sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.9 Wawancara

dilakukan untuk mendapatkan konfirmasi data-data dan sebagainya

dengan berbagai pihak di lingkungan sekolah.

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data

tentang Strategi Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK

Ma’arif 2 Gombong.

8 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,


(Bandung: Alfa Beta, 2015), hal. 203.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat: Eksploratif,
Entetrpretetif, Interaktif Dan Konstruktif, (Bandung: Alfa Beta, 2018), hal. 114.
4

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.10

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan

dokumen-dokumen tentang keadaan manajemen sekolah di SMK

Ma'arif 2 Kebumen. Data yang didapatkan melalui metode dokumentasi

ini bersifat dokumentatif yang bermanfaat untuk memberikan gambaran

secara valid tentang penelitian yang dilakukan.

E. Teknik Analaisa Data

Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

kualitatif karena penelitian ini bersifat kualitatif. Oleh karena itu, data yang

terkumpul akan dianalisa sebagai berikut:

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ada

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,

gambar, foto dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah

berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan

10 Sugiyino, Op. Cit. hal. 329.


4

membuat abstraksi, yaitu usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

pernyatan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.

Langkah-langkah selanjutnya ialah menyusunnya dalam satuan-

satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah

berikutnya. Kategorisasi-kategorisasi itu dibuat sambil melakukan kading.

Tahap akhir dari analisis data ini ialah melakukan pemeriksaan keabsahan

data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam

mengolah hasil sementara menjadi teori substansif.11

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi

ini adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Tujuan dari triangulasi

bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditentukan. Yang

bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek

terhadap dunia sekitarnya. Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan data,

bila dibandingkan dengan satu pendekatan.12

11 Lexy J Moleong, Op. Cit., hal. 247.


12 Sugiyono, Op Cit, hal. 125-127.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Ma'arif 2 Gombong

1. Sejarah Singkat SMK Ma'arif 2 Gombong

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Ma’arif 2 Gombong atau yang

lebih dikenal dengan sebutan SMK Madu Go didirikan pada tahun 1994

dengan SK Pendirian Nomor 525/1.03/1/1994 tertanggal 9 Mei 1994,

awalnya bernama STM Ma’arif 2 Gombong. Kemudian pada tahun

pelajaran 1995/1996 pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan mengubah nama dan status STM menjadi SMK sehingga

STM Ma’arif 2 Gombong berganti nama menjadi SMK Ma’arif 2

Gombong.

SMK Ma’arif 2 Gombong merupakan sekolah swasta favorit di

daerah Gombong yang telah meraih ISO 9001:2008 pada tahun 2013 dan

meningkat pada standar ISO 9001:2015 pada tahun 2018. Itu artinya,

secara sistem manajemen mutu, SMK Madu Go dinilai telah memenuhi

standar internasional.

Sejak pendirian, pergantian pimpinan sekolah dapat diurutkan

sebagai berikut :

1. Tahun 1994-1995 dipimpin oleh Bapak Drs. Muhadi

2. Tahun 1995-1996 dipimpin oleh Bapak H.M. Yasin Nurul Huda

3. Tahun 1996-2002 dipimpin oleh Bapak Suwardjo, S.Pd.

4. Tahun 2002-2004 dipimpin oleh Bapak H. Ahmad Salimun, S.Ag.

5. Tahun 2004-2008 dipimpin oleh Bapak Chrisna Satriyo Nurtomo


45
4

6. Tahun 2008-2009 dipimpin oleh Bapak Imam Sulistiyono, S.Pd.

7. Tahun 2009-2021 dipimpin oleh Bapak Ngadino, S.Kom.

8. Tahun 2021-Sekarang dipimpin oleh Bapak Arif Rochman, M.Pd.I.

SMK Ma’arif 2 Gombong dari tahun ke tahun selalu meningkat

prestasinya dengan slogan “Melangkah Maju Mengejar Mutu, SMK

Bisa!”1

2. Letak Geografis SMK Ma'arif 2 Gombong2

SMK Ma’arif 2 Gombong berada di Jalan Kemukus No. 96B, Desa

Kemukus, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Letaknya pada koordinat -7.6227’0’/109.5187’00 cukup strategis dan

mudah dijangkau, hanya berjarak 1,6 kilometer dari Jalan Raya Nasional

III (Jl. Yos Sudarso), sedangkan dari Jalan Raya Puring berjarak 1,3

kilometer. Sekolah swasta yang berada di bawah naungan Lembaga

Pendidikan Ma’arif NU ini berdekatan dengan SMPN 3 Gombong dan

SMK Ma’arif 5 Gombong.

SMK Ma’arif 2 Gombong terbagi menjadi tiga bagian/lokasi, di

sebelah barat Jalan Kemukus, di sebelah timur Jalan Kemukus dan di

bagian selatan (bengkel). Batas-batas wilayah SMK Ma’arif 2 Gombong

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara: Pembatas Gedung dan dikelilingi area persawahan

yang luas.
1 ICT
SMKMADUGO (2017) , Sejarah Singkat .
https://www.smkmaarif2gombong.com/sejarah-singkat/ , diakses 4 Juli 2021 pukul 20.20
2 Observasi letak geografis SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 4 Juli 2021
4

2. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Paud danTK Pertiwi

Kemukus, SDN Kemukus, dan terdapat rusunawa siswa pada

bagian selatan gedung berdampingan dengan pemukiman

penduduk.

3. Sebelah Barat: Pagar pembatas dan area parkir karyawan sebagai

pembatas wilayah sekolah dengan hamparan sawah.

4. Sebelah Timur: Area sekolah seberang Jalan Kemukus bengkel

TPTU, ruang pembelajaran, bengkel TAV dan Otomotif.

Perbatasan dengan area pemukiman penduduk dan juga area

persawahan.

3. Visi dan Misi SMK Ma'arif 2 Gombong3

a. Visi

SMK Ma’arif 2 Gombong merupakan sekolah berbasis

pesantren dan masuk sebagai sekolah rujukan, memiliki target

menghasilkan mutu lulusan yang berakhlaqul karimah, terampil,

mandiri dan berwawasan global.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan agar lulusannya memiliki

akhlaqul karimah yang berkarakter ahlussunnah wal jama’ah.

2) Menyelenggarakan pendidikanyang menyenangkan dan

bermutu.

3 Dokumentasi, Arsip SMK Ma’arif 2 Gombong, 4 Juli 2021


4

3) Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan

yang produktif, terampil dan mandiri sebagai tenaga ahli tingkat

menengah.

4) Menyelenggarakan pendidikan agar lulusannya memiliki

kompetensi untuk bersaing dalam era global menyongsong

program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

4. Struktur Organisasi SMK Ma'arif 2 Gombong4

Struktur Organisasi dan Kepemimpinan di SMK Ma’arif 2

Gombong adalah sebagai berikut :

Kepala Sekolah : Arif Rochman, M.Pd.I.

Waka Kurikulum : Imam Sulistiyono, S.Pd.

Waka Kesiswaan : Retno Pudjiastuti, S.Pd.

Waka Sarana & Prasarana : Supardi, S.Pd

Waka Hubungan Industri : Jamaludin Aziz, S.Pd.

Kajur TKR : Nugroho Harri M., M.Pd.

Kajur TAV : Nur Kholik, S.T.

Kajur TPTU : Joko Tri Sarwanto, S.T.

Kepala TU : Sutiman

Koordinator BK : Nurulis Frida Ulfa, S.Pd.

Koordinator Lab. Komputer : Bambang Hermanto,S.E.

Koordinator Lab. Bahasa : Anwar Mustofa, S.Pd.

4 Observasi Struktur Organisasi SMK Ma’arif 2 Gombong, 4 Juli 2021


4

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Ma'arif 2 Gombong

a. Pendidik

Pendidik/guru adalah orang yang pekerjaannya, mata

pencahariannya, dan profesinya mengajar (Kamus Besar Bahasa

Indonesia). Pendidik/guru merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU No. 20 Tahun 2003

pasal 39 ayat 2).

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi

sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan

minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan

dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, pendidik

profesional dituntut untuk menguasai empat kompetensi, yaitu

pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan

kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut menjadikan

seorang guru untuk selalu meningkatkan kemampuan dirinya dalam

mewujudkan pendidikan yang bermutu.


5

Berdasarkan data yang penulis peroleh, jumlah tenaga pendidik

di SMK Ma’arif 2 Gombong pada Tahun Pelajaran 2021/2022 secara

keseluruhan berjumlah 51 orang dengan rincian kualifikasi akademik

S2: 2 orang (4%), S1: 45 orang (90%), D3 : 2 orang (4%), SLTA : 2

orang (2%).5

b. Tenaga Kependidikan SMK Ma'arif 2 Gombong

Tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang

proses pendidikan pada satuan pendidikan (UU No.20 Tahun 2003

pasal 39 ayat 1).

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari arsip tata usaha,

tenaga kependidikan di SMK Ma’arif 2 Gombong pada Tahun

Pelajaran 2021/2022 sejumlah 32 orang. Dari jumlah tersebut di

antaranya 25 tenaga kependidikan laki-laki dan 7 tenaga kependidikan

perempuan, dengan rincian kualifikasi pendidikan S1 : 1 orang, D2 : 1

orang, SMA/SMK : 25 orang, SMP : 4 orang, dan SD : 1 orang.6

6. Peserta Didik SMK Ma'arif 2 Gombong7

Siswa SMK Ma’arif 2 Gombong berjumlah 1.064 siswa, terbagi

dalam kelas X, XI dan XII. Kelas X sejumlah 339 siswa terdiri dari 296

5 Dokumentasi, Arsip SMK Ma’arif 2 Gombong, 4 Juli 2021


6 Dokumentasi, Arsip SMK Ma’arif 2 Gombong, 4 Juli 2021
7 Dokumentasi, Arsip SMK Ma’arif 2 Gombong, 4 Juli 2021
5

laki-laki dan 43 perempuan, terbagi dalam 9 rombongan belajar (rombel)

yang terdiri atas 1 rombel Teknik Audio Video (TAV), 2 rombel Teknik

Pendingin Teknik Udara (TPTU) dan 6 rombel Teknik Kendaraan Ringan

(TKR).

Kelas XI sejumlah 359 siswa, terdiri dari 309 laki-laki dan 50

perempuan, terbagi dalam 11 rombel yang terdiri atas 1 rombel Teknik

Audio Video (TAV), 3 rombel Teknik Pendingin Teknik Udara (TPTU)

dan 7 rombel Teknik Kendaraan Ringan (TKR).

Kelas XII sejumlah 366 siswa, terdiri dari 307 laki-laki dan 59

perempuan, terbagi dalam 11 rombel yang terdiri atas 1 rombel Teknik

Audio Video (TAV), 3 rombel Teknik Pendingin Tata Udara (TPTU) dan

7 rombel Teknik Kendaraan Ringan (TKR).

7. Sarana dan Prasarana SMK Ma'arif 2 Gombong

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang

penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

sarana pendidikan didefinisikan sebagai peralatan pembelajaran yang

dapat dipindah-pindah sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk

menjalankan fungsi sekolah.

Sarana pendidikan diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, misalkan buku, tas, pulpen, komputer dan lain-lain.

Sedangkan prasarana pendidikan diartikan sebagai perangkat kelengkapan

dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses


5

pendidikan di sekolah misalnya, lokasi, bangunan sekolah, lapangan

olahraga, kantin dan lain-lain. SMK Ma’arif 2 Gombong memiliki sarana

dan prasarana pendidikan yang lengkap, memiliki lahan yang luas, di

atasnya berdiri berbagai fasilitas.8

B. Temuan Penelitian Manajemen Kurikulum di SMK Ma’arif 2 Gombong

1. Manajemen Kurikulum Berbasis Industri di SMK Ma’arif 2


Gombong

SMK Ma’arif 2 Gombong sebagai Sekolah Menengah Kejuruan

berusaha menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri. Dalam

manajemen kurikulum SMK Ma’arif 2 Gombong menjalin kerja sama

dengan industri baik yang berskala lokal maupun nasional sehingga

diharapkan lulusannya mampu memenuhi kebutuhan dan persyaratan

industri.

a. Perencanaan

Langkah-langkah perencanaan kurikulum berbasis industri

yang dilakukan oleh SMK Ma'arif 2 Gombong menurut Waka

Kurikulum, Imam Sulistuyono9 yaitu:

1) Melakukan Review Kurikulum dengan melibatkan Pengawas

Dinas Pendidikan dan Dunia Usaha/Dunia Kerja.

2) Membuat Kurikulum Sinkronisasi Industri dengan mengacu pada

Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan Kompetensi

8 Observasi sarana dan prasarana SMK Ma’arif 2 Gombong, 4 Juli 2021


9 Wawancara dengan Imam Sulistiyono di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 6 Juli 2021
5

Inti/Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia Level II.

3) Membuat Program Kerja kegiatan pembelajaran dengan target

kompeten pada bidang kompetensinya melalui Uji Kompetensi

Industri.

Menurut Arif Rochman selaku kepala SMK Ma'arif 2

Gombong, langkah yang diambil oleh SMK Ma’arif 2 Gombong

adalah dengan menjalin kerja sama, MoU dengan dengan dunia

industri baik yang berskala lokal maupun yang berskala nasional. 10

Kerja sama tersebut bentuknya pendampingan, mulai dari

perencanaan/sinkronisasi kurikulum, pendampingan pembelajaran,

pelatihan guru, praktek kerja industri dan juga pendampingan

kompetensi. Adanya kerja sama dengan industri secara otomatis akan

ada instrumen standarisasi dari industri yang disinkronkan dengan

kurikulum yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong.11

Perencanaan kurikulum berbasis industri di SMK Ma’arif 2

Gombong disusun secara bersama dengan dunia industri. Dari pihak

industri menawarkan beberapa kompetensi yang harus diajarkan di

SMK Ma’arif 2 Gombong, di sisi lain sekolah juga mempunyai

kurikulum yang sudah ada sehingga dilakukan perkawinan kurikulum

atau sinkronisasi kurikulum, baru kemudian dilaksanakan penyusunan

10
Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
11 Ibid
5

kurikulum.12 Pernyataan Arif Rochman dan Imam Sulistiyono

didukung hasil dokumentasi kegiatan review kurikulum yang

melibatkan Pengawas Dinas Pendidikan dan Dunia Usaha/Dunia

Industri.13

Bukan hanya dari kompetensi keahlian yang disinkronkan

dengan kebutuhan industri, tetapi juga ada karakter atau soft skill,

selain itu juga ada standar sikap, misalnya harus cakap, berintegritas,

bersahaja, beretika atau attitude dan berkarakter. Dikarenakan hal

tersebut juga sama dengan harapan dari visi dan misi SMK Ma’arif 2

Gombong.14

Menurut Imam Sulistyono selaku Waka Kurikulum SMK

Ma’arif 2 Gombong dalam perencanaan kurikulum tidak hanya

melibatkan guru saja, namun juga melibatkan beberapa pihak seperti:

a) Dari pihak sekolah (Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Ketua

Jurusan), b) Dunia Usaha atau Dunia Industri terkait, c) Pengawas

Sekolah, d) Stakeholder (Komite).15

Keterlibatan guru SMK Ma’arif 2 Gombong yang pertama

dilakukan adalah dengan menyusun silabus dan RPP, selain itu guru

juga dilibatkan dalam pembuatan praktikum atau labseat, sebagai guru

12
Ibid
13 Dokumentasi, Arsip dokumentasi kegiatan sinkronisasi kurikulum SMK Ma’arif 2

Gombong, 6 Juli 2021


14 Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
15 Wawancara dengan Imam Sulistiyono di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 6 Juli
2021
5

kejuruan sampai ke bagian penilaianya itu diserahkan kepada masing-

masing guru.16 Menurut Nur Kholik selaku salah satu guru jurusan

TAV, guru diharuskan menyiapkan kurikulum sesuai dengan mapel

yang diampu.17 Menurut Arif Rochman, kepala jurusan juga dilibatkan

dalam perencanaan kurikulum sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki.18 Dikarenakan keterlibatan guru dalam proses perencanaan

kurikulum sangat menunjang dalam pebuatan kurikulum di sekolah.

Menurut Sefudin, guru lebih sebagai pelaksana kurikulum,

namun juga sebagai salah satu penyelaras kurikulum dengan

karakteristik dan kebutuhan siswa. Guru di SMK Ma’arif 2 Gombong

dalam fase ini diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum

yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan

pendidikan di SMK Ma’arif 2 Gombong, tentunya dengan tetap

mengacu kepada Permendikbud yang terbaru.19 Sedangkan menurut

Anwar Mustofa guru dilibatkan secara langsung dalam membuat

perencanaan kurikulum, terutama dalam membuat komponen-

komponen pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, metode belajar-

16 Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 11 Juli
2021
17 Wawancara dengan Nur Kholik di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 22 Juli 2021
18 Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
19 Wawancara dengan Sefudin di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 21 Juli 2021
5

mengajar, menyiapkan media pembelajaran, dan mengadakan

evaluasi.20

Keterlibatan guru dalam perencanaan kurikulum di sekolah

bukanlah sebagai kebetulan belaka, karena guru adalah orang yang

lebih memahami situasi dan kondisi yang terjadi saat diterapkanya

kurikulum yang diberlakukan di sekolah. Selain itu guru juga salah

satu orang yang paling bertanggung jawab atas terciptanya sebuah

hasil belajar yang diharapkan. Maka tidak heran jika guru terlibat

dalam perencanaan sebuah kurikulum.

Keterlibatan guru yang dialami oleh Anwar Mustofa dalam

perencanaan kurikulum berbasis industri adalah dengan rapat

koordinasi, yang melibatkan pihak industri melalui kegiatan link and

match dan juga ikut rapat sosialisasi untuk memberikan pemahaman

kepada semua warga sekolah, yakni guru dan semua yang bekerja di

sekolah.21 Ahmad Iqbal Fauzi mengatakan keterlibatan guru itu

dengan saling sharing, misal dari industri membutuhkan kompetensi

apa nanti dicocokkan dengan silabus yang ada lalu disesuaikan dengan

praktikumnya. Sehingga guru beserta industri itu mencari jalan tengah

agar kompetensi dari industri bisa tercapai dan juga silabus dari

pemerintah tidak ditinggalkan.22

20 Wawancara dengan Anwar Mustofa di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 8 Juli 2021
21 Ibid

22 Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 11 Juli
2021
5

Menurut Sefudin juga demikian, sebagai guru simkomdig ia

juga sangat dilibatkan dalam perencanaan kurikulum. “Dalam dunia

industri sekarang tidak jauh dengan dunia komputerisasi, oleh

karenanya kami dari guru Simkomdig juga membekali siswa skill

yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri yang

selalu digunakan dalam keseharian di peruasahaan/industri saat ini.

Artinya pihak sekolah selalu melakukan upgrading pada pembelajaran

dan Sumber Daya Manusianya yang meliputi guru, waka, dan seluruh

karyawan”, ungkapnya.23

b. Pengorganisasian

Sasaran dan tujuan dari kurikulum berbasis industri yang ada

di SMK Ma’arif 2 Gombong ini adalah agar tercapainya standar

kompetensi lulusan dan sesuai dengan standar kompetensi yang

diinginkan oleh dunia usaha atau dunia industri. 24 Setelah perencanaan

kurikulum, langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan dan

mengimplementasikannya sehingga sasaran dan tujuan kurikulum

dapat dicapai dengan baik.

Langkah-langkah pengorganisasian kurikulum berbasis industri

yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong yang disampaikan oleh Arif

Rochman selaku kepala sekolah adalah terkait dengan sumber daya

manusia (SDM) khususnya tenaga pendidik. Sekolah selalu


23
Wawancara dengan Sefudin di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 21 Juli 2021
24
Wawancara dengan Imam Sulistiyono di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 6 Juli 2021
5

melakukan upaya upgrading, yaitu peningkatan kompetensi pendidik,

kemudian dilakukan penyesuaian dengan tantangan yang ada pada

saat ini. Dengan adanya pengembangan kurikulum, sumber daya

manusianya juga harus menyesuaikan karena tantangan yang dihadapi

terus mengalami perubahan menyesuaikan perkembangan zaman.

Sehingga pihak sekolah harus responsif terhadap perkembangan

zaman.25

Sedangkan menurut Imam Sulistiyono langkah-langkah dalam

pengorganisasian kurikulum adalah dengan beberapa cara. Cara yang

pertama dilakukan adalah mengorganisasikan pembelajaran, membuat

program tahunan (prota) dan dan program semester (promes),

membuat silabus dan RPP, menentukan strategi pembelajaran, dan

menyiapkan sarana prasarana media pembelajaran.26

Tahap pengorganisasian pembelajaran adalah dengan membuat

pembagian jam mengajar pada masing-masing guru/pendidik, setelah

itu membuat jadwal pelajaran. Sedangkan tahap pembuatan adalah

dengan mengadakan workshop review kurikulum yang ditujukan

kepada seluruh guru. Kemudian tahap pembuatan silabus dan RPP

dilakukan melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP).27

25 Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
26
Wawancara dengan Imam Sulistiyono di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 6 Juli 2021
27 Ibid
5

Keterangan tersebut diperkuat oleh pernyataan Anwar Mustofa

bahwa seluruh guru diharuskan untuk mengembangkan silabus pada

masing masing mata pelajaran yang diampunya. Setelah itu seluruh

guru diharuskan untuk menyusun RPP dengan membuat kelengkapan

perangkat pembelajaran sesuai dengan acuan kalender pendidikan

yang dimiliki oleh sekolah.28 Selain itu juga dibuktikan dengan adanya

dokumen silabus, RPP, program tahunan (prota) dan progran semester

(promes).29

c. Implementasi

Pada tahap implementasi kurikulum berbasis industri di SMK

Ma’arif 2 Gombong, pada tingkat kelas, guru berperan sebagai garda

terdepan dan merupakan kunci utama karena berhadapan langsung

dengan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Anwar Mustofa, “Guru

adalah garda terdepan dalam implementasi kurikulum sehingga harus

menjadi perhatian yang sangat penting. Guru berhadapan langsung

dengan siswa dalam sebuah pembelajaran sehingga memberikan

pengaruh langsung terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan

pembelajaran maupun tugas dalam pembelajaran.30

28
Ibid
29 Dokumentasi, Arsip dokumen kurikulum SMK Ma’arif 2 Gombong, 13 Agustus
2021
30 Wawancara dengan Anwar Mustofa di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 8 Juli 2021
6

Hal senada diungkapkan Sefudin, “Guru adalah kunci utama

dalam implementasi di lapangan (Kegiatan Belajar Mengajar) yang

sekarang menggunakan sistem online (daring). Intinya adalah guru

merupakan kunci utama untuk mengimplementasikan kurikulum di

sekolah.”31

Terkait dengan pelaksanaan kurikulum berbasis industri bukan

hanya guru produktif (guru kejuruan) saja yang terlibat, namun juga

guru normatif. Guru normatif (seperti guru PPKN, guru agama dll.)

berperan dalam pengimplementasian muatan-muatan standar norma

industri. Arif Rochman mengatakan, “Yang terlibat dalam hal itu

bukan hanya guru produktif saja melainkan ada juga guru normatif,

contoh guru PPKN, guru agama, itu juga terlibat di dalam penyusunan

kelas industri atau kurikulum berbasis industri, artinya ada muatan-

muatan standar norma industri yang masuk di dalam pengajaran di

luar guru produktif.”32

Dalam pengimplementasian kurikulum berbasis industri di

tingkat kelas, masing-masing guru tentu mempunyai metode yang

berbeda-beda untuk mencapai tujuan kurikulum dengan efektif.

Ahmad Iqbql Fauzi misalnya, mengingat pembelajaran saat ini

dilakukan secara online ia memilih untuk memperbanyak komunikasi

dengan siswa di WhatsApp, share di google classroom, melakukan

31
Wawancara dengan Sefudin di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 21 Juli 2021
32
Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
6

beberapa kali praktek, dan lebih memfokuskan pembelajaran pada

bagian-bagian yang urgensinya sangat penting. Adapun metode yang

sering ia gunakan adalah inquiry, siswa dipaksa untuk menemukan

sesuatu, tidak harus dari guru saja, mereka bisa belajar dari mana saja,

sehingga ketika ada hal yang baru kita diskusikan di dalam kelas

ataupun secara online.33

Beda halnya dengan Anwar Mustofa, ia lebih menekankan

pada penciptaan suasana belajar yang nyaman, merangkum pokok

pembelajaran, belajar disertai dengan praktik, belajar secara rutin

walaupun singkat, menekankan pada kefahaman bukan hafalan.

Sedangkan metode yang ia gunakan di antaranya metode ceramah,

diskusi, demonstrasi, tanya jawab, dan resitasi (setiap siswa diminta

membuat rangkuman materi yang telah disampaikan).34

Sefudin menyatakan bahwa metode yang digunakan belajar

mengajar adalah pembelajaran berbasis online yaitu Project Based

Learning. Metode Project Based Learning ini memiliki tujuan untuk

memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi,

gotong-royong, dan empati dengan sesama walau dengan cara daring.

Metode Project Based Learning ini juga sangat efektif diterapkan

untuk pembelajaran luring (tatap muka terbatas secara berkelompok)

untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam

33 Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 10 Juli
2021
34
Wawancara dengan Anwar Mustofa di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 8 Juli 2021
6

mengerjakan project, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran

ini sangatlah cocok bagi pelajar di proses KBM Luring yang berada

pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode

pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memerhatikan

protokol kesehatan yang berlaku.35

Secara umum proses pembelajaran yang dilakukan di SMK

Ma'arif 2 Gombong berlangsung dengan baik, meski terkadang ada

beberapa kendala walaupun tidak berat. Anwar Mustofa mengatakan

salah satu kendala yang dihadapi SMK Ma’arif 2 Gombong yaitu

banyaknya siswa yang datang dari jauh, kebanyakan dari luar

Gombong, ada yang dari Somagede, Karangbolong, Jintung,

Karangduwur, Menganti dsb., terkadang mereka terlambat disebabkan

transportasinya kurang lancar.36

Sefudin menyatakan sejauh ini proses kegiatan pembelajaran di

SMK Ma’arif 2 Gombong berjalan dengan lancar dan hikmat, artinya

tidak ada kendala yang berat, walaupun dengan cara online atau

daring, karena semua guru sudah terintegrasi dengan aplikasi dari

Kurikulum dan Grup WatsApp untuk saling memonitor setiap anak

didik di kelasnya masing-masing.37

35
Wawancara dengan Sefudin di SMK Ma’arif 2 Gombong, tanggal 21 Juni 2021
36
Wawancara dengan Anwar Mustofa di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 8 Juli 2021
37 Wawancara dengan Saefudin di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 21 Juli 2021
6

Pendapat berbeda diungkapkan Ahmad Iqbal Fauzi, sebagai

guru kejuruan ia merasa bahwa proses pembelajaran yang berlangsung

saat pandemi ini adalah secara daring, itu kurang optimal karena

hanya terserap teorinya saja, prakteknya susah dilaksanakan.

Sedangkan apabila ada praktek di sekolahpun waktu pembelajarannya

itu berkurang dan hal-hal pendukungnya juga kurang, hanya hal

intinya saja yang bisa dikerjakan.38 Hal ini terkait himbauan

pemerintah pusat yang mengharuskan dilaksanakan pembelajaran

secara daring dan dilarang bertatap muka karena akan menimbulkan

kerumunan, sedangkan mapel kejuruan memerlukan adanya praktek

secara tatap muka.

d. Monitoring dan Evaluasi

Dalam manajemen kurikulum berbasis industri di SMK

Ma’arif 2 Gombong ada beberapa langkah yang digunakan yaitu

dengan monitoring dan evaluasi kurikulum.39 Monitoring dan evaluasi

(monev) merupakan salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan

suatu progam. Monev dalam konteks manajemen digunakan untuk

membantu memilih dan merancang kegiatan yang akan dilakukan

dikemudian hari dan digunakan untuk mengetahui sampai mana

kurikulum baru telah dilaksanakan di sekolah.


38 Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 11 Juli
2021

39 Wawancara dengan Imam Sulistiyono di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 6 Juli


2021
6

Kegiatan monitoring dan evaluasi kurikulum di SMK Ma’arif 2

Gombong dilakukan dalam bentuk supervisi kurikulum yang

dilakukan oleh ketua jurusan, waka kurikulum dan kepala sekolah.

Sedangkan evaluasi kurikulum dilakukan bersama pendamping dari

pihak industri. Evaluasi dilakukan setiap saat untuk mengetahui

apakah materi yang disampaikan sesuai target atau belum.40 Evaluasi

ini berguna dan memiliki tujuan untuk mendapatkan umpan balik atau

feed back bagi guru tentang sejauh mana KI/KD tercapai, sehingga

guru memperbaiki lagi langkah-langkah yang telah dilakukan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Arif Rochman mengungkapkan bahwa monitoring dan evaluasi

kurikulum berbasis industri sangat penting. Proses evaluasi kurikulum

berbasis industri di SMK Ma’arif 2 Gombong dilakukan setiap akhir

tahun pembelajaran. Pada era pandemi sekolah agak kesulitan dalam

melakukan monitoring karena kondisinya berbeda dengan era normal.

“Monitoring di era pandemi ini memang agak kesusahan tidak seperti

di era normal, akan tetapi pihak sekolah harus bisa melakukan

monitoring dengan cara setiap guru harus melakukan upaya secara

daring”.41

Keterlibatan industri dalam evaluasi keberhasilan kurikulum di

SMK Ma'arif 2 Gombong di antaranya ikut memantau bagaimana

40 Ibid

41 Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
6

penyelesaian kompetensinya. Khusus untuk kelas industri ujian

masuknya langsung dilakukan oleh pihak industri, kemudian untuk

penyelesaian kompetensinya ada ujian praktek oleh pihak industri.

Seperti di Jurusan TPTU ada kelas panasonic di mana sekolah

membuka pendaftaran kemudian instrumen penilain berasal dari

industri, yang mendaftar sekitar 90 siswa namun yang diterima hanya

24 siswa. Evaluasi dilakukan pihak industri secara langsung.42

Kurikulum berbasis industri merupakan sinkronisasi kurikulum

sekolah dengan industri. SMK Ma'arif 2 Gombong memiliki kerja

sama industri dengan PT. Panasonic dalam membuka kelas industri

sehingga ada 2 sinkronisasi anatara kelas biasa dan kelas industri

panasonic. Keduanya memiliki perbedaan, yang membedakan kelas

industri dengan kelas biasa: pertama sarana dan prasarananya

berbeda, kedua pelayanan berbeda, kompetensi keahlian dalam

konteks di kelas industri panasonic berbeda penangananya, karena

langsung di bawah kendali dari industri.43

Muatan kurikulum di kelas industri lebih banyak dan kaya

daripada kelas biasa. Sekolah melokalisir di kelas industri panasonic,

untuk produk-produk panasonic mereka betul-betul digembleng,

berbeda muatannya dengan kelas biasa, dikarenakan kelas panasonic

42 Ibid
43 Ibid
6

lebih spesifik kearah industri sedangkan dikelas biasa tidak ada

penambahan kurikulum industri.44

2. Strategi yang diambil SMK Ma’arif 2 Gombong dalam Manajemen


Kurikulum Berbasis Industri

Strategi dalam penelitian ini adalah sebagai sebuah rancangan yang

memuat rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai sebuah tujuan

pendidikan tertentu. Strategi manajemen kurikulum berbasis industri di

SMK Ma’arif 2 Gombong sebagaimana disampaikan Arif Rohman terdiri

dari strategi jangka pendek dan jangka panjang.

a. Strategi Jangka Pendek

Strategi jangka pendek yang dilakukan sekolah adalah

melakukan MoU dengan beberapa industri yang tetap di pertahankan

sampai 5 tahun. MoU dengan industri ini terkait dengan pendampingan

pembelajaran mulai dari sinkronisasi kurikulum sampai tahap

evaluasi.45

Selanjutnya SMK Ma’arif 2 Gombong menciptakan brand, salah

satu branding yang dimiliki oleh SMK Ma’arif 2 Gombong yaitu kelas

industri (kelas panaconic pada jurusan TPTU), ini adalah satu-satunya

di Kebumen. “Nah sekolah kami juga harus patut bangga dikarenakan

44
Ibid
45
Ibid
6

SMK Ma’arif 2 Gombong adalah satu-satunya SMK yang pertama

memiliki kelas industri di kebumen,” ungkap Arif Rochman.46

b. Strategi Jangka Panjang

Strategi jangka panjang yang akan dilakukan oleh Kepala

Sekolah adalah mengadakan kelas-kelas industri pada semua jurusan

yang ada di SMK Ma'arif 2 Gombong. Sebagaimana dikatakan Arif

Rochman, “Kalau saat ini kita sudah ada kelas industri di jurusan TPTU

maka nanti ke depan jurusan yang lain seperti TKT dan TAV juga akan

membentuk kelas industri”.47

Strategi lainnya adalah menambah jurusan, sebagai

pengembangan dari rumpun yang sudah ada yakni Teknik Bisnis

Sepeda Motor, Elektronika Industri, dan Rekayasa Perangkat Lunak.

Sebagaimana dikatakan Arif Rochman, “Ini adalah salah satu bentuk

pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh sekolah, pelayanan

masyarakat, kemudian bagaimana sekolah menggaet industri sebanyak-

banyaknya agar industri itu mau mendampingi kita. Kemudian sekolah

juga bisa melakukan kontribusi kepada industri, ini lulusan SMK

Ma’arif 2 Gombong.48

46 Ibid
47 Ibid
48 Ibid
6

c. Strategi Upgrading SDM

Adapun strategi SMK Ma'arif 2 Gombong dalam

mengimplementasikan manajemen kurikulum berbasis industri

sebagaimana diungkapkan Imam Sulistiyono49 adalah :

1) Menekankan target serta tujuan kurikulum berbasis industri kepada

Guru.

Guru milenial adalah guru yang mampu menyesuaikan diri

dengan kondisi kekinian yang ter-update saat ini. Selain sebagai

pengajar dalam kelas guru juga mempunyai tugas sebagai

pngembang kurikulum.

2) Melakukan pendampingan dan kontrol dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Guru dan sekolah harus melakukan pendampingan dan

kontrol terhadap pelaksanaan pembelajaran agar mengetahui apa

yang harus dilakukan dalam mengimplementasikan kurikulum.

3) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk melakukan

pendampingan terhadap temuan yang diperoleh.

Evaluasi dan tindak lanjut penting untuk memperoleh umpan

balik dalam pelaksanaan kurikulum. Kemudian juga akan tahu

hambatan yang terjadi dilapangan, solusi dan menjadi lebih paham

strategi apa yang harus diambil dalam penguatan implementasi.

49 Wawancara dengan Imam Sulistiyono di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 6 Juli


2021
6

4) Mengundang guru tamu dari industri untuk melakukan

pendampingan terhadap pencapaian target pembelajaran sesuai

dengan standar industri.

Menurut Arif Rochman strategi yang dilakukan dalam

mengimplementasikan manajemen kurikulum berbasis industri di SMK

Ma'arif 2 Gombong adalah dengan peningkatan dan penyesuaian tenaga

pendidik (upgrading). Sekolah mengirimkan satu atau dua orang

pendidik untuk mengikuti pelatihan. Dalam kegiatan ini yang dilakukan

adalah dengan mendatangkan pihak industri untuk datang ke sekolah

memberikan diklat kepada seluruh pendidik dan karyawan yang ada di

sekolah, atau pendidik dan karyawan untuk mengikuti diklat yang

dilaksanakan di industri yang kita pilih. Kemudian ada juga beberapa

guru dan karyawan yang memang sekolah upgrading dengan cara

sekolah men-support untuk melanjutkan kuliah, dikuliahkan dengan

pendampingan dari pihak sekolah.50

Menurut Anwar Mustofa strategi untuk meningkatkan kualitas

belajar mengajar antara lain : a) mengikuti pelatihan, workshop dan

MGMP, b) mengadakan buku danalat pembelajaran, c) pengadaan dan

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.51 Sementara Ahmad Iqbal

Fauzi menyatakan bahwa dalam meningkatkan kualitas belajar

mengajar di SMK Ma'arif 2 Gombong dengan mengikuti magang kerja

50 Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
51
Wawancara dengan Anwar Mustofa di SMK Ma'arif 2 Gombongtanggal 8 Juli 2021
7

yang dilakukan di rekanan industri selain itu juga melakukan upgrade

diri tentang perkenbangan teknologi terkini terkait jurusan melalui

internet (youtube).52

d. Strategi Updating Sarpras

Selain penyesuaian (upgrading) dari sisi SDM-nya (guru),

strategi manajemen kurikulum berbasis industri yang dilakukan SMK

Ma’arif 2 Gombong yakni selalu meng-update sarana dan prasarana

pendidikan, disesuaikan dengan kebutuhan terkini. Hal ini sebagaimana

diungkapkan Arif Rochman, “Yang namanya teknologi, karena kita

berbasis teknologi, tidak memungkiri adanya inovasi-inovasi teknologi,

untuk itu kita selalu melakukan pembaharuan-pembaharuan peralatan.

Kita selalu update untuk sumber daya nanusianya maupun sarana dan

prasarananya.”53

Menurut Ahmad Iqbal Fauzi sarana dan prasarana prasarana

yang ada di SMK Ma'arif 2 Gombong sudah cukup, tetapi alangkah

baiknya jika ditambahkan seperti teknologi-teknologi yang baru,

contohnya alat praktikumnya dll.54 Namun berbeda halnya yang

disampaikan oleh Sefudin, ia menyatakan bahwa sarana dan prasaran

yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong sangat lengkap, untuk

52
Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 11 Juli
2021
53
Wawancara dengan Arif Rochman di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 30 Juni 2021
54
Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 11 Juli
2021
7

menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar siswa, terutama

siswa kejuruan dan sarana lainnya untuk meningkatkan pelayaan

kepada guru, karyawan, siswa dan orang tua (wali murid).55

Anwar Mustofa mengatakan bahwa sarana dan prasarana di

SMK Ma'arif 2 Gombong sudah lebih dari cukup, baik untuk sarana

prasarana yang diperlukan di kelas (untuk belajar mengajar di kelas),

bengkel ataupun juga sarana prasarana yang terkait dengan kegiatan

ekstra kurikuler, tinggal bagaimana merawat apa yang sudah dimiliki

oleh sekolah dan mengembangkanya lagi.56

e. Strategi Character Building

Terkait dengan standar muatan-muatan norma, untuk

membentukan karakter (soft skill) siswa, SMK Ma’arif 2 Gombong

menerapkan strategi pembiasaan. Pembiasaan merupakan proses

pembentukan sikap dan perilaku yang bersifat otomatis melalui proses

pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang, baik dilakukan

secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut nantinya

akan menghasilkan suatu kompetensi soft skill yang menjadi standar

industri.

Anwar Mustofa menyatakan bahwa pembiasaan selama

pembelajaran yang dilakukan di SMK Ma’arif 2 Gombong cukup

banyak, di antaranya pembiasaan berdo’a sebelum memulai

55
Wawancara dengan Sefudin di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 21 Juli 2021
56
Wawancara dengan Anwar Mustofa di SMK Ma'arif 2 Gombongtanggal 8 Juli 2021
7

pembelajaran dan setelah mengakhiri pelajaran, membaca asma’ul

husna setiap pagi kecuali di Hari Jum’at karena diisi dengan yasinan,

sholat dhuhur berjama’ah, infaq pada Hari Jum’at, menjaga kebersihan

kelas, membiasakan bersikap sopan santun, membuang sampah pada

tempatnya, membiasakan antri (secara tertib), menghargai pendapat

orang lain, ijin jika hendak masuk dan keluar ruangan, menolong

membantu orang lain, berpakaian rapi, datang tepat waktu, berbahasa

dengan baik, bersikaap ramah, dll.57

Hal senada disampaikan Ahmad Fauzi, menyatakan pembiasaan

yang dilakukan selama pembelajaran yaitu: pertama diawali dengan

keagamaan terlebih dulu seperti asma’ul husna dan sholawat, kedua

penanaman K3 selama pembelajaran di dalam kelas (bengkel).

Menurutnya apabila hal-hal dasar seperti itu sudah dibiasakan maka

pembelajaran/praktikum ke depan akan lebih mudah.58 Kegiatan

pembiasaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan secara reguler dan

terus menerus di sekolah. Kegatan rutin ini memiliki sebuah tujuan

untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu kegiatan dengan baik.

57
Ibid

58 Wawancara dengan Ahmad Iqbal Fauzi di SMK Ma'arif 2 Gombong, tanggal 11 Juli
2021
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian di atas, maka kesimpulan yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen kurikulum berbasis industri di SMK Ma’arif 2 Gombong

menggunakan beberapa langkah yaitu :

a. Perencanaan, melakukan review kurikulum, mebuat kurikulum

singkronisasi industri, penyusunan kurikulum, membuat program kerja

sesuai dengan kompetensi.

b. Pengorganisasian, melakukan upgrading, mengorganisasikan

pembelajaran, membuat prota dan promes, membuat silabus dan RPP.

c. Implementasi, menentukan metode dan strategi pembelajaran,

menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran.

d. Monitoring dan Evaluasi atau Monev, melakukan supervisi kurikulum

yang dilakukan oleh Ketua Jurusan, Waka Kurikulum dan Kepala

Sekolah. Evaluasi kurikulum berbasis industri dilakukan bersama

pendamping dari pihak industri.

2. Strategi yang diambil SMK Ma’arif 2 Gombong dalam manajemen

kurikulum berbasis industri :

a. Strategi jangka pendek, melakukan MoU dengan beberapa industridan

mempertahankannya sampai 5 tahun. Menjadikan kelas industri sebagai

branding SMK Ma’arif 2 Gombong.

73
7

b. Strategi jangka panjang, mengadakan kelas-kelas industri pada semua

jurusan dan menambah jurusan baru sebagai pengembangan rumpun

yang sudah ada.

c. Strategi upgradin SDM dengan program magang kerja, guru mengikuti

pelatihan, workshop dan MGMP.

d. Strategi Updating sarana dan prasarana, inovasi teknologi yang baru

dan melakukan pembaharuan peralatan.

e. Strategi Character Building, yaitu melakukan pembiasaan-pembiasaan

sikap dan perilaku.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis memberikan

saran:

1. Kepala SMK Ma’arif 2 Gombong

Hendaknya kepala sekolah selalu memantau kegiatan yang sudah

berjalan dengan baik serta memberikan motivasi kepada gurunya untuk

mempertahankan segala upaya untuk tercapainya manajemen kurikulum

berbasis industri di sekolah.

2. Guru SMK Ma’arif 2 Gombong

Hendaknya seluruh guru memberikan suasana belajar yang lebih

inovatif dan kreatif dan selalu memantau siswa, pada saat pandemi ini

memang tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.


7

3. Siswa SMK Ma’arif 2 Gombong

Hendaknya selalu menaati peraturan dan tata tertib sekolah, selalu

ikut berperan dalam kegiatan pembelajran secara online/daring ini.

C. Kata Penutup

Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang

telah memberikan kekuatan, kesehatan lahir dan batin sehingga penulis

mampu menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Semoga hasil

penelitian ini berdayaguna dan bermanfaat bagi para pembaca dan bagi

penulis khususnya. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman dalam masalah penelitian dan penulisan karya

ilmiah. Untuk itu kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis

harapkan demi lebih baiknya penulisan karya ilmiah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemah New Cordova. (2012). Kementerian Agama RI.


Bandung: Syaamil Quran.
Aditama, S. (2020, Maret) dkk. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Pihak
Dunia Usaha/Dunia Industri (Du/Di) Di SMK Negeri 40 Jakarta Timur.
Jurnal Pendidikan Intelektium, Vol. 1, No.1.
Akdon. (2011). Strategic Management For Educational Management
(Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan), Bandung: Alfa
Beta.
Arifudin, O. dkk. (2020). Manajemen Strategik Teori dan Implementasi,
Purwokerto: CV. Pena Persada.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta.
Asifudin, AJ. (2016, November). Manajemen Pendidikan Untuk Pondok
Pesantren, Vol. 1, No. 2.
Azizah, dkk. (2020, Mei). Strategi Kerjasama Sekolah Dengan Dunia Usaha Dan
Dunia Industri (Du/Di) Dalam Meningkatkan Kompetensi Lulusan Pada
SMK Negeri Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Vol. 3, No. 2.
Bahri, S. (2011, Agustus). Pengembangan Kurikulum dasar dan Tujuanya, Jurnal
Ilmiah Islam Futura, Vol. XI, No. 1.
Batlajery, S. (2016, Oktober). Penerapan Fungsi-fungsi manajemen Pada
Aparatur Pemerintahan Kampung Tambat Merauke, Vol. 2, No. 2.
Dhuhani, EM. (2018). Manajemen Pondok Pesantren; Studi Pengolahan Santri
Mualaf di Pondok Pesntren Al Ansor Ambon, Vol. 9, No. 1.
Harisudin, M. (2011, Pebruari). Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis
Strategi Pemasaran Produk atau Jasa, Jurnal SEPA, Vol. 7, No. 2.
Hasibuan, MSP. (2017). Manajamen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara.
Julianto, FT. & Suparno, (2016, September) Analisis Pengaruh Jumlah Industri
Besar dan Upah Minimum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota
Surabaya, Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol 1, No. 2.
Kasih, AP.(2021).Mendikbud Nadiem: 8 Program Prioritas Merdeka Belajar di
Tahun 2021. https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/06/065358771/

76
7

mendikbud-nadiem-8-program-prioritas-merdeka-belajar-di-tahun-2021? page=all,
diakses 06 Maret 2021 pukul 06.30 WIB
Kemendikbud, Pengelola Web. (2020). Kurikiulum SMK Disesuaikan dengan
Kebutuhan Industrihttps://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/09/
kurikulum-smk-disesuaikan-dengan-kebutuhan-industri diakses 6 Maret 2021
pukul 6.40
Khoirudin, MA. (2013, Januari), Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Jurnal Manajemen Kurikulum, Vol. 24, No. 1.
Lubis, Z. (2016, Juli-Desember), Kewajiban Belajar, Vol. 2, No. 6.
Manab, A. (2015). Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta:
Kalimedia.
Moleong, LJ. (2004). Metodologi Peneliitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Mubarokah, M. (2008). Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah
Sunan Kalijogo Karangbesuki Sukun Malang. Skripsi. UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Mudlofir, A. (2012). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.

Munardji, (2019). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Alium’s Publishing.


Nazarudin. (2020). Manajemen Strategik, Palembang: NoerFikri Offset.
Nurmadiansyah, MT. (2016) Manajemen Pendidikan Pesantren; Sebagai Upaya
Memajukan Tradisi, Jurnal Uin Sunan Kalijaga Edisi Januari-Juni
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah.
Prasojo, LD. dkk. (2017). Manajemen Strategi Human Capital dalam Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Prastyawan, YI. dkk. (2017, Maret) Manajmen Pembelajaran Berbasis Industri,
Jurnal Manajmen dan Supervisi Pendidikan, Vol. 1, No. 2.
Qotudina, A. (2020). Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Di SMK Negeri 13 Malang. Skripsi. UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
7

SMKMADUGO, ICT. (2017). Sejarah Singkat SMK Ma'arif 2 Gombong.


diakses 6 Maret 2021
https://www.smkmaarif2gombong.com/sejarah-singkat/
pukul 07.04
SMKMADUGO, ICT. (2017). 2. Teknik Kendaraan Ringan.
https://www.smkmaarif2gombong.com/2-teknik-kendaraan-ringan/, diakses 6
Maret 2021 pukul 06.43
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat:
Eksploratif, Entetrpretetif, Interaktif Dan Konstruktif, Bandung: Alfa Beta.
Sukmadinata, NS. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sulastri, L. (2014). Manajemen; Sebuah Pengantar. La Goods Publishing.
Suryosubroto, B. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafaruddin dan Amiruddin. (2013). Manajemen Kurikulum, Perdana Publishing
Syamsuddin. (2017, Juni). Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 1.
Terry, GR. dan Leslie W. Rue. (1999). Principles of Management (Terjemahan
G.A. Ticoalu). Jakarta: Bumi Aksara. Buku asli diterbitkan tahun 1982.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
Vaporizki, S. (2017). Manajemen Kurikulum Berbasis Industri Kreatif Pada
Kompetensi Keahlian Kriya Kratif Logam dan Perhiasan SMKN 12
Surabaya, Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Vol. 2, No. 1.
Widiyanto. (2020, Desember), Strategi Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi DUDI untuk SMK, Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika
Pendidikan, Vol V, No. 2.

Yunus, E. (2016). Manajemen Starategi. Surabaya : Andi.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI

1. Letak geografis SMK Ma’arif 2 Gombong.


2. Keadaan fisik gedung SMK Ma’arif 2 Gombong.
3. Keadaan fisik ruang belajar, ruang guru, ruang BK, ruang kepala sekolah dan
tata usaha.
4. Sarana fisik tempat ibadah dan Perpustakaan Sekolah.
5. Sarana dan prasarana fisik olahraga dan kegiatan Pramuka.
6. Sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler.
Lampiran 2 Pedoman

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Sejarah berdirinya SMK Ma’arif 2 Gombong.


2. Visi, Misi dan Tujuan SMKMa’arif 2 Gombong.
3. Keadaan guru dan karyawan SMK Ma’arif 2 Gombong.
4. Keadaan Gedung, sarana dan prasarana SMK Ma’arif 2 Gombong.
5. Dokumen kurikulum SMK Ma’arif 2 Gombong.
Lampiran 3 Pedoman
PEDOMAN WAWANCARA

KEPALA SMK Ma'ari 2 Gombong

1. Langkah apa yang telah, sedang dan akan diambil oleh SMK Ma’arif 2
Gombong dalam memprogramkan sinkronisasi kurikulum SMK ?

2. Bagaimana proses perencanaan kurikulum berbasis industri di SMK


Ma’arif 2 Gombong?

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan kurikulum tersebut?

4. Bagaimana langkah-langkah pengorganisasian kurikulum berbasis industri


di SMK Ma’arif 2 Gombong?

5. Bagaimana strategi sekolah agar guru dapat mengimplementasikan


manajemen kurikulum berbasis industri dengan baik?

6. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Ma’arif


2 Gombong untuk mendukung terlaksananya kurikulum berbasis industri
dengan baik?

7. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi kurikulum berbasis industri di


SMK Ma’arif 2 Gombong?

8. Sejauh mana keterlibatan industri dalam evaluasi keberhasilan kurikulum


ini?

9. Apakah semua sudah melakukan sinkronisasi dengan industri?

10. Bagaimana dengan muatan kurikulumnya, apakah ada perbedaan antara


kelas industri dengan kelas biasa ?

11. Apa strategi yang dimbil SMK Marif 2 Gombong dalam manajemen
kurikulum berbasis industri ?
12. Apa keunggulan SMK Ma’arif 2 Gombong dibandingkan SMK yang lain,
khususnya di Kebumen?

13. Prestasi apa saja yang sudah dicapai SMK Ma’arif 2 Gombong dalam
bidang akademik maupun non akademik?

Waka kurikulum SMK Ma’arif 2 Gombong

1. Bagaimana proses pembuatan kurikulum di SMK Ma'arif 2 Gombong ?

2. Bagaimana langkah-langkah perencanaan kurikulumnya ?

3. Berapa jumlah alokasi waktu setiap mata pelajaran yang diajarkan di


SMK Ma'arif 2 Gombong ?

4. Bagaimana langkah pengorganisasian kurikulumnya ?

5. Bagaiamana proses kegiatan belajar mengajar di SMK Ma'arif 2 Gombong ?

6. Bagaimana langkah-langkah anda dalam mengevaluasi kegiatan belajar


mengajar di SMK Ma'arif 2 Gombong ?

7. Bagaimana guru membuat silabus untuk manajemen kurikulum


berbasis industri ?

8. Bagaimana guru membuat prota dan promes untuk manajemen kurikulum


berbasis industri ?

9. Bagaimana guru membuat RPP untuk manajemen kurikulum


berbasis industri?

10. Bagaimana strategi sekolah agar guru dapat


mengimplementasikan manajemen kurikulum berbasis industri
dengan baik?

11. Apa saja program kegiatan yang dilakukan untuk


mengimplementasikan manajemen kurikulum berbasis industri ?

12. Apa yang menjadi kurikulum tambahan untuk


mengimplementasikan manajemen kurikulum berbasis industri ?

13. Langkah-langkah seperti apa yang anda lakukan saat melakukan remidi ?

14. Langkah-langkah seperti apa yang anda lakukan saat mengevaluasi


kegiatan belajar mengajar ?
Guru SMK Ma’arif 2 Gombong

1. Bagaiman pendapat anda terhadap kurikulum yang di SMK M'arif


2 Gombong ?

2. Apakah guru ikut berperan dalam membuat perencanaan kurikulum ?

3. Bagaimana kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum ?

4. Bagaimana cara anda dalam mengefektifkan kegiatan belajar


mengajar dikelas ?

5. Bagaiamana cara anda dalam meningkatkan kualias belajar mengajar ?

6. Metode apa yang anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar ?

7. Bagaiaman pembiasaan peserta didik selama pembelajaran ?

8. Bagaimana proses pembelajaran berlangsug ?

9. Bagaimana pendapat anda tentang sarana dan prasarana yang ada di


SMK Ma'arif 2 Gombong ?

10. Bagaimana pendapat anda tentang manajemen kurikulum berbasis industri ?

11. Bagaimana strategi yang anda lakukan agar dapat


mengimplementasikan manajemen kurikulum berbasis industri dengan
baik?
Lampiran 4.1 Transkrip Wawancara Kepala SMK Madugo

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Arif Rochman, M.Pd.I (Kepala SMK Madugo)


Tempat Wawancara : SMK Ma’arif 2 Gombong
Waktu : Rabu, 30 Juni 2021 pukul 10.20 WIB

1. Langkah apa yang telah, sedang dan akan diambil oleh SMK Ma’arif 2
Gombong dalam memprogramkan sinkronisasi kurikulum SMK ?
SMK Ma’arif 2 Gombong sudah melakukannya, adapun langkah-
langkahnya kita menjalin kerja sama, MoU dengan dunia industri. Dunia
industri di sini ada yang berskala lokal ada yang berskala nasional. Yang
lokal itu tentunya kita kan memiliki banyak potensi di lingkungan sekitar
kita, yakni industri yang bisa mendampingi di SMK Ma’arif 2 Gombong.
Sedangkan skala nasional seperti Panasonic dan yang lain kita melakukan
MoU dengan industri itu. Konkritnya di sini kita melakukan MoU, kerja
sama untuk Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang dilakukan selama
kurang lebih 2 -3 bulan.
Adapun pendampingan dari segi kompetensi yaitu dengan Panaconic,
yakni dengan membuka Kelas Panasonic. Ada juga kita kerja sama
dengan Nasmoco Magelang, yaitu MoU, kerja sama untuk melakukan
pendampingan pembelajaran (jurusan Teknik Kendaraan
Ringan/Otomotif) di SMK Ma’arif 2 Gombong. Sehingga otomatis ada
instrumen standarisasi dari industri yang diharapkan ada sinkronisasi
dengan kurikulum yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong. Dengan
adanya kontrak kerjasama berarti ya harus ada instrumen, kompetensi
yang masuk ke SMK Ma’arif 2 Gombong yang sesuai dengan standar
kompetensi dari dunia industri.
2. Bagaimana proses perencanaan kurikulum berbasis industri di SMK Ma’arif 2
Gombong?
Perencanaan kurikulum berbasis industri itu kita susun secara bersama
dengan dunia industri. Dari pihak industri menawarkan sekian
kompetensi yang harus diajarkan di SMK Ma’arif 2 Gombong, kita juga
mempunyai kurikulum yang sudah ada di SMK Ma’arif 2 Gombong.
Nah, perkawinan itulah yang dimaksud dengan sinkronisasi kurikulum,
lalu kita susun kurikulum.
Bukan hanya dari kompetensi keahlian, tetapi juga ada karakter (soft
skill), ada standar sikap yang dibutuhkan industri itu seperti apa,
misalnya harus cakap, berintegritas, bersahaja dan sebagainya. Kebetulan
itu juga sama dengan harapan, visi dan misi SMK Ma’arif 2 Gombong.
Attitude itu penting, karakter itu penting.
3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan kurikulum tersebut?

Kurikulum itu kan mengkonsep nanti anak mau jadi seperti apa,
bentuknya model kaya apa, kurikulum ranahnya nanti ke situ. Kita
konsep awal ya tentu pihak sekolah, semuanya terlibat. Bagian
kurikulum, waka kurikulum beserta dengan timnya, semua kepala
jurusan sesuai dengan kompetensinya, ada TKR, TAV maupun TPTU
semua bersinergi. Ini loh kurikulum kami, ini pengembangannya, ada
pengembangan kurikulum.
Jadi bukan hanya waka kurikulum saja melainkan ada tim sehingga
perencanaan ke depan kita mau bentuk seperti apa, karakternya seperti
apa, itu semua kita susun.
4. Bagaimana langkah-langkah pengorganisasian kurikulum berbasis industri di
SMK Ma’arif 2 Gombong?
Terkait dengan sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik kita
melakukan upaya upgradingyaitu peningkatan kompetensi, penyesuaian
dengan tantangan yang ada. Makanya ada yang namanya pengembangan
kurikulum, nah sumber daya manusianya juga harus menyesuaikan
karena tantangan untuk tahun dulu dan sekarang dan yang akan datang
juga akan ada yang namanya dinamisasi, perubahan-perubahan
perkembangan zaman.jadi kita harus responsif terhadap perkembangan
zaman. Kalau sudah respon dituntut adanya penyesuaian.
Bukan hanya penyesuaian tetapi pengembangan, jadi harus ada analisa
bagaimana kita memprediksi alur perkembangan zaman ke depan,
idealnya seperti itu. Kita sudah melakukan pada upaya menyesuaikan
dengan dinamisasi perubahan zaman, upgrading, misalnya dengan
mengundang guru tamu, mengundang tutor-tutor untuk datang ke sini.
Semua itu dalam rangka pengembangan.
5. Bagaimana strategi sekolah agar guru dapat mengimplementasikan
manajemen kurikulum berbasis industri dengan baik?
Dalam rangka peningkatan dan penyesuaian kompetensi tenaga pendidik
kita mengirimkan satu dua orang untuk mengikuti pelatihan. Dalam hal
ini kita bisa mengundang pihak industri datang ke sekolah untuk
memberikan diklat atau bisa mengirimkan tenaga pendidik kita untuk
mengikuti diklat di industri. Ada juga beberapa guru dan karyawan yang
memang kita upgrade dengan cara kita support untuk kuliah lagi, jadi
ada penyesuaian, kita sekolahkan, kita dampingi juga.
6. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Ma’arif 2
Gombong untuk mendukung terlaksananya kurikulum berbasis industri
dengan baik?
Yang namanya teknologi, karena kita berbasis teknologi, tidak
memungkiri adanya inovasi-inovasi teknologi, untuk itu kita selalu
melakukan pembaruan-pembaruan peralatan. Misal kalau dulu manual
sekarang matic nah itu kita senantiasa menyesuaikan. Kalau gurunya
belum bisa ya kita datangkan yang bisa untuk mengajari, untuk
mendiklat. Sebagai contoh dulu mobil masih manual dengan sistem
karburasi sekarang sudah menggunakan sistem injeksi, nah peningkatan
teknologi itu kan semua guru harus menyesuaikan, dan alatnya pun harus
kita punya. Kita selalu update untuk sumber daya manusianya maupun
sarana dan prasarananya.
7. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi kurikulum berbasis industri di
SMK Ma’arif 2 Gombong?
Setiap akhir tahun pembelajaran selalu kita adakan evaluasi. Untuk
kurikulum di masa pandemi ini memang kita agak kesusahan, akan tetapi
ada standar minimal ketuntaasan belajar. Bagaimana target ketuntasan
belajar minimal ini harus kita lakukan. Monitoring itu di era pandemi ini
memang agak kesusahan tidak seperti di era normal, akan tetapi kita ya
bisa melakukan monitoring dengan cara setiap guru harus melakukan
upaya secara daring, ketika ini materinya tinggi kemudian siswa tidak
mampu, maka di situ ada standar evaluasi yang harus diturunkan. Ketika
anak tidak mampu di kompetensi ini maka standar evaluasinya juga harus
diturunkan karena setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda-beda
sehingga kalau dia tidak mampu apakah tidak memiliki nilai, ya pasti
memiliki nilai karena setiap anak memiliki ciri khas tersendiri.

8. Sejauh mana keterlibatan industri dalam evaluasi keberhasilan kurikulum ini?

Ya ada. Contohnya kita di dalam kurikulum berbasis industri ini ada


keterlibatan dari dunia industri, contoh mereka ada ujian praktek, ada
ujian masuk di kelas industri, nah jadi untuk kurikulum itu dari industri
selalu memantau. Kita juga welcome, kita juga kerja sama dengan dunia
industri maka mereka juga memantau bagaimana penyelesaian
kompetensinya. Untuk memasuki kelas industri misalnya, itu juga ada
ujian yang dilakukan langsung oleh pihak industri. Kemarin contoh di
Jurusan TPTU di kelas panasonic itu juga tidak asal, kita buka
pendaftaran itu juga ada instrumen penilain dari industri, yang daftar 90
yang diterima 24, dan dari industri yang langsung melakukan evaluasi.
9. Saat ini ada tiga jurusan di SMK Ma’arif 2 Gombong, apakah semua sudah
melakukan sinkronisasi dengan industri? Kemudia pada Jurusan TPTU ada
kelas Industri (Kelas Panasonic) apa yang membedakan kelas Panasonic
dengan kelas biasa?
Ya, semua sudah melakukan sinnkronisasi. Yang membedakan kelas
industri dengan kelas biasa yang pertama sarana dan prasarananya
berbeda, pelayanan berbeda, artinya kompetensi keahlian dalam konteks
di kelas industri panasonic itu ya pasti berbeda penangananya, artinya
mereka langsung di bawah kendali dari industri, dari panasonic langsung.
10. Bagaimana dengan muatan kurikulumnya, apakah ada perbedaan antara kelas
industri dengan kelas biasa, meskipun sama-sama TPTU misalnya?
Tentu lebih kaya di kelas industri panasonic. Kita lokalisr di kelas
panasonic, untuk produk-produk panasonic mereka betul-betul
digembleng, berbeda muatannya dengan kelas TPTU biasa, kelas
panasonic lebih spesifik.
11. Apa strategi yang dimbil SMK Marif 2 Gombong dalam manajemen
kurikulum berbasis industri, baik strategi jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang?
Yang jelas kayak gini, untuk jangka pendek ya MoU ini tetap kita
pertahankan sampai 5 tahun, artinya bahwa ini sebagai brand, salah satu
branding SMK Ma’arif 2 Gombong yaitu kelas industri harapannya ini
nanti bukan hanya di TPTU tetapi nanti juga di jurusan yang lain juga
mengadakan kelas industri. Jadi kita punya strategi bagaimana
membangun jurusan, kalau saat ini kita sudah ada kelas industri di
jurusan TPTU maka nanti ke depan jurusan yang lain seperti TKRO dan
TAV juga akan membentuk kelas industri.
Insya Allah untuk tahun ini kita juga akan mengajukan tambahan jurusan,
pengembangan dari rumpun yang sudah ada yakni Teknik Bisnis Sepeda
Motor, Elektronika Industri, dan Rekayasa Perangkat Lunak. Ini salah
satu bentuk pengembangan kurikulum, pelayanan masyarakat, bagaimana
kita menggaet industri sebanyak-banyaknya agar industri itu
mendampingi kita. Yang kedua kita bisa melakukan kontribusi kepada
industri, ini lulusan SMK Ma’arif 2 Gombong.
12. Apa keunggulan SMK Ma’arif 2 Gombong dibandingkan SMK yang lain,
khususnya di Kebumen?
SMK Ma’arif 2 Gombong satu-satunya atau yang pertama di Kebumen
yang memiliki kelas industri.
13. Prestasi apa saja yang sudah dicapai SMK Ma’arif 2 Gombong dalam bidang
akademik maupun non akademik?
Kemarin kita mendapatkan Juara 1 untuk LKS di Jurusan TPTU. Besok
di bulan Oktober kita maju di tingkat nasional untuk LKS TPTU yang
kemarin Juara 1 tingkat propinsi, dan masih banyak lagi.
14. Kembali ke persoalan kurikulum, bagaimana implementasi kurikulum di
SMK Ma’arif 2 Gombong, bagaimana guru membuat silabus, RPP, program
tahunan dan program semester?

Yang terlibat dalam hal itu bukan hanya guru produktif saja melainkan
ada juga guru normatif, contoh guru PPKN, guru agama, itu juga terlibat
di dalam penyusunan kelas industri atau kurikulum berbasis industri,
artinya ada muatan-muatan standar norma industri yang masuk di dalam
pengajaran di luar guru produktif. Guru produktif itu kan guru
kompetensi, keahlian sedangkan guru normatif itu kan di luar itu.

Guru-guru normatif itu terlibat di dalam penyusunan sehingga materi


yang disampaikan, materi silabus maupun RPP nya itu juga mengandung
muatan industri, dan itu pernah masuk dalam diklat. Jadi tidak berdiri
sendiri hanya guru produktif saja yang berjuang di situ melainkan ada
guru yang lain yang terlibat di dalamnya.

15. Kembali ke strategi, tadi disebutkan bahwa untuk jangka panjang SMK
Ma’arif 2 Gombong akan membentuk kelas industri pada jurusan-jurusan
yang lain. Bagaimana tahapan yang diambil untuk sampai ke arah itu?
Kita nanti ada jurusan TKR misalnya, ini juga tahun depan insya Allah
mudah-mudahan sudah bisa membuka jurusan baru, ijin sudah turun, kita
nanti langsung saja jurusannya masuk di jurusan kelas industri. Kita
sudah pegang MoU kerja sama, artinya nanti kelas itu, jurusan itu
langsung didampingi oleh industri.

Mengetahui,
Informan Peneliti

Arif Rochman, M.Pd.I. Gunadi


Kepala Sekolah Mahasiswa IAINU Kebumen
Lampiran 4.2 Transkrip Wawancara Waka Kurikulum

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Imam Sulistiyono, S.Pd (Waka Kurikulum SMK


Madugo)
Tempat Wawancara : SMK Ma’arif 2 Gombong
Waktu : Selasa, 6 Juli 2021 pukul 12.30 WIB

1. Bagaimana proses pembuatan kurikulum di SMK Ma’arif 2 Gombong ?


a. Langkah langkah perencanaan kurikulum berbasis industri

 Melakukan Review Kurikulum dengan melibatkan Pengawas Dinas


Pendidikan dan Dunia Usaha/Dunia Kerja.
 Membuat Kurikulum Sinkronisasi Industri dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan Kompetensi
Inti/Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Level II.
 Membuat Program Kerja kegiatan pembelajaran dengan target
kompeten pada bidang kompetensinya melalui Uji Kompetensi
Industri.
b. Sasaran dan tujuan kurikulum berbasis industri.
Tercapainya Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan standar
kompetensi yang diinginkan oleh Dunia Usaha/Dunia Industri.

c. Yang terlibat di dalamnya.


1) Sekolah (Kepala Sekolah, Waka. Kurikulum, Ketua Jurusan).
2) Dunia Usaha/Dunia Industri terkait.
3) Pengawas Sekolah.
4) Stakeholder (Komite).
2. Bagaimana langkah pengorganisasian dan implementasi kurikulum berbasis
industri di SMK Ma’arif 2 Gombong?
a. Langkah mengorganisasikan pembelajaran.
1) Membuat pembagian jam mengajar pada masing masing pendidik.
2) Membuat jadwal pelajaran.
b. Langkah membuat Prota dan Promes.
Guru mengikuti kegiatan workshop review kurikulum.
c. Langkah pembuatan Silabus dan RPP.
1) Melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Guru
mengembangkan Silabus pada masing masing mata pelajaran yang
diampunya.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan membuat
kelengkapan perangkat pembelajaran sesuai dengan acuan kalender
pendidikan.

d. Menentukan Strategi Pembelajaran.


Dilakukan oleh masing masing Guru dengan mengacu pada
karakteristik siswa dan KI/KD pada mapelnya masing masing.

e. Menyiapkan sarana dan prasarana serta media pembelajaran.


Dilakukan oleh masing masing Guru dengan mengacu pada
karakteristik siswa dan KI/KD pada mapelnya masing masing.

3. Bagaimana langkah monitoring dan evaluasi kurikulum berbasis industri di


SMK Ma’arif 2 Gombong?

a. Bagaimana pelaksanaan supervisi kurikulum?


Dilakukan oleh Ketua jurusan, Waka. Kurikulum dan Kepala Sekolah.
b. Bagaimana pelaksanaan evaluasi kurikulum berbasis industri, langkah
langkah seperti apa yang dilakukan?
Bersama pendamping dari pihak industri melakukan evaluasi setiap saat
apakan materi yang disampaikan sudah sesuai target.

4. Bagaimana strategi sekolah agar guru dapat mengimplementasikan managemen


kurikulum berbasis industri dengan baik.
1) Menekankan target serta tujuan kurikulum berbasis industri kepada
Guru.
2) Melakukan pendampingan dan kontroler dalam pelaksanaan
pembelajarannya.
3) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap temuan yang diperoleh.
4) Mengundang Guru tamu dari industri untuk melakukan pendampingan
terhadap pencapaian target pembelajaran sesuai dengan standar industri.
5. Apa saja program kegiatan yang dilakukan untuk mengimplementasikan
manageman kurikulum berbasis industri?
1) Mengundang Guru tamu dari Industri.
2) Mengirimkan guru kejuruan untuk magang kerja di industri pendamping.
3) Mengadakan workshop review kurikulum bersama dengan industri.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Imam Sulistiyono, S.Pd. Gunadi


Waka Kurikulum Mahasiswa IAINU Kebumen

Kepala SMK Ma'arif 2 Gombong

Arif Rochman, M.Pd.I.


Kepala Sekolah
Lampiran 4.3 Transkrip Wawancara Ahmad Iqbal Fauzi, S.Pd.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Ahmad Iqbal Fauzi, S.Pd. (Guru Kejuruan TPTU


SMK Madugo)
Tempat Wawancara : SMK Ma’arif 2 Gombong
Waktu : Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 10.30 WIB

1. Bagaiman pendapat Anda terhadap kurikulum yang di SMK M'arif 2


Gombong?

Menurut saya pribadi kurikulum yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong


sudah bagus, apalagi sekarang kita berbasis industri dengan rekanan kerja
yang sangat bagus, baik level nasional maupun lokal.
2. Apakah guru ikut berperan dalam membuat perencanaan kurikulum,
bagaimana keterlibatan guru dalam hal tersebut?
Keterlibatan kami sebagai guru SMK Ma’arif 2 Gombong yang pertama
menyusun silabus dan RPP, sekaligus dengan praktikum atau labseat-nya
sebagai guru kejuruan sampai ke bagian penilaiannya itu diserahkan
kepada guru masing-masing.
3. Bagaimana kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum?
Kalau saya pribadi setiap awal tahun pelajaran pasti mereview kembali
apakah semester lalu atau tahun lalu ada hal-hal yang perlu diperbaiki,
jika ada pasti akan saya tambahkan di RPP dan juga nanti akan saya
masukkan juga di modul praktek siswa yang saya buat pribadi.
4. Bagaimana cara Anda dalam mengefektifkan kegiatan belajar mengajar di
kelas?
Selama satu tahun ini atau kurang lebih satu tahun ini kita kan lebih
banyak tentang online, cara mengefektifkannya ya kita perbanyak
komunikasi dengan siswa di whatsapp dan juga share-share di google
classroom, selain itu beberapa kali praktek juga kita fokuskan ke bagian-
bagian yang memang urgensinya itu sangat penting, contohnya instalasi
AC, las, dll.
5. Bagaiamana cara Anda dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar?
Kualitas belajar mengajar dapat ditingkatkan dengan cara kami
mengikuti magang kerja. Magang kerja di rekanan industri yaitu di
Panasonic Purwokerto. Kebetulan saya dan Pak Krisna pernah magang di
sana, jadi bisa sebagai masukannya. Selain itu kami juga sering nonton
youtube bareng-bareng tentang perkembangan teknologi di jurusan
pendingin ini.

6. Metode apa yang Anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar?


Metode yang sering saya gunakan itu adalah inquiry, jadi siswa dipaksa
untuk menemukan sesuatu, tidak harus dari guru saja, mereka bisa belajar
dari mana saja, sehingga ketika ada hal yang baru kita diskusikan di
dalam kelas ataupun secara online.
7. Bagaiaman pembiasaan peserta didik selama pembelajaran?
Pembiasaannya itu yang pertama pasti diawali dengan agamanya dulu
seperti asma’ul husna dan juga sholawat, setelah itu yang kita tanamkan
di jurusan TPTU adalah bagaimana K3 dalam bengkelnya. Apabila hal-
hal dasar seperti itu sudah dibiasakan insya Alloh untuk praktikum ke
depannya akan lebih mudah.
8. Bagaimana proses pembelajaran berlangsug?
Secara saya pribadi proses pembelajaran yang secara daring itu kurang
optimal karena hanya terserap teorinya saja, prakteknya susah.
Sedangkan apabila ada praktek di sekolahpun waktu pembelajarannya itu
berkurang dan hal-hal pendukungnya juga kurang, hanya hal intinya saja
yang bisa dikerjakan.
9. Bagaimana pendapat anda tentang sarana dan prasarana yang ada di SMK
Ma'arif 2 Gombong?
Menurut saya sudah cukup, tapi alangkah baiknya jika ditambahkan
seperti teknologi-teknologi yang baru, contohnya alat praktikumnya dll.
Tapi sementara ini sudah cukup.
10. Bagaimana pendapat Anda tentang manajemen kurikulum berbasis industri?
Sudah bagus, terutama di jurusan teknik pendingin karena kami benar-
benar melakukan sinkronisasi bertahap dengan Panasonic, khususnya
denga Pak Suroto dari Panasonic Service Center Purwokerto. Beberapa
kali kita mendatangi beliau atau beliau ke sekolah untuk sama-sama
membuat silabus untuk pelajaran-pelajaran praktikumnya.
11. Bagaimana keterlibatan Anda sebagai guru dalam perencanaan kurikulum
berbasis industri?
Kami dari teknik pendingin itu semuanya mengikuti, keterlibatannya itu
dengan saling sharing, misal dari industri membutuhkan kompetensi apa
nanti kita cocokkan dengan silabus yang ada lalu disesuaikan dengan
praktikumnya. Jadi guru beserta industri itu sama-sama mencari jalan
tengah agar kompetensi dari industri bisa tercapai dan juga silabus dari
pemerintah tidak ditinggalkan.
12. Bagaimana strategi yang Anda lakukan agar dapat mengimplementasikan
manajemen kurikulum berbasis industri dengan baik?
Yang pertama kita menekankan ke siswa terutama yang kelas Panasonic
bahwa struktur kurikulum baik itu praktek atau teorinya itu akan ada
tambahan dari industri, artinya ada kelas dari industri yang pengajarnya
dari industri dan juga materi praktikumnya pun sedikit berbeda sesuai
dengan tuntutan dari industri. Jadi siswa yang masuk kelas industri itu
tidak kaget apabila praktikumnya itu lebih banyak atau lebih susah
daripada kelas regulernya.
Mengetahui,

Informan Peneliti

Ahmad IqbalFauzi,S.Pd. Gunadi


Guru Kejuruan TPTU Mahasiswa IAINU Kebumen

Kepala SMK Ma'arif 2 Gombong

Arif Rochman, M.Pd.I.


Kepala Sekolah
Lampiran 4.4 Transkrip Wawancara Sefudin, S.E., S.Kom.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Sefudin, S.E., S.Kom. (Guru Simkomdig SMK


Madugo)
Tempat Wawancara : SMK Ma’arif 2 Gombong
Waktu : Rabu, 21 Juli 2021 pukul 11.00 WIB
1. Bagaiman pendapat Anda terhadap kurikulum yang di SMK M'arif 2
Gombong?
Menurut saya, kurikulum di SMK Ma’arif 2 Gombong terkadang
berubah, hal ini terjadi karena kurikulum-kurikulum yang telah ada
sebelumnya terkadang masih memiliki banyak kekurangan sehingga
harus segera diperbaiki. Jika kurikulum tidak mengalami perubahan dan
tidak mengikuti perkembangan yang ada, maka sistem pendidikan di
SMK Madugo pasti hanya akan menghasilkan siswa (lulusan) yang
memiliki pengetahuan terbatas dalam menghadapi perubahan yang ada di
dunia.
Setiap perubahan kurikulum di SMK Madugo pasti memiiliki tujuan
tersendiri, tetapi perubahan ini juga memiliki dampak positif dan negatif
baik bagi guru maupun siswa, karena guru dan siswalah yang akan
menjalankan dan melaksanakan kurikulum tersebut. Dampak positifnya:
dengan perubahan kurikulum, guru akan lebih kreatif lagi dalam
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode-
metode dan media pembelajaran yang baru yang dapat menunjang proses
pembelajaran. Sedangkan untuk dampak negatifnya: ini lebih tertuju pada
kesiapan guru dan siswa dalam menberima perubahan kurikulum yang
terjadi.
2. Apakah guru ikut berperan dalam membuat perencanaan kurikulum,
bagaimana keterlibatan guru dalam hal tersebut?
Guru lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Guru di
SMK Ma’arif 2 Gombong dalam fase ini diberi kewenangan untuk
menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah
dan kebutuhan pendidikandi SMK Ma’arif 2 Gombong, tentunya dengan
tetap mengacu kepada Permendikbud yang terbaru.
3. Bagaimana kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum?
Kesiapan guru di SMK Ma’arif 2 Gombong dalam
mengimplementasikan kurikulum selalu menggunakan sistem penilaian,
guru adalah kunci utama dalam implementasi di lapangan (Kegiatan
Belajar Mengajar) yang sekarang menggunakan sistem online (daring).
Intinya adalah guru merupakan kunci utama untuk mengimplementasikan
kurikulum di sekolah.
4. Bagaimana cara Anda dalam mengefektifkan kegiatan belajar mengajar
dikelas?
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara rutin
oleh peserta didik, terlebih sekarang kita semua menggunakan
pembelajaran sistem online (daring). Oleh karena itu agar supaya
kegiatan belajar mengajar di ruang online lebih efektif tentunya peran
guru sangat diperlukan sekali yaitu dengan cara meningkatkan daya
kreatif dan inovatif guru dalam hal pembelajaran.
5. Bagaiamana cara Anda dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar?
Tentunya dengan cara mengevaluasi peseerta didik sehingga kita dapat
mengukur seberapa jauh peserta didik menyerap ilmu yang kita transfer,
kemudian kita bisa mengetahui di mana kekurangan kita dan perlu
adanya peningkatan kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran dengan
tetap mengedepankan KI KD yang ada dalam silabus dan RPP.
6. Metode apa yang Anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar?
Metode yang kami gunakan dalam proses pembelajaran dalam hal ini
pembelajaran berbasis online yaitu Project Based Learning. Metode
Project Based Learning ini memiliki tujuan untuk memberikan pelatihan
kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong-royong, dan empati
dengan sesama walau dengan cara daring.
Metode Project Based Learning ini juga sangat efektif diterapkan untuk
pembelajaran luring (tatap muka terbatas secara berkelompok) untuk para
pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan
project, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah
cocok bagi pelajar di proses KBM Luring yang berada pada zona kuning
atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini,
tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

7. Bagaiaman pembiasaan peserta didik selama pembelajaran?


Sifat peserta didik yang satu dengan yang lain tentunya berbeda-beda,
namun ada beberapa kesamaan diantara kebiasaan mereka dalam
pembelajaran mereka belajar serius namun dengan sedikit menggunkan
permainan (Ice Breaking) kemudian belajar dengan tidak terlalu serius
tapi meyakinkan, dengan kita memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
mudah.
8. Bagaimana proses pembelajaran berlangsung?
Sejauh ini, proses kegiatan pembelajaran di SMK Ma’arif 2 Gombong
lancar dan hikmat, artinya tidak ada kendala yang berat, walaupun
dengan cara online, karena semua guru sudah terintegrasi dengan aplikasi
dari Kurikulum dan Grup WA untuk saling memonitor atau meremote
setiap anak di kelasnya masing-masing.
9. Bagaimana pendapat anda tentang sarana dan prasarana yang ada di SMK
Ma'arif 2 Gombong?
Sarana dan prasarana di SMK Ma’arif 2 Gombong sangat lengkap, ini
untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar peserta didik,
serta praktik terutama kejuruan dan sarana lainnya untuk meningkatkan
pelayanan kepada guru, karayawan, siswa dan orang tua (wali murid).

10. Bagaimana pendapat Anda tentang manajemen kurikulum berbasis industri?


Sangat setuju, karena bagaimanapun kita sebagai sekolah vokasi dituntut
untuk selalu meng-upgrade system pendidikan dan metode serta
peralatan yang sesuai dengan dunia industri untuk menunjang
keberhasilan output siswa setelah lulus nantinya.
11. Bagaimana keterlibatan Anda sebagai guru dalam perencanaan kurikulum
berbasis industri?
Saya selaku guru simkomdig tentunya sangat terlibat karena
bagaimanapun dunia industri sekarang tidak jauh dengan dunia
komputerisasi, oleh karenanya kami dari guru Simkomdig juga
membekali siswa skill yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan
dunia industri yang selalu digunakan dalam keseharian di peruasahaan /
industri.
12. Bagaimana strategi yang Anda lakukan agar dapat mengimplementasikan
manajemen kurikulum berbasis industri dengan baik?
Manajemen yang dilakukan sekolah, harus bekerja sama dengan dunia
industri langsung contohnya dengan menjadikan tempat DUDI prakerind
siswa, kemudian yang paling menunjang adalah kontribusi implementasi
model Teaching Factory berbasis kewirausahaan dan motivasi belajar
siswa terhadap peningkatan kompetensi keahlian produktif. Metode yang
ditempuh untuk menjawab permasalahan dan tantangan jaman di dunia
industri.
Mengetahui,

Informan Peneliti

Saefudin, S.E.,S.Kom. Gunadi


Guru Simkomdig Mahasiswa IAINU Kebumen

Kepala SMK Ma'arif 2 Gombong

Arif Rochman, M.Pd.I.


Kepala Sekolah
Lampiran 4.5 Transkrip Wawancara H. Anwar Mustofa, S.Pd.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : H. Anwar Mustofa, S.Pd. (Guru Bahasa Inggris SMK


Madugo)
Tempat Wawancara : SMK Ma’arif 2 Gombong
Waktu : Kamis, 8 Juli 2021 pukul 10.00 WIB
1. Bagaiman pendapat Anda terhadap kurikulum yang di SMK M'arif 2
Gombong?
Kurikulum yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong suda sesua denan
kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan Indonesia karena sudah
mencakup empat aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek
ketrampilan, aspek sikap dan perilaku.
2. Apakah guru ikut berperan dalam membuat perencanaan kurikulum,
bagaimana keterlibatan guru dalam hal tersebut?
Iya. Guru ikut berperan dalam membuat perencanaan kurikulum.
Keterlibatannya adalah dengan menyiapkan komponen-komponen
pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, metode mengajar, media
pembelajaran, evaluasi, kondisi siswa, sarana dan prasarana sekolah, dan
menyiapkan keadaan kelas atau sarana prasarana yang diperlukan di
kelas.
3. Bagaimana kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum?
Kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum yaitu dengan
berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran
sehingga siswa akan menjadi pusat belajar. Untuk menjadi motivator dan
fasilitator pembelajaran yang baik dengan cara mengadakan (mengikuti)
pelatihan guru, workshop dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP).
4. Bagaimana cara Anda dalam mengefektifkan kegiatan belajar mengajar di
kelas?
Cara menektifkan kegiatan belajar mengajar di kelas antara lain: pertama
membuat suasana belajar yang nyaman, kedua merangkum pokok
pembelajaran, ketiga belajar dengan praktek, keempat belajar secara rutin
tapi tidak lama, dan kelima memahami bukan menghafal.
5. Bagaiamana cara Anda dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar?
Untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar antara lain dengan:
pertama mengikuti pelatihan, workshop dan MGMP, kedua mengadakan
buku dan alat pembelajaran, ketiga pengadaan dan perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan.

6. Metode apa yang Anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar?


Metode yang kami gunakan adalah: pertama metode ceramah, kedua
metode diskusi, ketiga metode demonstrasi, keempat metode tanya
jawab, dan kelima metode resitasi yaitu setiap anak/siswa diminta
membuat rangkuman, merangkum materi yang telah kita jelaskan.
7. Bagaiaman pembiasaan peserta didik selama pembelajaran?
Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di SMK Ma’arif 2 Gombong
cukup banyak, diantaranya pembiasaan berdo’a sebelum memulai
pembelajaran dan setelah mengakhiri pelajaran, membaca asma’ul husna
tiap pagi, kecuali di Hari Jum’at karena diisi dengan yasinan, sholat
dhuhur berjama’ah, infaq pada Hari Jum’at, menjaga kebersihan kelas,
membiasakan bersikap sopan santun, mempuang sampah pada
tempatnya, membiasakan antri (secara tertib), menghargai pendapat
orang lain, ijin jika hendak masuk dan keluar ruangan, menolong
membantu orang lain, berpakaian rapi, datang tepat waktu, berbahasa
dengan baik, bersikaap ramah, dll.
8. Bagaimana proses pembelajaran berlangsug?
Secara umum proses pembelajaran berlangsung dengan baik, tetapi
terkadang juga ada kendala. Salah satu kendala yang dihadapi SMK
Ma’arif 2 Gombong yaitu banyak siswa yang datangnya dari jauh, ada
dari Somagede, Karangbolong, Jintung, Karangduwur Menganti dsb.,
sehingga terkadang mereka terlambat disebabkan transportasinya kurang
lancar.
9. Bagaimana pendapat anda tentang sarana dan prasarana yang ada di SMK
Ma'arif 2 Gombong?
Menurut saya sarana dan prasarana yang ada di SMK Ma’rif 2 Gombong
sudah lebih dari cukup, baik untuk sarana prasarana yang diperlukan di
kelas (untuk belajar mengajar di kelas), bengkel ataupun juga sarana
prasarana yang terkait dengan kegiatan ekstra kurikuler saya kira sudah
lebih dari cukup.
10. Bagaimana pendapat Anda tentang manajemen kurikulum berbasis industri?
Saya sangat setuju dengan kurikulum berbasis industri karena kurikulum
yang ada di SMK memang seharusnya kurikulum yang diselaraskan
dengan kebutuhan industri. Akan sangat disayangkan jika kurikulum
yang diterapkan di SMK ternyata melenceng dan tidak sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh industri. Intinya saya setuju, namanya mengajar ya
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, oleh
orang/perusahaan yang akan memakai siswa (lulusan).
11. Bagaimana keterlibatan Anda sebagai guru dalam perencanaan kurikulum
berbasis industri?
Keterlibata saya adalah dengan mengikuti rapat koordinasi, yang
melibatkan pihak industri melalui kegiatan link and match dan juga ikut
rapat sosialisasiuntuk memberikan pemahaman kepada semua warga
sekolah, ya guru, ya semua yang semua yang bekerja di sekolah. Intinya
begitu.
12. Bagaimana strategi yang Anda lakukan agar dapat mengimplementasikan
manajemen kurikulum berbasis industri dengan baik?
Ini agak sulit pertanyaannya, kalau strateginya ya dengan memberikan
pembelajaran yang berbasis kreativitas baik di dalam atau di luar kelas,
singkatnya begitu.
Mengetahui,

Informan Peneliti

H. Anwar Mustofa, S.Pd. Gunadi


Guru Bahasa Inggris Mahasiswa IAINU Kebumen

Kepala SMK Ma'arif 2 Gombong

Arif Rochman, M.Pd.I.


Kepala Sekolah
Lampiran 4.6 Transkrip Wawancara Nur Kholik, S.T.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Nur Kholik, S.T. (Guru Kejuruan TAV SMK


Madugo)
Tempat Wawancara : SMK Ma’arif 2 Gombong
Waktu : Kamis, 22 Juli 2021 pukul 10.30 WIB
1. Bagaiman pendapat Anda terhadap kurikulum yang ada di SMK M'arif 2
Gombong?
Menurut saya kurikulum yang diterapkan di SMK Ma'arif 2 Gombong
sudah sesuai standar ISO.
2. Apakah guru ikut berperan dalam membuat perencanaan kurikulum,
bagaimana keterlibatan guru dalam hal tersebut?
Iya terlibat, masing-masing guru menyiapkan kurikulum sesuai mapel
yang diampu.
3. Bagaimana kesiapan guru dalam mengimplementasikan
kurikulum? Setiap guru menyusun kisi-kisi dan silabus.
4. Bagaimana cara Anda dalam mengefektifkan kegiatan belajar mengajar di
kelas?
Melakukan tatap muka beberapa kali.
5. Bagaiamana cara Anda dalam meningkatkan kualitas belajar
mengajar? Mengefektifkan waktu pembelajaran.
6. Metode apa yang Anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar?
Untuk saat ini Daring, menggunakan google classroom dan google meet.
7. Bagaiaman pembiasaan peserta didik selama
pembelajaran? Memberikan tugas secara berkala.
8. Bagaimana proses pembelajaran
berlangsug? Daring dan tatap muka
beberapa kali.
9. Bagaimana pendapat Anda tentang sarana dan prasarana yang ada di SMK
Ma'arif 2 Gombong?
Sudah memadai untuk melakukan KBM praktek dan teori.
10. Bagaimana pendapat Anda tentang manajemen kurikulum berbasis
industri? Kurikulum sudah sesuai standar ISO
11. Bagaimana keterlibatan Anda sebagai guru dalam perencanaan kurikulum
berbasis industri?
Guru turut serta dalam pembuatan kurikulum.
12. Bagaimana strategi yang Anda lakukan agar dapat mengimplementasikan
manajemen kurikulum berbasis industri dengan baik?
Meyiapkan kurikulum dengan sebaik mungkin.

Mengetahui,

Informan Peneliti

Nur Kholik, S.T. Gunadi


Guru Jurusan TAV Mahasiswa IAINU Kebumen

Kepala SMK Ma'arif 2 Gombong

Arif Rochman, M.Pd.I.


Kepala Sekolah
Lampiran 5 Dokumen Kurikulum

Kurikulum SMK Ma'arif 2 Gombong


Lampiran 6 Dokumen SK Tim Pengembang Kurikulum

Tim pengembang SMK Ma'arif 2 Gombong


Lampiran 7 Dokumen Verifikasi Kurikulum

Verifikasi kurikulum
Lampiran 8 Program Tahunan dan Program Semester

Prota dan Promes


Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan Sinkronisasi
Lampiran 10 Foto Dokumentasi
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto observasi awal

Foto wawancara dengan Kepala Sekolah


Foto Wawancara dengan Waka Kurikulum

Wawancara dengan Bapak Anwar Mustofa


Wawancara dengan Bapak Sefudin

Ruang Guru SMK Ma'arif 2 Gombong


Ruang waka dan kajurMa'arif 2 Gombong

Ruang kelas SMK Ma'arif 2 Gombong


Gedung pembelajaran SMK Ma'arif 2 Gombong

Pondok pesantren bilingual SMK Ma'arif 2 Gombong


Bengkel teknik pendingin tata udara (TPTU)

Bengkel teknik kendaraan ringan/otomotif (TKRO)

dan teknik audio video (TAV)


Ruang BK SMK Ma'arif 2 Gombong

Sarana ibadah SMK Ma'arif 2 Gombong


Perpustakaan SMK Ma'arif 2 Gombong

Ruang Kepala SMK Ma'arif 2 Gombong


Ruang TU SMK Ma'arif 2 Gombong

Lapangan Olah Raga SMK Ma'arif 2 Gombong


Lampiran 11 Data Diktendik SMK Ma’arif 2 Gombong

Data Tenaga Pendidik SMK Ma’arif 2 Gombong

1 Ngadino, S.Kom. Gambar Teknik

2 Drs. H. M. Sartono Kimia

3 Dra. Robingatun PAI & BP

4 Dra. Hartini Sejarah

5 Tri Wahyu Prihatiningsih, S.Pd. Bahasa Inggris

6 Arifudin Karyono, S.Pd. Penjasorkes

7 Fauzi Mahmud Al Qur’an & Praktik Ibadah

8 Oekie Sakti Priyono, S.Pd. Penjasorkes

9 Supardi, S.Pd. Matematika

10 Retno Pudjiastuti, S.Pd Bahasa Inggris

11 Gatot Kusmardono, S.Pd. Bimbingan dan Konseling

12 Siti Istiqomah, S.Pd. Matematika

13 Neni Kisnurlinah, S.Pd. Kimia

14 Manislam, S.Pd. Al Qur’an & Praktik Ibadah

15 Arif Rochman, M.Pd.I. PAI & BP

16 H. Anwar Mustofa, S.Pd. Bahasa Inggris

17 Adisti Irma Pratiwi, S.Pd. Bahasa Jawa

18 Dyah Purba Setyorini, S.Pd. Fisika

19 Sefudin, S.E., S.Kom. Simkomdig

20 Sukarni, S.Pd. Matematika

21 Ria Lina Kartika, S.Pd. Bahasa Jawa

22 Bambang Hermanto, S.E. Kewirausahaan

23 M. Kharis, SPd.I. Al Qur’an & Praktik Ibadah


24 Deni Setyo Mirawanto, S.Pd. Bahasa Indonesia

25 Miftakhul Barokah, S.Pd. Matematika

26 Nurulis Frida Ulfa, S.Pd. Bimbingan dan Konseling

27 Warti Ambarningsih, S.Pd. Bahasa Indonesia

28 Desy Nugraheni, S.Pd. PPKN

29 Jati Santoso, S.Pd. PAI & BP

30 Ma’rufi Etika Perdananti, S.Pd. Bimbingan dan Konseling

31 Bayu Baskoro, S.Pd. Bahasa Indonesia

32 Nur Kholik, S.T. Kejuruan TAV

33 Suri Kartika Wati, S.Pd. Kejuruan TPTU

34 Drs. Tri Wahyono Kejuruan TPTU

35 Krisna Setiawan, S.T. Kejuruan TPTU

36 Joko Tri Sarwanto, A.Md. Kejuruan TPTU

37 Ahmad Iqbal, S.Pd. Kejuruan TPTU

38 Ahmad Husaini Kejuruan TPTU

39 Usodo, S.Pd. Kejuruan TKR

40 Drs. Sakiran Kejuruan TKR

41 Imam Sulistiyono, S.Pd. Kejuruan TKR

42 Nugroho Harri Marjianto, M.Pd. Kejuruan TKR

43 Pameita Kurniawati, S.Pd. Kejuruan TKR

44 Jamaludin Aziz, S.Pd. Kejuruan TKR

45 Bangun Purnomo, S.Pd. Kejuruan TKR

46 Amin Pitoyo, S.Pd. Kejuruan TKR

47 Sukses Azeta, S.T. Kejuruan TKR

48 Sugeng Pamuji, S.T. Kejuruan TKR


49 Slamet Muntaris, A.Md. Kejuruan TKR

50 Anan Triyanto, S.T. Kejuruan TKR

51 Agung Hudi Kurniawan, S.Pd. Kejuruan TKR

Sumber: Arsip SMK Ma’arif 2 Gombong

Data Tenaga Kependidikan SMK Ma’arif Gombong

1 Sutiman Kepala Tata Usaha

2 Ery Prasetyani, S.I.Pust. Bendahara I

3 Fitriawati Bendahara II

4 Wiwit Heni Suprapti Persuratan

5 Mulyani Setianingsih Persuratan

6 Peni Ariyanti Staf TU

7 Sukardi Penerima SPP

8 Lilis Kurniati Penerima SPP

9 Rian Suryadi, A.Ma.Pust. Perpustakaan

10 Mulyati Perpustakaan

11 Sri Nur Widiyati Koperasi

12 Peni Widianingsih Koperasi

13 Tasiran Keamanan

14 Sukur Keamanan

15 Tristianto Agung Wibowo Keamanan

16 Himami Pembantu Umum

17 Warso Pembantu Umum

18 Nursalim Yasin Pembantu Umum

19 Sarno Pembantu Umum


20 Tulus Sugiharto Pembantu Umum

21 Rizal Abdillah Pembantu Umum

22 Jumanto Pembantu Umum

23 Indra Saeful Jubeng TAV

24 Nur Hamimsyah Jubeng TAV

25 Dimas Prayogo Catur Bayu P Jubeng TKR

26 Ngudiono Jubeng TKR

27 Alfa Romadoni Jubeng TPTU

28 Machfud Abas Zahroh Jubeng TPTU

29 Saeful Abdillah Jubeng TPTU

30 Ira Agustina Jubeng TPTU

31 Lukmanto Teknisi TKR

32 Sigit Amrulloh Sopir

Sumber: Arsip SMK Ma’arif 2 Gombong

Anda mungkin juga menyukai