Oleh:
Ainun Puspitasari
Tegangan adalah suatu beda potensial antara 2 titik yang mempunyai nperbedaan
jumlah muatan dalam satuan volt. Multimeter juga dapat digunakan sebagai
peukur arus ( ampere meter). Cara pemasangannya adalah seri terhadap beban
yang akan diukur arusnya.Peukur ampere meter juga mempunyai tahanan dalam
seperti halnya volt meter yang dapat mempengaruhi hasil peukuran arus suatu
rangkaian. Arus listrik timbul karena adanya gerakan elektron satu arah dari
suatu bahan atau zat akibat pengaruh gaya dari luar dalam satuan amper. Satu
Amper adalah jumlah muataan listrik dari 6,24 x 1018 elektron yang mengalir
melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
BAB 3
ALAT DAN BAHAN
1. ALAT DAN BAHAN
4K7 W
1M W
1K5 W
Variabel Resistor 5 K, 10 K, 1 K
BAB 3
LANGKAH KERJA
3.1 GAMBAR RANGKAIAN
R1
V
R1
8V
R2 V
10 V
R2 V
A
R1
c A1
8V
6V R2
B V
A2
It A1
At R1
I1 I2 I2 I3
R1 R2 R2 R3
6V 6V
A1 A2 A2 A3
DATA PERCOBAAN
Tabel 2.1
Tabel 2.2
R1 R2 Pengukuran Perhitungan Ket
(Ω) (Ω)
Multimeter Analog Multimeter Digital
Range V1 V2 V1 V2 V1 V2
4,7 K 100 10/25 9,8 0,2 9,90 0,2 97,916 0,208
100 470 0,25/10 1,75 8,4 1,76 8,35 1,754 0,824
1K 1K 10 5,1 5,1 5,01 5,09 5 5
1M 100 K 10 6,4 0,8 9,12 0,900 9,090 9,090
100 K 1,5 K 10 9,8 0,2 9,96 0,14 9,852 0,147
1,5 K 4,7 K 10 2,6 7,6 2,45 7,65 2,419 7,580
4,7 K 1K 10 8,3 2 8,34 1,76 8,245 1,75
Tabel 2.3
Posisi Pengukuran Perhitungan Ket
Variabel
Resistor Multimeter Analog Multimeter Vac Vbc
Digital
Rac Rbc Range Vac Range Vbc Vac Vbc
(Ω) (Ω)
983 1,2K 10 6V 10 0V 6,01 1,9 2,701 3,29
8
883 126, 10 5,4 10 1V 5,32 0,690 5,248 0,75
4 V 1
750 260 10 4,6 10 1,8V 4,51 1,50 4,455 1,54
V 4
700 312 10 4,4 10 2V 4,19 1,82 4,150 1,84
V 9
632 372 10 4V 10 2,4V 3,80 2,21 3,766 2,22
3
543 463 10 3,4 10 3V 3,24 2,76 3,238 2,76
V 1
475 538 10 3V 10 3,4 V 2,78 3,23 2,813 3,18
6
389 618 10 2,4 10 3,8V 2,30 3,71 2,317 3,62
V 8
342 671 10 2,2 10 4,2V 1,99 4,02 2,025 3,97
V 4
273 734 10 1,8 10 4,5V 1,59 4,42 1,626 4,37
V 3
155 853 10 1V 10 5,2V 0,86 5,15 0,922 5,07
7
Tabel 2.4
R1 R2 Pengukuran Perhitungan Ket
(Ω) (Ω)
Multimeter Analog Multimeter Digital
Range I1 Range I2 I1 I2 I1 I2
100 100 0,25 0,04A 0,25 0,04A 40,5mA 40,3mA 0,04A 0,04A
Tabel 2.1
1. V = 470 x 8 V =6,59 V
100+ 470
2. V = 1000 x 8 V =4 V
1000+1000
Tabel 2.2
1. V1 = 4,7 K x 10 V =297,916 V
4,7 K + 100
V2 = 100 x 10 V =0,208 V
4,7 K + 100
2. V1 = 100 x 10 V =1,754
100 + 470
V2 = 470 x 10 V = 0,824
100 + 470
Tabel 2.3
R ac
1. Vac = x Vs
R ac+ R bc
983
= x 6 V = 2,701
983+1,2
R bc
Vbc = x Vs
R ac+ R bc
1K
= x 6 V = 3,298
0+1 K
R ac
1. Vac = x Vs
R ac+ R bc
883
= x 6 V = 5,248
883+126,4
R ac
2. Vbc = x Vs
R ac+ R bc
126,4
= x 6 V = 0,751
883+126,4
Tabel 2.4
1. Cari Terlebih dahulu Rs nya
Rs = R1 + R2
= 100 + 100
= 200Ω
Karena tabel 2.4 ini adalah rangkaian seri, maka It = I1 = I2, jadi
V
I=
Rs
8
=
200
= 0,04A
2. Rs = 470 + 100
= 570Ω
Maka,
V
I=
Rs
8
=
570
= 0,014A
Tabel 2.5
V
1. I1 =
R1
6
=
100
= 0,06A
V
I2 =
R2
6
=
100
= 0,06A
It = I1 + I2
= 0,06 + 0,06
= 0,12A
V
2. I1 =
R1
6
=
1000
= 0,006A
V
I2 =
R2
6
=
470
= 0,012A
It = I1 + I2
= 0,006 + 0,012
= 0,18A
Tabel 2.6
V = 6 Volt
1. Diparalelkan dulu
R 2. R 3
Rp =
R 2+ R 3
100.100
=
100+100
10.000
=
200
= 50Ω
Lalu diserikan
Rs = R1 + Rp
= 100 + 50
= 150Ω
Setelah itu cari Arus totalnya ( I1)
V
It =
Rs
6
=
150
= 0,04
Maka
R2
I2 = x¿
R 2+ R 3
100
= x 0,04
100+100
4
=
200
= 0,02
R3
I3 = x¿
R 2+ R 3
100
= x 0,04
100+100
4
=
200
= 0,02
R 2. R 3
2. Rp =
R 2+ R 3
1000.3 .300
=
1000+3.300
3.300.000
=
4.300
= 767,44Ω
Rs = R1 + Rp
= 470 + 767,44
= 1.237,44Ω
V
It =
Rs
6
=
1.237,44
= 0,0048
R2
I2 = x¿
R 2+ R 3
1.000
= x 0,0048
1.000+3.300
4,8
=
4.300
= 0,0011
R3
I3 = x¿
R 2+ R 3
3.300
= x 0,0048
1.000+3.300
15,84
=
4.300
= 0,0036
V = 8 Volt
R 2. R 3
1. Rp =
R 2+ R 3
100.100
=
100+100
10.000
=
200
= 50Ω
Rs = R1 + Rp
= 100 + 50
= 150Ω
V
It =
Rs
6
=
150
= 0,053
R2
I2 = x¿
R 2+ R 3
100
= x 0,053
100+3.300
5,3
=
200
= 0,026
R3
I3 = x¿
R 2+ R 3
100
= x 0,053
100+100
5,3
=
200
= 0,026
R 2. R 3
2. Rp =
R 2+ R 3
1000.3 .300
=
1000+3.300
3.300.000
=
4.300
= 767,44Ω
Rs = R1 + Rp
= 470 + 767,44
= 1.237,44Ω
V
It =
Rs
8
=
1.237,44
= 0,0064
R2
I2 = x¿
R 2+ R 3
1.000
= x 0,064
1.000+3.300
6,4
=
4.300
= 0,0011
R3
I3 = x¿
R 2+ R 3
3.300
= x 0,0064
1.000+3.300
2,112
=
4.300
= 0,0004
BAB 6
EVALUASI
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Hambatan dalam voltmeter pada rangkaian 2.1 dibuat besar agar arus yang mengalir pada
tahanan dalam voltmeter kecil sehingga dapat terhindar dari kerusakan
2. Besar tegangan R1 ( 4,7K ) dan R2 ( 100 ) adalah 10 V, jika dihitung secara teori, maka :
Rs = R1 + R2
= 4.700 + 100
= 4.800Ω
V
I=
Rs
10
=
4.800
= 0,002A
Maka,
VR1 = I . R1
= 0,002 . 4,7 K
= 9,4 V
VR2 = I . R2
= 0,002 . 100
= 0,2 V
Jadi besarny tegangan pada R1 jika dihitung secara teori adalah 9,4 V dan R2 sebesar 0,2 V
3. Jika dilihat dari rumus output potensioner
R2
Vout = Vin x R 1+ R 2
Maka dari rumus tersebut kita dapat R1 (100) dan R2 (900)(tabel 2.3 nomor 2):
900
Vout = 6 x
100+900
900
=6x
1000
= 6 x 0,9
= 5,4 V
Jadi tegangan output potensioner tersebut adalah 5,4 V
6. kesimpulan yang didapatkan setelah praktek ini adalah jika sebuah rangkaian berbentuk seri
maka arusnya akan sama dan tegangannya berbeda. Tapi jika rangkaian tersebut berbentuk
paralel maka tegangannya akan sama, namun arusnya berbeda. Serta pengaruh tahanan dalam
alat ukur juga mempengaruhi hasil pengukuran meskipun tidak terlalu berbeda. Semakin besar
nilai hambatan maka arus yang melewatinya akan semakin kecil,begitupun sebaliknya semakin
kecil nilai hambatan, maka arus yang melewatinya semakin besar.