ب ِ ف اللَّي ِْل َوال َّن َه ٍ ار آَل َيا ِ ْت َواَأْلر ْ ض َو ِ اخ ِتاَل ِ ِإنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا 190 : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
َ ت ٰ َه َذا بَاطِ اًل ُسب َْحا َن
ك َفقِ َنا ِ ْت َواَأْلر َ ض َر َّب َنا َما َخ َل ْق ِ ُون فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا َ وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر َ ِين َي ْذ ُكر ِ ُون هَّللا َ قِ َيامًا َو ُقعُو ًدا َو َع َل ٰى ُج ُن َ الَّذ ِ اب ال َّن ار َ َع َذ 191 : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
II ( HUKUM BACAAN ) nun sukun, tanwin, & mim sukun
- idgham bigunnah : apabila nun mati atau tanwin bertemu ( ي ن م وmendengung) - idgham bilagunnah : Apabila nun mati atau tanwin bertemu ( ل رdimasukkan namun tidak berdengung) - ikhfa hakiki : Apabila nun mati atau tanwin bertemu ك ( ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف قdibacanya dengan samar- samar) - iqlab : Apabila nun mati atau tanwin bertemu ( بmeleburkan) - idzhar halki : apabila nun mati atau tanwin bertemu ( ا ع غ ح خ هاjelas, terang.) || - Ikhfa Syafawi : apabila mim mati bertemu ( ب mim mati dengan diiringi dengungan ) - Idgham Mimi : Apabila mim mati bertemu ( مmelebur menjadi satu ) - Idzhar Syafawi : Apabila mim mati bertemu ا ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ه ي ( jelas meski mulut tertutup )
III ( ARTI HADITS TENTANG BERPIKIR KRITIS )
- ْض ًة َعلى ُك ّل مُسْ ل ٍِم ووضِ عً الع ِْل ِم عِ ْندَ َغ ْيرُأهْ لِ ِه َ س ِابْنُ َمالِكٍ َق َل َقا َل َرس ُْول هللا صلى هللا عليه وسلـم َط َلبُ ْالع ِْلم َفرْ ي ٍ عْ نْ اَ َن َّ َ َك ُمقِلِّ ِد ْال َخ َنا ِز ْي ِر ْل َج ْو َه َرولَلْؤ لَُؤ َوال ذ َهArtinya : Artinya: "Sesungguhnya Allah,para malaikat ب Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia" [Hadits Abu Umamah Al Bahili di Riwayat oleh Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syehk Al Albani]. IV ( MAKNA AL-KAYYIS ) Diriwayatkan dari sahabatSyadad bin Aus r.hu, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda, “Orang cerdas (al-Kayyis) adalah orang yang menghisab[mengevaluasi]dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.Adapunorang lemah adalah orang yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt.” - eorang yang cerdas, yang kecerdasannya di atas rata-rata kaumnya atau shantrinya, dikarenakan seorang kiai selalu melakukan muhasaba terhadap diri sendiri, dan fokus perjuangan selalu diorientasikan kepada kehidupan setelah mati. V ( HUKUM BACAAN AL-IMRAN 191 ) ت ٰ َه َذا َ ض َر َّب َنا َما َخ َل ْق ِ ْت َواَأْلر ِ ُون فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا َ وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر َ ِين َي ْذ ُكر ِ ُون هَّللا َ قِ َيامًا َوقُعُو ًدا َو َع َل ٰى ُج ُن َ الَّذ ِ اب ال َّن ار َ ك َفقِ َنا َع َذ َ بَاطِ اًل ُسب َْحا َن - idgham bigunnah : apabila nun mati atau tanwin bertemu ( ي ن م وmendengung) - ikhfa hakiki : Apabila nun mati atau tanwin bertemu ك ( ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف قdibacanya dengan samar- samar) - mad arid : terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i ( ) ـــــَـــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; ْو ـــــــُـــــــketemu dengan huruf hijaiyah (hidup) berharokat Fathah, Kasra, Dhammah Fathatain, Kasratain, dan Dhammatain ( ) ـــــَـــــــــِــــــــُـــــــــــــًــــــــــــٍـــــــــــٌــــــdan ini ada dalam satu kata/kalimat.
VI ( ASBABUN NUZUL AL-IMRAN 159 )
-Asbābun Nuzūl adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan. Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 159 ayat 159 surat Ali Imran ini turun ketika Perang Uhud yang melibatkan kaum muslim di Madinah dan kaum kafir quraisy. Konon, pecahnya perang yang terjadi di tahun 625 M ini tidak luput dari kekalahan kaum quraisy dalam Perang Badar setahun sebelumnya. VII ( KANDUNGAN AL-IMRAN 190-191 ) dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, serta semua fenomena alam tersebut terdapat tanda- tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal yakni mereka yang memiliki akal murni tanpa diselubungi oleh kabut ide yang melahirkan kerancuan, Dan memiliki kesadaran bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia