0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan13 halaman
Mata kuliah ini membahas tentang manajemen pengadaan dan proses pembelian barang dan jasa untuk kebutuhan produksi perusahaan. Ada dua metode pembelian yaitu pembelian rutin untuk barang standar dan tender/lelang untuk barang yang belum memiliki supplier tetap. Kriteria pemilihan supplier penting untuk memastikan kesesuaian dengan strategi supply chain perusahaan.
Mata kuliah ini membahas tentang manajemen pengadaan dan proses pembelian barang dan jasa untuk kebutuhan produksi perusahaan. Ada dua metode pembelian yaitu pembelian rutin untuk barang standar dan tender/lelang untuk barang yang belum memiliki supplier tetap. Kriteria pemilihan supplier penting untuk memastikan kesesuaian dengan strategi supply chain perusahaan.
Mata kuliah ini membahas tentang manajemen pengadaan dan proses pembelian barang dan jasa untuk kebutuhan produksi perusahaan. Ada dua metode pembelian yaitu pembelian rutin untuk barang standar dan tender/lelang untuk barang yang belum memiliki supplier tetap. Kriteria pemilihan supplier penting untuk memastikan kesesuaian dengan strategi supply chain perusahaan.
Disampaikan pada kuliah Dosen Pengasuh : IR. AMRIN RAPI, M.T.
Program Studi MLIE Politeknik APP Jakarta MANAJEMEN PENGADAAN • Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input berupa barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi atau kegiatan lain dalam perusahaan. • Pada perusahaan manufaktur, barang yang harus dibeli oleh pengadaaan bisa diklasifikasikan : • Bahan baku atau komponen untuk kebutuhan produksi; • Capital equitment seperti mesin da peralatan jangka panjang lainnyma; • Suku cadang mesin, alat tulis kantor, dsb-nya yang biasa dinamakan Maintenance, Repair and Operating supplies (MRO) • Bagian pengadaan juga bertugas menyediakan jasa seperti jasa transportasi, pergudangan, jasa konsultasi, dsb-nya. Tugas-tugas bagian pengadaan, tidak hanya bertugas untuk melakukan kegiatan rutin pembelian (seperti membuat PO, memeliharan basis data supplier, memonitor pengiriman, dll), tetapi mempunyai peran : • Merancang hubungan yang tepat dengan supplier, hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek, bagian pengadaan ditugaskan untuk merancang relationship portfolio untuk semua supplier. • Memilih supplier • Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok; • Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier; • Melakukan pembelian; • Mengevaluasi kinerja supplier. Proses Membeli • Pembelian bisa dilakukan melalui proses tender atau pembelian rutin, pembelian rutin biasanya berlaku untuk item-item yang suppliernya jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara supplier dengan perusahaan. • Proses tender dan lelang dilakukan untuk item-item yang suppliernya masih harus dipilih. Pembelian Rutin • Dilakukan untuk item-item yang kebutuhannya berulang (repetive), item- item standar, proses membeli meliputi : 1. Bagian yang membutuhkan mengirimkan permintaan pembelian ke bagian pengadaan. Dokumen permintaan pembelian biasanya dinamakan Purchase Requisition (PR) atau Material Requisition (MR) 2. Bagian pengadaan akan mengevaluasi MR/PR, kemudian akan ditindaklanjuti oleb bagian pengadaan dengan mengirimkan Purchase Order (PO) ke supplier yang dianggap tepat. Pada PO biasanya tertulis deskripsi item yang diminta, jumlah, satuan, harga satuan, dan harga totalnya. Di bagian belakang PO biasanya tercantum aturan-atura (term and conditions). PO biasanya dibuat beberapa rangkap dengan tembusan ke bagian gudang (untuk keperluan penerimaan), bagian akuntansi (untuk keperluan pembayaran) dan ke bagian yang membutuhkan (user). 3. Begitu supplier sepakat untuk memenuhi PO tersebut, bagian pengadaan harus secara proaktif memonitor perkembangan pengirimannya agar tidak terjadi keterlambatan. Apabila ada perubahan waktu kebutuhan, perusahaan mungkin harus melakukan percepatan (expedite) atau memundurkan pengiriman. 4. Pada saat pesanan datang, bagian gudang berkewajiban untuk mengecek benar atau tidaknya item yang dikirim serta jumlah dan kualitasnya. Apabila prosedur formal diperlukan untuk pengecekan kualitas (incoming Inspection). 5. Bagian akuntansi akan menyelesaikan pembayaran sesuai dengan term pembayaran yang berlaku. Pembelian dengan Tender/ Lelang Pembelian dengan metode tender atau lelang dilakukan apabila tidak memungkinkan untuk mengirim PO ke supplier setelah ada PR atau MR dari bagian yang membutuhkan barang atau jasa. Hal ini disebabkan beberapa hal : • Merupakan perusahaan milik negara mengharuskan pembelian dengan sistem tender; • Barang atau jasa yang akan dibeli bukan merupakan barang/jasa yang standar, sehingga perusahaan belum memiliki supplier yang tetap, barang/ jasa tersebut memiliki spesifikasi teknis yang cukup kompleks dan tidak akan dibeli berulang-ulang (repetitive) • Pada proses tender, tidak ada kesempatan bagi para peserta (supplier) untuk merevisi harga yang telah ditawarkan, harga penawaran bersifat rahasia dan tidak diperlihatkan ke peserta yang lain. • Proses lelang, peserta diundang untuk datang (secara fisik atau internet) untuk mengikuti proses lelang, pada saat lelang berlangsung peserta bisa melihat harga yang ditawarkan oleh peserta yang lain dan mereka boleh merevisi (menurunkan) harga sampai pada batas waktu lelang yang ditetapkan. Secara umum proses tender : 1. Bagian yang membutuhkan barang/jasa (user) mendefinisikan kebutuhan secara umum, mungkin kebutuhan ini masih merupakan konsep umum (karena barang/jasa yang dimaksud belum jelas) atau sudah cukup detail (kalau barang/jasa tersebut sudah cukup jelas). 2. Bagian yang bersangkutan (user) mengirimkan sejenis Purchase Requisition) ke bagian pengadaaan. 3. Bagian pengadaan akan mengirimkan Request for Quotation (RFQ) atau Request for Proposal (RFP) ke supplier yang potensial. 4. Secara paralel dengan langkag diatas bagian pengadaan dan bagian yang membutuhkan barang/jasa membuat kriteria penilaian penawaran (quotation) atau proposal yang masuk. 5. Untuk kasus-kasus tertentu, perusahaan terkadang harus mengundang calon-calon supplier untuk menjelaskan secara rinci tentang barang/jasa yang dibutuhkan. 6. Setelah penawaran/proposal terkumpul, perusahaan akan melakukan proses seleksi. 7. Setelah pemenang ditentukan, bagian pengadaan akan menindaklanjutinya dengan membuat kontrak dengan supplier, pada tahap ini kemungkinan harus terjadi negosiasi klausul-klausul kontrak. 8. Bagian pengadaan selanjutnya akan mengirimkan PO untuk secara formal meminta pasokan barang/jasa sejumlah tertentu dengan harga dan waktu yang disepakati. 9. Proses selanjutnya berupa pemantauan pengiriman atau penyampaian jasa pembayaran. Kriteria Pemilihan Suppler • Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam pemilihan supplier, kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. • Setiap kriteria memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Teknik- teknik multi-criteria decision making, seperti AHP (Analytical Hierarchy Process) bisa digunakan untuk memilih atau merangking calon-calon supplier dengan memperhatikan berbagai kriteria yang memiliki bobot yang berbeda-beda. • Dengan munculnya internet kegiatan pengadaan banyak mengalami perubahan. Perusahaan saat ini banyak aktivitas pengadaan secara online. • Ada berbagai macam aplikasi internet dalam konteks pengadaan, kecocokannya tergantug pada berbagai hal, termasuk karakteristik item yang dibeli dan model hubungan yang diinginkan dengan supplier • E-catalogue • E-auction Sumber Pustaka • I Nyoman Pujawan, Mahendrawathi, 2017, Supply Chain Management, Penerbit Andi Yogyakarta