Anda di halaman 1dari 6

Definisi Outbound

Outbound Training – Outbound berasal dari kata out of boundaries yang merupakan istilah di
bidang kelautan, artinya keluar dari batas. Arti menurut istilah Outbond merupakan proses
mencari pengalaman melalui alam terbuka. Kegiatan ini sudah dimulai sejak zaman Yunani
kuno. Sedangkan dalam bentuk pendidikan formal, dimulai sejak 1821, ditandai dengan
didirikannya Round Hill School, di Inggris. Tetapi secara sistematik kegiatan ini baru
dipopulerkan di Inggris tahun 1941.
Lembaga pendidikan outbond dibangun oleh seorang pendidik berkebangsaan Jerman bernama
Kurt Hahn yang bekerjasama dengan pedagang Inggris bernama Lewrence Holt. Kedua orang
ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (adventured based education). Jamaludin
Ancok. Outbound Management Training. ( Jogyakarta : UII Press 2003 ). hal 2.

Pengertian Outbound
Pengertian Outbound menurut ahli
Outbound Training – Outbound adalah salah satu metode pembelajaran melalui experiental
learning. Bentuk kegiatannya aplikasi game-game yang ringan, setiap game dalam kegiatan
outbound mengandung makna yang dalam, filosofis, dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang
bermanfaat serta membangun karakter ke arah kesuksesan dalam kehidupan, baik kesuksesan
di tingkat individu maupun kesuksesan tim/kelompok. Metode outbound merupakan metode
yang paling efektif dalam mengakomodasi/kebutuhan tuntutan terhadap hasil suatu pelatihan.
metode ini efektif dalam membangun pemahaman terhadap suatu konsep dan membangun
prilaku karakter individu. Karakter akan tertanam dan akan menjadi pribadi individu yang lebih
baik.
Adrianus dan Yufiarti (2006:44) mengatakan bahwa “pada kegiatan outbound terdapat unsur-
unsur pengembangan kreativitas, komunikasi, mendengarkan efektif, kerjasama, motivasi diri,
kompetisi, problem solving dan percaya diri.” Melalui pengalaman belajar sistem outbound
maka individu akan lebih peka terhadap tugas yang dimilikinya, lebih kreatif serta tertanam
nilai-nilai kejujuran. Kejujuran akan terwujud dengan belajar berkompetisi yang tepat sesuai
aturan, kepribadian yang termotivasi pada hal yang lebih positif akan tertanam nilai kejujuran
yang lebih besar.
Dan, (As‟adi Muhammad 2009), Outbound training adalah permainan yang dapat me-refresh
pikiran dan menambah kecepatan kita, di situ terdapat pula konsep-konsep, materi, dan tujuan
tertentu yang harus kita lakukan dan harus dicapai.
Kegiatan outbound mempunyai arti kegiatan di luar ruangan tersebut mengandung unsur
permainan, edukasi, serta rekreasi. Melalui permainan-permainan ringan yang menarik, peserta
dihadapkan pada suatu tantangan untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan sejenak
melepaskan atribut masing-masing. Sehingga diharapkan tercipta suasana keakraban,
kebersamaan serta kerjasama tim yang nantinya bermanfaat dalam mengatasi permasalahan
yang lebih besar (Umar, 2011).
Menurut Gass (1993) (Ancok, 2013: 3) bahwa metode pelatihan dengan cara permainan di alam
terbuka yang kemudian dikenal dengan outbound training juga dapat digunakan untuk
kepentingan terapi kejiwaan. Aktivitas outbound training dilakukan menggunakan unsur
olahraga dan permainan yang cenderung membuat peserta terlibat langsung secara kognitif
(pikiran), afektif (emosi) dan psikomotorik (gerakan fisik motorik). Sehingga secara psikologis
dapat dijumpai keterangsangan emosi dan fisik motorik pada diri peserta (Ancok, 2013: 6).
Outbound Training adalah metode terbaru dalam menggugah kecerdasan kolektif sebuah tim
kerja. Kecerdasan kolektif dibangun dari kematangan-kematangan individu, kemampuan
koordinasi kilat, kepercayaan antar anggota tim dan semangat yang saling mendukung.
Outbund adalah sebuah desain pelatihan yang dikemas untuk dilakukan diluar ruangan. Selain
mendekatkan diri kepada alam, fungsi rekreatif dan edukatifnya lebih mengena di hati peserta
(Risang Sutawijaya, 2008).
Kegiatan outbound mempunyai arti kegiatan di luar ruangan tersebut mengandung unsur
permainan, edukasi, serta rekreasi. Melalui permainan-permainan ringan yang menarik, peserta
dihadapkan pada suatu tantangan untuk dipecahkan secara bersamasama dengan sejenak
melepaskan atribut masing-masing. Sehingga diharapkan tercipta suasana keakraban,
kebersamaan serta kerjasama tim yang nantinya bermanfaat dalam mengatasi permasalahan
yang lebih besar (Umar, 2011).
Outbound training adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam terbuka (outdoor)
yang menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk kegiatannya berupa simulasi kehidupan
melalui perainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif dan edukatif baik secara individual
maupun kelompok, dengan tujuan untuk mengembangkan diri (personal development) maupun
kelompok (team development). Melalui pelatihan outbound, diharapkan lahir pribadi-pribadi
baru yang penuh motivasi, berani, percaya diri, berpikir kreatif, memiliki rasa kebersamaan,
tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya dan lain-lain (Badiatul muchlisin Asti 2009).
Menurut Susilo (2005: 15) mengatakan bahwa outbound training bermanfaat dalam
membangun kerjasama tim maupun pembentukan sifat sosial yang berperan dalam dukungan
sosial.

Sejarah Outbound
Outbound Training – Ancok (2013) menjelaskan outbound merupakan pendidikan melalui
kegiatan alam terbuka (outbound training) dilakukan pada tahun 1821 saat didirikannya Round
Hund School sebagai tempat dimana orang-orang berkumpul untuk belajar tentang segala hal
dengan menggunakan kebebasan arena yang sangat mendukung berjalannya proses belajar.
Hasil penelitian bahwa salah satu kegiatan bermain outdoor berupa ice breaking dapat
meningkatkan keterampilan sosial siswa diantaranya kejujuran (Bakhtiar, 2015).
Pendidikan melalui kegiatan outbound dimulai pada tahun 1941 di Inggris. Lembaga
pendidikan outbound ini dibangun oleh seorang pendidik kebangsaan jerman bernama Kurt
Hahn yang bekerjasama dengan seorang pedagang Inggris bernama Lawrence Holt. Kedua
orang ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (andventure base education). Dalam
kegiatan pendidikan tersebut petualangan dilakukan dengan menggunakan kapal layar kecil
disertai tim penyelamat untuk mendidik para pemuda pada zaman perang. Pendidikan bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran dikalangan kaum muda bahwa tindakan mereka membawa
konsekuensi dan menumbuhkan kebersamaan dan kasih sayang kepada orang lain (Ancok,
2013)
Dengan menggunakan metode, media dan pendekatan yang dilakukan oleh sekolah Outward
Bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan yang diajarkan Dr.
Hahn sebagai Adventure Education atau Experiental Learning (EL). Setelah berakhirnya
Perang Dunia II, metode pelatihan ini berkembang pesat dan mulai ditiru di banyak tempat
bahkan sampai keluar wilayah Eropa.
Metode Training Outbound di alam terbuka yang dikembangkan Hahn berfungsi sebagai katalis,
sebagai medium perubahan dan membantu setiap peserta untuk lebih dapat mengenal
kelemahan dan kelebihan masing--masing individu. Metode management Outbound tersebut
kemudian dikenal dengan outward bound dan kemudian menjalar ke berbagai penjuru dunia,
termasuk Indonesia.

Tujuan Pelatihan Outbound


Outbound Training – Tujuan outbound secara umum untuk menumbuhkan rasa percaya dalam
diri guna memberikan proses terapi diri (mereka yang berkelainan) dalam berkomunikasi, dan
menimbulkan adanya saling pengertian, sehingga terciptanya saling percaya antar sesama.
Outbound sendiri mengedepankan kegiatan permainan yang mampu menumbuhkan motivasi
pada diri pesertanya. Biasanya pola permainan yang diadakan melibatkan kerjasama antar team
ataupun masing-masing individu itu sendiri, melatih pikiran dan aktifitas fisik yang memiliki
unsur positif. Maka dari itu outbound adalah pilihan tepat bagi semua orang dalam pelatihan
pengembangan diri yang fun dan menarik serta tidak membosankan. (Jamaludin Ancok,
Outbound Management Training, hal 3).

Manfaat Pelatihan Outbound


Outbound Training – Secara umum manfaat-manfaat dari kegiatan outbound ini adalah untuk
meningkatkan keberaninan dalam bertindak maupun dalam berpendapat. Kegiatan outbound
membentuk pola pikir kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam
berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang menuju sebuah
pendewasaan diri. Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif
dalam perkembangan seseorang (As‟adi Muhammad 2009).

Sedangkan menurut Badiatul Muchlisin menyebutkan manfaat dari kegiatan di alam terbuka
(outbond), diantaranya :
1. Komunikasi efektif (effective communication) ; adalah pertukaran informasi, ide,
perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik
antara pemberi pesan dan penerima pesan.
2. Pengembangan tim (team building) ; adalah aktivitas yang digunakan untuk
meningkatkan hubungan sosial dengan mendefinisikan peran masing-masing individu
dalam suatu tim yaitu dengan melakukan kolaborasi dari berbagai tugas.
3. Pemecahan Masalah (problem solving) ; adalah usaha mencari penjelasan dan jawaban
dari setiap masalah yang dihadapi.
4. Kepercayaan Diri (Self confidence) ; ekspetasi kepada pencapaian yang mampu
dilakukan seseorang berdasarkan evaluasi atas kemampuan dan performanya terdahulu.
Ketika kita yakin pada kemampuan diri, maka cenderung semakin termotivasi mencapai
tujuan dan memiliki motivasi yang lebih tinggi.
5. Kepemimpinan (Leadership) ; adalah keterampilan praktis yang mencakup kemampuan
seseorang atau sebuah organisasi untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim,
atau seluruh organisasi.
6. Kerja sama (Sinergi)
7. Permainan yang menghibur dan menyenangkan (fun games)
8. Konsentrasi/ fokus (concentration)
9. Kejujuran/sportivitas (Mulyono & Badiatul Muchlisin Asti. Smart games for Outbond
Training. (Jokjakarta : Diva Press. 2008). Hal 39.)

Tahapan dalam Outbound Training


Outbound Training – Menurut Jamaludin Ancok, Outbound Management Training, hal : 6-16,
teradapat 4 (empat) tahapan dalam outbound training yaitu :

1. Pembentukan pengalaman (experience); Pada tahap ini peserta dilibatkan dalam setiap
kegiatan atau permainan dalam outbound bersama dengan yang lainya dalam tim atau
kelompok. Kegiatan yang berupa permainan dalam outbound merupakan salah satu
bentuk pemberian pengalaman secara langsung pada anak. Pengalaman langsung
tersebut akan dijadikan sarana untuk menimbullkan pengalaman intelektual,
pengalaman emosional, dan pengalaman yang bersifat fisik pada anak. Pada kegiatan
outbound pengalaman yang ditimbulkan diusahakan sesuai dengan kebutuhan.
2. Perenungan pengalaman (reflect); Tahap ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman
yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Setiap anak mengungkapkan
pengalaman pribadi yang dirasakan pada saat melakukan kegiatan. Pada yang dirasakan
secara intelektual, emosional, dan fisikal.
3. Pembentukan konsep (form concept); Pada tahap ini anak mencari makna dari
pengalaman intelektual, emosional, dan fisikal yang diperoleh dari keterlibatan dalam
kegiatan. Tahap ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi.
4. Pengujian konsep (test concept); Pada tahap ini anak diajak diskusi guna mengetahui
sejauh mana suatu konsep dapat dikuasai anak. Instruktur juga mengarahkan pertanyaan
untuk mengetahui apakah anak dapat mengambil pelajaran dari kegiatan outbound dan
apakah anak kira-kira mampu menerapkannya di kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai