Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ushul fiqih sebagai ilmu metodologi penggalian hukum mempunyai peranan penting dalam
ranah keilmuan agama Islam khususnya dalam ilmu hukum islam atau ilmu fiqih. Pembahasan
dari segi kebahasaan atau kajian lughawiyah, sangat penting sekali ditelaah karena sumber
hukum islam yaitu al-Qur‟an dan al-Hadist menggunakan bahasa arab yang mempunyai banyak
makna yang terkandung didalamnya. Ilmu Ushul Fiqih adalah ilmu yang sangat diperlukan bagi
setiap muslim yang ingin mengetahui dan mengistimbathkan hukum dari dalil-dalil syar‟i,
terutama untuk mengetahui hukum-hukum dari peristiwa atau hal baru yang tidak terjadi pada
masa Rasulullah SAW. Karena zaman selalu berkembang, sedangkan Al-Qur‟an dan Hadits sudah
tidak akan ada penambahan dan perubahan karena memang segalanya sudah tercakup di dalam
Al-Qur‟an.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian Amar, dan jelaskan yang berkaitan dengan Amar ? 2.
Apakah pengertian Nahi, dan jelaskan yang berkaitan dengan Nahi ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Amar, dan jelaskan yang berkaitan dengan Amar ? 2.
Untuk mengetahui pengertian Nahi, dan jelaskan yang berkaitan dengan Nahi ?
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Amar
Menurut bahasa arab, Amar artinya perintah, menurut istilah Amar adalah suatu lafadz yang
didalamnya menunjukkan tuntutan untuk megerjakan suatu perkerjaan dari atasan kepada
bawahan. Dari definisi
tersebut dapat dipahami bahwa Amar itu tidak hanya ditunjukkan pada lafadz-lafadz yang
memakai sighat (bentuk kata) Amar saja, tetapi ditunjukkan pula oleh semua bentuk kata yang
didalamnya mengandung arti perintah. Jadi Amar merupakan suatu permintaan untuk
mengerjakan sesuatu yang sifatnya mewajibkan/mengharuskan.1
‫اََأْل ْم ُر َطلَبُ ْالفِعْ ِل م َِن اَأْلعْ لَى ِإلَى اَأْل ْد َنى‬
“Amar (perintah) dari yang lebih tinggi tingkatannya kepada yang lebih rendah”2
Hakikat pengertian amar (perintah) ialah Lafal yang dikehendaki supaya orang mengerjakan
perintah apa yang dimaksudkan. Menurut Ali Hasbullah menyatakan bahwa amar berarti suatu
tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah
kedudukannya. Dalam hal ini, tidak diharuskan bahwa orang yang menyuruh lebih tinggi
derajatnya dari orang yang disuruh, walaupun perintah tersebut tidak akan ditaati oleh yang
disuruh itu, karena
derajatnya lebih tinggi daripada yang menyuruh. Sebagian ulama mensyaratkan bahwa orang
yang menyuruh harus lebih tinggi derajatnya daripada orang yang disuruh, yakni dalam hal ini
Allah kepada hambanya.

Anda mungkin juga menyukai